Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KIMIA FORENSIK

KASUS PEMBUNUHAN KELUARGA PENGUSAHA PT. SARI ROTI DI


NGAGEL, SURABAYA

Disusun Oleh:
Haidar Sitie Rafidah
2006615010

Dosen Pembimbing:
Prof. Drs. Ridla Bakri, M.Phil., PhD.

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2. Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
2.1. Kronologi Kematian Sekeluarga Pengusaha PT. Sari Roti Ngagel, Surabaya ...... 2
2.2. Hasil Fisum Korban oleh Tim Ahli Forensik ............................................................ 3
2.3. Hasil Penyelidikan di TKP oleh Polisi........................................................................ 3
2.4. Motif Pembunuhan dan Bunuh Diri Sekeluarga PT. Sari Roti Surabaya ............. 4
BAB III. PENUTUP ................................................................................................................. 6
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 6
3.2. Saran ............................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 7

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembunuhan menurut KBBI merupakan suatu proses membunuh yang artinya membuat
supaya mati atau menghilangkan nyawa orang lain (Poerwadarminta, 2009). Suatu proses
penghilangan nyawa orang lain belum bisa dikatakan sebagai pembunuhan jika penyebab
meninggalnya orang tersebut belum diketahui, maka perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut
terkait proses pembunuhan di TKP.
Kasus pembunuhan kian marak terjadi di Indonesia pada beberapa tahun dekade terakhir.
Potensi kejahatan yang kemudian menjadi tindak kejahatan (kriminalitas) merupakan suatu
tindakan melawan hukum. Indonesia merupakan negara hukum yang termaktub dalam Pasal 1
Ayat (3) UUD 1945. Sebagai negara hukum maka upaya-upaya penegakan hukum salah
satunya ialah menjunjung tinggi nilai-nilai HAM. Pada Pasal 28A UUD 1945 tentang HAM
menyebutkan bahwa setiap orang berhak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan
kehidupannya. Oleh karena itu, peristiwa pembunuhan yang berkaitan dengan menghilangnya
nyawa seseorang perlu dilakukan proses penyelidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka
5 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Proses penyelidikan dilakukan
semata-mata untuk mencari kebenaran materiil dari peristiwa yang terjadi (Sabri, 2006).
Penyelidikan kasus pembunuhan hanya dilakukan oleh pihak yang berwenang yaitu
instansi kepolisian. Penyidik mempunyai tata cara dan metode yang sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Penyidik saat mendatangi TKP harus mengumpulkan tanda-tanda
dan berkas-berkas kejadian perkara seperti bekas kaki, tapak jari, tetesan darah, bagian tubuh
dan apapun barang yang berada di TKP. Setelah itu, dilakukan proses fisum oleh tim ahli
forensik untuk menemukan identitas dari mayat yang ditemukan. Langkah selanjutnya yaitu
pihak berwenang dapat menentukan pelaku dan proses pembunuhan korban (Sabri, 1999).

1.2 Tujuan
• Mengetahui kronologi pembunuhan dan bunuh diri sekeluarga PT. Sari Roti Surabaya
• Menganalisis hasil fisum korban dari TKP oleh tim ahli forensik
• Meninjau proses penyelidikan di TKP oleh tim polisi
• Motif pembunuhan dan bunuh diri sekeluarga PT. Sari Roti Surabaya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kronologi Kematian Sekeluarga Pengusaha PT. Sari Roti Ngagel, Surabaya
Pembunuhan dan bunuh diri di Ngagel, Surabaya pada tanggal 25 September 2008 terjadi
ketika seorang pengusaha roti bernama Yanuar Stevanus yang membunuh istri dan kedua
putranya sebelum membunuh dirinya sendiri. Kasus ini merupakan salah satu kasus
pembunuhan disertai bunuh diri yang paling mengejutkan di kota Surabaya dan termasuk
dalam pembunuhan keluarga di Indonesia.
Kronologi peristiwa pembunuhan dan bunuh diri terjadi saat para pembantu yang bekerja
di rumah pengusaha PT. Sari Roti bernama Yanuar Stefanus (37) merasa heran karena hingga
pukul 05.30 WIB sang majikan belum bangun, padahal biasanya bangun pukul 04.30 WIB kata
seorang baby sister bernama Siti Humaiyah. Karena penasaran apa yang terjadi, salah satu
pembantu bernama Buriah mencoba melihat kondisi melalui jendela kamar sang majikan. Saat
menyingkap gorden jendela, Buriah langsung berteriak histeris, kemudian menangis. Butuh
waktu beberapa menit sebelum Buriah mengatakan kalau dirinya melihat Yanuar tergeletak
bersimbah darah. Setelah itu, para pembantu dan karyawan yang berada disana langsung
menghubungi polisi. Aparat berbaju coklat harus mendobrak terlebih dulu pintu kamar karena
teralis jendela dan pintu dalam keadaan terkunci dari dalam.
Setelah terbuka, pemandangan yang terlihat sungguh menyayat hati, empat mayat
bergeletakan dengan bersimbah darah. Yanuar Stefanus, sang juragan dan pemilik rumah,
tergeletak di bagian paling barat kasur dengan celana pendek dan kaus hitam. Di pergelangan
tangan kiri ada dua luka sayatan, luka tusuk di bagian perut hingga usus terburai, dan dua luka
sayatan di leher. Sebilah pisau kecil tergeletak di atas perut Yanuar, dan sebilah pisau daging
tergeletak menempel di paha pria yang sehari-harinya bekerja di pabrik Kopi Kapal Api itu.
Persis di samping kanannya, tergeletak Jonathan Jansen Sutanto (5), anak pertama. Lehernya
terkoyak karena digorok. Di sebelah kanannya, tergeletak dalam keadaan tertelungkup
Christopher Kevin Sutanto (3), anak bungsu. Sama seperti kakaknya, lehernya menganga
setelah digorok. Namun, lebih lebar dan sebagian tulang lehernya agak rompal. Sementara
Seniwati (36), istrinya, telentang di sisi berlawanan dengan posisi tidur Januar dan kedua
anaknya. Sama seperti kedua anaknya, lehernya tergorok. Namun, di pipi dan dadanya ada
banyak luka-luka gores akibat sayatan benda tajam. Selain itu, di mulutnya ada lebam dan luka
sedikit. Saat ditemukan Seniwati masih mengenakan baju tidur bermotif batik. Di tembok
kamar maut itu ada sebuah tulisan yang ditulis dengan darah. Diduga kuat, ditulis

2
oleh Yanuar dengan darahnya. Tulisannya yaitu “Aku diakalin oleh orang saja”. Entah apa
maksudnya, petugas masih belum mengetahuinya.

2.2 Hasil fisum korban oleh Tim Ahli Forensik


Penyelidikan yang dilakukan oleh BidDokkes Polda Jatim dan tim Labfor (Laboratorium
Forensik) Cabang Surabaya diperoleh hasil yaitu diduga kuat kalau yang mati terakhir adalah
kepala keluarga, Yanuar. ’’Ini dilihat dari lukanya. Yanuar mengalami tiga luka. Karena, kalau
dia mati duluan, pasti posisi mayat tak seperti itu,’’ urai sebuah sumber di kepolisian. Inilah
yang memunculkan dugaan kalau Yanuar menghabisi anak dan istrinya terlebih dahulu, baru
kemudian bunuh diri. ’’Dengan kondisi TKP seperti itu (terkunci dari dalam dan tak ada barang
hilang), maka kemungkinan paling besar adalah seperti itu (Yanuar membunuh sebelum
akhirnya bunuh diri),’’ paparnya. Apalagi, di jempol kaki kanan Yanuar, ada sobekan kertas
koran dan di bawah ada kertas koran yang menjadi pasangan sobekan tersebut. Ada bercak
darah pula di kertas koran itu. ’’Ini menunjukkan kalau Yanuar berjalan-jalan pada saat
terjadinya pembunuhan itu. Dugaannya, siapa lagi yang berjalan pada saat pembunuhan selain
si pembunuh,’’ urainya.

2.3 Hasil Penyelidikan di TKP oleh Polisi


Berdasarkan hasil olah TKP, petugas menduga kalau tak ada barang hilang dari rumah
itu. ’’Selain karena pintu kamar terkunci dari dalam dan ada tumpukan uang yang masih utuh,’’
kata Kapolres Surabaya Timur AKBP Eko Iswantono. Berdasarkan fakta ini, polisi kemudian
mengesampingkan motif perampokan dalam kejadian tersebut. Total orang luar selain keluarga
pasangan Yanuar yang menginap di situ ada 11 orang. Yakni, 8 orang pedagang keliling, 1
pembantu, 1 baby sister, dan 1 karyawati bagian keuangan. Baby sister menginap di kamar
depan berdekatan dengan kamar anak, pembantu menginap di belakang. Sementara, 8
pedagang keliling tidur di sembarang tempat. ’’Kadang tidurnya ya di dapur, wes pokoke
sembarang,’’ kata Humaiyah.
Polisi menduga kalau Yanuar membekap istrinya dengan bantal, sebelum menggoroknya
dengan pisau kecil yang tajam. Ini bisa terlihat dari lebam dan luka di mulut (karena dibekap)
dan luka-luka di pipi dan dada (karena meronta-ronta melawan). Setelah Seniwati
“dibereskan”, selanjutnya giliran si bungsu Christopher. Sadisnya, Christopher dieksekusi
dalam kondisi masih tidur tertelungkup. Dengan dingin, Yanuar sempat mengganti terlebih
dahulu pisau kecilnya (yang baru dipakai mengeksekusi Seniwati) dengan pisau dapur besar.
Dari fakta-fakta yang dijelaskan oleh tim Forensik dan BidDokkes Polda Jatim, polisi
kemudian merekonstruksi dugaan apa yang terjadi pada malamnya. Dari perkiraan polisi, yang

3
kali pertama dibunuh Yanuar adalah Seniwati, istrinya. ’’Secara logika, tentu saja yang
dibunuh pertama tentu yang dewasa. Karena kalau yang kecil dulu, pasti yang dewasa
terbangun dan ada perlawanan berat,’’ kata Kapolwiltabes Surabaya Kombes Pol Bambang
Suparno.
Menurut polisi, Yanuar langsung membacokkan pisau besar itu ke leher mungil
Christopher. ’’Saking kerasnya, semua urat langsung putus dan tulang lehernya sampai sedikit
rompal,’’ kata orang nomor satu di jajaran kepolisian Surabaya. Selanjutnya, Yanuar berjalan
ke arah Jonathan, putra sulungnya yang juga diduga masih dalam keadaan tertidur. Tanpa
banyak bicara, Jonathan pun digorok leher bagian kanannya. Setelah itu, barulah Yanuar
memutuskan untuk menghabisi dirinya sendiri. Tidak seperti saat membantai keluarganya yang
berlangsung cepat, Yanuar diduga kesulitan menghabisi nyawanya sendiri. Pertama, dia
mencoba menyayat pergelangan tangan kirinya. Mungkin, karena takut, Yanuar menghentikan
usahanya itu. Dia kemudian menusuk dadanya dua kali. Lagi-lagi, diduga karena takut, dia tak
sanggup sampai menusukkannya begitu dalam. Selanjutnya, mengeraskan hati, dia kemudian
menusuk perutnya sendiri hingga ususnya terburai. Namun, tetap saja itu belum mematikannya.
Yanuar sempat berhenti sebentar karena kesakitan. Diduga kuat, Yanuar kemudian menuliskan
kata-kata “Aku diakalin orang saja” dengan darahnya sendiri di tembok. Setelah itu, dia
kemudian memutuskan untuk menggorok lehernya sendiri. Namun, Yanuar tetap saja belum
juga mati. Memutuskan untuk mengakhiri penderitaannya, dia langsung menggorok sekali lagi
lehernya. Kali ini, tak lama kemudian Yanuar langsung tewas. Hanya, keterangan sejumlah
saksi justru menguatkan dugaan sementara polisi. Menurut seorang karyawan laki-laki yang
tidur persis di lantai sebelah kamar tersebut, sekitar pukul 00.00, Yanuar keluar. Setelah itu dia
mondar-mandir seperti gelisah, sebelum kemudian masuk ke dalam kamar lagi. Namun,
karyawan itu mengaku tak mendengar apa-apa di dalam kamar tersebut saat setelah Yanuar
masuk. ’’Setelah itu, saya tertidur dan tak tahu apa-apa lagi,’’ ucap karyawan itu kepada
petugas. Selain itu, latar belakang Yanuar sendiri dikenal sangat tertutup. ’’Bahkan, sangat
jarang berbicara dengan pembantu-pembantunya,’’ kata seorang petugas yang ikut menangani
kasus tersebut.

2.4 Motif Pembunuhan dan Bunuh Diri Sekeluarga PT. Sari Roti Surabaya
Selanjutnya polisi mencari motif diduga pembunuhan dan bunuh diri yang dilakukan oleh
Yanuar berdasarkan keterangan saksi yang diperiksa dan hasil olah TKP. Berdasarkan
keterangan para saksi yang diperiksa, Yanuar memang terlihat linglung dalam seminggu
terakhir. Atasan Yanuar di pabrik Kopi Kapal Api, Go Sonny Gozali, mengatakan dirinya

4
sempat didatangi Yanuar dua kali dalam seminggu terakhir dimana Yanuar mengeluh bahwa
dia sedang punya masalah. “Tapi saya tanya apa masalahnya, dia tidak mau bicara,” ujar Go
kepada penyidik. Widayati, bawahan Yanuar, mengatakan majikannya memang menunjukkan
keganjilan belakangan ini. “Bapak terlihat murung dan lesu, seperti orang sakit,” kata
Widayati. Seorang petugas kepolisian mengatakan, korban diduga depresi akibat kalah main
valas (valuta asing). Ini diutarakan oleh seorang teman Yanuar kepada penyidik.
Dikonfirmasi terpisah terkait dugaan motif pembunuhan tersebut, Kasat Reskrim Polres
Surabaya Timur AKP Hartoyo mengakui memang ada saksi yang mengatakan bahwa pelaku
kalah main valas. Polisi telah memeriksa setidaknya 12 saksi dalam kasus terbunuhnya satu
keluarga ini. Menurut Hartoyo, untuk membuktikan dugaan tentang korban main valas,
pihaknya akan memeriksa laptop milik Zanuar yang ditemukan dalam TKP. “Laptop ini segera
kami periksa. Biasanya orang main valas banyak menyimpan data di komputernya,” ujar
Hartoyo sambil menunjuk laptop Acer warna hitam milik korban. Selain menemukan data-data
itu, layar laptop milik korban yang diamankan unit identifikasi Polres Surabaya Timur pecah
karena terkena pisau. Pecahan di layar itu sepanjang sekitar 8 cm, dan juga terdapat bercak
darah. Meski di layar terdapat darah, namun di tombol power tidak terdapat bercak darah, yang
ada hanya sidik jari Yanuar. "Ini berarti ia menyalakan laptop sebelum bunuh diri, dan
membunuh anak dan istrinya," kata seorang petugas identifikasi Polres Surabaya Timur. Di
dalam laptop itu terdapat data-data tentang valas dan bursa saham. Data ini baru diketahui
setelah tim identifikasi membuka laptop tersebut. Sebelumnya, data ini belum diketahui.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Surabaya Timur AKP Hartoyo membenarkan bahwa ada
kaitan Yanuar dengan valas. Namun hal itu tidak bisa dijadikan faktor utama yang
menyebabkan karyawan Kapal Api itu bunuh diri. "Faktor itu hanya sebagian kecil. Jangan
dijadikan alasan utama yang mengaburkan pembunuhan yang diakhiri dengan bunuh diri,"
ucapnya

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dari kasus pembunuhan dan bunuh diri keluarga PT. Sari
Roti Surabaya, kesimpulannya adalah sebagai berikut:
• Berdasarkan hasil fisum dan olah TKP oleh tim Forensik dan Polisi diketahui bahwa
pembunuhan dan bunuh diri di Ngagel, Surabaya pada tanggal 25 September 2008 terjadi
ketika seorang pengusaha roti bernama Yanuar Stevanus yang membunuh istri dan kedua
putranya sebelum membunuh dirinya sendiri
• Motif pembunuhan dan bunuh diri diketahui karena kepala keluarga bernama Yanuar
kalah dalam bermain valas, diduga stress berat hingga membunuh anggota keluarganya
dan membunuh dirinya sendiri.

3.2 Saran
Berdasarkan kasus pembunuhan dan bunuh diri yang dilakukan oleh kepala keluarga di
Ngagel, Surabaya karena kalah dalam bermain valas, maka alangkah baiknya jika mengalami
depresi berat dapat konsultasi ke pihak berwenang seperti konselor keuangan, psikolog,
psikiater atau pemuka agama, sehingga tidak terjadi peristiwa yang membahayakan seperti
pembunuhan dan bunuh diri.

6
DAFTAR PUSTAKA

"Bunuh Istri dan Dua Anak, Lalu Bunuh Diri". JPNN.com. Surabaya, 26 September 2008.
Diakses tanggal 5 April 2022. https://www.jpnn.com/news/bunuh-istri-dan-dua-anak-
lalu-bunuh-diri?page=3

"Sebelum Bunuh Diri Yanuar Habisi Keluarganya Sendiri". Tempo.co. Jakarta, 25 September
2020. Diakses tanggal 5 April 2022. https://nasional.tempo.co/read/137437/ sebelum-
bunuh-diri-yanuar-habisi-keluarganya-sendiri

“Mengenaskan! Diduga Karena Kalah Trading, Pria di Surabaya Tega Menghabisi Nyawa Istri
dan Anaknya”. Seputarcibubur.com. Jakarta, 20 Februari 2022. Diakses tanggal 5 April
2022. https://seputarcibubur.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-1783784362/menge
naskan-diduga-karena-kalah-trading-pria-di-surabaya-tega-menghabisi-nyawa-istri-
dan-anaknya

Poerwadarminta, W.J.S. (2009). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sabri, F. (1999). Diktat Ilmu Kedokteran Kehakiman. Padang: Fakultas Hukum Universitas
Andalas

Sabri, F. (2006). Diktat Hukum Acara Pidana. Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai