Anda di halaman 1dari 25

KEWASPADAAN

KONTAK
HIPPII JATIM
TUJUAN PEMBELAJARAN

• TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM – TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah mengikuti sesi ini, diharapkan Setelah mengikuti sesi ini, diharapkan
peserta pelatihan mampu memahami peserta pelatihan mampu memahami:
konsep penerapan kewaspadaan kontak @ Definisi kewaspadaan kontak
sesuai standar PPI
@ Tujuan kewaspadaan kontak
@ Prinsip kewaspadaan kontak
@ Penatalaksanaan kewaspadaan
kontak
POKOK BAHASAN

o Pendahuluan
o Dasar Kebijakan
o Definisi kewaspadaan kontak
o Tujuan kewaspadaan kontak
o Prinsip kewaspadaan kontak
o Penatalaksanaan kewaspadaan kontak
PENDAHULUAN
o Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infection
(HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia,
termasuk Indonesia.

o Prosedur Isolasi dan barier precaution bertujuan untuk mengurangi atau


menghilangkan penularan langsung atau tidak langsung pasien-ke-pasien dari
layanan kesehatan terkait infeksi yang dapat terjadi.

o Di banyak fasilitas perawatan kesehatan, pasien dengan penyakit menular yang


diketahui atau diduga diisolasi secara fisik dari pasien lain untuk mencegah
penularan
Transmisi
Kontak

Transmisi Transmisi
Vektor Droplet
Kewaspadaan
berdasar
Transmisi

Transmisi
Transmisi
Common
Airborne
Vehicle

PMK 27 tahun 2017


Bakteri
RANTAI INFEKSI Virus
Jamur
Seseorang dengan Parasit
kekebalan tubuh Agent
menurun Infectious Manusia, alat medis,
binatang, umbuhan,
tanah, air, lingkungan dan
Susceptible
Host
Reservoir bahan organik lainnya
Saluran napas,
saluran cerna,
saluran kemih dan
kelamin atau Saluran napas,
melalui kulit yang saluran cerna,
tidak utuh saluran kemih
Portal of Portal of serta
Entry Exit transplasenta

Mode of
Kontak (langsung/tdk langsung) Transmission
Droplet (percikan)
Airborne (udara)
Vehicle (makanan,air,obat,alat )
Vektor (lalat, nyamuk,tikus)
MODE OF
TRANSMISSION
Airborne, Droplet, Contact
Common Vihicle,
Vertorborne
PENYAKIT DENGAN TRANSMISI KONTAK
PENYAKIT DENGAN TRANSMISI KONTAK
PENYAKIT DENGAN TRANSMISI KONTAK
PENYAKIT DENGAN TRANSMISI KONTAK

2007 Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of


Infectious Agents in Healthcare Settings
Last update: May, 2019
 Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada
jarak dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang
memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin)
sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan
hidung) atau konjungtiva (mata).
 Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan
permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang
Covid-19 yang terinfeksi.
 Oleh karena itu, penularan virus COVID-19 dapat terjadi
melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan
kontak tidak langsung dengan permukaan atau benda
yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya,
stetoskop atau termometer).
Pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 rev. 5, Kemenkes 2020
Droplet Terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan
seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin)
sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung) atau
konjungtiva (mata)
Kontak Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak
langsung dengan permukaan atau benda yang digunakan pada
Transmisi orang yang terinfeksi (misalnya, stetoskop atau termometer)
Terjadi melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi
COVID-19 ? droplet di sekitar orang yang terinfeksi
Udara Dapat dimungkinkan dalam keadaan khusus dimana prosedur atau
perawatan suportif yang menghasilkan aerosol seperti intubasi
endotrakeal, bronkoskopi, suction terbuka, pemberian pengobatan
nebulisasi, ventilasi manual sebelum intubasi, mengubah pasien ke posisi
tengkurap, memutus koneksi ventilator, ventilasi tekanan positif non-
invasif, trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner
DASAR KEBIJAKAN

DESIGN RUANG RAWAT


• Tersedia ruang rawat tersendiri (privat room)
untuk isolasi pasien infeksius dan imunitas rendah
TUJUAN

Kewaspadaan ini bertujuan untuk menurunkan risiko


timbulnya Healthcare Associated Infections (HAIs),
terutama risiko transmisi mikroba yang secara
epidemiologi diakibatkan oleh kontak langsung atau
tidak langsung
PRINSIP

• Kontak langsung meliputi kontak dengan • Transmisi kontak tidak langsung adalah
permukaan kulit yang terbuka dengan kontak dengan cairan sekresi pasien
kulit terinfeksi atau kolonisasi. Misalnya terinfeksi yang ditransmisikan melalui
pada saat petugas membalikkan tubuh tangan petugas yang belum dicuci atau
pasien, memandikan, membantu pasien benda mati dilingkungan pasien, misalnya
bergerak, mengganti perban, merawat instrumen, jarum, kasa, mainan anak,
oral pasien Herpes Simplex Virus (HSV) dan sarung tangan yang tidak diganti.
tanpa sarung tangan. • Petugas harus menahan diri untuk tidak
• Hindari menyentuh permukaan menyentuh mata, hidung, mulut saat
lingkungan lainyang tidak berhubungan masih memakai sarung tangan
dengan perawatan pasien sebelum terkontaminasi / tanpa sarung tangan.
melakukan aktivitas kebersihan tangan
(hand hygiene).
PENATALAKSANAAN
(Kewaspadaan Kontak)

 Tempatkan pasien di ruang rawat inap terpisah


 Bila tidak memungkinkan  Kohort
 Jarak TT ≥ 1 m
Penempatan  Batasi gerak pasien
Pasien  Peringatan tentang cara transmisi infeksi dan
penggunaan APD petugas dan pengunjung penting
dicantumkan di pintu ruangan rawat pasien
PENATALAKSANAAN
(Kewaspadaan Kontak)

 Kebersihan tangan sebelum menggunakan APD


 Sarung tangan dan gaun bagi petugas yang masuk ke
ruang pasien
Alat  Ganti sarung tangan stelah kontak dengan bahan
Pelindung infeksius (feses, cairan tubuh, darah)
Diri  Pakai gaun bersih saat masuk ke ruang pasien untuk
melindungi petugas dari kontak dengan pasien,
(APD) lingkungan, barang di ruang pasien, cairan diare pasien,
ileostomy, colostomy,Luka terbuka
 Apron  untuk mengurangi penetrasi cairan
PENATALAKSANAAN
(Kewaspadaan Kontak)

 Bila memungkinkan peralatan non kritikal dipakai untuk


Peralatan 1 pasien atau pasien dengan infeksi mikroba yang sama
Perawatan  Bersihkan dan disinfeksi peralatan setiap selesai
Pasien digunakan pada pasien
PENATALAKSANAAN
(Kewaspadaan Kontak)

 Perlu terminal dekontaminasi area sekitar pasien atau


ruangan setelah pasien pulang
Lingkungan  Dapat menggunakan Na. Hipoklorit 0,5% bilas dengan air
atau hidrogen piroksida 0,5 – 1,4%
PEMBERSIHAN RUANG PASIEN DENGAN
TRANSMISI KONTAK

 Membersihkan kamar pasien memerlukan tambahan APD, seperti yang


tertera pada tanda di luar ruangan, serta beberapa prosedur tambahan
untuk pasien/ penghuni dengan VRE atau C. difficile.
 Semua staf layanan lingkungan yang memasuki ruangan harus
mengenakan gaun pelindung dan sarung tangan saat memasuki
ruangan, dan harus melepas mereka serta melakukan kebersihan tangan
saat meninggalkan ruangan.
 Waktu yang cukup harus disediakan untuk pembersihan dan desinfeksi
kamar pasien, terutama untuk C. difficile atau norovirus.
 Pembersihan dilakukan secara rutin (setiap hari) dan terminal jika pasien
pulang

APSIC GUIDELINES FOR ENVIRONMENTAL CLEANING AND DECONTAMINATION


PEMBERSIHAN RUANG PASIEN MRSA

 1. Penilaian/asesmen
 Periksa tanda kewaspadaan dan ikuti tindakan pencegahan yang
ditunjukkan
 Berjalan masuk ruangan untuk menentukan apa yang perlu diganti
(misalnya, tisu toilet, tisu, sabun, antiseptik berbasis alkohol (ABHR),
sarung tangan, wadah benda tajam) dan apakah diperlukan bahan
khusus.
ini dapat dilakukan sebelum atau selama proses pembersihan
2. Kumpulkan persediaan
 Pastikan persediaan kain bersih yang memadai
 Siapkan larutan disinfektan baru sesuai dengan petunjuk pabrik
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Bersihkan ruangan, bekerja dari area bersih ke kotor dan tinggi ke rendah
5. Buang limbah setelah ¾ penuh
6. Lepas sarung tangan, cuci tangan  jangan meninggalkan ruangan dengan
masih menggunakan sarung tangan kotor
7. Isi kembali persediaan sesuai kebutuhan (misalnya sarung tangan, ABHR,
Routine sabun, handuk kertas)
8. Bersihkan tangan dengan ABHR
Cleaning
APSIC GUIDELINES FOR ENVIRONMENTAL CLEANING AND DECONTAMINATION
PEMBERSIHAN RUANG PASIEN MRSA

1. Seperti prosedur pembersihan rutin dengan beberapa


tambahan
2. Persediaan yang tertinggal (sisa) di ruangan harus didisinfeksi,
dikirim untuk diproses ulang atau dibuang.
3. Lantai harus dibersihkan
4. Semua permukaan horizontal dan permukaan dengan
sentuhan tinggi di kamar dan kamar mandi harus didisinfeksi
setelah dibersihkan
5. Semua tirai (privasi, jendela dan shower) harus dilepas dan
dicuci
6. Semua peralatan di dalam ruangan harus didisinfeksi sebelum
dikeluarkan dari ruangan; dan semua barang (misalnya, kain
Terminal pel) yang digunakan untuk membersihkan ruang MRSA harus
dicuci atau dibuang; tidak boleh digunakan untuk
Cleaning membersihkan kamar lain atau tempat tidur.
APSIC GUIDELINES FOR ENVIRONMENTAL CLEANING AND DECONTAMINATION
Sign Precaution
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai