Lpa LPJ
Lpa LPJ
Disusun oleh:
Kelompok 117
Biondy Timothy 194214099
Bonifasius Victor Imanuel Gultom 195214113
Marlinda Suryadini 191324007
Mario Antonius Werang 191324011
Kiki Septi Purwa Indah 191424018
Maria Magdalena Obetin 199144122
Alfira Fanny Kuswandari 191214086
Tania Rahmadhani Nursyahputri 194114044
Felly Veronica Lumempouw 201114021
1
Gambar 1. Proses pembuatan popcorn
C. Kontribusi Masyarakat
1. Untuk proker layar tancap, masyarakat sangat berkontribusi dalam menyukseskan
acara, terutama ibu-ibu dan anak-anak. Proker layar tancap kami adakan setiap hari
sabtu selama dua minggu di kediaman Bapak Sunardi dan selama dua kali
menjalankan program kerja ini, banyak ibu-ibu yang hadir untuk ikut menonton atau
hanya sekedar mengantar anak-anak mereka menonton. Penyelenggaraan proker ini
dapat dikatakan lancar lantaran kontribusi dari masyarakat yang terbilang cukup
besar baik sebagai pihak yang memfasilitasi berupa penyedia tempat untuk
berlangsungnya proker ataupun sebagai penonton
2
Gambar 3. Proker layar tancap minggu pertama.
2. Untuk proker senam massal, masyarakat juga banyak yang ikut berpartisipasi
meramaikan proker ini sehingga dapat berjalan dengan lancar. Ada perbedaan di
minggu pertama dan minggu kedua pelaksanaan proker senam massal, yaitu jumlah
pesertanya. Untuk minggu pertama, peserta yang hadir sudah lumayan banyak,
namun karena kesalahan saat membuat surat undangan, maka tidak semua warga
hadir untuk meramaikan. Namun, di minggu kedua, partisipasi masyarakat cukup
meningkat dengan signifikan sehubungan dengan sudah direvisinya surat undangan
untuk warga. Hadirnya instruktur senam juga meramaikan jalannya proker ini.
3
Gambar 6. Proker senam massal minggu kedua
4
Kemudian, masyarakat mayoritas menjawab bahwa minyak jelantah akan dibuang
ke selokan/pembuangan air seperti pada Gambar 7.
5
Gambar 9. Sosialisasi Ibu-ibu kader PKK
6
Antusias masyarakat Ketika kegiatan dengan kehadiran 9 warga dari 2 dusun : dusun
belang, dan sekeket. Hal ini dapat dilihat pada absensi yang terdapat pada Gambar 12.
Gambar 12. Presensi kegiatan program pembuatan sabun cair dari minyak
jelantah.
Selain itu, keaktifan ibu-ibu dapat dilihat ketika jalannya program. Peserta serius
memperhatikan jalannya pembuatan dan ikut berpartisipasi dalam pembuatan sabun cair
yang terdapat pada Gambar 13.
7
Gambar 14. Survey ketertarikan peserta untuk mencoba sendiri di rumah
8
Gambar 16. Salah satu warga yang telah mencoba sendiri di rumah
A. Masalah
9
1. Persiapan Sosialisasi dan Pembuatan Pupuk Kompos
Proses persiapan sosialisasi dan persiapan pembuatan pupuk kompos saya
lakukan dalam beberapa tahap. Pertama, saya menjalin komunikasi dengan pihak
perangkat dusun dan masyarakat di dusun Belang untuk menyepakati kegiatan
sosialisasi yang akan saya lakukan. Saya mendapatkan kepastian tentang waktu yang
tepat untuk pelaksanaannya, tempat kegiatan dan sedikit informasi tentang kegiatan
sosialisasi dan pembuatan pupuk kompos dari daun kering untuk hasilkan media
tanam. Kedua, saya menghubungi masyarakat yang menjadi sasaran sosialisasi dan
pembuatan pupuk kompos dimaksud. Saya menghubungi mereka melalui Kepala
Dusun dan Ketua-Ketua RT. Ketiga, saya mempersiapkan tempat yang dipakai untuk
melaksanakan sosialisasi.
2. Pengumpulan Daun Kering
Pengumpulan daun kering saya lakukan dalam kerja sama dengan warga
setempat dan bersama teman-teman KKN. Pengumpulan daun kering ini saya lakukan
dua minggu sebelum membuat sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk kompos dari
daun kering untuk hasilkan media tanam. Daun kering yang saya kumpulkan lebih
banyak adalah dari daun-daun tanaman di kebun yang sudah kering dan daun kering
yang dibersihkan dari halaman rumah warga.
3. Sosialisasi dan Pembuatan Pupuk Kompos
Kegiatan sosialisasi kepada warga dusun Belang saya lakukan di tempat
terbuka (di lapangan voli dusun Belang) kepada warga yang hadir. Warga mendapat
informasi yang komprehensif tentang pemanfaatan daun kering untuk menghasilkan
media tanam. Dalam kegiatan sosialisasi ini, saya menyampaikan juga bahwa
pembuatan media tanam ini sebagai salah satu bentuk aksi nyata prolife atau untuk
peduli terhadap kehidupan dan keseimbangan hubungan manusia dengan lingkungan.
Selain itu, dalam kegiatan sosialisasi ini saya membuka wawasan masyarakat bahwa
pemanfaatan daun kering untuk membuat pupuk kompos yang menghasilkan media
tanam merupakan salah satu strategi yang bisa dipakai untuk meningkatkan atau
menambah pendapatan masyarakat.
Setelah kegiatan sosialisasi, saya melanjutkan dengan praktik pembuatan
pupuk kompos dari daun kering untuk hasilkan media tanam. Saya demonstrasikan
kepada warga setempat bagaimana cara membuat pupuk kompos untuk menghasilkan
media tanam dari daun-daun kering yang sudah saya kumpulkan. Saya
memperkenalkan bahan-bahan yang akan dipakai, seperti cairan EM4 pertanian, daun-
daun kering, gula pasir untuk makanan mikrobakteri dan air secukupnya. Alat-alat
yang saya pakai untuk praktek ini, seperti karung untuk mengisi daun kering yang
sudah dibasahi dengan cairan pengurai, sapu lidi untuk pembersihan akhir, ember
penampung air, semprotan tanaman, sendok makan untuk menakar gula pasir dan
cerek pengukur air. Saya mencampurkan bahan-bahannya antara lain, air 2 liter, EM4
2 tutupan, dan dua sendok makan gula pasir. Semua bahan yang sudah saya
campurkan ke dalam air itu lalu diaduk hingga merata dan gulanya tercampur rata.
Setelah itu saya menyemprotnya ke daun-daun kering yang sudah tersedia (daun
kering ± 5 kg). Saya mengaduk daun-daun agar cairan yang disemprotkan tersebar
merata dan membasahi semua daun kering. Setelah itu, daun-daun yang sudah
dibasahi cairan pengurai dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di tempat yang
aman. Saya mengingatkan masyarakat untuk secara berkala memeriksa pupuk kompos
yang sudah dibasahi dengan cairan pengurai dan memberikan bantuan berupa
perlakuan penguraian secara rutin setiap minggu sampai menjadi pupuk kompos yang
bisa dipakai untuk media tanam.
10
C. Kontribusi Masyarakat
11
4. Penyuluhan Menabung Sejak Dini (Biondy Timothy)
A. Masalah
Berdasarkan latar belakang dan survei yang dilakukan di lokasi KKN melalui
observasi dan wawancara langsung, terdapat tiga permasalahan yang ditemukan
12
kelompok yang perlu digali bersama warga melalui Program Aksi KKN. Masalah
pertama adalah minimnya tempat sampah yang dimiliki setiap warga di rumahnya
masing-masing sehingga menyebabkan warga membuang sampah sembarangan dan
tidak pada tempatnya, serta tidak adanya TPA definitif di desa tersebut.
Masalah lainnya adalah rendahnya rasa sadar dan tingkat partisipasi dalam
masyarakat, yang berarti bahwa warga kurang memiliki ketertarikan dengan kegiatan,
yang berdampak terhadap desa dan dusun. Masalah ketiga adalah keterbatasan belajar
anak untuk memperoleh pengetahuan baru. Mahasiswa mengamati partisipasi aktif,
penerimaan, pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui kegiatan KKN yang
muncul. Penelitian ini diperlukan untuk melihat dan mengetahui dampak masyarakat
apa yang menjadi tujuan dari kegiatan KKN ini.
Potensi Desa: pada perencanaan ini dilanjutkan dengan melakukan observasi di
daerah desa ngaliyan dimana saat observasi dapat diamati bahwa dusun belang
memiliki banyak potensi pertanian antara lain tanaman dikembangkan di Dusun
Belang : Padi, Jagung, Ketela Pohon, Kacang Tanah. Untuk tanaman sayuran: Cabe,
Singkong, daun Pepaya, Petai. Untuk tanaman buah buahan antara lain: Durian,
Rambutan, Jambu biji, Pisang. Pada potensi perkebunan antara lain: Kopi robusta dan
cengkeh. Dari potensi Peternakan antara lain: Sapi, Kerbau, Kambing, Domba,
Kelinci, ayam potong, ayam ras, ayam petelur dan itik. Serta perikanan: Gabus, Lele,
Nila, Udang, Bawal.
Potensi Masyarakat
Masyarakat desa ngaliyan pada umumnya Sebagian besar bekerja sebagai
petani dan buruh tani, dan Sebagian kecil sebagai UMKM dan warung kecil, pada saat
observasi tak lupa juga banyak anak-anak di usia belia dan usia sekolah dasar, ini
menjadi salah satu potensi untuk desa Ngaliyan, namun perlu diingat bahwa minim
nya tingkat Pendidikan di desa ngaliyan juga menjadi salah satu permasalahan yang
muncul saat observasi oleh karena nya pelaksana program kerja memikirkan hal ini
dengan seksama
Observasi dan koordinasi menjadi hal yang sangat penting dilakukan, pada hal
nya ini dapat memberi informasi dan data yang dibutuhkan untuk menjalankan
program kerja Penyuluhan manfaat menabung sejak dini.
Informasi yang ada berupa jumlah anak anak yang berada di sekolah dasar di
dusun Krajan, data ini dibutuhkan oleh pelaksana program kerja mengingat target
peserta yang merupakan anak-anak di usia dini.
Pada minggu ke dua anak-anak yang datang tidak lupa diingatkan perihal menabung,
hal ini juga menjadi catatan yang baik bahwa anak-anak mengingat tentang hal
menabung. Pelaksana program kerja tidak lupa untuk mengingatkan untuk menabung
bagi anak anak, hal ini selalu dilakukan oleh pelaksana program kerja sebagai salah
satu indikator dan untuk kesuksesan program kerja pelaksana.
15
catatan bahwa menjelang hari pembagian hasil dari pembuatan celengan atau
tabungan dari barang bekas, peserta tidak hadir semua, atau dapat diartikan peserta
tidak datang serentak atau Bersama sama tidak seperti yang dilaksanakan di
pertemuan dimana peserta hadir serentak Bersama sama
D. Kontribusi Masyarakat
Kontribusi di masyarakat pada program kerja ini sangat lah baik, yang dapat
dimaksudkan bahwa program ini berjalan dengan lancar dan tidak memiliki kendala
yang besar untuk nya respon yang diberikan oleh peserta program kerja ini sangat lah
antusias salah satu contoh nya adalah peserta yang memberikan sekedar komentar
tentang penting nya menabung dan apa saja keuntungan dari menabung, peserta juga
memiliki kesadaran yang baik dalam mengelola tabungan milik peserta. kontribusi
yang ada yaitu ikut ambil bagian dalam pembuatan sarana celengan yang di buat dari
barang bekas, dan serta kontribusi menabung uang.
E. Usulan/Pandangan Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat
Ide atau gagasan yang muncul atau terhadap kondisi dan keadaan masyarakat
di tempat diadakannya kuliah kerja nyata sangat variatif dan beragam, dimana
anggapan dan respon itu berbeda-beda dan menurut observasi yang dilakukan oleh
pelaksana program kerja. Pelaksana program kerja mendapatkan kesimpulan bahwa
masyarakat di desa ngaliyan sangat kekeluargaan dimana hampir Sebagian dari
tetangga di pondokan masih merupakan keluarga, sehingga kedekatan satu sama lain
sangatlah dijunjung dan dijaga. Sifat rajin dari masyarakat merupakan salah satu
aspek yang dapat diobservasi masyarakat di desa ngaliyan bangun di pagi hari
sekiranya empat pagi untuk pergi bekerja di kebun atau persiapan untuk menjalani
hari. Untuk desa ngaliyan anjuran atau usulan yang dapat diberikan sekiranya adalah
anjuran untuk masyarakat lebih banyak lagi dalam berkontribusi dalam kegiatan
kemasyarakatan seperti acara karang taruna atau acara acara yang diadakan tidak
menjadi peserta namun menjadi kepanitiaan. Serta kesadaran tentang nya penting nya
kebersihan, terutama bagi anak anak, masih dapat dilihat bahwa anak anak di dusun
masih memiliki budaya buang sampah sembarangan. Hal ini masih menjadi harapan
dan anjuran untuk semua masyarakat agar kesadaran lebih ditingkatkan dan dijunjung.
5. Bimbingan Belajar Bahasa Inggris (Alfira Fanny Kuswandari)
A. Masalah
Desa Ngaliyan merupakan salah satu desa di Kecamatan Bejen, Temanggung,
Jawa Tengah. Merupakan desa yang masih memiliki wilayah hutan, sawah, dan
perkebunan, mata pencaharian penduduknya mayoritas sebagai petani. Desa Ngaliyan
merupakan desa paling ujung di Kecamatan Bejen yang berjarak sekitar 12 km dari
Kantor Kecamatan Bejen membuat desa ini jauh dari pusat kota. Untuk menuju Desa
Ngaliyan, kami harus melalui hutan karet yang berkelok dan minim penerangan.
Wilayah yang cukup jauh dari pusat kota membuat Desa Ngaliyan mengalami
kendala yaitu sinyal yang cukup sulit. Sulitnya sinyal ini berpengaruh pada banyak
aspek salah satunya akses belajar untuk para siswanya. Jaringan yang baik akan
menunjang proses belajar mengajar bisa terlaksana secara maksimal. Tidak hanya
kurang maksimalnya pembelajaran karena jaringan yang tidak memadai, beberapa
sekolah di desa ini juga kekurangan tenaga pendidik terutama untuk pelajaran Bahasa
Inggris. Beberapa sekolah di Desa Ngaliyan tidak terfasilitasi dengan baik untuk mata
pelajaran Bahasa Inggris. Dari hasil pengamatan saya kepada anak-anak di beberapa
sekolah dan beberapa dusun di Desa Ngaliyan, banyak dari mereka yang masih asing
dengan Bahasa Inggris karena memang kurangnya tenaga pendidik. Saat saya datang
ke SDN Krajan, SMP N 2 Bejen dan Madrasah Ibtidaiyah Al – Ma’arif, sekolah-
16
sekolah tersebut sangat berharap mahasiswa KKN dapat memperkenalkan Bahasa
Inggris kepada siswa siswi mereka.
Berdasarkan apa yang sudah saya paparkan diatas, terdapat dua permasalahan
di Desa Ngaliyan pada sektor pendidikan, yaitu kendala jaringan dan kurangnya
tenaga pendidik untuk mata pelajaran Bahasa Inggris.
B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan
Program yang saya jalankan dan dapat terlaksana dengan baik adalah
bimbingan belajar Bahasa Inggris untuk anak-anak Desa Ngaliyan. Program ini saya
laksanakan dibantu oleh beberapa teman satu kelompok yaitu Felly Veronika
Lumempouw (Bimbingan Konseling) dan Biondy Timothy (Sastra Inggris). Kegiatan
saya lakukan seminggu 2-4 kali pertemuan. Kegiatan bimbingan belajar yang saya
lakukan berjalan dengan baik dan anak-anak yang hadir juga sangat antusias dalam
proses bimbingan belajar. Kegiatan saya laksanakan di rumah pondokan saya di
Dusun Belang. Anak-anak yang hadir tidak hanya dari Dusun Belang saja, ada anak-
anak yang berasal dari Dusun Sekeket dan Dusun Krajan.
Program bimbingan pertama dilaksanakan pada 10 Januari 2023 yang dihadiri
oleh tiga anak dari Dusun Belang dan dibantu oleh Felly dan Biondy. Bimbingan
kedua dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu 11 Januari 2023 yang dihadiri oleh
empat siswa. Program bimbingan ketiga dan keempat dilaksanakan pada 15 Januari
2023 dan 16 januari 2023. Jadi selama minggu kedua, bimbingan belajar dilaksanakan
sebanyak empat kali.
Masuk ke minggu ketiga, program bimbingan pertama dilaksanakan pada 18
Januari 2023 bebarengan dengan proker Play Zone Felly. Bimbingan belajar
selanjutnya dilaksanakan pada Kamis, 19 Januari 2023. Pada minggu ketiga, program
belajar hanya dilakukan dua kali karena di minggu-minggu ini bebarengan dengan
proker teman yang juga membutuhkan banyak anak-anak.
Untuk minggu keempat, karena sudah minggu-minggu terakhir dan saya
ditunjuk sebagai koordinator divisi acara untuk proker bintang, maka minggu ini
proker bimbingan belajar hanya saya jalankan sekali yaitu pada Sabtu, 28 Januari
2023 gabungan dengan kelompok 116 di pondokan mereka. Jadi untuk total
keseluruhan, bimbingan belajar selama tiga minggu dilaksanakan sebanyak tuju kali
dengan durasi masing-masing pertemuan berkisar antara 1.5 – 2 jam.
Adapun program kerja yang tidak dapat saya laksanakan adalah “KKN Goes
to School”. Rencana awal dari program ini adalah saya mengajar mata pelajaran
Bahasa Inggris di SD N Krajan karena memang setelah melakukan observasi,
diketahui bahwa di SD N Krajan tidak ada satu guru yang khusus mengajar mata
pelajaran Bahasa Inggris. Namun setelah berkonsultasi dengan APL, program saya
tersebut ternyata tidak boleh dijalankan karena hal tersebut sudah masuk ke dalam
ranah PLP-PP.
C. Kontribusi Masyarakat
Kontribusi yang dilakukan masyarakat di Desa Ngaliyan mungkin tidak terlalu
banyak namun sangat berarti untuk saya. Karena saya melakukan program kerja yang
berhubungan dengan anak-anak, jadi tidak banyak melibatkan warga atau karang
taruna desa. Ada satu hal yang dilakukan beberapa warga sebagai bentuk kontribusi
dalam menyukseskan program kerja saya adalah dengan mengantar anak-anak mereka
untuk datang ke bimbingan belajar yang saya laksanakan di Dusun Belang. Beberapa
anak bertempat tinggal di Dusun Krajan yang berjarak kurang lebih 2.5km dari
pondokan tempat saya tinggal dan anak-anak dusun tersebut yang juga antusias
mengikuti bimbingan belajar dengan saya akan datang ke pondokan diantar oleh
orang tua mereka. Orang tua yang mengantar pun juga dengan senang hati mengantar
17
anak-anak mereka dan berharap anak-anak tersebut bisa bertambah pengetahuan
berbahasa Inggrisnya setelah bimbingan belajar bersama saya.
D. Usulan/Pandangan Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat
Pandangan saya terhadap kondisi masyarakat saat ini yang paling utama
adalah mengenai potensi yang dimiliki masyarakat. Anak-anak di Desa Ngaliyan
memiliki semangat belajar yang sangat tinggi. Antusiasme mereka saat bertemu KKN
sangat patut diapresiasi. Dengan adanya semangat belajar yang sudah ada dalam diri
mereka, sangat mungkin bagi orang tua dan sekolah untuk semakin menggali potensi
mereka. Hsl tersebut juga membutuhkan kerja sama dari orang tua dan sekolah dalam
mengembangkan potensi siswa.
Usulan saya, dengan adanya potensi-potensi yang ada pada anak-anak,
diharapkan para orang tua serta guru bisa bekerja sama untuk mewujudkan sistem
belajar yang lebih baik, lebih inovatif, dan lebih kreatif untuk para siswa sehingga
semangat dan potensi yang sudah mereka punya bisa tersalurkan dengan baik
F. Foto Bukti Kegiatan
18
Masa anak-anak adalah tahap perkembangan yang disebut sebagai
“Golden Age” dimana karakteristik individu terbentuk sebelum meneruskan
pencarian jati diri. Saat berdinamika dan mengenal lebih dalam dengan anak-anak
di desa Ngaliyan, ditemukan beberapa peristiwa yang dianggap hal biasa oleh
kebanyakan orang namun dapat berdampak pada pembentukan karakteristik anak.
Peristiwa seperti sulit mengendalikan emosi, kesenjangan yang terjadi antar
sesama, serta perilaku atau respon yang diberikan oleh anak-anak saat merasa
kurang nyaman. Hal-hal tersebut sangat menarik perhatian saya, karena setiap
tahap perkembangan saling berkaitan satu sama lainnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa apa yang dialami oleh individu pada masa sekarang dapat
mempengaruhi bagaimana terbentuknya individu pada masa yang akan datang.
Hasil observasi di beberapa sekolah di Desa Ngaliyan menunjukan hasil
bahwa anak-anak mengalami penurunan motivasi dalam belajar. Hal ini tentu
mempengaruhi bagaimana anak-anak merespon guru dan keaktifan anak-anak
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Salah satu alasan mengapa
anak-anak mengalami penurunan motivasi belajar adalah dikarenakan gaya
belajar yang dianggap monoton dan biasa, sehingga anak-anak mudah merasa
jenuh dan merasakan tekanan saat ingin belajar. Pada masa sekarang anak-anak
lebih tertarik dengan gaya belajar yang melibatkan visual, auditory, dan kinestetik
secara bersamaan. Dengan permasalahan yang ditemukan, maka diputuskan untuk
mengadakan program kerja “Play Zone” yang dibagi menjadi “Play Zone 1” yang
bertujuan mengenalkan anak-anak mengenai berbagai emosi mereka serta
bagaimana tanggapan yang baik saat merasa kurang nyaman. Kemudian “Play
Zone 2” yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar melalui dinamika
bermain serta bagaimana cara menemukan cara belajar yang asik dan sesuai
dengan diri sendiri.
B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan
Program kerja “Play Zone” dimulai dengan observasi yang diadakan pada
tanggal 5 Januari 2023. Setelah menemukan apa yang menjadi permasalahan dan
kebutuhan dari anak-anak melalui sekolah, maka program kerja pun disusun
dengan menargetkan anak-anak sekolah dasar. Pada tanggal 7 Januari 2023 kami
bergerak untuk sosialisasikan program kerja pada sekolah dan mengundang anak-
anak untuk turut berpartisipasi. Kemudian disusunlah tanggal pelaksanaan proker
pada tanggal 12 dan 16 Januari 2023. Akan tetapi dikarenakan terdapat perbedaan
jadwal kegiatan anak-anak sepulang sekolah, maka saya tetap membuka “Play
Zone” kapan saja anak-anak memiliki waktu untuk datang. Berbagai persiapan
saya lakukan seperti, 2 hari sebelum program dilaksanakan saya menyiapkan
materi bimbingan mengenai pengenalan emosi dan pentingnya belajar. Sehingga,
pada hari pelaksanaan saya tinggal mengingatkan kembali anak-anak untuk turut
berpartisipasi.
Pada tanggal 12 Januari 2023, program “Play Zone 1” dilaksanakan.
Antusias anak-anak sangatlah tinggi sehingga beberapa anak dari dusun lain pun
ikut bergabung. Pada awal kegiatan saya memberikan materi kepada anak-anak
mengenai berbagai emosi mereka, dan bagaimana cara menangani kondisi tidak
baik-baik saja. Setelah anak-anak paham, saya memberikan tugas kepada mereka
untuk menuliskan buku harian dengan tujuan agar anak-anak menyadari perasaan
dan perilaku mereka pada setiap situasi serta peristiwa yang dialami oleh diri
sendiri. Program “Play Zone 1” tidak hanya dilakukan sekali, tetapi ada
pelaksanaan susulan pada tanggal 16 Januari 2023 bagi anak-anak yang tidak
sempat ikut bergabung pada tanggal seharusnya. Setelah menyampaikan materi,
19
saya mengajak anak-anak untuk bermain dakon dan membuat kerajinan dari
manik-manik. Terdapat berbagai emosi yang ditunjukan, namun anak-anak
langsung menerapkan apa yang mereka pelajari mengenai pengendalian emosi.
Tanggal 16 Januari 2023 adalah tanggal pelaksanaan “Play Zone 2”. Akan
tetapi, sangat disayangkan cuaca pada hari tersebut tidak mendukung sehingga
hanya beberapa anak saja yang datang dan menjadi kegiatan peralihan ke
kegiatan susulan “Play Zone 1”. Kegiatan “Play Zone 2” saya alihkan menjadi
tanggal 17 dan 18 Januari 2023. Pada program “Play Zone 2” saya menargetkan
sekolah dan tidak hanya anak-anak yang datang ke rumah. Hal ini disesuaikan
dengan topik bimbingan dan tujuan pelaksanaannya, yaitu meningkatkan motivasi
belajar pada anak. Sekolah sangat mendukung hal ini, sehingga program ini
diberikan kesempatan untuk mengisi jam kosong sekolah. Saya memberikan
sosialisasi bagi anak-anak kelas 4 mengenai pentingnya belajar, menyadarkan
mereka mengenai usaha yang harus dilakukan dalam mencapai cita-cita,
memberitahu mengenai cara belajar asyik, dan menuntun mereka untuk membuat
daftar kegiatan belajar sehari-hari. Anak-anak sangat antusias dan mendengarkan
dengan baik, bahkan daftar kegiatan belajar dapat langsung diselesaikan oleh
mereka dengan baik. Setelah itu, kami bermain bersama menggunakan permainan
yang ada. Hal tersebut juga saya terapkan kepada anak-anak yang datang ke
rumah. Akan tetapi yang membedakan adalah anak-anak di rumah melatih
motorik halus mereka melalui pembuatan stiker dan belajar menghitung dengan
asyik menggunakan permainan seperti UNO.
Kegiatan yang tidak sempat dilaksanakan adalah kegiatan pembuatan
puzzle untuk meningkatkan kreativitas dan motorik anak-anak. Kegiatan ini tidak
terlaksanakan, bukan dikarenakan terdapat suatu permasalahan. Akan tetapi,
dikarenakan waktu yang tidak cukup untuk melaksanakan kegiatan pembuatan
puzzle. Solusi yang saya temukan adalah dengan membuat grup chat Whatsapp
bersama anak-anak dan membagikan berbagai cara membuat permainan dan
berbagai video belajar asik di dalamnya. Kiranya grup yang telah dibentuk dapat
menjadi fasilitas bagi anak-anak agar dapat mengembangkan diri.
C. Kontribusi Masyarakat
Antusias dan keaktifan anak-anak desa Ngaliyan sangatlah tinggi.
Sehingga, hampir setiap hari anak-anak datang untuk menanyakan kapan program
akan dilaksanakan. Antusias anak-anak dapat dilihat dari kehadiran mereka yang
tetap datang meskipun terlambat atau mengikuti program susulan. Pada saat
pelaksanaan program banyak anak-anak yang terlibat aktif menjawab dan secara
tidak langsung ikut berefleksi. Setelah pemberian materi, keaktifan anak-anak
dapat dilihat dari tugas seperti buku harian dan jadwal kegiatan belajar yang
langsung dikerjakan dan dikumpulkan. Setelah itu, anak-anak langsung
menerapkan apa yang mereka pelajari dan bahkan memberitahu teman mereka
yang tidak ikut mengenai apa saja yang mereka dapatkan. Terdapat juga beberapa
perubahan seperti anak-anak mulai mengeratkan pertemanan dan memperluas
kehidupan sosial antar sekolah dan menjadi sering datang ke rumah untuk ikut
belajar serta mengerjakan PR.
D. Usulan/Pandangan Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat
Pendidikan tidak hanya semata-mata mengenai ilmu saja, namun
terbentuknya karakter dan kreativitas individu menjadi salah satu bagian dari
pendidikan. Oleh sebab itu, saya mengusulkan kepada sekolah dan orang tua
selaku seorang pendidik untuk lebih sadar dan tanggap mengenai kebutuhan dari
tahap perkembangan anak secara keseluruhan. Yaitu secara biologis, psikologis,
20
dan sosial. Dalam mengasah kreativitas, membentuk karakter, dan mendorong
anak untuk aktif terlibat dalam berbagai hal, maka di usulkan adanya “pojok
kreativitas” yang disandingkan dengan program yang sudah ada, yaitu “pojok
membaca”. Tujuan dari usul yang diberikan adalah untuk mewadahi anak-anak
dalam melakukan kegiatan belajar melalui berbagai permainan dan fasilitas yang
tidak mudah membuat jenuh.
Kepada masyarakat yang telah berkeluarga, diusulkan untuk dapat lebih
memperhatikan perkembangan karakter anak dan dapat mengedukasi secara
mandiri di rumah. Kepada sekolah juga diusulkan untuk meningkatkan fasilitas
kegiatan belajar mengajar, serta memberikan pelatihan kepada guru-guru dalam
meningkatkan kualitas mengajar melalui kemampuan menggunakan teknologi
dan memanfaatkan konten belajar yang tersedia secara gratis di berbagai sosial
media. Dengan begitu, maka anak-anak dapat melalui tahap perkembangan
dengan baik.
E. Lampiran Kegiatan
a. Kegiatan Observasi
21
f. Dokumentasi Buku Harian
Gambar 1: Kunjungan dan wawancara kepada UMKM Criping Pisang Putra Rimba
Kegiatan kedua adalah sosialisasi kepada penggerak desa yaitu organisasi ibu-
ibu PKK dan perangkat desa. Tujuannya adalah agar informasi dapat disebar luaskan
dan partisipan yang hadir memenuhi target.
23
Gambar 2: Sosialisasi proker kepada perangkat desa
25
Melihat partisipasi masyarakat yang masih pasif, saya curiga hal itu karena
kebanyakan mahasiswa KKN mefokuskan program kerja mereka untuk anak-anak
sehingga orang tua dan remaja jarang terjamah, selain itu juga dipengaruhi oleh faktor
internal desa. Untuk hal ini, saya mengusulkan perlu keterlibatan ibu-ibu PKK dan
perangkat desa untuk menggerakan warga, selain itu mereka bisa membuat atau
meminta mahasiswa KKN menyediakan prpogram yang menyeluruh dan rata, dengan
kata lain, program kerja untuk anak-anak harus dibatasi, begitu juga dengan pihak
kampus, perlu membatasi program kerja yang fokus ke anak-anak.
26
Gambar 2. Gathering dan bermain games bersama
27
Gambar 5. Jawaban sebelum dan sesudah memberikan materi
Mereka juga antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan kecil yang saya buat.
Namun, ada satu hal yang tidak terlaksana dengan sempurna yaitu tidak semua yang
mendengarkan dengan baik, ada yang harus saya tegur karena bermain gadget dan ada
beberapa yang jawab seadanya seperti Gambar 6, juga lanjutan program kerja melalui
whatsapp yang pasif, saat saya bertanya karena mereka malu untuk bercerita melalui
whatsapp.
28
Gambar 7. Absensi kegiatan program ruang cerita
Mereka juga mengerjakan semua pertanyaan-pertanyaan yang saya buat
dengan baik dan diselesaikan semua dan memberi kesan setelah kegiatan program
kerja saya seperti Gambar 8.
29
sebagai salah satu bahan dasar kosmetik yang berguna untuk tubuh. Kemudian, untuk
program kedua yang melibatkan anak-anak, masalah utama yang saya amati dalam program
ini adalah tingkat emosi anak-anak yang masih kurang terkontrol dalam bermain.
B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan
Terdapat dua rencana kegiatan yang saya lakukan dalam program kegiatan KKN,
diantaranya pembuatan lulur kopi alami dan peningkatan kreativitas terhadap anak-anak
melalui pembuatan pernak-pernik. Pada program kegiatan pembuatan lulur kopi alami,
kegiatan ini dilakukan satu kali dengan demonstrasi langsung pada tanggal 19 Januari 2023.
Kemudian pada kegiatan bersama anak-anak, dilakukan beberapa kali dan pertama kali
dilakukan pada tanggal 12 Januari 2023. Program kerja yang saya gagaskan menyasar kepada
ibu-ibu dan anak-anak.
Tidak terdapat kendala dalam program kegiatan yang saya kerjakan, antusiasme anak-
anak serta ibu-ibu yang mengikuti program kegiatan sangat tinggi hingga berhasil memenuhi
indikator keberhasilan yang saya tetapkan.
C. Kontribusi Masyarakat
Kontribusi masyarakat dalam mengikuti jalannya program kerja baik program kerja
milik saya ataupun milik teman sekelompok sangatlah baik, antusiasme mereka dalam
mempelajari hal baru yang dibawa oleh teman-teman mahasiswa sangat menganggumkan.
Masyarakat juga menjadi komponen utama dalam keberhasilan program kerja yang kami
kerjakan.
D. Usulan/Pandangan Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat
Setelah satu bulan berdinamika di dusun Belang, Desa Ngaliyan ini, saya mengamati
tentang komoditi kopi yang juga menjadi bagian dari program kerja saya. Masyarakat disini
masih mengandalkan kopi sebagai salah satu mata pencaharian mereka yang berprofesi
sebagai petani. Kopi yang diolah oleh masyarakat dusun Belang masih dalam bentuk kopi
bubuk untuk dikonsumsi. Saya memberikan usulan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu
untuk mengembangkan kopi sebagai salah satu bahan kosmetik baik masker ataupun lulur
yang nantinya dicampur dengan minyak zaitu dan gula pasir. Mungkin suatu saat, masyarakat
dusun Ngaliyan juga bisa memproduksi kosmetik dengan penghasilan kopi mereka.
E. Lampiran bukti kegiatan
30
10. Gemaru: Gerakan Menanam di Rumah (Kiki Septi Purwa Indah)
A. Masalah
Berdasarkan survei yang telah dilakukan melalui observasi langsung dan
wawancara dengan perangkat desa tempat diadakannya KKN, ada beberapa
permasalahan yang sudah ditindaklanjuti melalui program kegiatan KKN.
Permasalahan tersebut yaitu warga setempat kesulitan dalam hal pemenuhan
kebutuhan sehari-hari yang salah satunya adalah kebutuhan bahan pangan. Lokasi
rumah warga antar tiap rumah yang saling berdekatan menyebabkan keterbatasan
tanaman sayuran dalam desa tersebut sehingga tidak memungkinkan untuk menanam
sayuran dengan media lahan karena luas lahan yang terbatas, sedangkan hasil kebun
tersebut digunakan untuk keperluan warga setempat dalam memenuhi kebutuhan
pangan sehari-hari karena jarak tempuh yang cukup jauh untuk membeli bahan
pangan juga tidak adanya angkutan umum sebagai akses warga menuju pasar.
Kemudian kotoran dari hewan ternak yang juga belum dimanfaatkan oleh warga
dengan baik, dan hanya dibiarkan begitu saja. Masalah yang terakhir yaitu persoalan
31
sampah yang dibuang sembarang karena tidak adanya tempat pembuangan sampah
akhir maupun tempat sampah di tiap rumah warga.
B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan
Pembelajaran mengenai penanaman benih cabai dan tomat bertujuan
memberikan pembelajaran mengenai cara menanam dan merawat benih cabai dan
tomat secara sederhana untuk anak-anak yang dikemas dengan judul Gerakan
Menanam Di Rumah (GEMARU) dalam bentuk kegiatan PPDB (Persiapkan,
Praktikkan, Dokumentasikan, dan 2 Bagikan). Penanaman benih cabai dan tomat
dilakukan menggunakan media tanam dengan memanfaatkan kotoran hewan ternak
yang dicampur sekam dan tanah serta wadah media tanam dengan memanfaatkan
pengalihfungsian dari barang bekas seperti ember bekas, panci bekas, botol bekas, dll.
Indikator keberhasilan program yang digunakan yaitu minimal 75% dari peserta yang
hadir dapat menanam benih cabai dan tomat serta dalam kurun waktu 15 hari benih
dapat tumbuh sepanjang 5 cm.
Kegiatan yang pertama adalah Kegiatan Persiapkan yaitu menyiapkan alat dan
bahan seperti alat meliputi: barang bekas yang dapat digunakan untuk wadah
menanam 4 buah, botol bekas air mineral 1 buah, dan kertas bekas 1 lembar, lalu ada
bahan yang dipersiapkan meliputi: tanah 1 kresek, pupuk kandang 1 kresek, sekam
bakar 1 kresek, air secukupnya, benih tomat dan cabai, dan daun kering secukupnya.
Kegiatan yang kedua adalah Kegiatan Praktikkan yaitu membuat wadah media
tanam dengan melubangi bagian bawah wadah dari barang bekas sebagai tempat
jalannya air penyiraman. Kemudian membuat media tanam dengan mencampurkan
sekam bakar, tanah dan pupuk kandang secukupnya. Lalu menanam benih cabai dan
tomat dengan memasukkan media tanam ke dalam wadah hingga ¾ bagian wadah,
membuat beberapa lubang sedalam satu ruas jari pada media tanam, mengatur jarak
antar lubang agar tidak terlalu dekat lalu memasukkan satu benih ke dalam satu
lubang, mengubur benih dengan media tanam, memberi daun kering hingga menutupi
permukaan media tanam agar terlindung dari sinar matahari langsung, setelah itu
menyiram benih yang sudah ditanam dengan air secukupnya dengan melakukan
penyiraman setiap satu kali sehari dan meletakkan wadah yang berisi benih di area
yang terkena sinar matahari cukup serta mengamati pertumbuhan benih kemudian
mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang sudah disediakan. Ada
catatan jika dalam 7 hari benih tidak berkecambah, dapat dilakukan penyulaman benih
dan menunggu hingga 7 hari lagi. Kegiatan yang terakhir untuk Kegiatan Praktikkan
yaitu membuat wadah air untuk menyiram dengan melubangi tutup botol bekas
dengan lubang kecil agar aliran airnya halus dan memasukkan air yang digunakan
untuk menyiram benih.
Kegiatan yang ketiga adalah Kegiatan Dokumentasikan yaitu mencatat hasil
pengamatan dengan mengisi tabel data hasil pertumbuhan benih cabai dan tomat.
Setiap hari, anak-anak yang mengkuti kegiatan ini diminta untuk mengamati
pertumbuhan benih yang ditanamnya dengan mengukur tinggi benih yang tumbuh dan
mendokumentasikan kegiatannya dengan cara menuliskan data hasil pengukuran
tinggi tanaman ke dalam tabel yang sudah disediakan. Anak-anak juga diminta untuk
merawat benih yang ditanam dengan menyiram benih menggunakan air bersih
secukupnya setiap satu kali sehari.
Kegiatan yang keempat adalah Kegiatan Bagikan yaitu mendapatkan ilmu dan
perasaan yang dirasakan selama mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan
membagikan ilmu serta perasaan yang dirasakan kepada teman yang lain. Pada
kegiatan ini, anak-anak yang mengikuti kegiatan GEMARU diminta untuk bercerita
terkait ilmu yang didapatkan selama mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan
32
perasaan yang dirasakan kepada temannya yang lain yang belum berkesempatan
mengikuti kegiatan ini. Anak-anak juga diminta untuk mengajak dan bersama-sama
mempraktikkan kembali kegiatan ini sehingga menjadi kegiatan yang gemar
dilakukan yaitu menanam sayuran atau buah di lingkungan rumah dan anak-anak
yang mengikuti kegiatan GEMARU menjadi aktor lokal yang bertugas untuk
melanjutkan program tersebut. Dengan demikian, program yang saya lakukan ini
adalah program yang berkelanjutan.
Berdasarkan kegiatan pantau yang saya lakukan setiap dua hari sekali dengan
berkeliling ke rumah anak-anak dan berdasarkan data hasil pengamatan yang
dilakukan oleh masing-masing anak dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini dapat
dikatakan berhasil karena ketercapaiannya indikator keberhasilan program yang
digunakan yaitu minimal 3 75% dari peserta yang hadir dapat menanam benih cabai
dan tomat serta dalam kurun waktu 15 hari benih dapat tumbuh sepanjang 5 cm. Saya
memantau anak-anak dalam kegiatan Dokumentasikan terkait pengamatan
pertumbuhan tanaman masing-masing anak dan mengingatkan untuk merawat
tanaman dengan menyiram benih yang sudah ditanam. Saya juga menilai jawaban dari
pertanyaan yang sudah dipersiapkan melalui kegiatan Bagikan yang sudah dikerjakan
oleh masing-masing anak serta memberikan hadiah untuk 5 anak yang berhasil
merawat tanamannya. Namun ada kegiatan yang saya rencanakan tetapi tidak dapat
terlaksana yaitu memberi identitas nama dan tanggal penanaman pada wadah sebagai
penanda jenis benih yang ditanam untuk mempermudah pengamatan, akan tetapi
anak-anak dapat mengingat masing-masing pot yang telah ditanami benih tomat dan
cabai serta langsung memberi identitas pada potnya.
Kontribusi Masyarakat
Saat kegiatan berlangsung, respon masyarakat sasaran sangat mendukung
dalam kegiatan ini, ada yang bersedia untuk menyediakan tanah, pupuk kompos dan
sekam bakar sebagai media tanam. Anak-anak juga antusias dalam menyiapkan pot
dari barang bekas seperti botol minuman, ceting nasi, wadah bekas minyak, bahkan
ada yang rela membeli pot baru untuk mengikuti kegiatan ini. Seorang anak juga
memberikan usul untuk menghias pot nya yang mengalihfungsikan botol minum
menjadi pot dengan mengecat potnya menggunakan cat akrilik agar lebih menarik
untuk dilihat dan semangat dalam merawat tanamannya. E. Usulan/Pandangan
Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat Setelah melakukan kegiatan/program KKN
baik program kelompok maupun individu, saya berharap masyarakat dapat tetap
berpartisipasi melanjutkan dan melaksanakan program program yang sudah dirintis
oleh teman-teman mahasiswa seperti mengadakan layar tancap setiap 2 bulan sekali,
mengadakan senam kebugaran setiap minggu pagi, menanam sayuran di rumah untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengadakan turnamen voly dangdut tingkat
kecamatan. Untuk mewujudkan serangkaian kegiatan tersebut tidaklah mudah, maka
diperlukan niat seluruh warga desa serta kerja keras yang tinggi agar kegiatan dapat
berjalan dengan baik sehingga desa akan lebih maju dan dapat mendukung akan
adanya program desa wisata karena dengan adanya kegiatan tersebut dapat menjadi
ajang memperkenalkan potensi desa dibidang kewirausahaan makanan seperti
pengenalan UMKM yang dimiliki oleh pelaku usaha dan bidang kesenian seperti kuda
kepang yang ada di desa Ngaliyan serta bidang usaha lainnya
33
Foto Laporan Kegiatan
34
35
C. Laporan Keuangan
Laporan Rincian Keuangan
20-Jan-23 Konsumsi Snack Ringan dari UMKM Belang N33 Rp 140.000 Rp 679.920
36