Anda di halaman 1dari 22

06/07/2021

1. Pendahuluan

Besaran yang umunya diamati dalam


proses industri :
Kalibrasi • Tekanan (Pressure)
Sensor/Transducer • Suhu (Temperature)
• Tinggi permukaan fluida (Level)
Arsyadi Hidayat
• Aliran (Flow)
Pusdiklat Migas Cepu 1 2

1. Pendahuluan 1. Pendahuluan

A. Definisi Pengukuran
Pengukuran suatu kuantitas pada hakekatnya merupakan Adapun penggunaan alat-alat ukur industri pada dasarnya
kegiatan membandingkan antara kuantitas tersebut dengan adalah untuk mendapatkan biaya operasi yang ekonomis,
suatu standar yang telah diketahui karakteristiknya. dengan cara meningkatkan mutu hasil produksi dan efisiensi
Yang perlu diperhatikan dalam pengukuran ini adalah : produksi.
• Standar yang dipakai harus mempunyai ketelitian yang Metode pengukuran pada umumnya dapat dibagi menjadi 2
sesuai dengan kebutuhan dan secara umum standar bagian ;
tersebut dapat diterima. • Pengukuran langsung, dan
• Tata cara pengukuran dan alat-alat yang digunakan harus • Pengukuran tidak langsung
memenuhi syarat.

Pusdiklat Migas Cepu 3 4

1. Pendahuluan 1. Pendahuluan

B. Elemen-elemen Pengukuran
Sangatlah penting untuk mengetahui elemen yang terdapat Elemen pertama
dalam suatu sistem pengukuran secara sistematis. Sistem Variabel yang diukur pertama-tama dirasakan oleh elemen
pengukuran (instrumen) dapat didefinisikan sebagai suatu pertama dari instrumen, misalnya : tekanan, suhu, aliran, dan
piranti atau sistem yang dirancang untuk menjaga hubungan level dan mengubah sinyal tersebut menjadi bentuk yang dapat
fungsi antara sifat fisik variable yang telah ditentukan dan dipakai. Dalam prakteknya variabel yang diukur berubah
harus mengandung cara, serta alat-alat komunikasi kepada bentuk menjadi sinyal mekanik atau sinyal listrik.
seorang pengamat (operator). Perubahan yang terjadi pada elemen yang pertama ini
Secara garis besar pengukuran terdiri dari 3 elemen utama : dilakukan oleh suatu piranti yang umum disebut
• Elemen pertama sebagai sensor “TRANSDUCER”. Dalam sistem pengukuran definisinya dapat
• Elemen kedua sebagai pengubah variabel dibatasi, yakni tranduser adalah suatu piranti yang mengubah
• Elemen ketiga sebagai penyaji data suatu kuantitas fisik menjadi suatu kuantitas mekanik atau
listrik.
5 6

Pusdiklat Migas 1
06/07/2021

1. Pendahuluan 1. Pendahuluan

Elemen kedua Signal standar yang dihasilkan oleh transmitter ada 2 macam,
Elemen kedua berfungsi sebagai penerima suatu perubahan yaitu :
yang dihasilkan oleh elemen pertama, yang kemudian ❖ Signal standar pneumatic : 3 – 15 psi (0,2 – 1,0 kg/cm2)
mengubahnya menjadi keluaran yang dapat diterima oleh ❖ Signal standar electric : 4 – 20 mA
peralatan (instrument) lain. 1 – 5 V dc
Perubahan yang terjadi pada element kedua ini dilakukan oleh
suatu piranti yang disebut “TRANSMITTER”.
Di industri, transmitter dapat dikatakan sebagai suatu piranti
yang merubah besaran yang dihasilkan oleh element pertama
kemudian mengubahnya menjadi signal standar untuk
ditransmisikan dan dapat diterima oleh piranti lainnya.

7 8

1. Pendahuluan 1. Pendahuluan

C. Tata cara melakukan pengukuran


Elemen ketiga Di dalam pengukuran dapat dibagi menjadi:
Pernyataan hasil pengukuran yang dihasilkan oleh sistem ❑Local Measurement
pengukuran berupa sinyal analog atau digital yang merupakan Alat pengukur berada di tempat yang diukur (langsung)
penunjukkan atau perekaman. ❑Telemetering Measurement
Kalau seandainya elemen ketiga tersebut berupa penunjukkan Pengukuran jarak jauh, dimana alat pengukur tidak berada
maka alat ukur tersebut mempunyai skala dan jarum penunjuk ditempat yang diukur.
yang dikalibrasi. Harga pengukuran yang ditunjukkan oleh
jarum penunjuk pada skala, yang dimungkinkan oleh alat
tersebut untuk dibaca manusia.

9 10

2. TERMINOLOGI 2. TERMINOLOGI
LOWER UPPER SUPPLE-
A. Istilah-istilah pengukuran TYPICAL RANGE NAME RANGE RANGE RANGE SPAN MENTARY
VALUE VALUE DATA
1. Range : dipakai untuk menyatakan daerah kerja dari 0 +100 - 0 TO 100 0 +100 100 -

suatu instrument.
20 +100 20 TO 100 20 +100 80 SUPPRESION
2. Span : yaitu selisih titik baca maksimum dan minimum RATIO 0.25
suatu instrument
3. Elevated Zero Range : adalah suatu daerah di mana harga -25 0 +100 -25 TO +100 - 25 +100 125 -

nol dari sinyal pengukuran adalah lebih besar dari batas -100 0 ELEVATED -100 TO 0 -100 0 100 -
bawah. ZERO RANGE

4. Suppressed Zero Range : adalah suatu daerah dimana harga


-100 -20 ELEVATED -100 TO -20 -100 -20 80 -
nol dari variable (sinyal) pengukuran lebih rendah dari lower ZERO RANGE
range value.

11 12

Pusdiklat Migas 2
06/07/2021

2. TERMINOLOGI 2. TERMINOLOGI

B. Pembacaan dalam pengukuran


5. Accuracy : dalam bahasa Indonesia seringkali 1. Dalam variabel pengukurannya
diterjemahkan menjadi akurasi, ketelitian, atau keakuratan, Misalnya, sebuah thermometer dengan skala 0 oF - 100 oF
adalah ketepatan suatu alat ukur dalam memberikan hasil disebutkan mempunyai accuracy 1 oF. Bila thermometer
bacaan. Besaran ini menunjukkan banyaknya penyimpangan tersebut menunjukkan temperatur 60 oF, temperatur yang
yang terjadi pada sebuah alat ukur, atau sistem pengukuran. sebenarnya berkisar antara 59 oF sampai 61 oF.
2. Dalam persentasi span
Sebuah pressure transmitter memiliki range 100 - 400 psi dan
accuracy 0.5 % span. Artinya, setiap sinyal yang keluar dari
transmitter tersebut dapat menyimpang sampai 0.50 % x 300
psi = 1,5 psi. jadi kalau hasil pembacaan transmitter adalah 200
psi, tekanan atau pressure yang sebenarnya berkisar antara
198,5 sampai 201,5 psi.

13 14

2. TERMINOLOGI 2. TERMINOLOGI

3. Dalam persentasi skala maksimum 4. Dalam persentasi pembacaan


Istilah skala maksimum merupakan terjemahan bebas dari Ketelitian dalam hal ini tergantung pada hasil pembacaan.
istilah fullscale (disingkat FS). Sebuah voltmeter dikatakan Sebuah level transmitter dikatakan memiliki accuracy 0.5 %
mempunyai ketelitian 1 % FS, artinya kalau meter diletakkan output. Range transmitter tersebut, misalnya 0 - 100”. Pada
pada skala baca maksimum 200 volt, ketelitian di range itu waktu transmitter menunjukkan sinyal 40 % atau 40”, level
adalah  2 volt. Kalau diletakkan di skala baca 1000 volt, yang sebenarnya berkisar antara 39,8 sampai 40,2. Pada
ketelitian di range itu adalah  10 volt. waktu transmitter menunjukkan 60% atau 60”, level yang
sebenarnya berkisar antara 59,7” sampai 60,3”.

15 16

2. TERMINOLOGI 2. TERMINOLOGI

5. Presisi : adalah reprodusibilitas dari pengulangan


pengukuran variabel yang sama pada kondisi yang sama.
6. Repeatability : adalah kemampuan suatu unit instrumen
atau sistem pengukuran untuk mendapatkan hasil baca yang
sama pada beberapa kali pengukuran process variable yang
sama. Sebuah voltmeter digital dikatakan mempunyai
repeatability 0.2 %, bila dari beberapa kali pengukuran
tegangan 100 V, dihasilkan bacaan antara 99,8 volt dan
100,2 volt.

Akurasi dan presisi dalam pengukuran


17 18

Pusdiklat Migas 3
06/07/2021

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

A. Definisi dan Satuan Tekanan


Tekanan dapat didefinisikan sebagai : Gaya per satuan Luas 1 N/m2 = 1 Pascal (Pa)
(Force per Area). 1 kPa = 1000 Pa
Force
Pr essure = 100 kPa = 1 Bar
Area
1 in Hg = 70,73 lbf/ft2
Beberapa satuan yang sering dipergunakan untuk mengukur 1 mm Hg = 133,32 Pa
tekanan, yaitu : 1 psi = 27,73 in H2O
1 atmosphere = 14,696 Pound per Square Inch (psi)
= 1,01325 x 106 Newton per Square Meter
= 2116 Pound force per square feet (lbf/ft2)
= 101,3 kPa = 1,013 Bar

19 20

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

A. Definisi dan Satuan Tekanan


Di dalam pengukuran tekanan terdapat tiga macam skala
pengukuran, yaitu :
Gauge pressure scale : tekanan yang terbaca pada alat ukur
Absolute pressure scale : tekanan yang diukur mulai dari titik
nol absolute
Vacuum pressure scale : tekanan yang berada di bawah titik
nol tekanan atmosfer.
Perbedaan antara gauge pressure dengan absolute pressure
adalah terletak pada lokasi titik nolnya.

Batas skala pengukuran tekanan

21 22

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

B. Istilah dalam Pengukuran Tekanan


1. Tekanan Hidrostatis 2. Beda Tekanan
Adalah tekanan yang berada di dalam suatu bejana Adalah merupakan selisih tekanan antara
(vessel/kolom) yang berisi cairan akan bertambah
sebanding dengan tinggi cairannya. dua titik pengukuran dalam satu sistem.
Dalam satuan Standard Internasional (SI) tekanan diukur Umumnya diukur pada sistem proses pada
dalam kPa. fluida yang mengalir, misalnya pada pipa,
Tekanan hidrostatis dapat dirumuskan : Heat Exchanger (HE), pipa Furnace, Kolom,
Hydrostatic Pressure (kPa) = tinggi cairan (m) x SG cairan x
9,81
Pompa, Kompresor, Filter, Flow meter,
control valve dan sebagainya.

23 24

Pusdiklat Migas 4
06/07/2021

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

C. Elemen Pengukuran Tekanan


Terdapat bermacam-macam bentuk elemen pengukuran 1. Bourdon Tube
tekanan yang dipakai dalam suatu industri, beberapa sensor Adalah merupakan elemen pengukuran tekanan yang paling
tekanan yang sering dipakai : banyak dipergunakan karena selain sederhana dapat
1. Bourdon tube: dipergunakan untuk mengukur besaran-besaran yang lain,
- C tube seperti temperatur, flow dan sebagainya.
- Spiral Macam-macam bentuk bourdon tube terdiri dari :
- Helical • Bourdon C tube
2. Diafragma • Spiral pressure element
3. Capsule • Helical pressure element
4. Bellows

25 26

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

1) Bourdon Tube Tipe “C”


Prinsip kerjanya adalah karena luas permukaan bagian luar lebih
besar dari pada bagian dalam, maka apabila ada penambahan
tekanan dari proses akan menyebabkan tube terdorong ke luar
yaitu pada ujung yang bebas akan menjauhi titik pusatnya.
Gerakan yang kecil dari bourdon melalui menipulation variable
yang elemennya terdiri dari link, level dan sektor atau movement
diperbesar dan dirubah menjadi gerakan berputar oleh piston dan
selanjutnya sebagai data presentation element-nya adalah pointer
dan skala tekanan yang terkalibrasi. Besarnya simpangan bourdon
tube ini adalah merupakan fungsi dari panjang tube, ketebalan
dan penampangnya.
Bourdon Tube Tipe “C”

27 28

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

2) Spiral Pressure Element


Besarnya simpangan yang diberikan oleh bourdon tube tipe
“C” masih terbatas sehingga tidak memuaskan untuk
digunakan pada instrument recording. Besarnya simpangan
ini dapat diperbesar dengan menambah banyaknya belokan
(lingkaran) sehingga membentuk spiral seperti yang
terdapat pada gambar.

Spiral Pressure Element

29 30

Pusdiklat Migas 5
06/07/2021

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

3) Helical Pressure Element Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada


Elemen ini mirip dengan spiral element, tetapi gulungannya bourdon gage adalah :
dalam bentuk helix dengan tujuan untuk lebih
❑Zero error atau konstan error yang harganya selalu
memperbesar simpangan pada ujung yang bebas sehingga
didapat penguatan yang lebih besar dibanding dengan konstan pada setiap titik pengukuran.
spiral element. ❑Multiplication error, adalah kesalahan yang
diberikan selalu cenderung bertambah besar untuk
setiap ada penambahan tekanan.
❑Kesalahan angularity, adalah kesalahan yang terjadi
karena tidak liniernya alat ukur.

Helical Pressure Element 31 32

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

b. Bellows
Bentuk element ini adalah menyerupai sebuah pipa yang
bergelombang yang dapat mengembang dan mengempis
karena adanya tekanan.
Sensitifitas dari bellows ini merupakan fungsi dari ukurannya
dan akan bertambah lebih baik bila ukuranya bertambah
besar. Element ini lebih banyak dipakai pada indikator,
pneumatic transmitter, controller, recorder dan valve
positioner. Range tekanan yang dapat diukur dari tekanan
vacuum sampai 200 kPa. Bahan pembuat bellows adalah
Grafik kesalahan (error) yang terjadi pada Bourdon Brass, Phospor Bronze, Beryllium Cooper, Monel atau
Gauge tainless Steel.
33 34

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

c. Diafragma
• Prinsip operasinya sama dengan bellows, tekanan yang
dimasukkan ke element akan menyebabkan diaphragma
mengembang berbanding langsung dengan tekanan gerakan
dari diaphragma adalah merupakan fungsi dari diameter dan
tebalnya.
• Bentuk diaphragma element menyerupai piringan dan
flexible yang bentuk permukaannya dapat berbentuk rata
(flat) atau bergelombang (coffugated). Materialnya terbuat
dari Beryllium Cooper, Stainless Steel, Cotton Lined Rubber,
Bellows
Leather, Impregnate Silk dan lain-lain.

35 36

Pusdiklat Migas 6
06/07/2021

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

d. Capsule
Capsule element yang terdapat pada gambar
berikut ini adalah merupakan dua buah
diaphragma yang maka kedua lingkaran
bagian luarnya dilas menjadi satu dan
membentuk sebuah capsule.
Ada dua jenis capsule yaitu Convex dan
Corrugated Diaphragm Nested Capsule. Sensitivitasnya juga
bertambah proporsi dengan diameternya.
37 38

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

Diaphragma umumnya dipergunakan untuk


mengukur pada tekanan-tekanan yang rendah.
Element capsule dapat juga dibentuk
bertingkat dan sering disebut multiple capsule
element. Digunakan apabila diperlukan
gerakan outputnya perlu untuk diperbesar.
Capsule banyak dipergunakan pada instrument
indikator, recorder, differential pressure
transmitter dan square root extractor. Macam-macam Capsule

39 40

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

E. Penyekat/Pelindung Elemen Tekanan E. Penyekat/Pelindung Elemen Tekanan

Untuk mencegah agar fluida yang diukur tidak kontak 1. Pigtails


langsung dengan elemen-elemen pengukur, maka Pigtails adalah salah satu dari peralatan-peralatan
pada elemen pengukur tekanan perlu dipasang tersederhana yang digunakan untuk mengisolasi proses dari
pressure gauge. Pigtails terbuat dari pipa yang dibengkokkan
adanya penyekat/ pelindung yang tujuannya adalah :
menjadi lingkaran dan diberi ulir pada masing-masing
• Untuk melindungi terhadap ketidaktepatan ujungnya sehingga dapat dilekatkan pada sebuah pipa atau
penunjukan elemen pengukur karena adanya vessel atau pada salah satu ujungnya, dan pressure gauge
perubahan static head. dapat dipasang pada ujung yang lain dari pigtail.
• Untuk mencegah elemen pengukur tekanan agar Pigtail biasa digunakan untuk mengisolasi pressure gauge
dari suatu steamline. Steam mengembun dalam loop dari
tidak dimasuki oleh fluida yang bersifat korosif atau pigtail dan membentur rintangan gauge dan uap panas.
kental yang mudah membeku.
43 44

Pusdiklat Migas 7
06/07/2021

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

2. Diaphragm Seals
Diaphragm seals biasanya digunakan untuk mengisolasi fluida
yang bersifat korosif, slurries dan fluida-fluida yang
mempunyai kecenderungan untuk menjadi padat jika
didinginkan, dari pressure gauge.
Unit ini pada dasarnya terdiri dari diafragma fleksibel yang
dipasang pada sebuah flange, dengan tabung kapiler dari
flange unit ke pressure gauge. Tekanan proses yang akan
diukur dihadapkan pada salah satu sisi diafragma fleksibel.
Sealing fluid mengisi lubang dibelakang diafragma dan mengisi
Pigtail Connection tabung kapiler yang menghubungkan diafragma seal ke
pressure gauge.

45 46

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

3. Pulsation Dampeners (Snubbers)


Pulsation dampeners atau snubbers
digunakan untuk mengurangi efek pulses
tekanan yang berubah-ubah secara cepat,
yang disebabkan oleh peralatan seperti
reciprocating compressors. Snubber adalah
self-contained fitting yang dipasang diantara
Diaphragm Seal Unit gauge dan tekanan proses yang akan diukur.

47 48

3. PENGUKURAN TEKANAN 3. PENGUKURAN TEKANAN

4. Liquid Filled Gauges


Liquid filled gauges juga digunakan pada proses yang
terkena pulses tekanan yang cepat. Gauges umumnya diisi
glycerin atau minyak dengan viskositas sedang. Glycerin
mempunyai dua keuntungan. Pertama, glycerin melumasi
bagian-bagaian dalam yang bergerak dari gauge, dan oleh
karena itu mengurangi keausan yang mungkin disebabkan
oleh gerakan cepat pada bagian-bagian ini, yang disebabkan
oleh pulses tekanan. Kedua, glycerin akan menyerap
sejumlah pulses yang ditahan oleh Bourdon tube akibat dari
Various types of Pulsation Dampeners (Snubbers) pulses tekanan yang cepat.

Pusdiklat Migas Cepu 49 50

Pusdiklat Migas 8
06/07/2021

3. PENGUKURAN TEKANAN 4. PENGUKURAN LEVEL

5. Pipe Fleksibel (Flexible Pipe) Tujuan utama pengukuran level adalah


Pipe fleksibel digunakan apabila tempat titik ukur digunakan untuk :
bergetar/bervibrasi yang tujuannya agar alat ukur
tekanan (pressure gauge) tidak ikut bergetar yang akan • Mengatur kondisi process
mengakibatkan rusaknya pressure gauge. • Mengetahui isi/volume
Untuk menghindari kerusakan tersebut, maka pressure
• Mengetahui kecepatan aliran (flow)
gauge diletakkan terpisah dengan titik ukur dan untuk
mengukurnya dilengkapi dengan pipa fleksibel. • Mengetahui kedalaman cairan

51 55

4. PENGUKURAN LEVEL 4. PENGUKURAN LEVEL

1. Mengatur kondisi process 2. Mengetahui isi/volume


GAS

Pengaturan level pada coloum


Inlet
LT
LIC

LCV
Fluida (cair)

Pengukuran isi/volume pada tangki timbun

56 Pusdiklat Migas Cepu 57

4. PENGUKURAN LEVEL 4. PENGUKURAN LEVEL

3. Mengetahui kecepatan aliran (flow) Pengukuran level dapat diklasifikasikan ke dalam dua group besar yaitu :
Pengukuran langsung :
pengukuran yang secara langsung dapat dilihat seperti misalnya gauge
A = Level awal glass, dip stick, pelampung. Cara ini sederhana dan telah digunakan
A B = Level akhir
cukup lama terutama digunakan untuk penunjukan lokal.
B
Pengukuran tidak langsung (inferential)
Pengukuran inferential, atau pengukuran tidak langsung, tergantung dari
Kecepatan aliran (flow) dapat dihitung dari perubahan tinggi cairan material yang mempunyai sifat phisis yang dapat diukur dan mempunyai
dalam satuan waktu. hubungan dengan level. Beberapa sifat phisis dan electric telah
Xm 3
Flow = digunakan untuk kebutuhan ini dan sesuai untuk pengukuran jarak jauh.
T menit
X = volume cairan yang dipindahkan
T = waktu yang diperlukan untuk memindahkan

58 59

Pusdiklat Migas 9
06/07/2021

4. PENGUKURAN LEVEL 4. PENGUKURAN LEVEL

A. Pengukuran Langsung
1. Gelas Penduga (Sight 2. Pemberat dan Pita (Bob and tape)
glass/ gauge glasses) Alat ini paling sederhana dan dapat mengukur langsung
Terdiri dari pipa gelas yang tinggi permukaan cairan, terdiri dari sebuah pita logam yang
diberi skala, kemudian diberi ukuran panjang, dan ujungnya diberi pemberat
dipasang di samping tangki. kemudian diturunkan sampai kedasar tangki yang terisi
Prinsip yang digunakan cairan. Cara pembacaan hasil pengukuran tinggi cairan
dalam pada gelas penduga adalah dengan melihat panjang pita yang basah.
ini adalah prinsip bejana Cara pengukuran dengan pemberat dan pita hanya cocok
berhubungan. dipergunakan untuk cairan yang kental dan tidak mudah
Gauge glass menguap.

60 61

4. PENGUKURAN LEVEL 4. PENGUKURAN LEVEL

3. Pelampung (Floater)
Prinsip ini sangat sederhana, yaitu jika pelampung
diapungkan pada permukaan fluida, maka pelampung
tersebut akan naik dan turun mengikuti gerakan permukaan
fluida yang selanjutnya gerakan tersebut ditranslasikan ke
bermacam-macam alat ukur atau kontrol level yang lain.
Cara ini tidak peka terhadap perubahan density, dan untuk
cairan yang bergejolak akan menghasilkan masalah
pengukuran levelnya.

Pengukuran level dengan pelampung

62 63

4. PENGUKURAN LEVEL 4. PENGUKURAN LEVEL

B. Pengukuran Tidak Langsung B. Pengukuran Tidak Langsung


1. Metode Displacement 1. Displacer, tidak terapung diatas cairan, sehingga displacer
Prinsip dasar dari perpindahan benda apung adalah dengan mempunyai berat tertentu dan terikat pada
menggunakan hukum Archimedes yang mengatakan bahwa gantungan/support arm.
total tekanan fluida terhadap benda yang tercelum ke dalam 2. Naiknya tinggi permukaan cairan akan membuat displacer
fluida tersebut adalah sama dengan berat fluida yang naik karena danya gaya apung yang lebih besar dari cairan,
dipindahkannya, dan arah tekanan tersebut adalah ke atas tetapi pergerakan dari displacer ini hanya kecil sekali
(vertical). Gaya ke atas tersebut sering pula dikenal dengan dibandingkan dengan naiknya tinggi permukaan cairan.
gaya apung. 3. Perubahan pada kedudukan penggeser akan
Sistem ini menggunakan elemen displacer yang berbentuk mengakibatkan perubahan pada kedudukan penunjuk dari
silinder dengan luas yang tetap ada tiga hal penting yang timbangan.
terjadi pada pengukuran yaitu

64 65

Pusdiklat Migas 10
06/07/2021

4. PENGUKURAN LEVEL 4. PENGUKURAN LEVEL

B. Pengukuran Tidak Langsung B. Pengukuran Tidak Langsung

Displac
er

Prinsip dasar pengukuran level dengan displacer Pengukuran level dengan Displacer

66 67

4. PENGUKURAN LEVEL 4. PENGUKURAN LEVEL

2. Metoda Hydrostatic Head Untuk lebih jelasnya dapat dinyatakan dalam rumus :
Prinsip dari hydrostatic head adalah berat kolom fluida di P = gh
atas ketinggian titik referensi. Pada prinsip hydrostatic head
dikatakan bahwa pada setiap titik di dalam fluida, gaya yang Dimana :
bekerja padanya adalah sama untuk semua arah, ruang serta P = tekanan hydrostatic head
tempat dimana fluida tersebut berada dan tidak bergantung
pada volume fluida, tetapi hanya bergantung pada tinggi
 = Masa jenis (density) fluida
kolom fluida. g = percepatan gravitasi
h = tinggi level

68 69

4. PENGUKURAN LEVEL 4. PENGUKURAN LEVEL

CLOSED TANK CLOSED TANK


OPEN TANK Dry Outside Leg Wet Outside Leg

MAXIMUM LEVEL MAXIMUM LEVEL MAXIMUM LEVEL

x x x

d
MINIMUM LEVEL MINIMUM LEVEL MINIMUM LEVEL

y y y

z z
H L H L H L

SPAN = x GL SPAN = x GL SPAN = x GL


ELEVATION = y GL + z GS ELEVATION = y GL + z GS SUPPRESSION = d GS - y GL

Pressure head Pressure head

70 71

Pusdiklat Migas 11
06/07/2021

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

A. Definisi dan Satuan


Pengukuran flow merupakan pengukuran fundamental yang 1. Flow Rate Volume
dilakukan untuk kehidupan sehari-hari pada aplikasi-aplikasi Kebanyakan fluida mengalir di dalam sebuah pipa. Pipa
industri. berbentuk silinder. Persamaan volume silinder :
Sebagai contoh : V = π r2l atau π d2l/4
• Aliran air ke rumah-rumah dengan:
• Aliran gasoline ke mobil dan truk V - volume pipa
• Aliran gas alam pada saluran-saluran pipa r - radius atau jari-jari pipa
• Aliran outlet dari water treatment plant d - diameter pipa
Flow rate didefinisikan sebagai jumlah nyata zat (volume, l - panjang pipa
massa dan berat) yang lewat pada suatu titik per satuan waktu.

82 83

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

Persamaan Volume Silinder


Velositi didefinisikan sebagai jarak (atau panjang) per satuan
waktu, atau kalau dengan rumus
v = l/t
dengan : v - velositi
Karena  r2 (atau  d2/4) adalah luas lintang silinder (pipa), l - panjang
maka volumenya dapat dihitung dengan : t - waktu
V = A x l (Persamaan 5.1.) Dengan persamaan ini di dapat
dengan : V - volume silinder l = v x t (persamaan 5.2.)
A – luas lintang pipa
l - panjang pipa

84 85

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

Flow rate Volume (Q) adalah volume fluida per satuan waktu Jika Persamaan 5.4 disubtitusikan Persamaan 5.3, kemudian:
atau: Q=Av
Q = V/t (Persamaan 5.3.) dengan : Q - flow rate volume
dengan : Q - flow rate volume A – luas lintang pipa
V - volume v – velositi rata-rata flow dalam pipa
t - waktu
Persamaan 5.2 disubtitusikan ke Persamaan 5.1
V = A v t (Persamaan 5.4.)

86 87

Pusdiklat Migas 12
06/07/2021

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

• Luas lintang pipa dapat dalam satuan imperial (inch kuadrat, 2. Flow rate Massa
feet kuadrat) atau dalam satuan SI (mm2, cm2, atau m2). Densiti () didefinisikan sebagai massa (m) per satuan volume (V) atau:
• Velositi juga dapat diukur dengan satuan imperial (ft/min,  = m/V atau m = V
in/sec) atau dalam satuan SI (biasanya m/s). Flow rate massa (M), massa per satuan waktu, kemudian dapat
didefinisikan sebagai
• Dari persamaan flow fundamental dan analisa satuan, flow M = m/t atau V/t
rate volume (Q) dapat diukur dalam satuan imperial sebagai atau
cubic feet per minute (ft3/min) atau dalam satuan volume M = Q
traditional seperti US gallons per minute (US gal/min atau Flow rate Massa dapat dalam bentuk satuan imperial (pound massa/ min
USGPM). Dalam satuan SI, satuan flow rate volume adalah {lbm./min}, pound massa/hour {lbm./hr}) atau dalam satuan (kg/s).
cubic meter per second (m3/s) atau litre per menit (L/min)

88 89

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

D. Metoda Pengukuran Flow


1. Magnetic Flow Meter Prinsip kerja magnetic flowmeter
Biasanya digunakan untuk mengukur flow, dimana untuk alat ukur yang E =C.H.d.V
lain banyak mengalami kesulitan, seperti aliran yang mempunyai Dengan :
viscositas tinggi, aliran asam yang korosive, slury (minyak yang campur C : constanta
pasir, detergent, pulp (bubur kertas) dan sebagainya. H, d : constant
Kelebihan dari magnetic flow meter : Maka : E ≈ V
Jadi dengan mengukur E
• Mempunyai sensitifity & accuracy yang besar, kesalahannya : + 1 % (full
atau tegangan, maka kita
scale)
bisa mengukur V atau
• Dapat digunakan untuk mengukur flow yang rendah sampai pada flow kapasitas aliran yang
yang tinggi mengalir pada tube tadi.
• Dapat digunakan untuk mengukur aliran yang bolak-balik
• Outputnya linier

98 99

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

2. Turbine Flow Meter Setiap kali sudu-sudu melewati pick up coil, maka akan
Baling-baling/sudu-sudu meter diinduksikan pulsa-pulsa pada pick up coil tersebut
berputar akibat adanya aliran yang Pulsa-pulsa ini akan proportional dengan kecepatan aliran.
bergerak. Selanjutnya gerakan ini Kemudian dimasukkan ke frequency to voltage converter untuk
diteruskan ke mechanical counter mendapatkan tegangan yang proportional dengan kecepatan
yang dikalibrasikan untuk aliran. Seterusnya tegangan tersebut dikonversikan ke digital
pembacaan jumlah fluida yang output masuk ke digital display.
mengalir. Kecepatan perputarannya
baling-baling akan linier terhadap
kecepatan aliran kalau baling-
baling berikut system transmisinya
bebas dari gesekan

100 102

Pusdiklat Migas 13
06/07/2021

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

Frequency Frequency to Voltage 3. Differential Pressure Flow Meter (Head Flow Meter)
Proportional to Voltage To Digital Output Metode pengukuran berdasarkan hukum Bernoulli (untuk aliran yang
Velocity converter laminar).

Up Stream Down Stream

V1 Flow V2
DIGITAL
DISPLAY
Z1
P1 Z2
P2 h
Mercury

Blok Diagram Turbine Flow Meter


D/P Flow Meter

103 104

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

Menurut Bernoulli, untuk aliran seperti pada keadaan Z1 dan Z2 mempunyai harga yang hampir sama (dianggap sama) hingga
digambarkan diatas berlaku persamaan : persamaan menjadi :
P1 V12 P2 V22
P1 − V12 P V2 + = +
Z1 + + = Z2 + 2 + 2 Y 2g Y 2g
Y 2g Y 2g
V22 − V12 P1 − P2
= =h
2g Y
Dengan :
V12 – V22 = 2gh …Persamaan 5.5
Z : tinggi dari permukaan datar
P : static pressure
Y : specivic grafity fluida
V : stream velocity
g : acceleration
105 106

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

Bila penampang pipa A dan penampang oriice a maka : Q : kecepatan aliran flow
a Kalau g, , A constant.
V1 = V2 x Persamaan 5.6
A Maka ,dengan mengukur h kita bisa mengukur Q.
Substitusi Persamaan 5.5 dan 5.6 Jadi terlihat hubungan Q dan H adalah square root, maka bila
a2
digunakan jenis ini maka skala penunjukkannya adalah square
V22 − V22 = 2 gh 2 gh
A2 V2 = root.
 a  1− 
V 1 − 2  = 2 gh
2
2
Yg berpengaruh biasanya al : diameter pipa, temperatur aliran
 A2 
Q = AxV2 dan pressure aliran
2 gh 2 gh
V22 = ⎯
⎯→V2 =
a2 a 2 gh
1− 1− 2
A2 A2 Q=A
a 1− 2
bila : =
A

107 108

Pusdiklat Migas 14
06/07/2021

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

Jenis-jenis Head Flow meter Orifice Plate


Untuk mendapatkan d/p antara stream & down Untuk orifice plate kita kenal 3
macam :
stream kita harus memasang suatu restriction.
• Consentris
Restriction yang umum dipakai adalah :
• Excentris
• Orifice plate • Segmental
• Venturi tube Guna lubang kecil pada orifice
• Flow nozzle untuk membuang gas/udara
pada permukaan pengukuran
liquid.

109 110

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

• Orifice Eccentric digunakan Biasanya orifice ditempatkan pada orifice flange yang khusus.
untuk mengukur cairan solid Cara-cara pemasangan taps untuk orifice :
1. Flange Taps
dan mengandung partikel
Diletakkan pada jarak 1” didepan dan dibelakang plat orifice.
(kotoran). Cara ini paling banyak dipakai, untuk ukuran pipa lebih besar
• Orifice Segmental digunakan dari 2”. Sedang untuk ukuran pipa dibawah 2” gunakanlah
cara vena contracta taps.
untuk mengukur cairan solid.
• Orifice Concentric digunakan
untuk mengukur cairan bersih.

111 112

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

2. Vena Contracta Taps 3. Pipe Taps


Lubang tekanan tinggi diletakkan pada jarak sebesar Untuk mengukur beda tekanan yang permanen dimana
diameter dalam pipa didepan plat orifice sedang lubang jarak lubang tekanan tinggi 2 ½ D didepan dan lubang
tekanan rendah diletakkan titik vena contracta. tekanan rendah 8 D di belakang plat orifice.
Keuntungan cara ini adalah dapat digunakan laju aliran yang
lebih rendah dari pada kemampuan cara flane taps dan vena
taps.
D

2,5D 8D

113 114

Pusdiklat Migas 15
06/07/2021

5. PENGUKURAN FLOW 5. PENGUKURAN FLOW

Venturi Tube Flow Nozzle


Venturi tube dibuat dari baja atau besi tuang, sedang bagian Flow nozzle digunakan untuk hampir semua liquid, terutama
throatnya dibuat sebagai satu unit tersendiri dari bahan untuk fluida yang mengandung solid. Mempunyai pressure
kuningan agar mudah diganti sewaktu-waktu. Sedangkan drop yang kecil. Cocok untuk gas, vapour & stream.
tabung venturi yang besar dibuat dari beton tuang yang halus,
dengan sudut kerucut inputnya 20o& sudut kerucut outputnya
7o.

115 117

6. PENGUKURAN TEMPERATURE 6. PENGUKURAN TEMPERATURE

• Temperature dapat dfidefinisikan sebagai derajat kepanasan Alat semacam ini dinamakan Sensing Elemen.
atau kedinginan yang diukur dengan skala tertentu, sedangkan
panas merupakan akibat dari aktivitas gerakan molekul bila Reaksi sensing elemen ini mengeluarkan
suatu saat ditimbang maka molekul dari satuan tersebut akan bermacam macam bentuk satuan misalnya
bergerak. Panas juga dapat kita katakan sebagai suatu bentuk
energi dan diukur dalam satuan kalori atau BTU (British
perubahan volume pada thermometer air
Thermal Unit). raksa, timbulnya emf pada thermokopel,
• Panas selamanya tidak pernah diam pada suatu keadaan, perubahan tekanan gas pada bulb dan
tetapi akan selalu mengalir / berpindah dari kondisi yang
bertemperature tinggi ke temperature yang lebih rendah atau sebagainya. Dari keadaan diatas ini maka
sebaliknya. perubahan tersebut akan menjadi besaran
• Aliran panas ini ada tiga macam, yaitu konduksi, radiasi,
konveksi.
temperature
119 120

6. PENGUKURAN TEMPERATURE 6. PENGUKURAN TEMPERATURE

B. Skala Temperature
Konversi Fahrenheit ke Celcius
0 C= 100 / 180 ( 0 F – 32 0 ) atau 0 C= 5/ 9 ( 0 F – 32 0 )

Konversi dari Celcius ke Fahrenheit


0 F= (180/100) 0 C + 32 0 atau 0 F = 9/5 0 C + 32 0

Konversi Celcius ke Kelvin


0 C = 0 K – 273 0

Konversi Fahrenheit ke Rankine


0F =0 R – 459,7 0

Hubungan nilai skala antar jenis thermometer

121 122

Pusdiklat Migas 16
06/07/2021

6. PENGUKURAN TEMPERATURE 6. PENGUKURAN TEMPERATURE

C. Jenis Jenis Alat Ukur Temperatur


Di dalam instrumen industri system pengukuran temperature
dapat dibagi atas dasar bagian besar, yaitu :
• Mechanical system
• Electrical system

1. Pengukuran Jenis Mechanical System


a. Glass Tube Thermometer
Mempunyai ketelitian yang sangat tinggi sehingga
sering juga dipakai sebagai standar thermometer yang
lain untuk kalibrasi alat.

123 124

6. PENGUKURAN TEMPERATURE 6. PENGUKURAN TEMPERATURE

b. Bimetallic Thermometer
Thermometer jenis ini berprinsip pada perbedaan muai
dari dua logam yang berlainan jenis yang dijadikan satu
misal Invar dan Copper yang dibentuk menjadi satu
seperti gambar dibawah ini pada ujung yang bebas
tersebut jika ada perubahan suhu akan melakukan
defleksi (simpangan).

Thermometer Bimetal type Helical

125 126

6. PENGUKURAN TEMPERATURE 6. PENGUKURAN TEMPERATURE

c. Filled Thermal System Thermometer Thermal system thermometer dapat dipisahkan dalam dua
Alat ukur ini termasuk alat ukur yang sensitive dan jenis pokok berdasarkan dari Bourdon responsenya, yaitu :
dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut : Prinsip pengembangan volume
Sebuah metallic bulb yang berisi gas, vapour, cairan • Prinsip pengembangan volume terbagi atas 2 (dua) type :
atau air raksa. • Liquid Filled Thermal System
• Mercury Filled thermal system
Pipa kapiler yang menghubungkan antara bulb dan Prinsip pengembangan tekanan akibat adanya perbedaan
sensing elemen Bourdon tube pada unit penunjuk. suhu.
Sensing elemen dengan jenis Spiral atau Helical • Prinsip pengembangan pressure terbagi atas 2 (dua) type)
Bourdon tube untuk penggerak pointer. • Vapour Filled Thermal System
• Gas Filled Thermal System

127 128

Pusdiklat Migas 17
06/07/2021

6. PENGUKURAN TEMPERATURE 6. PENGUKURAN TEMPERATURE

Cara Kerja 2. Pengukuran Jenis Electrical System


a. Thermocouple
Thermokopel adalah suatu sensor yang paling banyak
digunakan dalam industri sekarang. Prinsip thermokopel
adalah terjadinya beda potensial ketika sambungan ke 2
logam penyusunnya dipengaruhi suhu. Sebuah thermokopel
memerlukan dua jenis kawat yang terbuat dari bahan
paduan logam yang berbeda dan masing masing logam
Bourdon Tube untuk Filled Thermal
Liquid dan Vapour Pressure Sensor
Thermometer
harus terbuat dari paduan yang homogen.

129 130

6. PENGUKURAN TEMPERATURE 6. PENGUKURAN TEMPERATURE

Tabel Tipe Thermocouple

Kabel Range pengukuran


Type Kabel posisif mV / 0 F
negatif min max
B Pt.70 – Rh 30 Pt.94 – Rh 8 0,0003 – 0,006 32 0 F 3380 0 F
E Chromel Konstantan 0,015 – 0,042 -320 0 F 1830 0 F
J Besi Konstantan 0,014 – 0,035 -320 0 F 1400 0 F
K Chromel Alumel 0,009 – 0,024 -310 0 F 2500 0 F
R Pt 87 – Rh 13 Platinum 0,003 – 0,008 00F 3100 0 F
S Pt 90 – Rh 10 Platinum 0,003 – 0,007 00F 3200 0 F
T Tembaga Konstantan 0,008 – 0,035 -310 F 750 0 F
0

Prinsip kerja Thermocouple

131 132

6. PENGUKURAN TEMPERATURE
THERMOWELL
❖ Mencegah sensor dari
Pemasangan termokopel
kerusakan akibat
• Cara tidak langsung adalah dengan memasukkan temperature tinggi
thermokopel pada sebuah thermowell yang tujuan adalah ❖ Mencegah kerusakan
melindungi thermokopel dari kerusakan akibat pengaruh karena erosi, korosi, kontak
cairan psoses. Kerugian dari cara pemasangan ini adalah langsung dengan proses
respon thermokopel yang lama karena suhu proses harus ❖ Mencegah sensor dari
melewati thermowell terlebih dahulu sebelum kerusakan akibat
mempengaruhi themokopel. Oleh karena itu biasanya hot benturan/tumbukan
junction dari thermokopel ditempelkan pada bagian dasar
thermowell untuk memperoleh respon yang paling cepat.

133

Pusdiklat Migas 18
06/07/2021

6. PENGUKURAN TEMPERATURE 6. PENGUKURAN TEMPERATURE

b. Resistance Temperature Detector (RTD)


Sensor suhu yang kedua adalah RTD (Resistance Temperature
Detector/ Dependent).
Perubahan resistansi dipengaruhi oleh perubahan temperatur.
Resistance Temperature Detector/ Dependent umum dipakai
dalam industri.
RTD sangat umum dipakai diaplikasi aplikasi industri.
RTD pada dasarnya adalah sensor resistansi. Pengukuran
temperature dengan menggunakan RTD didasarkan prinsip
Konstruksi Pemasangan
bahwa resistansi RTD akan naik atau turun sesuai engan
temperature yang mempengaruhinya.
135 136

6. PENGUKURAN TEMPERATURE 6. PENGUKURAN TEMPERATURE

Berikut jenis RTD berdasarkan bahan pembuatnya adalah


sebagai berikut :
a) RTD Platinum
RTD Platinum mempunyai koeffisien temperature (  )
0,00385 / 0 C, tetapi terkadang industri membutuhkan RTD
Platinum dengan koeffisien temperature (  ) yang berbeda
dari standar Eropa (internasional) dan standar Amerika. Yang
paling banyak digunakan di seluruh dunia adalah standar
Pengukuran temperature dengan resistant Eropa (internasional) yang menggunakan RTD dengan
termometer koeffisien temperature ( ) = 0,00385  / 0 C.dan telah
disepakati oleh komite standar berikut:

137 138

6. PENGUKURAN TEMPERATURE 6. PENGUKURAN TEMPERATURE

❖DIN 43760 (Deutcshe Industri Norm) = Standar Industriu b) RTD Nikel


Jerman RTD Nikel kadang kadang dipergunakan tetapi elemen
❖IEC 751 (international Electrical Council resistifr Nikel tidak se linear elemen RTD Paltinum. Resistansi
❖BS (British Standar) RTD Nikel pada suhu 0 0 C biasanya 120  tapi elemen
Kurva atau koeffisien temperature lain untuk 100  @ 0 C RTD elemen 500  juga ada , koeffisien temperature RTD Nikel
Platinum adalah 0.0039 / 0 C. dan dikenal sebagai kurva sebesar (  ) = 0,00672  / 0 C.
Amerika dan dibuat oleh SAMA RC 21-4-1966 (Scientific
Appartus Makers of America)

139 140

Pusdiklat Migas 19
06/07/2021

6. PENGUKURAN TEMPERATURE 6. PENGUKURAN TEMPERATURE

c) RTD Tembaga
Logam tembaga juga digunakan untuk pembuatan RTD.
RTD ini terbuat dari tembaga murni dan penggunaanya
terbatas. Resistansi tembaga yang rendah mengakibatkan
resistansi titik beku awal yang sangat rendah. Resistansi titik
beku yang umum untuk elemen tembaga adalah 10  dan
100 . Resistansi titik beku yang umum untuk elemen
elemen tembaga adalah 10  dan 100  .

Grafik Material RTD

141 142

TRANSMITTER
Transmitter adalah suatu alat yang bekerja merubah Standard Signal
besaran phisis atau mekanis menjadi signal standard
instrument (3 – 15 psi, 4 – 20 mA, 1 – 5 Vdc) dan
bagaimana cara pengkalibrasiannya.
Pneumatic Signal
3 – 15 psi

Electronic Signal
4 - 20mA, 1 – 5 V DC

Pusdiklat Migas 20
06/07/2021

Instalasi Pneumatic D/P Transmitter

Pemasangan Pneumatic D/P Transmitter pada Pengukuran Aliran Gas


1) Pemasangan pada pipa horizontal :

CONTOH :

Range Pengukuran Transmitter adalah 50 sd 150 degC


Apabila pada saat itu temperaturnya 100 degC, berapa output
transmitternya ?

Gambar Pemasangan D/P Transmitter


Untuk pengukuran aliran gas pada pipa horizontal

Instalasi Pneumatic D/P Transmitter Instalasi Pneumatic D/P Transmitter

Pemasangan Pneumatic D/P Transmitter pada Pengukuran Aliran Gas Pemasangan Pneumatic D/P Transmitter pada Pengukuran Aliran
2) Pemasangan pada pipa vertikal: Liquid

Gambar 14. Pemasangan D/P Transmitter

Gambar Pemasangan D/P Transmitter Untuk pengukuran aliran liquid pada pipa horizontal
Untuk pengukuran aliran gas pada pipa horizontal

Instalasi Pneumatic D/P Transmitter

Pemasangan Pneumatic D/P Transmitter pada Pengukuran Aliran Steam

REVIEW

Pusdiklat Migas Cepu 166

Pusdiklat Migas 21
06/07/2021

Pusdiklat Migas Cepu 167

Pusdiklat Migas 22

Anda mungkin juga menyukai