Anda di halaman 1dari 4

Satu Dekade Festival Film Pelajar Jogja

Gelaran Festival Film Pelajar Jogja tahun 2019 telah memasuki penyelenggarannya yang kesepuluh.
Setiap tahunnya, FFPJ menerima ratusan film pendek dari para pelajar yang berasal dari hampir
seluruh penjuru nusantara. Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat, bukan pula waktu yang
panjang. Sepuluh tahun yang lalu, komitmen untuk mengadakan festival film pelajar yang
bernapaskan semangat pendidikan mulai digerakkan. Hingga lahirlah Yayasan FFPJ yang hingga saat
ini masih memegang teguh komitmen tersebut.

Penyelenggaran FFPJ setiap tahunnya tentu tidak terlepas dari dedikasi para pemangku kepentingan,
baik dari pelajar, para pendidik, dan kepanitiaaannya. Kerja keras dan sense of belonging dari pihak-
pihak tersebut yang menjadikan FFPJ semakin matang dari tahun ke tahun. Adanya gelaran FFPJ pun
terus berusaha memeriahkan dunia festival film pelajar di Indonesia. Antusiasme dan respons positif
dari para peserta pelajar tentunya menjadi salah satu energi bagi FFPJ untuk terus bergerak
menghadirkan gelaran festival sebaik mungkin.

Ibarat seorang manusia, anak berusia 10 tahun sedang mengalami masa transisi dari masa anak-anak
ke masa remaja. Masa transisi ini pulalah yang tengah dialami FFPJ. Kepanitiaan FFPJ tahun ini
memanfaatkan momen penyelenggaraan tahun ini untuk mengadakan refleksi perjalanan 10 tahun
FFPJ. Diskusi reflektif FFPJ diwadahi dalam sebuah forum yang hampir setiap tahunnya ada dalam
penyelenggaraan FFPJ, yakni forum pendidik. Forum ini adalah ruang bagi para pendidik dan
pendamping peserta FFPJ untuk mendiskusikan berbagai tema. Pada FFPJ ini, forum pendidik
menghadirkan Kurniawan Adi Saputro, Ph.D. sebagai fasilitator.

Sebagai pengantar, Kurniawan memberikan pujian bahwasannya FFPJ merupakan satu-satunya


festival film tingkat pelajar yang dapat bertahan selama 10 tahun dengan asas kemandirian.
Menurutnya, semangat yang menggerakkan FFPJ selama ini bukanlah sekadar materi ataupun
semarak festival yang “gebyar”. Ada nilai-nilai yang jauh lebih tinggi dan lebih penting yang selalu
diembuskan FFPJ di setiap penyelenggarannya.

Untuk menggali nilai-nilai tersebut, Kurniawan mengajak para pendidik untuk mengadakan refleksi
dengan menjawab pertanyaan sederhana, kapan pertama kali mengikuti gelaran FFPJ dan
bagaimana kesan saat mengikuti FFPJ? Para pendidik diminta untuk menuliskan jawaban pertanyaan
tersebut di selembar notes yang dibagikan. Kertas yang berisi jawaban kemudian dikelompokkan
secara kronologis.
2010

FFPJ pada tahun ini diselenggarakan di Benteng Vrederburg. Pada periode ini, Ady Wicaksono selaku
perwakilan pendidik dari SMK Negeri 3 Batu menyatakan bahwa alasan awal keikutsertaannya dalam
FFPJ adalah karena kedekatan dengan Tomy Taslim sebagai pencetus FFPJ. Selain itu, Ady juga
menyatakan bahwa kesan yang selama ini didapatkan dari gelaran ini adalah kesederhanaan,
kebebasan dalam berkarya yang lebih luas, serta adanya kesinambungan kreativitas dan mutu.
Menyambung pernyataan Ady, Hari Setiawan yang juga mengikuti perjalanan FFPJ sedari awal
penyelenggaraan menyampaikan bahwa FFPJ adalah festival film pelajar yang eduktaif, tidak
berorientasi pada materi (komersil), dan mengutamakan asas kekeluargaan di dalam setiap
kegiatan yang diadakan.

2011

Masih diselenggarakan di Benteng Vrederburg, FFPJ tahun 2011 memberikan kesan tersendiri bagi
Septa selaku perwakilan pendidik dari SMA Islam Dian Didaktika, Jakarta. Menurut Septa, mulanya
FFPJ yang digelar di Kota Yogyakarta menjadi magnet terbesar ketertarikannya untuk mengikuti
festival ini. Kota Yogyakarta yang terkenal dengan kesenian, kota wisata, dan kota pendidikan
membuat FFPJ yang meskipun diselenggarakan dengan sederhana namun terasa sangat istimewa.
Selain itu, pemilihan waktu penyelenggaraan yang sesuai dengan kalender akademik yang tepat
juga menjadi salah satu faktor keikutsertaannya dalam FFPJ. Gelaran FFPJ dari tahun ke tahun pun
telah menginspirasinya untuk membuat festival serupa di Jakarta. FFPJ menjadi salah satu referensi
untuk mengadakan festival film pelajar yang terus menerus mengalami perkembangan.

2015

Sejak tahun 2013, FFPJ secara rutin mengambil tempat penyelenggaran di Gedung Ambar Binangun,
Bantul. Pada tahun 2015, SMK Negeri 9 Surakarta pertama kali mengikuti FFPJ. T. Sapto Sayogo
menyatakan keikutsertaannya dalam FFPJ ini dikarenakan adanya apresiasi tinggi terhadap karya-
karya pelajar. FFPJ tidak membatasi pelajar dengan tema-tema tertentu yang cenderung dapat
mengekang kreativitas pelajar. Selain itu, FFPJ menurutnya juga tidak kaku dalam penilaian dan
bukan semata-mata menganggap gelaran ini sebagai kompetisi.

2016

Hal yang paling berkesan untuk Azka Kusuma dari SMA Islam Dian Didaktika ketika mengikuti FFPJ
pertama kalinya pada tahun 2016 adalah FFPJ sarat akan kegiatan-kegiatan yang khusus didesain
untuk pelajar. Menurutnya, yang paling berkesan adalah adanya temu komunitas yang dapat
menjadi ruang baginya untuk mengenal dan berbagi cerita dari komunitas-komunitas film lainnya.
Dari acara temu komunitas pulalah, ia memperoleh berbagai referensi dan cerita yang menarik
terkait proses penciptaan karya. Dari FFPJ pula, ia banyak belajar mengenai keragaman perspektif,
budaya, dan seni. Nilai keragaman yang selalu dihadirkan FFPJ pulalah, yang membuat Nabil
Darmawan dan Soleh H. (SMA Islam Dian Didaktika) yang kala itu mengikuti FFPJ sebagai peserta
merasa terkesan. Dari temu komunitas yang diadakan FFPJ, mereka mengaku dapat lebih banyak
belajar mengenal budaya serta kegiatan yang ada di tiap komunitas peserta FFPJ. Selain itu, menurut
mereka FFPJ juga sellau mengedepankan konten/isi karya dengan mendorong isu-isu bersama
sehingga penciptaan karya dapat menjadi sarana pengembangan diri.

2018

Laila Kurniasari dan Ira Luvi Indah A. Dari SMK N 2 Kediri pertama kali mengikuti gelaran FFPJ di
tahun 2018. Mereka menyatakan bahwa FFPJ lebih menekankan pada apresiasi terhadap karya
pelajar dengan beragam tema. Dengan apresiasi tersebut, menurut mereka, pelajar menjadi lebih
termotivasi dan selalu bersemangat untuk menghadirkan karya-karya lainnya ke depannya. Selain
itu, acara yang diselenggarakan juga menghadirkan lokakarya sesuai dengan kebutuhan pelajar.
Sehingga, selain motivasi dan semangat, para pelajar pulang dengan pengetahuan baru dan keluarga
baru. Pengalaman-pengalaman tersebut tentunya sangat berharga bagi para pelajar.

2019

Meskipun baru pertama kali mengikuti gelaran FFPJ, Faizhal Arif Santosa dari SMK N 1 Bawang
Banjarnegara merasa bahwa ia bisa belajar banyak dari karya-karya yang ditampilkan. Meskipun
diselenggarakan dengan sederhana, karya-karya yang terpilih menampilkan keragaman berekspresi
yang memang patut diapresiasi. Sementara itu, Sinta Muliyasari dari SMK Multimedia Mondial
Jakarta Selatan menilai bahwa FFPJ bukanlah festival yang mengdepankan teknis semata seperti
kebanyakan festival lainnya. Penyelenggaran FFPJ juga tidak kaku dan sangat akomodatif bagi para
peserta. Kesan lainnya adalah bahwa FFPJ menjadi wadah banyak anak-anak muda dari berbagai
daerah dengan beragam ide orisinil berkumpul, bertukar ide/gagasan, dan berkomunitas bersama.
Terakhir, Rudito dari SMP N 8 Probolinggo merasa bangga dan senang dapat mengikuti gelaran FFPJ.
Banyak kegiatan positif yang menurutnya akan bermanfaat bagi para siswa yang mengikuti. Selain
itu, dengan adanya FFPJ siswa lebih termotivasi dan dapat menjadi sistem pendukung yang lebih luas
di daerah masing-masing.
Menutup diskusi reflektif tersebut, Kurniawan menyampaikan bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam setiap gelaran FFPJ sejak awal penyelenggaraannya tidak banyak mengalami perubahan.
Kesederhanaan, semangat pendidikan, apresiasi terhadap keberagaman , dan kekeluargaan terus
dijunjung tinggi FFPJ dari dulu hingga sekarang. Tentunya, nilai-nilai ini pula yang harus terus
dipelihara sebagai magnet penyelanggaraan FFPJ di tahun-tahun mendatang.

Dengan melihat kembali perjalanan FFPJ selama sepuluh tahun ini, diharapkan semoga bisa ini
menjadi semangat baru untuk FFPJ agar dapat terus bergeak maju. Penghargaan setinggi-tingginya
kepada teman-teman relawan FFPJ yang telah membuat penyelenggaran festival berjalan lancar.
Penghargaan setinggi-tingginya juga diberikan kepada semua pihak yang sudah mendukung gelaran
FFPJ hingga dapat menginjak tahun kesepuluh. Semoga semangat FFPJ selalu dan semakin berkobar!

Anda mungkin juga menyukai