Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN PEMBERIAN

MAKANAN DAN

TERAPI NUTRISI

RUMAH SAKIT LARAS


TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Panduan Pemberian
Makanan dan Terapi Nutrisi ini dapat diselesaikan dengan baik. Kiranya panduan ini dapat
dipergunakan dalam kegiatan panduan di pelayanan gizi di Rumah Sakit Laras.

Tidak lupa, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
mendukung selesainya Panduan ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Panduan


ini, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi
kebaikan di pelayanan khususnya dan Rumah Sakit Laras secara umum.

RS Laras, September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ........................................................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA............................................................................................. 5
BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................................. 14
BAB I

DEFINISI

Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hak setiap orang, memerlukan adanya sebuah
pedoman agar diperoleh hasil pelayanan yang bermutu. Pelayanan gizi yang bermutu di
rumah sakit akan membantu mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti pula
memperpendek lama hari rawat sehingga dapat menghemat biaya pengobatan. Keuntungan
lain jika pasien cepat sembuh adalah mereka dapat segera kembali mencari nafkah untuk diri
dan keluarganya. Sehingga pelayanan gizi yang disesuaikan keadaan pasien dan berdasarkan
keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat
berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi klien/ pasien semakin buruk
karena tidak di perhatikan keadaan gizi.

Dalam melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit diperlukan sumber daya manusia
yang kompoten, sarana dan prasarana yang memadai, agar pelayanan gizi yang di laksanakan
memenuhi standar yang telah di tetapkan. Pelayanan gizi merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang saling menunjang dan tidak dipisahkan dengan
pelayanan. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas SDM di suatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi,
umur harapan hidup dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi hanya dapat
dicapai oleh orang yang sehat dan berstatus gizi baik.

Masalah gizi klinis adalah masalah gizi yang ditinjau secara individual mengenai apa
yang terjadi dalam tubuh seseorang, yang seharusnya ditanggulangi secara individu.
Demikian pula masalah gizi pada berbagai keadaan sakit yang secara langsung ataupun tidak
langsung mempengaruhi proses penyembuhan, harus diperhatikan secara individual. Adanya
kecendrungan peningkatan kasus penyakit yang terkait dengan nutrition related disease pada
semua kelompok rentan dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, semakin
dirasakan perlunya penanganan khusus. Semua ini memerlukan pelayanan gizi yang bermutu
untuk mempertahankan status gizi yang optimal, sehingga tidak terjadi kurang gizi dan untuk
mempercepat penyembuhan.

Resiko kurang gizi akan muncul secara klinis pada orang sakit, terutama pada penderita
anoreksia, kondisi mulut/gigi geligi buruk serta kesulitan menelan, penyakit saluran cerna
disertai mual, muntah dan diare, infeksi berat, usila tidak sadar dalam waktu lama, kegagalan
fungsi saluran cerna dan pasien yang mendapat kemoterapi. Fungsi organ yang terganggu
akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi. Disamping itu
masalah gizi lebih dan obesitas yang erat hubungannya dengan penyakit degeneratif, seperti
diabetes melitus, penyakit jantung koroner dan darah tinggi, penyakit kanker, memerlukan
terapi gizi medis untuk penyembuhan.
Tujuan pelayanan gizi rumah sakit adalah terciptanya sistem pelayanan gizi di rumah
sakit dengan memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit, serta merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu
pelayanan gizi di rumah sakit.
BAB II

RUANG LINGKUP

Pelayanan Gizi rawat adalah pelayanan gizi yang dimulai dari proses pengkajian gizi,
diagnosis gizi, intervensi gizi meliputi perencanaan, penyediaan makanan,
penyuluhan/edukasi dan konseling gizi serta monitoring dan evaluasi gizi.

Ruang Lingkup Pelayanan Gizi Rawat Inap meliputi Skrining Gizi dan Proses Asuhan
Gizi Terstandar (PAGT). Skrining Gizi bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang
beresiko, tidak beresiko malnutrisi atau kondisi khusus. PAGT dilakukan pada pasien yang
beresiko kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi dan atau kondisi khusus dengan penyakit
tertentu.

Ruang lingkup Litbang dapat dikelompokkan berdasarkan aspek mandiri, kerja sama
dengan unit lain dan instansi terkait, baik di dalam maupun diluar unit pelayanan gizi dan luar
rumah sakit.

1. Pelayanan Gizi Rawat Jalan dan Rawat Inap

a. Penelitian

Beberapa contoh topik penelitian antara lain :

- Daya terima makanan diruang rawatan


- Tugas-tugas tenaga gizi
- Alat peraga penyuluhan gizi
- Kepatuhan diet, efektifitas konsultasi pada pasirn rawat jalan
- Pengembangan mutu SDM
- Status gizi berbagai macam penyakit di ruang rawat inap
- Asupan makanan pasien dengan berbagai kasus penyakit

b. Pengembangan Gizi

- Standar asuhan gizi, standar skrining gizi, stansar terapi diet, standar
ketenagaan

- Program komputerisasi pelayanan gizi / perangkat lunak, misalnya


konseling gizi, analisis kebutuhan gizi, analisis bahan makanan, dll

2. Penyelenggaraan Makanan

a. Penelitian
Contoh :

- Standar kecukupan bahan makanan

- Standar porsi hidangan

- Daya terima makanan di ruangan rawatan

- Spesifikasi bahan makanan

- Tugas-tugas tenaga gizi

- Pola menu standar RS

- Standar Formula RS

- Kebisingan peralatan dapur

- Analisis beban kerja

- Higiene dan Sanitasi makanan

- Keefektifan penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD )

b. Pengembangan

Contoh :

- Pengembangan standar resep, standar porsi, standar bumbu

- Standar sarana dan prasarana yaitu standar peralatan di dapur, standar alat
pengolahan, standar alat distribusi

- Program komputerisasi penyelenggaraan makanan seperti logistic bahan


makanan, pencatatan dan pelaporan, data base tenaga gizi, dsn

- Teknologi proses pengolahan makanan

- Seni kuliner, dsb


BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

3.1.Kegiatan Penyelenggaraan Makanan

Penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan rangkaian kegiatan mulai dari


persiapan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja,
pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan,
distribusi dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi.

Kegiatan penyelengaraan makanan untuk konsumen Rumah Sakit Laras, meliputi :

3.1.1. Penetapan Peraturan Pemberian Makanan Rumah Sakit

1) Pengertian

Peraturan pemberian makanan rumah sakit merupakan suatu pedoman yang ditetapkan
pimpinan rumah sakit sebagai acuan dalam memberikan pelayanan makanan kepada
pasien sesuai dengan sebgaai berikut :

a. Ketentuan tarif harga per pasien per hari


b. Kandungan gizi
c. Pola menu dan frekwensi makan sehari
d. Jenis menu

2) Tujuan

Adapun tujuannya adalah supaya tersedianya ketentuan macam konsumen, standar


pemberian makanan, macam dan jumlah makanan konsumen sebagai acuan yang
berlaku dalam penyelengaraan makanan rumah sakit. Penyusunan penentuan
pemberian makanan rumah sakit berdasarkan :

a. Kebijakan rumah sakit


b. Macam konsumen yang dilayani
c. Angka kecukupan gizi dan kebutuhan gizi untuk diet khusus
d. Standar makanan sehari untuk makanan biasa dan diet khusus
e. Penentuan menu dan pola makan
f. Pentetapan kelas perawatan
g. Pedoman pelayanan gizi yang berlaku

3.1.2. Penyusunan Standar Bahan Makanan Rumah Sakit


Adapun tujuannya adalah tersedianya acuan macam dan jumlah bahan makanan
seorang sehari sebagai alat untuk merancang kebutuhan macam dan jumlah bahan
makanan dalam penyelenggaraan makanan.

3.1.3. Penyusunan Standar Makanan Rumah Sakit

Standar makanan rumah sakit adalah standar jumlah pasien dan jenis bahan makanan
rumah sakit yanng diberikan kepada pasien sesuai keadaan umum dan penyakit yang
didiagnosa dan mengandung zat gizi yang cukup untuk memproses penyembuhan
yang terdiri dari :

1). Makanan Biasa

Makanan biasa sama dengan makanan sehari hari yang beraneka jenis, bervariasi
dengan bentuk, tekstur dan aroma yang normal. Makanan biasa diberikan kepada
pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan khusus. Walau
tidak ada pantangan secara khusus, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk
yangn mudah dicerna dan tidak merangsang pada saluran cerna.

2). Makanan Lunak

Makanan lunak memiliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan dan dicerna
dibandingkan dengan makanan biasa. Makanan lunak dapat diberikan langsung
kepada pasien atau sebagai perpindahan makanan saring ke makanan biasa, pasien
sesudah operasi tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu
tubuh yang tidak terlalu tinggi, pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan.

3). Makanan saring

Makanan saring atau semi padat memiliki tekstur yang lebih halus dari pada
makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Makanan saring diberikan
langsung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari makanan cair kental ke
makanan lunak. Makanan saring hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama
1-3 hari karena kurang memenuhi kebutuhan gizi dan rendah serat.

4). Makanan Cair

Makanan cair mempunyai konsistensi cair hingga kental. Makanan cair diberikan
kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan dan mencerna
makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual,
muntah, pasca perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Makanan cair
dapat diberikan secara oral maupun parenteral.

3.1.4. Penyusunan Standar Diet Pasien Rawat Inap

a. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)


b. Diet Rendah Garam (RG)
c. Diet Sisa Rendah
d. Diet Serat Tinggi
e. Diet Rendah Lemak dan Kolesterol
f. Diet Rendah Purin (RP)
g. Diet Lambung (DL)
h. Diet Jantung (DJ)
i. Diet Hati (DH)
j. Diet Ginjal (DG)
k. Diet Diabetes Mellitus (DM)

3.1.5. Bentuk penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit

Penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit Laras menggunakan sistem swakelola yaitu


instalasi gizi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan
penyelenggaraan makanan. Seluruh sumber daya yang diperlukan seperti sumber daya
manusia, dana, metode, sarana dan prasarana disediakan oleh rumah sakit. Pada
pelaksanaannya Instalasi Gizi mengelola kegiatan gizi sesuai fungsi manajemen yang
dianut dan mengacu pada Pedoman Pelayanan Gizi yang berlaku dan Standar Prosedur
yang ditetapkan.

3.2. Pelayanan Gizi Rawat Inap

Mekanisme kegiatan pelayanan gizi rawat inap di Rumah Sakit Laras adalah:

3.2.1. Skrining Gizi

Tahapan pelayanan gizi rawat inap Rumah Sakit Laras diawali dengan skrining gizi
yang dilakukan oleh perawat ruangan dan penetapan order diet awal (prskripsi diet awal)
dilakukan oleh dokter. Skrining gizi dilakukan untuk mengidentifikasi pasien apakah
beresiko, tidak beresiko malnutrisi atau dengan kondisi kemoterapi/ radiasi luka bakar, pasien
dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya.

Skrining dilakukan pada pasien baru 1x24 jam setelah pasien masuk RS. Metode
skrining yang dipakai ialah Malnutrition Screening Tool (MST). Bila hasil skrining gizi
menunjukkan pasien beresiko malnutrisi, maka dilakukan pengkajian/ assesmen gizi yang
dilanjutkan dengan langkah-langkah proses asuhan gizi terstandar oleh Dietisien. Pasien
dengan status gizi baik atau tidak beresiko malnutrisi dianjurkan dilakukan skrining ulang
setelah 1 minggu. Jika hasil skrining ulang beresiko malnutrisi maka dilakukan proses asuhan
gizi terstandar.

3.2.2. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PGAT)


Proses asuhan gizi terstandar dilakukan pada pasien yang beresiko kurang gizi, sudah
mengalami kurang gizi dan atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu. Proses ini
merupakan serangkaian kegiatan yang berulang (siklus).

Langkah Proses asuhan Gizi Terstandar tediri dari :

1) Assesmen /Pengkajian Gizi


Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5(lima) kategori yaitu :

a. Anamnesa riwayat gizi

Anamnesis riwayat gizi adalah data meliputi asupan makanan termasuk komposisi,
pola makan, diet saat ini dan data lain yang terkait. Selain itu diperlukan data
kepedulian pasien terhadap gizi dan kesehatan,aktifitas fisik dan olahraga serta
ketersediaan makanan di lingkungan pasien.

b. Antropometri

Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu. Antropometri dapat


dilakukan dengan berbagai cara, antara lain pengukuran tinggi badan (TB), berat
badan (BB). Pada kondisi tinggi badan tidak dapat diukur dapat digunakan panjang
badan (PB), tinggi lutut (TL), rentang lengan atau separuh rentang tangan.
Pengukuran lain seperti lingkar lengan atas (LILA), tebal lipatan kulit (skinfood),
lingkar kepala, lingkar dada, llingkar pinggang dan lingkar pinggul dapat dilakukan
sesuai kebutuhan. Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan beberapa
ukuran tersebut diatas misalnya Indeks Massa Tubuh (IMT)
BB pasien dicatat pada saat pasien masuk dirawat dan dilakukan pengukuran BB
secara periodik selama pasien dirawat minimal setiap 7 hari terkecuali pada pasien
yang tidak memungkinkan utntuk diukur BB nya seperti keterbatasan fisik pasien.

c. Pemeriksaan Fisik/Klinis

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berkaitan
dengan gangguan gizi atau yang dapat menimbulkan masalah gizi. Pemeriksaan fisik
terkait gizi merupakan kombinasi dari tanda vital dan antropometri yang
dikumpulkan dari catatan medik pasien serta wawancara. Data yang dikumpulkan
dari pemeriksaan fisik terkait gizi antara lain edema, acites, kondisi gigi geligi, massa
otot yang hilang, lemak tubuh yang mennumpuk dan lain sebagainya.

d. Riwayat Personal
Data personal dikumpulkan meliputi 4 (empat) cara yaitu :
 Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang dikonsumsi
 Status sosial ekonomi, budaya, kepercayaan/agama, situasi rumah, dukungan
pelayanan kesehatan dan sosial serta hubungan sosial.
 Riwayat penyakit dengan masalah gizi baik riwayat penyakit dulu dan
sekarang, riwayat pembedahan, penyakit kronik atau resiko komplikasi, riwayat
penyakit keluarga/turunan, serta kemampuan kognitif seperti pada pasien
stroke.
 Data umum pasien yang meliputi data umur, pekerjaan, tingkat pendidikan dan
lainnya

2) Diagnosis Gizi

Penulisan diagnosis gizi dilakukan secara terstruktur dengan konsep PES (Problem,
Etiologi dan Sign/Symptoms). Penegakan diagnosa gizi dilihat berdasarkan pola dan
hubungan antar data serta kemungkinan penyebabnya. Diagnosa gizi pun dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) domain, yaitu :

1) Domain asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi, zat
gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui oral maupun
parenteral.
2) Domain klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau
fisik/fungsi organ.
3) Domain prilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan dengan pengetahuan,
perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik, akses dan keamanan makanan.

3) Intervensi Gizi

Dua komponen yang dinilai dalam langkah intervensi gizi yaitu :


a). Perencanaan Intervensi

Intervensi gizi dibuat dengan merujuk kepada diagnosis gizi yang ditegakkan dan
dilengkapi dengan jadwal serta frekuensi asuhan yang aka direncanakan. Preskripsi
diet pun dituliskan secara singkat dengan menggambarkan rekomendasi mengenai
kebutuhan energi dan zat gizi khususnya makro, jenis diet, bentuk makanan, frekuensi
pemberian makanan dan jalur pemberian makanan. Penentuan kebutuhan zat gizi akan
dinilai berdasarkan diagnosis gizi, kondisi pasien dan jenis penyakitnya.

b). Implementasi Intervensi

Implementasi dari intervensi dilakukan dengan melaksanakan dan


mengkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga
lain yang terkait. Dalam implementasi perlu pengumpulan data kembali untuk
didapatkan respon pasien yang akan mengindikasikan perlu atau tidaknya dilakukan
modifikasi intervensi gizi. Untuk kepentingan dokumentasi dan persepsi yang sama,
intervensi dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu pemberian makanan atau zat gizi,
edukasi gizi, konseling gizi dan koordinasi pelayanan gizi dengan terminologinya
masing-masing.

4) Monitoring

Monitoring dan evaluasi gizi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui respon
pasien/klien terhadap intervensi yang dilakukan serta tingkat dari keberhasilannya.

5) Mengukur hasil yaitu mengukur perkembangan perubahan yang terjadi sebagai


respon terhadap intervensi gizi. Parameter yang diukur berdasarkan tanda dan gejala
dari diagnosis gizi.
6) Evaluasi hasil dilakukan dari dampak perilaku dan lingkungan, asupan makanan dan
zat gizi, tanda dan gejala fisik dan dampak terhadap pasien/klien tehadap intervensi
gizi yang diberikan pada kualitas hidupnya.
7) Pencatatan pelaporan kegiatan asuhan gizi merupakan bentuk pengawasan dan
pengendalian mutu pelayanan dan komunikasi.
Prosedur Kerja Asuhan Gizi Rawat Inap

UNSUR
NO KEGIATAN MEKANISME PJ
TERKAIT
Penentuan Status Gizi Dilakukan untuk setiap
Klinis pasien baru dan Dokter Dokter
monitor setiap hari.

Deteksi Dilakukan pada saat


pasien baru masuk. Dokter Dokter & ka.
Ruangan
Antropometri di ukur Penimbangan
BB dan TB dilakukan seminggu Perawat/Dietisien Kepala
1 sekali ruangan

Laboratorium Glikosa darah,


Dokter/ Analis Dokter/ Analis
Hb,urine lengkap,
feses. Mengatasi segala
penyakit(Hipoglikemia,
dhidrasi,hipotermia,
infeksi, dll)
- Menentukan Diit Dokter/Dietisien/ Dietisien/
- Pemantauan Perawat Perawat
konsumsi
makanan
Intervensi
2 - Status Gizi
Klinis
- Penyuluhan Gizi
- Pemberian diit
- Persiapan Pulang
- Pencatatan Gizi
3 Pelaporan Berdasarkan rekm
medik :
Ruang rawat Inap

3.3. Pelayanan Gizi Rawat jalan

Pelayanan gizi rawat jalan terdiri dari proses kegiatan asuhan gizi yang
berkesinambungan. Asuhan gizi rawat jalan umumnya ialah kegiatan konseling gizi dan
dietetik atau edukasi gizi.

1) Tujuan
Memberikan pelayanan kepada pasien rawat jalan atau kelompok denngan membantu
mencari solusi terkait masalah gizinya dengan memberikan nasihat gizi mengenai
jumlah asupan makanan yang sesuai, jenis diet yang tepat, jadwal makan dan cara
makan yang sesuai dengan kondisi kesehatan dari pasien tersebut.

2) Sasaran
Sasaran yang dituju dari konseling ataupun edukasi gizi meliputi :
 Pasien dan keluarga
 Kelompok pasien dengan masalah gizi yang sama
 Individu pasien yang datang atau dirujuk

3) Mekanisme Kegiatan
Mekanisme pasien untuk mendapatkan asuhan gizi di rawat jalan adalah sebagai
berikut :
a) Konseling Gizi
1. Pasien datang ke ruang konseling gizi dengan membawa surat rujukan
dari poliklinik.
2. Dietisien melakukan pengukuran antropometri pada pasien jika belum
ada pada tinggi badan dan berat badan, anamnesa riwayat, hasil
laboraturium dan fisik klinis terkait gizi jika ada.
3. Dietisien menganalisa semua data assesmen gizi untuk menetapkan
diagnosa gizi
4. Dietisien memberikan intervensi gizi berupa edukasi dan konseling
dengan menyiapkan dan mengisi leaflet diet sesuai dengan pennyakit dan
kebutuhan gizi pasien serta menjelaskan tujuan diet, jadwal diet, jenis
jumlah kebutuhan makanan sehari.

b) Penyuluhan Gizi

Langkah-langkah dan penyuluhan gizi di Rumah Sakit Laras adalah :

1. Persiapan penyuluhan
- Menentukan materi sesuai kebutuhan
- Membuatkan susunan materi yang akan disajikan
- Merencanakan media yang akan digunakan
- Persiapan ruangan dan alat bantu/media yang dibutuhkan

2. Pelaksanaan penyuluhan
- Peserta mengisi daftar hadir
- Dietisien menyampaikan materi penyuluhan
- Tanya jawab

3.4. Penilaian dan Pengembangan Gizi Terapan

1). Tujuan

Tujuan dari penilaian dan pengembangan gizi terapan ialah untuk mencapai kualitas
pelayanan gizi rumah sakit secara berdaya guna dan berhasil guna di bidang pelayanan
gizi, penyelenggaraan makanan rumah sakit, penyuluhan, konseling dan rujukan gizi
sesuai kemampuan institusi. Hasil dari kegiatan ini berguna sebagai bahan masukan
bagi perencanaan kegiatan, evaluasi, tatalaksana dan standar pelaayanan gizi rumah
sakit.

2) Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah :

a. Pelayanan gizi di ruang rawat inap dan rawat jalan


b. Penyelenggaraan makanan rumah sakit
c. Penyuluhan, konseling dan rujukan gizi
3). Ruang Lingkup

a. Pelayanan rawat jalan dan rawat inap

b. Penyelenggaraan makanan

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Daftar menu

2. Daftar pesanan bahan makanan

3. Form.Kebutuhan edukasi pasien/keluarga

4. Form.Assesmen

5. Daftar Leaflat Diet Pasien

Anda mungkin juga menyukai