Anda di halaman 1dari 6

1.

Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya, dan yang


memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya. QS. Al-
Jaatsiyah 45: 13 menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk
manusia.
A. Ayat dan terjemahan QS. Al-Jaatsiyah 45: 13 :

"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya, dari-Nya (ada) sesuatu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir."

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah telah menundukkan dan menjadikan segala sesuatu
yang ada di langit dan bumi untuk kepentingan manusia.

Ayat ini juga mengajak manusia untuk merenungkan dan memperhatikan


fenomena alam sebagai bukti kekuasaan dan kebijaksanaan Allah dalam menciptakan
dan mengatur segala sesuatu.

B. Potensi pengembangan teknologi menurut QS. Al-Jaatsiyah 45: 13.


Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu
semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya.
Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi orang-orang yang berpikir.
Ayat QS. Al-Jaatsiyah 45:13 dalam Al-Qur'an menyampaikan bahwa Allah SWT
menundukkan segala yang ada di langit dan di bumi untuk manusia sebagai rahmat-Nya.
Ayat ini juga mengandung pesan bahwa terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi
mereka yang berpikir.

Allah telah menundukkan dan memberikan manusia kontrol atas segala yang ada di
langit dan di bumi, termasuk berbagai sumber daya alam dan kemampuan intelektual
yang diberikan-Nya.

Dalam pemahaman potensi pengembangan teknologi berdasarkan ayat QS. Al-


Jaatsiyah 45:13, kita dapat merenungkan beberapa hal berikut ini:

## Eksplorasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam:

Allah SWT telah menundukkan segala sesuatu di langit dan di bumi, termasuk berbagai
sumber daya alam yang melimpah.

Dengan teknologi yang tepat, manusia dapat mengembangkan cara-cara yang lebih


efisien dan berkelanjutan dalam memanfaatkan energi, air, tanah, mineral, dan sumber
daya alam lainnya.

## Penemuan Ilmiah dan Pemahaman terhadap Alam Semesta:

Allah SWT menganugerahkan manusia akal dan kemampuan untuk berpikir.

Potensi pengembangan teknologi memungkinkan manusia untuk terus melakukan


penemuan baru dan memperdalam pemahaman kita tentang alam semesta, termasuk
melalui bidang-bidang seperti fisika, astronomi, biologi, dan teknologi informasi.
## Peningkatan Kualitas Hidup:

Salah satu potensi pengembangan teknologi adalah meningkatkan kualitas hidup


manusia.

Dalam memanfaatkan potensi yang telah diberikan Allah, manusia dapat


mengembangkan teknologi yang mengarah pada peningkatan kesehatan, pangan
yang lebih baik, air bersih, perumahan yang layak, pendidikan, dan akses informasi.

## Komunikasi dan Pertukaran Informasi:

Teknologi telah mengubah cara manusia berkomunikasi dan bertukar informasi.

Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, manusia dapat saling


terhubung dengan cepat dan efisien melalui internet, media sosial,
dan teknologi komunikasi lainnya.

Hal ini memungkinkan pertukaran ide, pengetahuan, dan budaya secara luas,
memperkuat kolaborasi global, dan memfasilitasi perkembangan sosial dan
ekonomi.

## Inovasi dan Perkembangan Masyarakat:

Potensi pengembangan teknologi juga melibatkan inovasi dan perkembangan


masyarakat secara keseluruhan.

Teknologi dapat memfasilitasi pembangunan ekonomi, peningkatan akses terhadap


layanan publik, pengurangan kesenjangan sosial, dan kemajuan dalam berbagai
aspek kehidupan manusia.

2. Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan


manusiacerdas, tetapi juga manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan hati
(tawadzu')
A. Terjemahan ayat QS Al-Hajj/22: 54 :

Dan agar orang-orang yang diberi ilmu itu tahu bahwa Al-Qur'an itu adalah benar
dari Tuhan mereka, supaya mereka beriman kepadanya, sehingga hati mereka
tunduk karenanya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar memberi petunjuk kepada
orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.

Ayat ini menekankan pentingnya pengetahuan dan ilmu dalam memperkuat iman


seseorang.

Dalam konteks ini, budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam harus


mendorong manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dan bermanfaat
yang didasarkan pada ajaran Islam.

Selain itu, budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam juga harus mencakup


nilai-nilai seperti kerendahan hati (tawadzu').
Dengan menggabungkan pengetahuan yang mendalam dengan keyakinan yang kuat
dan kerendahan hati, budaya akademik yang dibangun oleh Islam dapat
menciptakan manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga
memiliki kekuatan iman yang kokoh dan sikap rendah hati dalam menghadapi ilmu
pengetahuan.

B. Penjelasan keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS
Al-Hajj/22: 54 :
Terjemahan Ayat Al-Qur'an Surah Al-Hajj (22), ayat 54 adalah sebagai berikut:
“Dan agar orang-orang yang diberi ilmu itu tahu bahwa Al-Qur'an itu adalah benar
dari Tuhan mereka, supaya mereka beriman kepadanya, sehingga hati mereka
tunduk karenanya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar memberi petunjuk kepada
orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan pengetahuan kepada orang-
orang yang Dia pilih dan berikan ilmu kepada mereka.

Tujuan dari pemberian ilmu tersebut adalah agar mereka mengetahui bahwa Al-
Qur'an adalah benar dan berasal dari Allah SWT, sehingga mereka beriman
kepadanya.

Selain itu, ayat ini juga menekankan pentingnya hati yang tunduk dan rendah hati.

Ketika seseorang memperoleh ilmu pengetahuan dan memahami kebenaran agama,


hatinya harus tunduk dan rendah hati.

Artinya, seseorang harus menyadari bahwa segala ilmu yang dimiliki hanyalah
karunia dari Allah SWT dan mereka harus merendahkan diri dalam pencarian ilmu
dan dalam menerapkan pengetahuan yang mereka miliki.

Dengan demikian, keterkaitan antara ilmu pengetahuan, iman,


dan hati yang tunduk adalah bahwa ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan penuh
keyakinan dan pengetahuan agama yang benar akan menghasilkan iman yang kuat
dan hati yang tunduk serta rendah hati kepada Allah SWT.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai keterkaitan antara ilmu


pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk berdasarkan QS Al-Hajj/22: 54:

1. Ilmu Pengetahuan sebagai Sarana Memperkuat Iman:

Ilmu pengetahuan memiliki peran penting dalam memperkuat iman seseorang. Ilmu


pengetahuan membantu seseorang untuk menggali lebih dalam tentang kebesaran
Allah dan keadilan-Nya, serta memperkuat keyakinan bahwa Al-Qur'an adalah
wahyu-Nya yang benar.

Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dapat menjadi alat yang memperdalam iman dan


menguatkan hubungan manusia dengan Allah SWT.

2. Hati yang Tunduk sebagai Respons terhadap Ilmu Pengetahuan dan Iman:


Ayat tersebut juga menekankan bahwa ketika seseorang memperoleh ilmu
pengetahuan yang benar dan memahami kebenaran agama, hatinya
harus tunduk dan rendah hati

Hati yang tunduk adalah sikap rendah hati, kesadaran akan keterbatasan diri dan


mengakui bahwa segala ilmu yang dimiliki hanyalah karunia dari Allah SWT. Dalam
kesimpulannya, keterkaitan antara ilmu pengetahuan, iman,
dan hati yang tunduk adalah bahwa ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan
keyakinan dan pengetahuan agama yang benar akan memperkuat iman seseorang.

C. menahan ayat dan terjemah QS. Al-Baqarah Ayat 111

َ ‫ص ٰر ى ۗ تِ ْل‬
‫ك اَ َم ا نِ ُّي هُ ْم ۗ قُ ْل هَ ا تُ ْو ا‬ ٰ َ‫َم ْن َك ا َن هُ ْو ًد ا اَ ْو ن‬ ‫َو قَ ا لُ ْو ا لَ ْن يَّ ْد ُخ َل ا ْل َج نَّ ةَ اِ اَّل‬ 
َ ‫ص ِد قِ ْي‬
‫ن‬ ٰ ‫بُ ْر هَ ا نَ ُك ْم اِ ْن ُك ْن تُ ْم‬

“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, “Tidak akan masuk surga kecuali orang
Yahudi atau Nasrani.” Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, “Tunjukkan
bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar.”

D. pengertian budaya akademik menurut Q.S. Al-Baqarah/2: 111!


Pengertian budaya akademik menurut Q.S. Al-Baqarah/2: 111 adalah bahwa Islam
mendorong umatnya untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam dan mempelajari
ayat-ayat Allah dengan penuh pemahaman dan kesungguhan.
Dalam ayat tersebut, Allah berfirman:
Dan mereka berkata: "Tidak akan masuk surga kecuali orang yang menjadi Yahudi atau
Nasrani". Itu adalah angan-angan mereka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti-bukti
kebenaranmu jika kamu memang benar".
Dalam ayat Al-Baqarah/2:111, Allah menolak klaim orang-orang Yahudi dan Nasrani yang
tidak didasarkan pada dalil atau bukti yang valid.

Dalam QS. Al-Baqarah/2: 111, Allah memberikan petunjuk kepada umat manusia untuk
menunjukkan bukti kebenaran mereka terhadap klaim yang mereka ajukan.

Pengertian budaya akademik secara umum merujuk pada sikap, nilai, norma, dan praktik


yang berkaitan dengan dunia akademik, khususnya di institusi pendidikan tinggi atau
lingkungan ilmiah.

Hal ini menunjukkan pentingnya memiliki dasar yang kuat dan pengetahuan yang benar
sebelum membuat klaim atau pernyataan.

Dengan demikian, budaya akademik dapat menjadi wadah yang menghormati nilai-nilai


keilmuan dan mendorong penemuan pengetahuan yang baru serta pemikiran yang
kritis.

Selain itu, budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam juga mencakup nilai-nilai


kekuatan iman dan kerendahan hati (tawadzu'). Kekuatan iman mengacu pada
kepercayaan yang teguh dan kuat kepada Allah serta prinsip-prinsip agama yang
diajarkan dalam Islam.

Dengan demikian, seorang akademisi Muslim dapat menjadi seseorang yang tidak hanya
memiliki kecerdasan dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki sikap yang rendah
hati, tawadzu', dan senantiasa mengingat bahwa segala pengetahuan berasal dari Allah
Yang Maha Mengetahui.

Secara umum, budaya akademik yang dibangun oleh Islam mengajarkan nilai-nilai


kecerdasan intelektual, kekuatan iman, dan kerendahan hati (tawadzu').

Dengan memadukan ketiganya, seorang akademisi Muslim dapat menjadi teladan yang
baik dalam menjalani kehidupan akademik yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi
umat manusia.

3. Islam merupakan ajaran yang memadukan antara pembiasaan (Budaya) dan keimanan,
selain itu Allah dan Rasulullah mewajibkan muslim melakukan kerja yang seimbang,
menyebutkan dan menjelaskan makna dari ayat Al-Quran yang menggambarkan karakter
budaya kerja yang sesuai dan seimbang dalam kehidupan sehari-hari

1. Ayat Tentang Tanggung Jawab dan Kerja

"Allah tidak mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah nasib mereka
sendiri." (QS Ar-Ra'd, 13:11)
Dalam ayat ini Allah menekankan bahwa bekerja adalah cara untuk suatu kaum
mengubah nasib mereka sendiri. Tanpa adanya usaha maka nasib mereka tak akan
berubah.
2. Ayat Tentang Kualitas Kerja
"Dan katakanlah: Kerjakanlah, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan." (QS At-Tawbah, 9:105)

Dalam bekerja kita tidak boleh melakukannya dengan setengah-setengah karena


akan berpengaruh terhadap apa yang nantinya kita peroleh. Selain itu, usahakan
untuk menganggap bekerja sebagai bentuk pengabdian pada Allah SWT.

Tak hanya mendapat gaji yang besar, dengan menerapkan prinsip ini maka kita sudah
mendapatkan nilai ibadah. Selain itu, hasil yang diperoleh pun akan jadi lebih berkah
dan bermanfaat.

3. Ayat Tentang Keseimbangan Antara Kerja dan Ibadah:


"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'." (QS Al-Baqarah, 2:43)

Sumber :

https://www.dikasihinfo.com/pendidikan/9808909982/terjawab-silahkan-anda-jelaskan-potensi-
pengembangan-teknologi-menurut-qs-al-jaatsiyah-45-13?page=4

https://temanggung.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-2616704959/sebutkan-dan-jelaskan-makna-
dari-ayat-al-quran-yang-menggambarkan-karakter-budaya-kerja-yang-sesuai?page=2

MODUL Modul MKDU4221

Al-Qur'an Surat Al-Jaatsiyah (45): Ayat 13


Al-Maududi, Abul A'la. Tafhim al-Qur'an. Available online: http://www.englishtafsir.com/

Anda mungkin juga menyukai