Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kgs. M.

Irsyad
NIM : 044038814
Tutor yang terhormat, ijin menanggapi.
Ketentuan mengenai sanksi administrasi berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja, dapat dilihat pada tabel berikut:
No. Pasal Masalah Sanksi
1 97 Kepala Daerah dapat menerbitkan Sanksi administratif berupa bunga
SKPDKB dalam hal: sebesar 2% (dua persen) sebulan
1) jika berdasarkan hasil dihitung dari pajak yang kurang atau
pemeriksaan atau keterangan terlambat dibayar untuk jangka
lain, pajak yang terutang tidak waktu paling lama 24 (dua puluh
atau kurang dibayar empat) bulan dihitung sejak saat
2) jika SPTPD tidak disampaikan terutangnya pajak
kepada Kepala Daerah dalam
jangka waktu tertentu dan setelah
ditegur secara tertulis tidak
disampaikan pada waktunya
sebagaimana ditentukan dalam
surat teguran
Kepala Daerah dapat menerbitkan Sanksi administratif berupa
SKPDKBT jika ditemukan data baru kenaikan sebesar 100% (seratus
dan/atau data yang semula belum persen) dari jumlah kekurangan
terungkap yang menyebabkan pajak tersebut
penambahan jumlah pajak yang
terutang
Kepala Daerah dapat menerbitkan Sanksi administratif berupa
SKPDKB dalam hal jika kewajiban kenaikan sebesar 25% (dua puluh
mengisi SPTPD tidak dipenuhi, lima persen) dari pokok pajak
pajak yang terutang dihitung secara ditambah sanksi administratif
jabatan berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan dihitung dari pajak
yang kurang atau terlambat dibayar
untuk jangka waktu paling lama 24
(dua puluh empat) bulan dihitung
sejak saat terutangnya pajak
2 100 Kepala Daerah dapat menerbitkan Sanksi administratif berupa bunga
STPD jika: sebesar 2% (dua persen) setiap
1) pajak dalam tahun berjalan tidak bulan untuk paling lama 15 (lima
atau kurang dibayar belas) bulan sejak saat terutangnya
2) dari hasil penelitian SPTPD pajak
terdapat kekurangan
pembayaran sebagai akibat
salah tulis dan/atau salah hitung
SKPD yang tidak atau kurang dibayar Sanksi administratif berupa bunga
setelah jatuh tempo pembayaran sebesar 2% (dua persen) sebulan
3 101 Kepala Daerah atas permohonan Sanksi administratif berupa bunga
Wajib Pajak setelah memenuhi sebesar 2% (dua persen) sebulan
persyaratan yang ditentukan dapat
memberikan persetujuan kepada
Wajib Pajak untuk mengangsur
atau menunda pembayaran pajak
4 106 Keberatan Wajib Pajak ditolak atau Sanksi administratif berupa denda
dikabulkan sebagian sebesar 50% (lima puluh persen)
dari jumlah pajak berdasarkan
keputusan keberatan dikurangi
dengan pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan
Permohonan banding ditolak atau Sanksi administratif berupa denda
dikabulkan sebagian sebesar 100% (seratus persen)
dari jumlah pajak berdasarkan
Putusan Banding dikurangi
dengan pembayaran pajak yang
telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan
5 160 Wajib Retribusi tertentu tidak Sanksi administratif berupa bunga
membayar tepat pada waktunya atau sebesar 2% (dua persen) setiap
kurang membayar bulan dari Retribusi yang terutang
yang tidak atau kurang dibayar dan
ditagih dengan menggunakan STRD
Sumber Referensi:
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang
Cipta Kerja
Dalam ketentuan perpajakan, dikenal dua macam sanksi pajak yaitu sanksi administrasi dan
sanksi pidana. Sanksi administrasi dibagi atas 3 macam yaitu berupa denda, bunga, dan
kenaikan.
a. Sanksi denda merupakan jenis sanksi yang paling banyak ditemukan dalam Undang-
undang Perpajakan. Terkait besarannya, denda dapat ditetapkan sebesar jumlah
tertentu, presentasi dari jumlah tertentu, atau suatu angka perkalian dari jumlah tertentu.
Pada sejumlah pelanggaran, sanksi denda ini akan ditambahkan dengan sanksi pidana.
Pelanggaran yang dikenai sanksi pidana ini adalah pelanggaran yang sifatnya alpa atau
disengaja.
b. Sanksi administrasi berupa bunga dikenakan atas pelanggaran yang menyebabkan utang
pajak menjadi lebih besar. Jumlah bunga dihitung berdasarkan persentase tertentu dari
suatu jumlah, mulai saat bunga itu menjadi hak atau kewajiban sampai dengan saat
diterima atau dibayarkan.
c. Sanksi berupa kenaikan pada dasarnya dihitung dengan angka persentase tertentu dari
jumlah pajak yang tidak kurang dibayar. Jika dilihat dari penyebabnya, sanksi kenaikan
biasanya dikenakan karena Wajib Pajak tidak memberikan informasi informasi yang
dibutuhkan dalam menghitung jumlah pajak terutang.

Sumber Referensi:
Ismail, Tjip dan Enceng. 2019. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai