Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA MAHASISWA

UNIVERSITAS JEMBER KODE


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU DOKUMEN
PENDIDIKAN
FORM PP-05
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN
BIOLOGI
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Dosen Pengampu Mata kuliah : Drs. Wachju Subchan, M.S., Ph.D/Selvi Ariyunita,
S.Si., M.Sc./Vendi Eko Susilo, S.Pd., M.Si.
Pokok Bahasan : Ancaman terhadap Biodiversitas
Model Pembelajaran : Case Study

IDENTITAS MAHASISWA
Kelompok/Kelas 6/D
Nama Anggota Alifa Khairatun Nisa (190210103053)
kelompok Laela Nisfi Syiami (190210103056)
Neilil Amalia (190210103070)
Pertemuan Ke 9
Hari/Tanggal Rabu/ 27 April 2022

BAHAN DISKUSI
Tugas ini merupakan tugas kelompok.
a. Cari artikel/jurnal tentang ancaman biodiversitas di Taman Nasional yang ada di Indonesia
Kriteria artikel :
- Minimal 1 artikel/jurnal utama, boleh dilengkapi dengan artikel/jurnal pendukung
- Permasalahan dikhususkan pada Taman Nasional di kawasan Jawa Timur dan Bali :
TNMB, TN Baluran, TN Bromo Tengger Semeru, TN Bali Barat. Namun, jika tidak
ditemukan, boleh mengambil kasus pada Taman Nasional di Indonesia.
- Judul Artikel harus berbeda pada setiap kelompok (silahkan berkoordinasi)
- Artikel/jurnal terbitan 5 tahun terakhir, boleh berbahasa Indonesia/Inggris.
b. Setelah membaca dan memahami artikel tersebut, diskusikan dengan kelompok :
- Apakah akar permasalahan yang mengancaman biodiversitas di kawasan tersebut ?
- Apa latar belakang (penyebab) terjadinya ancaman tersebut ?
- Apa dampak dari ancaman tersebut terhadap biodiversitas di kawasan tersebut ?
- Apakah telah ada upaya penyelesaian terhadap permasalahan tersebut? Jika ada,
Jelaskan bagaimana bentuk penyelesaian nya serta apakah upaya tersebut sudah efektif ?
- Bagaimana cara yang efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut menurut kelompok
Anda?
HASIL DISKUSI
Dampak ancaman tersebut pada biodiversitas
Adanya ancaman berupa pertumbuhan invasif dari tanaman akasia berduri (Acacia
nilotica) telah menyerang area sabana dan juga hutan kering di Taman Nasional Baluran. Hal
tersebut mempengaruhi keanekaragaman biodiversitas pada Taman Nasional Baluran.
Berdasarkan artikel yang dikutip dijelaskan bahwa pengaruh paling signifikan adalah
penurunan keanekaragaman dan populasi ungulata karena pohon tersebut menekan
pertumbuhan rerumputan yang menyebabkan berkurangnya kelimpahan flora lainnya. Jika
sabana didominasi oleh pohon akasia berduri, maka rerumputan dan hijauan yang menjadi
sumber makanan bagi ungulata akan menurun. Ungulata merupakan spesies hewan yang
memiliki karakteristik berkuku atau berkikil sehingga sering disebut hewan berkuku.
Berkurangnya kelimpahan flora dan hijauan rerumputan tersebut berpengaruh pada
menipisnya populasi hewan yang berperan sebagai konsumen. Beberapa data menyebutkan
bahwa sebelum terjadi invasi tahun 1965, tercatat sekitar 250 banteng di Taman Nasional
Baluran dan berkurang menjadi 162 individu pada tahun 1984. Lalu pada tahun 2011 hanya
tersisa 22 banteng dan spesies tersebut diprediksi akan punah pada tahun 2050. Kemudian,
populasi merak hijau di Taman Nasional Baluran juga menurun sebesar 52% dari tahun 1988
hingga 2010.

Upaya penyelesaian terhadap permasalahan tersebut


Dalam menyikapi permasalahan invasi akasia berduri (Acacia nilotica) terhadap sabana
di Tanaman Nasional Baluran, pemerintah daerah setempat telah berupaya untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Bentuk upayanya dengan melakukan metode tebang
dan bakar, yakni dengan menebang pohon akasia berduri lalu membakarnya dan abu-abu hasil
pembakaran merupakan unsur yang baik untuk menyuburkan tanah. Metode ini telah
dilakukan untuk mengendalikan akasia berduri sejak tahun 1985 namun upaya ini hanya
menghasilkan 20% dari area yang ditargetkan setelah 20 tahun metode ini diterapkan.
Upaya menggunakan meatode tebang bakar tampaknya kurang efektif karena akasia
berduri mampu untuk beregenerasi dari sisa pemotongan tajuk batang pohon. Pembakaran
yang benar diharapkan dapat membunuh pohon dewasa dan membantu regenerasi rumput asli,
tetapi tampaknya akasia berduri juga tumbuh kembali setelah kebakaran. Hal ini dikarenakan
biji akasia memiliki tingkat toleransi tinggi terhadap api dan panas akan mendorong
perkecambahan biji melalui skarifikasi.
Selain metode tebang bakar, ada pula metode lain yang diterapkan yaitu pencabutan
bibit secara manual. Metode ini dilakukan sejak tahun 1994 dan telah memberikan hasil yang
signifikan. Lalu pada tahun 2007, seluruh area dibuka kembali dan dilaporkan bahwa akasia
berduri menginvasi lagi terutama di wilayah sabana. Sehingga pada tahun 2008 dan
seterusnya, pengendalian dan penangkalan hanya dilakukan di kawasan prioritas seperti
sabana. Dengan metode yang sama, dibutuhkan waktu hingga 2072 untuk membersihkan
akasia berduri dari lokasinya saat ini, tetapi tidak akan mencakup area di mana ia akan
menyebar atau kembali lagi. Metode pencabutan bibit dan tunggul secara manual dirasa cukup
efektif dan paling aman untuk dilakukan secara terus menerus. Namun, menemukan bibit yang
berukuran 3-5 cm di antara rerumputan tinggi di sabana memakan waktu tenaga dan waktu
yang lama.
Metode fisik lainnya adalah mencabut pohon dewasa dengan buldoser. Proses ini
merusak dan mengganggu struktur tanah dan mendorong pembentukan spesies invasif lainnya
seperti Lantana sp. dan Thespesia lampas. Pemulihan siklus kebakaran di ekosistem dilakukan
untuk meregenerasi dan membentuk lebih banyak habitat sabana. Sehingga upaya baru yang
diusulkan pendekatan baru yang menggunakan mesin pencabutan akar yang lebih efisien yang
disebut tirfor atau winch, tetapi masih belum diterapkan atau dievaluasi.
Selain metode fisik, upaya lain berupa metode pengendalian kimia telah diuji cobakan
sejak tahun 2011. Secara total ada sekitar lima zat kimia yang diguanakan untuk membunuh
ponoh. Herbisida sistemik Indamin 720 HC dan dinitrofenol 2.4 D yang bekerja sebagai
penghambat hormonal disuntikkan ke batang pohon dan mampu mematikan pohon dengan
dosis 40 cc. Penggunaan H2SO4 pada tunggul yang dicacah terbukti dapat membunuh tunggul
dalam waktu 25 hari dan paling efektif jika diaplikasikan saat musim kemarau dan jika tunggul
ditutup dengan kantong plastic. Pengolesan minyak tanah dan solar ke permukaan tunggul
belum efektif. Herbasida lain yang digunakan adalah Garlon 480 EC dan Triclopyr yang
dilarutkan dalam minyak solar pada batang yang sudah dikelupas. Tetapi Garlon 480 EC
belum efektif membunuh pohon, sedangkan Triclopur mengakibatkan kematian pohon yang
tinggi, sekitar 89% kematian pohon. Walaupun upaya berhasil, metode kimia memiliki
kelemahan utama yaitu kontaminasi tanah karena mineral lempung di tanah Taman Nasional
Baluran dilaporkan reaktif dan kemungkinan akan menyerap herbasida. Selain itu, biaya
operasional untuk herbasida sangat banyak dan seringkali tidak masuk akal.
Upaya biologis yang telah dilakukan oleh pihak berwenang antara lain penanaman
pohon dan rerumputan pelindung asli. Sejak 2009, enam spesies rumput Themeda; T.
triandra; Dichanthium caricosum; D. queenslandicum; Polytrias amaura; Sorgum
arundinaceum ditanama untuk memulihkan ekosistem sabana dan menyediakan makanan bagi
ungulata. Rerumputan ini dapat menyusun ulang ekosistem sabana dan penanaman pohon
shelter juga dilakukan sejak tahun 2010 melibatkan Azadirachta indica, Schleichera oleosa,
Acacia leucophloea, dan Tamarindus indica. Tetapi banyak dari bibit spesies ini dimakan oleh
rusa dan ungulata lainnya.
Pengelola Taman Nasional Baluran juga menerapkan aspek social dalam menanggulangi
invasi akasia berduri. Upayanya berupa melakukan panen biji akasia berduri sebagai campuran
kopi, kecambah sebagai sayuran, dan kayu sebagai kayu bakar. Namun, kegiatan tersebut tidak
dikelola secara hati-hati sehingga mengakibatkan penyebaran benih oleh masyarakat baik
secara sengaja maupun tidak disengaja. Upaya lainnya adalah melarang ternak masyarakat
local untuk memakan rumput di daerah dekat sabana.

RUBRIK PENILAIAN STUDI KASUS (PBL)

Nama Matakuliah/Kode :
Kelompok :
Nama Mahasiswa/NIM :

N Aspek Skor dan Kriteria Nila


o Penilaian 1 2 3 4 5 i
1 Merumuskan Rumusan Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian
Masalah masalah tidak rumusan rumusan rumusan rumusan
tepat masalah masalah masalah masalah
dengan dengan kasus dengan kasus dengan kasus
kasus secara secara tepat secara tepat secara tepat
tepat (sesuai (sesuai kisi – (sesuai kisi – (sesuai kisi–
kisi – kisi), kisi), kisi), kisi),
tetapi tidak spesifik, dan spesifik, spesifik,
spesifik, kalimat terdapat terdapat
kalimat baku, tetapi kebaruan, kebaruan,
tidak baku, tidak tetapi dan struktur
dan tidak terdapat kalimat tidak kalimat baku
terdapat kebaruan. baku.
kebaruan.
2 Pembahasan Tidak Pembahasan Pembahasan Pembahasan Pembahasan
rumusan terdapat dan rumusan dan rumusan dan rumusan dan rumusan
masalah relevansi masalah masalah masalah masalah
antara relevan relevan relevan relevan
permasalahan meliputi meliputi meliputi meliputi
dan ketepatan ketepatan ketepatan ketepatan
pembahasan analisis teori analisis teori analisis teori analisis teori
tetapi tidak yang yang yang
terdapat digunakan, digunakan, digunakan,
rujukan inti terdapat terdapat terdapat
& rujukan inti rujukan inti rujukan inti
pendukung & & &
pendukung, pendukung, pendukung,
pembahasan kedalaman & kedalaman &
mendalam kebaruan kebaruan
tetapi tidak pembahasan, pembahasan,
terdapat tetapi dan struktur
kebaruan struktur kalimat baku
pembahasan, kalimat
tetapi tidak baku
struktur
kalimat
tidak baku

3 Solusi Solusi tidak Memenuhi 1 Memenuhi 2 Memenuhi 3 Memenuhi


(efektif, relevan komponen komponen komponen seluruh
dapat komponen
diaplikasikan
, minim
risiko, dan
logis)
4 Kesimpulan Tidak Menjawab Menjawab Menjawab Menjawab
menjawab rumusan rumusan rumusan rumusan
rumusan masalah masalah masalah masalah
masalah dengan tidak dengan dengan dengan
benar benar, tidak benar, benar,
singkat, dan singkat, dan singkat, dan
tidak jelas tidak jelas jelas
5 Partisipasi Tidak Hanya satu Hanya dua Hanya 3 Memenuhi
dalam memenuhi kriteria kriteria kriteria semua
kelompok semua terpenuhi terpenuhi kriteria kriteria
(aktif, kriteria terpenuhi
disiplin,
tanggung
jawab,
kerjasama)
Skor
Nilai = (skor/ skor max) x 100

Anda mungkin juga menyukai