Pap 1.0a3 Panduan Pelayanan Gizi
Pap 1.0a3 Panduan Pelayanan Gizi
MAKANAN DAN
TERAPI NUTRISI
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Panduan Pemberian
Makanan dan Terapi Nutrisi ini dapat diselesaikan dengan baik. Kiranya panduan ini dapat
dipergunakan dalam kegiatan panduan di pelayanan gizi di Rumah Sakit Laras.
Tidak lupa, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
mendukung selesainya Panduan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
DEFINISI
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hak setiap orang, memerlukan adanya sebuah
pedoman agar diperoleh hasil pelayanan yang bermutu. Pelayanan gizi yang bermutu di
rumah sakit akan membantu mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti pula
memperpendek lama hari rawat sehingga dapat menghemat biaya pengobatan. Keuntungan
lain jika pasien cepat sembuh adalah mereka dapat segera kembali mencari nafkah untuk diri
dan keluarganya. Sehingga pelayanan gizi yang disesuaikan keadaan pasien dan berdasarkan
keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat
berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi klien/ pasien semakin buruk
karena tidak di perhatikan keadaan gizi.
Dalam melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit diperlukan sumber daya manusia
yang kompoten, sarana dan prasarana yang memadai, agar pelayanan gizi yang di laksanakan
memenuhi standar yang telah di tetapkan. Pelayanan gizi merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang saling menunjang dan tidak dipisahkan dengan
pelayanan. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas SDM di suatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi,
umur harapan hidup dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi hanya dapat
dicapai oleh orang yang sehat dan berstatus gizi baik.
Masalah gizi klinis adalah masalah gizi yang ditinjau secara individual mengenai apa
yang terjadi dalam tubuh seseorang, yang seharusnya ditanggulangi secara individu.
Demikian pula masalah gizi pada berbagai keadaan sakit yang secara langsung ataupun tidak
langsung mempengaruhi proses penyembuhan, harus diperhatikan secara individual. Adanya
kecendrungan peningkatan kasus penyakit yang terkait dengan nutrition related disease pada
semua kelompok rentan dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, semakin
dirasakan perlunya penanganan khusus. Semua ini memerlukan pelayanan gizi yang bermutu
untuk mempertahankan status gizi yang optimal, sehingga tidak terjadi kurang gizi dan untuk
mempercepat penyembuhan.
Resiko kurang gizi akan muncul secara klinis pada orang sakit, terutama pada penderita
anoreksia, kondisi mulut/gigi geligi buruk serta kesulitan menelan, penyakit saluran cerna
disertai mual, muntah dan diare, infeksi berat, usila tidak sadar dalam waktu lama, kegagalan
fungsi saluran cerna dan pasien yang mendapat kemoterapi. Fungsi organ yang terganggu
akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi. Disamping itu
masalah gizi lebih dan obesitas yang erat hubungannya dengan penyakit degeneratif, seperti
diabetes melitus, penyakit jantung koroner dan darah tinggi, penyakit kanker, memerlukan
terapi gizi medis untuk penyembuhan.
Tujuan pelayanan gizi rumah sakit adalah terciptanya sistem pelayanan gizi di rumah
sakit dengan memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit, serta merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu
pelayanan gizi di rumah sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pelayanan Gizi rawat adalah pelayanan gizi yang dimulai dari proses pengkajian gizi,
diagnosis gizi, intervensi gizi meliputi perencanaan, penyediaan makanan,
penyuluhan/edukasi dan konseling gizi serta monitoring dan evaluasi gizi.
Ruang Lingkup Pelayanan Gizi Rawat Inap meliputi Skrining Gizi dan Proses Asuhan
Gizi Terstandar (PAGT). Skrining Gizi bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang
beresiko, tidak beresiko malnutrisi atau kondisi khusus. PAGT dilakukan pada pasien yang
beresiko kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi dan atau kondisi khusus dengan penyakit
tertentu.
Ruang lingkup Litbang dapat dikelompokkan berdasarkan aspek mandiri, kerja sama
dengan unit lain dan instansi terkait, baik di dalam maupun diluar unit pelayanan gizi dan luar
rumah sakit.
a. Penelitian
b. Pengembangan Gizi
- Standar asuhan gizi, standar skrining gizi, stansar terapi diet, standar
ketenagaan
2. Penyelenggaraan Makanan
a. Penelitian
Contoh :
- Standar Formula RS
b. Pengembangan
Contoh :
- Standar sarana dan prasarana yaitu standar peralatan di dapur, standar alat
pengolahan, standar alat distribusi
1) Pengertian
Peraturan pemberian makanan rumah sakit merupakan suatu pedoman yang ditetapkan
pimpinan rumah sakit sebagai acuan dalam memberikan pelayanan makanan kepada
pasien sesuai dengan sebgaai berikut :
2) Tujuan
Standar makanan rumah sakit adalah standar jumlah pasien dan jenis bahan makanan
rumah sakit yanng diberikan kepada pasien sesuai keadaan umum dan penyakit yang
didiagnosa dan mengandung zat gizi yang cukup untuk memproses penyembuhan
yang terdiri dari :
Makanan biasa sama dengan makanan sehari hari yang beraneka jenis, bervariasi
dengan bentuk, tekstur dan aroma yang normal. Makanan biasa diberikan kepada
pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan khusus. Walau
tidak ada pantangan secara khusus, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk
yangn mudah dicerna dan tidak merangsang pada saluran cerna.
Makanan lunak memiliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan dan dicerna
dibandingkan dengan makanan biasa. Makanan lunak dapat diberikan langsung
kepada pasien atau sebagai perpindahan makanan saring ke makanan biasa, pasien
sesudah operasi tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu
tubuh yang tidak terlalu tinggi, pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan.
Makanan saring atau semi padat memiliki tekstur yang lebih halus dari pada
makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Makanan saring diberikan
langsung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari makanan cair kental ke
makanan lunak. Makanan saring hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama
1-3 hari karena kurang memenuhi kebutuhan gizi dan rendah serat.
Makanan cair mempunyai konsistensi cair hingga kental. Makanan cair diberikan
kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan dan mencerna
makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual,
muntah, pasca perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Makanan cair
dapat diberikan secara oral maupun parenteral.
Mekanisme kegiatan pelayanan gizi rawat inap di Rumah Sakit Laras adalah:
Tahapan pelayanan gizi rawat inap Rumah Sakit Laras diawali dengan skrining gizi
yang dilakukan oleh perawat ruangan dan penetapan order diet awal (prskripsi diet awal)
dilakukan oleh dokter. Skrining gizi dilakukan untuk mengidentifikasi pasien apakah
beresiko, tidak beresiko malnutrisi atau dengan kondisi kemoterapi/ radiasi luka bakar, pasien
dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya.
Skrining dilakukan pada pasien baru 1x24 jam setelah pasien masuk RS. Metode
skrining yang dipakai ialah Malnutrition Screening Tool (MST). Bila hasil skrining gizi
menunjukkan pasien beresiko malnutrisi, maka dilakukan pengkajian/ assesmen gizi yang
dilanjutkan dengan langkah-langkah proses asuhan gizi terstandar oleh Dietisien. Pasien
dengan status gizi baik atau tidak beresiko malnutrisi dianjurkan dilakukan skrining ulang
setelah 1 minggu. Jika hasil skrining ulang beresiko malnutrisi maka dilakukan proses asuhan
gizi terstandar.
Anamnesis riwayat gizi adalah data meliputi asupan makanan termasuk komposisi,
pola makan, diet saat ini dan data lain yang terkait. Selain itu diperlukan data
kepedulian pasien terhadap gizi dan kesehatan,aktifitas fisik dan olahraga serta
ketersediaan makanan di lingkungan pasien.
b. Antropometri
c. Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berkaitan
dengan gangguan gizi atau yang dapat menimbulkan masalah gizi. Pemeriksaan fisik
terkait gizi merupakan kombinasi dari tanda vital dan antropometri yang
dikumpulkan dari catatan medik pasien serta wawancara. Data yang dikumpulkan
dari pemeriksaan fisik terkait gizi antara lain edema, acites, kondisi gigi geligi, massa
otot yang hilang, lemak tubuh yang mennumpuk dan lain sebagainya.
d. Riwayat Personal
Data personal dikumpulkan meliputi 4 (empat) cara yaitu :
Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang dikonsumsi
Status sosial ekonomi, budaya, kepercayaan/agama, situasi rumah, dukungan
pelayanan kesehatan dan sosial serta hubungan sosial.
Riwayat penyakit dengan masalah gizi baik riwayat penyakit dulu dan
sekarang, riwayat pembedahan, penyakit kronik atau resiko komplikasi, riwayat
penyakit keluarga/turunan, serta kemampuan kognitif seperti pada pasien
stroke.
Data umum pasien yang meliputi data umur, pekerjaan, tingkat pendidikan dan
lainnya
2) Diagnosis Gizi
Penulisan diagnosis gizi dilakukan secara terstruktur dengan konsep PES (Problem,
Etiologi dan Sign/Symptoms). Penegakan diagnosa gizi dilihat berdasarkan pola dan
hubungan antar data serta kemungkinan penyebabnya. Diagnosa gizi pun dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) domain, yaitu :
1) Domain asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi, zat
gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui oral maupun
parenteral.
2) Domain klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau
fisik/fungsi organ.
3) Domain prilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan dengan pengetahuan,
perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik, akses dan keamanan makanan.
3) Intervensi Gizi
Intervensi gizi dibuat dengan merujuk kepada diagnosis gizi yang ditegakkan dan
dilengkapi dengan jadwal serta frekuensi asuhan yang aka direncanakan. Preskripsi
diet pun dituliskan secara singkat dengan menggambarkan rekomendasi mengenai
kebutuhan energi dan zat gizi khususnya makro, jenis diet, bentuk makanan, frekuensi
pemberian makanan dan jalur pemberian makanan. Penentuan kebutuhan zat gizi akan
dinilai berdasarkan diagnosis gizi, kondisi pasien dan jenis penyakitnya.
4) Monitoring
Monitoring dan evaluasi gizi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui respon
pasien/klien terhadap intervensi yang dilakukan serta tingkat dari keberhasilannya.
UNSUR
NO KEGIATAN MEKANISME PJ
TERKAIT
Penentuan Status Gizi Dilakukan untuk setiap
Klinis pasien baru dan Dokter Dokter
monitor setiap hari.
Pelayanan gizi rawat jalan terdiri dari proses kegiatan asuhan gizi yang
berkesinambungan. Asuhan gizi rawat jalan umumnya ialah kegiatan konseling gizi dan
dietetik atau edukasi gizi.
1) Tujuan
Memberikan pelayanan kepada pasien rawat jalan atau kelompok denngan membantu
mencari solusi terkait masalah gizinya dengan memberikan nasihat gizi mengenai
jumlah asupan makanan yang sesuai, jenis diet yang tepat, jadwal makan dan cara
makan yang sesuai dengan kondisi kesehatan dari pasien tersebut.
2) Sasaran
Sasaran yang dituju dari konseling ataupun edukasi gizi meliputi :
Pasien dan keluarga
Kelompok pasien dengan masalah gizi yang sama
Individu pasien yang datang atau dirujuk
3) Mekanisme Kegiatan
Mekanisme pasien untuk mendapatkan asuhan gizi di rawat jalan adalah sebagai
berikut :
a) Konseling Gizi
1. Pasien datang ke ruang konseling gizi dengan membawa surat rujukan
dari poliklinik.
2. Dietisien melakukan pengukuran antropometri pada pasien jika belum
ada pada tinggi badan dan berat badan, anamnesa riwayat, hasil
laboraturium dan fisik klinis terkait gizi jika ada.
3. Dietisien menganalisa semua data assesmen gizi untuk menetapkan
diagnosa gizi
4. Dietisien memberikan intervensi gizi berupa edukasi dan konseling
dengan menyiapkan dan mengisi leaflet diet sesuai dengan pennyakit dan
kebutuhan gizi pasien serta menjelaskan tujuan diet, jadwal diet, jenis
jumlah kebutuhan makanan sehari.
b) Penyuluhan Gizi
1. Persiapan penyuluhan
- Menentukan materi sesuai kebutuhan
- Membuatkan susunan materi yang akan disajikan
- Merencanakan media yang akan digunakan
- Persiapan ruangan dan alat bantu/media yang dibutuhkan
2. Pelaksanaan penyuluhan
- Peserta mengisi daftar hadir
- Dietisien menyampaikan materi penyuluhan
- Tanya jawab
1). Tujuan
Tujuan dari penilaian dan pengembangan gizi terapan ialah untuk mencapai kualitas
pelayanan gizi rumah sakit secara berdaya guna dan berhasil guna di bidang pelayanan
gizi, penyelenggaraan makanan rumah sakit, penyuluhan, konseling dan rujukan gizi
sesuai kemampuan institusi. Hasil dari kegiatan ini berguna sebagai bahan masukan
bagi perencanaan kegiatan, evaluasi, tatalaksana dan standar pelaayanan gizi rumah
sakit.
2) Sasaran
b. Penyelenggaraan makanan
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Daftar menu
4. Form.Assesmen