Anda di halaman 1dari 14

JUSINDO, Vol. 5 No.

1, Januari 2023
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT PEMERIKSAAN


INSPEKSI VISUAL ACETATE (IVA) TEST PADA WANITA USIA SUBUR DI
WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS TANJUNG REDEB

Siti Maya, Tuti Meihartati , Asih Prasetiyarini, Chandra Sulistyorini


Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email: 3bisma@gmail.com, tuti@itkeswhs.ac.id, asihprasetiyarini@gmail.com,
chandrasulistyorini@gmail.com

ARTIKEL INFO ABSTRAK


Kata Kunci: Dukungan Latar Belakang: Kanker serviks merupakan masalah
Keluarga; IVA Test; Minat; kesehatan paling sering terjadi pada perempuan dengan resiko
Pengetahuan; WUS biaya tinggi dan klinis berbahaya. Kesadaran perempuan di
Indonesia masih tergolong rendah dalam deteksi dini kanker
serviks secara teratur. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan minat
pemeriksaan IVA Test pada WUS di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tanjung Redeb. Metode: Penelitian menggunakan
metode kuantitatif korelatif dengan pendekatan cross sectional
dilaksanakan pada September hingga Oktober 2022. Sampel
ditentukan secara accidental sampling terhadap 98 WUS di
wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb. Data diperoleh
dari instumen berupa kuesioner dan dilakukan analisa bivariat
secara Rank Spearman dan Chi Square dengan signifikasi
0,05. Hasil: Sebagian kecil responden berusia 40 – 44 tahun
(n=27; 27,6 %), sebagian besar pengetahuan cukup (n=62;
63,3 %), sebagian besar keluarga mendukung (n=51; 52,0 %),
dan sebagian besar berminat (n=60; 61,2 %) melakukan
pemeriksaan IVA Test. Tidak terdapat hubungan antara usia
(Coeff Cor = 0,190; Sig = 0,061) dengan minat pemeriksaan
IVA Test, namun terdapat hubungan signifikan antara
pengetahuan (Coeff Cor = -0,236; Sig = 0,020) dan dukungan
keluarga (ChiSquare = 7,906; Sig = 0,005; OR 1,592) dengan
minat pemeriksaan IVA Test. Kesimpulan: Pengetahuan dan
Dukungan Keluarga yang baik dapat meningkatkan minat
WUS pada pemeriksaan IVA Test di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tanjung Redeb

Coresponden Author: Tuti Meihartati


Email: tuti@itkeswhs.ac.id
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 1


Pendahuluan
Kanker serviks merupakan masalah kesehatan paling sering terjadi pada perempuan
dengan resiko biaya tinggi dan klinis berbahaya (Jose, Agarwal, & Saraswat, 2022) yang
menjadi penyebab kematian terbanyak pada perempuan secara global dan nasional di Indonesia
(Kemenkes RI, 2019; WHO, 2020). Wulan (2019) menyebutkan bahwa pemeriksaan kesehatan
secara dini pada kanker serviks dengan metode Inspeksi Visual Asetat (IVA) berhubungan
dengan pengetahuan dan sikap Wanita Usia Subur (WUS) menjadi upaya pencegahan untuk
mengetahui masalah pada sel rahim.
Kemenkes RI (2021) dalam laporan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020 menyebutkan
hampir seluruh kasus kanker serviks (99,7%) berhubungan langsung dengan infeksi Human
Papilloma Virus (HPV). Faktor resiko berganti-ganti pasangan, kelompok perempuan dan
remaja yang rentan terhadap resiko tinggi merupakan sasaran strategi dalam pemeriksaan
deteksi dini kanker serviks. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penting bagi setiap
perempuan terutama perempuan yang memiliki pasangan laki-laki menderita Infeksi Menular
Seksual (IMS) untuk melakukan Inspeksi Visual Asetat (IVA) test secara rutin (Lubis, RA, &
Putri, 2021).
Apriyanti and Adista (2020) menyebutkan bahwa Inspeksi Visual Asetat (IVA) menjadi
metode sederhana secara cepat dengan prosedur yang mudah. Bahan wajib yang digunakan
adalah asam asetat 3% hingga 5% yang dioleskan ke serviks selama 30 hingga 60 detik,
menggunakan pencahaan lampu dapat dilihat secara kasat mata kelainan atau tidak pada serviks
yang diperiksa. Lubis et al. (2021) menjelaskan Inspeksi Visual Asetat (IVA) bertujuan
mendeteksi secara langsung kanker leher rahim pada Wanita Usia Subur (WUS) sebagaimana
penjelasan Huy et al. (2018) bahwa test IVA dapat mendeteksi resiko terjadinya kanker serviks
pada Wanita Usia Subur (WUS) dengan sensitivitas mencapai 88,8%.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan minat masyarakat Wanita Usia Subur (WUS)
melakukan pemeriksaan deteksi dini melalui IVA Test dilakukan mulai dari Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) atau Puskesmas. Target pemeriksaan dilakukan pada perempuan pada
rentang usia 30 hingga 50 tahun minimal 1 kali pemeriksaan setiap 5 tahun sekali. Selain itu,
seluruh Wanita Usia Subur (100,0%) wajib melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks
melalui test IVA dan atau pap smear (Kemenkes RI, 2021). Namun hal tersebut belum
diimbangi dengan kesadaran masyarakat secara penuh sebagai sasaran dalam progam
kesehatan.
Berbagai alasan menjadi penyebab kurangnya minat masyarakat Wanita Usia Subur
(WUS) untuk melakukan tes IVA secara rutin. Menurut Mala and Kusumastuti (2022),
ketersediaan dan kemudahan akses media informasi merupakan faktor utama dengan kontribusi
sebesar 22,46%, kemudian juga peran bidan (10,58%), dukungan keluarga (21,21%),
pengetahuan (11,17%), dan motivasi diri (17,02%). Selain itu menurut Safitri (2018),
kecemasan secara signifikan juga menjadi penghambat terlaksananya tes IVA pada sasaran
dengan p-value 0,037 dan r 0,353.
Kemenkes RI (2021) memberikan data bahwa hanya terdapat 8,3% perempuan usia 30
hingga 50 tahun bersedia melakukan deteksi dini kanker serviks sepanjang tahun 2020. Secara
nasional, ditemukan kasus IVA positif sebanyak 50.171 dan dicurigai kanker leher rahim
sebanyak 5.847 kasus. Data khusus dari Dinas kesehatan Provinsi Kalimantan Timur tahun
2021 capaian pemeriksaan IVA Test hanya mencapai 4.687 jiwa (3,9%). Dari data tersebut

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 2


didapatkan hasil 341 kasus IVA positif dan 170 kasus dicurigai kanker leher Rahim (Kemenkes
RI, 2021). Secara khusus data IVA Test di kabupaten Berau pada tahun 2020 juga ditemukan
kasus sebanyak 3 orang IVA positif dan 1 kasus dicurigai kanker leher rahim. Temuan kasus
terseut meningkat pada tahun 2021 dengan temuan kasus sebanyak 11 orang dengan hasil
pemeriksaan IVA positif dan 8 kasus dicurigai kanker.
Secara khusus data di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb sepanjang tahun
2021 didapatkan hasil capaian program IVA Test hanya mencapai 12 kunjungan (0,3%) dari
total sasaran 4.366. Hasilnya didapatkan 2 kasus polip yang telah disarankan pemeriksaan lebih
lanjut ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Hingga Mei 2022 juga masih didapatkan
kunjungan IVA Test sebanyak 13 kunjungan (0,19%) dari total target 6.603 dengan hasil
seluruhnya IVA negative. Hal ini menjadi gambaran bahwa kunjungan pemeriksaan IVA Test
di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb masih rendah.

Metode Penelitian
1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb
Kabupaten Berau dalam kurun waktu selama 2 (dua) bulan sejak September hingga
Oktober 2022.
2. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelatif dengan tujuan mengetahui
dan menganalisa hubungan faktor-faktor yang berhubungan dengan minat pemeriksaan
Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test pada wanita usia subur di wilayah kerja UPT Puskesmas
Tanjung Redeb. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan cross sectional study untuk mendapatkan data variabel penelitian secara
langsung dalam kurun waktu bersamaan.
3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tanjung Redeb, berjumlah 4.366. Sampel diambil dengan teknik accidental
sampling dengan total sebanyak sejumlah 98 orang yang memenuhi kriteria sampel
penelitian.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dibuat oleh peneliti sendiri berupa kuesioner pengetahuan dan
dukungan keluarga. Kuesioner pengetahuan dibuat berdasarkan konsep dasar IVA Test
meliputi pengertian, faktor resiko, cara mengenbdalikan, deteksi dini, cara pelaksanaan,
dan hasil pemeriksaan. Item pernyataan pada instrument dukungan keluarga seluruhnya
dinyatakan valid dengan nilai r-tabel seluruhnyabernilai >0,422 dengan hasil reliabilitas
indikator dukungan informasinal 0,803; dukungan penilaian 0,833; dukungan instrumental
0,811; dan dukungan emosional 0,799.
5. Analisa Data
Analisa data univariat menyediakan tabel distribusi frekuensi dan persentase variabel
penelitian. Secara bivariat data dianalisa secara non-parametrik menggunakan uji Rank
Spearman (pada data hubungan usia dan pengetahuan dengan minat) dan uji Chi Square
(pada data hubungan dukungan keluarga dengan minat) menggunakan nilai signifikasi
0,05.

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 3


Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
1. Usia Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb
Tabel 1
Usia Wanita Usia Subur (n=98)
Usia Jumlah Persentase
20 – 24 tahun 6 6,1 %
25 – 29 tahun 8 8,2 %
30 – 34 tahun 26 26,5 %
35 – 39 tahun 22 22,4 %
40 – 44 tahun 27 27,6 %
45 – 49 tahun 9 9,2 %
Total 98 100,0 %
Tabel 1 memberikan gambaran bahwa sebagian kecil responden penelitian berada
pada rentang usia 40 – 44 tahun (n=27; 27,6 %) sangat sedikit responden yang berada pada
rentang usia 20 – 24 tahun (n=6; 6,1 %).

2. Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test
di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb
Tabel 2
Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Inspeksi Visual Acetate Test (n=98)
Pengetahuan Jumlah Persentase
Pengetahuan Kurang 5 5,1 %
Pengetahuan Cukup 62 63,3 %
Pengetahuan Baik 31 31,6 %
Total 98 100,0 %
Tabel 2 memberikan gambaran bahwa Sebagian besar Wanita Usia Subur (WUS) di
wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb memiliki pengetahuan cukup tentang
Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test (n=62, 63,3%) dan hanya sangat sedikit responden
yang memiliki pengetahuan kurang (n=5; 5,1 %)

3. Dukungan Keluarga Wanita Usia Subur (WUS) dalam pelaksanaan Inspeksi Visual
Acetate (IVA) Test di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb
Tabel 3
Dukungan Keluarga terhadap Wanita Usia Subur (n=98)
Dukungan
Jumlah Persentase
Keluarga
Mendukung 51 52,0 %
Tidak Mendukung 47 48,0 %
Total 98 100,0 %
Tabel 3 memberikan gambaran bahwa sebagian besar keluarga mendukung Wanita
Usia Subur (WUS) untuk melakukan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test (n=51; 52,0 %)
dan sebagian kecil keluarga tidak mendukung untuk melakukan Inspeksi Visual Acetate
(IVA) Test (n=47; 48,0 %).

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 4


4. Minat pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test pada Wanita Usia Subur di
wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb
Tabel 4
Minat pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate Test pada Wanita Usia Subur (n=98)
Dukungan
Jumlah Persentase
Keluarga
Berminat 60 61,2 %
Tidak Berminat 38 38,8 %
Total 98 100,0 %
Tabel 4 memberikan gambaran bahwa Sebagian besar Wanita Usia Subur (WUS)
berminat untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test (n=60; 61,2
%) dan sebagian kecilnya tidak berminat nmelakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate
(IVA) Test (n=38; 38,8 %).

5. Analisa Faktor yang Berhubungan dengan Minat Pemeriksaan Inspeksi Visual


Acetate (IVA) Test pada Wanita Usia Subur di wilayah kerja UPT Puskesmas
Tanjung Redeb
a. Hubungan Usia dengan Minat Pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test.
Tabel 5
Hubungan Usia dengan Minat Pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test (n=98)
Minat Pemeriksaan IVA
Usia Test Koefisien p-
(tahun) Tidak Korelasi value
Berminat
Berminat
20 – 24 5 (83,3%) 1 (16,7%)
25 – 29 6 (75,0%) 2 (25,0%)
30 – 34 17 (65,4%) 9 (34,6%)
0,190 0,061
35 – 39 15 (68,2%) 7 (31,8%)
40 – 44 11 (40,7%) 16 (59,3%)
45 – 49 6 (66,7%) 3 (33,3%)
38 (38,8
Total 60 (61,2 %)
%)
Tabel 5 memberikan gambaran bahwa sebagian besar responden pada rentang usia
40-44 tahun tidak berminat untuk melakukan pemeriksaan IVA Test (n=16; 59,3 % dari
total 27 responden usia 40-44 tahun). Selain itu juga didapatkan data Sebagian besar
Wanita Usia Subur pada rentang usia 35-39 tahun berminat untuk melakukan
pemeriksaan IVA Test (n=17; 65,4 % dari total 26 responden usia 35-39 tahun).
Uji bivariat menggunakan analisa Rank Spearman didapatkan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,190 dan nilai signifikasi sebesar 0,061 (p-value > 0,05). Hal ini
bermakna bahwa artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan
minat pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test pada Wanita Usia Subur di
wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb.

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 5


b. Hubungan Pengetahuan dengan Minat Pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA)
Test.
Tabel 6
Hubungan Pengetahuan dengan Minat Pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test
(n=98)
Minat WUS dalam
Pemeriksaan IVA Test Coefisien
Pengetahuan p-value
Tidak Korelasi
Berminat
Berminat
Kurang 2 (40,0 %) 3 (60,0 %)
Cukup 34 (54,8 %) 28 (45,2 %) -0,236 0,020
Baik 24 (77,4 %) 7 (22,6 %)
Total 60 (61,2%) 38 (38,8 %)

Tabel 6 memberikan gambaran bahwa hampir seluruhnya responden yang


memiliki pengetahuan baik berminat untuk melakukan pemeriksaan Visual Acetate
(IVA) Test (n=24; 77,4 % dari total 31 responden berpengetahuan baik). Sebaliknya
sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan kurang tidak berminat melakukan
pemeriksaan Visual Acetate (IVA) Test (n=3; 60,0 % dari total 5 responden
berpengetahuan kurang).
Uji bivariat menggunakan analisa Rank Spearman diketahui nilai koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar -0,236 dengan nilai signifikasi sebesar 0,020 (p-value <
0,05). Maknanya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan minat
pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test pada Wanita Usia Subur di wilayah
kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb. Nilai koefisien sebesar -0,236 (kekuatan
hubungan rendah) memberikan makna bahwa responden dengan pengetahuan baik
berpotensi memiliki minat pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test di wilayah
kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb.

c. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Minat Pemeriksaan Inspeksi Visual


Acetate (IVA) Test.
Tabel 7
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Minat Pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate
(IVA) Test (n=98)
Minat WUS dalam Odds p-
Dukungan Pemeriksaan IVA Test Ratio value
Keluarga Tidak
Berminat
Berminat
Mendukung 38 (74,5 %) 13 (25,5 %)
Tidak 1,592 0,005
22 (46,8%) 25 (53,2 %)
Mendukung
Total 60 (61,2%) 38 (38,8 %)
Tabel 7 memberikan gambaran bahwa sebagian besar responden dengan keluarga
mendukung memiliki minat untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate
(IVA) Test (n=38; 74,5% dari total 51 responden dengan keluarga mendukung).
Sebaliknya sebagian besar responden dengan keluarga yang tidak mendukung diketahui

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 6


tidak berminat melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test (n=25;
53,2% dari 47 total responden dengan keluarga tidak mendukung).
Uji bivariat menggunakan analisa Chi Square diketahui nilai signifikasi sebesar 0,005 (p-
value < 0,05). Maknanya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
minat pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test pada Wanita Usia Subur. Odds Ratio
menunjukkan nilai peluang Wanita Usia Subur dengan keluarga mendukung dibandingkan
dengan keluarga tidak mendukung adalah sebesar 1,592. Hal ini bermakna bahwa Wanita Usia
Subur dengan keluarga yang mendukung memiliki peluang 1,592 kali lipat berminat melakukan
pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test dibandingkan dengan keluarga yang tidak
mendukung.

B. Pembahasan
1. Usia Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb
IVA test dilakukan dengan indikasi sebagai cara skrining kejadian kanker serviks
dengan biaya terjangkau dan lebih sederhana (Apriyanti & Adista, 2020). Lubis et al.
(2021) menyebutkan bahwa IVA test direkomendasikan United States Preventive
Services Task Force agar dilakukan 3 tahun sekali terutama pada wanita usia 30-49
tahun. Fenomena tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini, dimana usia 30-49 tahun
merupakan rentang usia dewasa produktif dan beresiko Kanker Serviks lebih sering,
sehingga pada rentang tersebut pasien lebih berminat dalam melakukan IVA Test.
Ferdina (2019); Hanifah and Fauziah (2019); Notoatmodjo (2012) juga
menjelaskan bahwa usia memberikan kontribusi terhadap daya tangkap dan cara berfikir
sehingga seseorang akan dapat mengolah informasi dengan benar. Semakin bertambah
usia seseorang, maka semakin berkembang juga daya tangkap dan pola fikirnya. Hal ini
seiring dengan pendewasaan seseorang dalam memilih pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada diri dan keluarganya terutama dalam pencegahan dan mawas diri
terhadap resiko Kanker Serviks (Ferdina, 2019).
Dengan demikian, disimpulkan bahwa rentang usia 30-44 tahun merupakan.
Dimana rentang usia tersebut merupakan rentang usia produktif sesuai kriteria sebagai
responden penelitian. Hal ini memiliki makna bahwa Wanita yang berada pada masa
usia 30 hingga 44 tahun lebih memiliki minat dan keinginan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatanya terutama dalam pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test.
2. Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Inspeksi Visual Acetate (IVA)
Test di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb
Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari indra penglihatan dan pendengaran
(Hanifah & Fauziah, 2019). Pengetahuan merupakan domain penting yang harus
diperoleh sebelum melakukan tindakan tertentu. Secara khusus pengetahuan tentang
IVA Test menjadi dasar menentukan sikap dan tindakan pemeriksaan dini kanker
serviks (Ferdina, 2019).
Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat “pengetahuan cukup” (skor 50,0% -
74,9%) mendominasi responden penelitian ini. Sejalan penelitian Mala and Kusumastuti
(2022), pengetahuan dapat diperoleh pengunjung fasilitas kesehatan melalui informasi
yang tersedia di layanan. Fasilitas kesehatan sudah selayaknya menyediakan informasi
kesehatan melalui leaflet, poster, dan televisi agar memberikan pemahaman kepada

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 7


setiap pengunjung. Upaya ini sejalan dengan strategi peningkatan derajat kesehatan
sebagai tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia (Kemenkes RI, 2020).
Safitri (2018) menyebutkan bahwa media informasi memberikan kontribusi
terhadap pengetahuan. Secara tidak langsung hal tersebut memiliki kontribusi terhadap
minat pemeriksaan IVA Test. Penelitiannya menghasilkan p-value 0,037 dan r 0,353
pada hubungan kecemasan dengan minat. Hal ini menunjukkan korelasi kecemasan dan
minat pemeriksaan IVA serta hubungan keduanya cukup erat akibat kurangnya
informasi yang dibutuhkan.
Jufri and Katmini (2021) menjelaskan bahwa pengetahuan kurang pada
berdampak pada kurangnya minat bahkan tidak terlaksanakanya pemeriksaan IVA test
pada WUS. Sebagaimana hasil penelitian ini, pemahaman tentang IVA test tidak hanya
diwajibkan bagi perempuan saja, namun juga bagi para suami agar menjadi dukungan
yang positif bagi istrinya.
Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan penting untuk ditingkatkan melalui media
Leaflet, Video, maupun Lembar Balik yang digunakan secara langsung maupun tidak
langsung di fasilitas kesehatan. Asumsi ini diperkuat dengan kondisi di lapangan, bahwa
secara tidak langsung para pengunjung Puskesmas yang membaca atau melihat dan
mendengar informasi kesehatan terkait IVA Test juga akan tertarik bertanya lebih
mendalam ketika pelayanan kesehatan diberikan di ruang Poli KIA
3. Dukungan Keluarga Wanita Usia Subur (WUS) dalam pelaksanaan Inspeksi
Visual Acetate (IVA) Test di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb
Friedman, Bowden, and Jones (2012) mendefinisikan dukungan keluarga
merupakan sikap, perilaku, dan penerimaan keluarga kepada anggota keluarganya.
Laksita Putri, Mulyaningsih, and Mustikasari (2019) juga menjelaskan dukungan
keluarga bertujuan memberi manfaat dengan dampak seseorang merasa diperhatikan,
dihargai, dan dicintai.
Laksita Putri et al. (2019); Purnamasari and Artikasari (2018) menjelaskan
dukungan keluarga berwujud dukungan emosional, finansial, dan instrumental.
Dukungan keluarga berpotensi memberi kontribusi menurunkan mortalitas akibat
masalah kesehatan dan memberikan kemudahan penyesuaian kondisi terhadap situasi
yang dihadapi akibat stressor tertentu.
Pertimbangan strategi promotive dan preventif melalui peran aktif keluarga
menjadi faktor penting yang harus diperitmbangkan. Sesuai Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) sebagai Nuriyanto and Rahayuwati (2019)
menyebutkan bahwa keluarga memegang peranan penting dalam menciptakan iklim
peran di lingkungannya. Selain itu, keluarga juga memberikan dukungan keputusan
pelayanan kesehatan dan merupakan organisasi terkecil yang memberikan dampak
secara langsung pada anggota keluarganya.
Penelitian ini memberikan asumsi bahwa dukungan keluarga terhadap
pemeriksaan IVA Test pada Wanita Usia Subur berada pada kriteria cukup. Dari hasil
tersebut diharapkan penelitian ini memberikan gambaran faktual kondisi peran keluarga
dalam menciptakan dukungan positif terhadap pemeriksaan IVA Test. Selain itu juga
diharapkan menjadi kekuatan pemicu meningkatkan kinerja Program Kesehatan Usia
Produktif terutama pada pemeriksaan IVA Test.

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 8


4. Minat pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test pada Wanita Usia Subur
di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb
Menurut Asmin (2020), minat merupakan kondisi perhatian disertai keinginan
tahuan hingga ingin melakukan dan. Minat cenderung bersifat menetap karena secara
sadar seseorang menganggapnya perlu untuk melakukannya (Zuliyanti & Sholikhah,
2020). Lisminawati (2017) menyebutkan seseorang yang berminat cenderung lebih
tertarik, memperhatikan, dan menginginkan sesuatu yang berhubungan dengan dirinya.
Dalam penelitian ini. sebagian besar responden memiliki minat pemeriksaan IVA
Test yang sejalan dengan hasil penelitian Laksita Putri et al. (2019) dan Wulan (2019)
yang menyebutkan dukungan keluarga penting diberikan kepada seseorang agar dapat
meningkatkan minat, terutama pada suami/pasangannya.
Masalah belum tercapainya target kinerja Pemeriksaan IVA Test di wilayah kerja
UPT Puskesmas Tanjung Redeb sebagai lahan penelitian seharusnya tidak didominasi
pada faktor sasaran. Karena data menunjukkan sebagian besar responden penelitian
berminat untuk melaksanakan pemeriksaan IVA Test. Namun kemungkinan faktor lain
yang menjadi penghambat pencapaian indikator tidak dapat diketahui karena
keterbatasan penelitian. Secara umum diasumsikan bahwa sebagian besar responden
yang berminat melakukan pemeriksaan IVA Test dapat berpotensi menjadi faktor positif
sebagai kekuatan meningkatkan pencapaian indikator kinerja program kesehatan.
5. Analisa Faktor yang Berhubungan dengan Minat Pemeriksaan Inspeksi Visual
Acetate (IVA) Test pada Wanita Usia Subur di wilayah kerja UPT Puskesmas
Tanjung Redeb
a. Hubungan Usia dengan Minat Pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test
Data hasil penelitian secara bivariat tidak memiliki gambaran fluktuatif pada
setiap kriteria usia. Setiap rentang terdapat berbedaan distibusi frekuensi yang (naik
dan turun, tidak berpola) seperti halnya digambarkan pada grafik berikut:

20

10

0
20-24 thn 25-29 thn 30-34 thn 35-39 thn 40-44 thn 45-49 thn

Berminat Tidak Berminat

Bagan 1
Fluktuasi Distribusi Frekuensi Usia terhadap Minat Pemeriksaan Inspeksi Visual
Acetate (IVA) Test (n=98)

Bagan 1 secara umum minat WUS dalam pemeriksaan IVA Test meningkat
pada masa usia 20 hingga 34 tahun, hal ini juga diiringi dengan distribusi frekuensi
WUS yang tidak berminat dalam pemeriksaan IVA Test. Pada rentang usia 35 hingga
39 tahun distribusi frekuensi keduanya (berminat dan tidak berminat) menurun.
Berlanjut hingga usia 49 tahun pada Wanita Usia Subur (WUS) terus mengalami
minat dalam pemeriksaan IVA Tes. Namun berbeda pada distribusi frekuensi Wanita

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 9


Usia Subur (WUS) rentang usia 40-44 tahun yang tidak berminat justru mengalami
peningkatan, dan Kembali menurun secara signifikan pada rentang usia 45-49 tahun.
Hasil uji bivariat Rank Spearman dihasilkan koefisien sebesar 0,190 dan
signifikasi sebesar 0,061 (p-value > 0,05). Artinya tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara usia dengan minat pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test
pada Wanita Usia Subur di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb. Nilai
signifikasi ini memberikan justifikasi terhadap asumsi peneliti bahwa secara umum
usia memang tidak berhubungan dengan minat WUS dalam pemeriksaan IVA Test.
Lubis et al. (2021) menyebutkan bahwa IVA test direkomendasikan oleh
United States Preventive Services Task Force dilakukan 3 tahun sekali pada wanita
usia 30-49 tahun. Kajian ini menjadi dasar bahwa di wilayah kerja UPT Puskesmas
Tanjung Redeb secara proporsi memang lebih sedikit WUS pada rentang usia 30
hingga 49 tahun yang berminat (81,66 % dari total 60 responden berminat) untuk
melakukan pemeriksaan IVA Test dibandingkan dengan tidak berminat 35 responden
(92,10 % dari total 38 responden tidak berminat).
Kesadaran dalam Pemeriksan IVA Test meningkat seiring dengan kebutuhan
akan pengetahuan dan status kesehatan. Namun pada masa menjelang paska
produktif, minat dapat menurun karena alasan produktifitas fisik sehingga
berdampak pada pemenuhan pelayanan kesehatan (Zuliyanti & Sholikhah, 2020).
Usia memang tidak berhubungan secara signifikan dalam hitungan statistik bivariat.
Namun dapat diketahui bahwa pada masa usia 20 hingga 34 tahun terjadi peningkatan
minat dan rentang 35-49 tahun terjadi penurunan minat. Sehingga, diharapkan IVA
Test dapat ditingkatkan pada WUS di rentang usia 20 hingga 34 tahun sebagai
sasaran usia produktif dalam kesehatan reproduksi dan sasaran kinerja program
Pencegahan dan Penanggulangan terhadap Kanker Serviks.
b. Hubungan Pengetahuan dengan Minat Pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate
(IVA) Test
Hampir seluruhnya responden yang memiliki pengetahuan baik berminat
melakukan pemeriksaan IVA Test, yaitu sebanyak 24 responden (77,4%). Sebaliknya
sebagian besar responden dengan pengetahuan kurang tidak berminat untuk
melakukan pemeriksaan IVA Test, yatiu sebanyak 3 responden (60,0 %). Uji bivariat
Rank Spearman dihasilkan koefisien korelasi sebesar -0,236 dengan nilai signifikasi
sebesar 0,020 (p-value < 0,05). Artinya terdapat hubungan rendah yang signifikan
antara pengetahuan dengan minat pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test
pada Wanita Usia Subur di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb.
Mesik hanya didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,236 (hubungan
rendah), hal ini tidak mengurangi makna bahwa keduanya memiliki potensi untuk
saling memberikan kontribusi. Kesimpulannya, responden yang memiliki
pengetahuan baik berpotensi memiliki minat untuk melakukan pemeriksaan IVA
Test di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb.
Peningkatan minat beriringan dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan
kesehatan diberikan melalui penyuluhan kesehatan untuk mengingkatkan
pengetahuan agar berkontribusi terhadap minat yang lebih baik. Pengetahuan lebih
didominasi bersumber dari indra penglihatan (Hanifah & Fauziah, 2019), maka

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 10


faktor sosial juga merupakan faktor yang mendorongan akibat motif sosial
lingkungan sekitarnya (Asmin, 2020).
Mala and Kusumastuti (2022) menyebutkan bahwa pengetahuan berkontribusi
meningkatkan minat dalam pemeriksaan IVA Test sebesar 11,17%. Pengetahuan
dengan sumber utama ketersediaan media informasi kesehatan memiliki kontribusi
paling dominan, yaitu sebesar 22,46% (Mala & Kusumastuti, 2022).
Upaya promotive disarankan agar dapat lebih digiatkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan berdampak pada peningkatan minat (Apriyanti & Adista, 2020).
Dari hasil penelitian ini, dapat diasumsikan bahwa secara signifikan pengetahuan
memiliki kontribusi terhadap minat WUS dalam pemeriksaan IVA Test. Hal ini
bermakna bahwa pengetahuan WUS yang lebih baik akan berkontribusi pada
terjadinya minat yang lebih baik dalam pemeriksaan IVA Test.
c. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Minat Pemeriksaan Inspeksi Visual
Acetate (IVA) Test
Sebagian besar responden dengan keluarga yang mendukung memiliki minat
melakukan pemeriksaan IVA Test, yaitu sebanyak 38 responden (74,5%) dan
sebagian besar responden dengan keluarga yang tidak mendukung tidak berminat
untuk melakukan pemeriksaan IVA Test, yaitu sebanyak 25 responden (53,2 %). Uji
bivariat Chi Square dihasilkan signifikasi sebesar 0,005 (p-value < 0,05). Artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan minat
pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate (IVA) Test pada Wanita Usia Subur di wilayah
kerja UPT Puskesmas Tanjung Redeb.
Nilai Odds Ratio atas peluang keluarga yang mendukung di bandingkan
dengan yang tidak mendukung terhadap minat pelaksanaan pemeriksaan IVA Test
pada Wanita Usia Subur adalah sebesar 1,592. Maknanya Wanita Usia Subur dengan
keluarga yang mendukung memiliki peluang 1,592 kali lipat berminat melakukan
pemeriksaan IVA test dibandingkan dengan keluarga yang tidak mendukung.
Merujuk pada penelitian Laksita Putri et al. (2019); Purnamasari and Artikasari
(2018) yang menyebutkan bahwa dukungan keluarga merupakan bantuan emosional,
finansial, serta instrumental yang dapat diterima oleh setiap anggota keluarga. Hal
tersebut berpotensi memberi kontribusi menurunkan mortalitas dan memberikan
kemudahan dalam penyesuaian kondisi terhadap situasi yang dihadapi akibat stressor
tertentu.
Faktor terpenting dalam dukungan keluarga adalah emosi. Emosi memberikan
gambaran respon terhadap stressor yang dihadapi. Anggota keluarga yang memiliki
emosi rendah akan menghadapi stressor lebih adaptif dibandingkan yang memiliki
emosi tinggi sehingga menentukan bagaimana cara keluarga menyelesaikan masalah
kesehatan (Laksita Putri et al., 2019). Dukungan keluarga memberikan respon
tertentu dalam managemen kesehatan setiap anggota keluarga. Biasanya seseorang
cenderung menirukan orang terdekat untuk menyelesaikan masalah kesehatan
(Purnamasari & Artikasari, 2018).
Bukan hanya keluarga, dukungan petugas kesehatan (p-value 0,015) juga
berhubungan bermakna dengan pemeriksaan IVA Test (Pebrina, Kusmiyanti, &
Surianto, 2019). Untuk mendukungnya, Wulan (2019) menyebutkan bahwa

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 11


pemeriksaan IVA Test terkadang menjadi privasi pribadi maupun keluarga sehingga
memerlukan akses yang mudah namun tetap menjaga privasi setiap pasien agar tetap
merasa aman dan nyaman.
Secara signifikan dukungan keluarga berkontribusi terhadap tumbuhnya
minat WUS dalam pemeriksaan IVA Test. Hal ini menjadi penting, karena minat
dalam pemeriksaan IVA Test tidak hanya berfokus pada diri pribadi WUS saja,
namun juga memerlukan peran penting dari orang terdekat seperti suami atau orang
tua. Pentingnya dukungan keluarga dapat menjadi perhatian tenaga kesehatan untuk
meningkatkan capaian kinerja program melalui kajian-kajian secara subyektif pada
unit pelayanan kesehatan.

Kesimpulan
a. Tidak terdapat hubungan antara usia dengan minat pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate
(IVA) Test pada Wanita Usia Subur (Coeff Cor = 0,190; Sig = 0,061).
b. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan minat pemeriksaan Inspeksi Visual Acetate
(IVA) Test pada Wanita Usia Subur (Coeff Cor = -0,236; Sig = 0,020)
c. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan minat pemeriksaan Inspeksi Visual
Acetate (IVA) Test pada Wanita Usia Subur (ChiSquare = 7,906; Sig = 0,005; OR 1,592).

Bibliografi
Apriyanti, I., & Adista, N. F. (2020). Analisis minat melakukan pemeriksaan iva test pada
wanita usia subur sebelum dan sesudah penerapan penyuluhan di wilayah kerja puskesmas
Singandaru. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia, 4(2), 32-37.

Asmin, E. (2020). Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wus Terhadap Minat Pemeriksaan Iva Di
Puskesmas Ch. M. Tiahahu. Syifa'MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 11(1), 15-
22.

Ferdina, C. S. (2019). Hubungan Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA) Dengan Minat Dalam Melaksanakan Pemeriksaan IVA. Jurnal
Nusantara Medika, 3(2), 1-12.

Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Riset,
Teori, dan Praktik. Jakarta: EGC.

Hanifah, L., & Fauziah, A. N. (2019). Hubungan Antara Pendidikan dan Penghasilan dengan
Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang IVA Tes. Jurnal Kebidanan Indonesia, 10(1),
114-125.

Huy, N. V. Q., Tram, N. V. Q., Thuan, D. C., Vinh, T. Q., Thanh, C. N., & Chuang, L. (2018).
The value of visual inspection with acetic acid and Pap smear in cervical cancer screening
program in low resource settings–A population-based study. Gynecologic oncology
reports, 24, 18-20.

Jose, T., Agarwal, R., & Saraswat, M. (2022). Preoperative Triage of Early Stage Operable Ca
Cervix. Journal of South Asian Federation of Obstetrics Gynaecology

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 12


Jufri, T., & Katmini, K. (2021). Implementation of Theory of Planned Behaviors to
Participation and IVA Examination in Female Age Women. Journal for Quality in Public
Health, 5(1), 107-119.

Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Kemenkes RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024. Jakarta: Kemenkes
RI

Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Laksita Putri, A., Mulyaningsih, M., & Mustikasari, I. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Perilaku Wanita Usia Subur (WUS) Dalam Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA) Di Puskesmas Tawangsari. Stikes'aisyiyah Surakarta,

Lisminawati, H. (2017). Pengetahuan, Minat, dan Keikutsertaan Melakukan Tes IVA Pada
Perempuan Pasca Penyuluhan Tentang Kanker Serviks di Desa Caturharjo Sleman
Yogyakarta. Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Yogyakarta. Retrieved from
http://digilib.unisayogya.ac.id/

Lubis, D. R., RA, M. Y., & Putri, A. D. (2021). Peran Media Promosi Kesehatan Terhadap
Minat Wanita Usia Subur (WUS) Dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan
Metode IVA TEST. Paper presented at the Prosiding Seminar Nasional Stikes Syedza
Saintika.

Mala, Y. T., & Kusumastuti, I. (2022). Determinan Minat Wanita Usia Subur dalam Melakukan
Inspeksi Visual Asetat (IVA) Test. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 11(01), 93-100.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan: Rineka Cipta.

Nuriyanto, A., & Rahayuwati, L. (2019). Family Nursing as an Improvement Strategy of Family
Health Index in Indonesia: A Literature Review. Asian Community Health Nursing
Research, 1(3), 7-16. doi:https://doi.org/10.29253/achnr.1.3.2019.21

Pebrina, R. J., Kusmiyanti, M., & Surianto, F. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Cibinong Tahun 2019.
Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 106-113.

Purnamasari, V. D., & Artikasari, T. (2018). Dukungan keluarga dalam pemeriksaan inspeksi
visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja puskesmas Sukorame Kediri. Berita Kedokteran
Masyarakat, 34(5), 7-8.

Safitri, S. W. (2018). Hubungan Kecemasan dengan Minat Wanita Usia Subur (WUS) dalam
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA). Universitas Gadjah Mada,

WHO. (2020). Global strategy to accelerate the elimination of cervical cancer as a public
health problem: Director-General, World Health Organization.

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 13


Wulan, A. R. (2019). Hubungan Dukungandengan Minat Wus (Wanita Usia Subur) Dalam
Pemeriksaan Iva Test (Inspeksi Visual Asam Asetat) Di Dusun Milir Kecamatan Jimbaran
Kabupaten Semarang. Universitas Ngudi Waluyo,

Zuliyanti, N. I., & Sholikhah, A. M. a. (2020). Pengaruh Penyuluhan Deteksi Dini Ca Cervix
Terhadap Minat Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur Di Desa Jono Kecamatan
Bayan Kabupaten Purworejo. Jurnal Komunikasi Kesehatan, 11(2).

Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 5, No. 1, Januari 2023 | 14

Anda mungkin juga menyukai