Anda di halaman 1dari 2

1.

Jelaskan Undang-Undang Pasal 96-pasal  99 tentang  tata cara pemungutan pajak
dan pasal 100 Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang surat tagihan pajak !
Jawab:
Tata cara pemungutan pasal 96-pasal 99
Pemungutan pajak dilarang diborongkan, dan ada dua cara dalam pelaksanaan kewajiban
pajak, pertama dapat berupa official assessment berarti pihak pajak mengeluarkan Surat
Ketetapan Pajak/ daerah (SKPD) atau dokumen lain seperti tiket atau nota perhitungan.
Sementara itu, kemungkinan kedua pihak wajib membayar sendiri kewajiban pajaknya
berdasarkan perundang-undangan perpajakan, dengan menggunakan SPT Daerah
(SPTD), atau adanya tagihan karena hasil temuan pemeriksa pajak ada kesalahan dan
sebagainya dan pihak wajib pajak menerima SKPDKB, yaitu Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar atau SKPDKBT, yaitu Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar Tambahan, bila setelah dilakukan pemeriksaan, dan telah dikeluarkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah kemudian ditemukan lagi data yang menunjukkan masih ada
kekurangan pajak yang harus ditagihkan.

Pengaturandalam pasal 100 undang-undang n0.28 tahun 2009 diatur sebagai


berikut:
1) Kepala daerah dalam menerbitkan SPTD jika:
a) Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar
b) Dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai
akibat salah tulis dan/ atau salah hitung
c) Wajib pajak dikenakan sangsi administratif berupa bunga dan/atau denda
2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud
pada ayat(1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sangsi administratif berupa
bunga sebesar 2 %(dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15(lima belas)
bulan sejak saat terutang pajak.
3) SKPD yang tidak atau kurang bayar setelah jatuh tempo pembayaran dikenakan
sangsi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dan ditagih
melalui STPD.
4)
2. Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp
1.240.000,00 yang diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2009 dengan batas akhir
pelunasan tanggal 1 Februari 2009. Wajib Pajak tersebut diperbolehkan untuk
mengangsur pembayaran pajak dalam jangka waktu 5 (lima) bulan dengan jumlah
yang tetap sebesar Rp.224.000,00. Sanksi administrasi berupa bunga untuk setiap
angsuran dihitung sebagai berikut:
Pertanyaan :
Hitung Berapa angsuran ke-1 hingga ke-5 yang diterima oleh wajib pajak?
Jawab:
Angsuran ke-1: 2% x Rp 1.240.000 = Rp 24.800
Angsuran ke-2: 2% x Rp 1.016.000 = Rp 20.320
Angsuran ke-3: 2% x Rp 792.000 = Rp 15.840
Angsuran ke-4: 2% x Rp 568.000 = Rp 11.360

Angsuran ke-5: 2% x Rp 224.000 = Rp 4.480

Anda mungkin juga menyukai