: 440/069/SOP-UKP/
No. Dokumen
35.07.103.124/2022
No. Revisi : 02
SOP
Tanggal Terbit : 03 Januari 2022
Halaman : 1/2
PUSKESMAS drg. Ivan Drie, MMRS
TIRTOYUDO NIP. 19780226 200604 1 009
1. Pengertian Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Saifuddin, 2007).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah untuk mencegah terjadinya perdarahan
pasca persalinan.
4. Referensi 1. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
2008
2. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal edisi Tahun
2010
PELAKSANAAN :
1. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Suami / keluarga juga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan serta diminta menandatangani inform consent.
3. Periksa suhu, nadi tekanan darah Kalau perlu diberi oksigen
4. Penolong cuci tangan dan memakai handscoen panjang
5. Tidurkan penderita dengan posisi lithothomi
6. Kosongkan kandung kencing, jika diperlukan lakukan keterisasi kandung
kencing
7. Apabila plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 unit I M. jika belum
lakukan penanganan kala tiga
RETENSIO PLACENTA
: 440/069/SOP-UKP/
No. Dokumen
35.07.103.124/2022
No. Revisi : 02
SOP
Tanggal Terbit : 03 Januari 2022
Halaman : 2/2
PUSKESMAS drg. Ivan Drie, MMRS
TIRTOYUDO NIP. 19780226 200604 1 009
8. Jika plasenta belum dilahirkan selam 30 setelah diberi oksitosin dan uterus
terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat terkendali
a. Satu tangan diletakan pada korpus uteri tepat diatas simfisis pubis
b. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso
cranial kearah belakang dan kearah ibu
c. Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan
vulva
d. Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat
(2-3 menit)
e. Selama kontraksi, lakukan tarikan terkendalai pada tali pusat tang terus -
menerus, dalam tegangan yang sama ke uterus
”Catatan : hindari penarikan tali pusat dan penekanan fundus yang terlalu
kuat karena dapat menyebabkan inversi uterus”
9. Jika traksi tali pusat belum berhasil cobalah untuk mengeluarkan plasenta
secara manual dengan catatan :
“Plasenta yang melekat dengan kuat mungkin merupakan plasenta akreta.
Usaha untuk melepaskan yang melekat kuat dapat mengakibatkan
perdarahan berat atau perforasi uterus, yang biasanya membutuhkan
tindakan histerektomi”
10.Jika tidak berhasil lakukan rujukan ke Rumah Sakit
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait KIA
PUSTU/ POLINDES
Unit Farmasi
8. Dokumen
Terkait