Anda di halaman 1dari 12

F.

LAPORAN HASIL DAN ARSIP

TATA LAKSANA PELAPORAN HASIL


1. Penulisan hasil di Buku Hasil laboratorium
a) Isi buku sesuai hasil pemeriksaan yang tercantum pada monitor alat
b) Kepala Ruangan mencocokkan hasil yang tercantum
2. Penulisan hasil di Lembar Permintaan Pemeriksaan
a) Petugas menuliskan hasil di Lembar Permintaan Pemeriksaan sesuai dengan
permintaan yang dichecklist oleh DPJP Pasien
b) Kepala Ruangan memvalidasi hasil yang tercantum
3. Pengetikan hasil di Lembar Hasil Laboratorium
a) Ketik semua identitas pasien
b) Ketik tanggal pemeriksaan
c) Ketik nama dokter pengirim
d) Ketik diagnosis sementara pasien
e) Ketik hasil sesuai dengan yang tercantum di Lembar Permintaan Pemeriksaan
4. Validasi dan ekspertise oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Laboratorium
a) DPJP Laboratorium mencocokkan dan memvalidasi setiap jenis pemeriksaan per pasien
b) DPJP Laboratorium memberikan ekspertise
c) DPJP menandatangani Lembar Hasil Laboratorium
BAB V
LOGISTIK

A. Pengadaan Barang Logisitk (Reagen dan Bahan Habis Pakai)


Tata Laksana :
1. Kepala Instalasi setiap tahun berjalan mengisi Daftar Reagen dan Bahan Habis
Pakai selama satu tahun berikutnya yang telah disiapkan oleh Instalasi Farmasi dan
mengembalikan daftar tersebut ke Instalasi Farmasi
2. Kepala Ruangan membuat permohonan permintaan reagen dan bahan habis pakai
sesuai kebutuhan setiap bulan dalam buku permintaan (anfrak)
3. Buku permintaan dibawa oleh petugas anfrak ke Instalasi Farmasi dan melakukan
pengambilan reagen dan bahan habis pakai
4. Semua reagen yang diterima dicatat di dalam buku permintaan (anfrak) yang berisi
nama reagen dan bahan habis pakai, tanggal pengambilan, jumlah dan tanggal saat
reagen dan bahan habis pakai habis terpakai
5. Kepala Ruangan mencatat semua pemakaian reagen dan bahan habis pakai dan
membuat laporan bulanan

B. Pengadaan Alat Tulis Kantor dan Rumah Tangga


Tata Laksana :
1. Setiap tahun petugas administrasi atau petugas rumah tangga membuat daftar
kebutuhan barang alat tulis kantor dan rumah tangga dalam Daftar Kebutuhan dan
diketahui oleh Kepala Instalasi dan Wakil Direktur Penunjang Medis
2. Setiap bulan petugas administrasi atau petugas rumah tangga membuat daftar
kebutuhan barang alat tulis kantor dan rumah tangga dalam buku permintaan (anfrak)
3. Buku permintaan berisi daftar nama alat yang dibutuhkan, jumlah dan diberikan
keterangan
4. Petugas anfrak membawa buku permintaan ke Bagian Pengadaan ATK dan Rumah
Tangga
5. Semua ATK dan RT yang diterima dicatat dalam buku permintaan yang berisi nama
ATK dan RT, jumlah dan tanggal pengambilan
6. Petugas mencatat semua pemakaian ATK dan RT dan membuat laporan bulanan

C. Pengadaan Alat Kesehatan


Tata Laksana :
1. Kepala Instalasi setiap tahun berjalan mengisi Daftar Alat Kesehatan dan Daftar
Sarana dan Prasarana selama satu tahun berikutnya yang telah disiapkan oleh
Bidang Logistik dan mengembalikan daftar tersebut ke Bidang Logistik
2. Kepala Instalasi mengisi daftar kebutuhan yang berisikan nama alat, spesifikasi,
jumlah dan keterangan
3. Pengadaan alat kesehatan akan melalui proses tender
4. Alat kesehatan diadakan sesuai dengan prioritas laboratorium
5. Alat kesehatan yang tiba di Laboratorium harus dicatat dalam Kartu Inventaris
Ruangan
6. Alat kesehatan harus menjalani uji fungsi dan pelatihan teknis terhadap tenaga
analis oleh teknisi yang disediakan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Sistem dimana laboratorium membuat asuhan untuk keselamatan pasien
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan
C. Tata laksana keselamatan pasien
Tahap Pra Analitik
a. Formulir permintaan pemeriksaan
1) Identitas pasien
2) Diagnosis sementara
3) Nama dokter pengirim
4) Nomor laboratorium
5) Tanggal pemeriksaan
6) Ruangan pasien
7) Jam pemeriksaan
8) Permintaan pemeriksaan yang lengkap dan jelas
9) Tanda tangan dokter yang meminta pemeriksaan
b. Persiapan pasien : persiapan pasien harus sesuai persyaratan
c. Pengambilan dan penerimaan spesimen : pengumpulan spesimen secara benar
d. Penanganan spesimen
1) Pengolahan spesimen
2) Kondisi menyimpan spesimen harus tepat
3) Kondisi pengiriman spesimen harus tepat
e. Persiapan spesimen untuk analisa
1) Kondisi spesimen harus memenuhi syarat
2) Volume spesimen harus sesuai protocol
3) Perhatikan identifikasi spesiemen
Tahap Analitik
a. Persiapan reagen
1) Reagen harus memenuhi syarat
2) Tidak dalam masa kadaluarsa
3) Cara pelarutan/pencampuran harus benar
4) Pelarut (aquadest) harus memenuhi syarat
b. Pipetasi reagen dan spesimen
1) Semua peralatan laboratorium yang digunakan harus bersih dan memenuhi
syarat
2) Kalibrasi pipet secara berkala
3) Lakukan pipetasi secara benar
c. Inkubasi
1) Suhu inkubasi harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
2) Waktu inkubasi harus tepat
d. Pemeriksaan
Alat dan instrument harus berfungsi dengan baik
Tahap Pascaanalitik
a. Pembacaan hasil
1) Penghitungan
2) Pengukuran
3) Identifikasi
b. Pelaporan hasil
1) Hasil ditulis dengan jelas
2) Jangan salah transkrip
c. Validasi hasil
1) DPJP Laboratorium memvalidasi semua hasil pasien
d. Ekspertise
2) DPJP Laboratorium memberikan ekspertise semua hasil pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Sistem dimana laboratorium membuat asuhan keselamatan kerja
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan
C. Tata laksana keselamatan kerja

PRA ANALITIK
1. Mencegah tertular bahan berbahaya dan terkontaminasi bahan infeskius pada kulit,
mulut, mata atau luka, pakailah jas laboratorium, sarung tangan dan masker
2. Sesudah mengambil spesimen (darah), kumpulkan jarum dan semprit di tempat tertentu
dan cegah jangan sampai tertusuk jarum tersebut
3. Spesimen dimasukkan ke dalam wadah tertentu yang tahan bocor dan tertutup rapat
dengan label identitas pasien
4. Petugas tidak boleh makan, minum atau merokok waktu sampling
5. Penyimpanan spesimen di dalam lemari es jika tidak segera dilakukan tes

ANALITIK

Penggunaan Pipet
1. Pengolahan spesimen dan melakukan tes harus hati-hati dan menganggap semua
bahan infeksius
2. Mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit,
mulut, mata atau luka, pakailah jas laboratorium, masker dan sarung tangan
3. Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet
4. Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan cara menghisap
atau meniup cairan lewat pipet
5. Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia:
a. Beritahu petugas keamanan kerja laboratorium dan jauhkan petugas yang tidak
berkepentingan dari lokasi tumpahan
b. Upayakan pertolongan bagi petugas laboratorium yang cedera
c. Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar, segera matikan
semua api dan gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang berdekatan. Matikan
peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api
d. Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah
e.
Penggunaan Sentrifus
1. Gunakan sentrifus sesuai instruksi pabrik
2. Sentrifus diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang pendek pun
dapat melihat ke dalamnya dan menempatkan tabung setrifus dengan mudah
3. Periksa rotor sentrifus dan selongsong secara berkala untuk melihat tanda korosi
dan keretakan
4. Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaCl atau hipochlorit karena bersifat
korosif
5. Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan penyeimbang
dapat mengalir keluar

Mencegah penyebaran infeksi:


1. Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang tangkai maksimal 6 cm
2. Gunakan alat inseransi mikro untuk membakar sengkelit karena bila
menggunakan Bunsen menimbulkan percikan bahan infeksius
3. Jangan lakukan uji katalase di atas kaca objek, sebaiknya gunakan tabung
4. Tempatkan sisa spesimen dan biarkan yang akan disterilkan dalam wadah yang
tahan bocor
5. Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan setiap kali habis kerja

Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius:
1. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/desinfektan
2. Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja
3. Jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium
4. Jangan memakai kosmetik di dalam laboratorium
5. Gunakan alat pelindung muka dan mata jika terdapat percikan bahan infeskius saat
bekerja

PASCA ANALITIK
1. Jarum/ benda tajam yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam wadah tahan
tusukan kemudian diinsenerasi
2. Limbah cairan infeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam jerigen ¾ penuh
kemudian petugas sanitasi mengambil jerigen tersebut kemudian diolah
3. Limbah padat berupa sampah infeksius dimasukkan ke dalam kantung plastik warna
kuning dan sampah rumah tangga dimasukkan ke dalam kantung plastic hitam

PENANGANAN KEADAAN DARURAT DI LABORATORIUM

A. Kebakaran
1) Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu dipindahkan ke
unit lain
2) Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi
3) Putus aliran listrik bila diperlukan pemadaman dengan APAR
4) Tulis berita acara kejadian

B. Biakan atau spesimen yang tumpah


1) Tumpahan dan wadahnya ditutup dengan kain atau tisu yag dibasahi desinfektan
2) Kain tersebut dibuang di wadah infeksius
3) Wadah didesinfeksi atau otoklaf

C. Luka tusukan jarum


1) Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi di bawah pancuran
air selama kurang lebih 1-2 menit
2) Tutup luka dengan kapas betadin kemudian diplester
3) Tulis dalam berita acara kejadian dan kirim ke instalasi rawat darurat
D. Pecahan gelas
1) Gunakan sarung tangan
2) Kumpulkan dengan forsep atau serokan
3) Masukkan ke dalam kantung plastik berwarna kuning
4) Buang sarung tangan ke dalam kantung plastik tersebut
5) Tutup kantung masukkan ke wadah jarum atau wadah tahan tusukan
6) Cuci tangan
7)
E. Tumpahan bahan kimia
1) Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena
2) Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan
3) Pakailah masker dan sarung tangan
4) Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dan listrik yang mungkin
mengeluarkan api
5) Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau natrium bikarbonat
6) Bahan kimia alkali, taburkan pasir di atasnya, bersihkan dan angkat dengan serokan
dan buang dalam kantung plastic bahan beracun

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI


PEMAKAIAN KACA MATA
Pengertian : Suatu alat pelindung untuk melindungi mata dari cipratan
darah/cairan
Tujuan : Untuk melindungi mata dari cipratan darah/cairan
Kebijakan : Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari
infeksi silang
Prosedur : 1. Dipakai sebelum cuci tangan
2. Dipakai dengan tali di bagian belakang

PEMAKAIAN JAS LABORATORIUM


Pengertian : Suatu alat pelindung diri dari darah/cairan
Tujuan : Menahan darah/cairan jangan sampai mengenai tubuh
Kebijakan : Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari
infeksi silang
Prosedur : 1. Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk
pelindung baju kerja
2. Digunakan selama melakukan pemeriksaan/bekerja
3. Setelah selesai bekerja, dilepas dan disimpan di kamar ganti

PEMAKAIAN MASKER
Pengertian : Suatu alat penutup mulut dan hidung
Tujuan : Untuk melindungi diri dari infeksi yang ditularkan melalui ‘droplet’ dan
mencegah penularan infeksi ‘droplet’ dari petugas ke petugas lain
dan pasien
Kebijakan : Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari
infeksi silang
Prosedur : 1. Masker tersedia dalam keadaan bersih
2. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
3. Tali masker ditalikan di belakang kepala
4. Setelah dipakai ditempatkan di sampah medis
5. Dipakai di ruang penyakit menular
6. Dipakai saat pemeriksaan tuberkulosis
7. Dipakai di rumah tangga dan gudang arsip

PEMAKAIAN SARUNG TANGAN


Pengertian : Suatu alat pelindung tangan
Tujuan : Untuk melindungi tangan dari infeksi dan dari bahan-bahan
berbahaya
Kebijakan : 1. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas
dan pasien dari infeksi silang
2. Mencegah transmisi kulit dari petugas ke pasien
3. Mengurangi kontaminasi mikroorganisme antar petugas dan
pasien
Prosedur : 1. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan
pemeriksa dengan darah, selaput lendir atau kulit yang terluka
2. Akan melakukan tindakan invasive
3. Akan melakukan tindakan sampling dan pipetting
4. Akan memegang permukaan yang terkontaminasi
5. Sarung steril dibuka dari bungkusnya dan dipakai memegang
cuffnya
6. Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai
dengan jarinya
7. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun
8. Lepas sarung tangan dan tempatkan dalam sampah medis

PEMELIHARAAN KESEHATAN TENAGA LABORATORIUM


Pengertian : Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat
beresiko tertularnya penyakit
Tujuan : Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja
pada tempat yang beresiko
Kebijakan : Pemeriksaan:
1. Pemeriksaan darah lengkap mencakup hepatitis B,
hepatitis C dan HIV
2. Foto thorax
3. Imunisasi
Prosedur : 1. Pemeriksaan darah lengkap mencakup hepatitis B,
hepatitis C dan HIV setiap enam bulan sekali
2. Foto thorax satu tahun sekali
3. Imunisasi sesuai kadar antibodi
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. PRA ANALITIK

1. PERSIAPAN PENDERITA
a. Pengaruh makanan
Dianjurkan pengambilan darah dilakukan 12 jam setelah makan terakhir
b. Fluktuasi sehari-hari
Nilai normal dari literatur berdasarkan pada pengambilan sampel pagi hari, maka
dianjurkan pengambilan darah pada pagi hari biasanya sebelum jam 09.00 pagi
c. Keadaan tubuh
Darah sebaiknya diambil pada keadaan tubuh yang sama biasanya pada keadaan
duduk
d. Obat-obatan
Jika hasil analisa dipengaruhi oleh obat-obatan tertentu, maka obat tersebut harus
dihentikan beberapa hari sebelum pengambilan darah

2. PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN SPESIMEN


a. Pemberian identitas
1) Surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium mencantumkan:
- Tanggal dan jam permintaan
- Tanggal dan jam pengambilan
- Identitas pasien (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, no )
- Diagnosis/keterangan klinik
- Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian
- Jenis spesimen
- Lokasi pengambilan
- Volume spesimen
- Pemeriksaan laboratorium yang diminta
- Nama petugas sampling
- Transport media
2) Label wadah spesimen yang akan dikirim ke laboratorium mencantumkan:
- Tanggal pengambilan spesimen
- Identitas pasien
- Jenis spesimen
3) Label wdah spesimen yang diambil di laboratorium mencantumkan:
- Tanggal pengambilan spesimen
- Nomor/kode spesimen
4) Formulir hasil mencantumkan:
- Tanggal pemeriksaan
- Identitas pasien
- Nomor/kode laboratorium
- Satuan hasil pemeriksaan
- Nilai rentang parameter
- Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan
- Tanda tangan penanggung jawab
b. Penerimaan spesimen
1) Cocokkan spesimen yang diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan, catat
kondisi spesimen, volume, warna, kekeruhan, bau, konsistensi, dll
2) Spesimen yang tidak memenuhi syarat sebaiknya ditolak
c. Pengambilan spesimen
1) Waktu pengambilan
Umumnya pagi hari kecuali keadaan tertentu:
 Demam tifoid: widal pada fase akut
 Tuberculosis: sputum setelah bangun tidur
 Serangan jantung: enzim-enzim jantung segera setelah serangan
2) Volume spesimen: sesuai kebutuhan pemeriksaan
3) Cara pengambilan spesimen: oleh tenaga terampil dan dengan cara yang benar
4) Lokasi: sesuai jenis pemeriksaan yang diminta
 Darah vena
 Biakan: sedang mengalami infeksi
5) Peralatan: harus bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia/deterjen, mudah dicuci
d.Wadah spesimen harus memenuhi syarat:
1) Terbuat dari gelas atau plastik
2) Tidak bocor atau merembes
3) Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
4) Bersih
5) Kering
6) Tidak mempengaruhi zat-zat dalam spesimen
7) Steril untuk biakan
e.Pengawet: disesuaikan dengan pemeriksaan
f. Pengiriman spesimen
Syarat:
1) Kecepatan
2) Tidak terkena sinar matahari
3) Kemasansesuai syarat keselamatan kerja
4) Kemasan diberi label “Bahan Pemeriksaan Infeksius”
5) Suhu disesuaikan
6) Transport media yang sesuai dan masih baik

3. PENYIMPANAN SPESIMEN
Menghindari kontaminasi:
a. Sampel harus selalu disimpan dalam botol/tabung tertutup rapat memakai sarung
tangan disposibel saat mengerjakan spesimen
b. Menghindari sinar:
1) Spesimen harus disimpan dalam tabung gelap di dalam lemari es
2) Spesimen harus disimpan dalam botol tertutup rapat
c. Stabilitas
d. Penyimpanan serum/plasma
1) Suhu kamar (15-25°C) selama 4 jam
2) Suhu 4°C selama 24 jam
3) Jika spesimen tidak dapat diperiksa pada hari yang sama dengan pengambilan
darah maka spesimen harus dibekukan -12°C-20°C

B. ANALITIK
1. Pipetting
a. Gunakan pipet yang bersih dan tidak rusak
b. Gunakan pipet sesuai kebutuhan
c. Pipet harus dibilas
d. Bersihkan ujung pipet
2. Suhu dan waktu
a. Pastikan bahwa spesimen, reagensia, serum control telah berada pada suhu
pemeriksaan
b. Apakah suhu waterbath sesuai
c. Apakah lamanya inkubasi pada suhu yang telah ditentukan
3. Kuvet harus bersih
a. Bagian luar kuvet tidak boleh basah
b. Volume larutan yang diisi ke dalam kuvet harus sesuai
c. Tidak boleh ada gelembung udara

C. PASCAANALITIK
Evaluasi:
1. Kesalahan umumnya pada kalkulasi hasil
2. Perhatikan titik desimalnya
3. Perhatikan satuannya
4. Interpretasi hasil pemeriksaan dan quality control serum
5. Pelaporan hasil pemeriksaan
6. Pengiriman hasil pemeriksaan

D. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)


Pemantapan mutu eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak
lain di luar laboratorium secara periodic untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium
dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.
Penyelenggaraan PME diharapkan semua laboratorium milik pemerintah dan swasta
mengikutinya dihubungkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan dan perijinan untuk
laboratorium swasta.
Pemantapan mutu eksternal diselenggarakan pada tingkat nasional dan
wilayah/provinsi.Peserta PME tingkat nasional mencakup laboratorium rumah sakit pemerintah
tipe A, B, C dan setaraf, Balai Laboratorium Kesehatan dan Laboratorium Swasta yang setaraf.
Pemantapan mutu eksternal tingkat wilayah/provinsi diikuti oleh laboratorium rumah
sakit pemerintah tipe C, D dan yang setaraf dan laboratorium puskesmas di wilayah/provinsi
yang bersangkutan.
Sampai saat ini Instalasi Laboratorium RSUD Prof.DR.H.Aloei Saboe Gorontalo telah
mengikuti kegiatan PME yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, yaitu:
1. Bidang Kimia Klinik
2. Bidang Hematologi
3. Bidang Imunologi
4. C4 dan HIV
5. Urinalisis
6. Mikroskopis Tb dan Mikroskopis Malaria
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Prof.DR.H.Aloei Saboe Gorontalo ini


mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari-hari tenaga
laboratorium yang bertugas sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya
pelayanan di Laboratorium.Kami menyadari bahwa Pedoman Pelayanan ini masih jauh dari
sempurna, karena itu kami menerima saran dan kritik guna menyempurnakan Pedoman ini.
Akhir kata semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai