Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika

(Sesiomadika) 2022

KATEGORISASI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA


SMP KELAS VIII DALAM MATERI RELASI DAN FUNGSI
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan penalaran matematis
siswa kelas VIII pada salah satu sekolah menengah pertama di kota karawang. Sampel dari
penelitian ini diambil dari kelas VIII B dengan total murid sebanyak 30 orang. Metode yang
dipakai dalam penelitian ini adalah Kuantitatif Eksperimen dengan pengambilan data
menggunakan cara memberikan tes sebanyak 4 soal yang berbentuk soal uraian. Hasil yang
didapatkan dari penelitian ini adalah dari sebanyak 30 orang dalam satu kelas, ada sebanyak
10 orang yang memiliki tingkat kemampuan penalaran matematis rendah, sedangkan ada
sebanyak 14 orang yang tingkat kemampuan penalaran matematisnya sedang, dan hanya 6
orang saja yang tingkat kemampuan penalaran matematisnya tinggi. Maka dari hasil
penelitian yang telah dicapai, di kelas VIII B ada 33% orang yang kemampuan penalaran
matematisnya rendah, 47% orang dengan tingkat kemampuan penalaran matematis sedang,
dan 20% orang yang mempunyai tingkat kemampuan penalaran matematis tinggi.

Kata kunci: Penalaran matematis, Relasi dan Fungsi, Siswa SMP

CATEGORIZATION OF MATHEMATICAL REASONING ABILITY OF


STUDENTS IN SMP GRADE EIGHTH ON RELATIONS AND
FUNCTIONS

Abstract
The purpose of this research was to determine the level of mathematical reasoning ability of
students in grade eighth at one of the junior high schools in karawang. The sample of this
research was taken from class VIII B with a total of 30 students. The method used in this
research is quantitative experiment with data collection using a test as many as 4 questions in
the form of description questions. The results obtained from this research are from as many as
30 people in one class, there are as many as 10 people who have a low level of mathematical
reasoning ability, while there are as many as 14 people whose level of mathematical
reasoning ability is moderate, and only 6 people have a high level of mathematical reasoning
ability. So from the research results that have been achieved, in class VIII B there are 33% of
people who have low mathematical reasoning abilities, 47% of people with moderate level of
mathematical reasoning ability, and 20% of people who have a high level of mathematical
reasoning ability.

Keywords: Mathematical reasoning, relation and function, student of SMP

1
- Sesiomadika 2022

Pendahuluan

Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan utama dalam peradaban umat manusia
dari zaman dahulu hingga sekarang. Matematika juga dianggap sebagai ratunya ilmu
pengetahuan karena dalam penemuan penemuan besar ilmu ini menjadi tonggak utamanya.
Ini sejalan dengan Kline yang berpendapat Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri
yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan
alam (Nur Rahmah, 2013). Oleh sebab itu, matematika menjadi mata pelajaran wajib dari
mulai sekolah dasar hingga menengah atas. Namun tidak banyak orang yang suka dengan
ilmu ini karena matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami yang
banyak sekali rumusnya. Sudah menjadi hal yang wajar ketika siswa di sekolah sangat tidak
suka dengan matematika, itu menimbulkan kelemahan berpikir bagi siswa itu sendiri. Ini
sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Herman (2007) yaitu “Rendahnya kemampuan siswa
SMP dalam memahami matematika sudah dirasakan sebagai masalah yang cukup pelik
dalam pengajaran matematika di sekolah”
Dalam mempelajari matematika butuh yang namanya penalaran matematis,
matematika dan penalaran matematis sudah menjadi satu kesatuan, ini didukung dalam
Depdiknas (Shadiq, 2004), menyatakan bahwa materi matematika dan penalaran matematis
adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui
penalaran, dan penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar matematika. Adapun
pengertian penalaran yang diungkapkan oleh Laura A. King (Marisca Kinanti, 2022)
mengatakan bahwa penalaran adalah mental yang mengubah informasi untuk mencapai
kesimpulan dimana jenis pemikiran ini menggunakan nalar menimbang argumen,
menerapkan aturan logis, dan muncul dengan kesimpulan yang kuat. Penalaran matematis
sendiri didefinisikan oleh Sumartini (2015), menurutnya penalaran matematis adalah suatu
proses berpikir dalam menentukan sebuah argumen matematika benar atau salah yang
selanjutnya digunakan untuk membuat suatu argumen matematika baru.
Indikator penalaran matematis disebutkan ada 7 dalam Depdiknas Dokumen Peraturan
Dirjen Dikdasmen No. 506/C/Kep/PP/2004 (Marisca Kinanti, 2022 ) yaitu :
1) Menyajikan pernyataan secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram.
2) Mengajukan dugaan.
3) Melakukan manipulasi data.

homepage : https://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika
2
- Sesiomadika 2022

4) Menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi.


5) Menarik kesimpulan dari pernyataan.
6) Memeriksa kesahihan suatu argumen.
7) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat pemikiran yang
lebih umum lagi.
Dari pendahuluan di atas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa penalaran matematis
itu sangat lah penting dan wajib dikuasai oleh siswa. Namun pada realitanya banyak siswa
yang penalaran matematisnya sangat rendah, itu bisa kita lihat dengan sedikitnya siswa yang
menyukai atau pandai dalam matematika. Guru pun terkadang tidak peka terhadap
kemampuan penalaran matematis ini, oleh sebab itu penelitian ini dilakukan yaitu untuk
mengetahui tingkat kemampuan penalaran matematis siswa.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif eksperimen,
karena dalam penelitian ini hanya dilakukan pemberian soal sebagai bentuk eksperimen. .
Penelitian kuantitatif bisa disebut sebagai penelitian yang berbasis data angka statistik, karena
dalam penerapannya penelitian tersebut terfokus hanya kepada data yang berbentuk numerik.
Adapun pengertian penelitian kuantitatif menurut Kasiram dalam buku Metodologi Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif yang dikutip oleh Wiratna, penelitian kuantitatif adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis
keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Sampel dari penelitian ini adalah siswa
kelas VIII B sekolah menengah pertama negeri di kota karawang yang total muridnya
sebanyak 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes sebanyak 4 soal
yang berbentuk soal uraian yang sudah diklasifikasi dengan indikator indikator penalaran
matematis. Jawaban dari tes pun diolah dan dianalisis sesuai dengan poin yang telah ditentukan
setiap indikatornya. Setelah itu, data pun dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu rendah,
sedang, dan tinggi (Suprihatin, Maya, & Senjayawati, 2018),

homepage : https://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika
3
- Sesiomadika 2022

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah semua siswa mengerjakan soal soal yang diberikan, maka selanjutnya adalah
memeriksa dan memberikan nilai atau skor sesuai dengan indikator yang dicapai di setiap soal.
Adapun kriteria pemberian skor perindikator dari penalaran matematis siswa yang disajikan oleh
Thompson (Sulistiawati, 2014),yaitu sebagai berikut:

Tabel 1

Setelah pemberian skor setiap siswa, maka langkah berikutnya adalah mencari rata rata dari
jumlah skor semua siswa dan standart deviasinya. Langkah ini dilakukan untuk menentukan
kategori kemampuan penalaran matematis masing masing siswa. Berikut adalah Pedoman
ketercapaian kemampuan penalaran matematis menurut Suherman dan Sukjaya (Marisca
Kinanti, 2022)

Tabel 2
Kategori Ketercapaian Kemampuan Penalaran Matematis

Ketika sudah mendapatkan rata rata dan standart deviasi, maka substitusikan ke dalam tabel
diatas yang akan menjadi seperti:

homepage : https://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika
4
- Sesiomadika 2022

Tabel 3

Maka setelah itu, Langkah berikutnya adalah hanya menyesuaikan nilai setiap siswa dengan
hasil perhitungan di tabel 3 dan hasilnya adalah kategori setiap siswa seperti di tabel 4 berikut
ini:

Tabel 4
Keseluruhan skor dan kategori setiap siswa

Dapat kita sadari bahwa dari 30 orang di kelas VIII B ada sebanyak 33% dari total siswa atau
ada 10 orang yang tingkat kemampuan penalaran matematisnya itu adalah rendah , sedangkan
ada sebanyak 14 orang atau 47% dari siswa keseluruhan yang mempunyai tingkatan
kemampuan penalaran matematisnya sedang, dan ada sebanyak 6 orang atau hanya 20% saja
yang mempunyai tingkat kemampuan penalaran matematis yang tinggi. Berikut adalah tabel
persentasenya :

homepage : https://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika
5
- Sesiomadika 2022

Tabel 5

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka ada beberapa hasil atau
kesimpulan yang didapatkan, yaitu dari sebanyak 30 orang terbagi kedalam 3 kategori dalam
tingakt kemampuan penalaran matematis. Ada sebanyak 10 orang yang termasuk kedalam
kategori tingkatan rendah, Adapun kategori tingkat sedang sebanyak 14 orang, dan hanya 6
orang saja yang masuk kedalam kategori tingkat tinggi.
Dari hasil diatas maka jika dipersentasekan ada sebanyak 33% orang yang tingkat
kemampuan penalaran matematisnya rendah, sebanyak 47% orang yang tingkat kemampuan
penalaran matematisnya sedang, dan hanya 20% orang yang mempunyai tingkat kemampuan
penalaran matematis yang tinggi.

homepage : https://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika
6
- Sesiomadika 2022

DAFTAR PUSTAKA

Herman, T. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir


Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Educationist, Vol.
1 No.1 Januari 2007
Kinanti, M (2022). Analisis kemampuan penalaran matematis dan keaktifan belajar siswa pada
materi relasi dan fungsi di kelas VIII A SMP N 2 Pinayungan Tahun Ajaran 2021/2022.
Skripsi. Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma
Nur Rahmah, (2013). Hakikat Pendidikan Matematika, Al-Khwarizmi : Jurnal Pendidikan
matematika dan ilmu pengetahuan alam. 1(2)
Shadiq. (2004). Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Makalah yang disampaikan
pada Diklat Instruktur/pengembang Matematika SMA. Yogyakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah PPPG
Matematika
Suprihatin, T., Maya, R., & Senjayawati, E. (2018). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa SMP Pada Materi Segitiga dan Segiempat. Jurnal Kajian Pembelajaran
Matematika, Volume 2 Nomor 1.
Sumartini, T. S. (2015). Peningkatan kemampuan penalaran Matematis Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 5, Nomor 1.
Sulistiawati. (2014). Analisis Kesulitas Belajar Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP
Pada Materi Luas Permukaan dan Volume Limas. Pengolahan Seminar Nasional
Pendidikan Matematika, Sains dan TIK.
V. Wiratna Sujarweni (2015), Metodelogi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi, Yogyakarta: Pustaka
baru press, 2015, hal.39

homepage : https://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika
7

Anda mungkin juga menyukai