Laporan Lengkap Larutan.
Laporan Lengkap Larutan.
OLEH:
STIFA B 2021
KELOMPOK III
d. Viskositas
Parameter Spesifikasi Kelompok Hasil
1 336 x 10-3 N.s/m2
2 0,0796 N.s/m2
-3 2
Viskositas 0,37-3,9 dpa’s 3 2394 x 10 N.s/m
4 2,9 N.s/m2
5 2,69 N.s/m2
IV.3 Pembahasan
Sediaan larutan adalah sediaan cair oral yang mengandung satu
atau lebih zat kimia yang terlarut. Misalnya terdispersi secara molekuler
dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling tercampur.
Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka
penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan
jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik, jika larutan
di encerkan atau tercampur. Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat
untuk pemberian oral, yang mengandung satu atau lebih zat dengan atau
tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air
atau campuran kosolven dengan air (Putra, 2012). Alasan menggunakan
larutan oral yaitu kerana molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara
merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya
memberikan jaminan keseragaman, dosis dan memiliki ketelitian yang
baik jika larutan di encerkan atau di campur. Bentuk sediaan larutan
digolongkan menurut cara pemberiannya, misalnya larutan oral, larutan
topical, atau penggolongan di dasarkan pada system pelarut dan zat
terlarut seperti spirit, tingtur, dan larutar air (Depkes RI, 2013).
Zat aktif yang di gunakan dalam larutan oral yaitu Dipenhidramin HCI
yang memiliki mekanisme kerja yang dapat menghambat kerja zat alami
tubuh yang berperan dalam munculnya reaksi alergi, seperti mata berair,
bersin, batuk, hidung meler, atau hidung tersumbat, karena alergi atau
batuk pilek. Difenhidramin HCl juga memiliki sifat sebagai anti emetic pada
mual dan muntah-muntah, terutama digunakan sebagai obat mabuk
perjalanan (diberikan 30 menit sebelum melakukan perjalanan), dan pada
pengobatan vertigo dengan berbagai penyebab (Martindale, 36th ed. Hal.
577-578).
Adapun bahan tambahan yang terdapat dalam formula yaitu
Dipenhidramin HCI, Syrupus Simpleks, Natrium benzoate, Sorbitol 70%,
Pewarna jingga, Essence jeruk, dan Aquadest. Syrupus simpleks karena
zat aktif Difenhidramin HCl yang memiliki rasa yang pahit, sehingga
dibutuhkan Syrupus simpleks sebagai pemanis agar mengurangi rasa
pahit. Natrium benzoat digunakan sebagai pengawet agar sirup tahan
lama. Essence jeruk digunakan untuk memberikan perasa sesuai dengan
warna. Sorbitol digunakan untuk meningkatkan viskositas larutan.
Pewarna jingga sebagai pewarna dan aquadest sebagai zat pembawa
yang dapat melarutkan zat aktif (Depkes RI, 2013).
Uji evaluasi sediaan yaitu organoleptis, nilai pH, penentuan volume
terpindahkan, dan viskositas. Uji organoleptis bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian produk akhir dalam hal bentuk, bau, warna, dan rasa pada
bahan-bahan yang digunakan dalam proses formulasi. Prinsipnya yaitu
untuk menguji bentuk, bau, warna dan rasa menggunakan panca indera
(Suwetja, 2007). Pada uji organoleptis diperoleh hasil bentuk berupa
sirup, larutan berwarna merah kekuningan, rasa manis berbau mint.
Uji pH adalah parameter yang penting diketahui karena skor pH
biasa menunjukkan bahwa telah terjadi proses penyebaran bahan aktif di
dalam sediaan. Cara melakukan uji pH yaitu menggunakan kertas pH
meter yang dicelupkan di syrup. Hasil pengukuran pH pada sirup di
peroleh nilai pH yaitu 7,5. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa nilai pH yang baik untuk sirup adalah 4-7 (Anonim,
1995).
Uji volume terpindahkan dilakukan sebagai jaminan bahwa sediaan
yang dikemas dalam wadah, jika dipindahkan dari wadah aslinya, akan
memberikan volume sediaan seperti yang tertera pada etiket (Depkes RI,
1995:1089), hasil yang diperoleh yaitu volume terpindahkannya 97,5%,
97,5%, 98,5%, 100%, dan 100%, hal ini sesuai dengan standar menurut
Farmakope Indonesia edisi V tahun 2014 halaman 1614 yang
mempersyaratkan volume rata-rata cairan yang diperoleh tidak kurang
dari 100% dan volume wadah terletak dalam rentang 95%-110% (Depkes
RI, 1995:1614).
Uji viskositas digunakan untuk menyatakan hambatan atau resistensi
terhadap laju alir suatu produk cair. Kekentalan menunjukkan gaya kohesi
antar partikel maupun molekul yang berikatan menjadi satu (Privindiville et
al., 2000). Semakin besar kekentalan suatu produk cair maka akan
semakin besar gaya yang diperlukan untuk membuat cairan tersebut
mengalir pada kecepatan tertentu. (Atkins, 1994). Hasil yang diperoleh
-3 2
yaitu nilai viskositas 336 x 10-3 N.s/m2, 0,0796 N.s/m2, 2394 x 10 N.s/m ,
2,9 N.s/m2, dan 2,69 N.s/m2.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Larutan oral
terdiri dari zat aktif dan beberapa zat tambahan lainnya. Zat aktif yang
digunakan yaitu Difenhidramin yang memiliki indikasi sebagai obat
batuk. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja sel yang
menghasilkan dahak yang tidak kental untuk dikeluarkan.
2. Cara pembuatan sediaan sirup yaitu kalibrasi botol, lalu larutkan zat
aktif menggunakan aquadest, selanjutnya larutkan natrium benzoate
menggunakan aquadest di dalam cawan porselin, buat sirupus simplex
pada cawan porselin berbeda dengan melarutkan sukrosa dalam air
panas dengan pengadukan sampai semua larut, masukkan zat aktif
kedalam lumpang, kemudian masukkan natrium benzoat yang telah
dilarutkan, sirupus simplex, dan pewarna gerus hingga homogen,
tambahkan essence orange secukupnya kemudian dihomogenkan
tahap selanjutnya masukkan sediaan yang homogen kedalam botol
yang telah di kalibrasi, cukupkan hingga tanda batas kalibrasi kemudian
beri etiket, lalu lakukan evaluasi. Adapun hasil evaluasi dari sediaaan
yang telah dibuat yaitu pada pemerian pemeriksaan obat jadi
didapatkan hasil yaitu larutan berwarna, rasa manis pahit, dan bau
khas. dengan volume perpindahan yaitu 98,3. Hasil yang didapatkan
pada uji pH yaitu 7,5. Dan pada uji viskositas didapatkan hasil 2394 x
-3 2
10 N.S/m .
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Diharapkan untuk lebih memperhatikan dan membimbing praktikan
selama praktikum berlangsung.
V.2.2 Saran Untuk Asisten Dosen
Diharapkan untuk tetap menjaga kerja sama yang baik dengan
praktikan serta tetap sabar dalam membimbing praktikan.
V.2.3 Saran Untuk Laboratorium
Diharapkan untuk lebih memperhatikan kelengkapan alat dan bahan
agar praktikum dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat : Teori Dan Praktik. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press
Dikalibrasi botol 60 mL
Diberi etiket
Dievaluasi
Lampiran 2. Perhitungan
2.1 Bahan
1 .5
D penh d am ne m 15 m
5m
5
upus s mp eks m 15
1 m
,1
at um en oat m ,
1 m
o to m 1
1 m
Aquadest = 60 – (1,5+15+0,06+12)
= 31,44 mL
2.2 Viskositas
Keterangan :
= Viskositas cairan sampel
= Viskositas cairan pembanding
= Waktu alir cairan sampel
= Waktu alir cairan pembanding
= Massa jenis cairan sampel
= Massa jenis cairan pembanding
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Diketahui: (aquadest) = 1 x 3-3 N.s/m3
(sampel) = 1.26 g/mL
(pembanding) = 1 g/mL
(sampel) = 7,6 s
(aquadest) =4s
Ditanyakan: …?
Penyelesaian:
, s 1. m
= 1 x 3-3 N.s/m3
s 1 m
9,5
= 1 x 3-3 N.s/m3
Keterangan:
W0 = Bobot piknometer kosong
W1 = Bobot piknometer + aquadest
W2 = Bobot piknometer + cairan
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Diketahui:
W0 = 17
W1 = 60,1
W2 = 62,4
Penyelesaian:
,1 1
, ,1
3,1
,3
= 18,74 g/mL
Kelompok 4
Kelompok 5
Lampiran 3. EWB
3.1 Etiket
3.2 Wadah
4.3 Brosur
Lampiran 4. Dokumentasi
No. Gambar Keterangan
1. Kalibrasi botol 60 mL
4. Sediaan jadi
5. Pengukuran pH sediaan