Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

KECAMATAN TUGUMULYO
DESA TRIKOYO
Alamat : Jl. Ponpes Walisongo Desa Trikoyo Kecamatan Tugumulyo Kode Pos 31662

SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA


PENGGADUHAN KAMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama :
Pekerjaan : Alamat
Lengkap :

Dalam hal ini bertindak atas nama Pemerintah Desa yang selanjutnya
disebut PEMILIK

2. Nama :
Pekerjaan : Alamat
Lengkap :

Dalam hal ini bertindak atas nama pribadi yang selanjutnya disebut
PENGGADUH

Kedua belah pihak telah bermufakat untuk mengadakan ikatan perjanjian


kerjasama penggaduhan hewan ternak kambing, dengan syarat dan ketentuan
yang diatur dalam 14 (Empat belas) pasal, sebagai berikut:

Pasal 1
Obyek penggaduhan dalam perjanjian ini adalah hewan ternak kambing
yang sekurang-kurangnya berumur 1 (satu) tahun, dimana kambing
tersebut dalam keadaan sehat dan tidak cacat.

Pasal 2
Kambing yang menjadi obyek penggaduhan tersebut sepenuhnya milik
PEMILIK sebelum bisa mengembalikan anakan sesuai dengan kesepakatan.

Pasal 3
PEMILIK menyerahkan k a m b i n g sebanyak [( 2 ) ( D u a )] ekor
kepada PENGGADUH dengan disaksikan 2 (dua) orang saksi yang turut
menandatangani perjanjian ini.

Pasal 4
PENGGADUH menyediakan sarana dan prasarana dalam penggaduhan
Kambing .
Kriteria, Sarana dan prasarana yang dimaksud berupa:
1. Warga Desa Trikoyo
2. Kandang dan perlengkapannya.
3. Mau dan mampu dan bertanggung jawab
4. Saluran dan tempat pembuangan kotoran yang memadai.

Pasal 5
PENGGADUH bertanggung jawab untuk menjaga, merawat, dan
memelihara kambing selama masa penggaduhan dengan sebaik-baiknya.

Pasal 6
PENGGADUH bertanggungjawab melakukan pembuangan kotoran kambing
secara baik sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar dan ternak akan
selalu sehat.

Pasal 7
PEMILIK atau orang yang diberi kuasa oleh PEMILIK akan selalu
memberikan bimbingan dan petunjuk serta saran yang bersifat teknis
selama diperlukan atau jika dipandang perlu oleh PEMILIK mengenai
pemeliharaan kambing tersebut dan PENGGADUH bersedia menerima
bimbingan petunjuk, dan saran tersebut dan bersedia pula menyesuaikan
semua saran, petunjuk serta bimbingan demi mengarah pada
meningkatnya kualitas hasil pemeliharaan.

Pasal 8
Jika hewan ternak sakit, PENGGADUH berkewajiban melaporkan pada
PEMILIK/TIM PELAKSANA YANG DITUNJUK PEMDES dan kedua
belah pihak mencari jalan untuk pengobatan dan penyembuhannya,
dimana biaya pengobatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PEMILIK
selama masih dalam pengawasan Pemerintah Desa.

Pasal 9
Jika terjadi kehilangan ternak PENGGADUH berkewajiban melaporkan
ke Tim Pelaksana yang ditunjuk Pemdes dan Pihak Berwajib (Kepolisian)
dibuatkan Berita Acara Kehilangan Ternak.

Pasal 10
Jika kambing yang dipelihara mati karena berbagai sebab, maka
PENGGADUH berkewajiban untuk melaporkan kematiannya, baik
melalui lisan secara langsung, melalui sarana komunikasi lain, atau secara
tertulis dengan menyebutkan alasan penyebab kematian dan menyertakan
bukti foto ternah yang mati dan dibuatkan Berita Acara Kehilangan
Ternak. Dengan matinya obyek penggaduhan, maka secara otomatis
perjanjian penggaduhan ini berakhir.

Pasal 11
Bagi hasil penggaduhan akan dilakukan sesuai perhitungan sebagai
berikut:
1. Pengembalian anak dalam kondisi (Indukan) siap untuk melahirkan,
atau dilihat dari umur yang sudah mencapai sekitaran 7 bulan.
2. PENGGADUH mendapatkan [(Indukan Kambing)
3. PEMILIK mendapatkan [(2 anakan kambing berumur 7 bulanan)
Pasal 12
Apabila penggaduhan indukan kambing tidak berkembang atau mandul
akan dilakukan penggantian indukan baru, jika tidak ada indukan baru
maka dilakukan bagi hasil.

Pasal 13
Untuk kebutuhan kesehatan ternak PEMILIK (Pemdes) menyediakan obat-
obatan, tenaga teknis selama masa penggaduhan atau sebelum selesai
pengembalian anakan.

Pasal 14
Apabila dalam masa penggaduhan, pihak PENGGADUH menjual ternak
tanpa sepengetahuan PEMILIK/TIM PELAKSANA YANG DITUNJUK
PEMDES sanggup mengganti, dan apabila tidak sanggup mengganti siap
dilaporkan kepada Pihak Berwajib.

Dibuat di : Trikoyo
Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

PEMILIK PENGGADUH

[MUJIO] [ ------------------------ ]

SAKSI-SAKSI:

[ ............................] [ ...................................]
Pasal 5
PENGGADUH menyediakan sarana dan prasarana dalam penggaduhan sapi.
Sarana dan prasarana yang dimaksud berupa:
5. Kandang dan perlengkapannya.
6. Saluran dan tempat pembuangan kotoran yang memadai.

Pasal 6
PENGGADUH menyediakan sarana dan prasarana dalam penggaduhan sapi.
Sarana dan prasarana yang dimaksud berupa:
7. Kandang dan perlengkapannya.
8. Saluran dan tempat pembuangan kotoran yang memadai.

Pasal 7
PENGGADUH bertanggung jawab untuk menjaga, merawat, dan
memelihara sapi selama masa penggaduhan dengan sebaik-baiknya.

Pasal 8
PENGGADUH bertanggung jawab untuk memberi makan sapi dan menjaga
kesehatan sapi dengan sebaik-baiknya.

Pasal 9
PENGGADUH bertanggungjawab melakukan pembuangan kotoran sapi secara baik
sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar.

Pasal 10
PEMILIK atau orang yang diberi kuasa oleh PEMILIK akan selalu memberikan
bimbingan dan petunjuk serta saran yang bersifat teknis selama diperlukan atau
jika dipandang perlu oleh PEMILIK mengenai pemeliharaan sapi tersebut dan
PENGGADUH bersedia menerima bimbingan petunjuk, dan saran tersebut dan
bersedia pula menyesuaikan semua saran, petunjuk serta bimbingan demi
mengarah pada meningkatnya kualitas hasil pemeliharaan.

Pasal 11
Jika hewan ternak sakit, PENGGADUH berkewajiban melaporkan pada
PEMILIK dan kedua belah pihak mencari jalan untuk pengobatan dan
penyembuhannya, dimana biaya pengobatan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab PEMILIK.
Pasal 12
Jika terjadi kehilangan yang disebabkan oleh kelalaian PENGGADUH dalam
pengawasannya, hal itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab PENGGADUH
sehingga PENGGADUH berkewajiban mengganti sapi yang hilang tersebut
dengan sapi yang seumur dengan berat yang seimbang.

Pasal 13
Jika dikehendaki oleh kedua belah pihak, penggaduhan dapat diteruskan jika
PENGGADUH telah mengganti sapi yang hilang sesuai pasal 12 tersebut di atas.

Pasal 14
Jika sapi yang dipelihara mati karena berbagai sebab, maka PENGGADUH
berkewajiban untuk melaporkan kematiannya, baik melalui lisan secara
langsung, melalui sarana komunikasi lain, atau secara tertulis dengan
menyebutkan alasan penyebab kematian dan menyerahkan bangkainya. Dengan
matinya obyek penggaduhan, maka secara otomatis perjanjian penggaduhan ini
berakhir.

Pasal 15
Tidak ada tuntutan ganti rugi dari pihak PEMILIK kepada PENGGADUH
karena kematian sapi dan begitu pula tidak ada tuntutan ganti rugi pula dari
pihak PENGGADUH kepada PEMILIK.

Pasal 16
Sapi akan dijual setelah masa penggaduhan berakhir, dimana harga penjualan
tersebut ditentukan PEMILIK dan PENGGADUH dipekenankan memberi saran
dan masukan sebagai bahan pertimbangan PEMILIK dalam penjualan.

Pasal 17
Penjualan sapi tersebut harus diikuti oleh PENGGADUH atau orang yang ditunjuk
selaku wakil PENGGADUH.

Pasal 18
Jika disetujui PEMILIK, PENGGADUH diperbolehkan mencari dan mendapatkan
calon pembeli.

Pasal 19
Bagi hasil penggaduhan akan dilakukan sesuai perhitungan sebagai berikut:
4. Pengembalian anak dalam kondisi (Indukan) siap untuk melahirkan, atau
dilihat dari umur yang sudah mencapai sekitaran 7 bulan.

5. PENGGADUH mendapatkan [(Indukan Kambing)


6. PEMILIK mendapatkan [(2 anakan kambing berumur 7 bulanan)

Pasal 20
Penjualan kotoran sapi sepenuhnya menjadi hak PENGGADUH.

Pasal 21
Kedua belah pihak akan menyelesaikan perselisihan yang terjadi secara
kekeluargaan atas dasar musyawarah untuk mufakat.

Dibuat di : ( --- tempat --- )


Tanggal : ( --- tanggal, bulan, dan tahun --- )
PEMILIK PENGGADUH

[ ------------------------- ] [ ------------------------ ]

SAKSI-SAKSI:

[ ] [ ]

Anda mungkin juga menyukai