Fatimah Zahara 100 Resume
Fatimah Zahara 100 Resume
Fatimah Zahara 100 Resume
NIM:A1D120100
RUANG:R001
TUGAS:RESUME
MK:ADAT MELAYU JAMBI
A.Adat adalah satu-satunya sistem yang mengatur masyarakat dan pemerintahan, terutama di kerajaan-kerajaan Melayu
khususnya dan Nusantara umumnya.
Nenek moyang suku bangsa Melayu Jambi, sejak berabad-abad yang lalu sudah memahami pentingnya adat bagi kehidupannya, berlanjut
pada kehidupan anak cucunya. Mereka menggagas
Adat dengan tujuan untuk menghindari agar kehidupan mereka beserta anak cucunya, tidak diatur atas dasar hukum rimba. Mereka yang
kuat akan memakan yang lemah. Mereka yang besar akan menindas yang kecil. Dan mereka yang pintar akan menipu yang bodoh.
Kehidupan akan segera men'ndi neraka. Manusia akan segera menjadi musnah.
Guna menjaga kemungkinan yang akan terjadi itulah, mereka menciptakan norma-norma kehidupan yang dapat menjamin ketertiban,
kesejahteraan dan kebahagiaan hidup bagi mereka sendiri, dan anak cucunya sepanjang zaman.
Norma-norma itu berupa aturan-aturan yang sangat esensial bagi kehidupan yang tertib, arnan dan damai. Aturan-aturan itu antara lain
mengatur, hubungan antara wanita dan pria, aturan mengenai harta kekayaan, yang menjadi tumpuan kehidupan manusia, norma-norma
tentang tata krama pergaulan dan sistem kekerabatan serta lain-lainnya yang berhubungan dengan kemasyarakatan.
Adat adalah landasan bagi kekuasaan para Raja dan Penghulu, dan dipakai dalam menjalankan pemerintahan sehari-hari. Semua peraturan
hukum dan perundang-undangan yang berlaku disebut adat, dan landasannya adalah tradisi yang diwarisi secara turun-temurun, serta syariat
Islam yang sudah dianut oleh masyarakat MelayuJambi.
Seorang Raja atau Penghulu memegang kekuasaan karena keturunan, dan kekuasaan itu menjadi sah karena didukung oleh mayarakatnya
dan para ulama yang memegang otoritas agama dalam masyarakat.
Produk budaya MelayuJambi yang cukup menonjol adalah sikap demokratis pada masyarakatnya. Sikap demokratis itu timbul, karena
sistem pemerintahan MelayuJambi terdiri dari banyak nagari, di mana pengambilan keputusan haruslah berdasarkan pada musyawarah
untuk mufakat.
I.Rangkaian kata-kata pusaka ini menyatakan, bahwa kata adat 'nangJambi secara sederhana dapat disimpulkan perwujudannya
Jadi tiga hal, yaitu: pasambahan, sirihjo pinang, dan Baso-basi, denganpenjelasan sebagai berikut:
1.Pasambahan (persembahan). Di sini terlihat bahwa adat MelayuJambi sarat dengan formalitas dan interaksi yang dikemas sedemikian
rupa, sehingga acara puncaknya tidak sah, tidak valid, jika belum disampaikan dengan bahasa formal yang disebut pasambahan.
2.Sirih jo pinang. Sirih dan pinang adalah lambang formalitas dalam interaksi komunikasi adat masyarakat MelayuJambi. Setiap acara
penting, dimulai dengan menghadirkan sirih dan kelengkepannya, seperti buah pinang, gambir, kapur dari kulit kerang. Biasanya ditaruh di
atas carano (wadah khusus terbuat dari logam) yang diedarkan kepada hadirin.
Makna sirih adalah secara simbolik sebagai pemberian kecil antara pihak-pihak yang akan mengadakan suatu pembicaran. Suatu pemberian
dapat juga berupa barang berharga, meskipun nilai simbolik suatu pemberian tetap lebih utama daripada nilai intrinsiknya. Dalam pepatah
adat disebutkan, “siriah nan diateh, ameh nan dibawah”. Dengan sirih suatu acara sudah menjadi acara adat, meskipun tidak atau belum
disertai dengan pasambahan kato (persembahan kata).
Sirih dan pinang juga mempunyai makna pemberitahuan adat yang lahiriah, baik pemberitahuan yang ditujukan pada orang tertentu atau
pada khalayak ramai.
3.Baso-basi. Satu lagi unsur adat MelayuJambi yang penting dan paling meluas penerapannya adalah baso-basi (basa-basi). Bahkan, anak-
anak harus menjaga baso-basi. Tuntutan menjaga baso-basi yakni mewajibkankan, setiap invidu yang berhubungan dengan orang lain, harus
selalu menjaga dan memelihara kontak dengan orang di sekitarnya secara terus-menerus (interaksi sosial). Sebagai orang MelayuJambi,
tidak boleh individualistis dalam kehidupannya.