Anda di halaman 1dari 2

CELEBES LAW AND TRANPARANCY (CLAT)

Sekretariat : Jl. Nasrum Amirullah, Kel.Pettuadae, Kec. Turikale. Maros, Telp : 0813 5562 3792

PERNYATAAN SIKAP
HIDUP MAHASISWA !!
HIDUP RAKYAT INDONESIA !!

Terkait dengan agenda kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Kabupaten Maros kami dari Celebes
Law and Transparancy bersama Aliansi Mahasiswa Maros Pro Rakyat (AMARTA) menyampaikan
beberapa hal dan tututan kami sebagai berikut :

1. Penolakan terjadi dimana-mana terhadap munculnya Perppu Nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja
yang digadang-gadang sebagai peraturan petaka bagi para buruh, tani, pekerja, rakyat serta bagi
Negara, yang mana hanya menguntungkan bagi pemilik modal/investor yang ingin menanamkan
modalnya di Indonesia.

Penolakan ini bukanlah tanpa alasan karena atas dasar bentuk cinta tanah air dari Rakyat kepada tanah
airnya. Namun rasa-rasanya Pemerintah RI tidak lagi mendengarkan suara rakyat melainkan suara
kepentingan oligarki/investor.

Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja yang disahkan menjadi Undang-undang pada tanggal
21 Maret 2023 kurang lebih hasil Salinan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Pada
tanggal 25 November 2021 Mahkamah Konstitusi membacakan Putusan Nomor 91/PUU-XVIII/2020 yang
menyatakan bahwa UU Cipta Kerja Inskonstitusinal bersayarat, artinya hadirnya undang-undang
tersebut jelas bertentangan dengan konstotusi Negara dan cacat secara formil.

2. Lain hal soal maraknya kasus tambang galian C yang diduga tidak mempunya izin dan beraktifitas di
beberapa Kecamatan di Kabupaten Maros yang melanggar UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU Nomor 3 Tahun 2020 tentangg perubahan atas
UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Lemahnya pengawasan
Pemerintah Daerah Kabupaten Maros dan Aparat Penegak Hukum (APH) terhadap pertambangan illegal
seakan menjadi faktor aktifitas pertambangan tumbuh subur di beberapa lokasi di Kabupaten Maros.
3. Belum lagi kejelasan status Pasar Rakyat di Kecamatan Maros Baru yang diresmikan oleh Presiden Joko
Widodo pada tahun 2017 yang hanya sebulan lebih pasca peresmiannya sudah tidak terpakai atau
terbengkalai sampai hari ini Pasar Rakyat tersebut menjadi hunian ternak dan kondisi bangunannya
beberapa sudah tidak layak.

4. Persoalan pembabasan lahan untuk pembangunan kereta api yang bukan ganti untung malah ganti rugi,
selama masa pembangunan stasiun dan rel kereta api sangat mensensarakan masyarakat maros terkait
debu yang dihasilkan dari angkutan timbunan dan juga memakan korban jiwa.

TUNTUTAN :

1. MENOLAK PENGESAHAN UU CIPTA KERJA


2. MEMINTA GANTI UNTUK PEMBEBASAN LAHAN DAN BANTUAN SOSIAL KEPADA MASYARAKAT
YANG TERDAMPAK DENGAN PEMBANGUNAN REL KERETA API
3. MEMINTA KEJELASAN STATUS PASAR RAKYAT MAROS BARU YANG DIRESMIKAN PRESIDEN
JOKOWI TAHUN 2017 YANG SUDAH TERBENGKALAI SAMPAI HARI INI
4. MEMINTA PEMERINTAH DAN APH MENINDAK PELAKU PENAMBANG ILEGAL DI KAB. MAROS

Demikian pernyataan sikap ini, semoga ada tindak lanjut dan menjadi bahan evaluasi untuk
keberlangsungan hidup.

JENDERAL LAPANGAN

FIRMAN
CELEBES LAW AND TRANPARANCY (CLAT)
Sekretariat : Jl. Nasrum Amirullah, Kel.Pettuadae, Kec. Turikale. Maros, Telp : 0813 5562 3792

Anda mungkin juga menyukai