Anda di halaman 1dari 21

TRAINNING CENTER PONDOK LABU

Reference Materials
Air Conditioning and Heating R-134a, All Caterpillar Machines
Service Manual, (Form No. SENR5664);
DO NOT HEAT

WEAR SAFETY

GLASSES

DO NOT FREEZE

DANGER

Fig. 1.2.1

REFRIGERANT HFC-134A

Unsur dasar yang digunakan pada air conditioning systems dinamakan


"refrigerant." Banyak jenis refrigerants yang dapat digunakan. Faktanya
bahwa, zat cair apapun yang dapat mendidih pada suhu yang mendekati
titik beku air dapat digunakan sebagai refrigerant. Namun, refrigerant
yang baik harus bebas dari racun dan bebas dari sifat meledak.
Refrigerant juga harus noncorrosive, tidak berbau dan dapat bercampur
dengan oli.

Refrigerant yang biasa digunakan pada Air Conditioning System pada


mobil dikenal sebagai "Refrigerant HFC-134a." HFC-134a terbuat
dari Hydrogenated Fluorocarbons. HFC-134a memiliki keuntungan
yang sama dengan R-12 plus HFC-134a yaitu tidak membahayakan
atmosfir.
Peringatan keselamatan harus diikuti saat melakukan perbaikan pada air
conditioning system, pengoperasian air conditioning pada unit atau
penanganan refrigerants.
1. Jangan mengelas atau steam clean dekat dengan kendaraan yang
sedang dilakukan pemasangan lines air conditioning . Panas dapat
berakibat tekanan berlebih pada refrigerant.
2. Jangan memindahkan refrigerant dalam satu bagasi
penumpang kendaraan.

3. Jangan membuang refrigerant pada api terbuka, suhu tinggi


atau sinar matahari langsung.
4. Gunakan kaca mata pengaman. Percikan refrigerant yang
mengenai mata dapat mengakibatkan cedera serius.
5. Jangan gunakan panas berlebih pada tempat penampungan
refrigerant selama proses pengisian. Jangan sekali kali terkena
panas langsung. Gunakan penampung air yang suhunya tidak
melebihi 52°C (125°F).
6. Jangan membuang refrigerant ke atmosfir. Karena dapat
merusak lapisan ozon bumi, Refrigerant 12 gas yang beracun
tidak berwarna dan sangat mematikan saat terbuka dan dapat
mengakibatkan nyala api.
7. Selalu bekerja pada area ventilasi yang baik. Menghisap
refrigerant, walau hanya sedikit, dapat berakumulasi dan
mengakibatkan sakit kepala ringan. Refrigerants juga dapat
mengakibatkan iritasi mata hidung dan tenggorokan.
8. Jangan mengelas atau steam clean pada air
conditioning system. Tekanan berlebih dapat
meningkat pada system.
9. Jangan mencampur R-134a dengan udara untuk
melakukan pengecekan kebocoran. Saat tekanan turun
campuran dapat meledak.
10. Saat pengisian system dengan engine running, pastikan
high pressure gauge valve tertutup.
11. Hati hati saat engine running dan pastikan area bebas dari
komponen yang berputar.
12. Jangan memperbaharui atau memindahkan refrigerant
ketangki pembuangan. Selalu gunakan DOT tank yang
disetujui. Lihat untuk DOT4BA atau DOT4BW pada tangki.
13. Jangan mengisi tangki penyimpanan lebih dari 80% dari
rating gross weight.
Fig. 1.2.2

DASAR AIR CONDITIONING SYSTEM

Diperlihatkan Refrigerant-HFC-134a pada botol yang terbuka pada suhu


ruangan. Saat tekanan atmosfir (14.7 psi), HFC-134a menguap pada -
27°C (-16°F). Panas pada ruangan mengakibatkan refrigerant menguap.
Saat refrigerant menguap, mengikat panas dari area sekitarnya.
Kehilangan panas membuat area sekitar menjadi dingin. Namun, sistem
tersebut tidak economic dan tidak baik buat atmosfir.
COMPRESSOR

Fig. 1.2.3

Pada gambar 1.2.3, Kompressor dan botol high pressure telah


ditambahkan. Saat cairan refrigerant menguap, Uap mengalir melalui
saluran (hose) menuju ke kompressor. Kompressor menaikan tekanan uap
dan intensitas panas(nilai panas). Selama suhu yang diukur dengan
intensitas panas, suhu uap meningkat. Tekanan menjadi tinggi,Suhu uap
yang tinggi masuk kebotol high pressure. Suhu pada uap yang bertekanan
tinggi lebih tinggi dari pada suhu area sekitar. Mengakibatkan, panas
mengalir dari uap yang bertekanan tinggi ke area sekitar. Uap yang
bertekanan tinggi menjadi dingin dan berubah menjadi cairan bertekanan
tinggi.
COMPRESSOR

Fig. 1.2.4

Untuk melengkapi system ini dengan menambah hose untuk


menghubungkan botol cairan bertekanan tinggi ke botol cairan
bertekanan rendah. Dan orifice dipasang pada hose untuk menjaga
perbedaan tekanan antara cairan bertekanan tinggi dan cairan
bertekanan rendah.

Pada saat cairan refrigerant pada botol bertekanan rendah menguap,


proses menguap tersebut mengumpulkan panas pada area sekitar. low
pressure refrigerant menguap mengalir melalui hose menuju ke
kompressor. Kompressor menaikan tekanan dan suhu dari uap dan
menyimpannya pada botol high pressure . Tekanan menjadi tinggi, suhu
uap yang tinggi melepaskan panas ke area sekitar yang lebih dingin,
mengakibatkan uap bertekanan tinggi menjadi dingin dan berkondensasi
menjadi cairan bertekanan tinggi. Cairan refrigerant bertekanan tinggi
mengalir melalui hose dan orifice ke botol cairan refrigerant bertekanan
rendah. Cairan refrigerant bertekanan rendah menguap, dan berulang
seterusnya.
EVAPORATOR BLOWER FAN
Fig. 1.2.5

AIR CONDITIONING SYSTEMS DAN KOMPONEN

Orifice Tube System

Standarnya air conditioning system memiliki 5 dasar komponen:

Kompressor -Menaikan tekanan dan suhu dari uap refrigerant

Condenser
-Memindahkan panas uap refrigerant yang
bertekanan dan bersuhu tinggi mengakibatkan uap
berubah menjadi cairan refrigerant bertekanan
tinggi
In-line dryer
-Terdiri dari desiccant dan orifice tube. Quick
disconnects agar in-line dryer mudah diganti saat
diperlukan penggantian
Evaporator
-Tempat cairan refrigerant bertekanan rendah
menguap, mengumpulkan panas dari area sekitar
Accumulator
-Bertugas sebagai pemisah cairan/uap dan
memastikan hanya uap yang sampai ke
kompressor

Pada orifice tube system, cairan refrigerant yang meninggalkan


evaporator dapat merusak kompressor. Sehingga, dipasang
accumulator yang diletakkan pada suction line setelah evaporator.
Accumulator bertugas sebagai pemisah cairan/uap dan
memastikan hanya uap yang dapat mencapai kompressor.
Pada beberapa orifice tube system, orifice tube diletakkan pada
saluran low pressure liquid line ke evaporator dan desiccant
didalam accumulator.
Pada sistem ini dengan in-line dryer, desiccant berada didalam
dryer.
COMPRESSOR
INTAKE EXHAUST INTAKE EXHAUST PASSAGE PASSAGE PASSAGE PASSAGE

INTAKE STROKE COMPRESSION STROKE

Fig. 1.2.6
Compressor

Dua fungsi dari kompressor adalah:


-Menaikan suhu dan tekanan gas refrigerant dari evaporator
-Mengsirkulasikan refrigerant kedalam system.

Kompressor memiliki reed valves untuk mengkontrol masuk dan


keluar gas refrigerant selama pompa beroperasi.
Saat piston bergerak kebawah didalam bore, suction reed valve terbuka
dan discharge reed valve tertutup. Tekanan rendah, menghisap gas
refrigerant secara menyeluruh dari evaporator menuju kompressor. Saat
piston bergerak keatas didalam bore, piston menekan gas, mengakibatkan
kenaikan pada nilai panas.
Selama pengukuran suhu pada nilai panas, suhu pada gas meningkat.
Tekanan pun meningkat, gas bersuhu tinggi menutup suction reed valve
dan membuka discharge reed valve. Gas terdorong masuk melalui hose
ke condenser.
Tekanan yang meningkat semakin terpenuhi dengan adanya hambatan
pada high pressure side dari system. Hambatan ini diakibatkan oleh
orifice tube. Orifice tube akan dijelaskan berikutnya.
Fig. 1.2.7

Condenser

Fungsi dari condenser adalah untuk memindahkan panas yang ada pada
gas refrigerant ke atmosfir dan mengkonversi gas refrigerant menjadi zat
cair. Tekanan tinggi, gas refrigerant bersuhu tinggi mengalir dari
kompressor menuju ke condenser. Saat panas, gas bertekanan tinggi
mengalir melalui condenser, panas dari gas yang panas mengalir ke
udara yang dingin melalui coil condenser. Gas refrigerant bertekanan
tinggi menjadi dingin dan berkondensasi menjadi cairan bertekanan
tinggi. Cairan bertekanan tinggi mengalir dari condenser menuju in-line
dryer.
2 type dasar condenser yang paling banyak digunakan:
Ram Air – Digunakan pada aplikasi otomotif
Forced Air – Digunakan pada peralatan konstruksi.
Ram air condenser tergantung dari pergerakan mesin machine untuk
mendorong sejumlah besar udara yang akan melalui coil condenser.
Forced air condenser menggunakan kipas untuk memindahkan sejumlah
besar udara yang akan melalui coil condenser. Udara lebih dingin dari
pada gas refrigerant yang ada didalam condenser. Panas mengalir dari
gas refrigerant yang panas ke udara yang dingin.
IN-LINE DRYER

Fig. 1.2.8

In-line dryer and orifice tube

In-line dryer terdiri dari kantong desiccant dan dua quick disconnects.
Disconnects ada agar in-line dryer dapat diganti tanpa mengisi ulang
refrigerant. Beberapa in-line dryers memiliki indikator kelembapan.

Pada kebanyakan Orifice tube system, orifice tube terpasang pada in-
line dryer. Orifice tube terdiri dari tube kecil yang terpasang ditengah
pada plastic body, dua o-rings, dua screens dan dua tabs.

Dua screen (masing2 dibagian ujung) menyaring refrigerant yang


mengalir melalui tube kecil (small tube). Dua o-rings dipasang untuk
mencegah adanya kebocoran keluar pada orifice tube. Dua tabs sebagai
alat pengunci saat memasang atau melepas orifice tube.
Orifice tube memisahkan A/C System yang bertekanan tinggi dari sisi
yang bertekanan rendah. Cairan refrigerant yang bertekanan tinggi
masuk orifice tube dan cairan refrigerant bertekanan rendah keluar dari
orifice tube.
Orifice tube memiliki diameter yang tetap dan tidak memiliki
kemampuan untuk mangatur expansion valve. Refrigerant mengalir dari
Orifice tube ke evaporator. Sejumlah cairan refrigerant masuk ke
evaporator biasanya lebih dari jumlah yang dapat diuapkan oleh
evaporator, itu sebabnya, beberapa refrigerant akan meninggalkan
evaporator dalam bentuk zat cair.
Ada beberapa tipe orifice tube system, orifice tube terpasang pada
evaporator inlet line.
FROM ORIFICE EVAPORATOR

BLOWER FAN

Fig. 1.2.9

Evaporator

Fungsi dari evaporator adalah untuk memindahkan panas dari


kompartemen operator ke refrigerant didalam air conditioner.
Blower fan adalah komponen yang diperlukan pada unit evaporator
pada air conditioning system. Blower fan mengalirkan udara panas
pada kompartemen operator melalui kisi-kisi evaporator dan coil
dimana udara panas terserap oleh refrigerant.
Saat cairan refrigerant bertekanan rendah masuk ke evaporator, suhu
refrigerant lebih dingin dari suhu udara blower fan. Panas yang ada pada
udara mengakibatkan sebagian besar dari cairan refrigerant bertekanan
rendah menguap dan berubah menjadi gas refrigerant. Panas pada
gas/cairan refrigerant yang berkombinasi mengalir ke accumulator.
Udara dingin mengalir kembali ke operator kompartmen.
Fig. 1.2.10

Accumulator
Accumulator menyimpan gas/cairan refrigerant yang bercampur dan
hanya mengakibatkan gas refrigerant saja yang mengalir ke
compressor. Gas refrigerant mengalir ke bagian atas yang terbuka
pada vapor line.

Pada awalnya accumulator terdiri dari diverter cap untuk menjaga


cairan agar tidak terlepas pada saluran yang terbuka pada vapor line.
Oil bleed hole mengijinkan oli untuk mengalir kembali ke compressor.

Beberapa accumulator terdiri dari kantong desiccant untuk


memindahkan kelembapan dari refrigerant. Pada systems dengan in-line
dryer, desiccant dipindahkan dari accumulator dan diletakkan pada in-
line dryer.
FAN

Fig. 1.2.11

Thermostatic Expansion Valve System

Mesin model terbaru banyak menggunakan thermostatic expansion


valve system. Fungsi dari thermostatic expansion valve adalah:

-Memberi hambatan pada aliran refrigerant dan untuk


meningkatkan tekanan pada compressor pada saluran bertekanan
tinggi pada air conditioning system
-Mengontrol sebagian besar dari refrigerant yang masuk ke evaporator

Bagian dari air conditioning system dari compressor outlet sampai ke


expansion valve inlet dinamakan "high side." Thermostatic expansion
valve mengakibatkan hambatan pada aliran refrigerant sehingga
menaikan tekanan antara expansion valve (restriction) dan compressor.
Kenaikan tekanan ini mengakibatkan refrigerant berubah dari gas
menjadi zat cair.
Dijelaskan diatas bahwa compressor menaikan suhu refrigerant dengan
menempatkan refrigerant kedalam ruang kecil, expansion valve
mengurangi suhu dengan cara mengijinkan refrigerant keluar
meninggalkan orifice yang ada pada expansion valve. Karena tekanan
lebih banyak menurun, refrigerant menjadi sangat dingin saat refrigerant
meninggalkan expansion valve dan menuju ke evaporator. Bagian air
conditioning system dari expansion valve outlet ke compressor inlet
dinamakan "low side."
Thermostatic expansion valve system dilengkapi dengan receiver-dryer.
EXPANSION VALVES

INTERNALLY EQUALIZED EXTERNALLY EQUALIZED

Fig. 1.2.12

Thermostatic expansion valve

Dua tipe expansion valves yang digunakan pada mesin: internally


equalized dan externally equalized. internally equalized dan externally
equalized expansion valves memiliki thermal bulb yang terhubung
dengan diaphragm melalui small tube. Thermal bulb mengandung
refrigerant. Clamp menahan thermal bulb dengan aman pada evaporator
exhaust line. Thermal bulb sangat sensitiv dengan exhaust temperatur.
Jika exhaust temperatur meningkat, refrigerant didalam bulb akan
mengembang. Mengembangnya refrigerant digunakan sebagai tekanan
yang mendorong diaphragm pada bagian atas valve. Diaphragm
terhubung melalui pin pada valve seat. Tekanan digunakan untuk
mendorong diaphragm mengakibatkan diaphragm pin dan valve seat
bergerak. Saat valve seat bergerak menjauhi orifice, lebih banyak
refrigerant akan mengalir melalui evaporator. Meningkatnya aliran
refrigerant mengakibatkan evaporator exhaust menjadi dingin. Dinginnya
suhu exhaust mengakibatkan refrigerant berkondensasi didalam thermal
bulb, mengurangi tekanan yang mendorong diaphragm, pin dan valve
seat. Valve seat bergerak untuk mengurangi aliran melalui orifice.
Pada internally equalized valve, tekanan refrigerant masuk ke evaporator
hingga masuk kebagian bawah diaphragm melalui saluran internal
equalizing . Pemuaian gas didalam thermal bulb harus mampu mengatasi
keseimbangan tekanan internal dan spring sebelum valve membuka
untuk menaikan aliran refrigerant.
Pada external equalizer valve, tekanan disalurkan kebagian bawah dari
diaphragm yang diambil dari evaporator exhaust line pada equalizer tube.
Equalizer tube menyeimbangkan tekanan exhaust evaporator melawan
tekanan yang disebabkan oleh pemuaian gas didalam thermal bulb.
Superheat spring mencegah berlebihannya cairan yang masuk ke
evaporator. "Superheat" menaikan suhu gas refrigerant diatas suhu
dimana refrigerant menguap. Superheat spring terpasang dengan valve
dan diadjust sesuai dengan setting saat waktu pembuatan. Expansion
valve telah didesign sehingga suhu refrigerant pada evaporator exhaust
line harus mencapai 3°C (5°F) dari superheat sebelum lebih banyak
refrigerant yang diijinkan masuk ke evaporator. Tension spring
mengindikasikan faktor pembukaan dan penutupan expansion valve.
Selama membuka dan menutup, tension spring memperlambat atau
membantu kerja dari valve sesuai yang diperlukan.

FROM CONDENSER

TO EXPANSION VALVE

Fig. 1.2.13

Receiver-dryer

Receiver-dryer memiliki 3fungsi: mengeringkan, menyimpan dan


menyaring cairan refrigerant. Saat cairan refrigerant bertekanan tinggi
mengalir ke receiver-dryer, refrigerant disaring melalui desiccant untuk
membuang kelembapan yang dapat masuk ke refrigerant. Refrigerant
tersimpai sampai diperlukan oleh system. Saat system membutuhkan
refrigerant, Cairan bertekanan tinggi mengalir melalui fine mesh screen
yang terpasang pada pickup tube. (Screen mencegah adanya kotoran
selama bersirkulasi melalui air conditioning system.) Cairan bertekanan
tinggi mengalir dari receiver-dryer ke thermostatic expansion valve.
Fig. 1.2.14

"H" Block Expansion Valve System

Pada "H" Block expansion valve system, thermostatic expansion valve


diganti dengan "H" Block expansion valve.
Saat "H" Block expansion valve terbuka, cairan refrigerant yang terukur
pemasukannya keseluruh bagian evaporator. Tekanan rendah refrigerant
mulai menguap selama mengalir pada coil evaporator. Refrigerant
menguap mengikat panas dari udara panas dari sirkulasi kipas
evaporator.
Kompressor menghisap uap refrigerant keluar pada bagian atas pada
evaporator dan melalui sensor temperature. Uap dingin mendinginkan
sensor temperatur. Saat sensor temperatur dingin, gas didalam sensor
berkondensasi dan berakibat turunnya tekanan pada bagian atas
diaphragm sensor temperature. Diaphragm mengembang keatas
menggerakkan rod menjauhi ball dan spring. Ball dan spring mulai
menutup menghambat aliran melalui expansion valve.
Sensor temperature mengatur kerja dari air conditioning system dengan
mengijinkan jumlah cairan refrigerant yang tepat dan terukur yang
melalui ball dan spring.
"H" BLOCK EXPANSION VALVE

Fig. 1.2.15

"H" Block expansion valve

Beberapa conditioning systems menggunakan "H" Block expansion


valve untuk mengatur jumlah refrigerant yang masuk ke evaporator.
Selama kompressor cut-out mode, tekanan pada bagian bawah diaphragm
sensor temperature meningkat melebihi tekanan dibagian atas diaphragm.
Diaphragm mengembang keatas menarik rod dan mengijinkan ball dan
spring menutup valve.
Selama kompressor cut-in mode, tekanan pada bagian bawah diaphragm
sensor temperature berangsur menurun. Tekanan lebih tinggi terjadi pada
bagian atas diaphragm mengakibatkan diaphragm mendorong rod
bergerak kebawah mendorong ball dan spring, valve terbuka.
POINT SWITCH ADJUSTING SCREW

OPENING
Fig. 1.2.16

Thermostatic switch

Thermostatic switch digunakan pada putaran sirkuit elektrik compressor


pada kompressor, mengijinkan operator untuk mengatur seberapa banyak
dingin yang diinginkan dan mencegah evaporator membeku.
Thermostatic switch terdiri dari kontak stationar contact dan pivoting
frame yang terpasang pada capillary bellows assembly. Capillary tube
diisi dengan R-12 atau setara dengan refrigerant. Capillary tube
terpasang diantara evaporator core fins. Refrigerant didalam capillary
tube mengembang atau berkontraksi, tergantung dari suhu pada
evaporator.
Mengembang dan berkontraksinya refrigerant didalam capillary tube
menyebabkan bellows mengembang dan berkontraksi. Mengembang dan
berkontraksinya bellows menyebabkan pivoting frame berkontak
terhadap pivot.

Bagian kabel dari evaporator clutch coil terhubung dengan kontak


stationary, dan bagian lain terhubung pada pivoting frame. Kontak dan
pivoting frame harus menempel bersamaan agar switch menutup dan
kompressor clutch bekerja.
Kerja yang teratur membuat dingin yang bervariasi pada evaporator dan
membuat perbedaan celah pada kontak stationary dan pivoting frame..
Pergerakan kontak dan pivoting frame yang menjauh (mengurangi dingin)
mengakibatkan bellows mengembang menjauh sebelum switch menutup.
Pergerakan kontak dan pivoting frame menutup bersamaan (menaikan
dingin) menyebabkan switch menutup dengan pergerakan bellows yang
sedikit.
Thermostats yang adjustable memiliki ketetapan dalam mengatur range
antara membuka dan menutup switch. Screw adjustment terletak
dibagian bawah removable cover. Jika screw adjustment tidak
ditemukan, thermostat adalah non-adjustable.
Non-adjustable thermostat system (kadang kala dinamakan Freeze
Control System) terdiri dari satu tombol kontrol temperature. Tombol
tersebut terhubung dengan heater control valve, dimana digunakan untuk
mengatur aliran coolant yang melalui coil heater. Temperatur aliran
udara evaporator dikontrol oleh non-adjustable thermostat. Suhu kabin
dijaga dengan memonitor aliran udara panas yang melalui heater dan coil
evaporator. Saat aliran udara melewati heater dan coil evaporator
mencapai 2.2° C (36° F), non-adjustable thermostat memposisikan
compressor ON. Saat aliran temperatur udara turun menjadi -1.1° C (30°
F), non-adjustable thermostat memposisikan compressor OFF.

PULLEY ASSEMBLY

Fig. 1.2.17

Compressor clutch

Clutch diputar oleh crankshaft engine melalui belt yang terhubung


dengan pulley assembly pada magnetic clutch. Pulley assembly
memutar bearing yang tidak terhubung dengan shaft. Drive plate
berputar ditempat melalui hub pada shaft. Coil assembly terpasang
pada frame pada kompressor dan tidak berputar.
Arus electrical dari thermostat menciptakan medan magnet magnetic
dicoil assembly. Medan magnet mendorong drive plate kepada pulley
assembly. Pulley assembly lalu memutar drive plate, hub dan shaft
sehingga kompressor bekerja.
Fig. 1.2.18
Low pressure switch
Diperlihatkan low pressure sensing switch (panah) terpasang pada
receiver-dryer. Low pressure sensing switch digunakan untuk melindungi
system dari kerusakan yang disebabkan oleh kegagalan oli. Terletak pada
electrical circuit di magnetic clutch, switch terbuka saat tekanan system
turun dibawah 175 kPa (25 psi) dan mematikan compressor. Switch juga
dapat berada pada dryer, expansion valve, liquid line, atau pada
compressor.
Yang sejenis yaitu high pressure switch (tidak diperlihatkan) digunakan
pada beberapa mesin untuk mematikan system sebelum tekanan system
pressure mencapai settingan high pressure relief valve. High pressure
switch terletak pada electrical circuit pada magnetic clutch. Tingginya
tekanan system membuat switch terbuka dan mematikan compressor.

Fig. 1.2.19

High pressure relief valve

High pressure relief valve terletak pada compressor dan atau pada
receiver-dryer. High pressure relief valve (panah) mengijinkan refrigerant
untuk terlepas ke atmosfir jika tekanan sistem meningkat diatas 3450 kPa
(500 psi). Namun system sekarang, high pressure relief valve membuka
high pressure switch. Ini untuk mencegah refrigerant bercampur dengan
atmosfir.
Fig. 1.2.20

Moisture indicator

Terlihat disini indicator kelembapan. Indicator kelembapan terpasang


pada saluran antara receiver-dryer dan expansion valve. Indicator
kelembapan mengukur banyaknya kelembapan didalam system.
Kelembapan direferensikan oleh warna yang ada pada permukaan
indicator. Warna biru mengartikan system kering dan warna merah muda
mengartikan sistem basah.
Indicator kelembapan harus dicek tiap akhir shift. Untuk mengecek
indicator kelembapan, lihat indicator ring (2) melalui sight glass (1). Jika
indicator ring berwarna biru, system kering. Jika indicator ring berwarna
merah muda, system terjadi kelembapan. Kelembapan harus dibuang dan
receiver-dryer harus diganti.

Anda mungkin juga menyukai