Anda di halaman 1dari 8

KLINIK UTAMA PAHLAWAN

Halaman 1 dari 2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL No.
PEMBERIAN IMUNISASI Tanggal berlaku:
DPT-HB-Hib

1. Pengertian
Imunisasi DPT-HB-Hib adalah imunisasi untuk pencegahan
terhadap penyakit difteri, tetanus, pertussis (batuk rejan),
hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenza tipe b. Diberikan
pada bayi usia 2-11 bulan sebanyak 3 kali suntikan

2. Tujuan
2.1 Menghambat terjadinya penyakit difteri, tetanus, pertussis (batuk
rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenza tipe b.
2.2 Menerangkan tata laksana pemberian imunisasi DPT-HB-Hib.

3. Kebijakan
3.1 Peraturan Menteri Kesehatan No 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Vaksin
3.2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020 tentang
Pedoman Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3.3 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, 2014, Buku Ajar
Imunisasi

4. Prosedur
4.1 Menyiapkan alat.
4.2 Menyebutkan nama dan peran petugas.
4.3 Menganamnesa pasien secara lengkap. Petugas menerima kunjungan
bayi sasaran Imunisasi yang telah membawa buku KIA
4.4 Memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA dan menentukan jenis
imunisasi yang akan diberikan
4.5 Menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya (keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila tidak akan dirujuk
ke Ruang Pengobatan)

Disusun oleh Disetujui oleh


KLINIK UTAMA PAHLAWAN
Halaman 2 dari 2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL No.
PEMBERIAN IMUNISASI Tanggal berlaku:
DPT-HB-Hib

4.6 Menjelaskan tujuan dan manfaat imunisasi DPT-HB-Hib


4.7 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4.8 Memastikan vaksin yang akan di gunakan antara lain nama vaksin,
VVM, tanggal expired, dan No. Bacth
4.9 Memberitahukan kepada orangtua/wali bayi tentang tempat lokasi
penyuntikan yaitu di paha tengah.
4.10 Memasukan vaksin ke dalam alat suntik sebanyak 0,5 ml kedalam spuit
1 ml, lalu desinfeksi tempat suntikan dengan alkohol swab dengan
sekali usap, selanjutnya memberikan suntikan secara Intramuscular.
4.11 Melakukan KIE tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yaitu
biasanya akan timbul demam ringan beberapa jam setelah penyuntikan
dan kadang timbul bengkak dilokasi bekas penyuntikan. Apabila hal itu
terjadi, berikan obat antipiretik dan memberikan kompres air hangat di
lokasi tempat penyuntikan yang mengalami pembengkakan
4.12 Menginformasikan kepada pasien kapan melakukan kunjungan ulang.
4.13 Mencatat hasil tindakan pada buku KIA / kartu imunisasi dan Rekam
Medis.

5. Unit terkait
5.1 Unit Poli Anak
5.2 Unit Farmasi

Disusun oleh Disetujui oleh


KLINIK UTAMA PAHLAWAN
Halaman 1 dari 2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL No.
PEMBERIAN VAKSIN BCG Tanggal berlaku:

1. Pengertian
Imunisasi BCG adalah imunisasi untuk memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit tuberculosis yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa disebut
juga batuk darah. Diberikan pada bayi usia 1 bulan sebanyak 1 x suntikan

2. Tujuan
2.1 Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis.
2.2 Menerangkan tata laksana pemberian imunisasi BCG.

3. Kebijakan
3.1 Peraturan Menteri Kesehatan No 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Vaksin
3.2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3.3 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, 2014, Buku Ajar
Imunisasi

4. Prosedur
4.1 Menyiapkan alat.
4.2 Menyebutkan nama dan peran petugas.
4.3 Menganamnesa pasien secara lengkap. Petugas menerima kunjungan bayi
sasaran Imunisasi yang telah membawa buku KIA
4.4 Memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA dan menentukan jenis
imunisasi yang akan diberikan
4.5 Menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya (keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila tidak akan dirujuk ke
Ruang Pengobatan)

Disusun oleh Disetujui oleh


KLINIK UTAMA PAHLAWAN
Halaman 2 dari 2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL No.
PEMBERIAN VAKSIN BCG Tanggal berlaku:

4.6 Menjelaskan tujuan dan manfaat imunisasi BCG


4.7 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4.8 Memastikan vaksin yang akan di gunakan antara lain nama vaksin, VVM,
tanggal expired, dan No. Bacth
4.9 Memberitahukan kepada orangtua/wali bayi tentang tempat lokasi
penyuntikan yaitu di lengan kanan atas
4.10 Membuka tutup metal pada vaksin dengan menggunakan pengait.
Mengisap pelarut dengan menggunakan spuit 5 ml. Pastikan seluruhnya
terisap
4.11 Memasukkan pelarut ke dalam vial vaksin BCG, kocok hingga
campuran menjadi homogen
4.12 Memasukan vaksin ke dalam alat suntik sebanyak 0,05 ml lalu
desinfeksi tempat suntikan dengan alkohol swab dengan sekali usap,
selanjutnya memberikan suntikan secara Intrakutan.
4.13 Melakukan KIE tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi BCG yaitu
biasanya akan timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan
dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4 bulan, kemudian menyembuh
perlahan dengan menimbulkan jaringan parut.
4.14 Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan
antiseptik. Apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin
membesar anjurkan orangtua membawa bayi ke dokter.
4.15 Menginformasikan kepada pasien kapan melakukan kunjungan ulang.
4.16 Mencatat hasil tindakan pada buku KIA/kartu imunisasi dan Rekam
Medis

5. Unit terkait
5.1 Unit Poli Anak
5.2 Unit farmasi

Disusun oleh Disetujui oleh


KLINIK UTAMA PAHLAWAN
Halaman 1 dari 2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL No.
PEMBERIAN IMUNISASI POLIO Tanggal berlaku:
ORAL

1. Pengertian
Pemusnahan Imunisasi Polio Oral adalah imunisasi untuk memberikan
kekebalan aktif terhadap penyakit poliomyelitis yaitu penyakit pada susunan
saraf pusat yang disebabkan oleH virus polio tipe 1, 2, atau 3. Diberikan pada
bayi usia 1-4 bulan.

2. Tujuan
2.1 Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.
2.2 Menerangkan tata laksana pemberian imunisasi Polio Oral.

3. Kebijakan
3.1 Peraturan Menteri Kesehatan No 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Vaksin
3.2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3.3 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, 2014, Buku Ajar
Imunisasi

4. Prosedur
4.1 Menyiapkan alat.
4.2 Menyebutkan nama dan peran petugas.
4.3 Menganamnesa pasien secara lengkap. Petugas menerima kunjungan bayi
sasaran Imunisasi yang telah membawa buku KIA
4.4 Memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA dan menentukan jenis
imunisasi yang akan diberikan
4.5 Menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya (keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila tidak akan dirujuk ke
Ruang Pengobatan)

Disusun oleh Disetujui oleh


KLINIK UTAMA PAHLAWAN
Halaman 2 dari 2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL No.
PEMUSNAHAN LIMBAH Tanggal berlaku:
IMUNISASI

4.6 Menjelaskan tujuan dan manfaat imunisasi polio oral


4.7 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4.8 Memastikan vaksin yang akan di gunakan antara lain nama vaksin, VVM,
tanggal expired, dan No. Bacth
4.9 Memberitahukan kepada orangtua/wali bayi bahwa pemberian imunisasi
polio adalah secara oral atau melalui mulut
4.10 Membuka tutup metal pada vaksin dengan menggunakan pengait dan
memasang pipet/dropper.
4.11 Memegang bayi dengan kepala disangga dan ditengadahkan ke
belakang
4.12 Membuka mulut bayi secara berhati-hati dengan ibu jari pada dagu
(untuk bayi kecil) atau menekan pipi bayi dengan jari-jari.
4.13 Meneteskan 2 tetes vaksin dari alat tetes ke dalam lidah dan hindari alat
tetes (dropper) menyentuh bayi.
4.14 Melakukan KIE tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi polio oral.
Setelah mendapat vaksin polio oral bayi boleh makan minum seperti biasa.
Apabila muntah dalam 30 menit segera diberi dosis ulang
4.15 Menginformasikan kepada pasien kapan melakukan kunjungan ulang.
4.16 Mencatat hasil tindakan pada buku KIA/ kartu imunisasi dan Rekam
Medis

5. Unit terkait
5.1 Unit Poli Anak
5.2 Unit Farmasi

Disusun oleh Disetujui oleh


KLINIK UTAMA PAHLAWAN
Halaman 1 dari 2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL No.
PEMBERIAN IMUNISASI Tanggal berlaku:
CAMPAK/MR

1. Pengertian
Imunisasi campak/MR adalah imunisasi untuk memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit campak. Diberikan pada bayi usia 9-11 bulan

2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
2.1 Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
2.2 Menerangkan tata laksana pemberian imunisasi campak.

3. Kebijakan
3.1 Peraturan Menteri Kesehatan No 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Vaksin
3.2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3.3 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, 2014, Buku Ajar Imunisasi

4. Prosedur
4.1 Menyiapkan alat.
4.2 Menyebutkan nama dan peran petugas.
4.3 Menganamnesa pasien secara lengkap. Petugas menerima kunjungan bayi sasaran
Imunisasi yang telah membawa buku KIA
4.4 Memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA dan menentukan jenis imunisasi yang
akan diberikan
4.5 Menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya (keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila tidak akan dirujuk ke Ruang
Pengobatan)
4.6 Menjelaskan tujuan dan manfaat imunisasi campak
4.7 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan

Disusun
Disusun oleh
oleh Disetujui
Disetujui oleh
oleh
KLINIK UTAMA PAHLAWAN
Halaman 2 dari 2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL No.
PEMBERIAN IMUNISASI Tanggal berlaku:
CAMPAK/MR

4.8 Memastikan vaksin yang akan di gunakan antara lain nama vaksin, VVM, tanggal
expired, dan No. Bacth
4.9 Memberitahukan kepada orangtua/wali bayi tentang tempat lokasi penyuntikan
yaitu di lengan kiri atas
4.10 Membuka tutup metal pada vaksin dengan menggunakan pengait.
Mengisap pelarut dengan menggunakan spuit 5 ml. Pastikan seluruhnya terisap
4.11 Memasukkan pelarut ke dalam vial vaksin campak, kocok hingga campuran
menjadi homogen
4.12 Memasukan vaksin ke dalam alat suntik sebanyak 0,5 ml kedalam spuit 1
ml, lalu desinfeksi tempat suntikan dengan alkohol swab dengan sekali usap,
selanjutnya memberikan suntikan secara Intramuscular.
4.13 Melakukan KIE tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi campak yaitu
biasanya akan timbul demam ringan beberapa jam setelah penyuntikan dan
kadang timbul bengkak dilokasi bekas penyuntikan. Apabila hal itu terjadi,
berikan obat antipiretik dan memberikan kompres air hangat di lokasi tempat
penyuntikan yang mengalami pembengkakan
4.14 Menginformasikan kepada pasien kapan melakukan kunjungan ulang.
4.15 Mencatat hasil tindakan pada buku KIA/kartu imunisasi pasien dan RM

5. Unit terkait
5.1 Unit Poli Anak
5.2 Unit Farmasi

Disusun oleh Disetujui oleh

Anda mungkin juga menyukai