Anda di halaman 1dari 65

Pengumpulan, penyimpanan,

pengawetan dan pengiriman


specimen

OLEH

dr Frensi Ayu Primantari


Tahapan Pemeriksaan Laboratorium
1. Tahap pra analitik
Untuk menghindari kesalahan dalam pra analitik maka keselutuhan
tahapnya harus dilakukan berdasarakan standard prosedur
operasional meliputi :
a) Persiapan pasien
- Dimulai saat dokter merencanakan pemeriksaan laboratorium
kepada pasien
- Perawat/analis kesehatan diharapkan dapat memberikan
informasi yang jelas agar tidak menimbulkan ketakuan atau salah
persepsi
b) Pemberian identitas pasien dan spesimen-
- Dilakukan saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan
pemeriksaan, pendaftaran pengisian label wadah spesimen,
maupun pada formulir hasil pemeriksaan
Lanjutan tahap pre analitik...

1. Pada surat pengantar/ formulir permintaan pemeriksaan


laboratorium sebaiknya memuat secara lengkap :
a) Tanggal permintaan
b) Tanggal dan jaminan pengambilan
c) Identitas pasien (Nama, alamat, jenis kelamin, alamat) atau
identitas spesimen
d) Identitas pengirim (Nama, alamat, nomor telepon)
e) Diagnosis/keterangan klinis
f) Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian
g) Jenis spesimen, lokasi pengambilan spesimen, dan volume
spesimen
h) Pemeriksaan laboratorium yang diminta
i) Nama pengambilan spesimen
j) Transport media/pengawet yang digunakan
Lanjutan tahap pre analitik.....
2. Label wadah spesimen yang akan dikirim ke laboratorium harus
memuat :
- Tanggal pengambilan sampel
- Identitas pasien atau spesimen
- Jenis spesimen
3. Label wadah spesimen yang diambil di laboratorium harus memuat :
- Tanggal pengambilan spesimen
- Nomor/kode spesimen
4. Formulir hasil pemeriksaan harus memuat :
- Tanggal pemeriksaan
- Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat) atau identitas
spesimen
- Nomor/kode laboratorium
- Hasil pemeriksaan : satuan niai hasil pemeriksaan, nilai/rujukan
parameter
- Keterangan lain yang dianggap perlu, misalnya penjelasan mengenai
persiapan pengambilan spesimen
- Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan dan tanda tangan
Lanjutan.....
5. Penerimaan spesimen

Bagian penerimaan spesimen harus memikirkan keseuisain

antara spesimen yang diterima dengan permintaan formulir

pemeriksaan dan mencatat kondisi spesimen yang diterima

dengan permintaan formulir pemeriksaan dan mencatat kondisi

spesimen tersebut pada saat diterima. Hal-hal yang perlu dicatat

yaitu kondisi spesimen tersebut pada saat diterima. Hal-hal yang

perlu dicatat yaitu volume, warna, kekeruhan, bau, konsistensi

dan lain-lain
Lanjutan....
6. Pengambilan spesimen
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan spesimen
sebagai berikut :
a)Waktu pengambilan, umumnya pengambilan spesimen
dilakukan pada pagi hari tertentu untuk pemeriksaan kimia klinik,
hematologi dan imunologi karena umumnya nilai normal
berdasarkan nilai pada pagi hari. Namun ada beberapa
pemeriksaan yang waktu pengambilan sampel harus
disesuaikan dengan perjalanan penyakit dan fluktuasi harian,
misalnya pemeriksaan enzim-enzim jantung .
b)Volume spesimen yang diambil harus mencukupi pemeriksaan
laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang
diperiksa
c)Cara pengambilan spesimen harus dilaksanakan oleh tenaga
yang kompeten dengan cara yang benar, agar spesimen tersebut
mewakili keadaan yang sebenarnya
Lanjutan...
d) Lokasi pengambilan spesimen harus ditetapkan terlebih dahulu .
Lokasi pengambilan yang tepat dan sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang diterima
e) Peralatan untuk pengambilan spesimen, secara umum
peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat : bersih,
kering, tidak mengandung bahan kimia atau detergen, terbuat dari
bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada spesimen,
dan mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya.
7. Wadah spesimen
Harus memenuhi syarat sbb :
a)Terbuat dari gelas atau pelastik
b)Tidak bocor atau tidak merembes
c)Harus ditutup rapat dengan tutup berulir
d) Besar wadah disesuiakan dengan volume spesimen
e)Bersih dan kering
Lanjutan.....
f) Tidak mempengaruhi sifat spesimen
g) Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak
atau terurai karena sinar matahari, maka perlu digunakan botol
berwarna cokelat (aktinis)
h) Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus
steril
I ) Untuk wadah spesimen urine, sputum, tinja sebaiknya
menggunakan wadah bermulut lebar

8. Pengawet Spesimen
Beberapa spesimen memerlukan bahan tambahan berupa bahan
pengawet atau antikoagulan. Kesalahan dalam pemberian
bahan tambahan tersebut dapat mempengaruhi
hasilpemeriksaan. Bahan tambahan yang dipakai harus
memenuhi persayaratan yaitu tidak mengganggu atau
mengubah zat yang diperiksa
Lanjutan.....
• 9. Pengiriman spesimen
Laboratorium yang akan melakukan pengiriman spesimen yang
telah terkumpul, agar kualitas dari spesimen dapat terjamin.
Disamping itu, analisa kesehatan yang akan melakukan
pengiriman spesimen harus memperhatikan hal-hal berikut :
a)Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium pastikan bahwa
spesimen telah memenuhi persyaratan seperti yang tertera
dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan. Lakukan
pengambilan ulang pada spesimen yang tdak memenuh
persyaratan
b)Pengiriman spesimen harus disertai formulir perintaan yang
diisi lengkap. Pastikan identitas pasien pada label dan formulir
sudah sama
c)Secepatnya mengirim spesimen ke laboratorium sebab
penundaan pengiriman spesimen selambat-lambatnya 2 jam
setelah pengambilan sampel. Penundaan yang terlalu lama
akan menyebabkan perubahan fiik dan kimiawi serta dapat
menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan.
Lanjutan.....
d) Pengiriman spesimen sebaiknya menggunakan wadah khusus,
misalnya berupa kotak atau tas khususnya yang terbuat dari
bahan pelastik, gabus (styrofoam) yang akan ditutup dn mudah
dibawa

10. Penyimpanan spesimen


Persyaratan penyimpanan beberapa spesimen untuk beberapa
pemeriksaan harus memperhatikan jenis spesimen, antikoagulan/
pengawet dan wadah serta stabilitasnya.
Beberapa cara penyimpanan spesimen :
a)Disimpan pada suhu kamar
b)Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2-8 0C
c)Dapat diberikan bahan pengawet
d) Penyimpanan spesime n darah sebaiknya dalam bentuk serum
Lanjutan.....
11. Pengolahan spesimen
Waktu antara pengambilan spesimen dengan pengolahan
spesimen hars dilakukan sesegera mungkin. Penundaan
pengelolaan spesimen selambat-ambatnya 2 jam setelah
pengambilan spesimen. Penundaan yang terlalu lama akan
menyebabkan perubahan fisik, kimiawi dan menjadi sumber
kesalahan dalam pemeriksaan
2. Tahap Analitik
Faktor-faktor yang berperan dalam proses analitik :
a)Peralatan
- Peralatan laboratorium bersifat automatik dan semi
automatik
- Alat laboratorium perlu dikalibrasi secara berkala
- Setelah dikalibrasi, petugas akan memasangkan kartu
kontrol pada setiap alat di laboratorium sebagai catatan
- Peralatan yang digunakan harus memenuhi standard SPO
yang tertulis sehingga semua petugas laboratorium
melakukan pemeriksaan dengan benar.
Lanjutan tahap analitik.....
b) Kualitas Reagen
- Dalam proses pemeriksaan, reagen memegang peran penting
terutama dalam interpretasi hasil pemeriksaan
- Sebelum digunakan dalam pemeriksaan , setiap reagen harus diuji
mutu
- Reagen yang digunakan harus terdaftar oleh Kemenkes RI
- Penyimpanan reagen harus dalam botol tertutup, hindari paparan
matahari langsung, disimpan dalam kulkas dengan suhu 2-8 0C
serta dilengkapi kartu kontrol
- Perhatikan batas tanggal kadaluarsa setiap reagen
- Isi reagen jangan sampai mengeras dan berubah warna
- Kualitas reagen harus selalu diuji dengan uji ketelitian dan uji
ketepatan menggnakan bahan kontrol yang diketahui nilainya
(assyaed) setiap hari dengan menggunakan reagen tersebut.
c) Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih
metode yaitu :
(1)Tujuan pemeriksaan, misalnya uji saring diagnostik dan evaluasi
hasil pengobatan. Maka dibutuhkan metode yang memiliki
sensifitas dan spesifitas yang tinggi
(2)Kecepatan hasil yang diinginkan, karena mengingat hasil
pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan sampai diperolehnya
hasil untuk berbagai metode yang perlu dipertimbangkan
(3)Rekomendasi resmi yaitu berbagai metode pemeriksaan
laboratorium dipilih berdasarkan rekomendasi dari suatu
lembaga/badan yang diakui atau organisasi profesi antara lain :
WHO, IFCC dan NCCLS
d) Volume sampel yang diperiksa
- Menentukan tingkat ketelitian pemeriksaan
- Bila menggunakan alat semi automatik, maka waktu kalibrasi
peralatan harus diperhatikan

e) Sumber Daya Manusia


- SDM harus terampil, berkompeten dan handal serta profesional
- Harus teliti

f) Waktu
- Waktu pengambilan sample harus diperhatikan
- Waktu atau masa inkubasi juga harus diperhatikan
g) Uji ketelitian (presisi)
- Kemampuan untuk memberikan hasil yang sama pada setiap
pengulangan pemeriksaan disebut dengan presisi
- Dalam praktek sehari-hari kadang klinik meminta memeriksa ulang
karena tidak yakin dengan hasilnya.
- Bila alat yang digunakan memiliki ketelitian yang tinggi, maka pada
pemeriksaan ulangan, hasil yang didapat tidak terlalu beda jauh.

h) Ketepatan (Akurasi)
- Akurasi adalah kemampuan mengukur dengan tetapt sesuai nilai
yang benar (true value)
- Secara kuantitatif, akurasi diekspresikan dalam ukuran inakurasi
- Inakurasi alat dapat diukur dengan dilakukan pengukuran terhadap
bahan kontrol yang telah diketahui kadarnya
- Perbedaan antara hasil pengukuran dengan nilai target bahan
kontrol merupakan indikator inakurasi pemeriksaan
- Perbedaan ini disebut sebagai bias dan dinyatakan dalam
satuan persen (%). Semakin kecil bias, semakin tinggi akurasi
pemeriksaan.
- Nilai benar ini merupakan suatu konsep ideal yang tidak
mungkin dicapai sehingga ukuran ketepatan biasanya cukup
menggunakan nilai yang dapat diterima (accepted true value)
- Nilai benar ini ditetapkan dengan memeriksa kadar bahan
kontrol menggunakan metode baku emas (gold standard)
- Pengukuran inakurasi dapat kita lakukan memenuhi 2 syarat :
pertama, kadar bahan kontrol yang diukur dengan metode baku
emas. Kedua, bahan kontrol kita masih dalam keadaan baik
sehingga kadar substansi di dalamnya belum berubah.
- Penilaian inakurasi tidak dapat diputuskan hanya dengan sekali
pengukuran, bahkan perlu dilakukan beberapa kali pengukuran.
i. Periode pendahuluan
j. Periode kontrol
k. Uji ketelitian menggunakan aturan westgard multirules system
yang dikembangan oleh westgard, dengan jumlah ketentuan yang
dapat menafsirkan data-data kontrol
3. Tahap Pasca Analitik
Bagian dari tahap pasca analitik meliputi :
a)Pembacaan hasil meliputi : penghitungan, pengukuran dan penilaian sudah
benar
b)Pelaporan hasil :
- Format hasil berisi
- Tidak ada transkrip
- Tulisan jelas
- Tidak ada kesalahan penulisan angka dan satuan yang digunakan
- Pencantuman nilai normal
- Pencantuman keterangan yang penting bila dilakukan pengulangan
pemeriksaan
- Penyampaian hasil segera dilakukan setelah pemeriksaan selesai dilakukan
- Punya dokumen arsip yang lengkap dan jelas serta mudah dimengerti
- Siapkan buku ekspedisi
- Untuk menjaga kerahasiaan hasil pasien sebaiknya hasil yang diberikan
tersegel
- Hasil pemeriksaan harus memiliki rekaman dokumen yang dapat disimpan
PRINSIP PENGAMBILAN SPESIMEN
1. Pengambilan sampel harus representatif
Mewakili proses pemeriksaan yang dikehendaki dan ada kaitannya
dengan infeksi mikroorganisme penyebab penyakit, tanpa memandang
asal spesimen
2. Spesimen dalam wadah/tempat steril yang dapat ditutup dengan
baik dan tidak bocor
Untuk mencegah pencemaran, spesimen harus segera dikirim ke
laboratorium
3. Perlu diperhatikan kenyamanan dan privasi pasien
Berikan penjelasan dan arahan yang cukup, agar spesimen yang
diambil sesuai dengan kebutuhan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengambilan spesimen
1. Jenis spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan yang akan
dilakukan

Jenis Spesimen Mikroba penyebab penyakit


Darah Salmonella typhi, Streptocoocus, Staphylococcus
Urine Salmonella typhi, Staphylococcus, Escherichia coli,
Trichomonas vaginalis
Feses (rectal swab) Salmonella, Shigella, Eschechia colli, Vibrio cholera
Pus (nanah) Neisseria gonorrhoea, Treponema palidum,
Streptococcus, Staphylococcus
Sputum Micobacterium tuberculosis, Streptococcus
pneumoniae, Staphylococcus, Corynebacterium
diphteriae
Sel/jaringan Micobacterium leprae
2. Waktu pengambilan spesimen

 Disesuaikan dengan kepentingan dan tujuan


pemeriksaan, agar didapatkan hasil yang tepat dan
meyakinkan
 Untuk demam tifoid, yang akan dilakukan Gal culture,
pengambilan darahnya dilakukan pada minggu pertama
proses penyakit
 Untuk Wuchereria bancrofti, pengambilan darahnya
dilakukan malam hari
 Pada Plasmodium sp, pengambilan daranya dilakukan
saat demam
 Untuk kasus keracunan, bahan muntahan diambil
secepatnya
3. Jumlah atau banyaknya spesimen
Jumlah spesimen yang diambil disesuaikan dengan
kebutuhan

4. Tempat penyimpanan spesimen


• Tempat penampungan spesimen harus
memenuhi syarat bersih atau steril
• Sebaiknya dilakukan sterilisasi (autoklaf)
• Tidak dianjurkan memakai antiseptik atau
desinfektan
• Wadah yang digunakan disesuaikan dengan
kebutuhan
Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pengiriman sampel
1. Pengantar Pemeriksaan
1. Tiap spesimen atau bahan pemeriksaan yang
dikirim ke laboratorium harus disertai dengan
surat pengantar atau blanko permintaan
pemeriksaan yang meliputi :
- Nama lengkap, jenis kelamin, umur serta alamat
- Tanggal pengambilan spesimen
- Jenis spesimen (darah, pus, dan lain-lain)
- Jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya bahan :
feses, jenis pemeriksaan : Shigella, Salmonella,
Cholera
Lanjutan.....Pengantar pemeriksaan
2. Asal spesimen : hasil muntahan, rectum (rectal swab),
tenggorokan
3. Keterangan klinik klien, lebih baik ditambahkan sedikit
tentang riwayat penyakit sudah mendapat pengobatan atau
belum, kalau sudah maka disebutkan jenis obat apa yang
telah dikonsumsi
4. Nama, alamat pengirim serta tanda tangannya
2. Waktu pengiriman
Waktu pengiriman tidak boleh terlalu lama, untuk
menghindari rusaknya spesimen yang dikirim

3. Keamanan Spesimen

Harus diusahakan supaya spesimen yang dikirim


tidak mngalami kerusakan dan tetap murni,
misalnya tempat harus steril, ditutup dengan rapat
supaya tidak terjadi kontaminasi dengan
mikroorganisme lain dan tidak mengalami
kerusakan dalam perjalanan
SPESIMEN DARAH
- Untuk semua bakteri :
 Sebanyak 5 cc darah dimasukkan ke dalam 50 cc BHI
broth/Glokosa Tryptose broth (1 : 10). Jika untuk anak-
anak dapat digunakan perbandingan yang lebih kecil
 Inkubasi 24 jam 37 0C
- Untuk Salmonella :
 Darah diambil ketika panas badan pasien sudah 1 minggu
atau lebih. Gall (bekuan darah) khusus untuk Salmonella.
Bekuan darah dicampur dengan media Bile Salt (Kaldu
empedu) dengan perbandingan 2-3 cc darah : 10-15 cc
kaldu
Pedoman Alat/volume Transport Penyimpanan
minimal

- Diambil saat suhu badan naik Vial kultur darah ≤ 2 jam, suhu ≤ 24 jam, suhu
- Bakteremia intermitten ruangan ruangan
diambil 2-3 kali, interval 24
jam Dewasa : 10-20
- Diambil dari 2 tempat yang mL
berbeda Anak : 1-5 mL
- Diambil secara aseptik, Bayi : 1-3 mL
langsung dimasukkan ke
medium kultur darah
- Bila medium tidak tersedia
beri antikoagulan polyanitol
sulfonat
SPESIMEN URINE
- Paling baik urine pagi sewaktu baru bangun tidur
- Jika bukan urine pagi, sebaiknya pasien diminta untuk
menahan kencingnya minimal 4 jam sebelum pengambilan
spesimen
- Saat pengambilan spesimen perlu dicegah pemajanan
dengan flora normal sekitar uretra atau perineum
- Pemeriksaan spesimen urine harus disegerakan, sebelum
2 jam
URINE PANCAR TENGAN (MID STREAM
URINE)

- Volume minimal 10-20 mL urine

- Perisiapan :
1. Cuci orificium urethra memakai detergen lunak
bilas dengan laruran salin (NaCl 0,9%) steril
2. Buang pancaran urine awal, kemudian tampung
pancaran berikutnya memakai tabung steril
3. Urin terakhir ditampung
Punksi Suprapubik
- Volume minimal 10-20 mL
- Setelah diperiksa bahwa kantong kemih penuh
benar dilakukan dengan menggunakan jarum
suntik 10-15 mL
- Terlebih dahulu lakukan asepsis dan aseptik
pada daerah sekitar suprapubik, kemudia
lakukan penusukan daerah suprapubis secara
tegak lurus hingga menembus vesica-urinaria
- Setelah itu lakukan aspirasi untuk mengambil
urine. Lakukan dengan hati-hati jangan kena
pembuluh darah
Pedoman Alat/volume Transport Penyimpanan
minimal
Terbaik : Urine Pot bermulut lebar Tanpa pengawet : ≤ Bila pengiriman
pertama pagi hari, steri, ≥ 1 mL, atau 2 jam , suhu urine tidak dapat
meskipun urine kit transport urine, ruangan secepatnya
sewaktu juga dapat urine bag (untuk langsung dikirim ke
digunakan bayi) laboratorium,
Dengan pengawet : simpan dalam
Pengambilan urine : < 24 jam suhu lemari pendingin
urine pancaran ruangan dengan suhu 4
tengah (mid stream derajat Celcius, ≤
urine), urine kateter, 24 jam atau dengan
punksi suprapubik Cantumkan nama/ pengawet
jenis pengawetnya
Urine pancaran
tengah diambil
secara aseptik

Urine kateter
diambil dari
samplling port
(langsung dari
Vesica urinaria)
SPESIMEN FESES
- Untuk mendeteksi Vibrio cholera, Shigella, Yersenia
enterocolitica, Campylobacter
- Waktu pengambilan : sebelum pasien mendapatkan
pengobatan antibiotik, dan diambil sewaktu-waktu dan
juga saat diare akut
- Feses dapat diambil dengan rektum atau ditampung
- Tempat penampungan fesef tidak boleh ada
desinfektan
Cara Pengambilan dari Rektum
- Posisikan pasien dalam kndisi tidur telungkup/
mirng dengan kaki ditekuk. Dalam keadaan
darurat boleh diambil berdiri dengan posisi
menungging
- Gunakan selalu sarung tangan
- Lebarkan anus dengan tangan kiri dengan
tangan kanan memasukkan lidi kapas ke dalam
rektum perlahan-lahan sebelum diputar searah
jarum jam sampai didapatkan feses. Kemudian
ditarik sambil diputar pula. Gunakan 2-3 lidi
kapas
- Masukkan sampel pada lidi kapas ke dalam
medium Cary-Blair
Penyimpanan dan Pengiriman
Sampel
- Lidi kapas dalam medium transport harus sampai di
laboratorium dalam waktu 48 am
- Feses tanpa pengawet dalam 2 jam sudah sampai di
laboratorium
- Feses untuk pemeriksaan biakan kuman tidak boleh
ada pengawet
- Lidi kapas dalam medium transport tahan selama 36
jam dalam suhu kamar
Pedoman Alat/volume Transport Penyimpana
minimal n
• Spesimen berupa Pot steril mulut Tanpa pengawet ≤ 1 jam, ≤ 24 jam,
feses segar, bila tidak lebar, ≥ 1-2 suhu ruang idealnya suhu ruang
memungkinkan dapat gram tidak lebih dari 30 menit > 24 jam ,
diambil usap rektal setelah buang air besar. 40 C
• Jangan tercampur
dengan air kloset atau
urine Tabung steril
untuk usap
rektal Medium transport
modifikasi Cary-Blair,
Stuart, Amies, kaldu
gliserol salin pH 7,4.

Medium transport
spesial seperti air
alkaline pepton untuk
isolasi Vibrio Sp
SPESIMEN SPUTUM/DAHAK
Pengumpulan Spesimen Dahak/Sputum

1. Dahak sewaktu Hari-1 (A)


- Dahak pertama diambil SEWAKTU pada saat pasien berkunjung
pertama kali
- Beri pot dahak pada saat pasien pulang untuk pengumpulan dahak
pagi hari berikutnya
2. Dahak pagi (B)
- Pasien mengeluarkan dahak kedua pada PAGI hari setelah bangun
tidur dan membawa sampel dahaknya ke laboratorium
3. Dahak sewaktu Hari-2 (C)
- Kumpulkan dahak ketiga (dahak SEWAKTU) di laboratorium pada saat
pasien kembali ke laboratorium pada hari kedua saat membawa
dahak pagi (B)
Pengambilan Spesimen Sputum

- Batuk spontan dan dalam


- Batuk dengan ekspektoran
- Aspirasi paru, tracheal/
transtrakeal
- Spesimen bronchoscopy
Pedoman Alat/volume Transport Penyimpanan
minimal

Ambil sputum pertama pagi hari Pot steril ≥ 1 mL ≤ 2 jam, suhu ≤ 24 jam, suhu
setelah bangun tidur, sebelum ruang ruang
menggosok gigi atau sputum
sewaktu

Ingatkan penderita bahwa yang


diminta adalah dahak, bukan ludah.
Jelaskan cara mengeluarkan dahak
yang benar
SPESIMEN SWAB TENGGOROKAN

Pengumpulan Spesimen Swab Tenggorokan

- Tekan lidah ke bawah dengan spatula lidah.


Perhatikan bagian belakang tenggorokan
- Periksa dengan cermat apakah terdapat
tanda-tanda peradangan dan eksudat, pus
endapan membranosa atau ulkus
- Usap area yang terinfeksi dengan kapas swab
steril. Swab ini jangan sampai terkontaminasi
oleh saliva. Taruh kembali swab tersebut
dalam tabung reaksi steril
Pengiriman Spesimen Swab Tenggorokan

- Untuk pemeriksaan rutin


Sehabis mengambil spesimen, taruh kembali swab
kapas tersebut di dalam tabung reaksi steril sesegera
mungkin
- Untuk konfirmasi infeksi Corynebacterium diphteriae
Spesimen yang akan dikirim harus dimasukkan ke
dalam tabung steril berisi serum beku (tabung ini harus
disimpan di dalam kulkas)
Torehkan swab pada permukaan serum, tabung
dimiringkan, mulai dari bagian dasar ke bagian atas
dan jangan ditekan
Lama penyimpanan maksimum 24 jam
Pengiriman Spesimen Swab Tenggorokan
- Untuk deteksi meningokokus
Dilakukan untuk mengidentifikasi karier meningokokus
Menggunakan medium transport khusus seperti
medium transport Struart modifikasi
Torehkan swab pada permukaan medium, dari sisi
tabung yang satu ke sisi tabung yang lainnya, mulai
dari bagian dasar tabung
Sampel dikiirimkan dihari yang sama
Lama penyimpanan maksimum 3 hari
Pedoman Transport Penyimpanan
Tekan lidah dengan spatula, lidah tetap di Swab kering
dalam mulut dan terangilah tenggorokan, sesegera mungkin, ≤
dengan lidi kapas steril usap kedua tonsil, 1 jam.
faring posterior, dan jika ada daerah
eksudasi atau ulserasi.

Usahakan agar swab tidak menyentuh


lidah, bibir, vulva.

Beri label dari mana spesimen itu diambil


(tonsil kiri/kanan)
Pengiriman Spesimen sputum
- Spesimen sputum dikirim ke laboratorium bakteriologis
untuk kultur Mycobacterium tuberculosis, uji resistensi
obat anti-tuberculosis, dan inokulasi bakteri ini ke hewan
pengerat sejenis Hamster
- Spesimen harus disimpan di dalam medium transport dan
segera dikirim ke laboratorium
- Lama penyimpanan maksimum 10 hari
Pedoman Alat/volume Transport Penyimpanan
minimal

Ambil sputum pertama pagi hari Pot steril ≥ 1 ≤ 2 jam, suhu ≤ 24 jam, suhu
setelah bangun tidur, sebelum mL ruang ruang
menggosok gigi atau sputum sewaktu

Ingatkan penderita bahwa yang diminta


adalah dahak bukan air liur.

Jelaskan cara mengeluarkan dahak


dengan benar
Spesimen Swab Tenggorokan
 Tekan lidah ke bawah dengan spatula lidah. Perhatikan
bagian belakang tenggorokan
 Periksa dengan cermat apakah terdapat tanda-tanda
peradangan dan eksudat, pus, endapat membranosa atau
ulkus
 Usap area yang terinfeksi dengan kapas swab steril. Swab
ini jangan sampai terkontaminasi oleh saliva. Taruh
kembali swab tersebut di dalam tabung reaksi steril
Pengiriman Spesimen Swab Tenggorokan
1. Untuk peeriksaan rutin
- Sehabis mengambil spesimen, taruh kembali swab kapas
tersebut di dalam tabung reaksi steril sesegera mungkin
2. Untuk mengkonfirmasi infeksiCorynebacterium
diphtheriae
- Spesimen yang akan dikirim harus dimasukkan ke dalam
tabung steril berisi serum beku (tabung ini harus disimpan
di dalam kulkas)
- Torehkan swab pada permukaan serum, tabung
dimiringkan, mulai dari bagian dasar ke bagian atas
jangan ditekan
- Lama penyimpanan maksimum 24 jam
Pengiriman Spesimen Swab Tenggorokan
3. Untuk deteksi meningokokus
- Dilakukan untuk mengidentifikasi karier meningokokus
- Menggunakan medium transport khusus seperti medium
transport Stuart Modifikasi
- Toreh Swab pada permukaan medium, dari sisi tabung yang
lainnya, mulai dari bagian dasar tabung
- Sampel dikirimkan di hari yang sama
- Lama penyimpanan maksimum 3 hari
Pedoman Transport Penyimpanan Penyimpanan

Tekan lidah dengan spatula, lidah Swab kering sesegera Bila diatas 1 jam, 40 C
tetap di dalam mulut dan terangilah mungkin, ≤ 1 jam
tenggorokan, dengan lidi kapas Bila tertunda basahi
steril usap kedua tonsil, faring Dalam keadaan basah usapan lidi kapas
posterior, dan jika ada daerah tidak boleh ≥ 18 jam pada ddengan air garam
eksudasi atau ulserasi usahakan suhu kamar fisiologis steril 2
agar swab tidak menyentuk lidah, tetes
bibir dan vulva

Beri label darimana spesimen itu Dalam pengiriman bahan Dalam kondisi basah
diambil (tonsil kanan/kiri) harus terlindungi dari sinar pada suhu kamar,
matahari spesimen tahan 18
jam. Memakai
medium transport

> 1 jam : dianjurkan


memakai medium
transport
Spesimen Pus/Luka
Pedoman Alat/volume Transport Penyimpanan
minimal

Diambil dari bagian dalam Wadah bermulut ≤ 1-2 jam, suhu ≤ 24 jam, suhu
luka, dengan aspirasi, biopsi, lebar steril. ruang sudah harus ruang
kerokan, swab setelah Dengan sampai di
permukaan kulit dibersihkan disposable laboratorium.
dengan antiseptik dan dicuci syringe. Kateter
dengan air salin steril. plastik

Pada label dituliskan organ Menggunakan


asal pus : medium transport
(Stuart, Amies,
Tempat : Wadah steril Anaerob transport)

Swab : digunakan medium


transport
Spesimen Swab Hidung
Pedoman Alat/volume Transport Penyimpanan
minimal

Masukkan kapas lidi, Wadah steril/ Kirim sesegera mungkin, Dalam kondisi
minimal 1 cm ke dalam tabung steril / jangan didinginkan. basah pada
lubang hidung. media transport Swab jangan sampai suhu kamar
kering spesimen
Ambil sampel pada Swab yang telah tahan selama
mukosa dengan dibasahi dengan air 18 jam
memutar kapas lidi steril garam fifiologis harus
perlahan selama 10-15 sudah sampai di
detik laboratorium dalam
waktu ≤ 18 jam

Bila lebih dari 1 jam


dianjurkan memakai
medium transport
Spesimen harus
terlindung dari sinar
matahari
Spesimen Sekret Vagina
Cara Pengambilan Sekret Vagina

- Pasien diminta berbaring dengan posisi kedua lutut


ditekuk
- Masukkan spekulum steril dengan hati-hati spekulum
dibuka
- Masukkan kapas lidi steril dan oleskan pada daerah
endoserviks (dapat digunakan 2-3 lidi kapas)
- Gerakkan lidi kapas secara melingkar ke kanan dan
diamkan beberapa saat untuk pewarnaan
- Oleskan pada kaca objek untuk pengecatan, untuk
jamur masukkan lidi kapas pada lrutan KOH 10% steril,
untuk pemeriksaan Trichomonas vaginalis masukkan
ke garam fisiologis (PZ) steril
Lanjutan.......
Pedoman Alat/vplume Transport Penyimpanan
minimal
Swab : diambil secara Wadah Kirim sesegera mungkin, Dalam kondisi
aseptik dari bagian dalam steril/tabung jangan didinginkan. Swab basah pada
vagina serviks yang steril/ jangan sampai kering. suhu kamar
berlendir atau berdarah/ medium Swab yang telah dibahasi spesimen
aspirasi bila ada pus/swab transport dengan medium cair tahan selama
genital ulcer thyoglicolate steril. Dalam 18 jam
medium transport tidak
boleh dimasukkan ke
dalam frezer
Sebaiknya menggunakan Bila > 1 jam dianjurkan
cocor bebek dan sarung memakai medium
tangan untuk pengambilan transport (Stuart, Amies
sekret vagina dengan Charcoal khusus
Neisseria gonorrhoease,
anaerob transport)
Swab menggunakan Spesimen harus terlindung
kapas lidi steril dari sinar matahari
dimasukkan ke vagina dan
putar searah jarum jam,
kemudian tarik
Spesimen Sekret Uretra
Cara Pengambilan Sekret Uretra
- Bersihkan lubang kemaluan dengan lidi kapas
- Dengan tekanan yang ringan pada alat kemaluan
diurut dari bagian pangkal ke ujung (belakang ke
depan)
- Pengambilan 2-3 lidi kapas, untuk kultur masukkan
pada medium Transgrow atau Struart, atau langsung
pada medium Thayer Martin dengan CO2 5-10%
- Sekret yang didapat, dioleskan pada objek kemudian
dilebarkan, sehingga didapatkan sediaan yang cukup
tipis
Lanjutan...
Pedoman Alat/volume Transport Penyimpanan
minimal
Swab : diambil secara Wadah Kirim sesegera mungkin Dalam
aseptik dari bagian yang steril/ jangan didinginkan. Swab kondisi basah
berlendir atau berdarah/ tabung jangan sampai kering. pada suhu
aspirasi bila ada pus/swab steril/ Swab yang telah dibasahi kamar
genital ulcer. medium dengan medium cair spesimen
transport thoglicolate steril. Dalam tahan selama
medium transport tidak 18 jam
boleh dimasukkan dalam
freezer
Sebaiknya menggunakan Bila ? 1 jam dianjurkan
sarung tangan untuk memakai medium transport
pengambilan sekret uretra (Stuart, Amies, Amies
dengan Charcoal khusus
Neisseria gonorhoeae,
anaerob transport
Swab menggunakan kapas Spesimen harus terlindung
lidi streril dimasukkan ke dari sinar matahari
uretra distal dan putar
searah jarum jam,
kemudian tarik eksudat
Cara Pengambilan Sekret Mata
Bersihkan sekitar kelopak mata dengan lidi
kapas steril yang telah dibahasi dengan PZ
Oleskan lidi kapas pada nanah pada mata
ke kiri dan ke kanan dan diamkan beberapa
saat untuk penyerapan
Oleskan pada kaca objek, kemudian warnai
dengan Pengecatan Gram dan kapas yang
lain masukkan pada media penyubur untuk
kultur
Lanjutan....
Pedoman Alat/ Transport Penyimpanan
volume
minimal
Swab : diambil secara Wadah Kirim sesegera mungkin, Dalam kondisi
aseptik dari bagian dalam steril/ jangan didinginkan. Bila basah pada
konjuctiva/bila ada pus tabung tertunda usaplah dengan suhu kamar
swab daerah tersebut steril/ kapas lidi steril yang spesimen tahan
daerah atau aspirasi bila medium dibasahi aquadest steril 2 selama 18 jam
memungkinkan transport tetes. Dalam medium
transport tidak boleh
dimasukkan dalam freezer
Sebaiknya menggunakan Bila > 1 jam dianjurkan
sarung tangan dan masker memakai medium
untuk pengambilan sekret transport
mata

Swab dilakukan dengan Spesimen harus


kapas lidi steril/swab terlindung dari sinar
eksudat/pus yang ada di matahari
bagian mata
Spesimen Sekret Telinga
• Setiap saat boleh diambil
• Cara pengambilan :
- Diambil dengan menggunakan lidi kapas (2-3 lidi kapas),
kemudian masukkan pada medium Cary-Blair
Spesimen Rambut
- Rambut yang sakit dicabut dengan menggunakan pinset
- Letakkan pada wadah yang bersih dan steril

Cara pemeriksaan :
- Teteskan 1-2 tetes KOH 10%, letakkan sampel diatasnya,
tutup cover glass, biarkan 15 menit/dihangatkan di atas
nyala api beberapa detik untuk mempercepat proses lisis
- Periksa di mikroskop lensa objektif 10x, kemudian 40x
Spesimen Kerokan Kulit
- Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan alkohol 70%
untuk menghilangkan lemak, debu, dan kotoran lainnya
serta kuman yang ada di atasnya. Biarkan sampai kering

- Keroklah di bagian yang tersangka jamur dengan pisau


kecil dengan arah dari atas ke bawah dengan cara
memegang pisau kecil harus miring membentuk sudut
450

- Letakkan hasil kerokan tersebut pada wadah yang bersih


Spesimen Kerokan/Guntingan Kuku
- Bersihkan kuku yang sakit dengan alkohol
70% untuk menghilangkan lemak, debu, dan
kotoran lainnya serta kuman yang ada di
atasnya. Biarkan sampai kering

- Keroklah kuku yang sakit pada bagian


permukaan bagian bawah kuku yang sakit,
bila perlu kuku tersebut digunting

- Letakkan pada wadah yang bersih dan steril


REITZ SERUM
(Mycobacterium leprae)
- Lokasi :
 Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling aktif
 Kulit muka sebaiknya dihindarkan karena alasan kosmetik,
kecuali jika tidak ditemukan kelainan kulit di tempat lain
 Tempat yang sering diambil :
- Cuping telinga
- Lengan
- Punggung
- Bokong
- Paha
Jumlah pengambilan apus jaringan kulit minimal
dilaksanakan di tiga tempat :
- Cuping telinga kiri
- Cuping telinga kanan
- Bercak paling aktif
Cara pengambilan
1. Siapkan kaca objek, tulis identitas pasien dengan pensil
pada bagian ujung object glass
2. Permukaan kulit pada bagian yang akan diambil
dibersihkan dengan kapas alkohol 70&
3. Jepitlah kulit pada bagian tersebut dengan forcep atau
jari tangan untuk menghentikan aliran darah ke bagian
tersebut
4. Dengan pisau kecil steril (pisau celup spiritus kemudian
dibakar) kulit disayat sedikit ± 5 mm, dalam 2 mm agar
mencapai dermis. Bila terjadi perdarahan, bersihkan
dengan kapas
5. Kerokan tepi dan dasar sayatan secukupnya dengan
menggunakan punggung mata pisau sampai didapatkan
semacam bubur jaringan dari dermis dan epidermis,
kemudian kumpulkan dengan skapel pada kaca objek
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai