Anda di halaman 1dari 28

4.3.

2 Perhitungan Tahanan selimut tiang (Qs)

Dari persamaan 2.3 Tahanan selimut tiang (Qs) dapat dihitung dengan

persamaan:

Ń
Qstiang =

 Nilai Ń = (3 +4 + 4 + 2 + 4 +1 + 2 + 5 + 6 + 7 + 20 + 30 ) / 12

Nilai Ń = 7,3

, ,
Qstiang =

= 29 ton

4.3.3 Perhitungan Kapasitas dukung ultimate tiang (Qu)

Dari persamaan 2.1 kapasitas dukung ultimate (Qu) tiang dapat dihitung:

Qu = Qp + Qs

Qu = 202 + 29

= 231 ton

4.3.4 Perhitungan Faktor Keamanan

Untuk mencari faktor keamanan dapat di lihat dari persamaan 2.16 yaitu:

Qalltiang =

= 77 ton

58
 Cek kekutan bahan tiang (P tiang)

Ptiang = ẟ bahan x Atiang

Menurut mayerhoff untuk teg. ijin beton adalah 0,25 – 0,33 x fc’

teg. Ijin ẟ bahan = 0,25 - 0.33 fc', diambil = 0,25

= 0,25 x 500 kg/cm2

= 125 kg/cm2

Ptiang = 125 kg/cm2 x 1962 cm2

= 224250 kg

= 245, 25 ton

 Beban netto yang diizinkan (Bizin) = Qall – Berat tiang

Berat tiang = 2,4 x L x (0,25 x  x D2)

= 5,65ton

Bizin = 77 – 5, 65

= 71, 35 ton > Berat tiang …. (ok)

4.4 Metode Luciano Decourt – Quaresma 1982

 Diameter Tiang Pancang : 500 mm = 50 cm = 0,5 m

 Panjang Tiang Pancang : 12 m

 Mutu Beton Tiang Pancang : Fc’ 50 Mpa

 Luas Selimut Dinding Tiang (Asi) : 1,57 m

 Luas Penampang ujung Tiang (Ab = Ap) : 0,1962 m2

59
 Nilai 𝛼 (tabel 2.1) :1

 Nilai 𝐾𝑑p (tabel 2.2) : 200

 Nilai 𝛽𝑖 (tabel 2.3) :1

4.4.1 Perhitungan Kapasitas Tahanan Ujung Tiang (Qb)

Dari persamaan 2.8 untuk menghitung tahanan ujung tiang dapat di lihat:

Qb = 𝛼. 𝐾𝑑p. 𝑁𝑝. 𝐴p

Untuk mencari :

NP = (5 + 6 + 7 + 20 + 30 + 50+ 50) / 7

= 24

Qb = 1 x 200 x 24 x 0,1962

= 941,76 KN

4.4.2 Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Gesek Tiang (Qs)

Untuk mencari kapasitas daya dukung gesek tiang dapat dilihat dari

persamaan 2.9 dimana:

𝑄𝑠 = ∑ 𝛽𝑖 . 10. [ + 1]. 𝐴𝑠𝑖 + ∑ …..

Berikut adalah perhitungan Qs untuk kedalaman 2

= 𝛽𝑖 . 10. [ + 1]. 𝐴𝑠𝑖

= 1 . 10. [ + 1]. 1,57

= 31,40 KN

60
Perhitungan kapasitas daya dukung gesek diameter 50 cm dari kedalaman 2

dan seterusnya dapat dilihat pada Table 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Perhitungan Daya Dukung Gesek Decourt-Quaresma

Dept α β1 Ni Asi Qs 50
2 1 1 3 1,57 31,40
3 1 1 5 1,57 41,87
4 1 1 5 1,57 41,87
5 1 1 4 1,57 36,63
6 1 1 4 1,57 36,63
7 1 1 3 1,57 31,40
8 1 1 2 1,57 26,17
9 1 1 4 1,57 36,63
10 1 1 5 1,57 41,87
11 1 1 6 1,57 47,10
12 1 1 7 1,57 52,33
13 1 1 30 1,57 172,70
591,63

4.4.3 Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Ultimate (Qu)

Kapasitas daya dukung ultimate dapat di cari dari persamaan 2.10 yaitu:

Qu = Qb + Qs

Qu = 941, 76 + 591,63

= 1533,39 KN

= 156 Ton

4.4.4 Perhitungan Faktor Keamanan

Untuk mencari faktor keamanan dapat di lihat dari persamaan 2.16 yaitu:

Qalltiang =

156
=

= 52 Ton

4.5 Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Metode Briaud

4.5.1 Perhitungan Tahanan ujung ultimit tiang (Qp)

Dari persamaan 2.8 untuk menghitung tahanan ujung tiang dapat di lihat:

61
Qptiang = Ap qp

qp = 19,7 pa (Np) 0,36

Untuk mencari :

NP = (5 + 6 + 7 + 20 + 30 + 50+ 50) / 7

= 24

= 19,7 x 100 x (24)0,36

= 6185 kn/m2

Qptiang = 0,1962 x 6185

=1213 kn

= 123 ton

4.5.2 Perhitungan Tahanan Selimut Tiang (Qs)

Qs = P. L . Fav

Fav = 0,22 . pa . (Ń)0,29

nilai Ń = (3 +4 + 4 + 2 + 4 +1 + 2 + 5 + 6 + 7 + 20 + 30 ) / 12

Nilai Ń = 7,3

= 0,22 x 100 x (7,3)0,29

= 39 kn/m2

62
Qs = 1,57 x 12 x 39

= 734,76 kn

= 74 ton

Qu = Qp + Qs

= 123 + 74

= 197 ton

4.6 Perhitungan Kapasitas Kelompok dan Efisiensi Tiang

4.6.1 Efisiensi Tiang

4.6.1.1 Metode Converse – Labarre Formula

Dari persamaan 2.12 efisiensi tiang dinyatakan dalam persamaan berikut:

Gambar 4.2 Konfigurasi pondasi m x n


( ) ( )
Eg = 1–Ɵ
.

Ɵ = arc tg d/s

= arc 0,5/1,25

= 21,80o

m = 2 n = 3

( ) ( )
Eg = 1 – 21,80
. .
Eg = 0,71

63
4.6.1.2 Metode Los Angeles Group

Dari persamaan 2.13 efisiensi tiang dinyatakan dalam pesamaan berikut:

Eg = 1 - [m(n – 1) + (m – 1) +√2 (m – n) (n -1)]


. . .

,
Eg = 1 - [ 2 . (3 – 1) + (2 – 1) + √2 (2 – 3) . (3 – 1) ]
, . , . .

Eg = 0,95

4.6.1.3 Metode sheiler – Kenney

Dari persamaan 2.14 efisiensi tiang dinyatakan dalam persamaan berikut:

,
Eg = 1 – [
( ^ )
]+

, ,
Eg = 1 – [
( , )
]+
^

Eg = 1,05

Hasil rekapan dari perhitungan efisiensi tiang (Eg) dengan jarak (s) yang

berbeda dari beberapa metode dapat dilihat di tabel 4.2

Tabel 4.2 rekapan perhitungan efisiensi tiang

konfigurasi m
D jarak (s) Eg
metode xn
(m)
m n 2,5D 3D 4D 2,5D 3D 4D
2 3 0,5 1,25 1,5 2 0,71 0,76 0,77
Counvers - labarre 3 2 0,5 1,25 1,5 2 0,72 0,76 0,78
formula 2 2 0,5 1,25 1,5 2 0,76 0,8 0,81
4 2 0,5 1,25 1,5 2 0,7 0,74 0,79
2 3 0,5 1,25 1,5 2 0,95 1,02 1,05
Los Angeles 3 2 0,5 1,25 1,5 2 0,86 1,15 1,05
Group 2 2 0,5 1,25 1,5 2 0,9 1,02 1,06
4 2 0,5 1,25 1,5 2 0,84 1,29 1,05
2 3 0,5 1,25 1,5 2 1,05 1,05 1,05
3 2 0,5 1,25 1,5 2 1,05 1,05 1,05
Sheiler - kenney
2 2 0,5 1,25 1,5 2 1,05 1,05 1,05
4 2 0,5 1,25 1,5 2 1,05 1,05 1,05

4.6.2 Kapasitas Daya Dukung Izin Kelompok Tiang

Dari persamaan 2.15 kapasitas daya dukung izin kelompok tiang dengan

efisiensi tiang dinytakan sebagai berikut:

64
Qg = Eg . n . Qa

Qg = 0,71 . 6 . 35

Qg = 149 ton

Hasil perhitungan dari kapasitas daya dukung izin kelompok tiang (Qg)

dengan jumlah tiang yang berbeda bisa dilihat dari tabel 4.3

Tabel 4.3 perhitungan kapasitas daya dukung izin kelompok tiang (Qg)
Diameter Qu Qall Eg Qg (Ton)
Metode n
(m) (Ton) (Ton) 2,5D 3D 4D 2,5D 3D 4D
6 0,5 152 51 0,71 0,76 0,77 216 231 234
6 0,5 152 51 0,72 0,76 0,78 219 231 237
Mayerhoff 1956
4 0,5 152 51 0,76 0,8 0,81 154 162 164
8 0,5 152 51 0,7 0,74 0,79 283 300 320
6 0,5 156 52 0,71 0,76 0,77 221 237 240
Decourt – 6 0,5 156 52 0,72 0,76 0,78 224 237 243
Quaresma 1982 4 0,5 156 52 0,76 0,8 0,81 158 166 168
8 0,5 156 52 0,7 0,74 0,79 291 307 328
6 0,5 197 65 0,71 0,76 0,77 276 296 300
6 0,5 197 65 0,72 0,76 0,78 280 296 304
Briaud
4 0,5 197 65 0,76 0,8 0,81 197 208 210
8 0,5 197 65 0,70 0,74 0,79 364 384 410

4.7 Penurunan pondasi

4.7.1 Penurunan Tunggal

Adapun rumus penurunan tunggal untuk metode semi empiris dari perhitungan

metode briaud dapat di lihat dari persamaan 2.23:

Diketahui :

Qp = 123T

Qslocal = 74T

 = 0,5

D = 0,5 m

Ap = 𝜋 D2 = 0, 1962

P = 𝜋. 𝐷 = 1,57 𝑚

65
L = 12 m

Ep = 4700. √50 =

= 33234,0187 MPa

=3388872,887 T/m2

Cp = 0,03

Es = 918 T/m2

  = 0,5

S = SS + SP + SPS

( . )
 SS =
.

0,5
=
, ,

= 0,002 m

.
 Sp =
.

,
=
,
= 0,001 m

( )
 SPS = . . (1 – 𝜇s2) . Iws
.

( ) ,
= . . (1 – 0,52) . Iws
,

Iws = 2 + 0,35 . 𝐿/𝐷

= 2 + 0,35 12/0,5

= 3,71

( ) ,
= x .x (1 – 0,52) x 3,71
,

= 0,009 m

66
S = SS + SP + SPS

S = 0,002 + 0,001 + 0,009

= 0,012 m

= 1,2 cm

Untuk penurunan metode semi empiris dari metode mayerhoff dan Luciano –

decourt dapat di lihat dari tabel 4.4

Tabel 4.4 nilai penurunan pondasi semi empiris

metode d Ss Sp Sps S
mayerhoff 0,5 0,003 0,001 0,01 0,014
luciano - decourt 0,5 0,002 0,008 0,007 0,017
Briaud 0,5 0,002 0,001 0,009 0,012

Untuk perhitungan metode empiris bisa di lihat dari persamaan 28 pada beban

yang bekerja pada pondasi berjumlah 6 .

𝑑 𝑞. 𝐿
S= +
100 𝐴𝑝 . 𝐸𝑝

0,5 194 . 12
S= +
100 0,1962 . 3388872,887

S = 0,008 m

Sedangkan beban yang bekerja pada pondasi jumlah lainnya dapat dilihat pada

tabel 4.5

Tabel 4.5 perhitungan penurunan pondasi metode empiris

jumlah tiang d L Ap Ep q S (m)


4 0,5 12 0,19625 3388872,887 138 0,007

67
6 0,5 12 0,19625 3388872,887 194 0,008
8 0,5 12 0,19625 3388872,887 270 0,009

4.7.2 Penurunan pada kelompok tiang

Untuk mencari penurunan pada kelompok tiang menurut Vesic 1977 bisa

dilihat dari persamaan 28 dan nilai penurunannya di ambil dari perhitungan

semi empiris dari metode Briaud:

Sg = S 𝐵/𝐷

Sg = 0,012 x 2,25/0,5

Sg = 0,025 m

Dan untuk penurunan pada kelompok tiang metode lainnya dapat di lihat

pada tabel berikut :

1. penurunan kelompok pondasi dari penurunan tiang tunggal dengan

rumus empiris pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6 penurunan tiang kelompok metode empiris

jumlah tang S B d Sg
4 0,007 2,25 0,5 0,015
6 0,008 2,25 0,5 0,017
8 0,009 2,25 0,5 0,019

2. penurunan kelompok pondasi dari penurunan tiang tunggal dengan

rumus semi empiris pada tabel 4.7:

Tabel 4.7 penurunan tiang kelompok metode semi empiris

metode jumlah tang S B d Sg


4 0,014 2,25 0,5 0,030
mayerhoff 6 0,014 2,25 0,5 0,030
8 0,014 2,25 0,5 0,030
4 0,017 2,25 0,5 0,036
luciano - decourt 6 0,017 2,25 0,5 0,036
8 0,017 2,25 0,5 0,036
4 0,012 2,25 0,5 0,025
Briaud 6 0,012 2,25 0,5 0,025
8 0,012 2,25 0,5 0,025

68
4.7.3 Penurunan Yang Diijinkan

Untuk mencari penurunan yang diijinkan menurut Reese & Wright bisa

dilihat dari persamaan 29 yaitu:

𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ≤ 𝑆iji𝑛

𝑆iji𝑛 = 10%. 𝐷

𝑆iji𝑛 = 10%. 0,5

= 0,05 m

= 5 cm

4.8 Analisis Daya Dukung Tiang Pancang Dengan Plaxis 3D Foundation

Program plaxis merupakan metode elemen hingga untuk perhitungan daya dukung

pondasi untuk mendapatkan kapasitas ultimit (Qu) tiang sebagai perbandingan

lain berdasarkan analisis program dan untuk mendapatkan daya dukung lateral

pada kelompok tiang pondasi.

4.8.1 Pemodelan Pada Program Plaxis 3D Foundation

Langkah – langkah pemasukan data ke program Plaxis 3D Foundation sebagai

berikut:

1. Mengatur parameter dasar dari model elemen hingga di jendela general

settings

69
Gambar 4.3. General Settings

2. Kemudian akan muncul layar kerja sesuai dengan yang telah di tentukan

sebelumnya . layar kerja tersebut merupakan tampak atas dari model

geometri yang akan dianalisa.

Gambar 4.4. Layar kerja dari program input

3. Lalu pilih icon work planes untuk menentukan bidang kerja dalam arah

vertikal (kedalamannya). Dalam plaxis 3D foundations, bidang kerja dalam

70
arah vertikal didefinisiskan sebagai sumbu Y.

Gambar 4.5. Work planes

4. Pilih icon piles untuk membuat dimensi tiang pancang, pada layar kerja ini

digunakan tipe pondasi spun pile karena pondasi berbentuk lingkaran, dan

pada kolom width masukan dimensi tiang pancang yang ingin digunakan.

Gambar 4.6 Piles

5. Pilih icon borehole untuk menentukan tebal lapisan tanah,jenis tanah dan

tinggi muka air tanah .

71
Gambar 4.7. Borehole

6. Definisikan parameter tanah yang digunakan dengan memelih tombol

material atau memilih Material>Soil & Interface pada baris menu

Gambar 4.8. Material Sets

untuk mendefinsikan data tanah yang digunakan pilih (new..) sebuah kotak

dialog baru yang terdiri dari lembar tab general, parameters dan interfaces

akan ditampilkan. Masukan identitas tanah pada kotak identification. Pada


72
combo box material model dan material tipe berturut – turut dipilih model

analisa yang akan digunakan dan kondisi tanah yang akan dimodelkan.

Kemudian kotak unsut, sat, Kx, dan Ky berturut – turut dimasukan

parameter tanah berupa berat isi tanah dalam kondisi kering dan dalam

kondisi jenuh air serta pemabilitas tanah dalam arah horizontal dan arah

vertikal. Setelah itu pilih tombol <Next> atau pilih tab parameters.

Gambar 4.9. Lembar tab General pada kotak dialog Mohr- columb

Pada lembar tab parameters, masukan data modulus elastisitas, poisson ratio,

dan sudut geser tanah berturut – turut pada kotak Eref, v (nu), cref, dan 

(phi). Lalu tekan tombol <ok>

73
Gambar 4.10. Lembar tab Parameters pada kotak dialog Mohr- columb

Masukan material yang telah didefinisikan kedalam kotak dialog borehole,

Gambar 4.11. Pengaplikasian Data Tanah Pada Model Geometri

7. Lalu tentukan beban aksial yang akan diberikan dengan memilih icon point

load. Definisikan besarnya beban lateral dengan mengisi di kolom y-values

lalu letakan beban lateral yang sudah di set pada koordinat yang diinginkan.

74
Gambar 4.12. Point Load

8. Langkah berikutnya adalah menekan tombol icon 2D mesh Generation >

Update.

Gambar 4.13. Tampilan 2D Mesh Generation

9. Kemudian juga klik icon 3D Mesh Generation> Update

Gambar 4.14. Tampilan 3D Mesh Generation

75
10. Lalu pilih calculation > Next phase untuk memulai langkah perhitungan

Gambar 4.15 Tampilan menu Calculations

Selanjutnya melakukan identifikasi tahapan perhitungan.

Gambar 4. 16 Tampilan Phase Calculations

11. Setelah menentukan langkah – langkah perhitungan, pilih model > 2D Mesh

> 3D mesh> Update

12. Setelah selesai, pilih calculation untuk memasukan data tanah dan beban

aksial ke perhitungan

76
Gambar 4.17. Pemasukan material ke perhitungan

13. Setelah menentukan langkah – langkah perhitungan, maka untuk memulai

perhitungan pada plaxis calculation pilih tombol calculate. Sebuah halaman

baru yang akan menenjukan informasi perhitungan.

Gambar 4. 18 Tampilan Information Perhitungan

77
4.8.2 Hasil Analisa Plaxis 3D Foundation

4.8.2.1 Daya Dukung Aksial

1. Kelompok tiang

a. Kelompok tiang 4 tiang

Gambar 4.19. Tampilan output daya dukung aksial kelompok tiang 4 tiang

0 250 500 750 1000 1250 1500


0
-0,5
-1
-1,5
-2
-2,5
-3
-3,5
-4
-4,5
-5

Gambar 4.20. Grafik daya dukung aksial kelompok tiang 4 tiang

Dari grafik pada gambar 4.17 hasil perhitungan aplikasi plaxis 3D

Foundation, di dapat daya dukung izin satu tiang dalam kelompok untuk

4 tiang sebesar 1.062,25 KN = 108 ton dan penurunannya 3 mm.

78
b. Kelompok tiang 6 tiang

Gambar 4.21. Tampilan output daya dukung aksial kelompok tiang 6 tiang

Load (KN)
0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000
0
-0,5
-1
settelement (mm)

-1,5
-2
-2,5
-3
-3,5
-4
-4,5
-5

Gambar 4.22. Grafik daya dukung aksial kelompok tiang 6 tiang

Dari grafik pada gambar 4.17 hasil perhitungan aplikasi plaxis 3D

Foundation, di dapat daya dukung izin satu tiang dalam kelompok untuk

6 tiang sebesar 1.387,5 KN = 141 ton dan penurunannya 2,4 mm

79
c. Kelompok tiang 8 tiang

Gambar 4.23. Tampilan output daya dukung aksial kelompok tiang 8 tiang

Load (KN)
0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250
0
-0,5
-1
-1,5
Settlement (mm)

-2
-2,5
-3
-3,5
-4
-4,5
-5

Gambar 4.24. Grafik daya dukung aksial kelompok tiang 8 tiang

Dari grafik pada gambar 4.19 hasil perhitungan aplikasi plaxis 3D

Foundation, di dapat daya dukung izin satu tiang dalam kelompok untuk

8 tiang sebesar 2.125 KN = 216 ton dan penurunannya 2,6 mm.

80
4.9 Hasil Analisis Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang

Analisis daya dukung pondasi tiang pancang menggunakan beberapa metode

yaitu : metode mayehoff, metode Decourt – Quaresma 1982, dan metode

elemen hingga dengan program aplikasi plaxis 3D.dan berikut tabel

rekapitulasi analisis kapasitas daya dukung tiang dapat dilihat pada tabel 4.8 .

Tabel 4.8 Rekapitulasi analisis kapasitas daya dukung tiang

Qu Qall Qg P
Metode n Eg Cek
(Ton) (Ton) (ton) (Ton)
4 152 51 0,76 154 138 Aman
mayerhoff 1956 6 152 51 0,72 219 194 Aman
8 152 51 0,70 283 270 Aman
4 105 52 0,76 158 138 Aman
Decourt - Quaresma
6 105 52 0,72 224 194 Aman
1982
8 105 52 0,70 291 270 Aman
4 166 55 0,76 168 138 Aman
Briaud 6 166 55 0,72 239 194 Aman
8 166 55 0,70 310 270 Aman
4 108 36 0,76 109 138 Aman
Plaxis 3D 6 141 47 0,72 203 194 Aman
8 216 72 0,70 403 270 Aman

81
BAB 5 Bab 5 kesimpilan Dan Saran

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil dari analisis kapasitas daya dukung pondasi tiang pancang pada

pembangunan Bogor E-coomerce Hub, dengan diameter tiang 0,5 m dan panjang

tiang 12 m dapat diambil kesimpulan:

1. Untuk efisiensi kelompok tiang dengan jarak yang berbeda yaitu S = 2,5 D, S

= 3 D, dan S = 4D. Dipakai S = 2,5 D karena dari perhitungan daya dukung

kelompok tiang sudah memenuhi batas aman.

2. Perhitungan daya dukung aksial dilakukan dengan 4 metode yaitu:

a. Hasil perhitungan daya dukung ultimate :

Metode Daya dukung ultimate (Qu)


Mayerhoff 152 ton
Luciano - Decourt 105 ton
Briaud 166 ton
Plaxis 4Tiang = 108 ton, 6Tiang = 141ton, 8Tiang =
216 ton

b. Hasil perhitungan daya dukung ijin (Qa)

Metode Daya dukung ijin (Qa)

Mayerhoff 51 ton

Luciano - Decourt 52 ton

Briaud 55 ton

Plaxis 4Tiang = 36 ton, 6Tiang = 47 ton, 8Tiang =


72 ton

82
c. Hasil perhitungan daya dukung kelompok (Qg)

Metode n Qg (ton)
4 154
mayerhoff 1956 6 219
8 283
4 168
Decourt - Quaresma 1982 6 239
8 310
4 168
Briaud 6 239
8 310
4 109
Plaxis 3d 6 203
8 403

3. Penurunan pondasi

a. Penurunan tiang tunggal menggunakan dua metode yaitu semi empiris

dan empiris

 Metode empiris

jumlah tiang S Sijin ket


4 0,007 0,05 aman
6 0,008 0,05 aman
8 0,009 0,05 aman

 Metode semi empiris

metode S Sijin ket


mayerhoff 0,014 0,05 aman
luciano - decourt 0,017 0,05 aman
Briaud 0,012 0,05 aman

b. Penurunan tiang kelompok

 Metode empiris

jumlah tang S B d Sg
4 0,007 2,25 0,5 0,015
6 0,008 2,25 0,5 0,017
8 0,009 2,25 0,5 0,019

83
 Metode semi empiris

metode jumlah tang S B d Sg


4 0,014 2,25 0,5 0,030
mayerhoff 6 0,014 2,25 0,5 0,030
8 0,014 2,25 0,5 0,030
4 0,017 2,25 0,5 0,036
luciano - decourt 6 0,017 2,25 0,5 0,036
8 0,017 2,25 0,5 0,036
4 0,012 2,25 0,5 0,025
Briaud 6 0,012 2,25 0,5 0,025
8 0,012 2,25 0,5 0,025

5.2 Saran

Adapun saran yang bisa di sampaikan setelah melakukan penelitian ini sebagai

berikut:

1. Sebelum melakukan perhitungan sebaiknya mendapatan data yang lengkap

dan valid, agar memudahkan dalam melakukan analisa perhitungan.

2. Dalam perhitngan daya dukung pondasi sebaiknya dilakukan dengan

beberapa metode.

3. Membandingkan hasil nilai daya dukung tersebut dan ambil yang terkecil,

karena semakin kecil niali daya dukung maka semakin aman pondasi

tersebut dari kruntuhan geser.

84
BAB 6 DAFTAR PUSTAKA

1. Bowles, Joseph E. 1988. Analisis Dan Desain Pondasi Jilid 1 Edisi Keempat

Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

2. Fadilah, Ully Nurul. 2018. Analisis Daya Dukung Pondasi Bored Pile

Berdasarkan Data N-SPT Rumus Reese & Wright Dan Penurunan. Jurnal.

Universitas Persada Indonesia

3. Hardiyatmo, H.C. 2018. Analisis dan Perancangan Pondasi I.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

4. Hardiyatmo, H.C. 2018. Analisis dan Perancangan Pondasi I I.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

5. Rahardjo, Paulus P. 2000. Manual Pondasi Tiang. Program Pasca

Sarjana Teknik Sipil, Universitas Khatolik Parahyangan.

6. SNI 8460 . 2017. Persayaratan Perancangan Geoteknik. BSN (Badan

Standarisasi Nasional).

7. Warih, Bambang, 2020. Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang

Dengan Metode Analitis Dan Software Plaxis (Studi Kasus : Proyek

Pembangunan Rumah Kost Kebayoran Lama – Jakarta Selatan).Jurnal.

Universitas Pakuan Bogor

85

Anda mungkin juga menyukai