Anda di halaman 1dari 23

PERCOBAAN 3 MANITOL

I. PREFORMULASI ZAT AKTIF

Pemerian Serbuk kristal putih tidak berbau atau


granul mengalir bebas, rasa manis

Kelarutan Larut 1 dalam 5,5 air ; larut 1 dalam 83


etanol 95%, larut 1 dalam 18 gliserin

Stabilitas

- Panas Serbuk Kristal meleleh pada suhu


166-168ºC. stabil terhadap panas .

Larutan manitol dalam air bersifat stabil,


- Hidrolisis atau oksidasi baik oleh dingin, asam atau basa encer
maupun oksigen dari udara

Manitol disimpan dalam wadah yang


resisten terhadap cahaya dan kedap udara,
- Cahaya pada suhu kamar.

Kesimpulan : Dibuat sediaan infus yaVng berbasis


manitol 5%

Bentuk zat aktif : Basa

Bentuk sediaan : Larutan

Cara sterilisasi sediaan : Metode panas lembab dengan autoklaf


suhu 121 ºC selama 15 menit
Kemasan Dalam wadah dosis tunggal, dari kaca atu
plastic, sebaiknya dari kaca tipe 1 dan tipe
2

II. PERHITUNGAN TONISITAS DAN OSMOLARITAS


1. Tonisitas

Diketahui : Liso manitol = 1,9

M manitol = 182,17

Ditanya : E ?

Jawab :

17𝑥𝐿𝑖𝑠𝑜
𝐸= 𝐵𝑀
17𝑥 1,9
𝐸= 182,17

E = 0,1773%

Ekivalensi manitol 5% = % kadar(m) x E

= 5% x 0,1773%

= 0,8865%

Maka, jumlah NaCl yang harus ditambahkan agar sediaan isotonis adalah

= (0,9 – 0,8865)% = 0,0135%

= 0,0135 g dalam 100 mL

2. Osmolaritas

Rumus osmolaritas = x 1000 x jumlah ion

a. Diketahui : bobot zat = 5% (5 gram dalam 100 mL) = 50 g/L

Bobot molekul = 182,17

Jumlah ion =1

Ditanya : osmolaritas manitol ?


Jawab :

Osmolaritas manitol = (Bobot zat (g/l) : BM) x 1000 x jumlah ion

= (50 : 182,17) x 1000 x 1

= 274,469 mOsmol/L

b. Diketahui : bobot NaCl = 0,135 g/L

BM = 58,44

Jumlah ion = 2

Ditanya : Osmolaritas NaCl ?

Jawab :

Osmolaritas NaCl = (Bobot zat (g/l) : BM)x 1000 x jumlah ion

= (0,135 : 58,44)x 1000 x 2

= 4,620 mOsmol/L

Jadi, osmolaritas total = osmolaritas manitol + osmolaritas NaCl

= 274,469 + 4,620

= 279,089 mOsmole/L

PENDEKATAN FORMULA

No. Bahan Jumlah Fungsi/alasan


penambahan
bahan

Manitol 5% Zat aktif


1.

NaCl 0,0135% pengisotonis


2.
NaOH 0,25 mL Pengatur pH
3.

Aqua pro injeksi Ad 700 mL Pelarut


4.

PREFORMULASI EKSIPIEN

a. Natrium Klorida

Pemerian Serbuk hablur putih atau


Kristal tidak berwarna,
mempunyai rasa asin

Kelarutan Sedikit larut dalam etanol


1 : 250 dalam etanol 95%
1 : 10 dalam gliserin
1 :2,8 dalam air
1 : 2,6 dalam air 100ºC

Stabilitas
Tahan panas hingga suhu 804ºC
- Panas pH 6,7 – 7,3 pada larutan jenuh
Harus terlindung dari cahaya
- Hidrolisis

- Cahaya

Kesimpulan : Natrium klorida berfungsi sebagai pengisotonis, sangat larut


dalam air dan tidak tahan terhadap cahaya

Cara sterilisasi : larutan yang mengandung natrium klorida dapat


disterilisasi akhir menggunakan autokaf. Bila dalam bentuk serbuk, maka
disterilisasi dengan oven pada suhu 170 ºC selama 1 jam

Kemasan : Disimpan dalam wadah yang terlindung dari cahaya, kering


dan tertutup rapat

(Rowe, 2009)

b. Aqua pro injection


Pemerian Air untuk injeksi yang
disterilisasi dan dikemas
dengan cara yang sesuai, tidak
mengandung bahan
antimikroba atau bahan
tambahan lainnya. Cairan
jernih, tidak berwarna, tidak
berbau

Kelarutan Bercampur dengan banyak


pelarut polar

Stabilitas
Tahan panas hingga suhu 804ºC
- Panas pH 6,7 – 7,3 pada larutan jenuh
Harus terlindung dari cahaya
- Hidrolisis

- Cahaya

Kesimpulan :
Air dapat bereaksi dengan obat atau eksipien lain yang dapat terhidrolisis.
Air dapat bereaksi dengan logam alkali dan secara cepat dengan logam
alkali tanah dan oksidanya, seperti kalium oksida dan magnesium oksida.
Air juga bereaksi dengan garam anhidrat untuk membenruk hidrat dengan
berbagai komposisi dengan material organic tertentu

(Depkes RI, 1995)

c. Natrium Hidroksida

Pemerian Massa putih atau praktis putih,


tersedia dalam bentuk pellet,
serpihan atau batang,

Kelarutan 1 : 7,2 dalam etanol


Tidak larut dalam eter
Larut dalam gliserin
1 : 4,2 dalam methanol
1 : 0,9 dalam air
1 : 0,3 pada 100 ºC
Stabilitas
Stabil terhadap suhu. Padatan
- Panas NaOH sebaiknya disimpan
dalam tempat sejuk
- Hidrolisis
Bersifat higrosopis sehingga
dapat mengikat karbondioksida
dan air dari udara. Padatan
NaOH sebaiknya disimpan
dalam tempat kering

PERSIAPAN ALAT/WADAH/BAHAN

a. Alat

No. Nama alat Jumlah Cara sterilisasi

1. Kaca arloji 3 Dalam oven 170 ºC


selama 1 jam

2. Batang pengaduk 3 Dalam oven 170 ºC


selama 1 jam

3. Gelas kimia 500 mL 1 Dalam oven 170 ºC


selama 1 jam

4. Gelas kimia 100 mL 1 Dalam oven 170 ºC


selama 1 jam

5. Erlenmeyer 1 L 2 Dalam autoklaf 121


ºC selama 15 menit

6. Erlemneyer 500 mL 2 Dalam autoklaf 121


ºC selama 15 menit
7. Corong 2 Dalam oven 170 ºC
selama 1 jam

8. Spatula 3 Dalam oven 170 ºC


selama 1 jam

9. Pipet tetes 2 Dalam oven 170 ºC


selama 1 jam

10. Thermometer 2 Dalam oven 170 ºC


selama 1 jam

11. kertas saring 6 Dalam autoklaf 121


ºC selama 15 menit

12. Kertas membrane 4 Dalam autoklaf 121


0,45 mikrometer ºC selama 15 menit

13. Kertas membrane 4 Dalam autoklaf 121


0,22 mikrometer ºC selama 15 menit

b. Wadah

No. Nama Alat Jumlah Cara


sterilisasi
(lengkap)

1. Botol infus 1 Autoklaf


flakon 500 121 ºC
mL selama 15
menit

2. Karet tutup 1 Rendam


flakson dengan
etanol 70%
selama 24
jam
PENIMBAHAN BAHAN

No. Nama Bahan Jumlah yang ditimbang

1. Manitol Jumlah manitol yang


ditimbang dilebihkan 5%
(selisih rentang kadar dibagi
2) untuk mengantisipasi
kehilangan akibat absorbs
oleh karbon aktif (Depkes RI,
1995)

Manitol 5% = 5 gram/100
mL

Untuk 1100 ml larutan


sediaan

= 5% x 700 mL = 35 gram

Jumlah yang ditimbang yaitu


:

= 35 gram + (5% x 35 gram)

= 36,75 gram

2. NaCl 94,5 mg

3. NaOH 1N 0,25 mL

4. Karbon aktif 2,2 g untuk sediaan 1,5 g


untuk air bebas pirogen
PERCOBAAN 4
INFUS FUROSEMIDE 1%

I. PREFORMULASI ZAT AKTIF

Zat Aktif Furosemide

4-chloro-2-(furan-2-ylmethyl)amino
)-5-sulphamoylbenzoic acid

Rumus Molekul C12H11ClN2O5S

Titik lebur 120 C, dengan dekompposisi (BP


2007)

Pemerian tidak berbau, serbuk hablur,


berwarna putih sampai hampir
kuing (FI IV:401)

Kelarutan - Praktis tidak larut dalam air,


mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida, agak sukar larut
dalam etanol (FI IV:401)
- Larut dalam 75 bagian etanol
95% Larut dalam larutan alkali
hidroksida (FI III: 262)

Stabilitas - Titik leleh 203-210oC dengan


dekomposisi (The
- Panas Pharmaceutical Codex, 1994:
878)
- Hidrolisis
- Terhidrolisis pada larutan asam
- Cahaya (pH < 7) Tidak stabil terhadap
cahaya (USP30-NF25, hlm.
.2197)
- dapat terdekomposisi oleh
cahaya UV (The Pharmaceutical
Codex, 1994: 876) Injeksi
furosemid stabil pada pH 8,0 -
9,3 (FI IV:403);
Keterangan lain injeksi furosemid tidak stabil dalam
larutan asam, karena akan
mengalami presipitasi (APDS
hal.155), injeksi furosemid
(100mg/ml) dalam 25% albumin
manusia stabil selama 48 jam pada
temperatur kamar ketika terlindung
dari cahaya, dan selama 14 hari
delam lemari pendingin (Martindale
ed.36: 1292)

Kesimpulan :

Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester):


garam (dengan penambahan NaOH membentuk gram Na-furosemid)

Bentuk sediaan (lar/suspensi/emulsi/serbuk/rekonstruksi):


tidak berwarna, larutan jernih (FI IV:403)

Cara sterilisasi sediaan :


sterilisasi akhir dengan autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit

Kemasan:1
- dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya (FI IV:402)
- disimpan di tempat yang sejuk
- terlindung dari cahaya pada suhu 25oC (AHFS Drug Information 2005,
p.2759)

II. PREFORMULASI EKSIPIEN


a. Natrium Hidroksida

Pemerian Massa putih atau praktis putih, tersedia


dalam bentuk pellet, serpihan atau
batang (Depkes RI, 1995)

Kelarutan Larut dalam air dan etanol (Depkes RI,


1995)
Keterangan lain pH 12-14 (Rowe, 2009)

Stabilitas
- panas melebur pada suhu 318ºC
- Hidrolisis
- Cahaya stabil terhadap cahaya
- pH pH 12-14 (Rowe, 2009)

Cara sterilisasi eksipien sterilisasi akhir dengan autoklaf pada


suhu 121ºC selama 15 menit

Kemasan dalam wadah tertutup rapat (Depkes


RI, 1995)
disimpan dalam wadah non logam yang
terlindung dari udara, kering, dan
tertutup rapat (Rowe, 2009)

b. Natrium Klorida

Pemerian Serbuk hablur putih atau Kristal tidak


berwarna, mempunyai rasa asin
(Depkes RI, 1995)

Kelarutan Mudah larut dalam air, sedikit mudah


larut dalam air mendidih, larut dalam
gliserin, sukar larut dalam etanol
(Depkes RI, 1995)
Stabilitas
- Panas Melebur pada suhu 804ºC (Rowe,
- Hidrolisis 2009)
- Cahaya -
stabil terhadap cahaya

cara sterilisasi eksipien : larutan natrium klorida dapat disterilkan dengan metode
autoklaf atau filtrasi (Rowe, 2009)

Kemasan : dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1995)

c. Aqua pro injection

Pemerian Air untuk injeksi yang


disterilisasi dan dikemas
dengan cara yang sesuai, tidak
mengandung bahan
antimikroba atau bahan
tambahan lainnya. Cairan
jernih, tidak berwarna, tidak
berbau

Kelarutan Bercampur dengan banyak


pelarut polar

Stabilitas
Tahan panas hingga suhu 804ºC
- Panas pH 6,7 – 7,3 pada larutan jenuh
Harus terlindung dari cahaya
- Hidrolisis

- Cahaya

Kesimpulan :
Air dapat bereaksi dengan obat atau eksipien lain yang dapat terhidrolisis.
Air dapat bereaksi dengan logam alkali dan secara cepat dengan logam
alkali tanah dan oksidanya, seperti kalium oksida dan magnesium oksida.
Air juga bereaksi dengan garam anhidrat untuk membenruk hidrat dengan
berbagai komposisi dengan material organic tertentu

III. FORMULA YANG DIUSULKAN


No. Bahan Jumlah Fungsi/alasan
penambahan
bahan

Furosemid 1 Zat aktif, diuretikum


1. (Depkes RI, 1995)

NaOH 0,12 Agen pembasa, dapar


2. (Rowe, 2009)

NaCl 0,5626 Pengatur tonisitas (Rowe,


3. 2009)

Aqua pro injeksi Ad 100 mL Pembawa


4.

Larutan NaOH 0,1 M dibuat dengan melarutkan m gram padatan NaOH ke dalam 50 mL
aqua pro injection.
𝑚 𝑚
𝐵𝑀 40
𝑚= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝐿)
= 0,05

𝑚
40
0, 1 = 0,05

𝑚 = 0, 2 𝑔

IV. PERHITUNGAN TONISITAS/OSMOLARITAS DAN DAPAR

Metode: Ekivalensi NaCl

Zat Jumlah Ekivalensi Massa (g) Tonisitas (g x


E)

Furosemid Na 1% 𝐸=
17𝑥𝐿𝑖𝑠𝑜 1 Tonisitas =
𝐵𝑀
(Uni-univalen 17𝑥3,4
1 𝑥 0, 164
→ Liso = 3,4) 𝐸= 352.73 Tonisitas =
𝐸 = 0, 164 0, 164

NaOH 0,12% 𝐸=
17𝑥3,4 0,12 Tonisitas =
40
(Uni-univalen 0, 12 𝑥 1, 445
→ Liso = 3,4) 𝐸 = 1, 445
Tonisitas =
0,1734

Total 0,3374%

Untuk 100 mL sediaan, jumlah NaCl yang ditambahkan dalam 100 mL seduaan agar isotonis
= 0,9 - 0,3374 = 0,5626 g (setara dengan 0,5626 % NaCl)

V. PERSIAPAN ALAT/WADAH/BAHAN

a. Alat

No. Nama alat Jumlah Cara sterilisasi

1. Pinset 2 Dalam oven 170 ºC


selama 1 jam

2. Spatel logam 5 oven pada suhu


170ºC selama 1 jam

3. Batang pengaduk 3 oven pada suhu


gelas 170ºC selama 1 jam

4. Kaca arloji 6 oven pada suhu


170ºC selama 1 jam

5. Labu Erlenmeyer 2 Mulut labu


erlenmeyer ditutup
dengan alumunioum
foil, lalu dimasukkan
ke dalam autoklaf
121ºC selama 20
menit

6. Pipet tetes 5 oven pada suhu


170ºC selama 1 jam

7. Karet penutup pipet 5 Direndam dalam


tetes etanol 70% selama
24 jam

8. Gelas ukur 2 Mulut gelas ukur


ditutup dengan
kertas perkamen
kemudian diikat
dengan benang kasur
dan dilakukan
sterilisasi autoklaf
121ºC selama 20
menit

9. Corong 2 oven pada suhu


170ºC selama 1 jam

10. Kertas perkamen 5 dimasukan dahulu ke


dalam pastik tahan
panas kemudian
autoklaf 121ºC

11. Gelas kimia 6 Permukaan gelas


kimia ditutup dengan
kertas perkamen lalu
diikat dengan
benang kasur,
autoklaf 121ºC
selama 20 menit

12. Kertas saring Secukupnya oven dengan suhu


170ºC selama 1 jam

13. Buret 1 Direndam etanol


70% selama 24 jam

14. Alumunium foil Secukupnya oven pada suhu


170ºC selama 1 jam

15. Kertas pH Secukupnya sinar UV

b. Bahan
1. Furosemid
2. NaOH
3. NaCl
c. Wadah
No. Nama alat Jumlah Cara sterilisasi

1. Ampul 5 mL 16 Oven 170℃ selama


1 jam (Ayuhastuti,
2016)

PENIMBANGAN BAHAN

No. Nama Bahan Jumlah yang ditimbang

1. Furosemid 10 𝑚𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ... 𝑚𝑔

10 𝑚𝑔/𝑚𝐿 𝑥 100 = 1000 𝑚𝑔

2. NaOH 200 mg

3. NaCl 0, 5626% 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = .... 𝑚𝑔

0, 5626% 𝑥 100 = 0, 5626 𝑚𝑔

4. Aqua pro injectin Ad 100 mL


PERCOBAAN 5

KLORAMFENIKOL

I. PREFORMULASI ZAT AKTIF

Kloramfenikol

Pemerian Hablur halus berbentuk jarum atau


lempeng memanjang, putih hingga
putih kelabu atau putih (Depkes,
1979).

Kelarutan Sukar larut dalam air, mudah


larut dalam
etanol, dalam propilen glikol
(Depkes,
1979).

Stabilitas
a. Sediaan ini bertambah stabil
a. Panas pada suhu 35°C dengan
penambahan sodium
b. Hidrolisis
metabisulfite dan disodium
d. Cahaya edetat. Umumnya Stabilitas
e. pH Sediaan Akan Berkurang Pada Suhu
25°C (Lund, 1994). Menurut
Reynolds (1982), sediaan
kloramfenikol stabil selama 2
tahun jika disimpan pada
suhu 20-25°C.
b. Sediaan ini tidak stabil dengan
adanya Oksigen (Lund, 1994).
c. Penyimpanan Sediaan Salep
mata Diusahakan terlindung
dari cahaya atau sinar matahari
(Reynolds, 1982).
d. pH stabil dari zat kloramfenikol
berkisar antara 4,5 - 7,5
(Depkes RI, 1995).
Kesimpulan : Dibuat sediaan salep mata kloramfenikol 1%

Bentuk zat aktif yang digunakan Asam (Depkes RI, 2014)


(basa/asam/garam/ester)

Bentuk sediaan Serbuk Rekonstitusi (Depkes RI, 2014)


(lar/suspensi/ emulsi/serbuk
rekonstitusi)

Cara sterilisasi sediaan Sterilisasi dingin dengan radiasi


(Kibbe, 2000)
kloramfenikol salep mata: teknik
aseptik tanpa sterilisasi akhir (Depkes,
1979)

Kemasan Dalam wadah tertutup rapat atau dalam


tube steril (Depkes RI, 2014)

II. PENDEKATAN FORMULA

No Nama Bahan Jumlah (%) Kegunaan

1. Kloramfenikol 1% Sebagai zat aktif dan


diuretikum

2. Parafin Cair 10% Sebagai agen pembasa atau


larutan dapur

3. Adeps Lanae 10% Sebagai pengatur tonisitas

4. Vaselin Flavum 80% Sebagai zat pembawa

III. PREFORMOLASI ZAT EKSIPIEN

a. Paraffin Cair

Pemerian Hablur tembus cahaya atau agak


buram, tidak berwarna atau putih, tidak
berbau, tidak berasa, agak berminyak
(Depkes RI, 1995).

Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol,


mudah larut dalam kloroform, dalam
eter, dalam minyak menguap, dalam
hampir semua jenis minyak lemak
hangat, sukar larut dalam etanol
mutlak (Depkes RI, 1995).

Stabilitas Parafin merupakan zat yang stabil,


kecuali dengan pemanasan dan
a. Panas pembekuan yang berulang dapat
mengubah komponen fisiknya. Paraffin
b. Hidrolisis
harus disimpan pada tempat yang
c. Cahaya tertutup rapat dengan temperature tidak
kurang dari 40oC (Rowe et al, 2009)

Inkompatibilitas Tidk ada (Rowe, 2009)

Kegunaan Ointment base; stiffening agent (Rowe


et al, 2009).

b. Adeps Lanae

Pemerian Zat berwarna kuning pucat, tidak


beraturan, seperti lilin dengan samar,
bau khas. Apabila dilelehkan berwarna
bening atau hampir bening, cairan
kuning (Rowe et al, 2009).

Kelarutan Bebas larut dalam benzena, kloroform,


eter, dan Petroleum alkohol; sedikit
larut dalam etanol dingin (95%), lebih
banyak larut dalam etanol mendidih
(95%); praktis tidak larut dalam air
(Rowe et al, 2009).

Stabilitas Panas : Dapat terjadi perubahan warna


menjadi gelap dan bau tengik.
a. Panas Hirolisis/oksidasi : Dapat mengalami
autooksidasi selama penyimpanan.
b. Hidrolisis
Cahaya : Harus disimpan dalam wadah
c. Cahaya yang terisi penuh dan tertutup rapat
terlindung dari cahaya, di tempat yang
sejuk dan kering. (Rowe et al, 2009).

Inkompatibilitas Mengandung prooksidan, yang dapat


mempengaruhi stabilitas obat aktif
tertentu (Rowe et al,
2009).

Kegunaan Emulsifying agent; ointment base


(Rowe et al, 2009).

c. Vaseline Album

Pemerian Putih atau kekuningan pucat, massa


berminyak transparan dalam lapisan
tipis setelah didinginkan pada suhu 0 C
(Ditjen POM, 2014).

Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol dan air,


mudah larut
dalam benzena, kloroform, karbon
sulfida, eter,
heksana dan minyak atsiri (Ditjen
POM, 1995)
Stabilitas Vaselin flavum tidak boleh dipanaskan
dalam waktu yang lama diatas
a. Panas temperatur yang dibutuhkan untuk
mencapai fluiditas kompleks (sekitar
b. Hidrolisis
70oC).
c. Cahaya cahaya vaselin mudah teroksidasi
menyebabkan warna vaselin jadi pudar
dan bau tidak enak (Rowe et al, 2009)

Inkompatibilitas Vaselin flavum adalah material inert


dengan beberapa inkompabilitas
(Rowe et al, 2009)

Kegunaan Zat tambahan sebagai emolien dalam


basis salep dan lubrikan pemanis
dalam obat bersama dengan minyak
mineral (Rowe et al, 2009)

IV. PERSIAPAN ALAT/WADAH/BAHAN

a. Alat

Nama Alat Jenis Sterilisasi Cara Sterilisasi Jumlah

Gelas kimia Panas kering 3


Autoklaf 121℃ selama
20 menit (Ayuhastuti,
2016).

Cawan menguap Panas kering 2


Oven 170℃ selama 1
jam (Ayuhastuti, 2016).

Mortir & stamper Panas kering 1


Oven 170℃ selama 1
jam atau 160℃ selama
120 menit (Ayuhastuti,
2016).
Spatel Panas kering 5
Oven 170℃ selama 1
jam atau 160℃ selama
120 menit (Ayuhastuti,
2016).

Kaca arloji Panas kering 4


Oven 170℃ selama 1
jam (Ayuhastuti, 2016).

Batang pengaduk Panas kering 3


Oven 170℃ selama 1
jam (Ayuhastuti, 2016).

Pipet kaca Panas kering 2


Oven 170℃ selama 1
jam atau 160℃ selama
120 menit (Ayuhastuti,
2016).

Karet pipet Disinfeksi Alkohol 70% selama 24 2


jam (Sesilia, 2016).

Pinset Panas kering 1


Oven 170℃ selama 1
jam.

b. Wadah

No. Nama Alat Jumlah Cara Sterilisasi

1. Tube Logam 20 Panas kering


(Oven, 170 C, 1
jam)

2. Tutup Tube 20 Disinfeksi


(Alkohol 70%, 24
jam)

c. Bahan
No. Nama Bahan Jumlah Cara Sterilisasi

1. Kloramfenikol 1,1 gram Filtrasi dengan


membran filter
steril dengan pori
≤ 0,22 µL

2. Parafin cair 11 gram Panas kering


dengan oven 160
C selama 1 jam

3. Adeps lanae 11 gram Panas kering


dengan oven
beruhu 160 C
selama 1 jam

c Vaselin flavum 88 gram Panas kering


dengan oven 160
C selama 1 jam

V. PENIMBANGAN BAHAN

- Total sediaan yang akan dibuat adalah 20 tube @ 5 gram, maka:

20 x 5 gram = 100 gram

- Agar salep yang dimasukkan ke dalam tube tidak kurang, maka dilebihkan 10%,
sehingga:

100 gram + (10% x 100 gram) = 110 gram

- Penimbangan dibuat sebanyak 110 gram berdasarkan pertimbangan untuk menamin


massa salep yang tertara pada etiket.

No Nama Bahan Jumlah yang ditimbang

1. Kloramfenikol 1% x 110 gram = 1,1 gram

2. Parafin cair 10% x 110 gram = 11 gram

3. Adeps lanae 10% x 110 gram = 11 gram

4. Vaselin Flavum 80% x 110 gram = 88 gram

Anda mungkin juga menyukai