Anda di halaman 1dari 53

BAB III.

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

KURIKULUM 2013 (KELAS VII DAN KELAS VIII)


A. Kerangka Dasar (Permendikbud No. 68)
1. Landasan Filosofis
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan filosofi sebagai berikut.
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism).
Dengan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu
peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai
dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.

17
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

3. Karakteristik Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik;
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti;
g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

B. Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud No. 54)


Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi

18
Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar
Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang
diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,


berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural


dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

Ketrampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari
disekolah dan sumber lain sejenis.

C. Struktur Kurikulum

1. Kompetensi Inti
(Permendikbud No. 64) Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi
Lulusan sebagaimana telah ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan,
penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa Tingkat
Kompetensi. Tingkat kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk
mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi
Lulusan.
Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat
generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas dalam

19
rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Tingkat Kompetensi terdiri atas 8
(delapan) jenjang yang harus dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan
berkesinambungan. Tingkat Kompetensi tersebut diterapkan dalam hubungannya
dengan tingkat kelas sejak peserta didik mengikuti pendidikan TK/RA, Kelas I
sampai dengan Kelas XII jenjang pendidikan dasar dan menengah. Tingkat
Kompetensi TK/RA bukan merupakan prasyarat masuk Kelas I.
Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat
perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan
kompetensi yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan;
tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan
keterpaduan antar jenjang yang relevan.
Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi yang
bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
Kompetensi yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan
kurikulum. Secara hirarkis, kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan untuk
menetapkan Kompetensi yang bersifat generik pada tiap Tingkat Kompetensi.
Kompetensi yang bersifat generik ini kemudian digunakan untuk menentukan
kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap muatan kurikulum. Selanjutnya,
Kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk menentukan Kompetensi
Dasar pada pengembangan kurikulum satuan dan jenjang pendidikan.

(Permendikbud No. 68) Kompetensi inti dirancang seiring dengan


meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti,
integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Kompetensi inti tingkat SMP terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi
ke-4 yang mencakup kelas VII dan kelas VIII, dan tingkat kompetensi ke-4A untuk
kelas IX.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

20
Uraian tentang Kompetensi Inti dapat dilihat pada Tabel berikut.

Kompetensi Inti Kelas VII Kompetensi Inti Kelas VIII Kompetensi Inti Kelas IX

1. Menghargai dan 1. Menghargai dan 1. Menghargai dan


menghayati ajaran agama menghayati ajaran agama menghayati ajaran agama
yang dianutnya yang dianutnya yang dianutnya

2. Menghargai dan 2. Menghargai dan 2. Menghargai dan


menghayati perilaku menghayati perilaku jujur, menghayati perilaku jujur,
jujur, disiplin, disiplin, tanggungjawab, disiplin, tanggungjawab,
tanggungjawab, peduli peduli (toleransi, gotong peduli (toleransi, gotong
(toleransi, gotong royong), santun, percaya royong), santun, percaya
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan secara efektif dengan
secara efektif dengan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan
alam dalam jangkauan pergaulan dan pergaulan dan
pergaulan dan keberadaannya keberadaannya
keberadaannya

3. Memahami pengetahuan 3. Memahami dan 3. Memahami dan


(faktual, konseptual, dan menerapkan pengetahuan menerapkan pengetahuan
prosedural) berdasarkan (faktual, konseptual, dan (faktual, konseptual, dan
rasa ingin tahunya prosedural) berdasarkan prosedural) berdasarkan
tentang ilmu rasa ingin tahunya tentang rasa ingin tahunya tentang
pengetahuan, teknologi, ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan,
seni, budaya terkait teknologi, seni, budaya teknologi, seni, budaya
fenomena dan kejadian terkait fenomena dan terkait fenomena dan
tampak mata kejadian tampak mata kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan 4. Mengolah, menyaji dan 4. Mengolah, menyaji dan


menyaji dalam ranah menalar dalam ranah menalar dalam ranah
konkret (menggunakan, konkret (menggunakan, konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, mengurai, merangkai, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan memodifikasi, dan memodifikasi, dan
membuat) dan ranah membuat) dan ranah membuat) dan ranah
abstrak (menulis, abstrak (menulis, abstrak (menulis,
membaca, menghitung, membaca, menghitung, membaca, menghitung,
menggambar, dan menggambar, dan menggambar, dan
mengarang) sesuai mengarang) sesuai mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain sekolah dan sumber lain sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut yang sama dalam sudut yang sama dalam sudut
pandang/teori pandang/teori pandang/teori

21
2. Matapelajaran
(Permendikbud No. 68) Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan
alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, sebagaimana tabel
berikut.

Alokasi Waktu per Minggu


Mata Pelajaran
VII VIII IX
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1 Seni Budaya 3 3 3
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
3 Prakarya 2 2 2
4 Bahasa Daerah 2 2 2
5
6
Jumlah alokasi waktu 40 40 40

Bimbingan Konseling 2 2 2
ASWAJA 2 2 2
....................... 4 4 4

Keterangan:
a. Matapelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah.
b. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum
diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler antara lain Pramuka (Wajib), Usaha
Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.
c. Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan Sekolah,
Palang Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka mendukung
pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap
peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan
pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi
keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler
ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.

22
d. Matapelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
e. Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila
daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah
jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
f. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu
untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai
kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
g. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal
yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Muatan pembelajaran yang berbasis pada konsep-konsep terpadu dari berbagai
disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah matapelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan
sebagai mata pelajaran dalam bentuk integrated sciences dan integrated social studies.
Muatan IPA berasal dari disiplin biologi, fisika, dan kimia, sedangkan muatan IPS
berasal dari sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi. Kedua matapelajaran tersebut
merupakan program pendidikan yang berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan
berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang bangsa, semangat
kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau
space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan pendidikan IPA
menekankan pada pemahaman tentang lingkungan dan alam sekitar beserta kekayaan
yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan dijaga dalam perspektif biologi, fisika,
dan kimia.
Integrasi berbagai konsep dalam matapelajaran IPA dan IPS menggunakan
pendekatan trans-disciplinarity di mana batas-batas disiplin ilmu tidak lagi tampak
secara tegas dan jelas, karena konsep-konsep disiplin ilmu berbaur dan/atau terkait

23
dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya. Kondisi tersebut
memudahkan pembelajaran IPA dan IPS menjadi pembelajaran yang kontekstual.
Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang, dan waktu.
Ruang adalah tempat di mana manusia beraktivitas, koneksi antar ruang
menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu
menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi. Pembelajaran IPA
diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan kimia. Pengintegrasian dapat
dilakukan dengan cara connected, yakni pembelajaran dilakukan pada konten bidang
tertentu (misalnya fisika), kemudian konten bidang lain yang relevan ikut dibahas.
Misalnya saat mempelajari suhu (konten fisika), pembahasannya dikaitkan dengan
upaya makhluk hidup berdarah panas mempertahankan suhu tubuh (konten biologi),
serta senyawa yang digunakan di dalam sistem AC (konten kimia)

C. Muatan Kurikulum
1. Beban Belajar (Permendikbud No. 68)
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a. Beban belajar dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar
satu minggu Kelas VII, VIII, dan IX adalah 38 jam pembelajaran. Durasi setiap
satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
b. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
c. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
d. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
e. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.

24
Jadi beban belajar untuk kelas VII dan Kelas VIII dapat dinyatakan sebagai berikut:

Satu jam Waktu


Jumlah Minggu Jumlah jam
pembelajaran pembelajaran
Kelas jampel/ efektif per per tahun (@
tatap muka per tahun
minggu tahun 60 menit)
(menit) (jampel)
1444-1520
Jam pelajaran
VII & VIII 40 38 36-40 963 - 1013
(57760-
60800) menit

(Permendikbud No. 81 A, Lamp IV) Selain tatap muka, beban belajar yang diikuti
peserta didik adalah penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang
waktunya maksimal enam puluh persen (50%) dari jumlah jam tatap muka, yaitu untuk
mendalami capaian kompetensi pada kegiatan tatap muka. Penugasan terstruktur di
antaranya berupa pekerjaan rumah (PR), penyusunan program/perencanaan kegiatan,
laporan pelaksanaan kegiatan. Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-
tugas individu atau kelompok yang disesuaikan dengan karakteristik KD, juga potensi,
minat, dan bakat peserta didik.

2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi
menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai
berikut:
a. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan
KI-1;
b. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan
KI-2;
c. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan
KI-3; dan
d. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan
KI-4.
(Pengelompokkan kompetensi dasar seperti tersebut di atas untuk masing-masing mata

25
pelajaran adalah seperti pada lampiran).

3. Muatan Lokal
a. Pengembangan (Permendikbud No. 81A Lamp II)
Muatan Lokal dikembangkan melalui identifikasi konteks kurikulum meliputi
analisis ciri khas, potensi, keunggulan, kearifan lokal, dan kebutuhan/tuntutan
daerah. Metode identifikasi dan analisis disesuaikan dengan kemampuan tim. Jenis
muatan lokal meliputi empat rumpun muatan lokal yang merupakan persinggungan
antara:
1). Budaya lokal, mencakup pandangan-pandangan yang mendasar, nilai-nilai sosial,
dan artifak-artifak (material dan perilaku) yang luhur yang bersifat lokal.
2). Kewirausahaan dan pra-vokasional, adalah muatan lokal yang mencakup
pendidikan yang tertuju pada pengembangan potensi jiwa usaha dan
kecakapannya.
3). Pendidikan lingkungan & kekhususan lokal lainnya, adalah mata pelajaran
muatan lokal yang bertujuan untuk mengenal lingkungan lebih baik,
mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan, dan mengembangkan potensi
lingkungan.
4). Perpaduan antara budaya lokal, kewirausahaan, pra-vokasional, lingkungan
hidup, dan kekhususan lokal lainnya yang dapat menumbuhkan suatu kecakapan
hidup.

b. Tujuan
Muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi di
daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan,
dan keterampilan kepada peserta didik agar:
1). Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya;
2). Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya; dan
3). Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang
berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur
budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
26
c. Ruang Lingkup
1). Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah.
Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada
dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan
lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang
diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan
hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan
dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan.
Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti kebutuhan untuk:
 melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;
 meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai dengan
keadaan perekonomian daerah;
 meningkatkan penguasaan Bahasa Inggris untuk keperluan peserta didik dan
untuk mendukung pengembangan potensi daerah, seperti potensi pariwisata;
dan
 meningkatkan kemampuan berwirausaha.

2). Lingkup isi/jenis muatan lokal.


Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris,
kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan
pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal
yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi daerah yang bersangkutan.
Berdasarkan profil sekolah seperti pada BAB 1 Latar Belakang dan hasil
analisis kondisi obyektif sekolah dan daerah serta memperhatihkan Pergub Jawa
Timur No. 19 Tahun 2014, maka muatan Lokal yang diselenggara kan adalah
sebagai berikut:

No. Jenis Muatan Lokal Alokasi Waktu


VII VIII IX
1. Bahasa Daerah Jawa/Madura 2 - -
2. Bahasa Daerah Jawa/Madura - 2 -
3. Bahasa Daerah Jawa/Madura - - 2

Strategi pelaksanaannya sama dengan mata pelajaran yang lain, demikian pula
27
sistem penilaiannya, yaitu meliputi aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan,
seperti pada tabel struktur kurikulum dan tabel kriteria ketuntasan minimal (KKM).

4. Pembelajaran (Permendikbud No. 65)


Proses Pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip
pembelajaran yang digunakan:
a. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
b. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar;
c. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah;
d. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
e. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
f. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
g. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
h. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat;
j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan member keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
l. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran; dan
28
n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang Budaya peserta didik.

Karakteristik pembelajaran terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan


Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang
sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual
tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi
dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas“
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas“ mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melaluiaktivitas“ mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.Karaktersitik kompetensi beserta
perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses.
Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata
pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual
maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah(project based learning).
Terkait dengan prinsip dan karakteristik pembelajaran di atas, dikembangkan
pembelajaran yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

a. Perencanaan Proses Pembelajaran


1) Silabus
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola
pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

29
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.RPP disusun berdasarkan KD atau sub tema
yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP: identitas sekolah, identitas mata pelajaran,
kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi
dasar dan indicator pencapaian kompetensi, maeri pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.
Prinsip penyusunan RPP: memperhatikan perbedaan individual,
partisipasi aktif, berpuat pada peserta didik, pengembangan budaya baca dan
menulis, pemberian umpan balik dan tindak lanjut, penekanan keterkaitan dan
keterpaduan antar KD, mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, dan
penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,
dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

b. Proses Pembelajaran (Permendikbud No. 65)


1) Persyaratan Proses Pembelajaran
a). Alokasi waktu jam tatap muka 40 menit, buku teks pelajaran jumlahnya
sesuai kebutuhan peserta didik.
b). Pengelolaan kelas
 Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai
dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.
 Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus
dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
 Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah
dimengerti oleh peserta didik.

30
 Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik.
 Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan
keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
 Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
 Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
 Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
 Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik
silabus mata pelajaran; dan
 Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.

2). Pelaksanaan Pembelajaran


Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

a). Kegiatan Pendahuluan


Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
 menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
 memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional;
 mengajukan pertanyaan - pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
 menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
 menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.

b). Kegiatan Inti

31
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan
tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atauinkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan/ataupembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning)disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a). Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang
dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong
siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.
b). Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik
aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan
kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk
memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat
disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik
menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun
kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).

c). Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topic dan
subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus
mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan
pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquirylearning) dan pembelajaran
32
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).

3). Kegiatan Penutup


Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a). seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung
maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung;
b). memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c). melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok; dan
d). menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.

c. Penilaian hasil Pembelajaran


Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan
mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk
merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau
pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat
digunakansebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai
dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran
dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket,
observasi, catatan anekdot, dan refleksi.

d. Pengawasan Proses Pembelajaran


Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara
33
berkala dan berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh
kepala satuan pendidikan dan pengawas.
1). Prinsip Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna
peningkatan mutu secara berkelanjutan dan menetapkan peringkat
akreditasi.
2). Sistem dan Entitas Pengawasan
Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas,
dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.
a). Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.
b). Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk
supervisi akademik dan supervisi manajerial.
Pengawasan yang dilakukan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
diwujudkan dalam bentuk Evaluasi Diri Sekolah.
3). Proses Pengawasan
a). Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan
melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
b). Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui
antara lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
c). Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses
pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak
lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.
d). Tindak Lanjut
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
1) penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan
kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; dan

34
2) pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

5. Kriteria Ketuntasan Minimal (Permendikbud No. 81A Lamp IV)


Ketuntasan belajar ditentukan sebagai berikut:

Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Ketrampilan Sikap
A 4 4 SB
A_ 3,66 3,66
B+ 3,33 3,33
B 3 3 B
B_ 2,66 2,66
C+ 2,33 2,33
C 2 2 C
C_ 1,66 1,66
D+ 1,33 1,33 K
D 1 1

a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila
menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif.
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila
menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif.
c) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan
dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh
matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada
pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan
yang bersangkutan.
Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut.
a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan
kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66;
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan
pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh
nilai 2.66 atau lebih dari 2.66; dan

35
c) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang
dari 2.66.
d) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang
secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara
holistik (paling tidak oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua).

6. Penilaian
Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 66 tahun 2013 Penilaian hasil
belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian
tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian
nasional.
a. Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
b. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum
ulangan harian.
c. Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran.
d. Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses
pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
e. Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukanoleh
pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
f. Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir
kelas VIII, dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah.
Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas kelas IX dilakukan melalui UN.
g. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survey oleh
Pemerintah pada akhir kelas dan kelas VIII.
h. Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
i. Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
1) Penilaian kompetensi sikap
36
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui:
a) observasi,
b) penilaian diri (self assessment),
c) penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik
d) Jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antar peserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist)
atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada
jurnal berupa catatan pendidik.
Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut:
SB = Sangat Baik = 80 - 100
B = Baik = 70 - 79
C = Cukup = 60 - 69
K = Kurang = < 60
Nilai kompetensi sikap pada Laporan Capaian Kompetensi (LCK) dihitung
dari rata-rata nilai observasi, nilai diri sendiri, nilai antar teman dan nilai
jurnal. Contoh:
Seorang peserta didik dalam mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti
memperoleh:
Nilai Observasi = 85, Nilai diri sendiri = 75, Nilai antar teman = 80, Nilai
Jurnal = 75
Nilai Sikap = (85+75+80+75) : 4 = 315 : 4 = 79 (dibulatkan)
Kualifikasi = Baik (B)
Deskripsi: Sikapnya baik, berpakaian sesuai dengan aturan tata tertib
sekolah, menunjukkan sikap jujur dan hormat kepada guru,
namun kontrol dirinya perlu ditingkatkan.

2) Penilaian kompetensi pengetahuan


Penilaian Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
melalui:
a) Tes tulis
b) Tes lisan
c) Penugasan

37
Penilaian Pengetahuan terdiri atas: Nilai Proses (Nilai Harian) = NH, Nilai
Ulangan Tengah Semester = UTS, dan Nilai Ulangan Akhir Semester =
UAS.
a) Nilai Harian diperoleh dari hasil Tes Tulis, Tes Lisan, dan Penugasan
yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi
Dasar (KD).
b) Penghitungan nilai Pengetahuan diperoleh dari rerata NH, UTS, dan
UAS.
c) Penilaian Laporan Capaian Kompetensi (LCK) untuk pengetahuan
menggunakan penilaian kuantitatif dengan skala 1 – 4 (kelipatan 0,33),
dengan 2 (dua) desimal dan diberi predikat sebagai berikut:

A : 3,67 – 4.00 C+ : 2,01 - 2,33


A- : 3,34 - 3,66 C : 1,67 - 2,00
B+ : 3,01 - 3,33 C- : 1,34 - 1,66
B :2,67 - 3,00 D+ : 1,01 - 1,33
B- : 2,34 - 2,66 D : < 1,00

d) Penghitungan Nilai Pengetahuan adalah dengan cara:


 NH, UTS, dan UAS menggunakan skala nilai 0 sd 100
 Nilai Rapor (LCK) merupakan hasil konversi dari rerata NH, UTS, dan
UAS, dengan perhitungan sebagai berikut NA = (rerata NH, UTS, dan
UAS )/100) x 4
 Contoh:
Seorang Peserta didik memperoleh nilai pengetahuan pada Mata
Pelajaran Agama dan Budi Pekerti sebagai berikut:
NH = 80, UTS = 75, UAS = 85
Nilai rerata NH, UTS, dan UAS = (80 + 75 + 85) : 3 = 240 : 3 = 80
Nilai Konversi = (80 : 100) x 4 = 3,20 ; Predikat B+
Nilai pengetahuan yang ditulis pada LCK adalah nilai koversi
(3,20) dan predikatnya (B+).

3) Penilaian kompetensi keterampilan

38
a) Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan oleh Guru Mata
Pelajaran (Pendidik) melalui:
 Tes praktik
 Projek
 Portofolio
b) Penilaian kompetensi keterampilan terdiri atas:
 Nilai Praktik,
 Nilai Projek,
 Nilai Portofolio
c) Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu
KD.
d) Penghitungan nilai keterampilan diperoleh dari rata-rata Penilaian
Praktik, Penilaian Projek dan Penilaian Portofolio.
e) Pengolahan Nilai Rapor (LCK) untuk Keterampilan menggunakan
penilaian kuantitatif dengan skala 1 - 4 (kelipatan 0,33), dengan 2 (dua)
desimal dan diberi predikat sebagai berikut:

A : 3,67 – 4.00 C+ : 2,01 - 2,33


A- : 3,34 - 3,66 C : 1,67 - 2,00
B+ : 3,01 - 3,33 C- : 1,34 - 1,66
B : 2,67 - 3,00 D+ : 1,01 - 1,33
B- : 2,34 - 2,66 D : ≤ 1,00

f) Penghitungan Nilai Keterampilan adalah dengan cara:


 Nilai praktik, projek, dan portofolio menggunakan skala nilai 0 sd
100.
 Nilai rapor merupakan hasil konversi dari rerata nilai praktik (NPr),
projek (NPj), dan portofolio (NPo) dengan perhitungan sebagai
berikut  NA = (rerata NPr, NPj, dan NPo /100) x 4
 Contoh:
Seorang peserta didik memperoleh nilai keterampilan pada Mata
Pelajaran Agama dan Budi Pekerti sebagai berikut:

39
 Nilai Praktik (NPr) = 80; Nilai Projek (NPj) = 75; Nilai
Portofolio (NPo) = 80
 Rerata NPr, NPj, NPo = 80 + 75 + 80 : 3 = 235 : 3 = 78,33
 Nilai Konversi = (78,33/100) x 4 = 3,13; maka predikatnya B+
Nilai keterampilan yang ditulis pada rapor/LCK adalah nilai
koversi (3,13) dan predikatnya (B+).

Selanjutnya di dalam LCK masing-masing mata pelajaran


dideskripsikan kualitas capaian kompetensi dari KD-3 (pengetahuan)
dan KD-4 (keterampilan).

Nilai laporan capaian kompetensi (LCK) per semester merupakan


nilai kumulatif dari hasil PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP,
KOMPETENSI PENGETAHUAN, dan KOMPETENSI KETRAMPILAN
selama peserta didik mengikuti pembelajaran pada semester yang terkait,
yang diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semerter, ulangan
akhir semester termasuk hasil remedial. Hal ini sesuai dengan karakteristik
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan berbasis
kompetensi. Proses pembelajaran berbasis kompetensi menerapkan prinsip
pembelajaran tuntas (mastery learning) dan penilaian berkelanjutan.
Bentuk LCK dapat berupa buku atau lembaran, dengan catatan
harus memenuhi seluruh komponen LCK. Pengisian LCK dapat dilakukan
secara manual atau komputerisasi, demikian pula penulisan buku induk dapat
dilakukan secara manual atau komputerisasi. LCK disampaikan kepada
peserta didik dan orang tua/wali peserta didik setiap akhir semester.

7. Matrikulasi (Panduan Matrikulasi)


Matrikulasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan awal yang diperlukan peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran
pada jenjang tertentu. Matrikulasi diperlukan manakala peserta didik dengan latar
belakang yang beragam, diduga belum memiliki pengetahuan dan kemampuan standar
yang dipersyaratkan. Program Matrikulasi bertujuan untuk mencapai “level of entry”
yang sama bagi seluruh peserta didik, berisi pemantapan materi yang seharusnya sudah
dikuasai.
40
Pada tahun pelajaran 2014/2015 kelas VII dan kelas VIII harus melaksanakan
Kurikulum 2013, sedangkan kondisi kelas VIII saat kelas VII belum melaksananakan
Kurikulum 2013, maka pada tahun pelajaran 2014/2015 kelas VIII harus mengikuti
program matrikulasi untuk materi kelas VII kurikulum 2013 yang belum disampaikan
pada kelas VII kurikulum 2006. Secara operasional program matrikulasi adalah
sebagai kegiatan pemenuhan kompetensi siswa agar kesenjangan antara dua standar isi
dari kurikulum yang berbeda dapat dipenuhi sesuai dengan kompetensi yang harus
dipenuhi. Pelaksanaan matrikulasi harus tuntas dilaksanakan pada semester I tahun
pelajaran 2014/2015, dan dapat mengikuti tahapan berikut.
a. Menganalisis jenis dan jumlah matapelajaran yang terdapat di kelas VII Kurikulum
2006 dan Kurikulum 2013
b. Menganalisis untuk membandingkan KD kelas VII Kurikulum 2006 dengan
Kurikulum 2013
c. Menentukan unsur-unsur yang terlibat dalam program matrikulasi, dan

d. Menetapkan waktu pelaksanaan matrikulasi matapelajaran.

8. Kenaikan kelas (Kebijakan Sekolah)


a, Dilaksanakan pada setiap akhir Tahun Pelajaran.
a. Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal 90% diperhitungkan
dari tatap muka tanpa memperhitungkan ketidakhadiran karena sakit atau alasan
tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Mencapai KKM untuk Kompetensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan sesuai
ketentuan penilaian yang berlaku.
c. Sikap, prilaku, budi pekerti peserta didik antara lain :
- Tidak terlibat narkoba, perkelahian/tawuran dan tidak melawan tenaga
pendidik/tenaga kependidikan secara fisik atau non fisik.
- Tidak terlibat tindak kriminal
d. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas, apabila yang bersangkutan tidak
mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran dan
memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

9. Kelulusan (POS UN)


a. Kriteria pelulusan satuan pendidikan.

41
1). Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2). Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran: (a) kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia, (b)kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, (c)kelompok mata pelajaran
estetika, dan (d) kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan.
3). Lulus Ujian Sekolah
4). Lulus Ujian Nasional
Kriteria kelulusan secara operasional sesuai POS ujian sekolah maupun ujian
Nasional.

b. Ujian Sekolah
Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta
didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas
prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan
pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah semua mata pelajaran yang
diajarkan dikelas IX, dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata
pelajaran, iptek, agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian,
estetika, serta pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, yang akan diatur
dalam POS Ujian Sekolah.

a. Ujian Nasional

Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta


didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar
Nasional Pendidikan.
Target kelulusan sekolah adalah lulus 100% setiap tahunnya, dan
mendapatkan prestasi peringkat sepuluh besar di tingkat propinsi baik secara
perorangan maupun satuan pendidikan. Untuk memotivasi terwujudnya target
kelulusan di atas dilakukan layanan-layanan pembelajaran antara lain
pelaksanaan pembelajaran yang aktif, pendalaman materi melalui tugas
terstrukrur dan tugas mandiri, serta diadakan try out ujian sekolah maupun ujian
nasional.
Peserta ujian yang berhasil lulus diberikan ijazah dan daftar hasil ujian

42
nasional. Sedangkan yang belum berhasil lulus diikutkan ujian ulangan atau
diikutkan ujian paket B, jika keduanya tidak ada program maka akan mengulang
di kelas IX dan ikut ujian lagi pada tahun pelajaran berikutnya.

11. Mutasi Siswa (Kebijakan Sekolah)


Persyaratan pindah/mutasi peserta didik sesuai dengan prinsip manajemen
berbasis sekolah, melalui suatu mekanisme yang objektif dan transparan,
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Memenuhi persyaratan yang ditentukan dari sekolah dengan status akreditasi
yang sama atau di atas status akreditasi SMP Negeri 1 Poncokusumo
1). Mengajukan surat permohonan pindah dari orang tua yang bersangkutan.
2). Memiliki surat pindah dari sekolah asal yang diketahui oleh dinas
pendidikan yang ditinggalkan maupun yang dituju, dilampiri daftar Induk
Siswa Nasional (ISN).
3). Memiliki Laporan Hasil Belajar (Rapor) dengan nilai lengkap dari sekolah
asal.
4). Memilki Ijazah Sekolah Dasar (SD)/sederajat.
5). Memiliki surat tanda lulus dengan Nilai Ujian Nasional minimal sama
dengan nilai minimal UN peserta didik yang diterima di SMP Negeri 1
Poncokusumo pada tahun yang sama
b. Mengikuti seleksi masuk melalui tes dan hasilnya diumumkan secara terbuka.
c. Mengikuti matrikulasi untuk mata pelajaran yang berbeda.

12. Ekstrakurikuler
(Permendikbud No 81A Lamp. II) Kegiatan ekstrakurikuler dalam
Kurikulum 2013 dikelompokkan menjadi ekstrakurikuler wajib dan
ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib merupakan program
ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta
didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah
atas (SMA/SMK). Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi
Kepramukaan setempat/terdekat. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program
ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan
43
minatnya masing-masing, yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR. Selain itu,
kegiatan ini dapat juga dalam bentuk kelompok atau klub yang kegiatan
ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata
pelajaran, misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola voli.
Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah,
guru, dan tenaga kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan
dan minat peserta didik yang selanjutnya dikembangkan ke dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang bermanfaat positif bagi peserta didik. Ide pengembangan
suatu kegiatan ekstrakurikuler dapat pula berasal dari peserta didik atau
sekelompok peserta didik. Selanjutnya menyusun “Panduan Kegiatan
Ekstrakurikuler” dan mendiseminasikannya kepada peserta didik pada setiap
awal tahun pelajaran.
Panduan kegiatan ekstrakurikuler yang diberlakukan antara laian
memuat.
1. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler;
2. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler;
3. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi:
a. ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan;
b. tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler;
c. keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan;
d. jadwal kegiatan; dan
e. level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik.
4. Manajemen program ekstrakurikuler meliputi:
a. Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler pada satuan
pendidikan;
b. Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk
masing-masing kegiatan ekstrakurikuler; dan
c. Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk
masing-masing kegiatan ekstrakurikuler.
5. Pendanaan dan mekanisme pendanaan program ekstrakurikuler.

44
KURIKULUM 2006 ( KELAS IX)
D. Kerangka Dasar Kurikulum
Kelompok Mata Pelajaran

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan,
dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;


b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Kelompok mata pelajaran tersebut memiliki cakupan dan kegiatan masing-masing


sebagai berikut:
Kelompok
Cakupan Melalui
Mata Pelajaran
Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan Kegiatan keagamaan,
Mulia akhlak mulia dimaksudkan untuk pembelajaran
membentuk peserta didik menjadi kewarganegaraan dan
manusia yang beriman dan bertakwa pembinaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta kepribadian/akhlak mulia,
berakhlak mulia. Akhlak mulia pembelajaran ilmu
mencakup etika, budi pekerti, atau pengetahuan dan teknologi,
moral sebagai perwujudan dari estetika, jasmani, olahraga
pendidikan agama. dan kesehatan, dan
pengembangan
diri/ekstrakurikuler
Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran Kegiatan keagamaan,
Kepribadian kewarganegaraan dan kepribadian pembinaan
dimaksudkan untuk peningkatan kepribadian/akhlak mulia,
kesadaran dan wawasan peserta didik pembelajaran
akan status, hak, dan kewajibannya kewarganegaraan, bahasa,
dalam kehidupan bermasyarakat, seni dan budaya, dan
berbangsa, dan bernegara, serta pendidikan jasmani, dan
peningkatan kualitas dirinya sebagai pengembangan
manusia. diri/ekstrakurikuler
Kesadaran dan wawasan termasuk
wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara, penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta

45
Kelompok
Cakupan Melalui
Mata Pelajaran
perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.

Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu Kegiatan pembelajaran


Teknologi pengetahuan dan teknologi pada bahasa, matematika, ilmu
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan pengetahuan alam, ilmu
untuk memperoleh kompetensi dasar pengetahuan sosial,
ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan/kejuruan,
membudayakan berpikir ilmiah dan/atau teknologi
secara kritis, kreatif dan mandiri. informasi dan komunikasi,
serta muatan lokal yang
relevan.
Estetika Kelompok mata pelajaran estetika Kegiatan bahasa, seni dan
dimaksudkan untuk meningkatkan budaya, keterampilan, dan
sensitivitas, kemampuan muatan lokal yang relevan,
mengekspresikan dan kemampuan dan pengembangan
mengapresiasi keindahan dan diri/ekstrakurikuler
harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan keindahan
serta harmoni mencakup apresiasi
dan ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
Kelompok mata pelajaran jasmani,
Jasmani, Olah Raga, Kegiatan pendidikan
olahraga dan kesehatan pada
dan Kesehatan. jasmani, olahraga,
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan
pendidikan kesehatan, ilmu
untuk meningkatkan potensi fisik
pengetahuan alam, dan
serta membudayakan sportivitas dan
muatan lokal yang relevan,
kesadaran hidup sehat.
dan pengembangan
Budaya hidup sehat termasuk
diri/ekstrakurikuler
kesadaran, sikap, dan perilaku hidup
sehat yang bersifat individual
ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti keterbebasan
dari perilaku seksual bebas,
kecanduan narkoba, HIV/AIDS,
demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk
mewabah.

46
E. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan
dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar
yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan
bagian integral dari struktur kurikulum.
Struktur kurikulum SMP Negeri 1 Poncokusumo meliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun
mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan
standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan
ketentuan sebagai berikut.
a. Kurikulum SMP Negeri 1 Poncokusumo memuat 10 mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri. Mata pelajaran adalah kegiatan kurikuler dan
masing-masing memiliki standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai
Standar Isi (lampiran Standar Isi). Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler
untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan mata
pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir
peserta didik.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS
Terpadu”.

47
c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah
maksimum 4 (empat) jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
Struktur kurikulum SMP Negeri 1 Poncokusumo untuk kelas IX disajikan pada
tabel berikut:

Kelas dan Alokasi Waktu


Komponen
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran - -
1. Pendidikan Agama - - 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan - - 2
3. Bahasa Indonesia - - 4
4. Bahasa Inggris - - 4
5. Matematika - - 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam - - 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial - - 4
8. Seni Budaya - - 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan - - -
Kesehatan
10. Keterampilan/Teknologi Informasi - - 2
dan Komunikasi
B. Muatan Lokal - - 2
1. Bahasa Daerah
2. Pendidikan Lingkungan Hidup
C. Pengembangan Diri - - 2*)
1. Bimbingan Konseling
2. Kegiatan Ekstrakurikuler:
a. Kepramukaan
b. UKS dan PMR
c. Olahraga
d. Kerohanian
e. Seni budaya/Sanggar seni
Jumlah - - 32
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

48
F. Muatan Kurikulum

Muatan Kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal


yang keluasan dan kedalamannya dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) pada setiap tingkat dan
semester. Tujuan dan ruang lingkup masing-masing mata pelajaran (Lampiran
Standar Isi) yang merupakan beban belajar bagi peserta didik beserta pengelolaan
nya adalah sebagai berikut:

a. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang diselenggarakan di SMP Negeri 1 Poncokusumoterdiri
atas sejumlah mata pelajaran sebagai berikut:
1.1. Pendidikan Agama
Pendidikan agama yang diselenggarakan meliputi agama Islam, Kristen
Protestan, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. (Pilih yang ada saja)
Tujuan:
1). Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik sesuai keyakinan
agamanya masing-masing;
2). Memberikan wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia; dan
3). Menumbuhkembangkan sikap toleransi antar umat beragama.

1.2. Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1). Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2). Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
anti-korupsi
3). Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4). Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.

49
Ruang Lingkup:
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi
aspek-aspek sebagai berikut.
1). Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan
2). Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,
Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan
peradilan internasional
3). Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional
HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
4). Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri ,
Persamaan kedudukan warga negara
5). Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6). Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi
7). Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka
8). Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi
globalisasi.

1.3. Bahasa Indonesia


Tujuan

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki


kemampuan sebagai berikut.
1). Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis

50
2). Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara
3). Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan
4). Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5). Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa
6). Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-
aspek sebagai berikut.
1). Mendengarkan
2). Berbicara
3). Membaca
4). Menulis.
Pada akhir pendidikan peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya
15 buku sastra dan nonsastra.

1.4. Bahasa Inggris


Tujuan:
Mata Pelajaran Bahasa Inggris bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.

1). Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan


tulis untuk mencapai tingkat literasi informational
2). Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global
3). Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara
bahasa dengan budaya.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris meliputi:
1). Kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi informational;

51
2). Kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional
pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive,
recount, narrative, report, news item, analytical exposition, hortatory
exposition, spoof, explanation, discussion, review, public speaking.
Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa,
dan langkah-langkah retorika;
3). Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata
bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural
(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam
berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah
yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar
komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana
(menggunakan piranti pembentuk wacana).

1.5. Matematika

Tujuan
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1). Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2). Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3). Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
4). Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5). Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.

Ruang Lingkup
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
1). Bilangan
2). Aljabar
3). Geometri dan Pengukuran
4). Statistika dan Peluang.

52
1.6. IPA
Mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1). Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya
2). Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
3). Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat
4). Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi
5). Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam
6). Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan
nya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7). Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Ruang Lingkup
Bahan kajian IPA merupakan kelanjutan bahan kajian IPA SD/MI meliputi
aspek-aspek sebagai berikut.
1). Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
2). Materi dan Sifatnya
3). Energi dan Perubahannya
4). Bumi dan Alam Semesta

1.7. IPS
Tujuan
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1). Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyara
kat dan lingkungannya
2). Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial
3). Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4). Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

53
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai
berikut.
1). Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2). Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3). Sistem Sosial dan Budaya
4). Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

1.8. Seni Budaya


Tujuan
Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1). Memahami konsep dan pentingnya seni budaya
2). Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya
3). Menampilkan kreativitas melalui seni budaya
4). Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal,
regional, maupun global.
Ruang Lingkup
Mata pelajaran Seni Budaya meliputi aspek-aspek (minimal dipilih satu
jenis seni) sebagai berikut.
1). Seni rupa, mencakup keterampilan dalam menghasilkan karya seni rupa
murni dan terapan
2). Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,
memainkan alat musik, berkarya dan apresiasi karya musik
3). Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan eksplorasi gerak
tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, berkarya dan apresiasi
terhadap gerak tari
4). Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah
suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan
seni peran.

1.9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan


Tujuan
Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1). Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
2). Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik

54
3). Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4). Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan
5). Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis
6). Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
7). Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki
sikap yang positif.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan untuk meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1). Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan.
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket,
bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta
aktivitas lainnya
2). Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
3). Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa
alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
4). Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobic serta aktivitas lainnya
5). Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan
bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya

1.10. Teknologi Informasi dan Komunikasi


Tujuan
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1). Memahami teknologi informasi dan komunikasi
2). Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
3). Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
4). Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Teknologi informasi dan komunikasi
meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

55
1). Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi
2). Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu
perangkat ke perangkat lainnya.

2. Muatan Lokal
Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan
keunggulan daerah, kebutuhan peserta didik, serta ketersediaan lahan, sarana
prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah
pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai
dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain
inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian, dan
memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain kejujuran,
tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama,
sehingga siap untuk menjawab tantangan jamannya.

Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan


di dalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut
dapat menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehinggga satuan pendidikan harus
mengembangkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk
setiap muatan lokal yang diselenggarakan.
Berdasarkan profil sekolah seperti pada BAB I Latar Belakang maka
muatan Lokal yang diselenggarakan adalah sebagai berikut:

Alokasi Waktu
No. Jenis Muatan Lokal
VII VIII IX
1. Bahasa Daerah - - 2
2. Pendidikan Lingkungan Hidup - - 2

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi muatan local Dasar


Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
Kelas IX, Semester I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


.8. Mengaplikasikan upaya pe 8.1. Melakukan budaya tanaman peneduh
lestarian lingkungan hidup dengan menerapkan cara reproduksi

56
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
di sekolah dengan berbagai vegetatif dan generatif.
bududaya tanaman yang 8.2. Melakukan budaya tanaman hias
mempunyai nilai artistik, dengan menerapkan cara reproduksi
estetis dan ekonomis vegetatif dan generatif.

Kelas IX, Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


.8. Mengaplikasikan upaya pel 8.3. Melakukan budaya tanaman produk
estarian lingkungan hidup di tif dengan menerapkan cara repro
sekolah dengan berbagai duksi vegetatif dan generatif.
bududaya tanaman yang 8.4. Melakukan budaya tanaman obat
mempunyai nilai artistik, dengan menerapkan cara reproduksi
estetis dan ekonomis vegetatif dan generatif.

Strategi pelaksanaannya sama dengan mata pelajaran yang lain,


pembelajarannya dalam kelas dan di luar kelas demikian pula sistem
penilaiannya, yaitu meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif, seperti
pada tabel struktur kurikulum dan tabel kriteria ketuntasan minimal (KKM).

3. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan dalam bentuk bimbingan konseling dan
kegiatan ekstrakurikuler.
Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu
terprogram dan tidak terprogram atau pembiasaan.
a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal
melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut ini.
Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan  Individual
pendukung konseling  Kelompok: tatap muka guru BP masuk
ke kelas
Ekstrakurikuler  Kepramukaan

57
Kegiatan Pelaksanaan
 PMR
 UKS
 KIR
 Olah raga
 Kerohaniaan
 Seni budaya/sanggar seni
b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram / pembiasaan
dilaksanakan sebagai berikut.

Kegiatan Contoh
Rutin, yaitu kegiatan  Piket kelas
yang dilakukan  Ibadah
terjadwal  Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran di
kelas
 Bakti sosial
 Upacara Bendera
Spontan, adalah  Memberi dan menjawab salam
kegiatan tidak  Meminta maaf
terjadwal dalam  Berterima kasih
kejadian khusus  Mengunjungi orang yang sakit
 Membuang sampah pada tempatnya
 Menolong orang yang sedang dalam kesusahan
 Melerai pertengkaran
Keteladanan, adalah  Performa guru
kegiatan dalam  Mengambil sampah yang berserakan
bentuk perilaku  Cara berbicara yang sopan
sehari-hari  Mengucapkan terima kasih
 Meminta maaf
 Menghargai pendapat orang lain
 Memberikan kesempatan terhadap pendapat
yang berbeda
 Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
 Penugasan peserta didik secara bergilir
 Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat
pada peraturan)
 Memberi salam ketika bertemu
 Berpakaian rapi dan bersih
 Menepati janji
 Memberikan penghargaan kepada orang yang
berprestasi
 Berperilaku santun
 Pengendalian diri yang baik
 Memuji pada orang yang jujur
 Mengakui kebenaran orang lain
 Mengakui kesalahan diri sendiri
58
Kegiatan Contoh
 Berani mengambil keputusan
 Berani berkata benar
 Melindungi kaum yang lemah
 Membantu kaum yang fakir
 Sabar mendengarkan orang lain
 Mengunjungi teman yang sakit
 Membela kehormatan bangsa
 Mengembalikan barang yang bukan miliknya
 Antri
 Mendamaikan

c. Jenis dan strategi pelaksanaan Pengembangan Diri yang diselenggarakan


SMP Negeri 1 Poncokusumo adalah sebagai berikut ini.
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan
b. Bimbingan Konseling  Kemandirian  Pembentukan
(BK)  Percaya diri karakter atau
 Kerja sama kepribadian
 Demokratis  Pemberian motivasi
 Peduli sosial  Bimbingan karier
 Komunikatif
 Jujur
c. Kegiatan  Demokratis  Latihan terprogram
Ekstrakurikuler:  Disiplin (kepemimpinan,
1. Kepramukaan  Kerja sama berorganisasi)
 Rasa Kebangsaan
 Toleransi
 Peduli sosial dan
lingkungan
 Cinta damai
 Kerja keras
2. UKS dan PMR  Peduli sosial  Latihan terprogram
 Toleransi
 Disiplin
 Komunikatif
3. Olahraga  Sportifitas  Melalui latihan rutin
 Menghargai (antara lain: bola voli,
prestasi basket, tenis meja,
 Kerja keras badminton, pencak
 Cinta damai silat, outbond)
 Disiplin  Perlombaan olah raga
 Jujur
4. Kerohanian  Religius  Beribadah rutin
 Rasa kebangsaan  Peringatan hari besar
 Cinta tanah air agama
 Kegiatan keagamaan

59
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan

5. Seni  Disiplin  Latihan rutin


budaya/Sanggar  Jujur  Mengikuti vokal grup
seni  Peduli budaya  Berkompetisi internal
 Peduli sosial dan eksternal
 Cinta tanah air  Pagelaran seni
 Semangat
kebangsaan
6. Festival sekolah  Kreativitas  Pasar seni
 Etos kerja  Pagelaran seni atau
 Tanggung jawab musik
 kepemimpinan  Pameran karya ilmiah
 Kerja sama  Bazaar
 Karya seni
 Peringatan hari-hari
besar agama/nasional

4. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa


Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa
tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata
pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah. Guru dan sekolah
mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan
karakter bangsa ke dalam KTSP, silabus dan RPP yang sudah ada. Indikator
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) indikator sekolah
dan kelas, dan (2) indikator untuk mata pelajaran. Berdasarkan indikator
tersebut disusun program implementasi, pelaksanaan, penilaian dan evaluasi
keterlakasanaan pendidikan budaya karakter bangsa di SMP Negeri 1
Poncokusumo

Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala
sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan
karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang
diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran
menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata
pelajaran tertentu. Perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan
budaya dan karakter bangsa bersifat progresif, artinya, perilaku tersebut
berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan jenjang kelas

60
di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan
dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum
ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.

Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan


pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui
berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Di kelas dikembangkan
melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di
sekolah dikembangkan dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak
awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang
dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah sehingga peserta
didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui
kegiatan ekstra kurikuler dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang
menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat
untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial.

Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan


mengacu pada indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui
pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di
sekolah, model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat
adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan), maupun
memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang
dimilikinya.

Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya


guru dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam
pernyataan kualitatif sebagai berikut ini.
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator
tetapi belum konsisten)

61
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai
konsisten)
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)

5. Pengaturan Beban Belajar


Pengaturan beban belajar adalah sistem paket. Sistem paket adalah
sistem penyelenggaraan pendidikan yang peserta didiknya wajib mengikuti
seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan
untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum. Beban belajar setiap
mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pelajaran.
Berdasarkan pada struktur dan muatan kurikulum, beban belajar tatap
muka adalah 32 jam pelajaran per minggu, dan alokasi waktu 40 menit untuk
setiap jam pelajaran tatap muka. Beban belajar satu tahun pelajaran adalah
sebagai berikut:

Satu jam Waktu


Jumlah Minggu Jumlah jam
pembelajaran pembelajaran
Kelas jampel/ efektif per per tahun (@
tatap muka per tahun
minggu tahun 60 menit)
(menit) (jampel)
1088-1216
Jam pelajaran
IX 40 32 34-38 725 - 811
(43520-
48640) menit

Selain tatap muka, beban belajar yang diikuti peserta didik adalah
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang waktunya
maksimal enam puluh persen (60%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan
terstruktur di antaranya berupa pekerjaan rumah (PR), penyusunan
program/perencanaan kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan. Penugasan
mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok yang
disesuaikan dengan karakteristik KD, juga potensi, minat, dan bakat peserta
didik.

62
6. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar adalah nilai pencapaian kompetensi pembelajaran
peserta didik, dan dinyatakan dengan kriteria ketuntasan belajar (KKB).
Sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM), adalah kriteria ketuntasan
belajar yang merupakan batas ambang pencapaian kompetensi. Nilai
ketuntasan belajar untuk aspek kompetensi pengetahuan (kognitif) dan praktik
(psikomotor) dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0 -100
yang menunjukkan prosentase pencapaian kompetensi, sedangkan untuk
aspek afektif dinyatakan secara kualitatif yang menunjukkan tingkatan afektif,
yaitu: baik (B), cukup (C) atau kurang (K).
Penetapan KKM untuk aspek kognitif dan praktik dilakukan oleh
guru matapelajaran pada awal tahun pelajaran melalui proses penetapan
dimulai dari KKM setiap Indikator pencapaian KD, KKM KD, KKM SK, dan
menjadi KKM mata pelajaran, dengan mempertimbangkan, hal-hal sebagai
berikut:
i. Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap indikator KD yang
harus dicapai oleh peserta didik.
ii. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran.
iii. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata kesiapan siswa
Ketuntasan belajar setiap indikator, KD, SK dan mata pelajaran
ditetapkan dalam rentang antara 0 – 100 %. Kriteria ideal minimal
ketuntasan masing-masing 75 %, dan secara bertahap kriteria ketuntasan
belajar secara terus menerus ditingkatkan seirama dengan peningkatan
kondisi sekolah (misalnya daya dukung) untuk mencapai kriteria
ketuntasan ideal 100%. KKM mata pelajaran tersebut dicantumkan dalam
LHB (berlaku untuk pengetahuan maupun praktik) dan diinformasikan
kepada seluruh warga sekolah dan orang tua peserta didik.

Tabel penetapan KKM mata pelajaran setiap jenjang kelas.

Kelas / KKM
NO Mata Pelajaran Sikap
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama - - 76 B
b. Pendidikan Kewarganegaraan - - 77 B
c. Bahasa Indonesia*) - - 75 B
d. Bahasa Inggris*) - - 75 B

63
Kelas / KKM
NO Mata Pelajaran Sikap
VII VIII IX
e. Matematika - - 75 B
f. IPA*) - - 75 B
g. IPS - - 75 B
h. Seni Budaya**) - - 75 B
i. Pendidikan Jasmani Olahraga dan - - 75 B
Kesehatan*)
10.Teknologi Informasi dan - - 75 B
Komunikasi*)
11. Ketrampilan - - 75 B
B. Muatan Lokal
12. Bahasa Daerah*) - - 75 B
13. Pendidikan Lingkungan - - 77 B
Hidup*)
C. Pengembangan Diri - - B B

*) PPK dan Praktik **) Praktik

Pembelajan menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan belajar),


ada perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai
ketuntasan. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan
remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti
kegiatan pengayaan.
a. Program Remedial (Perbaikan)
1). Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM
dalam setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.
2). Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
3). Kegiatan remedial meliput i remedial pembelajaran dan remedial
penilaian.
4). Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
5). Kesempatan mengikuti kegiatan remedial.
6). Nilai remedial dapat melampaui KKM.

b. Program Pengayaan
1). Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM
dalam setiap kompetensi dasar.
2). Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
3). Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
4). Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.

64
7. Pelaksanaan dan Pengawasan Pembelajaran
Berdasarkan muatan kurikulum yang meliputi mata pelajaran, muatan lokal
dan pengembangan diri serta peraturan akademik di atas, maka implementasi
proses pembelajaran, baik mata pelajaran, muatan lokal maupun pengembangan
diri mengacu pada standar proses yaitu melalui tahapan-tahapan mulai dari
penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, evaluasi keseluruhan proses pembelajaran dan penyusunan
pelaporan. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan rancangan penilaian. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti berupa kegiatan tatap
muka (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), penugasan terstruktur (PT),
kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) dan penutup. Penilaian hasil
pembelajaran melalui prosedur dan mekanisme penilaian hasil belajar, evaluasi
dan rancangan pelaporan sesuai standar penilaian.
Pengawasan proses pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan
kelancaran dan kualitas pembelajaran. Pemantauan dan supervisi proses
pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran dilakukan untuk menetukan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan dan memusatkan ke seluruh kinerja guru dalam proses
pembelajaran. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi dan evaluasi proses
pembelajaran dilaporkan kepada pemamngku kepentingan, dan ada tindak
lanjut untuk peningkatan kinerja guru baik berupa penguatan atau penghargaan,
teguran yang bersifat mendidik atau pelatihan.

8. Penilaian
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
(menganalisis dan menafsirkan) data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam menentukan tingkat
pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik yang
dilaksanakan mengacu pada standar kompetensi lulusan untuk seluruh mata
pelajaran atau kelompok mata pelajaran, yang mencakup sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
65
Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian selama proses pembelajaran
berlangsung dilakukan secara periodik melalui: ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik digunakan untuk mengetahui kompetensi yang telah
dicapai, bahan penyusunan laporan hasil belajar (LHB), memperbaiki proses
pembelajaran, meningkatkan motivasi pembelajaran dan meningkatkan
akuntabilitas. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan merupakan ujian
sekolah dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada
kelompok mata pelajaran serta semua mata pelajaran, dan sebagai persyaratan
untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian
oleh pemerintah berupa ujian nasional, dan digunakan untuk pemetaan mutu
satuan pendidikan, dasar seleksi masuk ke jenjang perguruan tinggi, penentuan
kelulusan dari satuan pendidikan, serta pembinaan dan pemberian bantuan
kepada satuan pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007
Tentang Standar Penilaian Pendidikan, jenis penilaian adalah sebagai berikut
a. Ulangan Harian
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur proses pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan
satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih dalam proses pembelajaran.

b. Ulangan Tengah Semester

Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik


untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan
8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

66
c. Ulangan Akhir Semester

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester ganjil.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester tersebut.

d. Ulangan Semester VI
Ulangan semester VI adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
KD pada semester tersebut.
Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang
diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya
sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Sebelum memberikan
pembelajaran remedial, terlebih dahulu pendidik melaksanakan diagnosis
terhadap kesulitan belajar peserta didik. Teknik yang digunakan antara lain
tes, wawancara, dan atau pengamatan. Setelah diketahui kesulitan belajarnya,
peserta didik diberikan pembelajaran remedial. Teknik yang digunakan
antara lain: pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,
penyederhanaan materi, pemanfaatan perpustakaan, atau tutor sebaya.
Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan
pembelajaran tuntas, peserta didik yang lebih cepat mencapai kompetensi
yang telah ditentukan perlu diberi pembelajaran pengayaan. Sebelum
memberikan pembelajaran pengayaan, terlebih dahulu pendidik perlu
mengidentifikasi kelebihan-kelebihan yang dimiliki peserta didik. Teknik
yang digunakan, antara lain menggunakan tes, wawancara, pengamatan.
Setelah diketahui kelebihan yang dimiliki, peserta didik diberikan
pembelajaran pengayaan. Bentuk pembelajaran pengayaan misalnya
pembelajaran kelompok, belajar mandiri, pembelajaran tematik, dan
pemadatan kurikulum.
Laporan hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan
menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata
pelajaran. Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah

67
No. 19 tahun 2005 pasal 25 ayat (4) dijelaskan bahwa, Kompetensi Lulusan
mencakup SIKAP, PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN, oleh karena
itu penilaian hasil belajar harus mencerminkan ketiga aspek kompetensi
dimaksud dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing mata
pelajaran.
Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai kumulatif
dari hasil pencapaian standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
selama peserta didik mengikuti pembelajaran pada semester yang terkait,
yang diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semerter, ulangan
akhir semester dan ulangan kenaikan kelas (untuk semester genap) termasuk
hasil remedial. Hal ini sesuai dengan karakteristik Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang dikembangkan berbasis kompetensi. Proses
pembelajaran berbasis kompetensi menerapkan prinsip pembelajaran tuntas
(mastery learning) dan penilaian berkelanjutan.
Bentuk LHB dapat berupa buku atau lembaran, dengan catatan
harus memenuhi seluruh komponen LHB, yang mencakup 1) identitas peserta
didik, 2) format nilai hasil belajar peserta didik, 3) format ketercapaian
kompetensi peserta didik, 4) program pengembangan diri, 5) akhlak mulia
dan kepribadian, 6) ketidakhadiran, 7) catatan wali kelas, 8) keterangan
pindah sekolah, dan 9) catatan prestasi peserta didik. Pengisian LHB dapat
dilakukan secara manual atau komputerisasi, demikian pula penulisan buku
induk dapat dilakukan secara manual atau komputerisasi. LHB disampaikan
kepada peserta didik dan orang tua/wali peserta didik setiap akhir semester.

9. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup (PKH) merupakan kecakapan-kecakapan
yang secara praktis membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam
persoalan hidup dan kehidupan. Aspek pendidikan kecakapan hidup meliputi
kecakapan pribadi (personal skill), kecakapan social (social skill), keduanya
merupakan aspek afektif, kecakapan akademik (academic skill) merupakan
aspek kognitif dan kecakapan ketrampilan (vokasional skill) merupakan aspek
psikomotor. Implementasinya secara terpadu dan merupakan bagian integral
dari pendidikan semua mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.

68
10. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global merupakan
pendidikan yang mengelola keunggulan lokal dan memiliki daya saing global
dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa dan teknologi informasi dan komunikasi
dan lain-lain yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi
peserta didik. Implementasinya secara terpadu dan merupakan bagian integral
dari pendidikan semua mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri

69

Anda mungkin juga menyukai