Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KULIAH KERJA NYATA ANGKATAN 65

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Disusun oleh:
Kelompok 117
Biondy Timothy 194214099
Bonifasius Victor Imanuel Gultom 195214113
Marlinda Suryadini 191324007
Mario Antonius Werang 191324011
Kiki Septi Purwa Indah 191424018
Maria Magdalena Obetin 199144122
Alfira Fanny Kuswandari 191214086
Tania Rahmadhani Nursyahputri 194114044
Felly Veronica Lumempouw 201114021

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


LEMBAGA PENELITIAN DAN PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PUSAT KULIAH KERJA NYATA
2023
A. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan KKN berada di Dusun Belang, Desa Ngaliyan, Kabupaten
Temanggung, Jawa Tengah. Desa Ngaliyan memiliki luas wilayah sebesar 599,76 Hal
yang meliputi tanah sawah seluas 70,01 Ha, tanah kering seluas 190,68 Ha, tanah
fasilitas umum seluas 32,79 Ha dan tanah hutan seluas 306,28 Ha. Wilayah Desa
Ngaliyan memiliki 5 batasan wilayah yaitu sebagai berikut:
1. Sebelah utara : Desa Singorojo Kecamatan Singorojo
2. Sebelah selatan : Desa Banyuringin Kecamatan Singorojo
3. Sebelah timur : Desa Kaliputih Kecamatan Singorojo
4. Sebelah barat : Desa Duren Kecamatan Bejen.
Desa Ngaliyan terdiri dari 5 Dusun yaitu Dusun Bongkol, Dusun Krajan,
Dusun Belang, Dusun Sekeket, dan Dusun Karanganyar. Jumlah penduduk Desa
Ngaliyan berjumlah 2363 jiwa yang terdiri dari 1179 perempuan dan 1184 laki-laki
dan mayoritas mata pencarian penduduknya adalah petani. Komoditas utama Desa
Ngaliyan adalah pisang, durian, rambutan, kopi, jengkol, pete, padi, dan jagung untuk
sektor pertanian dan perkebunan. Untuk sektor peternakan, komoditas utamanya
adalah ayam petelur dan ayam potong. Untuk fasilitas desa, Desa Ngaliyan memiliki
fasilitas ibadah berupa 1 masjid, 9 mushola, dan 1 gereja. Untuk fasilitas pendidikan,
di Desa Ngaliyan ada TK RA Masyitoh, TK Tunas Harapan, SD N Krajan, Madrasah
Ibtidaiyah Al-Ma’arif, SMP N 2 Bejen, dan MDA. Terakhir, untuk fasilitas kesehatan
ada satu PKD (Pos Kesehatan Desa) dan diadakan posyandu tiap bulannya.

B. Program Kerja yang Telah Dilakukan


1. Program Kerja Kelompok: Coping Stress
A. Masalah
Masyarakat dusun Belang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Setiap hari
mereka sibuk bekerja. Hal tersebut membuat masyarakat kurang memperhatikan
kesehatan mentalnya. Oleh karena itu, kelompok melakukan kegiatan "Coping stress"
yang dapat membantu masyarakat untuk mendapat hiburan dan meringankan tekanan
mental atau stres akibat aktivitas fisik bertani. Kegiatan ini juga bermanfaat dalam
mempererat hubungan sosial di antara warga. Dua kegiatan yang kami tawarkan untuk
membantu meringankan stres yakni layar tancap dan senam kebugaran.

B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan


Kegiatan yang ditawarkan dalam program ini adalah:
1. Layar tancap yang dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 19.00 WIB di kediaman
Bapak Sunardi. Kelompok sasaran untuk kegiatan ini adalah warga Dusun Belang
tanpa batasan usia. Film yang diputarkan pada program layar tancap ini adalah
"Pengabdi Setan I" untuk minggu I, dan "Aladdin" untuk minggu II. Selain itu,
kelompok kami juga menyediakan popcorn yang dapat diambil secara gratis untuk
menambah sensasi keseruan menonton film. Pembuatan popcorn kami lakukan
sebelum program beberapa jam sebelum acara ini dimulai di rumah pondokan
seperti yang terdapat pada gambar.

1
Gambar 1. Proses pembuatan popcorn

2. Senam kebugaran dipilih untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap


kesehatan fisik. Kegiatan ini dilakukan setiap minggu pukul 08.00 di lapangan voli
TK Tunas Harapan dan dipimpin oleh instruktur senam, Bu Menuk yang berasal
dari Dusun Krajan. Kegiatan senam akan dibagi menjadi 2 (dua) sesi yang masing-
masing sesi berdurasi 30 menit. Kemudian, kami juga menyediakan snack berupa
bubur kacang hijau yang kami buat sendiri dan air putih sebagai pemulih setelah
latihan kebugaran seperti pada Gambar.

Gambar 2. Bubur kacang hijau untuk konsumsi

C. Kontribusi Masyarakat
1. Untuk proker layar tancap, masyarakat sangat berkontribusi dalam menyukseskan
acara, terutama ibu-ibu dan anak-anak. Proker layar tancap kami adakan setiap hari
sabtu selama dua minggu di kediaman Bapak Sunardi dan selama dua kali
menjalankan program kerja ini, banyak ibu-ibu yang hadir untuk ikut menonton atau
hanya sekedar mengantar anak-anak mereka menonton. Penyelenggaraan proker ini
dapat dikatakan lancar lantaran kontribusi dari masyarakat yang terbilang cukup
besar baik sebagai pihak yang memfasilitasi berupa penyedia tempat untuk
berlangsungnya proker ataupun sebagai penonton

2
Gambar 3. Proker layar tancap minggu pertama.

Gambar 4. Proker layar tancap minggu kedua.

2. Untuk proker senam massal, masyarakat juga banyak yang ikut berpartisipasi
meramaikan proker ini sehingga dapat berjalan dengan lancar. Ada perbedaan di
minggu pertama dan minggu kedua pelaksanaan proker senam massal, yaitu jumlah
pesertanya. Untuk minggu pertama, peserta yang hadir sudah lumayan banyak,
namun karena kesalahan saat membuat surat undangan, maka tidak semua warga
hadir untuk meramaikan. Namun, di minggu kedua, partisipasi masyarakat cukup
meningkat dengan signifikan sehubungan dengan sudah direvisinya surat undangan
untuk warga. Hadirnya instruktur senam juga meramaikan jalannya proker ini.

Gambar 5. Proker senam massal minggu pertama.

3
Gambar 6. Proker senam massal minggu kedua

D. Usulan/Pandangan Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat


1. Belum banyak masyarakat yang merasa membutuhkan kegiatan yang bisa membantu
meringankan stres melalui rekreasi layar tancap dan senam kebugaran. Khususnya
kegiatan layar tancap, tidak banyak diminati oleh warga. Sementara itu senam
kebugaran banyak yang berminat dan turut berpartisipasi. Kami menemukan bahwa
mereka yang ikut ambil bagian dalam kegiatan senam kebugaran merasa terhibur
dan lebih bersemangat.
2. Menurut kami, masyarakat dusun Belang khususnya dan warga desa Ngaliyan
umumnya perlu mendapat perhatian agar bisa lebih peduli terhadap kesehatan
mental dan fisiknya. Untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan fisik dan
mental ini mereka bisa melakukan hal sederhana seperti senam kebugaran. Senam
kebugaran bisa mereka lakukan setiap sore atau pada pagi hari. Untuk hal ini,
pemerintah desa bisa memfasilitasinya sehingga kegiatan rekreatif dan berguna
untuk kesehatan fisik serta mental ini bisa dilaksanakan secara rutin dan
berkelanjutan.

2. Program Individu: Pembuatan Sabun dari Minyak Jelantah (Bonifasius Victor


Imanuel Gultom)
A. Masalah
Masyarakat umum menggunakan minyak untuk kebutuhan sehari seperti
menggoreng. Oleh karena itu, hal tersebut menyebabkan penumpukan limbah.
Berdasarkan survei terhadap 9 warga, Gambar 7 merupakan bukti bahwa masyarakat
akan membuang limbah minyak goreng.

Gambar 7. Hasil survei pengolahan minyak Jelantah

4
Kemudian, masyarakat mayoritas menjawab bahwa minyak jelantah akan dibuang
ke selokan/pembuangan air seperti pada Gambar 7.

Gambar 7. Survey lokasi pembuangan minyak jelantah


Hal tersebut jika dibiarkan akan menjadi bencana di masa depan. Oleh karena itu,
permasalahan tersebut menjadi inspirasi pembuatan program ”Sabun Cair dari Minyak
Jelantah.”

B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan


Program ini dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2023 di balai Desa Ngaliyan.
Kegiatan ini menargetkan ibu-ibu lingkungan di Desa Ngaliyan khususnya Dusun
Belang. Selain itu, ibu-ibu lingkungan desa Ngaliyan belum mengetahui dan mendengar
sebelumnya tentang sabun minyak jelantah seperti Gambar 8. Oleh karena itu, kegiatan
ini diawali dengan sosialisasi kepada ibu-ibu kader PKK yang terdapat pada Gambar 9,
lalu seminggu sebelum acara sosialisasi kegiatan RT dilakukan dengan memberikan
undangan edaran kepada ketua RT I, II, III, dan IV seperti Gambar 10.

Gambar 8, Hasil survei pengenalan sabun minyak jelantah

5
Gambar 9. Sosialisasi Ibu-ibu kader PKK

Gambar 10. Sosialisasi tingkat RT


Selain itu, tiga hari sebelum pelaksanaan program, pengemasan kimia dilakukan
untuk diberikan kepada peserta agar dapat membuat sendiri di rumah seperti pada
Gambar 11.

Gambar 11. Pengemasan KOH untuk program kerja


C. Kontribusi Masyarakat

6
Antusias masyarakat Ketika kegiatan dengan kehadiran 9 warga dari 2 dusun : dusun
belang, dan sekeket. Hal ini dapat dilihat pada absensi yang terdapat pada Gambar 12.

Gambar 12. Presensi kegiatan program pembuatan sabun cair dari minyak
jelantah.
Selain itu, keaktifan ibu-ibu dapat dilihat ketika jalannya program. Peserta serius
memperhatikan jalannya pembuatan dan ikut berpartisipasi dalam pembuatan sabun cair
yang terdapat pada Gambar 13.

Gambar 13. Pelaksanaan Program “Sabun Cair dari Minyak Jelantah”


Selain itu, setelah pelaksanaan kegiatan dilakukan survei ternyata peserta
mempunyai keinginan untuk mencoba sendiri di rumah (lihat Gambar 14). oleh karena
itu, pada Gambar 15, ibu-ibu yang berpatisipasi pada kegiatan ini membawa pulang
bahan mentah untuk pembuatan sabun yang telah dipersiapkan pada Gambar 11.

7
Gambar 14. Survey ketertarikan peserta untuk mencoba sendiri di rumah

Gambar 15. Foto Bersama setelah program


Setelah dua hari pelaksanaan program, ternyata sudah ada masyarakat yang mencoba
sendiri di rumah yang terdapat pada Gambar 16.

8
Gambar 16. Salah satu warga yang telah mencoba sendiri di rumah

D. Usulan/Pandangan Mahasiswa Terhadap Kondisi Masyarakat


Setelah melakukan kegiatan/program KKN baik program kelompok maupun
individu, saya berharap masyarakat dapat tetap berpartisipasi melanjutkan dan
melaksanakan program program yang sudah dirintis oleh teman-teman mahasiswa seperti
mengadakan layar tancap setiap 2 bulan sekali, mengadakan senam kebugaran setiap
minggu pagi, menanam sayuran di rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
mengadakan turnamen voly dangdut tingkat kecamatan. Untuk mewujudkan serangkaian
kegiatan tersebut tidaklah mudah, maka diperlukan niat seluruh warga desa serta kerja
keras yang tinggi agar kegiatan dapat berjalan dengan baik sehingga desa akan lebih
maju dan dapat mendukung akan adanya program desa wisata karena dengan adanya
kegiatan tersebut dapat menjadi ajang memperkenalkan potensi desa dibidang
kewirausahaan makanan seperti pengenalan UMKM yang dimiliki oleh pelaku usaha dan
bidang kesenian seperti kuda kepang yang ada di desa Ngaliyan serta bidang usaha
lainnya.

3. Pembuatan Pupuk Kompos dari Daun Kering Untuk Menghasilkan Media


Tanam (Mario Antonius Werang)

A. Masalah

Masyarakat dusun Belang bermata pencaharian utama di bidang pertanian.


Selain itu, ada juga sebagian masyarakat yang berdagang, usaha perbengkelan dan
beternak. Berdasarkan hasil observasi khususnya di bidang pertanian, persoalan utama
yang saya temukan adalah belum mampunya masyarakat dusun Belang membuat
pupuk kompos dari daun kering untuk menghasilkan media tanam. Padahal di
halaman-halaman rumah warga dan kebun terdapat banyak daun kering yang bisa
dimanfaatkan.

B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan

9
1. Persiapan Sosialisasi dan Pembuatan Pupuk Kompos
Proses persiapan sosialisasi dan persiapan pembuatan pupuk kompos saya
lakukan dalam beberapa tahap. Pertama, saya menjalin komunikasi dengan pihak
perangkat dusun dan masyarakat di dusun Belang untuk menyepakati kegiatan
sosialisasi yang akan saya lakukan. Saya mendapatkan kepastian tentang waktu yang
tepat untuk pelaksanaannya, tempat kegiatan dan sedikit informasi tentang kegiatan
sosialisasi dan pembuatan pupuk kompos dari daun kering untuk hasilkan media
tanam. Kedua, saya menghubungi masyarakat yang menjadi sasaran sosialisasi dan
pembuatan pupuk kompos dimaksud. Saya menghubungi mereka melalui Kepala
Dusun dan Ketua-Ketua RT. Ketiga, saya mempersiapkan tempat yang dipakai untuk
melaksanakan sosialisasi.
2. Pengumpulan Daun Kering
Pengumpulan daun kering saya lakukan dalam kerja sama dengan warga
setempat dan bersama teman-teman KKN. Pengumpulan daun kering ini saya lakukan
dua minggu sebelum membuat sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk kompos dari
daun kering untuk hasilkan media tanam. Daun kering yang saya kumpulkan lebih
banyak adalah dari daun-daun tanaman di kebun yang sudah kering dan daun kering
yang dibersihkan dari halaman rumah warga.
3. Sosialisasi dan Pembuatan Pupuk Kompos
Kegiatan sosialisasi kepada warga dusun Belang saya lakukan di tempat
terbuka (di lapangan voli dusun Belang) kepada warga yang hadir. Warga mendapat
informasi yang komprehensif tentang pemanfaatan daun kering untuk menghasilkan
media tanam. Dalam kegiatan sosialisasi ini, saya menyampaikan juga bahwa
pembuatan media tanam ini sebagai salah satu bentuk aksi nyata prolife atau untuk
peduli terhadap kehidupan dan keseimbangan hubungan manusia dengan lingkungan.
Selain itu, dalam kegiatan sosialisasi ini saya membuka wawasan masyarakat bahwa
pemanfaatan daun kering untuk membuat pupuk kompos yang menghasilkan media
tanam merupakan salah satu strategi yang bisa dipakai untuk meningkatkan atau
menambah pendapatan masyarakat.
Setelah kegiatan sosialisasi, saya melanjutkan dengan praktik pembuatan
pupuk kompos dari daun kering untuk hasilkan media tanam. Saya demonstrasikan
kepada warga setempat bagaimana cara membuat pupuk kompos untuk menghasilkan
media tanam dari daun-daun kering yang sudah saya kumpulkan. Saya
memperkenalkan bahan-bahan yang akan dipakai, seperti cairan EM4 pertanian, daun-
daun kering, gula pasir untuk makanan mikrobakteri dan air secukupnya. Alat-alat
yang saya pakai untuk praktek ini, seperti karung untuk mengisi daun kering yang
sudah dibasahi dengan cairan pengurai, sapu lidi untuk pembersihan akhir, ember
penampung air, semprotan tanaman, sendok makan untuk menakar gula pasir dan
cerek pengukur air. Saya mencampurkan bahan-bahannya antara lain, air 2 liter, EM4
2 tutupan, dan dua sendok makan gula pasir. Semua bahan yang sudah saya
campurkan ke dalam air itu lalu diaduk hingga merata dan gulanya tercampur rata.
Setelah itu saya menyemprotnya ke daun-daun kering yang sudah tersedia (daun
kering ± 5 kg). Saya mengaduk daun-daun agar cairan yang disemprotkan tersebar
merata dan membasahi semua daun kering. Setelah itu, daun-daun yang sudah
dibasahi cairan pengurai dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di tempat yang
aman. Saya mengingatkan masyarakat untuk secara berkala memeriksa pupuk kompos
yang sudah dibasahi dengan cairan pengurai dan memberikan bantuan berupa
perlakuan penguraian secara rutin setiap minggu sampai menjadi pupuk kompos yang
bisa dipakai untuk media tanam.

10
C. Kontribusi Masyarakat

1. Masyarakat berkontribusi menyediakan daun-daun kering, menyediakan waktu


dan tenaga untuk mengikuti kegiatan sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk
kompos dari daun-daun kering untuk menghasilkan media tanam.
2. Masyarakat berkontribusi memberikan informasi tentang pembuatan pupuk cair
yang juga bisa saya kembangkan.
3. Masyarakat turut ambil bagian dalam praktik pembuatan pupuk kompos ini yakni
ikut mencampur bahan-bahannya dan menyemprot daun-daun kering dengan
cairan pengurai yang sudah disiapkan.
4. Masyarakat diberikan bantuan berupa 2 liter EM4 pertanian sebagai salah satu
dukungan saya bagi masyarakat yang ingin melanjutkan kegiatan pembuatan
pupuk kompos secara individu atau berkelompok.

D. Usulan/Pandangan Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat

1. Masyarakat membutuhkan banyak bantuan penyuluhan di bidang pertanian untuk


bisa memajukan kegiatan dan penghasilan di bidang pertanian.
2. Masyarakat membutuhkan dukungan dana dari pihak pemerintah yang bisa
membantu mereka untuk memperbaiki sarana transportasi dan komunikasi
sebagai pendukung peningkatan hasil pertanian. Untuk itu, jalan tani perlu
diadakan dan pengadaan jaringan internet sehingga masyarakat lebih muda
mengakses internet untuk pemasaran hasil pertanian.
F. Foto-Foto Kegiatan Sosialisasi dan Praktik Pembuatan Pupuk Kompos

Mencari Daun-Daun Kering dan Pembuatan Pupuk Kompos untuk


Menghasilkan Media Tanam

11
4. Penyuluhan Menabung Sejak Dini (Biondy Timothy)
A. Masalah

Berdasarkan latar belakang dan survei yang dilakukan di lokasi KKN melalui
observasi dan wawancara langsung, terdapat tiga permasalahan yang ditemukan

12
kelompok yang perlu digali bersama warga melalui Program Aksi KKN. Masalah
pertama adalah minimnya tempat sampah yang dimiliki setiap warga di rumahnya
masing-masing sehingga menyebabkan warga membuang sampah sembarangan dan
tidak pada tempatnya, serta tidak adanya TPA definitif di desa tersebut.
Masalah lainnya adalah rendahnya rasa sadar dan tingkat partisipasi dalam
masyarakat, yang berarti bahwa warga kurang memiliki ketertarikan dengan kegiatan,
yang berdampak terhadap desa dan dusun. Masalah ketiga adalah keterbatasan belajar
anak untuk memperoleh pengetahuan baru. Mahasiswa mengamati partisipasi aktif,
penerimaan, pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui kegiatan KKN yang
muncul. Penelitian ini diperlukan untuk melihat dan mengetahui dampak masyarakat
apa yang menjadi tujuan dari kegiatan KKN ini.
Potensi Desa: pada perencanaan ini dilanjutkan dengan melakukan observasi di
daerah desa ngaliyan dimana saat observasi dapat diamati bahwa dusun belang
memiliki banyak potensi pertanian antara lain tanaman dikembangkan di Dusun
Belang : Padi, Jagung, Ketela Pohon, Kacang Tanah. Untuk tanaman sayuran: Cabe,
Singkong, daun Pepaya, Petai. Untuk tanaman buah buahan antara lain: Durian,
Rambutan, Jambu biji, Pisang. Pada potensi perkebunan antara lain: Kopi robusta dan
cengkeh. Dari potensi Peternakan antara lain: Sapi, Kerbau, Kambing, Domba,
Kelinci, ayam potong, ayam ras, ayam petelur dan itik. Serta perikanan: Gabus, Lele,
Nila, Udang, Bawal.

Gambar 1: Tanaman di depan rumah

Potensi Masyarakat
Masyarakat desa ngaliyan pada umumnya Sebagian besar bekerja sebagai
petani dan buruh tani, dan Sebagian kecil sebagai UMKM dan warung kecil, pada saat
observasi tak lupa juga banyak anak-anak di usia belia dan usia sekolah dasar, ini
menjadi salah satu potensi untuk desa Ngaliyan, namun perlu diingat bahwa minim
nya tingkat Pendidikan di desa ngaliyan juga menjadi salah satu permasalahan yang
muncul saat observasi oleh karena nya pelaksana program kerja memikirkan hal ini
dengan seksama

B. . Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan


Perencanaan
Pada tahap ini pelaksana kegiatan atau pelaksana proker menyusun tahapan
tahapan dimana ada rencana, pelaksana proker melakukan observasi di daerah dusun
belang untuk yang pertama kalinya. Mengamati dan mengobservasi anak-anak yang
ada di dusun, serta mengamati anak-anak yang berlingkup di dalam desa ngaliyan
13
dapat terlihat jelas pada saat observasi bahwa tingkat antusias yang dimiliki anak-
anak di dusun sangat lah tinggi

Gambar 2: Anak-anak TK Dusun Krajan

Gambar 3: Koordinasi Dengan Pihak Sekolah Dasar

Observasi dan koordinasi menjadi hal yang sangat penting dilakukan, pada hal
nya ini dapat memberi informasi dan data yang dibutuhkan untuk menjalankan
program kerja Penyuluhan manfaat menabung sejak dini.
Informasi yang ada berupa jumlah anak anak yang berada di sekolah dasar di
dusun Krajan, data ini dibutuhkan oleh pelaksana program kerja mengingat target
peserta yang merupakan anak-anak di usia dini.

Gambar 4: Pelaksanaan Proker Penyuluhan Manfaat menabung sejak dini

Pelaksanaan Program kerja


Penyuluhan Manfaat menabung sejak dini merupakan program kerja yang
dilakukan oleh pelaksana program yang tak lain dan tak bukan adalah penulis dan
juga penyusun laporan ini. Program ini dilaksanakan pada 12 Januari 2023, pada saat
pelaksanaan program dapat diobservasi bahwa banyak antusias anak dusun dan desa
14
yang ingin tahu atau ingin ikut ambil bagian dalam program kerja ini, pada gambar 4
dapat terlihat jelas bahwa antusias anak-anak dari dusun sangat lah tinggi.
Mengajarkan tentang penting nya menabung menjadi salah satu tujuan yang dilakukan
untuk anak-anak dusun, menjelaskan manfaat menabung sejak dini agar anak bisa
belajar menabung saat ingin membeli sesuatu tanpa harus meminta uang lagi kepada
orang tuanya. memberikan pemahaman tentang manfaat besar menabung agar anak
termotivasi dan siap untuk mulai rajin menabung.
Pada minggu awal atau minggu ke dua anak anak bisa menabung dua ribu
rupiah ada pula yang menambah jumlah uang yang akan ditabung, dan dapat
tercapainya penyuluhan manfaat menabung sejak dini pada anak-anak. Tak lupa
pembuatan celengan menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan pada saat program
kerja dilaksanakan

Gambar 5: Pembuatan Celengan

Pada minggu ke dua anak-anak yang datang tidak lupa diingatkan perihal menabung,
hal ini juga menjadi catatan yang baik bahwa anak-anak mengingat tentang hal
menabung. Pelaksana program kerja tidak lupa untuk mengingatkan untuk menabung
bagi anak anak, hal ini selalu dilakukan oleh pelaksana program kerja sebagai salah
satu indikator dan untuk kesuksesan program kerja pelaksana.

Gambar 6: Pemberian dan Pengambilan Celengan Oleh Peserta Penyuluhan


Pada minggu keempat dapat di simpulkan dan penyerahan tabungan kepada
peserta penyuluhan manfaat menabung bagi anak anak usia dini. Namun ada suatu

15
catatan bahwa menjelang hari pembagian hasil dari pembuatan celengan atau
tabungan dari barang bekas, peserta tidak hadir semua, atau dapat diartikan peserta
tidak datang serentak atau Bersama sama tidak seperti yang dilaksanakan di
pertemuan dimana peserta hadir serentak Bersama sama
D. Kontribusi Masyarakat
Kontribusi di masyarakat pada program kerja ini sangat lah baik, yang dapat
dimaksudkan bahwa program ini berjalan dengan lancar dan tidak memiliki kendala
yang besar untuk nya respon yang diberikan oleh peserta program kerja ini sangat lah
antusias salah satu contoh nya adalah peserta yang memberikan sekedar komentar
tentang penting nya menabung dan apa saja keuntungan dari menabung, peserta juga
memiliki kesadaran yang baik dalam mengelola tabungan milik peserta. kontribusi
yang ada yaitu ikut ambil bagian dalam pembuatan sarana celengan yang di buat dari
barang bekas, dan serta kontribusi menabung uang.
E. Usulan/Pandangan Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat
Ide atau gagasan yang muncul atau terhadap kondisi dan keadaan masyarakat
di tempat diadakannya kuliah kerja nyata sangat variatif dan beragam, dimana
anggapan dan respon itu berbeda-beda dan menurut observasi yang dilakukan oleh
pelaksana program kerja. Pelaksana program kerja mendapatkan kesimpulan bahwa
masyarakat di desa ngaliyan sangat kekeluargaan dimana hampir Sebagian dari
tetangga di pondokan masih merupakan keluarga, sehingga kedekatan satu sama lain
sangatlah dijunjung dan dijaga. Sifat rajin dari masyarakat merupakan salah satu
aspek yang dapat diobservasi masyarakat di desa ngaliyan bangun di pagi hari
sekiranya empat pagi untuk pergi bekerja di kebun atau persiapan untuk menjalani
hari. Untuk desa ngaliyan anjuran atau usulan yang dapat diberikan sekiranya adalah
anjuran untuk masyarakat lebih banyak lagi dalam berkontribusi dalam kegiatan
kemasyarakatan seperti acara karang taruna atau acara acara yang diadakan tidak
menjadi peserta namun menjadi kepanitiaan. Serta kesadaran tentang nya penting nya
kebersihan, terutama bagi anak anak, masih dapat dilihat bahwa anak anak di dusun
masih memiliki budaya buang sampah sembarangan. Hal ini masih menjadi harapan
dan anjuran untuk semua masyarakat agar kesadaran lebih ditingkatkan dan dijunjung.
5. Bimbingan Belajar Bahasa Inggris (Alfira Fanny Kuswandari)
A. Masalah
Desa Ngaliyan merupakan salah satu desa di Kecamatan Bejen, Temanggung,
Jawa Tengah. Merupakan desa yang masih memiliki wilayah hutan, sawah, dan
perkebunan, mata pencaharian penduduknya mayoritas sebagai petani. Desa Ngaliyan
merupakan desa paling ujung di Kecamatan Bejen yang berjarak sekitar 12 km dari
Kantor Kecamatan Bejen membuat desa ini jauh dari pusat kota. Untuk menuju Desa
Ngaliyan, kami harus melalui hutan karet yang berkelok dan minim penerangan.
Wilayah yang cukup jauh dari pusat kota membuat Desa Ngaliyan mengalami
kendala yaitu sinyal yang cukup sulit. Sulitnya sinyal ini berpengaruh pada banyak
aspek salah satunya akses belajar untuk para siswanya. Jaringan yang baik akan
menunjang proses belajar mengajar bisa terlaksana secara maksimal. Tidak hanya
kurang maksimalnya pembelajaran karena jaringan yang tidak memadai, beberapa
sekolah di desa ini juga kekurangan tenaga pendidik terutama untuk pelajaran Bahasa
Inggris. Beberapa sekolah di Desa Ngaliyan tidak terfasilitasi dengan baik untuk mata
pelajaran Bahasa Inggris. Dari hasil pengamatan saya kepada anak-anak di beberapa
sekolah dan beberapa dusun di Desa Ngaliyan, banyak dari mereka yang masih asing
dengan Bahasa Inggris karena memang kurangnya tenaga pendidik. Saat saya datang
ke SDN Krajan, SMP N 2 Bejen dan Madrasah Ibtidaiyah Al – Ma’arif, sekolah-

16
sekolah tersebut sangat berharap mahasiswa KKN dapat memperkenalkan Bahasa
Inggris kepada siswa siswi mereka.
Berdasarkan apa yang sudah saya paparkan diatas, terdapat dua permasalahan
di Desa Ngaliyan pada sektor pendidikan, yaitu kendala jaringan dan kurangnya
tenaga pendidik untuk mata pelajaran Bahasa Inggris.
B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan
Program yang saya jalankan dan dapat terlaksana dengan baik adalah
bimbingan belajar Bahasa Inggris untuk anak-anak Desa Ngaliyan. Program ini saya
laksanakan dibantu oleh beberapa teman satu kelompok yaitu Felly Veronika
Lumempouw (Bimbingan Konseling) dan Biondy Timothy (Sastra Inggris). Kegiatan
saya lakukan seminggu 2-4 kali pertemuan. Kegiatan bimbingan belajar yang saya
lakukan berjalan dengan baik dan anak-anak yang hadir juga sangat antusias dalam
proses bimbingan belajar. Kegiatan saya laksanakan di rumah pondokan saya di
Dusun Belang. Anak-anak yang hadir tidak hanya dari Dusun Belang saja, ada anak-
anak yang berasal dari Dusun Sekeket dan Dusun Krajan.
Program bimbingan pertama dilaksanakan pada 10 Januari 2023 yang dihadiri
oleh tiga anak dari Dusun Belang dan dibantu oleh Felly dan Biondy. Bimbingan
kedua dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu 11 Januari 2023 yang dihadiri oleh
empat siswa. Program bimbingan ketiga dan keempat dilaksanakan pada 15 Januari
2023 dan 16 januari 2023. Jadi selama minggu kedua, bimbingan belajar dilaksanakan
sebanyak empat kali.
Masuk ke minggu ketiga, program bimbingan pertama dilaksanakan pada 18
Januari 2023 bebarengan dengan proker Play Zone Felly. Bimbingan belajar
selanjutnya dilaksanakan pada Kamis, 19 Januari 2023. Pada minggu ketiga, program
belajar hanya dilakukan dua kali karena di minggu-minggu ini bebarengan dengan
proker teman yang juga membutuhkan banyak anak-anak.
Untuk minggu keempat, karena sudah minggu-minggu terakhir dan saya
ditunjuk sebagai koordinator divisi acara untuk proker bintang, maka minggu ini
proker bimbingan belajar hanya saya jalankan sekali yaitu pada Sabtu, 28 Januari
2023 gabungan dengan kelompok 116 di pondokan mereka. Jadi untuk total
keseluruhan, bimbingan belajar selama tiga minggu dilaksanakan sebanyak tuju kali
dengan durasi masing-masing pertemuan berkisar antara 1.5 – 2 jam.
Adapun program kerja yang tidak dapat saya laksanakan adalah “KKN Goes
to School”. Rencana awal dari program ini adalah saya mengajar mata pelajaran
Bahasa Inggris di SD N Krajan karena memang setelah melakukan observasi,
diketahui bahwa di SD N Krajan tidak ada satu guru yang khusus mengajar mata
pelajaran Bahasa Inggris. Namun setelah berkonsultasi dengan APL, program saya
tersebut ternyata tidak boleh dijalankan karena hal tersebut sudah masuk ke dalam
ranah PLP-PP.
C. Kontribusi Masyarakat
Kontribusi yang dilakukan masyarakat di Desa Ngaliyan mungkin tidak terlalu
banyak namun sangat berarti untuk saya. Karena saya melakukan program kerja yang
berhubungan dengan anak-anak, jadi tidak banyak melibatkan warga atau karang
taruna desa. Ada satu hal yang dilakukan beberapa warga sebagai bentuk kontribusi
dalam menyukseskan program kerja saya adalah dengan mengantar anak-anak mereka
untuk datang ke bimbingan belajar yang saya laksanakan di Dusun Belang. Beberapa
anak bertempat tinggal di Dusun Krajan yang berjarak kurang lebih 2.5km dari
pondokan tempat saya tinggal dan anak-anak dusun tersebut yang juga antusias
mengikuti bimbingan belajar dengan saya akan datang ke pondokan diantar oleh
orang tua mereka. Orang tua yang mengantar pun juga dengan senang hati mengantar

17
anak-anak mereka dan berharap anak-anak tersebut bisa bertambah pengetahuan
berbahasa Inggrisnya setelah bimbingan belajar bersama saya.
D. Usulan/Pandangan Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat
Pandangan saya terhadap kondisi masyarakat saat ini yang paling utama
adalah mengenai potensi yang dimiliki masyarakat. Anak-anak di Desa Ngaliyan
memiliki semangat belajar yang sangat tinggi. Antusiasme mereka saat bertemu KKN
sangat patut diapresiasi. Dengan adanya semangat belajar yang sudah ada dalam diri
mereka, sangat mungkin bagi orang tua dan sekolah untuk semakin menggali potensi
mereka. Hsl tersebut juga membutuhkan kerja sama dari orang tua dan sekolah dalam
mengembangkan potensi siswa.
Usulan saya, dengan adanya potensi-potensi yang ada pada anak-anak,
diharapkan para orang tua serta guru bisa bekerja sama untuk mewujudkan sistem
belajar yang lebih baik, lebih inovatif, dan lebih kreatif untuk para siswa sehingga
semangat dan potensi yang sudah mereka punya bisa tersalurkan dengan baik
F. Foto Bukti Kegiatan

6. Play Zone: Mengenalkan Berbagai Emosi dan Meningkatkan Motivasi Belajar


Anak Melalui Dinamika Bermain dan Membuat Permainan (Felly Veronica
Lumempouw)
A. Masalah
Desa Ngaliyan mendirikan sekolah sebagai sarana prasarana pendidikan
bagi anak-anak untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Akan tetapi, terdapat
dua masalah penting yang perlu ditindaklanjuti secara serius mengenai kondisi
anak-anak di desa Ngaliyan. Permasalahan pertama adalah bagaimana kehidupan
sosial anak-anak dan bagaimana bentuk karakteristik mereka dalam membangun
relasi pada sesama. Permasalahan kedua adalah motivasi belajar anak yang sekian
hari semakin menurun.

18
Masa anak-anak adalah tahap perkembangan yang disebut sebagai
“Golden Age” dimana karakteristik individu terbentuk sebelum meneruskan
pencarian jati diri. Saat berdinamika dan mengenal lebih dalam dengan anak-anak
di desa Ngaliyan, ditemukan beberapa peristiwa yang dianggap hal biasa oleh
kebanyakan orang namun dapat berdampak pada pembentukan karakteristik anak.
Peristiwa seperti sulit mengendalikan emosi, kesenjangan yang terjadi antar
sesama, serta perilaku atau respon yang diberikan oleh anak-anak saat merasa
kurang nyaman. Hal-hal tersebut sangat menarik perhatian saya, karena setiap
tahap perkembangan saling berkaitan satu sama lainnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa apa yang dialami oleh individu pada masa sekarang dapat
mempengaruhi bagaimana terbentuknya individu pada masa yang akan datang.
Hasil observasi di beberapa sekolah di Desa Ngaliyan menunjukan hasil
bahwa anak-anak mengalami penurunan motivasi dalam belajar. Hal ini tentu
mempengaruhi bagaimana anak-anak merespon guru dan keaktifan anak-anak
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Salah satu alasan mengapa
anak-anak mengalami penurunan motivasi belajar adalah dikarenakan gaya
belajar yang dianggap monoton dan biasa, sehingga anak-anak mudah merasa
jenuh dan merasakan tekanan saat ingin belajar. Pada masa sekarang anak-anak
lebih tertarik dengan gaya belajar yang melibatkan visual, auditory, dan kinestetik
secara bersamaan. Dengan permasalahan yang ditemukan, maka diputuskan untuk
mengadakan program kerja “Play Zone” yang dibagi menjadi “Play Zone 1” yang
bertujuan mengenalkan anak-anak mengenai berbagai emosi mereka serta
bagaimana tanggapan yang baik saat merasa kurang nyaman. Kemudian “Play
Zone 2” yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar melalui dinamika
bermain serta bagaimana cara menemukan cara belajar yang asik dan sesuai
dengan diri sendiri.
B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan
Program kerja “Play Zone” dimulai dengan observasi yang diadakan pada
tanggal 5 Januari 2023. Setelah menemukan apa yang menjadi permasalahan dan
kebutuhan dari anak-anak melalui sekolah, maka program kerja pun disusun
dengan menargetkan anak-anak sekolah dasar. Pada tanggal 7 Januari 2023 kami
bergerak untuk sosialisasikan program kerja pada sekolah dan mengundang anak-
anak untuk turut berpartisipasi. Kemudian disusunlah tanggal pelaksanaan proker
pada tanggal 12 dan 16 Januari 2023. Akan tetapi dikarenakan terdapat perbedaan
jadwal kegiatan anak-anak sepulang sekolah, maka saya tetap membuka “Play
Zone” kapan saja anak-anak memiliki waktu untuk datang. Berbagai persiapan
saya lakukan seperti, 2 hari sebelum program dilaksanakan saya menyiapkan
materi bimbingan mengenai pengenalan emosi dan pentingnya belajar. Sehingga,
pada hari pelaksanaan saya tinggal mengingatkan kembali anak-anak untuk turut
berpartisipasi.
Pada tanggal 12 Januari 2023, program “Play Zone 1” dilaksanakan.
Antusias anak-anak sangatlah tinggi sehingga beberapa anak dari dusun lain pun
ikut bergabung. Pada awal kegiatan saya memberikan materi kepada anak-anak
mengenai berbagai emosi mereka, dan bagaimana cara menangani kondisi tidak
baik-baik saja. Setelah anak-anak paham, saya memberikan tugas kepada mereka
untuk menuliskan buku harian dengan tujuan agar anak-anak menyadari perasaan
dan perilaku mereka pada setiap situasi serta peristiwa yang dialami oleh diri
sendiri. Program “Play Zone 1” tidak hanya dilakukan sekali, tetapi ada
pelaksanaan susulan pada tanggal 16 Januari 2023 bagi anak-anak yang tidak
sempat ikut bergabung pada tanggal seharusnya. Setelah menyampaikan materi,

19
saya mengajak anak-anak untuk bermain dakon dan membuat kerajinan dari
manik-manik. Terdapat berbagai emosi yang ditunjukan, namun anak-anak
langsung menerapkan apa yang mereka pelajari mengenai pengendalian emosi.
Tanggal 16 Januari 2023 adalah tanggal pelaksanaan “Play Zone 2”. Akan
tetapi, sangat disayangkan cuaca pada hari tersebut tidak mendukung sehingga
hanya beberapa anak saja yang datang dan menjadi kegiatan peralihan ke
kegiatan susulan “Play Zone 1”. Kegiatan “Play Zone 2” saya alihkan menjadi
tanggal 17 dan 18 Januari 2023. Pada program “Play Zone 2” saya menargetkan
sekolah dan tidak hanya anak-anak yang datang ke rumah. Hal ini disesuaikan
dengan topik bimbingan dan tujuan pelaksanaannya, yaitu meningkatkan motivasi
belajar pada anak. Sekolah sangat mendukung hal ini, sehingga program ini
diberikan kesempatan untuk mengisi jam kosong sekolah. Saya memberikan
sosialisasi bagi anak-anak kelas 4 mengenai pentingnya belajar, menyadarkan
mereka mengenai usaha yang harus dilakukan dalam mencapai cita-cita,
memberitahu mengenai cara belajar asyik, dan menuntun mereka untuk membuat
daftar kegiatan belajar sehari-hari. Anak-anak sangat antusias dan mendengarkan
dengan baik, bahkan daftar kegiatan belajar dapat langsung diselesaikan oleh
mereka dengan baik. Setelah itu, kami bermain bersama menggunakan permainan
yang ada. Hal tersebut juga saya terapkan kepada anak-anak yang datang ke
rumah. Akan tetapi yang membedakan adalah anak-anak di rumah melatih
motorik halus mereka melalui pembuatan stiker dan belajar menghitung dengan
asyik menggunakan permainan seperti UNO.
Kegiatan yang tidak sempat dilaksanakan adalah kegiatan pembuatan
puzzle untuk meningkatkan kreativitas dan motorik anak-anak. Kegiatan ini tidak
terlaksanakan, bukan dikarenakan terdapat suatu permasalahan. Akan tetapi,
dikarenakan waktu yang tidak cukup untuk melaksanakan kegiatan pembuatan
puzzle. Solusi yang saya temukan adalah dengan membuat grup chat Whatsapp
bersama anak-anak dan membagikan berbagai cara membuat permainan dan
berbagai video belajar asik di dalamnya. Kiranya grup yang telah dibentuk dapat
menjadi fasilitas bagi anak-anak agar dapat mengembangkan diri.
C. Kontribusi Masyarakat
Antusias dan keaktifan anak-anak desa Ngaliyan sangatlah tinggi.
Sehingga, hampir setiap hari anak-anak datang untuk menanyakan kapan program
akan dilaksanakan. Antusias anak-anak dapat dilihat dari kehadiran mereka yang
tetap datang meskipun terlambat atau mengikuti program susulan. Pada saat
pelaksanaan program banyak anak-anak yang terlibat aktif menjawab dan secara
tidak langsung ikut berefleksi. Setelah pemberian materi, keaktifan anak-anak
dapat dilihat dari tugas seperti buku harian dan jadwal kegiatan belajar yang
langsung dikerjakan dan dikumpulkan. Setelah itu, anak-anak langsung
menerapkan apa yang mereka pelajari dan bahkan memberitahu teman mereka
yang tidak ikut mengenai apa saja yang mereka dapatkan. Terdapat juga beberapa
perubahan seperti anak-anak mulai mengeratkan pertemanan dan memperluas
kehidupan sosial antar sekolah dan menjadi sering datang ke rumah untuk ikut
belajar serta mengerjakan PR.
D. Usulan/Pandangan Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat
Pendidikan tidak hanya semata-mata mengenai ilmu saja, namun
terbentuknya karakter dan kreativitas individu menjadi salah satu bagian dari
pendidikan. Oleh sebab itu, saya mengusulkan kepada sekolah dan orang tua
selaku seorang pendidik untuk lebih sadar dan tanggap mengenai kebutuhan dari
tahap perkembangan anak secara keseluruhan. Yaitu secara biologis, psikologis,

20
dan sosial. Dalam mengasah kreativitas, membentuk karakter, dan mendorong
anak untuk aktif terlibat dalam berbagai hal, maka di usulkan adanya “pojok
kreativitas” yang disandingkan dengan program yang sudah ada, yaitu “pojok
membaca”. Tujuan dari usul yang diberikan adalah untuk mewadahi anak-anak
dalam melakukan kegiatan belajar melalui berbagai permainan dan fasilitas yang
tidak mudah membuat jenuh.
Kepada masyarakat yang telah berkeluarga, diusulkan untuk dapat lebih
memperhatikan perkembangan karakter anak dan dapat mengedukasi secara
mandiri di rumah. Kepada sekolah juga diusulkan untuk meningkatkan fasilitas
kegiatan belajar mengajar, serta memberikan pelatihan kepada guru-guru dalam
meningkatkan kualitas mengajar melalui kemampuan menggunakan teknologi
dan memanfaatkan konten belajar yang tersedia secara gratis di berbagai sosial
media. Dengan begitu, maka anak-anak dapat melalui tahap perkembangan
dengan baik.
E. Lampiran Kegiatan
a. Kegiatan Observasi

b. Sosialisasi Program Kerja

c. Kegiatan Play Zone 1

d. Kegiatan Play Zone 2

e. Dokumentasi Kehadiran dan Solusi Permasalahan

21
f. Dokumentasi Buku Harian

g. Dokumentasi Jadwal Kegiatan Belajar

7. Pendampingan UMKM: Pencatatan Keuangan Secara Manual dan Desain


Kemasan Produk untuk Para Pelaku UMKM
A. Masalah
Program kerja ini bertujuan untuk mendampingi pelaku usaha dalam hal
pencatatan dan pengemasan produk sebagai upaya pengembangan produk. Terdapat
dua sasaran dalam program kerja ini, pertama pelaku usaha yang mengelola warung
atau toko, kedua pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Dari hasil
observasi yang telah dilakukan, banyak pengusaha UMKM yang sudah melakukan
pencatatan, namun juga ada pelaku usaha yang tidak melakukan pencatatan keuangan.
Masalah yang muncul dari para pengusaha yang sudah melakukan pencatatan
keuangan adalah ketidakteraturan pencatatan, contohnya pemilik usaha “Toko Eka”,
yang melakukan pencatatan keuangan hanya ditulis 5.000+10.000+11.000+11.000
untuk setiap transaksi yang terjadi setiap harinya di buku tulis, lalu dijumlahkan untuk
mengetahui berapa pemasukan hari ini. Sedangkan yang lainnya, pencatatan
dilakukan hanya ketika ingat bahan baku yang dibeli pada waktu itu. Perilaku tersebut
tidak memberikan pencatatan yang informatif, misalnya informasi berapa keuntungan
22
yang didapat hari ini, berapa harga perolehan produk. Sementara itu, latar belakang
pelaku usaha yang tidak melakukan pencatatan keuangan adalah kurangnya
pengetahuan mengenai pencatatan keuangan dan kurang membutuhkan informasi
keuangan. Berdasarkan hasil wawancara mereka mengatakan bahwa “… yang penting
ada pemasukan aja gitu mbak, untuk bayar utang, makan, nanti belanja lagi.” Selain
alasan itu, ada dua warga mengatakan mereka malas melakukan pencatatan keuangan.
Masalah kedua, fokus pada pelaku usaha pengelola bahan mentah ke bahan
jadi, yaitu ceriping pisang, ceriping talas, dan sabun cuci homemade. Namun mereka
masih terbatas pada pengemasan. Berdasar hasil observasi produk mereka, mereka
cukup memberi stiker yang berisi nama produk, nomor, dan gambar. Selain itu, ada
juga pelaku usaha yang tidak memberi identitas produk, menurut mereka identitas
produk tidak diperlukan. Dan menurut saya, gagasan atau sudut pandang demikian
yang menjadi masalah, sebab kemasan merupakan salah satu nilai jual para pengusaha
dibidang kuliner. Sementara, saat pelaksanaan program saya mendapati klarifikasi
bahwa mereka kesulitan mengakses jasa percetakan. Setelah saya tawarkan bantuan
untuk mendesain muncul ketertarikan mereka untuk mendesain atau setidaknya tahu
jalur-jalur yang dapat mendukung mereka meningkatkan kemasan produk mereka.
B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan
Langkah pertama untuk mempersiapkan kegiatan ini saya melakukan
sosialisasi terhadap warga desa, seperti melalui sapaan saat bertemu, sosialisasi saat
organisasi di desa sedang ada pertemuan, dan melalui kunjungan pada tiap UMKM
dan pemilik usaha untuk mengundang secara langsung serta mengenalkan program.

Gambar 1: Kunjungan dan wawancara kepada UMKM Criping Pisang Putra Rimba
Kegiatan kedua adalah sosialisasi kepada penggerak desa yaitu organisasi ibu-
ibu PKK dan perangkat desa. Tujuannya adalah agar informasi dapat disebar luaskan
dan partisipan yang hadir memenuhi target.

23
Gambar 2: Sosialisasi proker kepada perangkat desa

Gambar 3: Sosialisasi kepada ibu-ibu PKK


Setelah sosialisasi selesai, saya merealisasikan proker pada hari Jumat, 20
Januari 2023, pukul 15.00. Selama sesi, saya menjelaskan tentang nilai tambah dan
dampak pemilihan kemasan produk terhadap hasil penjualan. Kemudian masuk pada
sesi diskusi, partisipan dipersilakan untuk menyampaikan keluhan atau sharing terkait
usaha mereka. Sesi satu berjalan dengan lancar dan saya melihat banyak minat warga
untuk berkonsultasi bagaimana mendesain kemasan, belajar bagaimana mengakses
aplikasi untuk memasarkan produk, dan aplikasi mencari kebutuhan mendesain.
Selanjutnya dilanjutkan dengan sesi pencatatan keuangan. Awalya warga kesulitan
bahkan ada yang enggan melakukan pencatatan karena menurut mereka hal itu terlalu
rumit. Namun, kemudian saya mengenalkan konsep dasar menghitung laba dari
24
konsep debet kredit dan buku besar. Hasilnya memuaskan, partisipan dapat
memahami konsep tersebut meskipun memerlukan bantuan sekali dua kali.

Gambar 4: Sesi materi mendesain produk dan pencatatan keuangan

Gambar 5: Hasil pencatatan Bu Risti Pemilik Toko Eka


C. D. Kontribusi Masyarakat
Kontribusi masyarakat masih tergolong rendah dari segi apapun. Sebagai
pengamat dan penanggung jawab program kerja, saya menilai bahwa sebagian besar
masyarakat tergolong pasif dalam merespon program kerja mahasiswa KKN. Di
Dusun Belang sendiri, dari proker awal hingga akhir KKN partisipan terbanyak adalah
8 orang, dan terbantu anak-anak yang menimbrung pada acara. Sedangkan untuk
proker pribadi saya, yang datang dibawah target, yaitu hanya 8 orang. Mereka
memperhatikan dan mengikuti dengan tenang bahkan aktif bertanya jika diberi
kesempatan, saya merasa bahwa kehadiran dan program kerja saya bermakna. Jadi
kesimpulannya, partisipasi masyarakat masih sangat rendah dan pengembangan
sumber daya manusianya masih tidak memadai karena perangkat desa mefokuskan
pada pembangunan fisik.
D. Usulan/Pandangan Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat

25
Melihat partisipasi masyarakat yang masih pasif, saya curiga hal itu karena
kebanyakan mahasiswa KKN mefokuskan program kerja mereka untuk anak-anak
sehingga orang tua dan remaja jarang terjamah, selain itu juga dipengaruhi oleh faktor
internal desa. Untuk hal ini, saya mengusulkan perlu keterlibatan ibu-ibu PKK dan
perangkat desa untuk menggerakan warga, selain itu mereka bisa membuat atau
meminta mahasiswa KKN menyediakan prpogram yang menyeluruh dan rata, dengan
kata lain, program kerja untuk anak-anak harus dibatasi, begitu juga dengan pihak
kampus, perlu membatasi program kerja yang fokus ke anak-anak.

8. Ruang Cerita (Maria Magdalena Obetin)


A. Masalah
Desa Ngaliyan juga memiliki organisasi pada pemuda pemudi Katolik yaitu
OMK Gereja Triniji Suci. Setelah diberikan waktu kurang lebih satu minggu untuk
observasi, saya masalah yang terdapat pada OMK yaitu rasa tidak percaya diri pada
mereka atau biasa disebut “minder”. Ketua OMK mengatakan bahwa mereka masih
banyak yang tidak percaya diri untuk melakukan sesuatu sehingga itu menghambat
mereka untuk mencapai tujuan mereka. Rasa percaya diri itu sangat penting buat
perkembangan individu apalagi mereka yang di fase remaja menuju dewasa awal,
Kalau mereka tidak ada rasa percaya diri, mereka akan sulit untuk mencapai
kesuksesan mereka.
B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan
Melihat permasalahan yang ada pada anggota OMK tersebut saya bekerjasama
dengan teman yang menjadikan permasalahan ini untuk difokuskan. Kami mengawali
kegiatan proker dengan acara gathering dengan tujuan untuk memperkuat relasi
antara anggota OMK serta meningkatkan rasa kepercayaan diri mereka. Sebelumnya
saya melaksanakan rapat bersama pengurus OMK untuk mempersiapkan program
kerja saya seperti Gambar 1. Kami mulai memperkenalkan diri satu persatu, lalu
bermain games bersama seperti Gambar 2. Diakhir dengan kegiatan inti proker
pribadi saya yaitu sharing atau saya menyebutnya “Ruang Cerita”. Kami membagi
menjadi beberapa kelompok untuk kegiatan ruang cerita ini, saya bersama kurang
lebih 13 orang berdinamika seperti Gambar 3.

Gambar 1. Rapat bersama pengurus OMK.

26
Gambar 2. Gathering dan bermain games bersama

Gambar 3. Pembagian ke beberapa kelompok untuk sharing dan bercerita


Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Januari 2023 di aula Gereja Triniji
Suci. Saya menggunakan metode eksperimen untuk proker saya, diawali dengan
memberikan mereka beberapa pertanyaan yang mereka jawab sesuai dengan
pengetahuan umum yang mereka miliki seperti Gambar 4. Lalu setelah itu saya
memberikan materi tentang kepercayaan diri dan Self-Esteem. Setelah itu saya
memberikan mereka pertanyaan yang sama seperti pertanyaan sebelumnya untuk
melihat apakah ada perbedaan jawaban yang mereka berikan dan lebih kearah positif.
Puji Tuhan semua berjalan baik dan mereka memberikan jawaban yang lebih baik
serta lebih mengerti maksud dari pertanyaan saya setelah menerima sedikit pengantar
yang saya berikan, saya akan lampirkan contoh seperti Gambar 5.

Gambar 4. Memberikan pertanyaan sebelum materi

27
Gambar 5. Jawaban sebelum dan sesudah memberikan materi
Mereka juga antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan kecil yang saya buat.
Namun, ada satu hal yang tidak terlaksana dengan sempurna yaitu tidak semua yang
mendengarkan dengan baik, ada yang harus saya tegur karena bermain gadget dan ada
beberapa yang jawab seadanya seperti Gambar 6, juga lanjutan program kerja melalui
whatsapp yang pasif, saat saya bertanya karena mereka malu untuk bercerita melalui
whatsapp.

Gambar 6. Jawaban pasif beberapa individu


C. Kontribusi Masyarakat
Pada kegiatan yang saya lakukan kontribusi masyarakat dapat dilihat dari
banyaknya partisipan yang datang pada acara gathering mencapai kurang lebih 30
individu dan membagi menjadi beberapa kelompok untuk kegiatan “ruang cerita”, dan
saya dengan 13 individu seperti Gambar 7.

28
Gambar 7. Absensi kegiatan program ruang cerita
Mereka juga mengerjakan semua pertanyaan-pertanyaan yang saya buat
dengan baik dan diselesaikan semua dan memberi kesan setelah kegiatan program
kerja saya seperti Gambar 8.

Gambar 8. Mereka selesai mengerjakan pertanyaan-pertanyaan dan memberi kesan


D. Usulan/Pandangan Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat
Usulan saya setelah melaksanakan program kerja pribadi saya adalah
membuat satu akun sosial media di instagram untuk OMK Gereja Triniji Suci. Akun
sosial tersebut berguna untuk menambahkan profil dari setiap anggota OMK serta
mempermudah orang-orang untuk melihat profil OMK tersebut. Serta menjadi sarana
cerita atau ”sharing” untuk setiap anggota OMK yang ingin meluapkan isi hati dan
gagasan mereka.
Usulan ini bisa terlaksana jika ada waktu dan tenaga yang cukup karena pasti
akan menguras energi saat kita mendengar cerita dan keluh kesah individu, usulan ini
juga mendapat respon baik dari ketua OMK tetapi harus mencari waktu yang tepat.
9. Pembuatan Lulur Kopi (Tania Rahmadhani)
A. Masalah
Terdapat beberapa masalah yang saya amati linear dengan program kegiatan yang
saya lakukan, saya mengusung dua program kegiatan yaitu pembuatan lulur kopi alami dan
peningkatan kreativitas anak-anak melalui pembuatan pernak-pernik. Beberapa masalah yang
saya amati antara lain, kopi merupakan salah satu komoditi yang cukup berpotensi di daerah
ini. Hanya saja, persebaran kopi dari desa Ngaliyan hanya sebatas sebagai bahan konsumsi
berupa bubuk kopi untuk diminum. Masyarakat masih awam dengan pemanfaatan bubuk kopi

29
sebagai salah satu bahan dasar kosmetik yang berguna untuk tubuh. Kemudian, untuk
program kedua yang melibatkan anak-anak, masalah utama yang saya amati dalam program
ini adalah tingkat emosi anak-anak yang masih kurang terkontrol dalam bermain.
B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan
Terdapat dua rencana kegiatan yang saya lakukan dalam program kegiatan KKN,
diantaranya pembuatan lulur kopi alami dan peningkatan kreativitas terhadap anak-anak
melalui pembuatan pernak-pernik. Pada program kegiatan pembuatan lulur kopi alami,
kegiatan ini dilakukan satu kali dengan demonstrasi langsung pada tanggal 19 Januari 2023.
Kemudian pada kegiatan bersama anak-anak, dilakukan beberapa kali dan pertama kali
dilakukan pada tanggal 12 Januari 2023. Program kerja yang saya gagaskan menyasar kepada
ibu-ibu dan anak-anak.
Tidak terdapat kendala dalam program kegiatan yang saya kerjakan, antusiasme anak-
anak serta ibu-ibu yang mengikuti program kegiatan sangat tinggi hingga berhasil memenuhi
indikator keberhasilan yang saya tetapkan.
C. Kontribusi Masyarakat
Kontribusi masyarakat dalam mengikuti jalannya program kerja baik program kerja
milik saya ataupun milik teman sekelompok sangatlah baik, antusiasme mereka dalam
mempelajari hal baru yang dibawa oleh teman-teman mahasiswa sangat menganggumkan.
Masyarakat juga menjadi komponen utama dalam keberhasilan program kerja yang kami
kerjakan.
D. Usulan/Pandangan Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat
Setelah satu bulan berdinamika di dusun Belang, Desa Ngaliyan ini, saya mengamati
tentang komoditi kopi yang juga menjadi bagian dari program kerja saya. Masyarakat disini
masih mengandalkan kopi sebagai salah satu mata pencaharian mereka yang berprofesi
sebagai petani. Kopi yang diolah oleh masyarakat dusun Belang masih dalam bentuk kopi
bubuk untuk dikonsumsi. Saya memberikan usulan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu
untuk mengembangkan kopi sebagai salah satu bahan kosmetik baik masker ataupun lulur
yang nantinya dicampur dengan minyak zaitu dan gula pasir. Mungkin suatu saat, masyarakat
dusun Ngaliyan juga bisa memproduksi kosmetik dengan penghasilan kopi mereka.
E. Lampiran bukti kegiatan

30
10. Gemaru: Gerakan Menanam di Rumah (Kiki Septi Purwa Indah)
A. Masalah
Berdasarkan survei yang telah dilakukan melalui observasi langsung dan
wawancara dengan perangkat desa tempat diadakannya KKN, ada beberapa
permasalahan yang sudah ditindaklanjuti melalui program kegiatan KKN.
Permasalahan tersebut yaitu warga setempat kesulitan dalam hal pemenuhan
kebutuhan sehari-hari yang salah satunya adalah kebutuhan bahan pangan. Lokasi
rumah warga antar tiap rumah yang saling berdekatan menyebabkan keterbatasan
tanaman sayuran dalam desa tersebut sehingga tidak memungkinkan untuk menanam
sayuran dengan media lahan karena luas lahan yang terbatas, sedangkan hasil kebun
tersebut digunakan untuk keperluan warga setempat dalam memenuhi kebutuhan
pangan sehari-hari karena jarak tempuh yang cukup jauh untuk membeli bahan
pangan juga tidak adanya angkutan umum sebagai akses warga menuju pasar.
Kemudian kotoran dari hewan ternak yang juga belum dimanfaatkan oleh warga
dengan baik, dan hanya dibiarkan begitu saja. Masalah yang terakhir yaitu persoalan

31
sampah yang dibuang sembarang karena tidak adanya tempat pembuangan sampah
akhir maupun tempat sampah di tiap rumah warga.
B. Kegiatan/Program Kerja yang Dilakukan
Pembelajaran mengenai penanaman benih cabai dan tomat bertujuan
memberikan pembelajaran mengenai cara menanam dan merawat benih cabai dan
tomat secara sederhana untuk anak-anak yang dikemas dengan judul Gerakan
Menanam Di Rumah (GEMARU) dalam bentuk kegiatan PPDB (Persiapkan,
Praktikkan, Dokumentasikan, dan 2 Bagikan). Penanaman benih cabai dan tomat
dilakukan menggunakan media tanam dengan memanfaatkan kotoran hewan ternak
yang dicampur sekam dan tanah serta wadah media tanam dengan memanfaatkan
pengalihfungsian dari barang bekas seperti ember bekas, panci bekas, botol bekas, dll.
Indikator keberhasilan program yang digunakan yaitu minimal 75% dari peserta yang
hadir dapat menanam benih cabai dan tomat serta dalam kurun waktu 15 hari benih
dapat tumbuh sepanjang 5 cm.
Kegiatan yang pertama adalah Kegiatan Persiapkan yaitu menyiapkan alat dan
bahan seperti alat meliputi: barang bekas yang dapat digunakan untuk wadah
menanam 4 buah, botol bekas air mineral 1 buah, dan kertas bekas 1 lembar, lalu ada
bahan yang dipersiapkan meliputi: tanah 1 kresek, pupuk kandang 1 kresek, sekam
bakar 1 kresek, air secukupnya, benih tomat dan cabai, dan daun kering secukupnya.
Kegiatan yang kedua adalah Kegiatan Praktikkan yaitu membuat wadah media
tanam dengan melubangi bagian bawah wadah dari barang bekas sebagai tempat
jalannya air penyiraman. Kemudian membuat media tanam dengan mencampurkan
sekam bakar, tanah dan pupuk kandang secukupnya. Lalu menanam benih cabai dan
tomat dengan memasukkan media tanam ke dalam wadah hingga ¾ bagian wadah,
membuat beberapa lubang sedalam satu ruas jari pada media tanam, mengatur jarak
antar lubang agar tidak terlalu dekat lalu memasukkan satu benih ke dalam satu
lubang, mengubur benih dengan media tanam, memberi daun kering hingga menutupi
permukaan media tanam agar terlindung dari sinar matahari langsung, setelah itu
menyiram benih yang sudah ditanam dengan air secukupnya dengan melakukan
penyiraman setiap satu kali sehari dan meletakkan wadah yang berisi benih di area
yang terkena sinar matahari cukup serta mengamati pertumbuhan benih kemudian
mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang sudah disediakan. Ada
catatan jika dalam 7 hari benih tidak berkecambah, dapat dilakukan penyulaman benih
dan menunggu hingga 7 hari lagi. Kegiatan yang terakhir untuk Kegiatan Praktikkan
yaitu membuat wadah air untuk menyiram dengan melubangi tutup botol bekas
dengan lubang kecil agar aliran airnya halus dan memasukkan air yang digunakan
untuk menyiram benih.
Kegiatan yang ketiga adalah Kegiatan Dokumentasikan yaitu mencatat hasil
pengamatan dengan mengisi tabel data hasil pertumbuhan benih cabai dan tomat.
Setiap hari, anak-anak yang mengkuti kegiatan ini diminta untuk mengamati
pertumbuhan benih yang ditanamnya dengan mengukur tinggi benih yang tumbuh dan
mendokumentasikan kegiatannya dengan cara menuliskan data hasil pengukuran
tinggi tanaman ke dalam tabel yang sudah disediakan. Anak-anak juga diminta untuk
merawat benih yang ditanam dengan menyiram benih menggunakan air bersih
secukupnya setiap satu kali sehari.
Kegiatan yang keempat adalah Kegiatan Bagikan yaitu mendapatkan ilmu dan
perasaan yang dirasakan selama mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan
membagikan ilmu serta perasaan yang dirasakan kepada teman yang lain. Pada
kegiatan ini, anak-anak yang mengikuti kegiatan GEMARU diminta untuk bercerita
terkait ilmu yang didapatkan selama mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan

32
perasaan yang dirasakan kepada temannya yang lain yang belum berkesempatan
mengikuti kegiatan ini. Anak-anak juga diminta untuk mengajak dan bersama-sama
mempraktikkan kembali kegiatan ini sehingga menjadi kegiatan yang gemar
dilakukan yaitu menanam sayuran atau buah di lingkungan rumah dan anak-anak
yang mengikuti kegiatan GEMARU menjadi aktor lokal yang bertugas untuk
melanjutkan program tersebut. Dengan demikian, program yang saya lakukan ini
adalah program yang berkelanjutan.
Berdasarkan kegiatan pantau yang saya lakukan setiap dua hari sekali dengan
berkeliling ke rumah anak-anak dan berdasarkan data hasil pengamatan yang
dilakukan oleh masing-masing anak dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini dapat
dikatakan berhasil karena ketercapaiannya indikator keberhasilan program yang
digunakan yaitu minimal 3 75% dari peserta yang hadir dapat menanam benih cabai
dan tomat serta dalam kurun waktu 15 hari benih dapat tumbuh sepanjang 5 cm. Saya
memantau anak-anak dalam kegiatan Dokumentasikan terkait pengamatan
pertumbuhan tanaman masing-masing anak dan mengingatkan untuk merawat
tanaman dengan menyiram benih yang sudah ditanam. Saya juga menilai jawaban dari
pertanyaan yang sudah dipersiapkan melalui kegiatan Bagikan yang sudah dikerjakan
oleh masing-masing anak serta memberikan hadiah untuk 5 anak yang berhasil
merawat tanamannya. Namun ada kegiatan yang saya rencanakan tetapi tidak dapat
terlaksana yaitu memberi identitas nama dan tanggal penanaman pada wadah sebagai
penanda jenis benih yang ditanam untuk mempermudah pengamatan, akan tetapi
anak-anak dapat mengingat masing-masing pot yang telah ditanami benih tomat dan
cabai serta langsung memberi identitas pada potnya.
Kontribusi Masyarakat
Saat kegiatan berlangsung, respon masyarakat sasaran sangat mendukung
dalam kegiatan ini, ada yang bersedia untuk menyediakan tanah, pupuk kompos dan
sekam bakar sebagai media tanam. Anak-anak juga antusias dalam menyiapkan pot
dari barang bekas seperti botol minuman, ceting nasi, wadah bekas minyak, bahkan
ada yang rela membeli pot baru untuk mengikuti kegiatan ini. Seorang anak juga
memberikan usul untuk menghias pot nya yang mengalihfungsikan botol minum
menjadi pot dengan mengecat potnya menggunakan cat akrilik agar lebih menarik
untuk dilihat dan semangat dalam merawat tanamannya. E. Usulan/Pandangan
Mahasiswa terhadap Kondisi Masyarakat Setelah melakukan kegiatan/program KKN
baik program kelompok maupun individu, saya berharap masyarakat dapat tetap
berpartisipasi melanjutkan dan melaksanakan program program yang sudah dirintis
oleh teman-teman mahasiswa seperti mengadakan layar tancap setiap 2 bulan sekali,
mengadakan senam kebugaran setiap minggu pagi, menanam sayuran di rumah untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengadakan turnamen voly dangdut tingkat
kecamatan. Untuk mewujudkan serangkaian kegiatan tersebut tidaklah mudah, maka
diperlukan niat seluruh warga desa serta kerja keras yang tinggi agar kegiatan dapat
berjalan dengan baik sehingga desa akan lebih maju dan dapat mendukung akan
adanya program desa wisata karena dengan adanya kegiatan tersebut dapat menjadi
ajang memperkenalkan potensi desa dibidang kewirausahaan makanan seperti
pengenalan UMKM yang dimiliki oleh pelaku usaha dan bidang kesenian seperti kuda
kepang yang ada di desa Ngaliyan serta bidang usaha lainnya

33
Foto Laporan Kegiatan

Gambar 1. Presensi Kegiatan

34
35
C. Laporan Keuangan
Laporan Rincian Keuangan

Tanggal Keterangan No Nota Pemasukan Pengeluaran Saldo


PEMASUKAN
02-Jan-23 Dana Subsidi Proker Kelompok Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
02-Jan-23 Dana Sponsorship Dinasti Rp 200.000 Rp 2.200.000
PENGELUARAN
22-Des-22 Asem Baru: KOH N01 Rp 45.000 Rp 2.155.000
23-Des-22 Toko Pedia: Bleacing Earth N02 Rp 38.000 Rp 2.117.000
27-Des-22 Bu Sutar: beli kopi kapal api N03 Rp 13.300 Rp 2.103.700
28-Des-22 Shopee: Mainan Anak N04 Rp 53.100 Rp 2.050.600
28-Des-22 Manna Kampus: Pop Corn N05 Rp 20.800 Rp 2.029.800
28-Des-22 Mirota: ATK N06 Rp 49.750 Rp 1.980.050
28-Des-22 Warung Bu Kino: Nota N07 Rp 6.000 Rp 1.974.050
29-Des-22 Warung Handayani: Gula pasir N08 Rp 42.000 Rp 1.932.050
29-Des-22 Petra Acc: Manik-manik dan senar N09 Rp 86.250 Rp 1.845.800
31-Des-22 Mutiara Kataso: Minyak Zaitun N10 Rp 30.600 Rp 1.815.200
31-Des-22 Afisal: Dakon N11 Rp 44.000 Rp 1.771.200
31-Des-22 Gramedia: Alat Peraga N12 Rp 124.000 Rp 1.647.200
31-Des-22 Toko Merah Gejayan: ATK N13 Rp 62.800 Rp 1.584.400
31-Des-22 Indomaret: Pop Corn N14 Rp 13.800 Rp 1.570.600
01-Jan-23 Mirota Kampus: Snack hadiah N15 Rp 66.630 Rp 1.503.970
01-Jan-23 HS Cemilan: Teh Catut N16 Rp 19.500 Rp 1.484.470
01-Jan-23 Beli bola untuk proker bola Voli N17 Rp 65.000 Rp 1.419.470
02-Jan-23 Petra Acc: Aksesoris N18 Rp 42.500 Rp 1.376.970
02-Jan-23 Indah: Senar dan Manik-manik N19 Rp 51.500 Rp 1.325.470
02-Jan-23 Mirota: ATK N20 Rp 39.950 Rp 1.285.520
02-Jan-23 Toko Pertanian Kadang Tani: Benih N21 Rp 50.000 Rp 1.235.520
02-Jan-23 Toko Pertanian Kadang Tani: EM4 N22 Rp 65.000 Rp 1.170.520
02-Jan-23 Mirota: ATK N23 Rp 51.600 Rp 1.118.920
02-Jan-23 Mirota: ATK N24 Rp 48.000 Rp 1.070.920
02-Jan-23 Mirota Kampus: ATK N25 Rp 21.000 Rp 1.049.920
02-Jan-23 Bu Kino: Kacang Hijau N26 Rp 84.000 Rp 965.920
12-Jan-23 Warung Serba Ada: ATK N27 Rp 36.000 Rp 929.920
14-Jan-23 Warung lokal: blueband N28 Rp 23.000 Rp 906.920
15-Jan-23 Toko Eka: gula pasir N29 Rp 15.000 Rp 891.920
15-Jan-23 Warung Serba Ada: Armio mineral N30 Rp 17.000 Rp 874.920
15-Jan-23 Toko Eka: Blueband N31 Rp 23.000 Rp 851.920
20-Jan-23 Warung Serba Ada: Sosis Uniami N32 Rp 32.000 Rp 819.920

20-Jan-23 Konsumsi Snack Ringan dari UMKM Belang N33 Rp 140.000 Rp 679.920

21-Jan-23 CV Temanggung Jaya Bejen: Snack anak N34 Rp 46.700 Rp 633.220


21-Jan-23 Honor senam instruktur N35 Rp 50.000 Rp 583.220
21-Jan-23 Sumber Rejeki: Armio mineral N36 Rp 18.000 Rp 565.220
22-Jan-23 Gas LPG 3 Kg N37 Rp 20.000 Rp 545.220
23-Jan-23 Toko Eka: Pembelian Beras N38 Rp 60.000 Rp 485.220
23-Jan-23 Hibah untuk proker bintang "Fun Game" N39 Rp 100.000 Rp 385.220
Belanja untuk konsumsi perpisahan dengan
31-Jan-23 N40 Rp 38.000 Rp 347.220
pemilik pondokan
31-Jan-23 Indomearet: Saos Delmonte N41 Rp 20.000 Rp 327.220
31-Jan-23 Pasar: Ayam 6 kg N42 Rp 216.000 Rp 111.220
31-Jan-23 Pigura Kenang-kenangan N43 Rp 110.000 Rp 1.220
Total Pengeluaran Rp 2.198.780
Sisa Dana Rp 1.220

36

Anda mungkin juga menyukai