Anda di halaman 1dari 7

UTS Pengembangan sistem informasi

Nama : Ridhwan Sulistiyo


Nim : 212520001
Kelas : TI-A

1. langkah-langkah dalam pengembangan perangkat lunak!


• Analisa kebutuhan.
Tahap ini merupakan tahap awal yang berfokus untuk menggali kebutuhan
pengguna dalam pembuatan perangkat lunak dengan stakehoder terkait guna
mencari kebutuhan fungsional maupun nonfungsional. Kebutuhan fungsional
mengacu pada fitur dan fungsi yang diinginkan oleh pengguna. Sedangkan
nonfungsional mencakup keamanan dan tamilan.

• Spesifikasi kebutuhan pengguna.


pada tahap ini stakehoder terkait membuat sebuah dokumen yang berisi
kebutuhan pelanggan yang berisi semua informasi dari analisa kebutuhan yang
mana tim pengambang perangkat lunak melakukan analisa kebutuan untuk
memastikan bahwa semua kebutuhan pengguna telah teridentifikasi dan tidak
ada yang terlewat.

• Desain.
Pada tahap ini tim pengambang sudah betul memahami kebutuhan dari
pengguna kemudian tim pengembang membuat sebuah gambaran tentang
desain perangkat lunak yang meliputi struktur,arsitektur, dan konfigurasi
perangkat lunak. Di tahap ini juga mencakup pembuatan diagram, serta
pemilihan teknologi atau model proses pengembangan perangkat lunak.

• Imlplementasi.
Pada tahap ini pengembang mulai membuat perangkat lunak yang meliputi
pengkodean pengembang berusaha untuk dapat membuat perangkat lunak yang
diinginkan oleh penguna baik dari segi fitur maupun keamanan.

• Pengujian.
Pengujian merupakan tahap yang penting untuk dilakukan mengingat
pembuatan sebuah perangkat lunak yang sangat rumit dan kompleks harus
berjalan sesuai yang di harapkan. Dengan pengujian tim pengembang dapat
mengetahui bagian -bagian yang mengalami bug sehingga dapat langsung
diperbaiki.

• Pemeliharaan.
Setelah perangkat lunak diluncurkan pengembang akan terus mengamati dan
memelihara perangkat lunak yang telah dibuat agar dapat berfungsi sebagai
mana mestinya yang dapat meliputi perbaikan bug,update fitur, dan peningkatan
kinerja.

2. Perangkat lunak jangka panjang


• Microsoft office - merupakan paket aplikasi perkantoran yang pouler sejak rilis
di tahun 1989 dan terus berkembang hingga sekarang. Paket ini berisi aplikasi
antara lain MS word, MS excel,dan MS power point.
• Adobe acrobat reader - merupakan aplikasi pembaca file pdf yang populer.
Aplikasi ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1993 dan terus berkembang
karena banyak digunakan untuk berbagai profesi.
• Opera mini - merupakan aplikasi peramban web yang populer. Opera mini
pertama kali diluncurkan pada tahun 2005 untuk ponsel. Fitur unggulan di opera
mini adalah fitur hemat data untuk akses internet terbatas dan koneksi internet
lambat.
Alasan mengapa ketiga perangkat lunak diatas dikatakan umur Panjang karena fitur
yang diberikan terbukti memberikan manfaat bagi pengguna di sisi lain para
pengembang yang terus melakukan update untuk tetep relevan depngan
perkembangan teknologi dan permintaan pengguna.
Perangkat lunak jangka pendek
• Google + - merupakan aplikasi jejaring sosial yang diluncurkan pada tahun
2011 dan ditutup pada tahun 2019. Fitur utama dari aplikasi ini adalah pengguna
dapat mengelompokkan teman dan kontak mereka yang disebut circles.
• Google wave - google wave merupakan perangkat lunak aplikasi yang
diluncurkan pada tahun 2009 dan ditutup pada tahun 2012. Fitur utama dari
aplikasi ini adalah pengguna dapat bekerja bersama secara real-time.
• Yin yak – merupakan aplikasi media sosial anonim yang memungkinkan
pengguna untuk berbagi pesan pendepk dengan penggunalain disekitar mereka.
Aplikasi ini diluncurkan pada tahun 2013 dan ditutup pada tahun 2017.
Alasan mengapa ketiga perangkat lunak diatas dikatakan berusia pendek adalah
karena bebrapa pengguna kurang bisa beradaptasi dengan adanya fitur baru yang
mana justru malah membuat pengguna merasa bingung saat menggunakannya.
Kurangnya minat pengguna, perkembangan teknologi yang semakin maju serta
hadirnya aplikasi baru yang serupa membuat pengguna beralih. Penyebab lainya
adalah karena pengguna itu sendiri yang menggunakan aplikasi untuk tujuan
kejahatan.
3. Berdaskan cerita tersebut saya akan memilih model proses agile untuk sistem informasi
penilaian kinerja karyawan di perusahaan XYZ.

Alasan saya memilih mosel proses agile adalah model proses agile merupakan model
proses yang berkembang secara cepat dan fleksibel. Berdasarkan cerita diatas
perusahaan XYZ menginginkan dokumentasi setiap pengerjaan serta menyiapkan
modul pelatihan. Dengan menggunakan model proses agile saya bisa memberikan
prototye perangkat lunak sebagai modul pelatihan untuk admin sistem. Karena model
proses agile ini adalah model proses yang berkembang secara cepat sehingga
perusahaan dapat memperoleh dokumentasi setiap pengembanganya.

Sebelum masuk ke pengembangan sistem rencana yang dilakukan yaitu:


• Identifikasi kebutuhan pada proses ini saya akan berdiskusi kepada pemilik
perusahaan untuk menetukan sistem penilaian kinerja karyawan sperti apa yang
dinginkan perusahaan tujuannya adalah supaya saya dapat mengetahui
kebutuhan perusahaan.
• Membentuk tim saya akan membentuk tim yang berkualitas serta
berpengalaman dalam pengembangan perangkat lunak serta tim yang
berpengalaman dalam pengembangan sistem informasi penilaian karyawan.
• Analisis pada tahap ini saya dan tim membuat dokument kebutuhan perusahaan
yang berisi informasi kebutuhan perusahaan kemudian menganalisa dokument
tersebut untuk memastikan kebutuhan perusahahan sudah sesuai dan tidak ada
yang terlewatkan.
Setelah melakukan serangkaian proses di atas maka sudah saatnya untuk masuk ke
pengembangan sisitem yang memiliki proses pengkodean,debugging, pembuatan
prototype serta pengujian.

4. Hal yang harus dilakukan dalam mempersiakan tim dengan model proses scrum
• Menentukan product owner (PO): product owner (PO) adalah sesorang yang
memiliki tanggung jawab terhadap visi dari produk yang dikerjakan serta fokus
pada gambaran besar produk.
• Memilih tim: tim yang terlibat harus memunyai kemampuan teknis yang
memadai dalam pengembangan sisitem daat bekerja sama dalam satu tim serta
memiliki motivasi yang tinggi.
• Menentukan scrum master: scrum master adalah orang yang bertanggung jawab
pada nilai-nilai scrum agar berjalan sesuai metode scrum. Dalam pemilihan
scrum master sebaiknya memiliki kemampuan dalam memotivasi, memimpin
dan dapat menyelesaikan konflik dengan baik.
• Membuat product backlog: produk backlog adalah daftar tugas yang harus
dilakukan berisi semua fitur yang akan dikembangkan. Seluruh tim sebaiknya
harus memahami dengan cermat dan paham dengan yang di kerjakan.
• Mengatur sprint planning: sprint planing adalah pertemuan yang dilakukan
sebelum memulai sebuah sprint. Diharapkan seluruh anggota tim harus hadir
untuk dapat mengetahui secara jelas tugas yang diberikan.
• Menetakan sprint: sprint adalah periodep waktu pengembangan yang biasanya
berlangsung secara singkat. Pastikan seluruh tim dapat menyelesaikan tugas
yang dilakukan secara jelas dan terukur.
• Mengadakan daily scrum: daily scrum adalah pvertemuan harian yang diadakan
oleh tim untuk memastikan bahwa proses pengembangan berjalan sesuai yang
di inginkan. Tim yang bekerja harus membagikan kemajuan serta kendala yang
dihadai untuk dapat diselesikan agar pengembangan dapat berjalan secara
efektif dan efisien.

5. Model proses generic dan agile merupakan metodologi pengembangan perangkat lunak
yang berbeda dalam pengembangan perangkat lunak. Perbedaan yang paling mencolok
adalah bahwa model proses agile merupakan pengembangan proses cepat dan berubah
dimana setiap pengembangan menghasilkan sebuah protortype yang dapat diuji
langsung dan mendapatkan feedback dari pengguna. Sedangkan model proses generic
merupakan model proses yang tetap dan tidak terlalu banyak mengalami perubahan dan
biasanya memakan waktu yang lama tergantung seberapa rumit perangkat lunak yang
dibuat.

• Model proses generic adalah sebuah metodologi pengembangan perangkat


lunak yang paling awal dan sederhana pengembangan perangkat lunak
dilakukan secara linear dan berurutan. Model ini bila terjadi kesalahan maka
akan kembali ke proses sebelumnya sehingga memakan waktu yang lama
dalam pengembanganya.

• Contoh framework dari model proses generic adalah model V. model V ini
adalah model proses yang menggabungkan konsep model generic tes dan
verifikasi. Model proses ini sangat cocok untuk proyek besar dan kompleks.
• V-Model > Proses Verification
1. Requarement Analysis. Fase pertama dalam siklus ini adalah
menggali informasi kebutuhan yang diinginkan dari pengguna yang
melibatkan komunikasi yang intensif dengan pengguna guna
memahami kebutuhan sistem yang tepat. Tahap ini dapat daat
digunakan sebagai input untuk pengujian accepatence.
2. System Design.
Membuat sistem desain yang lengkap yang berisi perincian perangkat
keras dan pengaturan yang lengkap untuk sistem yang dikembangkan.
Rencana system dikembangkan berdasarkan desain sistem.
3. Architectural Desain.
Spesifikasi arsitektur dipahami dan dirancang dalam fase ini. Fase ini
berisi pendekatan teknis diusulkan dan keputusan akhir diambil
berdasarkan kelayakan teknis dan finansial. Integration test dapat
dirancang dan didokumentasikan selama tahap ini.
4. Module Design.
Dalam fase ini desain internal tererinci untuk semua module sistem
dispesifikasikan. Desain harus kompatibel dengan modul lain dalam
arsitektur sisitem dan sistem esternal lainya. Unit test dapat dibuat dan
dirancang pada fase ini berdasarkan pada desain modul internal.
• V-Model > Proses Coding.
• Ini merupakan proses menulis code yang sesuaidengan module sistem
yang mana code disesuikan berdasarkan kebutuhan sistem dan
arsitektur.
• V-Model > Proses Validation.
1. Unit Testing.
Unit testing dirancang pada fase module desain dijalnkan pada kode
yang sudah ditulis selama fase validasi ini. Unit testing ini adalah
pengujian di tingkat kode dan membantu menghilangkan bug pada
tahap awal meskipun semua bug tidak dapat terungkap oleh unit
testing.
2. Integration Testing.
Integration testing dikaitkan dengan fase architectural design.
Integration testing dilakukan untuk menguji koeksistensi dan
komunikasi secara internal dalam sistem.
3. System Testing.
System testing secara langsung terkait dengan fase system design.
System testing dilakukan untuk memeriksa seluruh fungsionalitas
sistem dan komunikasi sistem yang sedang dikembangkan dengan
sistem eksternal. Sebagian masalah kompabilitas perangkat lunak dan
perangkat keras dapat diungkap pada tahap ini.
4. Acceptance Testing.
Acceptance testing dikaitkan dengan fase requirement analysis dan
melibatkan pengujian produk di lingkungan pengguna. Pada tahap
mengungkap masalah kompabilitas dengan sisitem lain yang tersedia di
lingkungan pengguna. Pada tahap ini juga mampu mengungkap
masalah seperti load dan performance di lingkungan pengguan
sebenarnya.

• Agile adalah sebuah metodologi pengembangan software yang fleksibel dan adaptif
berbeda dengan model proses generic yang linear. Agile memiliki fokus pada
kepuasan klien dan pengguna dengan cara mempercepat pengiriman software dengan
mengadopsi siklus pengembangan pendek atau sprint yang terus berulang. Metodologi
ini cocok untuk proyek yang memiliki scope yang tidak jelas atau selalu berubah.
• Contoh framework dari agile adalah scrum. Model proses scrum merupakan model
proses yang paling pouler sebab berfokus pada pengelolan proyek secara tim dan
mengutamakan kepuasan pelanggan.

• Komponen model scrum


1. Produk backlog.
Daftar kebutuhan atau fitur yang harus di kembangkan dalam produk
dituangkan dalam backlog ini yang berisi daftar item yang harus dikerjakan
oleh tim scrum.
2. Sprint backlog.
Ini merupakan tahapan yang berisi daftar item yang telah disempurnakan di
tahap sebelumya dan akan digunakan di tahap sprint.
3. Incerment.
Tahap pengiriman sprint terdiri dari beberapa cerita pengguan yang bersama-
sama menghasilkan produk yang setengah jadi digunakan sebagai suatu
indikator kemajuan yang telah dicapai.
4. Sprint planing.
Pertemuan yang dilakukan di setia awal sprint untuk menentukan item mana
yang akan dikembangkan dalam sprint tersebut.
5. Daily scrum.
Pertemuan singkat yang digunakan untuk membahas seluruh anggota tim
tetap di jalur pengembangan yang benar dan membahas kemajuan apa yang
telah dilakukan.
6. Sprint review.
Pertemuan yang dilakukan setelah sprint dilakukan untuk meninjau item yang
telah dikembangan dan menentukan item untuk sprint selanjutnya.
7. Retrospective.
Pada tahap ini tim scrum merefleksikan kerja dan kolaborasi sprint
sebelumnya untuk menentuan perbaikan proses untuk diterapkan di print
selanjutnya.
8. Refinement.
Tim bertemu bersama untuk membahas dan memprioritaskan persyaratan
baru yang akan digabungkan untuk membuat produk dan sprint backlog.

Anda mungkin juga menyukai