Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami sindrom koroner akut,
antara lain:
Berusia 45 tahun ke atas untuk pria dan 55 tahun ke atas untuk wanita.
Berat badan berlebih atau obesitas.
Jarang melakukan aktivitas fisik dan berolahraga.
Memiliki kadar kolesterol yang tinggi dalam darah.
Memiliki kebiasaan merokok.
Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau stroke.
Mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Mengidap penyakit diabetes.
Mengonsumsi banyak makanan berlemak.
Bekuan darah dari organ tubuh lain, yang terbawa dan terjebak pada arteri koroner.
Komplikasi dari operasi jantung.
Konsumsi kokain, yang dapat menyebabkan spasme arteri koroner.
Luka tusuk pada jantung.
Peradangan pada arteri koroner.
Pemberian obat-obatan:
Obat vasodilator, seperti Nitrogliserin untuk melebarkan pembuluh darah jantung, memperbaiki
aliran darah ke jantung, serta meredakan nyeri dada.
Obat antikoagulan, seperti Aspirin, Clopidogrel, dan antikoagulan lainnya untuk mencegah
pembekuan darah.
Obat golongan opioid, seperti Morfin atau Fentanil untuk meredakan nyeri dada yang parah.
Obat golongan beta blocker untuk mengurangi beban kerja jantung.
Obat antihipertensi untuk mengendalikan tekanan darah.
Obat penurun kolesterol untuk mencegah robeknya plak aterosklerosis, yang dapat menyumbat
pembuluh darah.
Prosedur operasi: