ISBN : 978-623-495-343-5
Editor : Prof. Dr. Puji Handayati. SE., MM., Ak., CA., CMA,
Prof. Dr. Ery Tri Djatmika Rudijanto Wahju Wardhana, M.A., M.Si.
Desainer sampul : Syafri Imanda
Penata isi : Syafri Imanda
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik sebagian atau
keseluruhan isi buku dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
iv METODE PENELITIAN KUALITATIF :
BASED ON COMPREHENSIVE IN MANAGEMENT
DAFTAR ISI
v
5. Innovative sebagai Wirausaha....................................................... 28
D. Penutup..................................................................................................... 31
Referensi........................................................................................................... 32
EQUIPPING YOURSELF TO DO
QUALITATIVE RESEARCH...................................................... 79
(Menyiapkan Diri Untuk Melakukan Riset Kualitatif).............. 79
Abstrak.............................................................................................................. 79
A. Pendahuluan........................................................................................... 79
B. Pembahasan............................................................................................. 80
1. Penelitian Kualitatif......................................................................... 80
2. Kompetensi dalam Melakukan Penelitian Kualitatif.................. 82
3. Mengelolah Penelitian Berbasis Lapangan................................... 87
C. Simpulan................................................................................................... 88
Referensi........................................................................................................... 88
Abstraksi
64,5% dari total UMKM di Indonesia yang dikelola oleh perempuan. Keterlibatan laki-
laki dalam pengelolaan UMKM memiliki kadar yang beragam. Ketika UMKM dikelola
oleh perempuan, maka yang terjadi adalah sarat akan beban ganda. Dalam konteks
ekonomi keluarga, secara kultural – laki-laki lazim dianggap menjadi “pencari nafkah”
utama. Adapun perempuan adalah anggota keluarga yang secara kultural bekerja dalam
urusan domestik, sehingga ketika seorang perempuan memiliki aktivitas publik ia masih
harus memyelesaikan urusan domestik tersebut. Dengan Metode kualitatif, dan dengan
jenis/pendekatan teori kritis (critical theory), makalah ini akan mencoba menyelidiki
dugaan terjadinya beban ganda tersebut, dan menguraikan bagaimana beban ganda
perempuan dalam mengelola UMKM di Kabupaten Malang. Perspektif studi gender
diusung dalam makalah ini. Studi gender adalah perspektif multidisiplin yang berfokus
pada konstruksi sosio-kultural peran laki-laki dan perempuan dalam masyarakat dan
bagaimana konstruksi tersebut melahirkan kondisi sosial-politik dan ekonomi kedua jenis
kelamin tersebut. Dari analisis kualitatif yang sudah dilakukan, makalah ini menemukan
bahwa : 1) Beban ganda pada perempuan pengelola UMKM di Kabupaten Malang
terjadi dalam intensitas yang beragam; 2) Beban ganda yang terdistribusi dengan baik
antara laki-laki (suami) dengan perempuan (istri) pada perempuan pengelola UMKM
di Kabupaten Malang masih menemui tantangan pada tataran struktur masyarakat, tak
jarang keluarga yang mendistribusikan beban ganda secara adil justru teralienasi dari
masyarakat yang patriarkis, oleh karena dipandang tidak lazim; 3) Beban ganda yang
terdistribusi dengan adil cenderung terjadi ketika laki-laki dan perempuan bekerja secara
penuh waktu pada sektor non-formal; 4) Diperlukan sikap yang cair dan terbuka dalam
hubungan antar anggota keluarga untuk disitribusi beban ganda yang relatif adil.
1
A. Pendahuluan
Dalam sudut pandang makro, UMKM memiliki peran yang sentral
bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Di samping itu, UMKM juga
memiliki andil besar dalam penyerapan tenaga kerja dan distribusi hasil-
hasil pembangunan. UMKM merupakan sebuah bentuk peran masyarakat
dalam pembangunan nasional, utamanya dalam pembangunan
perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis (Sofyan,
2017). Dalam satu dekade terakhir, pertumbuhan UMKM mencapai 4,2%
per tahun. Walhasil, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional mampu
mencapai 50% lebih dalam 3 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa
UMKM merupakan penggerak utama perekonomian masyarakat dan
elemen penting dalam melesatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional
yang sudah terbukti teruji dalam menghadapi situasi apapun termasuk
krisis moneter (Srijani & Kadeni, 2020)
Hal ini juga tidak lepas dari peran perempuan dalam pengelolaan
bisnis UMKM dimana berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2021, ada 64,5% dari total UMKM di Indonesia yang dikelola oleh
perempuan (Novian, 2021). Angka tersebut cukup tinggi, mengingat
persentase tenaga kerja formal menurut jenis kelamin berdasarkan data
BPS tahun 2021; laki-laki 43,39% dan perempuan 36,20%. Dari data
tersebut dapat diasumsikan sebagian besar perempuan yang bekerja
berada pada sektor informal, lebih tepatnya UMKM – yang umumnya
padat karya, namun kurang memperoleh dukungan dan pengakuan dari
pemerintah serta kurang terorganisir dengan baik. Hal ini tidak lepas
dari budaya patriakal yang masih mengakar di masyarakat Indonesia.
Budaya yang didominasi laki-laki ini menempatkan perempuan pada
posisi inferior dan sekunder dalam masyarakat, dan diwariskan secara
turun-temurun, dikaburkan, dan dilindungi dalam institusi dan struktur
tradisional yang terjaga dan disakralkan (Sari et al., 2021). Meski berada
pada sektor informal yang penuh dengan risiko, UMKM yang sebagian
besar dikelola oleh perempuan ini memiliki kontribusi yang besar terhadap
PDB. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa – tidak hanya domain laki-
laki – perempuan memiliki potensi yang besar untuk melakukan berbagai
kegiatan produktif yang menghasilkan dan dapat membantu ekonomi
keluarga, dan lebih luas lagi ekonomi nasional (Indiworo, 2016).
Situasi UMKM yang sebagian besar dikelola oleh perempuan ini
pada akhirnya diperparah oleh pandemi COVID-19. Di Jawa Timur
Penyajian Data
Pengumpulan
Data Reduksi & Penarikan
Deskripsi
Triangulasi Analisis Data Kesimpulan
Wawancara data Interpretasi Data
Observasi
(Beban ganda)
Dari apa yang diungkapkan oleh AT, ia tampak cukup puas dengan
apa yang telah ia kerjakan bersama suami. Namun diperkataannya yang
terakhir, menyiratkan suatu problem lingkungan masyarakat di tempat ia
tinggal. Mengenai hal ini, tidak tertangkap oleh observasi peneliti, namun
AT mengatakan demikian;
“Aku lak yo wes kesel mas. Kalau malem saya disuruh ngumpul sama
ibu-ibu di kampung, lak gak ngewangi bojoku aku. Lha wong-wong iku
yo iso ae, wong bojone pegawai ya, lha saya?. Jadi ya memang saya
jarang sekali bisa kumpul ibu-ibu itu, yo sing dasawisma, yo PKK…lha
PKK itu ada dua, PKK RT sama RW, arisan, belum kalau pas Kartinian
apa Tujuhbelasan, lomba-lomba itu yang ngurusi ya ibu-ibu, bapak-
bapak e sing lomba mas. Ngumpul isuk-isuk ngerumpi, ya gimana saya
wes repot jam segitu. Saya orang warung, nggak bisa kalau belanja di
mlijo, mesti ke pasar. Ibu-ibu paling banter nyepakno kopi karo gorengan
buat konsumsi bapak-bapak kerja bakti. Suamiku Minggu ya buka lho
mas, warung itu nggak bisa libur mas. Opo maneh lek wes Kartinian,
ibu-ibu iku lomba masak nasi goreng, wong jurine yo bojoku. Tetep ae
mas, banyak kegiatan, tapi ibu-ibu e pancet ngono ae, nggak onok sing
iso digawe, gak onok hasile. Lak iyo a mas ya?”
D. Simpulan
Dari informan pertama, kita dapat mengetahui waktu EC untuk mengelola
bisnis tidak lebih dari 4 jam per hari. 4 jam tersebut belum dapat dikatakan
efektif, lantaran 2 jam di malam harinya, aktivitas bisnis ia lakukan
bersamaan dengan aktivitas domestik. EC sendiri juga merasakan
bahwa pertumbuhan bisnisnya selama 3 tahun terakhir tidak mengalami
perkembangan berarti. Hal ini disebabkan oleh karena suami EC yang
bekerja pada sektor formal, yang kerap mensyaratkan aktivitas bekerja
selama 8 jam per hari selama 5-6 hari kerja. Hal ini juga lazim terjadi di
banyak keluarga kelas menengah di Indonesia mengingat persentase tenaga
kerja formal menurut jenis kelamin berdasarkan data BPS tahun 2021; laki-
laki 43,39% dan perempuan 36,20%. Adapun waktu suami EC sepulang
bekerja banyak dipergunakan untuk bersosialisasi dengan tetangga –
yang juga sesama laki – sekadar mengobrol, atau membahas “hobi laki-
laki” seperti memancing, memelihara burung, dan aktivitas rekreatif
“maskulin” yang lain. Pada informan pertama, dijumpai ketidaksetaraan
gender dengan intensitas yang tinggi.
Pada informan kedua, AT, dapat dilihat adanya kesetaraan gender
yang relatif seimbang. Hal ini dapat dilihat dari adanya pembagian kerja
yang tidak didasarkan kepada stereotip gender. Suami AT juga pergi ke
pasar, mencuci dan menjemur pakaian, atau mengantar/mengurus anak,
Referensi
Aminy, A., & Fithriasari, K. (2021). Analisis Dampak COVID-19 bagi
UMKM di Jawa Timur. Seminar Nasional Official Statistics, 2020(1),
15–22. https://doi.org/10.34123/semnasoffstat.v2020i1.646
Amzat, J., & Dantake, H. (2012). Gender Studies. In I. S. Ogundiya & J.
Amzat (Eds.), The Basics of the Social Sciences. Malthouse Press
Limited.
Biroli, A., & Satriyati, E. (2021). Beban Ganda Perempuan Dalam
Mendukung Perekonomian Keluarga di Masa Pandemi Covid-19.
Prosiding Seminar Nasional Penanggulangan Kemiskinan, 71–80.
https://conference.trunojoyo.ac.id/pub/index.php/semnaspk/article/
view/39
Chen, L., Fan, H., & Chu, L. (2020). The Double-Burden Effect: Does
the Combination of Informal Care and Work Cause Adverse Health
Outcomes Among Females in China? Journal of Aging and Health,
32(9), 1222–1232. https://doi.org/10.1177/0898264320910916
Dean, J. (2013). Book Review: What is Qualitative Research? The Sociological
Review, 61(4), 845–847. https://doi.org/10.1111/1467-954X.12088
Hammersley, M. (2013). What is Qualitative Research?
Bloomsbury Academic. https://library.oapen.org/bitstream/
handle/20.500.12657/58723/1/9781849666077.pdf
Indiworo, H. E. (2017). Peran Perempuan dalam Meningkatkan Kinerja
UMKM. Equilibria Pendidikan : Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi,
1(1), 40. https://doi.org/10.26877/ep.v1i1.1806
Abstraksi
Artikel ini untuk mengkonstruksi model perihal Refleksi Pentingnya Passion Dalam
Meningkatkan Kinerja Bisnis Pada Saboten Shokudo. Secara Epistimologi, penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif, paradigma mengkonstruksi teori baru melalui
pengembangan teori-teori yang membumi dengan metode yang digunakan adalah
fenomenologi. Hasil proposisi menunjukkan bahwa sebagai pelaku usaha dalam
berwirausaha harus memiliki passion yang kuat, mampu proaktif, mampu pengambil
resiko (risk taking) dari sudut pandang baik dan buruk, berinovasi secara berkelanjutan
dengan cara penelitian, pengembamgan, rekayasa, dan mengadopsi ide baru.
A. Pendahuluan
Artikel ini, meneliti owner dari bisnis kuliner di Kota Malang bernama
Saboten Shokudo yaitu Siti Hajnia sebagai Ceo dan Owner perusahaan
tersebut. Siti Hajnia merupakan salah seorang pendiri Saboten Shokudo.
Selain sebagai orang yang mendirikan Saboten Shokudo. Beliau juga
menjabat sebagai CEO di Saboten Shokudo. Selama lebih dari 10 tahun
Saboten Shokudo berdiri merupakan Hasil perjuangan Siti Hajnia dan
timnya. Dalam karirnya mendirikan saboten Shokudo, beliau secara aktif
mengelola kedalam dan keluar perusahaan. Ibu Hajnia sendiri berperan
sebagai wajah saboten Shokudo di kota malang. Beliau aktif mengikuti dan
mengisi kelas, seminar, dan talk show di kota malang.
Saboten Shokudo merupakan Pioner resto masakan Jepang di Kota
Malang. Saboten Shokudo pertama kali didirikan pada Agustus 2006
bertempat di Jl. Jakarta Kota Malang, Saboten Shokudo hadir dengan
21
berbagai menu masakan Jepang Modern. Mengusung Konsep Resto
Masakan Jepang dengan cita rasa yang sudah disesuaikan dengan selera
masyarakat Indonesia, menggunakan bahan-bahan yang 100% halal, dan
harga yang terjangkau, Saboten Shokudo berhasil mendapat tempat dihati
masyarakat Kota Malang hingga saat ini.
Nama Saboten Shokudo diambil dari bahasa Jepang. Saboten memiliki
arti Kaktus dan Shokudo berarti rumah makan. Jadi Saboten Shokudo
berarti Rumah Makan dengan konsep Kaktus. Nama Saboten atau Kaktus
sendiri dipilih karena memiliki filosofi yang mendalam, yaitu mengenai
perjuangan untuk bertahan hidup dari segala kondisi yang menerpa
dan kemampuan untuk terus tumbuh tinggi dengan segala keterbatasan.
”Struggle of life” menjadi landasan Saboten Shokudo untuk menjadi tempat
makan yg unik, dapat mempertahankan diri, dan survive disegala situasi.
Saboten juga selalu berkomitmen untuk belajar menjadi lebih baik untuk
mengembangkan usaha di Malang yang mempunyai prospek cerah untuk
merintis usaha kuliner, karena kota Malang mempunyai potensi pasar
yang luas dan minat masyarakatnya yang selalu ingin mencoba hal-hal
yang baru.
Saboten Shokudo mulai didirikan dengan menyewa sebuah rumah
yang pada saat itu berada di Jl. Jakarta no 4, dan mendapatkan respon yang
baik dari masyarakat Kota Malang. Karena minat masyarakat yang tinggi,
pada tahun 2011 Saboten Shokudo pindah kelokasi yang lebih besar dan
representative yaitu di Jl. Raya Dieng 18, Kota Malang. Kemudian pada
tahun yang sama Saboten Shokudo juga membuka cabang pertamanya di
daerah Sawojajar, dan pada tahun 2015 membuka cabang selanjutnya di
Food Court Matos Malang.
Seorang wirausaha adalah orang atau individu yang memiliki
keahlian tertentu (McCormick, 1980). Mengingat wirausaha harus lihai
dalam komukasi, cekatan, tekun, mampu membaca peluang usaha.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha mampu memiliki
kemampuan kreativitas, berinovasi, dan mampu membaca peluang melalui
pengalaman dan ketekunan untuk dapat meningkatkan kinerja bisnis yang
ingin dicapai. Disaamping itu, seorang wirausaha mengharuskan untuk
dapat meningkatkan kinerja bisnisnya. Hal tersebut, berkaitan dengan
kemampuan adaptasi dalam berbagai aspek, seperti lingkungan kerja, soft
skill, dan hard skill. Mengingat kegiatan kewirausahaan tidak lepas dari
adanya peran seorang leader yang mampu menghasilkan suatu produk
B. Metode
Secara ontologi, penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi model
perihal “Refleksi Pentingnya Passion Dalam Meningkatkan Kinerja Bisnis
Pada Saboten Shokudo”. Secara Epistimologi, penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, yakni prosedur penelitian non statistik dan non
matematik yang menghasilkan penjelasan deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan tentang obyek fenomena tertentu yang melibatkan aktor
menurut setting paradigma non positivic (Leksono, 2020:52) meminjam
pengertian dari Strauss & Corbin (1990:19) penelitian kualitatif dapat
digunakan untuk memperoleh wawasan tentang obyek peristiwa yang
masih sedikit diketahui, serta dapat memberikan rincian kompleksitas
pengetahuan tentang fenomena yang dapat terungkap sedemikian susah
payah jika pilihan metodenya ditempuh melalui penelitian kualitatif.
Kemudian, paradigma yang digunakan adalah konstruktivism. Paradigma
C. Pembahasan
1. Gambaran Umum Saboten Shokudo
Visi dari Saboten Shokudo adalah “Menjadi rumah makan Jepang
modern yang unggul dalam pelayanan,terkemuka dan Mengglobal”.
Misi Saboten Shokudo yang padaumumnya merupakan penjabaran
dari perwujudan kepentingan stakeholders, yaitu ”Menjadikan Saboten
Shokudo sebagai media pembelajaran bagi semua pihak yang terlibat
di dalamnya untuk menjadi lebih maju dan mandiri, serta memberikan
pilihan baru di bidang kuliner Kota Malang dengan memberikan warna
berbeda berupa rumah makan bernuansa budaya Jepang, dengan cita
rasa tinggi, harga terjangkau dan mampu menjadi icon Kota Malang di
bidang kuliner”.
Bisnis berkaitan
dengan hobi
Passion
cinta terhadap
bisnis
Keputusan yang
beresiko
Risk Taking
Penggunaan
Sumberdaya
Orientasi
Kewirausahaan
Mengantisipasi
masalah
Proaktive
Pengusaha
Mempengaruhi
lingkungan
Penelitian
Pengembangan
Innovative
Rekayasa
Mengadopsi ide
Referensi
Abbas, D. (2018). Pengaruh modal usaha, orientasi pasar, dan orientasi
kewirausahaan terhadap kinerja ukm kota makassar. Jurnal Minds:
Manajemen Ide Dan Inspirasi, 5(1), 95-112.
Antoncic, J. A., Antoncic, B., Gantar, M., Hisrich, R. D., Marks, L. J.,
Bachkirov, A. A.,... & Kakkonen, M. L. (2018). Risk-taking propensity
and entrepreneurship: The role of power distance. Journal of
Enterprising Culture, 26(01), 1-26.
Clapham, R. (1991). Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara.
Jakarta: Penerjemah Masri Maris. Lembaga Penelitian, Pendidikan,
dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.
Denzin, N. K., dan Yvonna S. Lincoln. (2018). Handbook of Qualitative
Research. 5th Edition.London: Sage.
Djawahir, A. H. (2008). Pengaruh Kemampuan Individu Manajer
Dan Peranan Pemerintah Terhadap Kemampuan Manajerial Dan
Kemampuan Perusahaan Serta Kinerja Usaha Pada Usaha Kecil Mebel
Di Jawa Timur. Disertasi. Surabaya: Program Pascasarjana. Universitas
Airlangga.
Drucker, P. (2014). Innovation and entrepreneurship. Routledge.
Emzir. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Rajawali
Press.
Feranita, N. V., & Setiawan, H. A. (2019). Peran Keunggulan Bersaing Dalam
Memediasi Dampak Orientasi Pasar Dan Orientasi Kewirausahaan
Terhadap Kinerja UMKM. Majalah Ilmiah Dian Ilmu, 18(1), 54-70.
Ferreira, J. J., Fernandes, C. I., Kraus, S., & McDowell, W. C. (2021).
Moderating influences on the entrepreneurial orientation:
Business performance relationship in SMEs. The International
Journal of Entrepreneurship and Innovation, 146575032110181.
doi:10.1177/14657503211018109
Abstraksi
Peneliti menggunakan desain baik itu implisit ataupun eksplisit untuk meningkatkan
validitas penelitian dan untuk memastikan keabsahan data yang akan dikumpulkan.
Penelitian kualitatif tidak memiliki kategori desain yang tetap, sehingga book chapter ini
menjelaskan delapan prosedur berbeda yang dapat dipertimbangkan dalam merancang
penelitian kualitatif. Delapan prosedur ini adalah pilihan yang mana peneliti bebas dan
tidak berkewajiban untuk mengadopsi prosedur desain yang paling cocok untuk studi
mereka.
Kata Kunci : Kualitatif, Desain Penelitian Kualitatif
A. Pendahuluan
Peneliti menggunakan desain baik itu implisit ataupun eksplisit untuk
meningkatkan validitas penelitian dan untuk memastikan keabsahan data
yang akan dikumpulkan. Penelitian kualitatif tidak memiliki kategori
desain yang tetap, sehingga book chapter ini menjelaskan delapan prosedur
berbeda yang dapat dipertimbangkan dalam merancang penelitian
kualitatif. Delapan prosedur ini adalah pilihan yang mana peneliti bebas
dan tidak berkewajiban untuk mengadopsi prosedur desain yang paling
cocok untuk studi mereka.
B. Pembahasan
1. Pilihan 1 : Memulai Desain Penelitian di Awal Studi (atau tidak)
Studi kualitatif tidak semuanya diawali dengan memiliki sebuah
desain penelitian. Untuk penelitian seperti itu, maka desain akan
berfungsi sebagai fitur penelitian retrospektif. Peneliti kualitatif belum
35
menghasilkan kesepakatan bersama yang jelas tentang pembuatan
desain penelitian sebelum pengumpulan data dimulai. Apakah akan
memulai desain sebelumnya (atau tidak), atau memberikan perhatian
awal pada beberapa fitur desain. Pengalaman peneliti, norma yang
diikuti, dan norma di tempat penelitian akan menentukan sejauh
mana desain penelitian sebelumnya dapat dikembangkan. Memulai
desain dari awal atau tidak, bagian dari desain dapat ditempatkan saat
studi berlangsung dan desain ini juga dapat ditinjau kembali lebih dari
satu kali selama studi berlangsung.
C. Penutup
Book chapter ini menjelaskan delapan prosedur berbeda yang dapat
dipertimbangkan dalam merancang penelitian kualitatif. Delapan prosedur
ini adalah pilihan yang mana peneliti bebas dan tidak berkewajiban untuk
mengadopsi prosedur desain yang paling cocok untuk studi mereka. Ke-
delapan pilihan tersebut adalah:
Referensi
Azeez, S. (2020). A Critical Review of Impact of Job Enrichment and
Employee Performance, Motivation and Productivity. International
Journal of Scientific Research and Engineering Development, 3(3),
1403–1411.
Bambang Sunarto, 2020, retrieved from https://sipadu.isi-ska.ac.id/sidos/
rpp/20201/rpp_108920.pdf
Comninel, G. (2010). Emancipation in Marx’s Early Work. Socialism and
Democracy, 24(3), 60–78. https://doi.org/10.1080/08854300.2010.513
612
David Nicol & Suzanne McCallum (2022) Making internal feedback
explicit: exploiting the multiple comparisons that occur during peer
review, Assessment & Evaluation in Higher Education, 47:3, 424-443,
DOI: 10.1080/02602938.2021.1924620
Derksen, M. (2014). Turning Men into Machines? Scientific Management,
Industrial Psychology, and the “Human Factor.” Journal of the History
of the Behavioral Sciences, 50(2), 148–165. https://doi.org/10.1002/
jhbs.21650
Gaur, Ajai & Kumar, Mukesh. (2017). A systematic approach to conducting
review studies: An assessment of content analysis in 25 years of IB
research. Journal of World Business. 53. 10.1016/j.jwb.2017.11.003.
Abstraksi
Berkembangnya teknologi informasi mengubah lanskap dunia pemasaran dalam
beberapa tahun terakhir. Pemasaran yang awalnya bersifat tradisional dan konvensional,
kini sudah sangat berkembang ke ranah digital. Salah satu contoh penggunaan media
sosial instagram sebagai media pemasaran digital yang digunakan oleh PT. Farfasa Nurul
Qolbi dalam memasarkan produk umrahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
optimalisasi penggunaan media sosial instagram dalam pemasaran digital produk umrah
pada PT. Farfasa Nurul Qolbi, serta bagaimana bentuk pengelolaan sistem pemasaran
menggunakan media sosial instagram, dan juga mengetahui apasaja kendala penggunaan
media sosial instagram sebagai media pemasaran digital. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa
ungkapan lisan dan tulisan dari subjek yang diteliti. Dalam hal ini peneliti melakukan
wawanvcara dengan pihak yang bersangkutan terutama pada bidang pemasaran produk
umrah PT. Farfasa Nurul Qolbi
Kata Kunci : Media Sosial, pemasaran digital.
A. Pendahuluan
Menurut data hasil survei Asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia
(APJII) jumlah pengguna internet di indonesia semakin luas dan
mencakup berbagai kalangan, hasil survei pada tahun 2018 pengguna
internet mencapai 171,17 juta jiwa dari total populasi penduduk indonesia
sebesar 264,16 juta jiwa. Dan kemudian meningkat sebanyak 196,71 juta
45
jiwa pada tahun 2019 dengan presentase kenaikan 8,9 % dalam kurun
waktu satu tahun
Seiring berkembang nya teknologi pada saat ini, banyak para pemilik
usaha menggunakan peluang untuk memasarkan produk mereka melalui
media sosial. Konsep perdaganan baru melalui jaringan internet disebut
juga sebagai e-marketing dimana dengan konsep yang baru ini proses
pemasaran dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat, bahkan para
pemilik usaha sendiri bisa menjangkau lingkup pasar hingga keseluruh
daerah. Pemasaran melalui jaringan internet juga disebut sebagai digital
marketing, namun pada dasarnya pengelolaan media sosial sendiri
yang terpenting adalah mengatur bagaimana perencanaan, aktivasi dan
pengawasan media sosial tersebut secara optimal.
Melihat semakin berkembangnya teknologi saat ini, sehingga
memudahkan PT. Farfasa Nurul Qolbi dalam membagikan informasi
seputar produk jasa untuk menjembatani cita-cita umat muslim untuk
berkunjung ke Tanah suci Makkah, perusahaan ini menggunakan berbagai
macam cara untuk memasarkan produk yang dimiliki nya salah satu nya
adalah media sosial Instagram. Namun penggunaan media sosial sebagai
salah satu sarana pemasaran digital harus optimal baik dari isi pesan
dan produk yang dipasarkan. Mengutip pendapat dari Winardi dalam
bukunya, optimalisasi adalah tolak ukur yang menyebabkan tercapainya
suatu tujuan (Winardi, 1995).
PT. Farfasa Nurul Qolbi Sendiri berdiri sekitar tahun 2011, hingga
saat ini biro perjalanan ibadah ini sudah memberangkatkan sekitar 300
orang setiap tahunnya. Awal berdirinya perusahaan ini yaitu daluhu
pendiri perusahaan ini adalah seorang pembimbing jamaah atau bisa
disebut dengan muthowwif di arab saudi sembari menjadi karyawan hotel
di madinah kala itu. Pendiri dari biro perjalanan ibadah Umroh dan Haji
yaitu Bapak H. Muhammad Syukron Dalil dengan istri nya Ibu Hj. Peny
Suprapti.
Dalam penulisan artikel ini ini artikel disusun dengan menggunakan
deskriptif kualitatif yakni riset lapangan. Riset lapangan dilakukan dengan
metode langsung mengunjungi kantor pusat PT. Farfasa Nurul Qolbi, dan
juga menggunakan data pendukung seperti hasil riset terdahulu, jurnal,
dan buku. Proses ini mengaitkan pertanyaan kepada informan kemudian
data diolah oleh penulis sehingga menghasilkan jawaban dan kesimpulan.
B. Pembahasan
1. Pengertian Optimalisasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Optimal memiliki
arti terbaik, tertinggi dan paling tinggi. Sedangkan Optimalisasi
yaitu upaya pengoptimalan yang mana memiliki arti proses, cara
dan tindakan yang paling efektif. 21 Optimalisasi adalah proses
mencari solusi terbaik, bukan selalu keuntungan tinggi yang bisa
didapatkan jika tujuan dari pengoptimalan adalah memaksimalkan
keuntungan, atau tidak selalu biaya terendah yang bisa ditekan jika
pengoptimalan adalah meminimalkan pengeluaran.22 Maka dari itu
optimalisasi juga bisa dikatakan sebagai metode atau langkah-langkah
untuk mengoptimlkan, memanfaatkan fungsi dari sarana tersebut
sebaik mungkin. Dalam penelitian ini yang dimaksud optimalisasi
yaitu upaya, atau langkah yang digunakan untuk mengoptimalkan
2. Media Sosial
Disebutkan dalam jurnal yang ditulis oleh La Moriansyah bahwa media
sosial adalah sekelompok aplikasi berbasis internet, yang menggunakan
ideologi dan teknologi Web 2.0 yang mana memungkinkanpengguna
untuk bertukar informasi dengan pengguna lainnya.
Beberapa media sosial yang sangat digemari oleh masyarakat
indonesia yaitu : Instagram, Twitter, Facebook, Youtube, dan juga
Whatsapp. Media sosial sendiri adalah salah bentuk pemasaran
elektronik yang memudahkan komunikasi, dan juga menarik
konsumen dengan adanya gambar dan beberapa spesifikasi dan
keunggulan suatu produk untuk meningkatkan penjualan.24 Media
Sosial sendiri memiliki beberapa karakteristik diantaranya :
a. Jangkauan: kemampuan jangkauan media sosial mulai dari skala
kecil hingga skala global.
b. Aksesibilitas: media sosial atau jejaring sosial lebih mudah diakses
oleh siapapun dimanapun dan kapanpun, dengan biaya yang
terjangkau.
c. Penggunaan: media sosial lebih mudah digunakan oleh siapapun,
karena untuk menggunakan media sosial tidak diperlukan
keterampilan khusus.
d. Aktualitas: media sosial bisa menarik perhatian masyarakat
dengan cepat. Bahkan media sosial sendiri memiliki beberapa
jenis yang berbeda beda, dalam buku yang ditulis oleh Nasrullah
ada 6 kategori besar media sosial.
C. Penutup
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Farfasa Nurul
Qolbi mengenai optimalisasi fungsi media sosial instagram dalam
pemasaran produk umrah maka dapat disimpulkan bahwa:
Referensi
Agustina, Shinta, Manajemen Pemasaran (Malang: Universitas Brawijaya,
Press, 2011)
Aida, Nur Rohmi, ‘Mengenal Apa Itu Instagram Reels, Fitur Bari Yang
DisebutSebut Mirip TikTok’ (Kompas.com) https://www.kompas.
com/tren/read/2021/06/24/073100065/mengenal-apaitu-instagram-
reels-fitur-baru-yang-disebut-sebut-mirip-tiktok?page=all.
Antonio, Muhammad Syafi’i, Buku Cerdas Haji &Umrah Mabrur Itu
Mudah &Indah (Jakarta: Tazkia Publishing, 2015)
Abstrak
Sebagian besar mahasiswa STAB Kertarajasa menunjukkan tingkat motivasi
dan kepercayaan diri yang dibutuhkan, namun mereka masih berusaha untuk
meningkatkannya. Sejarah geografis, sosial, ekonomi, dan budaya mereka membuat
mereka kurang dapat beradaptasi dengan orang-orang dari asal sosial ekonomi,
regional, dan budaya yang berbeda. Oleh karena itu, pendidikan komunikasi publik
sangat penting untuk mengembangkan kepercayaan diri masyarakat serta untuk
menyebarkan atau mempromosikan agama Buddha. Berbicara di depan umum, juga
dikenal sebagai komunikasi publik, adalah gaya berbicara kepada orang banyak dengan
maksud menginformasikan dan mempengaruhi masyarakat umum. Menemukan contoh
pengumuman publik dan mengimplementasikan instruksi public speaking di Samanera
dan Atthasilani di Padepokan Dhammadipa Arama Batu merupakan tujuan dari
penelitian ini. Penilaian efek adalah tujuan kedua.
Kata kunci: Public speaking training, Samanera, Atthasilani.Buddhis, Pembicara publik
A. Pendahuluan
Mahasiswa STAB Kertarajasa seringkali memiliki jati diri yang diinginkan.
Jika setiap orang dalam masyarakat memiliki kesempatan yang sama
untuk berkembang, termasuk mengembangkan agama sesuai dengan
ketentuan konstitusi yang menghormati kebebasan beragama, maka
keadilan sosial dapat tercapai. Pembabaran Dhamma, atau memberikan
ceramah untuk menjelaskan ajaran Buddha, merupakan salah satu strategi
untuk mengembangkan agama Buddha. Khotbah Dhamma dipuja karena
menyebarluaskan nasihat bijak Sang Buddha. Sehubungan dengan hal
57
tersebut, berikut adalah pemaparan syair 354 (dalam Jayamedho 2012)
dari Tanha Vagga dari Dhammapada:
“Karunia Dhamma (ajaran) mengungguli semua hadiah; rasa Dhamma
mengungguli semua selera; kegembiraan dalam Dhamma unggul dari
semua kesenangan. Pemberantasan Nafsu keinginan, yaitu, pencapaian
arahat (makhluk suci tertinggi) mengalahkan semua penyakit batin
(samsara dukkha).
B. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian
dilakukan di Padepokan Dhammadipa Arama Batu-Jawa Timur yang
terletak di Jl. Ir. Soekarno No. 311, Batu Malang 65322. Populasi penelitian
adalah para Dharmaduta muda (Samanera dan Atthasilani). Lokasi ini
dipilih, arena Padepokan Dhammadipa Arama merupakan satu-satunya
vihara di Indonesia dengan lebih dari 100 samanera. Selain itu, vihara ini
merupakan salah satu vihara yang membesarkan generasi muda Buddhis
yang mengabdikan hidupnya untuk memajukan pengajaran Buddhis di
masyarakat.
Sumber informasi primer antara lain pimpinan Padepokan
Dhammadipa Arama-Batu, para Samanera, Atthasilani, Presidium IPSA
Pusat, Penyuluh Buddhis Kemenag RI, Kota Batu, dan umat Buddha di
Jawa Timur yang dianggap memiliki pengetahuan tentang Pelatihan Public
Speaking Samanera dan Atthasilani.
Selain dilakukan tanya jawab terstruktur melalui wawancara, observasi
juga dilakukan untuk mengamati disiplin diri Samanera dan Atthasilani dalam
berdakwah saat mengikuti perkuliahan. Peneliti mendokumentasikan setiap
sesi pelatihan public speaking dengan mengambil foto pada saat pelatihan
maupun di acara-acara yang diadakan di tempat lain, seperti fasilitas Suster-
suster Katolik Malang, ataupun ceramah di Vihara-vihara pada tahun 2018
dan 2019. Materi pelatihan public speaking oleh masing-masing instruktur,
ide pembuatan pelatihan public speaking, dan penilaian (presentasi kepada
peserta diberikan dengan durasi waktu dari 7-8 menit) semuanya termasuk
dalam foto kegiatan. kemudian berikan setiap peserta catatan pribadi atau
evaluasi dari tutor. Selama ujian akhir dan ketika sertifikat untuk instruksi
berbicara di depan umum diberikan, dokumentasi berlanjut.
Referensi
Agusta, L. 2013. “Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan CV Haragon Surabaya”. Agora, 1(3).
Aisyah, Siti. 2018. “Public Speaking dan Konstribusinya Terhadap
Kompetensi Dai”.
Jurnal Ilmu Dakwah, 37(2)..
Chuang, R., & Chen, G. M. 2003. Buddhist Perspectives and Human
Communication. Jayamedho (Ed.). (2012). Pedoman Khotbah Agama
Buddha Theravada. Batu:
Padepokan Dhammadipa Arama.
Latifah, Ary Budiyanto, dan Metta Puspita. 2016. Tantangan Global dan
Tanggung Jawab Keadilan Sosial. Jakarta: The Indonesia Social Justice
Network (ISJN).
Mangkuprawira, T B Sjafri. 2004. Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Muslimin, Khorul, Maswan, dan Laila, Aida Farichatul. 2013. Mengatasi
Cemas dalam Berkomunikasi di Depan Publik. Yogyakarta: Lingkar
Media.
James C. McCroskey & Michael J. Beatty. 1984. Communication
Apprehension and Accumulated Communication State Anxiety
Experiences: A research note, Communication Monographs, 51:1,
79-84, DOI: 10.1080/03637758409390185
Nugrahani, D., Kustantinah, I., & Larasati, I. K. I. P. 2012. “Peningkatan
Kemampuan Public Speaking melalui Metode Pelatihan Anggota
Forum Komunikasi Remaja Islam”. E-Dimas: Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat, 3(1).
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja
Karya.
Abstraksi
Penelitian kualitatif ialah suatu pendekatan ketika melaksanakan penelitian yang
berorientasi yang berkaitan dengan fenomena atau gejala yang bersifat alami. Penelitian
kualitatif mempunyai sifat mendasar dan naturalistis atau yang bersifat kealamian.
Penelitian kualitatif tidak bisa dilaksanakan di laboratorium, melainkan di lakukan di
lapangan. sehingga, penelitian semacam ini biasa disebut dengan naturalistic inquiry,
atau field study. Memulai studi pada suatu riset penelitian dewasa ini menjadi hal yang
menakutkan. Terlepas dari stereotype bahwa penelitian merupakan kegiatan yang rumit
dan menyusahkan. Banyak orang menjadi frustasi dan berputus asa karena mereka tidak
memahami tentang apa yang harus dipelajari atau bagaimana berpikir untuk melakukan
berbagai tahapan dalam sebuah penelitian. Akhirnya, mereka tidak tahu data apa yang
relevan, apalagi bagaimana analisis dan interpretasi harus dilanjutkan. Oleh karena itu
bagaimana mengatasi masalah start-up ini adalah tujuan dari pembahasan.
Kata Kunci : Kualitatif, Riset, Tantangan, Fenomena, Paradigma.
A. Pendahuluan
Tantangan yang dihadapi oleh kebanyakan calon peneliti sejatinya adalah
relevansi data yang menjadi objek percobaan. Kurikulum mungkin hanya
memberi instrumen untuk melakukan penelitian dengan peninjauan
literatur atau sumber data yang sudah pernah dikaji oleh peneliti lain
sebelumnya. Disamping itu, peneliti dituntut untuk menyajikan data yang
relevan dengan fakta lapangan terbaru. Nyatanya, data yang digunakan
sebagai referensi merupakan data lawas yang kurang relevan. Peristiwa
dan fakta yang ada pun banyak yang bertolakbelakang dengan yang
realita saat ini. Disamping mengumpulkan data secara kualitatif, anda
perlu mengumpulkan data sendiri untuk menemukan topik studi yang
73
diinginkan. Meskipun pada praktiknya tidak banyak menghasilkan
informasi yang berguna. Dengan begitu, anda dapat menemukan relevansi
belajar yang aktual dengan fakta lapangan yang terjadi saat ini.
Metode penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam
rangka untuk mengeksplorasi, mendeskripsikan, serta memahami pada
tataran makna yang menurut sejumlah individu atau sekelompok orang
yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses
pada penelitian kualitatif pada dasarnya melibatkan upaya yang penting,
diantaranya mengajukan beberapa pertanyaan dan beberapa prosedur,
mendapatkan data yang spesifik dari informan, melakukan analisis data
secara induktif yang dimulai dari tema-tema yang bersifat khusus ke
tema-tema yang bersifat umum, dilanjutkan dengan menafsirkan akan
makna dari data tersebut. Diskusi/pembahasan pada penelitian kualitatif
mempunyai struktur atau kerangka yang bersifat fleksibel. Peneliti yang
melakukan penelitian ini sebaiknya menerapkan cara pandang yang
bergaya induktif, serta berfokus pada makna individual, dan mampu
menerjemahkan dari kompleksitas suatu permasalahan (Creswell, 2013 :
4).
Pada dasarnya untuk penelitian kualitatif memungkinkan akan
terjadinya tiga kemungkinan terhadap permasalahan yang dibawa
oleh peneliti dalam penelitian yang dilakukan. Pertama, masalah yang
diangkat oleh peneliti bersifat tetap, sehingga proes awal sampai dengan
akhir penelitian adalah sama. Kedua, masalah yang dibawa oleh peneliti
setelah memasuki ranah penelitian menjadi berkambang yaitu peneliti
bisa memperdalam atau memperluas masalah yang telah disiapkan. Ketiga
masalah yang diangkat oleh peneliti setelah masuk ke proses di lapangan
berubah total sehingga harus mengganti permasalahan. Wolcott (1992)
mengidentifikasi 3 sikap dan pandangan yang mendasari peneleitian
kualitatif antara lain : pertama berbasis teori (theory driven), kedua,
berbasis konsep (concept driven), ketiga berbasis berbasis pada reformasi
atau persoalan.
B. Pembahasan
1. Orisinalitas dalam Melakukan Kajian Kualitatif
Terlepas dari segala tantangan yang dihadapi, calon peneliti semestinya
mampu menghargai karya orang lain. Artinya, kajian atau riset
Referensi
Abdussamad. Zuchri. 2021. Metode Penelitian Kualitatif. Penerbit syakir
Media Press : Makassar
Creswell, John W.2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih Di
Antara Lima Pendekatan Edisi 3. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Sugiyono.2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Penerbit Alfabeta: Bandung
Wolcott. 1992. Posturing in Qualitative inquiry dalam M.D LeCompte,
W.L Millroy, & J Preissle (Ed). The Handbook of Qualitative Research
in Education. New York: Academic Press (Hal 3-52).
Yin, Robert K. Qualitative Research from Start to Finish. THE GUILFORD
PRESS New York London.
Abstrak
Penelitian didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis
dan logis untuk mencapai tujuan tertentu yaitu mendapatkan data dan fakta secara
obyektif. Dalam melakukan analisis data harus digunakan metode ilmiah, seperti dalam
penelitian kuantitatif, kualitatif, eksperimental maupun non-eksperimental, tujuan dari
interaktif atau non-interaktif dari tujuan dan hasil penelitian ingin tahu sehingga dapat
mempengaruhi paradigma dalam berfikir. Dalam melakukan penelitian ada beberapa
kompetensi yang harus dimiliki dan dipersiapkan oleh peneliti khususnya dalam penelitian
kualitatif, karena dalam penelitian kualitatif peneliti secara langsung berfungsi sebagai
instrument atau subjek penelitian. Ada 6 kompetensi yang harus kuasai oleh peneliti
dalam melakukan kegaiatan penelitian kualitatif, 6 kompetensi tersebut akan dibahas
dalam book chapter ini.
Kata Kunci: Persiapan Diri, Riset Kualitatif.
A. Pendahuluan
Pada umumnya dalam riset menggunakan pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif.pPendekatan kuantitatif, dalam penelitian
kuantitatif data yang digunakan merupakan data awal atau mentah
biasanya berupa angka-angka yang kemudian dianalisis menggunakan
statistik untuk mendapatkan kesimpulan. Secara umum instrumen yang
digunakan berbentuk kuisiener dalam proses pengumpulannya, sebaliknya
penelitian kualitatif pendekatan yang digunakan dengan menekankan
aspek kualitas dari entitas yang diteliti.
79
Dasar pemikiran dalam penelitian kualitatif yaitu indukstif yakni
dari umum ke khusus, dengan pengamatan obyektif partisipatif terhadap
fenomena yang terjadi di masyarakat (Aminudin, 1998). Secara umum
metodologi penelitian kualitatif dapat di artikan sebagai data dari kata
yang tertulis, lisan maupun prilaku yang dapat di amati secara umum atau
holistic dan berbentuk data deskriptif. Oleh sebab itu dalam melakukan
penelitian kualitatif diperlukan kompetensi pribadi tertentu, termasuk
kemampuan mengelola berbasis lapangan penelitian, akan menjadi penting
untuk melakukan penelitian kualitatif dengan baik. Pada pembahasan ini
akan mengulas beberapa kompetensi penting yang harus dimiliki oleh
peneliti dengan pendekatan kualitatif.
B. Pembahasan
1. Penelitian Kualitatif
Penelitian atau riset dapat diartikan sebagai kegiatan menemukan
kebenaran dengan cara melakukan pengumpulan informasi, fakta
dan data untuk pengembangan science. Kerlinger menyatakan
“Scientific research is the systematic, systematic, empirical, and critical
investigation of hypothetical assertions about connections between
natural phenomena.” (Morse, 1994). Sedangkan Bogdan, Robert
(2012) memberikan pendapat bahwa “Research may be defined as the
systematic and objective analysis and recording of controlled observations
that may lead to the sibly ultimate control of events.” Kerlinger dan Best
(1973) sependapat bahwa penelitian kualitatif merupakan proses
analisisis yang sistematis dalam memberikan solusi atau jawaban
terkait dengan pertanyaan yang dihadapi. Jadi sederhananya bahwa
penelitian ini bias dikatakan penelitian ilmiah.
Kerangka penelitian adalah rencana kerja yang sistematis dalam
mengawali proses penelitian. Setiap kerangka penelitian memiliki
pola dan karakteristik masing-masing sesuai dengan disiplin ilmu
yang dimilikinya, namun pada prinsipnya memiliki kesamaan.
(Saparingga, 2000). Jadi secara konsep dan prosedur pelaksanaan
dalam mendapatkan sebuah informasi maupun data guna menjawab
sebuah pertanyaan yang diteliti merupakan bagian dari rancangan
penelitian. Sehingga sebelum melaksanakan penting bagi peneliti
untuk membuat rencana yang baik dan sistematis agar dalam proses
Referensi
Aminuddin, (1998), “Mengenal Keragaman Paradigma Dan Strategi
Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bahasa Dan Sastra”. Jurnal bahasa
dan seni, Tahun 26, 1 Februari 1998. Malang:FPBS HIP Malang.
Arikunto, Suharmi. (2002). “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Bandung”: Gramedia Pustaka.
Bogdan, C Robert & Tailors K. B. (1992), “Qualitative Research for
Education: An Introduction Theory and Methods, Allyn and Bacon Inc,
Boston.
Ferdinand, Augusty. (2014). “Metode Penelitian Manajemen. Pedoman
Peneltian untuk Penulisan Skripsi Tesis dan Desertasi Ilmu Manajemen”.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Pratiwi, Atmojo, D. (2016) ”Peningkatan Keamanan Data dengan Metode
Cropping Selection Pseudorandom” Jurnal TIMCOM Vol 4 No. 3
Perbanas Jakarta
Kerlinger, F.N. (1973). “Foundation of Rehavioral Research”. New York:
Holt, Rinehart and Winston, Inc
Moleong Lexy J. (2012) ”Metode Penelitian Kualitatif ” (Edisi Revisi).
Bandung: Rosdakarya.
Morse, Janice M, Ed, (1994). “Critical Issues Ini Qualitative Research
Methods, (London-New Delhi:Sage Publication,.
Abstraksi
Pelatihan kewirausahaan merupakan sebuah kebutuhan dalam pengembangan sektor
usaha yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja bisnis. Grounded Business Coaching
(GBC) merupakan salah satu pelatihan kewirausahaan pada komunitas kewirausahaan
eminet (Empowering Indonesia Networking). Visi komunitas kewirausahaan eminet
adalah Indonesia berdaya melalui entrepreneurship dan leadership empowerment.
Fokus penelitian ini adalah bagaimana peningkatan kinerja bisnis melalui pelatihan
kewirausahaan grounded business coaching pada komunitas kewirausahaan eminet.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pelaksanaan pelatihan kewirausahaan
grounded business coaching dan dampak dari pelatihan tersebut terhadap peningkatan
kinerja bisnis. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
studi multi kasus. Penelitian ini dilakukan di beberapa lokasi yaitu (1) Pelatihan
Grounded Business Coaching (GBC); (2) Dea Bakery Malang; (3) Travel Q Trans Jawa
Tengah; dan (4) Bakso Bakar SS Malang. Prosedur pengumpulan data melalui wawancara
mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini
menggunakan model interaktif Miles and Huberman.
Kata Kunci : kinerja bisnis, grounded business coaching, komunitas kewirausahaan
A. Pendahuluan
Sejak diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN
Economic Community (AEC) sejak tahun 2015 lalu, negara-negara ASEAN
mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terdidik dari
dan ke masing-masing negara. Hal ini telah terbukti dengan peningkatan
jumlah masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia. Sebagaimana yang
91
diberitakan CNN Indonesia pada Rabu, 7 Maret 2018, Kementerian
Tenaga Kerja mencatat tenaga kerja asing (TKA) mencapai 126.000 orang
atau meningkat 69,85% dibanding akhir 2016. Mayoritas pekerja tersebut
berasal dari China, Jepang, Amerika Serikat dan Singapura (Gumelar,
2018). Hal senada diberitakan oleh detik.com mengenai impor daging
ayam dari Brasil. Dalam rapat Koordinasi Perekonomian di Kementerian
pada, Rabu 7 Agustus 2019 yang lalu. Menteri Perdagangan Enggartiasto
Lukita mengatakan bahwa Indonesia akan dianggap melanggar ketetapan
World Trade Organization (WTO) bila melarang impor daging dari Brasil
(Al Hikam, 2019).
Dampak perubahan yang dirasakan secara global maupun domestik
ini menuntut pelaku usaha untuk mampu membuat keputusan-keputusan
strategik, keputusan operasional dan pelaksanaan operasional yang tepat di
dalam situasi pengaruh eksternal yang dominan. Guru Besar bidang Ilmu
Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengungkapkan
bahwa sulitnya pengusaha berkembang karena lambat beradaptasi dengan
perubahan zaman dan berfikir semua hal berlangsung biasa saja. Bisnis
tumbuh dan disangka akan terus bertumbuh, saat terjadi penurunan
kinerja maka ujung-ujungnya hanya menyalahkan bagian penjualan,
kebijakan pemerintah dan pasar.
Seorang entrepreneur merupakan pelaku perubahan (Change agent)
yang mentransformasi sumber-sumber daya menjadi barang dan jasa yang
bermanfaat, (Winardi 2003). Seseorang yang bersedia menerima resiko
yang menyebabkan timbulnya peluang-peluang bisnis baru, kreatif serta
berorientasi pada pertumbuhan (Schermerhorn, 1999). Menciptakan laba
(Zimmerer, 2002). Menciptakan kekayaan inkremental (Ronstadt, 1984).
Lingkungan bisnis yang dinamis, menyebabkan pengusaha menghadapi
keharusan menyesuaikan dan memperbaharui diri, agar mencapai
keberhasilan dengan berlangsungnya waktu. Pelatihan kewirausahaan,
sebagai salah satu cara bagi pengusaha untuk meningkatkan keterampilan
dan menambah pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang ditekuni.
Dengan demikian maka, dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui
perubahan kognitif dan perilaku yang dihasilkan dari pelatihan (Dermol,
2013).
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pelaku usaha sering
mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha, sehingga perlu selalu
memperbaharui pengetahuan dan keterampilan dan memperluas jaringan.
B. Metode
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain (Moleong, 2008). Dalam
penelitian ini menggunakan jenis penelitian berupa studi kasus dengan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Studi kasus merupakan strategi
penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat
suatu program, peristiwa, proses, atau sekelompok individu (Creswell,
2014). Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti
mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan prosedur
pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (Sugiyono,
2007). Bertumpu dari pemahaman tersebut diatas, peneliti berusaha
mendetesiskan secara alamiah mengenai peningkatan kinerja bisnis
melalui pelatihan kewirausahaan Grounded Business Coaching pada
komunitas kewirausahaan EMINET. Data dari penelitian ini merupakan
data deskriptif berupa kata-kata maupun gambar yang ada dilapangan
didapatkan secara langsung oleh peneliti.
Semua bisnis yang dibuat harus dirancang agar suatu hari bisa
bertumbuh menjadi besar dan bekerja secara sistematis, owner
harus paham mendalam tentang dirinya, potensi, organisasi dan
lingkungannya agar siap beroperasi diskala besar. (O/II/001/CF)
Dulu saya gak urus Bakso ini karena receh ya, tapi setelah mindset
saya tentang bisnis berubah, saya mulai serius memberi perhatian,
saya pangkas cost yang bisa saya pangkas, saya benahi manaje-
men, alhamdulillah kenaikan omzet hampir 400%. (W/II/004/
PB3)
Dulu ada saja produk lain yang dimasukkan etalase oleh penge-
lola, saya gak suka itu. Maka mjulai tahun 2016 itu saya buat
dapur di beberapa outlet yang melayani outlet satelit disekitarnya.
Insyaallah tahun ini kami akan bangun pabrik untuk menjaga
kualitas produk Dea. (W/II/005/PB1)
Hal yang sama dilakukan oleh Bakso Bakar SS, sentral pembuatan
penthol bakso diurus oleh devisi tersendiri.
Kalau saya sih lebih kepelayanan ya, biro umrah ini jamaahnya
asal diberi penerbangan menggunakan maskapai yang terbaik,
hotel dekat, makan cocok dilidah dan pembimbing yang mumpuni
meski sedikit mahal dari biro lain, tetep aja kembali. 96% jamaah
adalah jamaah lama yang kemudian membawa keluarganya,
saudaranya, tetangganya atau kenalannya. Itu prosentase hasel
riset saya tesis kemarin haha.... (W/II/005/AE6)
“Saya adakan kelas-kelas entreprenur khusus muslimah baik
on line maupun off line” (W/II/005/AE1). “Makan donat gratis,
promo event seperti kemerdekaan RI, cake untuk hari guru terus
seperti ini juga free design untuk box dengan pemesanan lebih dari
300”. (W/II/005/KPB1.b)
D. Kesimpulan
Pelatihan kewirausahaan Grounded Business Coaching yang dilakukan
oleh ketiga tenant menghasilkan perubahan perilaku yang dirasakan oleh
para peserta. Peserta menyatakan bahwa mereka mengalami peningkatan
penguasaan keterampilan setelah mengikuti pelatihan. Selain peningkatan
penguasaan keterampilan, pelatihan kewirausahaan Grounded Business
Coaching juga berdampak pada kinerja keuangan dan non keuangan ketiga
tenant. Setelah mengikuti pelatihan, para tenant menambah wawasan
terkait bagaimana cara untuk membenahi dana internal perusahaan
dengan baik
Referensi
Al Hikam, H.A., 2019. RI Akhiri Buka Pintu Impor Daging Ayam
Brasil, (Online), (https://finance.detik.com/berita-ekonomi-
bisnis/d-4656470/ri-akhirnya-buka-pintu-impor-daging-ayam-
brasil), diakses 09 Oktober 2019
Arikunto, S., 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta, Jakarta.
Bandura, A., 1986. Social Learning Theory. Englewood Cliffs, New Jersey.
Barney, J.B., 1991. Firm Resource and Sustained Competitive Advantage.
Journal of Management 99–120.
Bernard, Russel, 1993. Human Resource Management, Internasioanl. ed.
Mc Grow-Hill Companies, New York.
Creswell, J.W., 2014. Research Designe, 3rd ed. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Cross, G.E., 1974. The Psychology of Learning: An Intruduction for Student
of Educatoin, First Edition. ed. Pergamon Press Ltd, Oxford.
Dermol, V., 2013. The Influence of Training and training Transfer Factor on
Organisational Learning and Performance. Emerald Group Publishing
Limited 42 No 3, 324–348. https://doi.org/10,1108/00483481311320435
Dunnette, 1976. Keterampilan Pembukuan. PT. Grapindo Persada, Jakarta.
Fahmi, I., 2011. Analisis Laporan Keuangan. ALFABETA, Lampulo.