Anda di halaman 1dari 15

lOMoARcPSD|22388975

MAKALAH
MULTIKULTURALISME DI ERA GLOBALISASI

Disusun Oleh:

-Andi Asrar.M (F44422003)


-Alexander (F44422047)
-Elrio Kanalung (F44422050)
-Given Marvel Lagimpu (F44422046)
-Kebekirimin Unue (F44422015)
-Veronica Deverina Paroro (F44422029)
-I Gede Antara Dwipayana (F44422007)
-Muh.Yusuf Moh Nasir Lira (F44422021)
-Lexi Bintang Darma Putra (F44422017)

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI REKAYASA INSTALASI


LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
lOMoARcPSD|22388975

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT


serta salam dan cinta kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Atas segala
rahmat dan karunia Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini yang berjudul “Multikulturalisme di Era Globalisasi” dengan baik. Makalah ini,
Penulis Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Bahasa
Indonesia. Dalam proses pembuatan makalah ini, penulis harap dapat membantu
pembaca untuk mengetahui bagaimana manfaat, sumber, dan implikasi ilmu
pengetahuan, informasi dan teknologi dari model-model pembelajaran ini.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini,
begitupun makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai
sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Universitas
Tadulako maupun lingkungan masyarakat.

Palu,7 M

Penulis
lOMoARcPSD|22388975

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4
2.1 Pengertian Multikulturalisme......................................................................4
2.2 Macam-Macam Masyarakat Multikultural..................................................6
2.3 Bentuk Multikulturalisme............................................................................7
2.4 Faktor-faktor penyebab multikulturalisme..................................................8
2.5 Ciri-ciri multikulturalisme dalam hubungan masyarakat............................8
2.6 Unsur multikulturalisme..............................................................................9
2.7 Perbandingan Multikulturalisme Kesetaraan Sosiologi dan Kesetaraan
Budaya di Indonesia..................................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
lOMoARcPSD|22388975

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Multikulturalisme adalah pemahaman atas adanya unsur-unsur yang berbeda


dalam suatu konsep sehingga penekanan makna multikulturalisme terletak adanya
sebisme yang mengakui perbedaan dalam kesederajatan, baik secara individual
maupun secara kebudayaan (kompleks). Multikulturalisme sendiri dimaknai sebagai
hadirnya sejumlah masayarakat dan kebudayaan serta berdampingan, dimana antara
mereka saling terjalin suatu interaksi dan dalam interaksi tersebut dikembangkan
suatu pemahaman satu sama lain untuk dapat saling menghargai, bertoleransi, rukun
dan menghormati. Menurut Choirul Mahfud (2011), secara etimologis
multikulturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme
(aliran/paham). Secara hakiki, dalam kata itu terkandung pengakuan akan martabat
manusia yang hidup dalam komunitas dengan kebudayaannya masing-masing yang
unik. Dengan demikian, setiap individu merasa dihargai sekaligus merasa
bertanggungjawab untuk hidup bersama komunitasnya. Multikulturalisme
memposisikan manusia, masyarakat dan kebudayaan ada dalam kesejajaran dan
kehormatan yang sama dan seimbang, maka keberadaban terletak pada kesanggupan
untuk berpandangan, bersikap, dan bertindak atas nama kemuliaan bersama
Multikulturalisme di era globalisasi adalah masuknya budaya asing atau luar
negeri kesuatu negara tertentu. Masuknya budaya asing itu menyebabkan munculnya
pencampuran budaya asing dengan budaya asing, atau juga bisa menambahkan
budaya asing ke daerah tertentu, hingga munculnya banyak ragam budaya yang
disebut multikuluralisme. Menurut Tilaar (2002), mullikulturalisme pada masa
modern terutama dalam era globalisasi, berbeda dengan multikulturalisme pada masa
lalu. Multikulturalisme modern di dalam era globalisasi bersifat terbuka dan
melihat ke luar. Multikulturalisme tidak hanya

1
lOMoARcPSD|22388975

berarti beragamnya kelompok etnis dalam sebuah negara, tetapi juga seluruh
kelompok etnis yang beragam di luar batas-batas negara, termasuk di dalamnya
perkembangan agama, isu gender, dan kesadaran kaum marjinal. Kesadaran
multikultural berarti seseorang mempunyai kesadaran untuk mengembangkan
budaya komunitasnya sendiri, namun demikian dia akan hidup berdampingan
secara damai, bahkan saling bekerja sama dan saling menghormati.
Multikulturalisme di era globalisasi yang ada di Indonesia terjadi karena
pergabungan dua budaya yang ada, baik budaya nasonal itu sendiri maupun
budaya asing sehingga melahirkan budaya baru yang menggabungkan kedua
budaya tersebut. Pada era globalisasi saat ini dimana tehnologi sudah semakin
canggih, masyarakat tidak perlu berpergian ke negara atau tempat tertentu agar
mendapatkan budaya baru tapi cukup dengan memanfaatkan tehnologi yang ada
pada saat ini, sebagai contoh menggunakan internet di HP atau komputer.
Pemanfaatan tehnologi tersebut membuat masyarakat mendapatkan budaya baru
hanya dengan melihat layar HP atau monitor laptop sehingga multikulturalisme
dapat terjadi dengan pesat. Keragaman kebudayaan yang ada di masyarakat
dikenal dengan istilah multikultural. Multikultural tidak hanya membahas tentang
permasalahan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) akan tetapi juga
membahas tentang keragaman fisik maupun non fisik, umur, dan status sosial.
Pembahasan lebih lanjut akan penyusun bahas pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1.jelaskan pengertian multikulturalisme?

2.Jelaskan macam-macam masyarakat Multikulturalisme?

3.Jelaskan bentuk multiklturalisme?

4.Jelaskan Faktor-Faktor Multikulturalisme?

5.Jelaskan ciri-ciri multikulturalisme?

6.Sebutkan unsur Multikulturalisme?

7.Jelaskan perbandingan Multikulturalisme Kesetaraan Sosiologi dan


Kesetaraan Budaya di Indonesia?
lOMoARcPSD|22388975

1.3Tujuan Masalah

1.Mengetahui pengertian Multikulturalisme.

2.Mengtahui macam-macam Multikulturalisme.

3.Mengetahui Bentuk-Bentuk Multikulturalisme.

4.Mengetahui Faktor-Faktor Multikulturalisme.

5.Mengetahui Ciri-Ciri Multikulturalisme dalam hubungan masyarakat.

6.Mengetahui Unsur Multikulturalisme.

7.Mengetahui Perbandingan Multikulturalisme kesetaraan Sosiologi dan Kesetaraan


budayaa di Indonesia.
lOMoARcPSD|22388975

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Multikulturalisme

Multikulturalisme dalam era globalisasi adalah keseragaman budaya pada


suatu masyarakat. Multikulturalisme ini merupakan proses penggabungan atau
pertukaran segala aspek pada masyarakat baik dari budaya maupun cara kerja dari
seluruh dunia. Multikulturalisme pada era globalisasi menyebabkan terjadinya
perpaduan budaya yang berbeda sehingga memunculkan banyak ragam budaya
yang lain. Menurut Tilaar (2002) multikulturalisme pada era globalisasi berbeda
dengan multikulturalisme pada masa lalu. Multikulturalisme pada era globalisasi
saat ini bersifat terbuka dan melihat kea rah luar (universal). Multikulturalisme
pada era globalisasi tidak hanya berarti perpaduan kelompok etnis dalam sebuah
Negara atau wilayah, tetapi juga seluruh kelompok etnis yang berada di luar batas-
batas Negara, sehingga terjadinya perkembangan agama, ideologi, kesenjangan
sosial, dan kesenjangan budaya.

Multikulturalisme memerlukan kesetaraan dimana tidak ada perbedaan


kedudukan atau derajat dalam suatu hal tertentu. Kesetaraan di era globalisasi
menjadi hal yang harus diterapkan pada multikulturalisme sehingga masyarakat
memiliki kesadaran multikultur yang bangga terhadap budayanya, namun dapat
menghargai budaya yang lain dalam ikatan komunitas yang lebih luas sehingga
masyarakat akan hidup berdamingan secara damai, saling bekerja sama dan saling
menghormati dalam kesetaraan sosial dan budaya. Contoh kesetaraan
multikulturalisme pada sosial yaitu saling berbaur antara satu dengan yang lain
tanpa memandang latar belakang orang tersebut, saling menghargai adat istiadat
dalam kelompok etnis masyarakat, tidak melakukan diskriminasi antar kelompok
masyarakat, mengadakan kegiatan gotong royong kepada masyarakat untuk
mempererat nilai sosial atar sesame masyarakat dan kegiatan lain.
lOMoARcPSD|22388975

Masyarakat multikutural seperti Negara Indonesia memiliki kebudayaan


dan ideologi yang berlaku secara umum bagi seluruh bangsa Indonesia, seperti
ideologi pancasila sebagai wujud keseluruhan budaya Indonesia dalam
keragaman masyarakat.Indonesia dalam pembangunan bangsa masyarakat telah
menjadikan multikulturalisme sebagai dasar sebagaimana yang tertuang dalam
Pasal 32 UUD 1945 yang berbunyi ‘Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan
yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya’.
Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di
daerah-daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Hal
tersebut menunjukkan bahawa kebudayaan bangsa merupakan hasil buah usaha
budaya-budaya daerah, yang dijadikan menjadi satu (intisari) sebagai kebudayaan
bangsa, sehingga masyarakat multikutural merupakan suatu keniscayaan bagi
bangsa Indonesia. (Baidhawy, 2005).

Menurut Mahrus (2015) Indonesia merupakan masyarakat multikultural.


Hal ini terbukti di Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang masing-masing
mempunyai struktur budaya yang berbeda-beda. Perbedaan ini dapat dilihat dari
perbedaan bahasa, adat istiadat, religi, tipe kesenian, dan lain-lain. Pada dasarnya
suatu masyarakat dikatakan multikultural jika dalam masyarakat tersebut
memiliki keanekaragaman dan perbedaan. Keragaman dan perbedaan yang
dimaksud antara lain keragaman struktur budaya. Contoh kesetaraan
multikulturalisme pada budaya di Indonesia adalah kesenian pada bidang musik,
dimana saat ini isi lirik lagu disampaikan dalam berbagai bahasa yang ada di
Indonesia. Sehingga masyarakat lebih banyak mengenal bahasa yang aa di
Indonesia dan mencegah deskriminasi bahasa antar suku bangsa.

Menurut Gunawan (2011) dapat diartikan sebagai berikut: (1) Pengakuan


terhadap berbagai perbedaan dan kompleksitas kehidupan dalam masyarakat. (2)
Perlakuan yang sama terhadap berbagai komunitas dan budaya, baik yang
mayoritas maupun minoritas. (3) Kesederajatan kedudukan dalam berbagai
keanekaragaman dan perbedaan, baik secara individu ataupun kelompok serta
budaya. (4) Penghargaan yang tinggi terhadap hak-hak asasi manusia dan saling
lOMoARcPSD|22388975

menghormati dalam perbedaan. (5) Unsur kebersamaan, kerja sama, dan hidup
berdampingan secara damai dalam perbedaan.

2.2 Macam-Macam Masyarakat Multikultural

Menurut Mubit (2016) macam-macam masyarakat multikultural adalah:

1. Multikulturalisme Isolasi. Masyarakat jenis ini biasanya menjalankan hidup


secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang saling mengenal satu sama
lain. Kelompok-kelompok tersebut pada dasarnya menerima keragaman,
namun pada saat yang sama berusaha mempertahankan budaya mereka
secara terpisah dari masyarakat lain umumnya. Contohnya masyarakat suku
Kajang yang ada di Kabupaten Bulukumba yang masih mengisolasi diri
dan mempertahankan budaya mereka dari budaya luar, namun tetap
menerima keragaman masyarakat selain masyarakat mereka seperti tetap
berinteraksi dengan masyarakat lain.
2. Multikulturalisme Akomodatif. Masyarakat ini memiliki kultur dominan,
yang membuat penyesuaian-penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu
bagi kebutuhan kultural kaum minoritas. Masyarakat multikultural
akomodatif merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan
ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, serta memberikan
kebebasan kepada kaum minoritas untuk mengembangkan/ mempertahankan
kebudayaan mereka. Sebaliknya, kaum minoritas tidak menentang kultur
dominan. Contohnya suku Jawa yang ada di daerah Palopo.
3. Multikulturalisme Otonomi. Dalam model ini kelompok-kelompok kultural
utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan
dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara
kolektif dapat diterima. Prinsip-prinsip pokok kehidupan
kelompokkelompok dalam multikultural jenis ini adalah mempertahankan
cara hidup mereka masing-masing yang memiliki hak-hak sama dengan
kelompok dominan. Mereka juga menentang kelompok dominan dan
berusaha menciptakan suatu masyarakat di mana semua kelompok bisa
lOMoARcPSD|22388975

eksis sebagai mitra sejajar. Contohnya kelompok feminis yang


memperjuangkan kesetaraan gender.
4. Multikulturalisme Kritikal/Interaktif. Jenis multikulturalisme ini terjadi pada
masyarakat plural dimana kelompok-kelompok yang ada sebenarnya tidak
terlalu menuntut kehidupan otonom, akan tetapi lebih menuntut penciptaan
kultur kolektif yang menegaskan perspektif-perspektif distingtif
(membedakan) mereka. Kelompok dominan dalam hal ini tentunya menolak,
bahkan berusaha secara paksa menerapkan budaya dominan mereka
dengan mengorbankan budaya kelompok-kelompok minoritas. Contohnya
kelompok lesbian, gay, biseksual dan transeksual (LGBT) sebagai kelompok
minoritas yang ingin diakui eksistensi oleh kelompok mayoritas atau
masyarakat luas, sebagai kelompok yang ingin mendapatkan perlakuan yang
sama dengan kelompok yang lain.
5. Multikulturalisme Kosmopolitan. Kehidupan dalam multikulturalisme jenis
ini berusaha menghapus segala macam batas-batas kultural untuk
menciptakan masyarakat yang setiap individu tidak lagi terikat pada budaya
tertentu. Bisa juga sebaliknya, yaitu tiap individu bebas dengan kehidupan-
kehidupan lintas kultural atau mengembangkan kehidupan kultural masing-
masing. Contohnya kehidupan di kota Makassar yang hidup berdampingan
dengan kultur yang berbeda.

2.3 Bentuk Multikulturalisme

Adapun bentuk-bentuk dari multikulturalisme yang ada pada masyarakat


adalah sebagai berikut:

1. Keanekaragaman ras yang dapat menunjukkan pengelompokkan manusia


berdasarkan fisik.
2. Keanekaragaman agama yang merujuk pada berbagai macam kepercayaan
yang dianut oleh beberapa suku bangsa.
lOMoARcPSD|22388975

3. Keberagaman etnik atau suku bangsa yang menunjukkan kelompok


manusia yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda seperti
bahasa, kesenian, sistem kekerabatan dan adat istiadat.
4. Masyarakat majemuk yang terdiri atas beberapa kelompok etnik kecil,
sehingga tidak memiliki posisi yang dominan dalam aspek kehidupan
bermasyarakat ekonomi dan politik.

2.4 Faktor-faktor penyebab multikulturalisme

Adapun faktor penyebab multikultural adalah :

1. Perbedaan letak geografis.

Faktor geografis dalam suatu daerah memiliki kondisi yang berbeda dan
akan terjadinya perbedaan di dalam masyarakatnya.

2. Adanya pengaruh dari budaya asing atau luar.


Budaya asing yang masuk ke dalam kelompok masyarakat kemungkinan
besar akan terpengaruh dan mengikuti kebiasaan buadaya asing tersebut.
Pengaruh buadaya asing di era globalisasi saat ini menyebakan
multikulturalisme terjadi dengan sangat cepat terutama dengan dukungan
teknoligi saat ini.
Masyarakat di era globalisasi saat ini tidak perlu pergi ke suatu Negara
asing atau wilayah asing untuk menyebabkan terjadinya multikulturalisme,
namun cukup dengan memanfaatkan teknologi seperti internet pada
handphone atau laptop untuk melihat budaya baru yang ada di luar.

3. Perbedaan kondisi iklim.


Faktor iklim pada suatu daerah yang berbeda akan menyebabkan
multikultralisme terjadi di dalam masyarakatnya.

2.5 Ciri-ciri multikulturalisme dalam hubungan masyarakat

Adapun cirri-ciri multikulturalisme adalah sebagai berikut :

1. Integrasi yang cenderung terjadi karena adanya paksaan.


lOMoARcPSD|22388975

2. Rentan terjadi komplik di dalamnya.


3. Memiliki struktur sosial yang terbagi atas lembaga-lembaga non
komplementer.
4. Mengalami sekmentasi dalam kelompok dengan sub kebudayaan yang
berbeda.
5. Konsensus diantara para anggota sangat kurang.

2.6 Unsur multikulturalisme

Adapun unsur multikulturalisme adalah sebagai berikut :

1. Suku bangsa; suku bangsa mempengaruhi multikulturalisme pada suatu


Negara termasuk di Indonesia yang memiliki suku bangsa beragam mulai dari
sabang sampai merauke.
2. Ras; ras di Indonesia muncul karena adanya pengelompokkan manusia secara
biologis, seperti warna rambut, warna kulit, ukuran tubuh dan sebagainya.
3. Agama dan keyakinan; agama dan keyakinan di Indonesia beranekaragam
mulai dari agama islma, Kristen, katolik, hindu, budha, dan konghucu.
4. Ideologi; ideologi memiliki pengaruh yang kuat terhadap tingkah laku
masyarakat berdarakan pola pikir tiap individu yang berbeda.
5. Politik; politik merupakan usaha untuk megekakkan ketertiban sosial pada
masyarakat.
6. Tata kerama; tata kerama merupakan segala tindakan, perliku, adat istiadat,
sopan santun, dan segala sesuatu yang berkenaan dengan norma tertentu.
7. Kesenjangan sosial; kesenjangan sosial terjadi karena adanya penggolongan
manusia berdasarkan kasta. Kesenjangan sosial di era globalisasi tidak lagi
terlihat dikarenakan pada saat ini di Indonesia telah menerapkan HAM
dimana semua manusia memiliki kedudukan/derajat yang sama.
8. Kesenjangan ekonomi; kesenjangan ekonomi terjadi karena adanya
penggolongan manusia berdasarkan penghasilan yang didapatkannya.
lOMoARcPSD|22388975

2.7 Perbandingan Multikulturalisme Kesetaraan Sosiologi dan Kesetaraan


Budaya di Indonesia
Keragaman kebudayaan yang ada di masyarakat dikenal dengan istilah
multikultural. Multikultural tidak hanya membahas tentang permasalahan SARA
(suku, agama, ras dan antar golongan) akan tetapi juga membahas tentang
keragaman fisik maupun non fisik, umur, dan status sosial. Multikultural
merupakan sebuah konsep atau ide yang menekankan pada keanekaragaman
kebudayaan dalam kesederajatan atau kesetaraan. Kesetaraan inilah yang menjadi
penekanan khusus dari multikultural. Setiap individu diperlakukan sama, setara
dan tidak ada diskriminasi hak. Hal ini dibuktikan dengan adanya penegakan Hak
Asasi Manusia di Indonesia yang diatur dalam UU No. 39 tahun 1999.
Multikultural ada bukan untuk kepentingan kelompok atau golongan melainkan
atas dasar semangat kemanusiaan dan kesetaraan agar dapat melahirkan kesadaran
pentingnya semangat multikultural kesetaraan sosial dan kesetaraan budaya di
Indonesia.
lOMoARcPSD|22388975

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Multikulturalisme dalam era globalisasi adalah keseragaman budaya pada
suatu masyarakat. Multikulturalisme pada era globalisasi tidak hanya berarti
perpaduan kelompok etnis dalam sebuah Negara atau wilayah, tetapi juga seluruh
kelompok etnis yang berada di luar batas-batas Negara, sehingga terjadinya
perkembangan agama, ideologi, kesenjangan sosial, dan kesenjangan budaya.
Keragaman kebudayaan yang ada di masyarakat dikenal dengan istilah
multikultural. Multikultural tidak hanya membahas tentang permasalahan SARA
(suku, agama, ras dan antar golongan) akan tetapi juga membahas tentang
keragaman fisik maupun non fisik, umur, dan status sosial.

3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat penyusun sajikan dan diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun penyusun harapkan
untuk penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Jika ada kesalahan atau
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, mohon maaf sebesar-besarnya.
lOMoARcPSD|22388975

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muhith.2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : CV Andi

Ali, Mahrus. 2015. Dasar-Dasar Hukum Pidana, Jakarta: PT Sinar Grafika


Offset.

Arif Gunawan. 2011. Remaja dan Permasalahannya. Yogyakarta : Hanggar


Kreator

Baidhawy, Zakiyudin. 2005. Pendidikan Agam Berwawasan Multikultural. Jakarta


: Erlangga.

H.A.R. Tilaar. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Rineka

Cipta Mahfud, Choirul. 2011. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai