Anda di halaman 1dari 3

SURAT PERJANJIAN GANTI RUGI

Surat perjanjian ganti rugi atas terjadinya kehilangan satu unit kendaraan mobil dengan plat nomor
_________________ pada hari ___________, tanggal _____, bulan __________, tahun __________.
Tempat kejadian perkara :

__________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________.

Kami yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing:

Nama : WAWAN HENDRAWAN

Nomor KTP : 3202110503790003

Umur : 43

Pekerjaan : KARYAWAN SWASTA

Alamat : Kp. Pasar 003/003, Karangtengah, Kec. Cibadak, Kab. Sukabumi 43315.

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA yang bertanggung jawab,

Nama :

Nomor KTP :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA pemilik kendaraan mobil,

Sehubungan dengan telah hilangannya kendaraan yang terjadi di waktu dan lokasi yang disebutkan
diatas, antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan musyawarah pertanggung
jawaban atas kehilangan tersebut, maka kami PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat berdamai.
Dengan kesepakatan yang diatur pada pasal-pasal berikut:

PASAL 1

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan sadar dan tanpa paksaan telah saling memaafkan, karena
kami sadar kejadian tersebut terjadi semata-mata atas kehendak Allah SWT dan bukan atas unsur
kesengajaan.

PASAL 2

PIHAK PERTAMA bersedia bertanggung jawab atas penggantian kendaraan tersebut senilai Rp.
65.000.000,- (terbilang enam puluh lima juta rupiah) sebagai biaya penggantian kendaraan, PIHAK
PERTAMA membayar DP kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp. 35.000.000,- (terbilang tiga puluh lima
juta rupiah) pada hari_________, tanggal _____, bulan__________, tahun_________, secara tunai
atau transfer.

PASAL 3

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat bahwa sisa pembayaran oleh PIHAK PERTAMA
dilakukan secara cicilan atau angsuran hingga lunas sesuai sisa nominal diatas, dengan nominal mulai
dari Rp. 500.000,- (terbilang lima ratus ribu rupiah) atau lebih setiap bulannya kepada PIHAK KEDUA
secara tunai atau transfer, setiap pembayaran menggunakan kwitansi atau bukti tertulis lainnya.

PASAL 4

Jika terjadi mogok angsuran pada waktu tertentu dikarenakan Force Majeure atau keadaan memaksa
(overmacht) adalah keadaan di mana PIHAK PERTAMA gagal menjalankan kewajibannya pada PIHAK
KEDUA dikarenakan kejadian yang berada di luar kuasa pihak yang bersangkutan, misalnya karena
sakit berat/kronis, gempa bumi, tanah longsor, epidemik, kerusuhan, perang, huru-hara, meninggal
dunia dan sebagainya. Maka kedua belah pihak Kembali melakukan musyawarah atau membuat
kesepakatan lain dan memperbaharui perjanjian ini.
PASAL 5

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sadar, jujur, tanggung jawab dan tanpa adanya tindakan
diskriminasi, memaksa, terror, dan tindakan melanggar hukum Republik Indonesia selama proses
perjanjian ini berlangsung.

PASAL 6

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyepakati hasil dari musyawarah Perdamaian ini tanpa ada
unsur paksaan dari pihak manapun, dan apabila antara salah satu dari kedua belah Pihak melanggar
pernyataan ini, maka yang melanggar tersebut bersedia dituntut secara hukum yang berlaku di Negara
Republik Indonesia dan perjanjian ini dibatalkan atas kesepakatan Bersama. Perjanjian ini dibuat
rangkap dua untuk masing-masing PIHAK dan berkekuatan hukum yang sama.

Demikian Surat Pernyataan Perjanjian ini kami buat dengan sebenarnya di hadapan saksi-saksi yang
turut menandatangani di bawah ini, semoga kami mentaati seluruh isi surat Perjanjian ini.

Sukabumi,________________________,

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(____________________________) (____________________________)
SAKSI 1 SAKSI 2

(____________________________) (____________________________)
SAKSI 3 SAKSI 4

(____________________________) (____________________________)

Anda mungkin juga menyukai