Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pendidikan Matematika Unpatti

| Agustus 2023 | Volume 1 Nomor 1 | Hal. 1 – 10


DOI https://doi.org/10.30598/jpmunpatti.v4.i1.p1-7
Website: https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/jpmu
ISSN 2723-6870

bbAnalisis Kemampuan Literasi Matematika Berdasarkan Pada


Aspek Norma Sosiomatematik

Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kemampuan literasi matematika siswa berdasarkan aspek
norma sosiomatematik. Metode penelitian yang dilakukan yaitu studi kasus. Subjek penelitian terdiri
dari 3 siswa yang terpilih berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengetahui
kemampuan literasi matematika serta norma sosiomatematik setiap subjek peneliti menggunakan
quisoner, ujian tertulis, serta wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Rasch model pada
quisoner dan ujian tertulis, kemudian analisis reduksi di gunakan untuk menganalisis hasil wawancara,
pengumpulan data, dan penarikan kesimpulan memanfaatkan aplikasi MAXQDA. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1) jika siswa yang memiliki kategori kemampuan literasi matematika tinggi maka
memiliki norma sosiomatematik yang tinggi pula, begitu juga dengan kategori sedang dan kategori
rendah; 2) karakteristik kemampuan literasi matematika siswa lebih mengacu pada level 1, 2 dan 4;
kemudian 3) karakteristik norma sosiomatematik siswa mengarah pada indikator pengalaman matematika,
perbedaan matematika, serta pada karakteristik keefektivan matematika. Penelitian ini dapat menjadi
sebuah rujukan dan informasi bagi pembaca.
Kata Kunci: Kemampuan Literasi Matematika, Norma Sosiomatematik

Abstract
This research aims to investigate the literacy abilities of students based on sociomathematics norms. The
research method used is a case study. The subjects of this research consist of 3 selected students categorized as
high, medium, and low achievers. The research incorporates a questionnaire, a written test, and interviews to
assess the students' mathematical literacy abilities and their understanding of sociomathematics norms. The
analytical technique employed includes the Rasch model for the questionnaire and test data, while the interview
results were analyzed through reduction analysis, data gathering, and conclusions were facilitated using the
MAXQDA application. The findings of the research indicate the following: 1) Students in the high category of
mathematics literacy abilities also demonstrate high sociomathematics norms, and the same trend applies to the
medium and lower categories; 2) The indicators of students' mathematics literacy abilities predominantly fall
within levels 1, 2, and 4; 3) The indicators of sociomathematics norms among students primarily encompass
mathematics experience, mathematics differences, and the effectiveness of mathematics. This research serves as
a reference for readers seeking insights into the topic

Keywords : Mathematical Literacy Skill, Sociomatematic Norm

This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which
permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is
properly cited. ©2022 by author.
72 Ayu B. C. & Samsul Maarif

1. Pendahuluan 2015 memiliki kualitas literasi matematika cukup


Literasi matematika merupakan rendah berada pada kategori level 1 dengan
pengetahuan matematika dasar dan keterampilan persentase 37,9%. Pada level 1 yaitu dengan
individu untuk mengeksplorasi, mempraktekan, persentase 30,7%, pada level 2 yaitu dengan
dan menafsirkan secara fungsional menggunakan persentase 19,6%, pada level 3 yaitu dengan
teknik matematis secara efektif untuk mencari persentase 2,7%, pada level 4 yaitu dengan
solusi (Sari, NovitaHera, 2015; Ojose, 2011), persentase 2,7%, pada level 5 yaitu dengan
Seperti yang diungkapkan (Permendikbud Ristek) persentase 0,6% dan sulit dicapai pada kategori
sesuai dengan No 58 Tahun 2014 tentang tujuan level 6 (Kafifah et al., 2018). Menurut OECD,
kurikulum SMP mata pelajaran matematika Pada PISA tahun 2015, siswa Indonesia
diantaranya yaitu: 1)menggunakan pengetahuan memperoleh hasil literasi matematika dengan skor
untuk penyelesaian masalah; 2) membuat rata-rata dari keseluruhan negara yang ikut serta
generalisasi berdasarkan persoalan yang ada; 3) dalam tes literasi marematika yaitu 380 dari 490.
menggunakan pengetahuan dan melakukan Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia perlu
manipulasi dalam bagian matematika atau diluar meningkatkan sistem pendidikannya supaya
matematika (kehidupan nyata); 4) membangun kemampuan literasi matematika siswa dapat
dan menyelesaikan menggunakan model; 5) mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini
menafsirkan solusi yang diperoleh dari menjadi sesuatu yang penting terhadap kepedulian
pemecahan masalah pada kehidupan pendidik ketika melakukan kegiatan pembelajaran
nyata(Hidayat et al., 2019). matematika, supaya tidak hanya berlatih
Kemampuan literasi matematik merupakan mengerjakan soal-soal, akan tetapi guru dapat
kecerdikan yang penting dikuasai oleh tingkatan mengajarkan siswa dengan cara berpikir kritis.
dasar, tingkatan menengah hingga tingkatan Tujuannya supaya siswa dapat menyelesaikan
sederajat. Sejalan dengan yang disampaikan oleh masalah matematika menggunakan wawasan yang
Mansur dan Fatchurrihman bahwa dalam luas (Kafifah et al., 2018; Duskri et al., 2014).
kehidupan masyarakat berkaitan erat dengan Karakteristik yang diaplikasikan oleh
kemampuan matematika serta pemahaman literasi peneliti terkait kemampuan literasi matematika,
matematika dalam menyelesaikan serta suatu yaitu; a) level 1 yaitu menerapkan pemahaman
tuntunan dalam mengevaluasi kemampuan untuk menyelesaikan soal rutin; b) level 2 yaitu
matematika siswa yang menekankan pada Menginterpretasikan permasalah menggunakan
kemampuan bernalar. Lalu, penalaran merupakan rumus; c) level 3 yaitu dapat menentukan desain
beberapa dari kesanggupan dalam literasi pemecahan masalah; d) level 4 yaitu
matematika, oleh karena sebab itu untuk Mengaplikasikan model dengan efektif dan
meningkatkan kemampuan literasi matematika Menginterpretasikan masalah tersebut dan
dibutuhkannya penalaran matematika yang baik dihubungkan dengan dunia nyata; e) level 5 yaitu
(Mansur, 2018; Fatchurrohman et al., 2022; Menggunakan model untuk mengatasi kondisi
Kusumawardani et al., 2018). yang kompleks dalam menyelesaikan masalah
Kesimpulan yang diperoleh dari kutipan- yang rumit; f) level 6 yaitu menerapkan
kutipan di atas bahwa kemampuan literasi konseptualisasi dan generalisasi berdasarkan
matematika sungguh berpengaruh pada siswa informasi terkait modeling serta penelaahan dalam
hendaknya dapat berpikir logis serta kritis dalam kondisi yang lebih komplek (WS et al., 2018).
memecahkan permasalahan. Namun demekian. Selain perkembangan literasi matematika, ada
Menurut Litbang kemendikbud, Programme for pula aktivitas proses belajar mengajar dalam kelas
International Student Assessment (PISA) yang tidak lepas terkait dengan karakter sosial,
melaksanakan survei sejak tahun 2000 dan baik hubungan antar siswa, siswa dengan guru
dilakasanakan setiap 3 tahun sekali. Yaitu 2000, atau interaksi dengan siswa lainnya.
2003, 2006, 2009, 2012 dan 2015, pada usia 15 Interaksi pada kegiatan pembelajaran dapat
tahun siswa Indonesia mempunyai potensi menciptakan sebuah aturan atau disebut norma.
matematika yang kurang layak di dunia Norma sosiomatematik merupakan sebuah konsep
Internasional. Skor 500 (level 3) merupakan Rata- yang menggabungkan aspek sosial dan
rata global skor internasional dalam kemampuan matematika yang terjadi dalam interaksi antara
literasi matematika, akan tetapi perolehan skor siswa dengan matematika pada saat pembelajaran
375 (level 1) pada siswa Indonesia terkait matematika dikelas (kadir, 2008). Norma
kemampuan literasi matematika siswa indonesia sosiomatematik dibagi menjadi dua yaitu; 1)
(S.A Widodo, 2015). Menurut data yang diperoleh Norma sosiomatematik tentang pemecahan
dari (NCES) bahwa siswa indonesia pada tahun masalah; 2) Norma sosiomatematik mengenai
Jurnal Pendidikan Matematika Unpatti | Agustus 2023 | Volume 3 Nomor 2 | 73

partisipasi dalam aktivitas pemecahan masalah bagaimana karakteristik norma sosiomatematik


bersama untuk mencari solusi pemecahan masalah siswa dalam edukasi matematika.
(Mottier Lopez & Allal, 2007). Kemudian .
menurut Soedjadi dalam (kadir, 2008)
menyatakan bahwa pada proses pembelajaran
2. Metode Penelitian
matematika terdapat beberapa nilai, yaitu: 1)
Penelitian ini menggunakan
kolaborasi; 2) ketekunan; 3) kemandirian; 4)
Metode yakni studi kasus. Penelitian studi
kebebasan beropini; 5) teliti dan keuletan; 6)
kasus merupakan suatu pendakatan yang
menerima pendapat yang lain; 7) sikap saling
digunakan untuk menyelidiki fenomena
menghargai; 8) pemahaman. Berdasarkan nilai-
tertentu di dalam konteks nyata. (John W.
nilai yang tercantum pada norma sosiomatematik
Creswell, 1989). Peneliti menganalisis
perlu dioptimalkan oleh siswa. Karakteristik
kemampuan literasi matematika dengan
norma sosiomatematik yang di terapkan oleh
materi statistika berdasarkan aspek
peneliti diantaranya: a) pengalaman matematika;
norma sosiomatematik di SMP Negeri 3
b) penjelasan matematika; c) perbedaan
Haurgeulis yang berlokasi di Indramayu,
matematika; d) keefektifan matematika; dan e)
Indonesia. Langkah-langkah penyusunan
wawasan matematika (Maarif et al., 2022).
studi kasus (Yuna, 2006) yaitu: 1)
Beberapa para ahli yang pernah meneliti
Pemilihan Tema; 2) Pembacaan literatur;
terkait kemampuan literasi matematika serta
3) Menentukan dan mendefinisikan
norma sosiomatematik. Pertama peneliti
pertayaan penelitian; 2) Menentukan
dari(Purwanti et al., 2012) dengan tema “Analisis
desain dan Instrumen Penelitian ini
literasi matematika ditinjau dari kecerdasan
menggunakan Single Case Design, karena
matematis-logis siswa” mengatakan Analisis
peneliti ingin menekankan hanya pada
melalui karakteristik literasi matematika siswa
sebuah unit kasus saja; 3) Pengumpulan
dikaitkan kecerdasan matematis-logis tinggi dapat
data, 4) penyempurnaan data, peneliti
mencukupi dua indikator literasi matematika yaitu
menyempurnakan data yang telah
dapat menerapkan konsep matematika serta
terkumpul perlu disempurnakan 5)
menyederhanakan permasalahan, menentukan dan
Menentukan teknik analisis data; 6)
merumuskan masalah kedalam model matematika.
pemeriksaan keabsahan data; peneliti
Siswa dengan kecerdasan matematis-logis rendah
menggunakan triangulasi metode dan
belum dapat memenuhi indikator literasi
member chek dan 7) membuat laporan
matematika. Kedua penelitian dari (Sulfikawati et
studi kasus.
al., 2016) dengan tema “Analisis Norma
Purposive sampling merupakan
Sosiomatematik dalam Pembelajaran Kolaboratif
cara pemilihan subjek yang dilakukan
Pokok Bahasan Segitiga dan Segiempat di Kelas
oleh peneliti. Pengambilan sampel,
VII-C SMP Negeri 11 Jember” yang mengatakan
merupakan proses pemilihan sampel yang
bahwa subjek yang mempunyai kemampuan
menggunakan pertimbangan tertentu yang
komunikasi matematis serta karakteristik sosial
sesuai dengan kebutuhan peneliti yang
dengan mutu yang berkualitas serta memiliki
memiliki tujuan yaitu mewakili serta
sikap keterbukaan terhadap semua orang dapat
menyelidiki karakteristik dari populasi
menciptakan rasa nyaman dalam proses
tersebut (ULusiana, 2017). Kemudian
pembelajaran.
penentuan subjek penelitian tahapan awal
Dalam penelitian ini, penulis hendak
yaitu dengan penyebaran angket,
menguraikan kemahiran literasi matematika
selanjutnya penyebaran ujian tertulis.
menurut sudut pandang norma sosiomatematik,
Hasil perolehan yang didapatkan dari
kemudian bagaimana karakteristik literasi
hasil quisoner dan hasil tes tertulis yang
matematika SMP apabila dilihat dari aspek norma
telah peneliti lakukan, diperoleh tiga
sosiomatematik, serta mengidentifikasikan faktor
siswa diantaranya yaitu satu siswa dalam
apa saja siswa kurang mampu menguasai di
penguasaan terhadap literasi matematika
bidang literasi matematik yang dikaitkan dengan
dengan aspek norma sosiomatematik
edukasi matematika, dalam hal ini dapat dikatakan
tinggi (ST), satu siswa dalam penguasaan
sebagai tujuan penelitian. Dari pemaparan diatas,
terhadap literasi matematika dengan
di temukan dua pertayaan pada penelitian
norma sosiomatematik sedang (SS), dan
diantaranya; bagaimana karakteristik kemampuan
satu siswa dalam penguasaan terhadap
literasi matematika berdasarkan aspek norma
literasi matematika dengan aspek norma
sosiomatematik serta apabila dilihat dari
74 Ayu B. C. & Samsul Maarif

sosiomatematik rendah (SR). lebih lanjut pemerolehan data menggunakan metode


yaitu melaksanakan sesi wawancara quisoner, wawancara serta ujian tertulis.
terhadap tiga siswa yang terpilih terkait Dalam penelitan ini triangulasi memiliki
kemampuan literasi matematika dan tujuan yaitu meningkatkan keandalan,
norma sosiomatematik. Peneliti validitas, dan ketepatan data serta temuan
menggunakan instrumen diantaranya penelitian (Bachri, 2010).
yaitu instrumen kemampuan literasi Teknik analisis data yang
matematika dan norma sosiomatematik. digunakan oleh peneliti yaitu; a) reduksi
Selanjutnya pendidik profesional, data, yaitu proses pengolahan data yang
serta guru matematika merupakan cara telah didapatkan dari quisoner, ujian
peneliti melakukan validasi ahli. Tahap tertulis, serta ujian secara lisan yang
selanjutnya peneliti menguji setiap diseleksi berdasarkan keperluan dari
instrumen ke siswa kelas VIII SMP penelitian terkait kemahiran terhadap
Negeri 3 Haurgeulis. Selanjutnya model literasi matematika dan norma
Rasch yang terdapat pada software sosiomatematik; b) penyajian data,
Winstep, merupakan teknik yang merupakan kegiatan yang dilakukan
dilakukan peneliti untuk mengujikan dengan cara menggambarkan secara
instrumen penelitian terkait uji validasi global hasil yang diperoleh berdasarkan
serta reliabilitas. Faktor penting dalam pengamatan tentang kemahiran terhadap
menentukan tes tersebut valid atau tidak literasi matematika dan norma
merupakan pengertian Uji validitas dan sosiomatematik, sehingga memberikan
reliabilitas (Perdana, 2018). Berbagai kesempatan untuk penarikan kesimpulan
bentuk teknik dalam pengumpulan data serta pengambilan keputusan.
yang digunakan oleh peneliti antara lain Pada penelitian kualitatif hal yang
yaitu;quisoner, ujian tertulis serta bermakna pada teknik analisa data yaitu
wawancara dan yang terakhir triangulasi. pada penarikan kesimpulan disertakan
Penelitian ini menggunakan 22 dengan fakta-fakta supaya memperkuat
pernyataan quisoner yang akan diberikan hasil temuan penelitian (Agusta, 2003).
secara langsung dalam bentuk lembaran Penggunaan software MAXQDA 2022
kertas yang berisikan (SS) berarti sangat merupakan teknik analisis data yang
setuju, (S) berarti setuju, (TS) berarti diigunakan oleh peneliti untuk
tidak setuju, dan (STS) berarti sangat mengetahui keterkaitan antara indikator
tidak setuju. Manfaat quisoner dalam kemampuan literasi matematika dan
penelitian ini yaitu untuk memperoleh indikator norma sosiomatematik
seberapa unggul norma sosiomatematik berdasarkan transkrip hasil wawancara
yang dimiliki oleh siswa. Sedangkan yang diperoleh dari siswa.
untuk 9 soal uraian, merupakan ujian 3. Hasil dan Pembahasan
tertulis yang akan dikerjakan oleh siswa
3.1 Kemampuan Literasi Matematika
untuk mengukur kemahiran dalam literasi
Berlandaskan pada penyebaran tes tertulis
matematika. Peneliti menggunakan
yang sudah dilakukan oleh peneliti terhadap siswa
wawancara mendalam dengan tujuan
yang bertujuan untuk memperoleh kategori pada
untuk mengumpulkan informasi atau data
kemampuan literasi matematika, terdapat pada
dengan maksud untuk mendapatkan
tabel 1.
gambaran secara lengkap tentang
kemahiran dalam literasi matematika dan Tabel 1. Hasil Kemampuan Literasi Matematika Siswa
norma sosiomatematik. Tes lisan yang Kategor Interval Juml
Skor Nilai
dilaksanakan secara langsung disekolah, i (%) ah
dengan cara menanyakan beberapa
pertayaan terkait kemahiran dalam
matematika serta norma sosiomatematik Tinggi 48<T ≤ 100 78 – 100% 22
(Diana & Rofiki, 2020). Triangulasi yaitu
metode yang di gunakan dalam berbagai
bidang penelitian dan pemetaan untuk
memperoleh keakuratan dan validitas
Sedang 24< S ≤ 48 56 – 78% 28
data. Peneliti ini menerapkan triangulasi
metode, hal tersebut dikarenakan dalam
Jurnal Pendidikan Matematika Unpatti | Agustus 2023 | Volume 3 Nomor 2 | 75

menyelesaikan yang konteksnya umum.


Lalu indikator pada level 2 memiliki satu
sub kode yang bertanda garis tebal, yaitu
Rendah 0 < R ≤ 24 0 - 56% 10
menggunakan rumus, kemudian pada
indikator level 4 hanya satu sub kode
menginterpretasikan masalah yang
bertanda garis tegas. Dibawah ini kutipan
Jumlah 60
hasil tes lisan untuk memperkuat Gambar
1 diatas.
Dari tabel diatas, diketahui bahwa P :Bagaimana cara kamu menerapkan
jumlah siswa dengan kategori tinggi yaitu pengetahuan yang kamu pakai untuk
22, lalu 28 merupakan jumlah siswa mengerjakan soal?
dengan kategori sedang dan yang terakhir ST :Saya membuat sebuah rangkuman yang
10 siswa merupakan siswa dengan berisi rumus-rumus atau materi yang telah
kategori rendah. Peneliti pun dapat diajarkan sebelumnya seperti statistika,
mengetahui jumlah hasil berdasarkan dengan begitu saya bisa menerapkan untuk
tingkatan kategori pada kemampuan mengerjakan soal yang diberikan.
literasi matematika serta dapat P :Bagaimana cara kamu menggambarkan
memperlihatkan karakteristik bagian suatu masalah yang tersedia sebelum
manakah yang memiliki hubungan antar menyelesaikan jawabannya?
kemahiran terhadap literasi matematika ST :Saya mencari terlebih dahulu yang mudah,
siswa. Pada gambar 1 dibawah ini untuk permasalahan yang susah saya
merupakan penjelasan mengenai bertanya ke teman karena saya sudah
keterkaitan antara indikator yang mencari cara tidak ketemu mana yang tepat
diperoleh berdasarkan hasil transkip P :Apabila terdapat beberapa rumus untuk
wawacara yang menggunakan aplikasi menyelesaikan soal tersebut, bagaimana
MAXQDA. cara kamu menentukan rumus mana yang
tepat untuk diterapkan?
ST :Pertama saya melihat terlebih dahulu
informasi apa saja yang tersedia dari soal
tersebut, setelah itu memasukkan rumus
yang cocok sesuai dengan konteks yang
diminta
P :Bagaimana cara kamu menyusun sketsa
model matematika tersebut?
ST :Saya melihat terlebih dahulu soal seperti apa
yang cocok dengan rumus yang mana yang
tepat.
Gambar 1. Kode Segmen Kemampuan Literasi
Matematika Berdasarkan hasil cuplikan wawancara di
atas, bersumber dari gambar 1 dengan sub kode
Menurut perolehan gambar diatas, bergaris tebal selaras dengan cuplikan wawancara
dapat diketahui bahwa terdapat 6 ST yang berpendapat bahwa cara menerapkan
indikator pada kemampuan literasi pengetahuan untuk menyelesaikan suatu persoalan
matematika siswa diantaranya level 1, matematika dengan cara mengingat kembali
level 2, level 3, level 4, level 5 dan level materi yang sudah dipelajari, berpikir secara logis
6. Dapat dilihat dari gambar diatas, bahwa dan matematis, lalu cara ST menentukan rumus
ditemukan bentuk garis yang bervariasi, mana yang tepat dengan cara memahami maksud
jika garisnya tegas maka kapasitas siswa soal dan menerapkan rumus yang sesuai dengan
pada sub kode lebih besar dibanding perintah soal, dan ST cukup mudah menerapkan
dengan garis yang tipis. Berdasarkan hasil sketsa model matematika.
kode segmen diatas, bahwa indikator pada Setelah melakukan wawancara dengan 3
level 1 mendapati lebih dari satu sub kode siswa, kemudian dapat menganalisis bagaimana
yang bertanda garis tegas, yaitu kemampuan literasi matematika yang berdasarkan
menggunakan pengetahuan serta pada aspek norma sosiomatematik yang terbagi
menjadi tiga kategori yaitu ST (kategori tinggi),
76 Ayu B. C. & Samsul Maarif

lalu SS (kategori sedang), kemudian SR (kategori dapat diklasifikasikan berdasarkan hasil


rendah). pengamatan berbantuan aplikasi
MAXQDA seperti pada Gambar dibawah
3.1.1 Kemampuan Literasi Matematika ini.
dengan Kategori Tinggi
Menurut perolehan jawaban pada ST pada
gambar dibawah, subjek ST dapat menggunakan
menggunakan pada indikator level 1, level 2, level
3, level 4, level 5 dan level 6 untuk menyelesaikan
soal sudah benar dan jelas.

Gambar 4, Diagram Batang Indikator Norma


Sosiomatematik ST
Menurut hasil pada gambar 4 diatas,
Indikator pada norma sosiomatematik
tinggi menunjukkan pada indikator
pengalaman matematika dan perbedaan
Gambar 3. Jawaban ST matematika, dengan persentase 25%, hal
Berdasarkan hasil wawancara ini dikarenakan jumlah persentasenya
terhadap ST, dalam menerapkan lebih unggul banyak dibandingkan
pengetahuannya yakni dengan cara dengan indikator yang lainnya.
terbiasa membuat catatan dibuku yang Berdasarkan hasil dari kemampuan
dimana untuk dipelajari kembali. Lalu, literasi matematika dengan kategori tinggi
dalam menyelesaikan permasalahan ST, subjek peneliti mampu menjawab
dengan menggunakan strategi yaitu dengan baik walaupun terdapat beberapa
melihat yang mudah terlebih dahulu yang kesalahan baik dari segi penggunaan
mudah kemudian menerapkan rumus pengetahuan, menginterpretasikan
yang sesuai dengan perintah soal. masalah menggunakan rumus, pemilihan
kemudian senatiasa mengaplikasikan strategi pemecahan masalah,
model matematika dalam dunia nyata pengaplikasian model yang dihubungkan
maupun dalam kondisi kompleks. dengan dunia nyata, maupun kondisi yang
Perolehan berdasarkan wawancara yang kompleks, dan menggunakan
telah dilakukan, dapat di klasifikasikan konseptualisasi serta generalisasi. Akan
terkait indikator kemampuan literasi tetapi, subjek penelitian ini dapat
matematika yang dianalisis pada aplikasi memenuhi indikator pada kemahiran
MAXQDA. dalam literasi matematika, yaitu level 1,
level 2, dan level 4. Dalam hal ini selaras
dengan penelitian (Muzaki & Masjudin,
2019) jika siswa yang memiliki
kemampuan literasi matematika dengan
kategori tinggi yakni dapat menuntaskan
permasalahan rutin, menafsirkan serta
menyelesaikan masalah memakai rumus,
melaksanakan prosesdur yang baik,
Gambar 3. Diagram Batang Indikator KLM mampu untuk menyelesaikan kondisi
ST yang rumit, serta mengaplikasikan
Pada gambar 3 diatas, yang penalaran untuk menyelesaikan masalah,
menjelaskan bahwa kemampuan literasi dan siswa dapat secara efektif
matematika ST mengarah kepada menerapkan representasi yang
karakteristik pada level 1, level 2 dan dihubungkan dengan dunia nyata (level
Level 4, hal ini disebabkan persentase 4).
lebih unggul, dari pada indikator lainnya, Pada norma sosiomatematik ST
yaitu dengan persentase 20%. Kemudian, memiliki norma sosiomatematik dengan
karakteristik norma Sosiomatematik ST kategori tinggi, indikator tersebut
Jurnal Pendidikan Matematika Unpatti | Agustus 2023 | Volume 3 Nomor 2 | 77

mengarah pada pengalaman matematika berdasrkan wawancara tersebut, dapat di


dan perbedaan matematika. Dimana ST klasifikasikan terkait indikator kemampuan
mampu menyimak guru ketika literasi matematika yang diamati yang
menjelaskan materi, aktif bertanya serta menggunakan aplikasi MAXQDA, dapat dilihat
berpendapat, dapat menerima, pada gambar dibawah ini.
menuliskan, dan menjelaskan lagi materi
yang telah disampaikan oleh guru,
memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap
temannya apabila mengalami kesulitan
pada saat pembelajaran, dan dapat
berdiskusi apabila terjadi perbedaan
pendapat (pada gambar 4). Terkait
penjabaran yang telah disampaikan diatas,
selaras dengan para ahli sebelumnya yaitu
Gambar 6. Diagram Batang Indikator
(Arwadi et al., 2022; Utari, 2017;
KLM SS
Ningsih, 2022), bahwa selain pentingnya
Pada gambar 6 diatas, yang
peran guru dalam memberikan panutan
menjelaskan bahwa kemampuan literasi
perilaku yang mencerminkan nilai-nilai
matematika SS mengarah kepada
moral yang baik, jati diri individu itu
indikator level 1 dan level 2, hal ini
sendiri sangat penting, yang dimana untuk
dikarenakan persentase indikator tersebut
lebih aktif, berpendapat, berdiskusi
lebih unggul dibandingkan dengan
merupakan suatu hal yang amat penting
indikator yang lainnya, dengan persentase
dimiliki oleh siswa, apabila siswa dapat
24%. Selanjutnya, indikator norma
mengembangkan dengan baik, hasil yang
sosiomatematik SS dapat dilihat pada
diperoleh akan berdampak positif pada
hasil pengamatan yang menggunakan
prestasi akademik.
aplikasi MAXQDA. Pada gambar
dibawah ini.
3.1.2 Kemampuan Literasi Matematika
dengan Norma Sosiomatematik Sedang
Berdasarkan hasil jawaban dari SS
pada Gambar 5, dapat menggunakan
indikator level 1, level 2, level 3, level 4,
level 5 dan level 6 dapat menyelesaikan
persoalan tersebut dengan benar dan
lengkap walaupun harus lebih teliti dalam
mengerjakannya.

Gambar 7. Diagram batang Indikator Norma


Sosiomatematik SS
Menurut hasil pada gambar 7 diatas,
indikator norma sosiomatematik sedang
menunjukkan pada indikator perbedaan
matematika, hal ini disebabkan persentase
lebih unggul, dari pada indikator lainnya,
yaitu dengan persentase 33%.
Gambar 5. Jawaban SS Siswa dengan kemampuan literasi
matematika dengan aspek norma sedang,
Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara yaitu SS. Kepada subjek SS mengarah
SS diperoleh yaitu, dalam menerapkan pada indikator level 1 dan level 2 terkait
pengetahuan senantiasa memperhatikan dan kemahiran literasi matematika, hal
bertanya pada saat pembelajaran dari hal tersebut dapat dilihat pada gambar nomor
tersebut membantunya dalam memahami setiap 5 dan 6, yang membahas bahwa SS
permasalah yang dikerjakan, dalam memilih mampu menggunakan penalaran untuk
strategi, mengaplikasikan model yaitu dengan menyelesaikan persoalan dengan benar
cara melihat soal yang mudah lalu menyusaikan dan lengkap, mampu menafsirkan,
dengan rumus atau model yang tepat. Perolehan memilih strategi pemecahan masalah
78 Ayu B. C. & Samsul Maarif

dengan benar dan lengkap, menggunakan


model pada dunia nyata maupun kondisi
yang kompleksa, menggunakan
konseptualisasi dan generalisasi dengan
benar walaupun ada penyelesaian akhir
tidak lengkap. Hal tersebut selaras dengan Gambar 8. Hasil Jawaban SR
pendapat (Muzaki & Masjudin, 2019) Selanjutnya, berdasarkan hasil
bahwa kemampuan literasi matematika wawancara SR, menuliskan setiap materi
dikatakan sedang yaitu mampu mengatasi atau ide yang disampaikan oleh gurunya,
soal yang konteksnya umum, akan tetapi tidak terbiasa menjelaskan
menyelesaikan soal yang konteksnya serta menyimpulkan ide atau materi yang
umum, menafsirkan serta menyelesaikan telah dijelaskan oleh gurunya, hal ini
masalah memakai rumus, melaksanakan dikarenakan belum mengusai materi yang
prosesdur yang baik, (level 3). telah diajarkan. Lalu subjek SR berusaha
Pada norma sosiomatematik sedang, sesuai kemampuannya untuk
indikator SS yaitu pada perbedaan menyelesaikan permasalahan tanpa
matematika, dimana keduanya mampu bantuan teman akan tetapi belum secara
mencermati guru pada saat memaparkan maksimal apabila tidak dibantu oleh
materi, aktif bertanya apabila materi yang temannya. Kemudian subjek menerima
disampaikan oleh guru kurang paham, setiap perbedaan pendapat yang
mampu menerima solusi, menuliskan diungkapkan oleh temannya.
solusi, akan tetapi belum mampu apabila
menjelaskan solusi, dapat berinteraksi Berdasarkan perolehan wawancara
dengan teman selain itu menyukai tugas SR, dapat ditinjau pada indikator terkait
kelompok, dikarenakan dapat menemukan pada SR yang diamati menggunakan
solusi secara bersama-sama, Dari uraian aplikasi MAXQDA, dapat di lihat pada
diatas, sejalan dengan pendapat (Utari, gambar dibawah ini.
2017) bahwa norma sosiomatematik dapat
terbentuk berdasarkan point-point
matematika, dan cara mempraktekkan
matematika di kelas diantaranya hakikat,
karakteristik, kewajiban, landasan,
kerjasama, kebiasaan, bebas beropini,
cermat, ulet, menerima opini, saling
menghargai, keselarasan hingga
keserasian, selaras dengan penelitian Gambar 9. Diagram Batang Indikator KLM
(Sulfikawati et al., 2016; kadir, 2008) SR
bagaimana individu dapat yakin serta Pada gambar 9 diatas menjelaskan
paham pada pengetahuan matematika bahwa indikator kemampuan literasi
yang dimana dapat menyesuaikan dirinya matematika SR mengarah kepada
dalam ruang lingkup interaksi sosial indikator level 1, persentase indikator
dalam menciptakan pengetahuan tersebut lebih unggul dibandingkan
matematika, dapat memperoleh hasil dengan indikator yang lainnya, yaitu
positif terhadap peningkatan prestasi dengan persentase 27%. Selanjutnya,
akademik siswa. kategori rendah pada karakteristik norma
sosiomatematik pada hasil pengamatan
3.1.3 Kemampuan Literasi Matematika yang menggunakan software MAXQDA.
dengan Norma Sosiomatematik Rendah Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Pada Gambar 8 menunjukkan hasil


penyelesaian subjek SR dimana SR hanya
mampu menginterpretasikan masalah
menggunakan rumus, hasil jawaban sudah
benar, akan tetapi tidak disertakan cara
penyelesaian dengan baik dan lengkap.
Jurnal Pendidikan Matematika Unpatti | Agustus 2023 | Volume 3 Nomor 2 | 79

3.2 Norma Sosiomatematik


Berlandaskan pada penyebaran
angket yang sudah dilaksanakan oleh
peneliti kepada siswa yang bertujuan
untuk memperoleh kategori pada norma
sosiomatematik, terdapat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Norma Sosiomatematik siswa


Kateg
Gambar 10. Diagram Batang Norma ori Skor Interval Jumlah
Sosiomatematik SR 65 < T ≤
Menurut hasil pada gambar 10 Tinggi 76 75% <T ≤100% 3
diatas, indikator norma sosiomatematik Sedan 54 < S ≤
dengan kriteria rendah menunjukkan yaitu g 65 50% < S ≤ 75% 53
terdapat pada indikator perbedaan Renda 43 < R ≤
h 54 25% < R ≤ 50% 4
matematika, hal ini disebabkan persentase
Jumlah 60
lebih unggul, dari pada indikator lainnya,
yaitu 40%.
Pada siswa pada kriteria rendah pada Bersumber pada Tabel 2, bahwa diperoleh
kemampuan literasi matematika yang yaitu kategori tinggi oleh 3 siswa, kategori sedang
dihubungkan dengan norma dengan 53 siswa, dan yang terakhir kategori
sosiomatematik yaitu subjek SR. Pada rendah diduduki oleh 4 siswa. Selain kategori
kemampuan literasi matematika subjek yang telah dijabarkan, peneliti pun dapat
lebih mengarah kepada level 1 (dapat mengetahui kriteria mana yang memiliki kaitan
dilihat pada gambar 8 dan 9). Hal ini antar norma sosiomatematik. Pada Gambar
dapat dikatakan rendah dan sejalan dibawah mendeskripsikan keterkaitan antar
dengan pendapat (Muzaki & Masjudin, karakteristik yang telah diamati menurut transkrip
2019) bahwa hanya dapat menyelesaikan hasil tes lisan siswa dengan berbantuan software
soal rutin (level 1). MAXQDA.
Pada aspek Norma Sosiomatematik
SR memiliki norma sosiomatematik
rendah, dimana lebih mengacu pada
indikator perbedaan matematika dan
keefektifan matematika. Dimana subjek
belum dapat memaksimalkan sikap
antusias pada saat proses edukasi baik
bertanya, berpendapat, hanya mampu
menyimak guru pada saat menjelaskan
materi. SR hanya mampu menerima dan
menuliskan akan tetapi belum mampu Gambar 11. Kode Segmen Norma Sosiomatematik
menjelaskan kembali solusi, lebih
Menurut pada gambar 11 diatas,
menyukai tugas kelompok dikarenakan
diperoleh lima indikator pada norma
memudahkan dalam menyelesaikan
sosiomatematik, antara lain; pengalaman,
persoalan tersebut. (Hal tersebut dapat
penjelasan, perbedaan, keefetifan, dan
dilihat pada gambar10). Dari penjelasan
wawasan matematika. Berdasarkan
tersebut sejalan dengan penelitian
gambar yang dilampirkan diatas
(Sulfikawati et al., 2016; kadir, 2008)
mempunyai bentuk garis yang beragam,
bagaimana individu dapat yakin serta
apabila bentuk garis tegas berarti
paham terhadap penalaran matematika,
memiliki banyak subjek yang bisa dalam
selain itu dapat memposisikan dirinya
sub kode tersebut, lain halnya jika yang
dalam ruang lingkup hubungan sosial
diperoleh bentuk garis tipis artinya sedikit
dalam menciptakan pengetahuan
subjek yang terdiri dalam sub kode
matematika, serta memiliki dampak yang
tersebut. Terlihat pada kode komponen
baik terhadap kualitas prestasi akademik
yang telah terlampir diatas, kriteria pada
siswa.
pengalaman matematika dan wawasan
80 Ayu B. C. & Samsul Maarif

matematika, dua komponen tersebut dengan temannya dan memiliki rasa


memiliki garis sub kode yang tebal, yaitu saling tolong menolng antar teman pada
berdiskusi, berinteraksi, berpartisipasi proses pembelajaran. Hal ini selaras
secara cermat dan efisien. Kemudian, dengan penelitian yang telah dilakukan
pada indikator keefektifan matematika, (Rizkianto, 2013) mengatakan bahwa
perbedaan matematika, penjelasan norma sosiomatematik dapat menjadi
matematika, hanya sub kode memaparkan tolak ukur siswa dalam melakukan
solusi, membandingkan perbedaan dan aktivitas matematika dan berkaitan
persamaan solusi, menerima solusi. dengan bagaimana siswa dapat yakin dan
Berikut cuplikan wawancara untuk memahami penalaran, memposisikan
memperkuat gambar 11. dirinya dalam hubungan sosial dalam
P :Apakah kamu dapat memperhatikan menciptakan wawasan matematika,
guru ketika menjelaskan materi mengkomunikasikan pemikirannya yang
pelajaran? dimiliki kepada temannya dengan aturan
SS :Iya karena saya juga butuh bimbingan siswa dapat mengkontruksi
pada saat pembelajaran berlangsung, pemahamannya di dalam kelas.
selain memperhatikan saya juga lebih
sering berdiskusi dengan guru 4. Kesimpulan
P :Apakah kamu dapat berinteraksi dan Menurut pemerolehan dari analisis
dapat membantu temanmu apabila serta pembahasan dari kemampuan
mengalami kesulitan pada saat literasi matematika yang ditinjau pada
pembelajaran? aspek norma sosiomatematik, dapat
SS :Iya saya dapat berinteraksi dengan dipaparkan bahwa siswa yang memiliki
teman yang lainnya, Ketika pada saat kemahiran dalam literasi matematika serta
pembelajaran teman saya ada yang norma sosiomatematik dengan kategori
belum paham, maka akan saya akan yang bervariasi, yaitu kategori tinggi,
membantu sedang, serta rendah.
P :Bagaimana tanggapanmu, apabila Atas hasil siswa yang dilihat dari
terdapat perbedaan pendapat pada teman kategori tinggi dalam kemampuan
yang lain? terhadap literasi matematika dan norma
SS :Saya menerima masukan-masukan sosiomatematik, bahwa siswa tersebut
pendapat yang lainnya, lalu melakukan mengarah pada level1, level 2 dan level 4,
diskusi untuk menentukan solusi mana serta dapat dilihat dari norma
yang dapat digunakan sosimatematiknya, siswa mengarah pada
P :Bagaimana cara kamu menjelaskan pengalaman matemtika dan perbedaan
kembali solusi yang telah disampaikan matematika. Selain itu apabila dilihat dari
oleh guru dengan tepat? kategori sedang pada kemampuan literasi
SS :Sesuai dengan kemampuan yang saya matematika dan aspek norma
bisa, yang sudah saya pelajari sosiomatematik, siswa dapat memenuhi
sebelumnya. dua indikator saja, diantaranya; level 1
dan level 2 dan indikator pada kategori
Berdasarkan cuplikan di atas, sedang, siswa hanya mampu memenuhi
ditemukan sebuah pertanyaan yang indikator, yaitu perbedaan matematika.
berkaitan dengan pengetahuan pada saat Selanjutnya siswa yang memiliki literasi
guru menjelaskan materi, bagaimana matematika serta norma sosiomatematik
interaksi dengan siswa di kelasnya, terkait dengan kategori rendah yaitu, siswa
perbedaan pendapat, kemudian cara hanya mampu memenuhi satu indikator,
menjelaskan solusi dengan tepat. yaitu level 1 dan norma sosiomatematik
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kategori rendah yaitu, perbedaan
gambar kode 2 dengan adanya garis tebal matematika dan keefektifan matematika.
di bagian mampu berdiskusi, berinteraksi, Aspek yang mempengaruhi
berpartisipasi secara cermat dan efisien kemampuan literasi matematika serta
selaras dengan cuplikan wawancara SS. norma sosiomatematik lebih mengarah
Hal ini dikarenakan SS mampu pada kesadaran diri pada setiap individu
memperhatikan dan berdiskusi pada saat tentang pentingnya interaksi dan diskusi
pembelajaran. Mampu berinteraksi didalam kelas, pentingnya peran guru
Jurnal Pendidikan Matematika Unpatti | Agustus 2023 | Volume 3 Nomor 2 | 81

pada saat edukasi di kelas. Penelitian ini John W. Creswell. (1989). STUDI KASUS ( John
merupakan peneliti disalah penelitian W . Creswell ) Oleh Yani Kusmarni. 1–12.
disalah satu sekolah yaitu SMP Negeri 3 kadir. (2008). Mengembangkan Norma
Haurgeulis, maka hasilnya tidak dapat Sosiomatematik (Sociomathematical Norms)
Dengan Memanfaatkan Potensi Lokal Dalam
digeneralisasikan. Dengan kata lain,
Pembelajaran Matematika. Pythagoras :
penelitian ini dapat dilakukan oleh Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1), 74–85.
peneliti siapapun, yang membedakan https://doi.org/10.21831/pg.v4i1.689
hanya kepada subjeknya. Kafifah, A., Sugiarti, T., & Oktavianingtyas, E.
(2018). MENYELESAIKAN SOAL PISA
5. Ucapan Terima Kasih KONTEN Mahasiswa S-1 Prodi Pendidikan
Terimakasih yang sebesar-besarnya Matematika FKIP Universitas Jember. Jurnal
kepada SMP Negeri 3 Haurgeulis yang Matematika Dan Pendidikan Matematika,
telah memberikan izin serta kesempatan 9(3).
kepada peneliti untuk melaksanakan http://jurnal.unej.ac.id/index.php/kadikma/arti
penelitian di sekolah SMP Negeri 3 cle/view/10918%0Ahttps://jurnal.unej.ac.id/
index.php/kadikma/article/view/10918/6694
Haurgeulis.
Kusumawardani, D. R., Wardono, & Kartono.
Tak luput pula peneliti (2018). Pentingnya Penalaran Matematika
mengucapkan terimakasih kepada para dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi
siswa yang sudah membantu dan Matematika. PRISMA, Prosiding Seminar
memberikan respon terkait quisoner, tes Nasional Matematika, 1(1), 588–595.
tertulis, serta wawancara dalam kegiatan Maarif, S., Oktarina, N., Sessu, S., Sulistyowati, F.,
penelitian ini. & Utami, W. B. (2022). Sociomathematical
norms in online learning in the COVID-19
pandemic period. International Journal of
Daftar Pustaka Evaluation and Research in Education
Agusta, I. (2003). Teknik Pengumpulan dan Analisis (IJERE), 11(4), 1673.
Data Kualitatif. Pusat Penelitian Sosial https://doi.org/10.11591/ijere.v11i4.23046
Ekonomi. Litbang Pertanian, Bogor, 27, Mansur, N. (2018). Melatih Literasi Matematika
02(1), 59. Siswa dengan Soal PISA. Prisma, 1, 140–144.
Arwadi, F., Alimuddin, & Rabani, M. H. (2022). Mottier Lopez, L., & Allal, L. (2007).
Analisis Norma Sosiomatematik dalam Sociomathematical norms and the regulation
Pembelajaran Matematika. Journal of of problem solving in classroom
Indonesian Teachers for Social Science and microcultures. International Journal of
Humanities, 1(2), 33–42. Educational Research, 46(5), 252–265.
Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan Validitas Data https://doi.org/10.1016/j.ijer.2007.10.005
Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Muzaki, A., & Masjudin, M. (2019). Analisis
Teknologi Pendidikan, 10, 46–62. Kemampuan Literasi Matematis Siswa.
Diana, E., & Rofiki, M. (2020). Analisis Metode Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika,
Pembelajaran Efektif Di Era New Normal. 8(3), 493–502.
Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, https://doi.org/10.31980/mosharafa.v8i3.557
3(2), 336–342. Ningsih, E. F. (2022). Membangun empati di era
https://doi.org/10.31004/jrpp.v3i2.1356 eksponensial melalui norma sosiomatematika.
Duskri, M., Kumaidi, K., & Suryanto, S. (2014). Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi
Pengembangan Tes Diagnostik Kesulitan Dan Aplikasi, 10(1), 62–74.
Belajar Matematika Di Sd. Jurnal Penelitian https://doi.org/10.21831/jppfa.v10i1.29357
Dan Evaluasi Pendidikan, 18(1), 44–56. Ojose, B. (2011). Mathematics literacy : are we able
https://doi.org/10.21831/pep.v18i1.2123 to put the mathematics we learn into everyday
Fatchurrohman, M., Mulyono, M., & Rosyida, I. use? Journal of Mathematics Education, 4(1),
(2022). Peran Motivasi Belajar Terhadap 89–100.
Literasi Matematika pada Peserta Didik Kelas Perdana, S. A. (2018). Analisis Kualitas Instrumen
VII. JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Pengukuran Pemahaman Konsep Persamaan
Matematika), 6(2), 342. Kuadrat Melalui Teori Tes Klasik Dan Rasch
https://doi.org/10.33603/jnpm.v6i2.6275 Model. Jurnal Kiprah, 6(1), 41–48.
Hidayat, R., Roza, Y., & Murni, A. (2019). Peran https://doi.org/10.31629/kiprah.v6i1.574
Penerapan Model Problem Based Learning Purwanti, A. F., Mutrofin, & Alfarisi, R. (2012).
(PBL) terhadap Kemampuan Literasi Analisis Literasi Matematika Ditinjau dari
Matematis dan Kemandirian Belajar. JURING Kecerdasan Matematis-Logis Siswa. Jurnal
(Journal for Research in Mathematics Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar, 1(2), 131–
Learning), 1(3), 213. 142.
https://doi.org/10.24014/juring.v1i3.5359
82 Ayu B. C. & Samsul Maarif

Rizkianto, I. (2013). Norma Sosiomatematik Dalam


Kelas Matematika. Prosiding Seminar
Nasional Matematika Dan Pendidikan
Matematika, November, 978–979.
S.A Widodo. (2015). Indentifikasi Kemampuan
Literasi Matemtaika Siswa Kelas XIA- 4 SMA
Negeri 1 Ambulu.
Sari, NovitaHera, R. (2015). Literasi Matematika:
Apa, Mengapa dan Bagaimana? 713–720.
Sulfikawati, D., Suharto, S., & Kurniati, D. (2016).
Analisis Norma Sosiomatematik dalam
Pembelajaran Kolaboratif Pokok Bahasan
Segitiga dan Segiempat di Kelas VII-C SMP
Negeri 11 Jember. Jurnal Edukasi, 3(3), 1.
https://doi.org/10.19184/jukasi.v3i3.3513
ULusiana, R. (2017). Analisis Kesalahan
Mahasiswa Dalam Memecahkan Masalah
Pada Materi Himpunan Ditinjau Dari Gaya
Kognitif. Jurnal Penelitian Dan
Pembelajaran Matematika, 10(1), 24–29.
https://doi.org/10.30870/jppm.v10i1.1290
Utari, R. S. (2017). Implementasi Nilai-Nilai
Karakter dan Norma Sosiomatematik dalam
Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar
Nasional 20 Program Pascasarjana
Universitas PGRI Palembang, November.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017
/01/men
WS, H., Taufina, Chandra, & Anita, Y. (2018).
Literasi Matematis Dalam Pembelajaran
Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan, 1(1),
167.
Yuna, S. (2006). Metodologi Penyusunan Studi
Kasus. Jurnal Keperawatan Indonesia,
10(2), 76–80.

Anda mungkin juga menyukai