37
KEWASPADAAN BERDASARKAN sulistyorini
TRANSMISI DROPLET
MACAM TRANSMISI
KEWASPADAAN TRANSMISI DROPLET
DROPLETTIDAK LANGSUNG
•Di terapkan terhadap pasien dengan infeksi droplet melayang di udara. Partikel
droplet akan jatuh dalam jarak 1-2 m dari sumber transmisi droplet. saat
prosedur dan droplet tidak bertahan diudara.
DROPLET LANGSUNG
droplet langsung mencapai mucus membrane
langsung terinhalasi. dapat dikeluarkan saat
batuk, bersin, muntah, bicara.Transmisi droplet
sambung ke kontak, bila droplet ke permukaan
tangan dan ditransmisikan dari tangan yang
terkontaminasi partikel droplet.
AKTIVITAS DAN TRANSMISI DROPLET
Jumlah droplet yg
Transmisi droplet mengandung mikroba
berbicara 10
batuk 100
Rubella Disebabkan oleh virus Droplet atau kontak Rawat di ruang sendiri Vaksin dapat diberikan bila
dengan periode inkubasi 16-20 langsung dengan sekret dengan pintu selalu ditutup. Staff belum pernah dapat atau tidak imun.
hari. Asymptomatic infeksi respiratoris yang belum divaksin tidak boleh Hindarkan kontak dengan pasien
pada terjadi pada masa kontak atau antibody tes n6ya
kehamilan 4 bulan pertama negatif
dapat menyebabkan kelainan
konginetal
Severe Acute respiratory syndrome Penyakit virus yang Penyebaran melalui droplet Pasien harus dirawat diruang Hindarkan kontak dengan pasien
(SARS) disebbakan oleh novel atau kontak langsung dengan sendiri dengan tekanan negatif
coromavirus secret pernapasan
salmonella Disebabkan oleh bakteri, Melalui faecal – oral Bila pasien diare massasif, rawat Standard precautions
akut di ruang
enterokolitis yang onsetnya dan wc sendiri
mendadak sakit kepala, sakit
perut, diare, mual dan muntah
Typhoid Demam typhoid Lewat faecal – oral Rawat pasien di ruang sendiri Hindarkan kontak dengan pasien,
disebabkan oleh + wc di dalam kecuali imun
salmonella typhi.
Periode inkubasi 8-14 hari
KEWASPADAAN DROPLET
1. Kontrol sumber penularan : ajari penggunaan masker, letakkan masker dekat
pasien
• TB paru
• Disseminated Zoster
• Campak ( Rubeola)
• Varicella (chickenpox)
• Haem fever ( Lassa, Ebola, Marburg)
• Smallpox
• Sumber :Health Canada. Routine Practices and Additional Precaution for Preventing the
Transmission of Infection in Health Care
• Diterapkan untuk mencegah organisme yang sangat
menular melalui udara dari orang ke lainnya.
• Percikan /partikel berukuran kecil < 5 μm
melayang/menetap di udara beberapa jam,
disebarkan luas dalam ruangan / jarak lebih jauh.
• Langsung atau melalui debu dengan mikroba (TBC,
cacar air/varicella, campak ).
• Menyebar melalui: batuk, bersin, berbicara, tindakan
intubasi, suction, bronkoskopi
AIRBORNE PRECAUTION
M - Measles
T - Tuberkulosis Lung
V - Varicella
Private/Cohoring Room
Hand Hygiene
Negative Preasure - Mask - N95 for TB
qdnurses.com
CONTACT PRECAUTION
Mrs. Wee
M - Multidrug resistant organism
R - Respiratory infection
S - Skin infections
W - Wound infections
E - Enteric (clostridium difficile, rotavirus)
E - Eye infection - conjuctivitis
qdnurses.com
DROPLET PRECAUTION
SPIDERMAN
qdnurses.com
Penempatan Pasien
1. Diruangan dengan tekanan negatif yang dimonitor
2. Pertukaran udara minimal 12 kali per jam
3. AC dengan filter HEPA ( High Efficiency Particulate Air) yang
menyaring udara yg dibuang keluar.
4. Pintu harus selalu ditutup.
5. Bila tidak memungkinkan, kohorting dengan pasien dengan
infeksi yang sama
Lanjutan…
2. Perlindungan jalan nafas
• Gunakan masker N 95 bila masuk ruangan pasien
dengan TB paru
• Individu yang rentan tidak diperkenankan masuk
ruangan pasien dengan cacar air.
3. Transport pasien :
• Minimalisasi transport/gerak pasien
• Pasangkan masker N95 pada pasien saat
transportasi
Airborne Precautions untuk Staff
Staff harus:
• Memastikan pasien ditempatkan di ruang bertekanan negatif
sehingga udara terkontaminasi tidak dapat memasuki koridor
1. Melakukan triase
2. Pendkes pasien mengenai etika batuk
3. Menempatkan pasien suspek TB dan pasien TB pada ruang dengan
ventilasi baik
4. Menyediakan masker dan tempat sampah
5. Memasang poster/spanduk untuk KIE
6. Penatalaksanaan tepat pada pasien (suspek/sudah TB)
7. Melaksanakan pelatihan dan pendidikan PPI Tb bagi petugas
8. Menerapkan SPO staf yang tertular TB.
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Upaya peningkatan dan pengaturan aliran udara/ventilasi dengan
menggunakan teknologi untuk mencegah penyebaran dan
mengurangi dan menurunkan kadar percik renik di udara.
Ventilasi:
Alami
Mekanik
Campuran
PENGENDALIAN DENGAN APD
Untuk menurunkan risiko terpajan, sebab kadar percik renik tidak
dapat dihilangkan dengan upaya administratif dan lingkungan.
Pengunaan masker N95 (fit test, segel positif)
Cara menggunakan masker
PROSEDUR ↓ Ya Tdk NA
Menyiapkan dan melengkapi ruang perawatan isolasi dengan
P, Teknisi
tekanan negatif :
1. Cek tekanan negatif (koord.dg maintenance) Teknisi
2. Pasang tanda kewaspadaan airborne P
3. APD (+ masker N95) P
4. Alat pengukur tanda vital P
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
P
perawatan pasien untuk mencegah penularan penyakit.
Menerapkan standar dan additional precaution P
Memasang tanda isolasi di depan pintu kamar pasien. P
Memastikan pemakaian masker yg sesuai dan benar. P
Pembersihan ruangan rutin dan saat pasien pulang HK
1. Menggunakan APD : masker, sarung tangan dan gaun HK
2. Bersihkan ruangan setiap hari dan lakukan paling akhir sesuai
HK
SOP yg berlaku.
3. Semua peralatan/perlengkapan untuk membersihkan kamar
HK
harus dicuci bersih. Dan bila perlu gunakan lap sekali pakai.
4. Tirai (gordyn) harus diganti setelah pasien discharge HK
5. Semua peralatan yg digunakan oleh pasien harus dibersihkan
HK
(disinfeksi atau disterilkan).
Linen P
Linen kotor harus dimasukkan dlm kantong plastik kuning
P
sebelum dibawa ke DU (ruang depo kotor)
Pembersihan Tumpahan Substansi Tubuh HK
Mengikuti pedoman yg berlaku di RS HK
Kesimpulan
• Lakukan identifikasi risiko terkait kewaspadaan transmisi: airborne
• Lakukan penatalaksanaan pasien sesuai dengan SPO
• Menyediakan APD sesuai dengan kebutuhan
• Pencegahan Infeksi merupakan tanggung jawab semua
staf/unit/departemen
• Lakukan monitoring dan evaluasi secara terus menerus.
Penempatan Pasien
Novan Subekti
Pengertian
• Menempatkan pasien berdasarkan organisme penyebab dan
transmisi penularan penyakit yang dapat melurkan kepada staf,
pengunjung dan pasien lain, baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui alat/lingkungan yang terkontaminasi dengan
darah/cairan tubuh lainnya.
Penempatan Pasien
1. Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien non infeksius.
2. Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi infeksi
penyakit pasien (kontak, droplet, airborne) sebaiknya ruangan
tersendiri.
3. Bila tidak tersedia ruang tersendiri, dibolehkan dirawat bersama
pasien lain yang jenis infeksinya sama dengan menerapkan sistem
cohorting. Jarak antara tempat tidur minimal 1 meter. Untuk
menentukan pasien yang dapat disatukan dalam satu ruangan,
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Komite atau Tim PPI.
Penempatan Pasien
4. Semua ruangan terkait cohorting harus diberi tanda
kewaspadaan berdasarkan jenis transmisinya
(kontak,droplet, airborne).
5. Pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan diri atau
lingkungannya sebaiknya ditempatkan sendiri.
6. Mobilisasi pasien infeksius yang jenis transmisinya
melalui udara (airborne) agar dibatasi di lingkungan
fasilitas pelayanan kesehatan untuk menghindari
terjadinya transmisi penyakit yang tidak perlu kepada
yang lain.
7. Pasien HIV tidak diperkenankan dirawat bersama
dengan pasien TB dalam satu ruangan tetapi pasien TB-
HIV dapat dirawat dengan sesama pasien TB.
Penutup
1. Kewaspadaan standar dan transmisi diterapkan pada pasien sudah
terdiagnosa atau diduga mengalami infeksi/risiko menularkan.
2. Perlu pedoman penempatan pasien infeksius dan
imunokompromised.
3. Monitoring dan evaluasi harus rutin dilakukan.
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
Tindakan operasi
Tindakan invasif
Tindakan intubasi
Pengisapan lendir
SARUNG TANGAN
Tujuan:
Melindungi tangan dari kontak dengan
darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta,
mukosa, kulit yang tidak utuh dan
benda yang terkontaminasi
INDIKASI
• Tindakan yang kontak atau diperkirakan akan
terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh,
sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput
lendir pasien, dan benda yang terkontaminasi
Jenis Sarung Tangan
• Non Steril (tindakan non bedah)
• Steril (tindakan bedah)
• Sarung Tangan Rumah Tangga (untuk kegiata
pembersihan lingkungan, mengepel dll)
Apakah kontak dengan
darah atau cairan Tidak Tanpa sarung tangan
tubuh ?
Ya
Ya
Ya
Pasien
Mencegah kontak mikroorganisme dengan tangan, tubuh dan
pakaian petugas kepada pasien
Sepatu Pelindung
Tujuan :
melindung kaki petugas dari tumpahan/ percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan
mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan
Kebiasaan Salah di lingkup ruang perawatan
• Saat dinas senang menggunakan sandal japit
yang tidak melindungi kku kaki
• Pada tindakan bedah/ tindakan dengan resiko
paparan cairan tubuh tinggi (misal : tindakan
operasi dll), petugas jarang menggunakan
sepatu boot
• Saat membersihkan amar mandi tidak
menggunkan sepatu kedap air
Manfaat masing-masing Alat Pelindung terhadap Pasien
maupun petugas Kesehatan
Alat Terhadap pasien Terhadap petugas kesehatan
Pelindung
Resiko sedang
1. Kemungkinan terpajan Pemeriksaan pelvis Sarung tangan
darah namun tidak ada Insersi IUD Mungkin perlu
cipratan Melepas IUD apron atau gaun
Pemasangan kateter intra pelindung
vena
Penanganan spesimen
laboratorium
Perawatan luka berat
Ceceran darah
Jenis pajanan Contoh Pilihan alat
pelindung
Resiko tinggi
1. Kemungkinan Tindakan bedah mayor Sarung tangan
terpajan darah Bedah mulut ganda
dan Persalinan pervagina Apron
kemungkinan Baju Pelindung
terciprat Kaca mata
2. Perdarahan pelindung
massif Masker
Sepatu bot
Ns. Agung E Rahmawan, S.Kep.
Nama : Ns. Agung E Rahmawan, S.Kep.
TTL : Blitar, 02 Juni 1986
Email : ns.agungerahmawan@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
• Diploma-III Keperawatan UMM
• S1-Keperawatan, UB
Riwayat Organisasi :
•Koordinator Bidang Organisasi HIPPII Pusat Periode 2016 -Sekarang
•Ketua 2 HIPPII Cabang Jawa Timur periode 2017 - Sekarang
•Staff Seksi Organisasi dan PERDALIN Cabang Malang Raya Tahun 2012 - Sekarang
•Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya (TKMKB) BPJS Kesehatan Malang Raya tahun 2016 - Sekarang
•Wakil Ketua, Bidang Pelayanan DPD PPNI Kota Malang Periode 2017- Sekarang
•Ketua Himpunan Perawat Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII) Cabang Malang Raya periode 2012 -2017
Riwayat Pekerjaan :
• Kepala Divisi Keperawatan Khusus di RSI Malang UISMA 2017 - Sekarang
• IPCN Sejak 2009-sekarang
• Perawat IGD RSI Malang 2007 - 2013
• Sekertaris Komite PPI RSI Malang Unisma 2009-sekarang
TUJUAN PERLINDUNGAN PETUGAS
KESEHATAN
• Pasien
• Petugas kesehatan lainnya
• Peralatan yang terkontaminasi
• Lingkungan yang tidak sehat
RISIKO TERHADAP PETUGAS KESEHATAN
BERUPA :
Universal Precaution
EPIDEMIOLOGI
56 kasus tertular HIV pada kecelakaan
kerja (JUNI 1997, US-CDC)
Jenis Terpajan %
Tindakan (n= 282)
Pemasangan 74 26,2
infus
Suntik 104 36,9
Operasi Besar 42 14,9
Tind Medis 93 33
Lain
TABEL 24: DATA PETUGAS SESUAI PROFESI TERKENA LUKA TUSUK JARUM
PERIODE 2001-2010 DI RSJPDHK
Profesi/Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Dolter 2 1 0 1 1 2 1 2 4
Perawat 4 2 2 0 2 1 3 7 6
Petugas Kebersihan 5 3 3 1 1 1 4 2 1
Petugas laundry 0 0 0 0 0 1 0 1 0
Petugas laboratorium 0 0 0 0 0 1 2 0 0
Pekarya 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Petugas Farmasi 0 0 0 0 0 0 0 0 1
• Terluka kena jarum/ benda tajam habis pakai saat menangani limbah
infeksius
• Terluka saat membuang jarum bekas pakai, ternyata terdapat jarum
lain yang menonjol keluar
• Tertusuk jarum bekas pakai oleh diri sendiri saat melakukan tindakan
• Tertusuk jarum bekas pakai saat merapikan peralatan bekas pakai
• Tertusuk jarum saat re-capping jarum bekas pakai
• Tertusuk jarum bekas pakai yang berada di dalam paket bersih
• Tertusuk jarum bekas pakai saat memasang vena dalam terhadap
pasien
• Tertusuk jarum bekas pakai saat membuang jarum bekas skin test .
• Jarum disarungkan kembali, jarum menembus tutupnya
PENYEBAB KECELAKAAN
Buat laporan
Perawatan &
Pengawasan dokter
MONITORING PPP-HIV
• Flora residen:
• Mo yg berada dipermukaan kulit yg dominan dg spesies
staph epidermidis termsk staph hominis, staph coagulase
neg dan sejumlah jamur pityrosporum (malassezia spp)
Flora tangan
• Berfungsi sbg antimikrobial antagonis dan
melindungi ekosistim kulit.
• Flora transien :
• Dipindahkan mll kontak langsung dg pasien
atau sentuhan dg permukaan lingk yg
terkontaminasi dg mo yg patogen t.d :
Staph aureus, Gr neg basilli atau jamur dan
sering menyebabkan infeksi
TRANSMISI MO TERGANTUNG
PADA:
• Spesies yg ada
• Jumlah mo yg ada pd permukaan kulit
• Kelembaban kulit
Klebsiella pneumonia
Hand Colonization in SHSB
Entry to
Contact Px Hand Wash 1 hour after
The Hospitals
Handwash
(Bernadetta, 2011)
Transmisi Tangan : Step 3
• Bakteri dapat bertahan dan berkembangbiak di tangan
petugas kesehatan
• Selama kontak dengan pasien dan atau lingkungan
terkontaminasi,bakteri dapat bertahan hidup pada tangan
dalam waktu lama (2–60 minutes)
• Tanpa adanya Cuci tangan, semakin lama durasi perawatan,
semakin tinggi tingkat kontaminasi tangan
MRSA + MRSA -
(Australian Guidelines for the Prevention and Control of Infection in Healthcare, 2010)
Definisi – definisi (1)
• Hand hygiene : Hand washing,
antiseptic handwash, antiseptic hand
rub, surgical handscrub
• Handwashing : mencuci tangan
dengan air mengalir dg sabun atau
sabun antiseptik yg bertujuan
membersihkan tangan dengan
membersihkan kotoran dan transient
mo di tangan
Definisi – definisi (2)
• Antiseptic handwash : cuci tangan
menggunakan sabun antiseptik dg
tujuan untuk membersihkan tangan
dengan menghilangkan dan membunuh
transient mo dari tangan
Antiseptic handrub : Menggunakan
cairan antiseptik diseluruh permukaan
tangan untuk meminimalkan
pertumbuhan mo tanpa menggunakan
air dan pengering tangan ( waterless )
Definisi – definisi (3)
• Surgical hand scrub :
cuci tangan dengan menggunakan
cairan antimikrobial pd tindakan
sebelum operasi dan membuang mo
transien dan residen flora kulit.
Sterilisasi
Disinfeksi
Definisi
Sterilisasi : Suatu proses dgn metode
tertentu (fisik/kimia) yang bertujuan
untuk mematikan SEMUA organisme
hidup (vegetatif / non vegetatif), bahan
yang dipakai : chemisterilan
Disinfeksi : Suatu proses dgn
menggunakan bahan tertentu
(disinfektan / germicida) dgn cara fisik /
kimia, yg dapat membunuh
mikroorganisme pathogen (kec.spora,
virus tertentu, bakteri tertentu.)
Dekontaminasi : Proses perlakuan (
menghilangkan, menginaktivasi atau
merusak mikroorganisma) pada
peralatan medis,instrumen atau
permukaan lingkungan agar aman untuk
dipakai / non infeksius. Prosedurnya
bisa sterilisasi, disinfeksi atau
pembersihan sederhana saja
Sterilisasi Dengan Pemanasan
• Secara Kering
• Secara Basah
Tahapan :
Mengeluarkan udara dari ruangan autoclave & mengisi dgn uap air
Sterilisasi : standart waktu yg dipilih untuk membunuh spora Bacillus
stearothermophillus pada pH netral
Pengeluaran uap air dari autoclave
Pengeringan & pendinginan bahan/alat
Sterilisasi dgn Penambahan Zat tertentu
• Bahan kimia yang ditambahkan :
• Bakterisida (bahan yg membunuh bakteri)
• Bakteriostatika (bahan yg mencegah pertumbuhan
bakteri)
• Fungisida (bahan yg membunuh jamur)
• Fungistatika (bahan yg mencegah pertumbuhan
jamur)
• Antiseptika ( bahan yg membunuh bakteri
pathogen)
• Antibiotika (bahan yg membunuh
mikroorganisma)
Memakai gas EO (ethylene oxide) / formaldehyde
untuk bahan-bahan yg tdk tahan panas
Cara kerja : Alkilasi gugus SH, COOH atau NH2
pada enzyme / protein sel
Sulit diaktivasi jika : kondisi kering pd permukaan
halus & tdk mengabsorpsi (gelas/plastik/ logam) >
dilembabkan steril 55-60%
Konsentrasi gas : akan diserap oleh bahan yg akan
disteril ( karet 15 mg EO/gr ; wool 1% berat
formaldehyde)
Keuntungan :
Tdk ada kerusakan fisik selama proses
Penetrasi gas ke dalam bahan porous sangat baik
(kec formaldehyde)
Kerugian : toxic, iritasi mdh terbakar,mutagenic
Pembungkus plastik harus dibiarkan terbuka,
baru ditutup setelah selesai proses shg risiko
terkontaminasi (krn bahan plastik menyerap gas)
Kelembaban harus tepat
Waktu sterilisasi panjang
Biaya lebih mahal
Macam gas yg dipakai
Ethylene Oxide Fomaldehyde Propylene oxyde Beta
• Lama : 6-12 jam pd • Suhu 70C • Kurang efektif propiolactone
suhu kamar atau 4 kelembaban dibandingkan • Bentuk cair &
jam pd 40-56C tdk boleh EO titik didih tinggi
• Kelembaban 30- dibawah 75% ( • Cair & tdk shg perlu alat
40% 80%-90%) mudah atomizer
• Stlh itu dialirkan • Instrumen, meledak • Daya
udara steril 24 jam fumigasi bakerisidal &
u/ menghilangkan ruangan virusidal tinggi
sisa gas yg • Tablet • Baik untuk
terabsorpsi (iritasi paraformaldeh ruangan
kulit) yde