2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
17
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
18
Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar
Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang
diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Ketrampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari
disekolah dan sumber lain sejenis.
C. Struktur Kurikulum
1. Kompetensi Inti
(Permendikbud No. 64) Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi
Lulusan sebagaimana telah ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan,
penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa Tingkat
Kompetensi. Tingkat kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk
mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi
Lulusan.
Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat
generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas dalam
19
rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Tingkat Kompetensi terdiri atas 8
(delapan) jenjang yang harus dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan
berkesinambungan. Tingkat Kompetensi tersebut diterapkan dalam hubungannya
dengan tingkat kelas sejak peserta didik mengikuti pendidikan TK/RA, Kelas I
sampai dengan Kelas XII jenjang pendidikan dasar dan menengah. Tingkat
Kompetensi TK/RA bukan merupakan prasyarat masuk Kelas I.
Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat
perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan
kompetensi yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan;
tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan
keterpaduan antar jenjang yang relevan.
Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi yang
bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
Kompetensi yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan
kurikulum. Secara hirarkis, kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan untuk
menetapkan Kompetensi yang bersifat generik pada tiap Tingkat Kompetensi.
Kompetensi yang bersifat generik ini kemudian digunakan untuk menentukan
kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap muatan kurikulum. Selanjutnya,
Kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk menentukan Kompetensi
Dasar pada pengembangan kurikulum satuan dan jenjang pendidikan.
20
Uraian tentang Kompetensi Inti dapat dilihat pada Tabel berikut.
Kompetensi Inti Kelas VII Kompetensi Inti Kelas VIII Kompetensi Inti Kelas IX
21
2. Matapelajaran
(Permendikbud No. 68) Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan
alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, sebagaimana tabel
berikut.
Bimbingan Konseling 2 2 2
ASWAJA 2 2 2
....................... 4 4 4
Keterangan:
a. Matapelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah.
b. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum
diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler antara lain Pramuka (Wajib), Usaha
Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.
c. Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan Sekolah,
Palang Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka mendukung
pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap
peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan
pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi
keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler
ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
22
d. Matapelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
e. Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila
daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah
jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
f. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu
untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai
kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
g. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal
yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Muatan pembelajaran yang berbasis pada konsep-konsep terpadu dari berbagai
disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah matapelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan
sebagai mata pelajaran dalam bentuk integrated sciences dan integrated social studies.
Muatan IPA berasal dari disiplin biologi, fisika, dan kimia, sedangkan muatan IPS
berasal dari sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi. Kedua matapelajaran tersebut
merupakan program pendidikan yang berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan
berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang bangsa, semangat
kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau
space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan pendidikan IPA
menekankan pada pemahaman tentang lingkungan dan alam sekitar beserta kekayaan
yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan dijaga dalam perspektif biologi, fisika,
dan kimia.
Integrasi berbagai konsep dalam matapelajaran IPA dan IPS menggunakan
pendekatan trans-disciplinarity di mana batas-batas disiplin ilmu tidak lagi tampak
secara tegas dan jelas, karena konsep-konsep disiplin ilmu berbaur dan/atau terkait
23
dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya. Kondisi tersebut
memudahkan pembelajaran IPA dan IPS menjadi pembelajaran yang kontekstual.
Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang, dan waktu.
Ruang adalah tempat di mana manusia beraktivitas, koneksi antar ruang
menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu
menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi. Pembelajaran IPA
diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan kimia. Pengintegrasian dapat
dilakukan dengan cara connected, yakni pembelajaran dilakukan pada konten bidang
tertentu (misalnya fisika), kemudian konten bidang lain yang relevan ikut dibahas.
Misalnya saat mempelajari suhu (konten fisika), pembahasannya dikaitkan dengan
upaya makhluk hidup berdarah panas mempertahankan suhu tubuh (konten biologi),
serta senyawa yang digunakan di dalam sistem AC (konten kimia)
C. Muatan Kurikulum
1. Beban Belajar (Permendikbud No. 68)
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a. Beban belajar dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar
satu minggu Kelas VII, VIII, dan IX adalah 38 jam pembelajaran. Durasi setiap
satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
b. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
c. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
d. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
e. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.
24
Jadi beban belajar untuk kelas VII dan Kelas VIII dapat dinyatakan sebagai berikut:
(Permendikbud No. 81 A, Lamp IV) Selain tatap muka, beban belajar yang diikuti
peserta didik adalah penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang
waktunya maksimal enam puluh persen (50%) dari jumlah jam tatap muka, yaitu untuk
mendalami capaian kompetensi pada kegiatan tatap muka. Penugasan terstruktur di
antaranya berupa pekerjaan rumah (PR), penyusunan program/perencanaan kegiatan,
laporan pelaksanaan kegiatan. Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-
tugas individu atau kelompok yang disesuaikan dengan karakteristik KD, juga potensi,
minat, dan bakat peserta didik.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi
menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai
berikut:
a. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan
KI-1;
b. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan
KI-2;
c. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan
KI-3; dan
d. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan
KI-4.
(Pengelompokkan kompetensi dasar seperti tersebut di atas untuk masing-masing mata
25
pelajaran adalah seperti pada lampiran).
3. Muatan Lokal
a. Pengembangan (Permendikbud No. 81A Lamp II)
Muatan Lokal dikembangkan melalui identifikasi konteks kurikulum meliputi
analisis ciri khas, potensi, keunggulan, kearifan lokal, dan kebutuhan/tuntutan
daerah. Metode identifikasi dan analisis disesuaikan dengan kemampuan tim. Jenis
muatan lokal meliputi empat rumpun muatan lokal yang merupakan persinggungan
antara:
1). Budaya lokal, mencakup pandangan-pandangan yang mendasar, nilai-nilai sosial,
dan artifak-artifak (material dan perilaku) yang luhur yang bersifat lokal.
2). Kewirausahaan dan pra-vokasional, adalah muatan lokal yang mencakup
pendidikan yang tertuju pada pengembangan potensi jiwa usaha dan
kecakapannya.
3). Pendidikan lingkungan & kekhususan lokal lainnya, adalah mata pelajaran
muatan lokal yang bertujuan untuk mengenal lingkungan lebih baik,
mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan, dan mengembangkan potensi
lingkungan.
4). Perpaduan antara budaya lokal, kewirausahaan, pra-vokasional, lingkungan
hidup, dan kekhususan lokal lainnya yang dapat menumbuhkan suatu kecakapan
hidup.
b. Tujuan
Muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi di
daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan,
dan keterampilan kepada peserta didik agar:
1). Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya;
2). Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya; dan
3). Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang
berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur
budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
26
c. Ruang Lingkup
1). Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah.
Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada
dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan
lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang
diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan
hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan
dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan.
Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti kebutuhan untuk:
melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;
meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai dengan
keadaan perekonomian daerah;
meningkatkan penguasaan Bahasa Inggris untuk keperluan peserta didik dan
untuk mendukung pengembangan potensi daerah, seperti potensi pariwisata;
dan
meningkatkan kemampuan berwirausaha.
Strategi pelaksanaannya sama dengan mata pelajaran yang lain, demikian pula
27
sistem penilaiannya, yaitu meliputi aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan,
seperti pada tabel struktur kurikulum dan tabel kriteria ketuntasan minimal (KKM).
29
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.RPP disusun berdasarkan KD atau sub tema
yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP: identitas sekolah, identitas mata pelajaran,
kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi
dasar dan indicator pencapaian kompetensi, maeri pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.
Prinsip penyusunan RPP: memperhatikan perbedaan individual,
partisipasi aktif, berpuat pada peserta didik, pengembangan budaya baca dan
menulis, pemberian umpan balik dan tindak lanjut, penekanan keterkaitan dan
keterpaduan antar KD, mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, dan
penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,
dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
30
Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik.
Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan
keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik
silabus mata pelajaran; dan
Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.
31
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan
tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atauinkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan/ataupembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning)disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a). Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang
dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong
siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.
b). Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik
aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan
kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk
memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat
disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik
menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun
kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
c). Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topic dan
subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus
mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan
pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquirylearning) dan pembelajaran
32
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
34
2) pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Ketrampilan Sikap
A 4 4 SB
A_ 3,66 3,66
B+ 3,33 3,33
B 3 3 B
B_ 2,66 2,66
C+ 2,33 2,33
C 2 2 C
C_ 1,66 1,66
D+ 1,33 1,33 K
D 1 1
a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila
menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif.
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila
menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif.
c) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan
dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh
matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada
pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan
yang bersangkutan.
Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut.
a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan
kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66;
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan
pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh
nilai 2.66 atau lebih dari 2.66; dan
35
c) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang
dari 2.66.
d) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang
secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara
holistik (paling tidak oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua).
6. Penilaian
Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 66 tahun 2013 Penilaian hasil
belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian
tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian
nasional.
a. Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
b. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum
ulangan harian.
c. Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran.
d. Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses
pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
e. Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukanoleh
pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
f. Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir
kelas VIII, dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah.
Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas kelas IX dilakukan melalui UN.
g. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survey oleh
Pemerintah pada akhir kelas dan kelas VIII.
h. Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
i. Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
1) Penilaian kompetensi sikap
36
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui:
a) observasi,
b) penilaian diri (self assessment),
c) penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik
d) Jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antar peserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist)
atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada
jurnal berupa catatan pendidik.
Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut:
SB = Sangat Baik = 80 - 100
B = Baik = 70 - 79
C = Cukup = 60 - 69
K = Kurang = < 60
Nilai kompetensi sikap pada Laporan Capaian Kompetensi (LCK) dihitung
dari rata-rata nilai observasi, nilai diri sendiri, nilai antar teman dan nilai
jurnal. Contoh:
Seorang peserta didik dalam mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti
memperoleh:
Nilai Observasi = 85, Nilai diri sendiri = 75, Nilai antar teman = 80, Nilai
Jurnal = 75
Nilai Sikap = (85+75+80+75) : 4 = 315 : 4 = 79 (dibulatkan)
Kualifikasi = Baik (B)
Deskripsi: Sikapnya baik, berpakaian sesuai dengan aturan tata tertib
sekolah, menunjukkan sikap jujur dan hormat kepada guru,
namun kontrol dirinya perlu ditingkatkan.
37
Penilaian Pengetahuan terdiri atas: Nilai Proses (Nilai Harian) = NH, Nilai
Ulangan Tengah Semester = UTS, dan Nilai Ulangan Akhir Semester =
UAS.
a) Nilai Harian diperoleh dari hasil Tes Tulis, Tes Lisan, dan Penugasan
yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi
Dasar (KD).
b) Penghitungan nilai Pengetahuan diperoleh dari rerata NH, UTS, dan
UAS.
c) Penilaian Laporan Capaian Kompetensi (LCK) untuk pengetahuan
menggunakan penilaian kuantitatif dengan skala 1 – 4 (kelipatan 0,33),
dengan 2 (dua) desimal dan diberi predikat sebagai berikut:
38
a) Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan oleh Guru Mata
Pelajaran (Pendidik) melalui:
Tes praktik
Projek
Portofolio
b) Penilaian kompetensi keterampilan terdiri atas:
Nilai Praktik,
Nilai Projek,
Nilai Portofolio
c) Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu
KD.
d) Penghitungan nilai keterampilan diperoleh dari rata-rata Penilaian
Praktik, Penilaian Projek dan Penilaian Portofolio.
e) Pengolahan Nilai Rapor (LCK) untuk Keterampilan menggunakan
penilaian kuantitatif dengan skala 1 - 4 (kelipatan 0,33), dengan 2 (dua)
desimal dan diberi predikat sebagai berikut:
39
Nilai Praktik (NPr) = 80; Nilai Projek (NPj) = 75; Nilai
Portofolio (NPo) = 80
Rerata NPr, NPj, NPo = 80 + 75 + 80 : 3 = 235 : 3 = 78,33
Nilai Konversi = (78,33/100) x 4 = 3,13; maka predikatnya B+
Nilai keterampilan yang ditulis pada rapor/LCK adalah nilai
koversi (3,13) dan predikatnya (B+).
41
1). Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2). Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran: (a) kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia, (b)kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, (c)kelompok mata pelajaran
estetika, dan (d) kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan.
3). Lulus Ujian Sekolah
4). Lulus Ujian Nasional
Kriteria kelulusan secara operasional sesuai POS ujian sekolah maupun ujian
Nasional.
b. Ujian Sekolah
Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta
didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas
prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan
pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah semua mata pelajaran yang
diajarkan dikelas IX, dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata
pelajaran, iptek, agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian,
estetika, serta pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, yang akan diatur
dalam POS Ujian Sekolah.
a. Ujian Nasional
42
nasional. Sedangkan yang belum berhasil lulus diikutkan ujian ulangan atau
diikutkan ujian paket B, jika keduanya tidak ada program maka akan mengulang
di kelas IX dan ikut ujian lagi pada tahun pelajaran berikutnya.
12. Ekstrakurikuler
(Permendikbud No 81A Lamp. II) Kegiatan ekstrakurikuler dalam
Kurikulum 2013 dikelompokkan menjadi ekstrakurikuler wajib dan
ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib merupakan program
ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta
didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah
atas (SMA/SMK). Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi
Kepramukaan setempat/terdekat. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program
ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan
43
minatnya masing-masing, yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR. Selain itu,
kegiatan ini dapat juga dalam bentuk kelompok atau klub yang kegiatan
ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata
pelajaran, misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola voli.
Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah,
guru, dan tenaga kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan
dan minat peserta didik yang selanjutnya dikembangkan ke dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang bermanfaat positif bagi peserta didik. Ide pengembangan
suatu kegiatan ekstrakurikuler dapat pula berasal dari peserta didik atau
sekelompok peserta didik. Selanjutnya menyusun “Panduan Kegiatan
Ekstrakurikuler” dan mendiseminasikannya kepada peserta didik pada setiap
awal tahun pelajaran.
Panduan kegiatan ekstrakurikuler yang diberlakukan antara laian
memuat.
1. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler;
2. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler;
3. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi:
a. ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan;
b. tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler;
c. keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan;
d. jadwal kegiatan; dan
e. level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik.
4. Manajemen program ekstrakurikuler meliputi:
a. Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler pada satuan
pendidikan;
b. Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk
masing-masing kegiatan ekstrakurikuler; dan
c. Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk
masing-masing kegiatan ekstrakurikuler.
5. Pendanaan dan mekanisme pendanaan program ekstrakurikuler.
44
KURIKULUM 2006 ( KELAS IX)
D. Kerangka Dasar Kurikulum
Kelompok Mata Pelajaran
45
Kelompok
Cakupan Melalui
Mata Pelajaran
perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
46
E. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan
dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar
yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan
bagian integral dari struktur kurikulum.
Struktur kurikulum SMP Negeri 1 Poncokusumo meliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun
mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan
standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan
ketentuan sebagai berikut.
a. Kurikulum SMP Negeri 1 Poncokusumo memuat 10 mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri. Mata pelajaran adalah kegiatan kurikuler dan
masing-masing memiliki standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai
Standar Isi (lampiran Standar Isi). Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler
untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan mata
pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir
peserta didik.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS
Terpadu”.
47
c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah
maksimum 4 (empat) jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
Struktur kurikulum SMP Negeri 1 Poncokusumo untuk kelas IX disajikan pada
tabel berikut:
48
F. Muatan Kurikulum
a. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang diselenggarakan di SMP Negeri 1 Poncokusumoterdiri
atas sejumlah mata pelajaran sebagai berikut:
1.1. Pendidikan Agama
Pendidikan agama yang diselenggarakan meliputi agama Islam, Kristen
Protestan, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. (Pilih yang ada saja)
Tujuan:
1). Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik sesuai keyakinan
agamanya masing-masing;
2). Memberikan wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia; dan
3). Menumbuhkembangkan sikap toleransi antar umat beragama.
Tujuan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1). Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2). Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
anti-korupsi
3). Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4). Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
49
Ruang Lingkup:
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi
aspek-aspek sebagai berikut.
1). Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan
2). Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,
Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan
peradilan internasional
3). Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional
HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
4). Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri ,
Persamaan kedudukan warga negara
5). Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6). Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi
7). Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka
8). Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi
globalisasi.
50
2). Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara
3). Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan
4). Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5). Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa
6). Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-
aspek sebagai berikut.
1). Mendengarkan
2). Berbicara
3). Membaca
4). Menulis.
Pada akhir pendidikan peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya
15 buku sastra dan nonsastra.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris meliputi:
1). Kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi informational;
51
2). Kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional
pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive,
recount, narrative, report, news item, analytical exposition, hortatory
exposition, spoof, explanation, discussion, review, public speaking.
Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa,
dan langkah-langkah retorika;
3). Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata
bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural
(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam
berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah
yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar
komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana
(menggunakan piranti pembentuk wacana).
1.5. Matematika
Tujuan
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1). Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2). Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3). Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
4). Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5). Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
Ruang Lingkup
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
1). Bilangan
2). Aljabar
3). Geometri dan Pengukuran
4). Statistika dan Peluang.
52
1.6. IPA
Mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1). Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya
2). Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
3). Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat
4). Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi
5). Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam
6). Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan
nya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7). Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Ruang Lingkup
Bahan kajian IPA merupakan kelanjutan bahan kajian IPA SD/MI meliputi
aspek-aspek sebagai berikut.
1). Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
2). Materi dan Sifatnya
3). Energi dan Perubahannya
4). Bumi dan Alam Semesta
1.7. IPS
Tujuan
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1). Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyara
kat dan lingkungannya
2). Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial
3). Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4). Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
53
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai
berikut.
1). Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2). Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3). Sistem Sosial dan Budaya
4). Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
54
3). Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4). Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan
5). Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis
6). Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
7). Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki
sikap yang positif.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan untuk meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1). Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan.
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket,
bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta
aktivitas lainnya
2). Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
3). Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa
alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
4). Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobic serta aktivitas lainnya
5). Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan
bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya
55
1). Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi
2). Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu
perangkat ke perangkat lainnya.
2. Muatan Lokal
Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan
keunggulan daerah, kebutuhan peserta didik, serta ketersediaan lahan, sarana
prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah
pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai
dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain
inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian, dan
memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain kejujuran,
tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama,
sehingga siap untuk menjawab tantangan jamannya.
Alokasi Waktu
No. Jenis Muatan Lokal
VII VIII IX
1. Bahasa Daerah - - 2
2. Pendidikan Lingkungan Hidup - - 2
56
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
di sekolah dengan berbagai vegetatif dan generatif.
bududaya tanaman yang 8.2. Melakukan budaya tanaman hias
mempunyai nilai artistik, dengan menerapkan cara reproduksi
estetis dan ekonomis vegetatif dan generatif.
3. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan dalam bentuk bimbingan konseling dan
kegiatan ekstrakurikuler.
Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu
terprogram dan tidak terprogram atau pembiasaan.
a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal
melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut ini.
Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan Individual
pendukung konseling Kelompok: tatap muka guru BP masuk
ke kelas
Ekstrakurikuler Kepramukaan
57
Kegiatan Pelaksanaan
PMR
UKS
KIR
Olah raga
Kerohaniaan
Seni budaya/sanggar seni
b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram / pembiasaan
dilaksanakan sebagai berikut.
Kegiatan Contoh
Rutin, yaitu kegiatan Piket kelas
yang dilakukan Ibadah
terjadwal Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran di
kelas
Bakti sosial
Upacara Bendera
Spontan, adalah Memberi dan menjawab salam
kegiatan tidak Meminta maaf
terjadwal dalam Berterima kasih
kejadian khusus Mengunjungi orang yang sakit
Membuang sampah pada tempatnya
Menolong orang yang sedang dalam kesusahan
Melerai pertengkaran
Keteladanan, adalah Performa guru
kegiatan dalam Mengambil sampah yang berserakan
bentuk perilaku Cara berbicara yang sopan
sehari-hari Mengucapkan terima kasih
Meminta maaf
Menghargai pendapat orang lain
Memberikan kesempatan terhadap pendapat
yang berbeda
Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
Penugasan peserta didik secara bergilir
Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat
pada peraturan)
Memberi salam ketika bertemu
Berpakaian rapi dan bersih
Menepati janji
Memberikan penghargaan kepada orang yang
berprestasi
Berperilaku santun
Pengendalian diri yang baik
Memuji pada orang yang jujur
Mengakui kebenaran orang lain
Mengakui kesalahan diri sendiri
58
Kegiatan Contoh
Berani mengambil keputusan
Berani berkata benar
Melindungi kaum yang lemah
Membantu kaum yang fakir
Sabar mendengarkan orang lain
Mengunjungi teman yang sakit
Membela kehormatan bangsa
Mengembalikan barang yang bukan miliknya
Antri
Mendamaikan
59
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala
sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan
karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang
diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran
menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata
pelajaran tertentu. Perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan
budaya dan karakter bangsa bersifat progresif, artinya, perilaku tersebut
berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan jenjang kelas
60
di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan
dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum
ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.
61
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai
konsisten)
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)
Selain tatap muka, beban belajar yang diikuti peserta didik adalah
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang waktunya
maksimal enam puluh persen (60%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan
terstruktur di antaranya berupa pekerjaan rumah (PR), penyusunan
program/perencanaan kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan. Penugasan
mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok yang
disesuaikan dengan karakteristik KD, juga potensi, minat, dan bakat peserta
didik.
62
6. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar adalah nilai pencapaian kompetensi pembelajaran
peserta didik, dan dinyatakan dengan kriteria ketuntasan belajar (KKB).
Sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM), adalah kriteria ketuntasan
belajar yang merupakan batas ambang pencapaian kompetensi. Nilai
ketuntasan belajar untuk aspek kompetensi pengetahuan (kognitif) dan praktik
(psikomotor) dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0 -100
yang menunjukkan prosentase pencapaian kompetensi, sedangkan untuk
aspek afektif dinyatakan secara kualitatif yang menunjukkan tingkatan afektif,
yaitu: baik (B), cukup (C) atau kurang (K).
Penetapan KKM untuk aspek kognitif dan praktik dilakukan oleh
guru matapelajaran pada awal tahun pelajaran melalui proses penetapan
dimulai dari KKM setiap Indikator pencapaian KD, KKM KD, KKM SK, dan
menjadi KKM mata pelajaran, dengan mempertimbangkan, hal-hal sebagai
berikut:
i. Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap indikator KD yang
harus dicapai oleh peserta didik.
ii. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran.
iii. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata kesiapan siswa
Ketuntasan belajar setiap indikator, KD, SK dan mata pelajaran
ditetapkan dalam rentang antara 0 – 100 %. Kriteria ideal minimal
ketuntasan masing-masing 75 %, dan secara bertahap kriteria ketuntasan
belajar secara terus menerus ditingkatkan seirama dengan peningkatan
kondisi sekolah (misalnya daya dukung) untuk mencapai kriteria
ketuntasan ideal 100%. KKM mata pelajaran tersebut dicantumkan dalam
LHB (berlaku untuk pengetahuan maupun praktik) dan diinformasikan
kepada seluruh warga sekolah dan orang tua peserta didik.
Kelas / KKM
NO Mata Pelajaran Sikap
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama - - 76 B
b. Pendidikan Kewarganegaraan - - 77 B
c. Bahasa Indonesia*) - - 75 B
d. Bahasa Inggris*) - - 75 B
63
Kelas / KKM
NO Mata Pelajaran Sikap
VII VIII IX
e. Matematika - - 75 B
f. IPA*) - - 75 B
g. IPS - - 75 B
h. Seni Budaya**) - - 75 B
i. Pendidikan Jasmani Olahraga dan - - 75 B
Kesehatan*)
10.Teknologi Informasi dan - - 75 B
Komunikasi*)
11. Ketrampilan - - 75 B
B. Muatan Lokal
12. Bahasa Daerah*) - - 75 B
13. Pendidikan Lingkungan - - 77 B
Hidup*)
C. Pengembangan Diri - - B B
b. Program Pengayaan
1). Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM
dalam setiap kompetensi dasar.
2). Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
3). Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
4). Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
64
7. Pelaksanaan dan Pengawasan Pembelajaran
Berdasarkan muatan kurikulum yang meliputi mata pelajaran, muatan lokal
dan pengembangan diri serta peraturan akademik di atas, maka implementasi
proses pembelajaran, baik mata pelajaran, muatan lokal maupun pengembangan
diri mengacu pada standar proses yaitu melalui tahapan-tahapan mulai dari
penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, evaluasi keseluruhan proses pembelajaran dan penyusunan
pelaporan. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan rancangan penilaian. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti berupa kegiatan tatap
muka (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), penugasan terstruktur (PT),
kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) dan penutup. Penilaian hasil
pembelajaran melalui prosedur dan mekanisme penilaian hasil belajar, evaluasi
dan rancangan pelaporan sesuai standar penilaian.
Pengawasan proses pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan
kelancaran dan kualitas pembelajaran. Pemantauan dan supervisi proses
pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran dilakukan untuk menetukan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan dan memusatkan ke seluruh kinerja guru dalam proses
pembelajaran. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi dan evaluasi proses
pembelajaran dilaporkan kepada pemamngku kepentingan, dan ada tindak
lanjut untuk peningkatan kinerja guru baik berupa penguatan atau penghargaan,
teguran yang bersifat mendidik atau pelatihan.
8. Penilaian
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
(menganalisis dan menafsirkan) data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam menentukan tingkat
pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik yang
dilaksanakan mengacu pada standar kompetensi lulusan untuk seluruh mata
pelajaran atau kelompok mata pelajaran, yang mencakup sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
65
Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian selama proses pembelajaran
berlangsung dilakukan secara periodik melalui: ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik digunakan untuk mengetahui kompetensi yang telah
dicapai, bahan penyusunan laporan hasil belajar (LHB), memperbaiki proses
pembelajaran, meningkatkan motivasi pembelajaran dan meningkatkan
akuntabilitas. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan merupakan ujian
sekolah dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada
kelompok mata pelajaran serta semua mata pelajaran, dan sebagai persyaratan
untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian
oleh pemerintah berupa ujian nasional, dan digunakan untuk pemetaan mutu
satuan pendidikan, dasar seleksi masuk ke jenjang perguruan tinggi, penentuan
kelulusan dari satuan pendidikan, serta pembinaan dan pemberian bantuan
kepada satuan pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007
Tentang Standar Penilaian Pendidikan, jenis penilaian adalah sebagai berikut
a. Ulangan Harian
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur proses pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan
satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih dalam proses pembelajaran.
66
c. Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester ganjil.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester tersebut.
d. Ulangan Semester VI
Ulangan semester VI adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
KD pada semester tersebut.
Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang
diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya
sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Sebelum memberikan
pembelajaran remedial, terlebih dahulu pendidik melaksanakan diagnosis
terhadap kesulitan belajar peserta didik. Teknik yang digunakan antara lain
tes, wawancara, dan atau pengamatan. Setelah diketahui kesulitan belajarnya,
peserta didik diberikan pembelajaran remedial. Teknik yang digunakan
antara lain: pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,
penyederhanaan materi, pemanfaatan perpustakaan, atau tutor sebaya.
Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan
pembelajaran tuntas, peserta didik yang lebih cepat mencapai kompetensi
yang telah ditentukan perlu diberi pembelajaran pengayaan. Sebelum
memberikan pembelajaran pengayaan, terlebih dahulu pendidik perlu
mengidentifikasi kelebihan-kelebihan yang dimiliki peserta didik. Teknik
yang digunakan, antara lain menggunakan tes, wawancara, pengamatan.
Setelah diketahui kelebihan yang dimiliki, peserta didik diberikan
pembelajaran pengayaan. Bentuk pembelajaran pengayaan misalnya
pembelajaran kelompok, belajar mandiri, pembelajaran tematik, dan
pemadatan kurikulum.
Laporan hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan
menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata
pelajaran. Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
67
No. 19 tahun 2005 pasal 25 ayat (4) dijelaskan bahwa, Kompetensi Lulusan
mencakup SIKAP, PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN, oleh karena
itu penilaian hasil belajar harus mencerminkan ketiga aspek kompetensi
dimaksud dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing mata
pelajaran.
Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai kumulatif
dari hasil pencapaian standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
selama peserta didik mengikuti pembelajaran pada semester yang terkait,
yang diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semerter, ulangan
akhir semester dan ulangan kenaikan kelas (untuk semester genap) termasuk
hasil remedial. Hal ini sesuai dengan karakteristik Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang dikembangkan berbasis kompetensi. Proses
pembelajaran berbasis kompetensi menerapkan prinsip pembelajaran tuntas
(mastery learning) dan penilaian berkelanjutan.
Bentuk LHB dapat berupa buku atau lembaran, dengan catatan
harus memenuhi seluruh komponen LHB, yang mencakup 1) identitas peserta
didik, 2) format nilai hasil belajar peserta didik, 3) format ketercapaian
kompetensi peserta didik, 4) program pengembangan diri, 5) akhlak mulia
dan kepribadian, 6) ketidakhadiran, 7) catatan wali kelas, 8) keterangan
pindah sekolah, dan 9) catatan prestasi peserta didik. Pengisian LHB dapat
dilakukan secara manual atau komputerisasi, demikian pula penulisan buku
induk dapat dilakukan secara manual atau komputerisasi. LHB disampaikan
kepada peserta didik dan orang tua/wali peserta didik setiap akhir semester.
68
10. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global merupakan
pendidikan yang mengelola keunggulan lokal dan memiliki daya saing global
dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa dan teknologi informasi dan komunikasi
dan lain-lain yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi
peserta didik. Implementasinya secara terpadu dan merupakan bagian integral
dari pendidikan semua mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri
69