Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS RENDERING VIDEO ANIMASI 3D MENGGUNAKAN

APLIKASI
BLENDER BERBASIS NETWORK RENDER

Rihadatul Aisy Nst


Program Studi Informatika, Universitas Battuta
Medan, Indonesia

Abstrak
Rendering merupakan sebuah proses untuk menghasilkan sebuah citra 2D atau 3D.
Penggunaan spesifikasi komputer yang tinggi pada proses rendering mendorong
perlunya penyediaan super computer. Pada penelitian ini dilakukan analisis rendering
video animasi 3D menggunakan aplikasi blender berbasis network render. Pada
penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen, yaitu dengan memberikan
variasi nilai frame untuk mengetahui waktu eksekusi saat dilakukan proses rendering
video animasi 3D. Pada setiap komputer dalam workstation dilakukan konfigurasi
aplikasi Blender, sebagai Master, Slave, dan Client. Hasil penelitian menunjukkan
proses rendering video animasi 3D mengalami peningkatan waktu eksekusi seiring
dengan peningkatan jumlah frame, namun seiring dengan peningkatan jumlah
komputer Slave waktu eksekusi proses rendering video animasi 3D mengalami
penurunan.

Kata Kunci: blender, animasi, super computer, network render, rendering

Abstract
Rendering is a process for generating a 2D or 3D image. The use of high computer
specifications in the rendering process encourages the need for super computer
provision. In this research is done rendering video 3D animation analysis using blender
application based on network render. In this research used experimental research
method, that is by giving variation of frame value to know execution time when done
rendering process of 3D animation video. On each computer in the workstation is done
Blender application configuration, as Master, Slave, and Client. The results show that
3D animation video rendering process has increased execution time along with
increasing number of frames, but along with increasing number of Slave computer
execution time of video rendering process of 3D animation has decreased.

Keywords: blender, animation, super computer, network render, rendering

1. PENDAHULUAN
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi multimedia. Salah satu proses yang umumnya
semakin cepat, hal ini sejalan dengan menggunakan spesifikasi komputer tinggi
peningkatan pemanfaatan teknologi informasi adalah rendering.
diberbagai bidang. Salah satu pemanfaatan Rendering merupakan sebuah proses untuk
teknologi informasi adalah dalam mendukung menghasilkan sebuah citra 2D dari data 3D.
pengolahan citra dalam bidang desain dan Proses ini bertujuan untuk untuk memberikan
visualisasi pada user mengenai data 3D Koneksi antara prosesor dan memory dibangun
tersebut melalui monitor atau pencetak yang melalui beberapa bentuk jaringan interkoneksi.
hanya dapat menampilkan data 2D. Untuk Sistem multiprosesor shared memory
melakukan proses rendering dibutuhkan menggunakan ruang alamat tunggal, yang
komputer dengan spesifikasi yang tinggi. berarti setiap lokasi pada keseluruhan memory
Semakin tinggi spesifikasi komputer yang memiliki alamat yang unik untuk digunakan
digunakan, maka semakin cepat proses oleh semua prosesor untuk mengakses lokasi.
rendering yang dilakukan. Meskipun telah nyata ditunjukkan pada model
Penggunaan spesifikasi komputer yang tinggi ini, sistem yang nyata memiliki cache memory
pada proses rendering mendorong perlunya berkecepatan tinggi [2].
penyediaan super computer. Menurut LIPI Menurut Wilkinson dan Allen [2] selalu saja ada
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), kebutuhan akan kecepatan komputasi yang
kendala utama super computer adalah pada lebih besar dari sistem komputer saat ini.
biaya pengadaan dan operasionalnya. Untuk Beberapa bidang yang membutuhkan
komputer super Hitachi yang dipakai untuk komputasi tingkat tinggi adalah simulasi
komputasi fisika energi tinggi di KEK Tsukuba, numeric, problem-problem ilmiah, dan teknik.
yang menjadi komputer super tercanggih tahun Problem-problem tersebut seringkali
1998, diperlukan biaya milyaran yen untuk membutuhkan kalkulasi repetitive pada
pembuatan dan instalasinya. Alternatif populer sejumlah data yang besar guna memperoleh
saat ini adalah cluster computer (kelompok hasil yang valid. Sistem komputasi harus dapat
komputer) atau parallel computer (komputer diselesaikan dalam periode waktu yang masuk
paralel). Rendering dengan PC cluster lebih akal. Pada kenyataannya perusahaan sering
cepat dibandingkan dengan single computer menuntut agar waktu perhitungan dapat
[1]. diselesaikan dalam hitungan menit bahkan
Cara paling sederhana untuk mengembangkan detik, Ada beberapa problem yang memiliki
prosesor tunggal adalah dengan menambahkan tenggat waktu dalam proses komputasinya.
jumlah prosesor yang terhubung ke beberapa Contohnya adalah ramalan cuaca. Jika suatu
modul memory. Keadaan dimana setiap ramalan cuaca membutuhkan waktu 2 hari,
prosesor dapat mengakses modul memory maka informasi tersebut menjadi tidak berguna
manapun disebut konfigurasi shared-memory. dihari berikutnya. Problem tersebut adalah
problem yang tidak dapat diselesaikan dalam
waktu yang selayaknya menggunakan
komputasi komputer masa kini.
Komputer tradisional memiliki komputer
tunggal untuk melaksanakan tugas-tugas dari
suatu program. Salah satu cara meningkatkan
kecepatan komputer adalah menggunakan
beberapa prosesor dalam satu komputer
(multiprosesor), maupun beberapa komponen
Gambar 1 Komputer konvensional yang
memiliki prosesor tunggal dan memory yang mengerjakan satu tugas. Yang menjadi
[sumber: Wilkinson, dkk. 2010] focus utama dalam merencanakan solusi
mengunakan multiprosesor adalah perkiraan
akan seberapa besar peningkatan kecepatan
multiprosesor dalam menyelesaikan suatu
problem. Perbandingan tersebut dapat
dilakukan menggunakan solusi terbaik yang
dapat dilakukan oleh prosesor tunggal, yakni
algoritma sekuensial terbaik pada sistem
prosesor tunggal dibandingkan dengan
algoritma parallel pada multiprosesor [2].

Gambar 2 Model prosesor shared memory


tradisional
[sumber: Wilkinson, dkk. 2010]
Faktor pemercepat, S(p) adalah ukuran relatif percepatan lebih dari p kali dari algoritma
performa yang didefinisikan sebagai berikut sekuensial, algoritma parallel bias diemulasikan
[2].: pada prosesor tunggal, masing-masing
(1) dikerjakan secara bergantian. Hal tersebut
memberi kesan bahwa algoritma sekuensial
Dimana: yang asli tidak optimal.
- S(p) adalah peningkatan kecepatan Kadangkala sangatlah berguna untuk
jika mengunakan multiprosesor mengetahui jumlah waktu yang diperlukan oleh
- ts adalah waktu proses menggunakan prosesor untuk melakukan komputasi. Hal itu
n sistem prosesor tunggal (dengan bias diketahui melalui efisiensi (sistem).
algoritma sekuensial terbaik) Efisiensi E didefinisikan dengan [2]:
- tp adalah waktu proses menggunakan
multiprosesor dengan p prosesor
(4)
Algoritma yang digunakan pada komputasi
parallel bisa jadi tidak sama dengan algoritma
(5)
yang digunakan pada prosesor tunggal. Dalam
analisis secara teoritis, faktor pemercepat
dapat diturunkan berdasarkan banyaknya Dimana E menghasilkan presentase.
langkah komputasi [2].. Contohnya, jika E=50%, prosesor hanya
digunakan setengah waktu dari proses rata-rata
(2) pada komputasi sebenarnya. Efisiensi 100%
terjadi apabila semua prosesor digunakan
(3) untuk komputasi sepenuh waktu dengan factor
percepatan, S(p) sebesar p [2].
Untuk sekuensial, sudah biasa bila Sebelumnya Prawira melakukan penelitian
menggunakan kompleksitas waktu untuk tentang analisis performa system cluster pada
membandingkan algoritma yang berbeda. proses distributed rendering menggunakan
Kompleksitas waktu dapat diperluas kedalam open source software. Aplikasi open source
algoritma parallel dan diaplikasikan untuk software yang digunakan adalah DrQueue.
menghitung factor pemercepat. Namun Penelitian ini membahas mengenai strategi
demikian, tidak ada gunanya jika hanya infrastruktur dengan memanfaatkan resource
mempertimbangkan langkah-langkah komputer dengan spesifikasi yang rendah
komputasi, karena pada implementasinya untuk melakukan rendering yang kompleks,
komputasi parallel memerlukan komunikasi serta penggunaan sistem distributed rendering
mendalam antar bagian. Biasanya, komunikasi ini dalam mempercepat proses rendering yang
tersebut lebih banyak memakan waktu terjadi [3].
daripada langkah-langkah komputasinya [2]. Mulyono dan Fatta melakukan penelitian
Percepatan maksimal yang paling pembuatan game labirin dengan menggunakan
dimungkinkan adalah sebesar p jika Blender 3D. Pada penelitian yang dilakukan
menggunakan prosesor sebanyak p menunjukkan bahwa, software berbasis open
(percepatan linier). Percepatan p dapat dicapai source bisa menjadi solusi untuk mengurangi
jika komputasi dapat dibagi kedalam beberapa biaya produksi [4].
proses dengan durasi yang sama. Satu proses Pada penelitian ini dibuat rancang bangun
dikerjakan oleh satu prosesor dan tidak ada super komputer untuk rendering video berbasis
overhead lain pada solusi parallel [2]. komputer paralel. Penelitian ini menggunakan
Percepatan superlinier, dimana S(p)>p, aplikasi Blender 2.79. Aplikasi ini mendukung
mungkin terjadi beberapa kali. Hal tersebut proses rendering dengan melibatkan beberapa
terjadi karena penggunaan algoritma komputer slave. Pada rancangan ini akan
sekuensial yang kurang optimal, feature unik digunakan 3 buah komputer slave. Pengujian
dari arsitektur yang mendukung formasi dilakukan terhadap tingkat perubahan waktu
parallel, ataupun sifat dasar algoritma yang eksekusi pada setiap penambahan komputer
kurang menentukan. Umumnya, jika algoritma slave.
parallel semata-mata ingin mencapai
2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini digunakan metode
3.1 Deskripsi Data
penelitian eksperimen, yaitu dengan
Komputer parallel adalah suatu komputer
memberikan variasi nilai frame untuk
dengan beberapa prosesor internal maupun
mengetahui waktu eksekusi saat dilakukan
beberapa komputer yang saling terhubung
proses rendering video animasi 3D. Variasi nilai
membentuk platform komputer tingkat tinggi
frame tersebut diakukan pada setiap komputer
yang koheren [2].
slave, dan selanjutnya membandingkan hasil
Implementasi komputer paralel pada penelitian
percepatan waktu eksekusi proses rendering
ini dilakukan di Lab Jaringan komputer STMIK
video animasi 3D yang dilakukan. Pada
STIKOM Indonesia.
ekperimen ini dilakukan observasi, untuk
mengetahui pengaruh perubahan nilai frame
terhadap waktu eksekusi proses rendering Master
animasi 3D, pada jumlah komputer slave yang
berbeda.
Eksperimen dilakukan pada laboratorium Client
dengan menggunakan 5 buah komputer yang
dikonfigurasi dalam jaringan workstation.
Switch
Pengujian komputer paralel yang dibangun
dimulai dengan melakukan sinkronisasi waktu
dari masing-masing komputer Master, Slave,
Slave1 Slave2 Slave3
dan Client dengan menggunakan network time
protocol. Seluruh komputer memiliki penunjuk
waktu yang sama, hal ini dilakukan agar waktu
pengujian untuk seluruh komputer menjadi Gambar 4 Topologi Komputer Paralel
seragam. Keseragaman waktu diperlukan untuk
mengetahui waktu eksekusi yang dibutuhkan Gambar 4 menunjukan topologi komputer
saat melakukan proses rendering. paralel yang digunakan dalam melakukan
rendering video animasi 3D. Maisng-masing
komputer pada topologi tersebut dilakukan
konfigurasi IP Address dalam satu jaringan
sehingga dapat saling berkomunikasi. IP
Address yang digunakan adalah 192.168.1.0/24
Pada setiap komputer dalam workstation
dilakukan konfigurasi aplikasi Blender, sebagai
Master, Slave, dan Client.
Komputer yang berfungsi sebagai Master
dilakukan konfigurasi IP Address yang sesuai
dengan IP Address komputer. Pada penelitian in
komputer Master menggunakan IP Address
Gambar 3 Tampilan File Animasi
192.168.1.66/24. Komputer Master berfungsi
Pada proses pengujian digunakan file animasi dalam pendistribusian job ke komputer-
“BGE Dragon 2.5 Blender Game komputer Slave.
Engine.blend” yang di-download pada link Pada penelitian ini digunakan spesifikasi
https://free3d.com/3d-model/black-dragon- komputer yang sama antara Master, Slave, dan
rigged-and-game-ready-92023.html. Client. Agar komputer Master dapat dikenali
BGE_Dragon_2.5_Blender_Game_Engine.blend oleh komputer yang lainnya, maka setelah
Animasi ini menggunakan 800 frame dengan dilakuka pengaturan IP Address maka pilih
resolusi 1920 x 1080 dan aspect ratio 1000 x Start Service.
1000, serta frame rate-nya 24 fps.
Gambar 5 Konfigurasi Komputer Master
Gambar 7 Konfigurasi Komputer Client

Pada penelitian ini digunakan tiga unit 3.2 Pembahasan


komputer yang berfungsi sebagai Slave. Proses rendering video animasi 3D
Komputer Slave merupakan komputer yang menunjukkan tahapan proses rendering yang
akan melakukan proses rendering. Semakin terjadi pada objek file animasi “BGE Dragon 2.5
banyak komputer Slave yang digunakan, maka Blender Game Engine.blend”.
semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk Selama proses rendering video animasi 3D
melakukan proses rendering. Gambar 6 maka pada aplikasi dapat dilihat pergerakan
menunjukkan konfigurasi dari komputer Slave animasi yang terjadi. Lamanya waktu proses
yang digunakan. rendering video animasi 3D tergantung dari
nilai frame yang diatur pada setiap animasi.

Gambar 8 Proses Rendering

Gambar 6 Konfigurasi Komputer Slave


Gambar 9 Proses Rendering Animasi Kepala Naga
Konfigurasi pada komputer Slave dilakukan Dibawah
dengan mengatur IP Address agar mengarah ke
komputer Master. Pengaturan dilakukan
dengan mengklik tombol refresh yang ada
dibawah pengaturan IP Address. Karena
sebelumnya sudah dilakukan konfigurasi pada
IP Address komputer Master, maka IP Address
akan muncul secara otomatis pada komputer Gambar 10 Proses Rendering Animasi Kepala Naga
Terangkat
Slave. IP Address yang muncul adalah IP
Address dari komputer Master.
Dragon 2.5 Blender Game Engine.blend”
sedang berlangsung. Pada gambar dapat dilihat
pergerakan kepala dan sayap naga seiring
dengan peningkatan waktu proses rendering.
Ini menunjukkan bahwa rendering animasi 3D
yang dilakukan berhasil berjalan sesuai dengan
pergerakan animasi yang direncanakan.
Pada Gambar 12 ditunjukkan hasil rendering
Gambar 11 Proses Rendering Animasi Kepala Naga animasi 3D dengan file animasi “BGE Dragon
Mendongak Keatas
2.5 Blender Game Engine.blend” yang diputar
dengan aplikasi movie player bawaan dari
Gambar 8, Gambar 9, Gambar 10, dan Gambar
Microsoft Windows.
11 menunjukkan cuplikan proses rendering
video animasi 3D dengan file animasi “BGE

Gambar 12 Hasil Rendering Video Animasi 3D

a. Rendering video animasi dengan 1 komputer Tabel 1 Waktu Eksekusi dengan 1 komputer Slave
slave.
Pada skenario pengujian ini digunakan 3 (tiga) unit Frame Waktu Eksekusi (s)
komputer yang berfungsi sebagai Master, Slave, 1 1
dan Client. Pada proses rendering digunakan 80 300
variasi frame yaitu 1, 80, 160, 240, 160 600
320, 400, 480, 560, 740, 800. Besarnya nilai 240 780
frame disesuaikan dengan spesifikasi dari 320 1080
animasi yang digunakan yaitu 800 frame. 400 1200
Implementasi komputer paralel pada penelitian 480 1500
ini dilakukan di Lab Jaringan komputer STMIK 560 1680
STIKOM Indonesia 640 1980
Hasil dari waktu eksekusi proses rendering yang 720 2220
dilakukan disajikan pada tabel 1. 800 2460
Gambar 13 Grafik Waktu Eksekusi Proses Rendering Video Animasi 3D dengan 1 (satu) Komputer Slave

Pada gambar diatas ditunjukkan bahwa terjadi Frame Waktu Eksekusi (s)
peningkatan waktu eksekusi seiring dengan
160 550
peningkatan jumlah frame, namun selisih
240 698
waktu eksekusi antar frame yang berbeda
320 1010
mengalami fluktuasi..
400 1138
480 1431
b. Rendering video animasi dengan 2
560 1629
komputer slave.
640 1911
Pada skenario pengujian ini digunakan 4
720 2163
(empat) unit komputer yang berfungsi sebagai
800 2409
Master, 2 Slave, dan Client. Sama seperti
scenario dengan menggunakan 1 unit computer
Rendering video animasi 3D dengan 2 (dua)
slave, pada proses rendering digunakan variasi
komputer Slave artinya terdapat 2 (dua)
frame yaitu 1, 80, 160, 240, 320, 400, 480, 560,
komputer yang bertugas melakukan proses
740, 800.
rendering. Walaupun terdapat 4 (empat) unit
komputer yang digunakan, namun pada
Hasil dari waktu eksekusi proses rendering yang
skenario pengujian ini hanya terdapat 2 (dua)
dilakukan disajikan pada tabel 2.
komputer Slave yang digunakan untuk proses
Tabel 2 Waktu Eksekusi dengan 2 komputer Slave
rendering video animasi 3D.
Pada Gambar 14 menunjukkan bahwa terdapat
Frame Waktu Eksekusi (s)
peningkatan waktu eksekusi seiring dengan
1 1 peningkatan jumlah frame.
80 230

Gambar 14 Grafik Waktu Eksekusi Proses Rendering Video Animasi 3D dengan 2 (dua) Komputer Slave
c. Rendering video animasi dengan 3 komputer Tabel 3 Waktu Eksekusi dengan 3 komputer Slave
slave. Frame Waktu Eksekusi (s)
Pada skenario pengujian ini digunakan 5 (lima) unit 1 1
komputer yang berfungsi sebagai Master, 80 199
3 Slave, dan Client. Sama seperti skenario 160 523
sebelumnya, pada skenario ini digunakan 5 unit 240 662
komputer yang sudah terkoneksi dalam 320 977
jaringan lokal (Local Area Network). Pada 400 1105
proses rendering digunakan variasi frame yaitu 480 1396
1, 80, 160, 240, 320, 400, 480, 560, 740, 800. 560 1603
Hasil dari waktu eksekusi proses rendering yang 640 1881
dilakukan disajikan pada tabel 3.
720 2131
800 2374

Gambar 15 Grafik Waktu Eksekusi Proses Rendering Video Animasi 3D dengan 3 (tiga) Komputer Slave

Pada Gambar 15 ditunjukkan grafik waktu Tabel 4 Perbandingan Waktu Proses Rendering
eksekusi proses rendering video animasi 3D
dengan 3 (tiga) komputer Slave. Hasil yang
ditunjukkan tidak jauh berbeda dengan
skenario pengujian yang sebelumnya, yaitu
menggunakan 1 (satu) komputer Slave dan 2
(dua) komputer Slave terdapat peningkatan
waktu eksekusi proses rendering video animasi
3D seiring dengan peningkatan jumlah frame.
Selisih peningkatan waktu proses rendering
pada setiap pengujian mengalami fluktuasi, hal
ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Tabel 4 menunjukkan perbandingan waktu
proses rendering dengan menggunakan 1
Master, 1 Slave, dan 1 Client; menggunakan 1
Master, 2 Slave, dan 1 Client; dan
menggunakan 1 Master, 3 Slave, dan 1 Client.
Waktu Eksekusi (s)
Frame
1 Slave 2 Slave 3 Slave
1 1 1 1
80 300 230 199
160 600 550 523
240 780 698 662
320 1080 1010 977
400 1200 1138 1105
480 1500 1431 1396
560 1680 1629 1603
640 1980 1911 1881
720 2220 2163 2131
800 2460 2409 2374
Gambar 16 Grafik Perbandingan Waktu Eksekusi Proses Rendering Video Animasi 3D

Pada Gambar 16 ditunjukkan grafik jumlah komputer Slave yang digunakan maka
perbandingan waktu eksekusi proses rendering akan diperoleh percepatan waktu eksekusi
video animasi 3D. Hasil rendering dengan proses rendering video animasi 3D yang
variasi jumlah komputer Slave menunjukkan semakin meningkat.
peningkatan waktu eksekusi proses rendering
seiring dengan peningkatan jumlah frame. 5. DAFTAR PUSTAKA
Namun seiring dengan penambahan jumlah [1] B.W.K. Malubaya, A.M. Rumagit, A.S.M.
komputer Slave terdapat penuruan waktu Lumenta, B.A. Sugiarso, “Perancangan PC
eksekusi proses rendering. Hal ini menunjukkan Cluster Untuk Render Animasi 3D”, Jurnal
bahwa dengan menggunakan lebih banyak Teknik Elektro dan Komputer, Vol. 3 No 1,
komputer Slave, maka akan diperoleh 2014.
penurunan waktu eksekusi proses rendering
video animasi 3D. [2] B. Wilkinson, M. Allen, Parallel Programm-
ing Edisi 2: Teknik dan aplikasi
4. KESIMPULAN menggunakan jaringan workstation dan
Perancangan dan pembangunan komputer computer parallel., Yogyakarta: ANDI,
paralel untuk melakukan rendering video 2010.
animasi 3D, dapat dilakukan menggunakan
aplikasi Blender, Aplikasi Blender mendukung [3] D. Prawira, “Analisis Performa Sistem
dalam proses rendering video animasi 3D Cluster Pada Proses Distributed Rendering
melalui jaringan dengan melibatkan beberapa Menggunakan Open Source Software”,
komputer. Dalam menggunakan aplikasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika
Blender untuk melakukan rendering video dan Komputer Pontianak. Program Studi
animasi melalui jaringan dibutuhkan minimal 3 Teknik Informatika, Vol. 2 No 1, 2012.
(tiga) unit komputer yang berfungsi sebagai
Master, Slave, dan Client. [4] K.M. Mulyono, H.A. Fatta, “Pembuatan
Proses rendering video animasi 3D mengalami Game Labirin Dengan Menggunakan
peningkatan waktu eksekusi seiring dengan Blender 3D”, Jurnal Dasi, Vol. 13 No. 2,
peningkatan jumlah frame, namun seiring 2012.
dengan peningkatan jumlah komputer Slave
waktu eksekusi proses rendering video animasi
3D mengalami penurunan. Semakin banyak

Anda mungkin juga menyukai