Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menyebarkan 80 kuisioner dengan 10


pertanyaan secara acak yang telah diisi oleh siswa – siswi Denpasar kelas XI dan
XII SMA Negeri 3 Denpasar. Berikut hasil dari jawaban kuisioner yang
diperoleh :

4.1.2 Pengguna Medial Sosial Instagram

3.75%

Iya

Tidak
96.25%

Diagram 4.1 Pengguna Media Sosial Instagram

Berdasarkan diagram 4.1.2 jawaban kuisioner yang telah dijawab responden


sekitar 96% (77 orang) dari 100% (80 orang) menjawab bahwa mereka
merupakan pengguna media sosial instagram dan sisanya 4% (3 orang) menjawab
bahwa mereka bukanlah pengguna media sosial instagram

4.1.3 Waktu Penggunaan Instagram

11%

1-2 Jam/hari 39%

3-5 Jam/hari

> 5 Jam/hari 50%

Diagram 4.2 Waktu Penggunaan Instagram


23
Berdasarkan diagram 4.1.3 menjelaskan bahwa sebanyak 50% responden
(40 orang) menggunakan instagram selama 3-5 jam per-harinya, sedangkan untuk
responden yang menggunakan instagram 1-2 jam per-harinya sebanyak hampir
39% responden (31 orang) dan ternyata untuk penggunaan yang lebih dari 5 jam
per-harinya sebanyak 11% responden (9 orang) yang dimana dapat dikatakan
bahwa orang-orang yang menggunakan instagram cukup betah bertatapan dengan
layar ponsel dengan waktu yang cukup lama yaitu lebih dari 5 jam per-harinya

4.1.4 Cyberbullying yang Terjadi pada Media Sosial Instagram

3.75%

Iya
Tidak

96.25%

Diagram 4.3 Cyberbullying yang terjadi di instagram

Berdasarkan diagram 4.1.4 menjelaskan bahwa 96% (77 orang) dari


responden cukup peduli atau mengetahui tentang adanya cyberbullying yang
terjadi oada media sosial instagram. Sedangkan 4% (3 orang) dari 100% (80
orang) menyatakan bahwa mereka tidak tahu adanya cyberbullying yang terjadi di
media sosial instagram, mungkin hal tersebut dikarenakan orang-orang tersebut
bukanlah pengguna media sosial instagram.

4.1.5 Instagram Rentan Digunakan sebagai Media Cyberbullying

7.50%

Iya
Tidak
92.50%

Diagram 4.4 Instagram rentan sebagai media cyberbullying


24
Berdasarkan diagram 4.1.5 dapat penulis jelaskan bahwa menurut jawaban
para responden sekitar 92,5% (74 orang) menyatakan bahwa instagram
merupakan salah satu media yang rentang digunkan sebagai media cyberbullyimg
bagi pelakunya untuk menjalankan aksinya. Sedangkan sisanya 7,5% (6 orang)
menyatakan bahwa menurut mereka instagram bukanlah media yang rentan
digunakan sebagai media tindakan cyberbullying.
4.1.6 Keterlibat sebagai Pelaku atau Korban Cyberbullying di
Instagram

2.50%
3.75%
Tidak Pernah
Pelaku
Korban
93.75%

Diagram 4.5 Keterlibatan sebagai pelaku atau


korban

Berdasarkan diagram 4.1.5 penulis menjelaskan bahwa hampir 94% (75


orang) responden menjawab bahwa dirinya tidak pernah terlibat sebagai pelaku
ataupun korban. Namun tidak dipungkiri bahwa 4% (3 orang) dari 100%
responden pernah ikut terjerumus menjadi pelaku dalam tindakan cyberbullying.
Dan sisanya sekitar 2% (2 orang) responden pernah menjadi korban dari
cyberbullying.
4.1.7 Motif Pelaku Melakukan Cyberbullying terhadap Korbannya

25
Hanya Iseng 12.50%
32.50%
Iri Pada Ko- 22.50%
rban

Dendam Pada
Korban
32.50%
Alasan Lain

Diagram 4.6 Motif pelaku cyberbullying

Berdasarkan diagram 4.1.7 dapat penulis jelaskan bahwa kuisioner menganggap


rata-rata motif pelaku cyberbullying adalah karena pelaku iri kepada korban dan
karena pelaku iseng atau hanya untuk bercanda karena berdasarkan diagram
hampir 32,50% responden menjawab hal tersebut. 22,50% responden menjawab
bahwa motif lain pelaku cyberbullying adalah karena pelaku ada dendam terhadap
korbannya. Dan yang terakhir yang paling sedikit dipilih yaitu alasan lainnya yang
tidak disebutkan oleh responden.

4.1.8 Menurut kamu rentan usia pelaku cyberbullying adalah?

13.75%

< 17 Tahun
52.50%
> 17 Tahun 33.75%

17 Tahun

Diagram 4.7 Usia pelaku cyberbullying

Berdasarkan diagram 4.7 terlihat jelas bahwa responden lebih banyak


memilih usia pelaku cyberbullying dibawah 17 tahun karena hampir 52,50%
responden memilih jawaban tersebut mungkin dikarenakan usia tersebut
merupakan usia mereka mengalami akil balik atau menginjak masa pubertasnya.
Sedangkan 33,75% responden lainnya menjawab bahwa rata-rata usia pelaku

26
cyberbullying berusia diatas 17 tahun. Dan 13,75% sisanya memilih remaja yang
berusia 17 tahun sebagai usia rentan pelaku cyberbullying.
4.1.9 Menurut kamu cyberbullying dominan dilakukan oleh?

20%

Perempuan

Laki-laki
80%

4.8 gender pelaku cyberbullying

Berdasarkan diagram 4.8 menggambarkan bahwa responden paling banyak


memilih perempuan sebagai pelaku karena hampir 80% responden memilih
option tersebut. Sedangkan sisanya 20% responden memilih laki-laki.
4.1.10 Penyebab Orang menjadi Korban Cyberbullying

Suka Pamer
8.75%

Tertutup/introvet 11.25%
46.25%
Inferaktif
33.75%
Kekurangan fisik

4.9 Penyebab orang menjadi korban


cyberbullying
27
Berdasarkan diagram 4.9 penulis dapat menjelaskan bahwa responden
sebanyak 46,25% dominan menjawab bahwa penyebab seseorang menjadi korban
cyberbullying karena korban tersebut memiliki sikap yang suka pamer baik itu
pamer kekayaan ataupun kemampuannya. 33,75% responden lainnya memilih
alasan karena korbannya tertutup, individualisme, atau bisa dikatakan introvet.
Lalu 11,25% lagi memilih sebab seseorang bisa menjadi korban karena orang
tersebut terlalu inferaktif atau pecicilan. Dan untuk 8,75% sisanya memilih alasan
karena korban memiliki kekurangan fisik.

4.1.11 Tindakan yang Termasuk Tindakan Cyberbullying

11.25%
3.75%
Mengirim Komentar
Negatif

Membuat akun
palsu&menjatuhkan ko- 52.50%
rban 32.50%

Ancaman/teror

Mengunggah foto/video
korban

4.10 Tindakan yang termasuk cyberbullying

28
Berdasarkan diagram 4.10 dapat penulis jelaskan bahwa menurut 52,50%
responden tindakan yang termasuk tindakan cyberbullying adalah tindakan yang
seperti mengirimkan komentar negatif. Lalu, 32,50% responden lainnya
menyatakan pendapat mereka bahwa tindakan yang termasuk tindakan
cyberbullying adalah tindakan yang membuat akun palsu tentang korban yang
bertujuan menjatuhkan korban. 11,25% responden lagi menjawab bahwa tindakan
yang termasuk tindakan cyberbullying adalah tindakan yang mengirimkan
ancaman atau teror kepada korban. Dan untuk 4% responden sisanya memilih
tindakan yang seperti mengunggah foto/video mengenai korban termasuk
tindakan cyberbullying.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil kuisioner yang telah penulis sebarkan kepada 80 orang
responden mendapatkan berbagai jawaban dari para responden. Jawaban tersebut
sudah penulis jabarkan dalam bentuk diagram. Jadi, dari beberapa diagram diatas
dapat penulis jelaskan bahwa rata-rata responden yang menjawab kuisioner
penulis merupakan pengguna aktif media sosial instagram. Hal tersebut dapat
dibuktikan pada diagram 4.1 dengan 86% responden menjawab bahwa mereka
merupakan pengguna aktif instagram. Para pengguna instagram ini sebagian besar
mereka memainkan instagram setiap harinya mencapai 3-5 jam. Penulis dapat
menjelaskan hal tersebut berdasarkan data pada diagram 4.2 yang menunjukan
bahwa 50% responden atau hampir setengah dari responden melilih jawaban yang
sama. Dari ke-80 responden tidak semuanya mengetahui tentang cybrbullying
yang terjadi pada media sosial instagram kerena nyatanya 4% responden kurang
peka atau minim informasi mengenai cyberbullying yang pada media sosial
khususnya instagram.
Berdasarkan hasil yang telah diakumulasi lewat diagram diatas penulis
mendapatkan jawaban bahwa 93,75% responden menjawab mereka tidak pernah
menjadi korban ataupun korban cyberbullying data tersebut sudah jelas
digambarkan pada diagram 4.5, namun ada juga responden yang pernah menjadi
pelaku sebesar 3,75% dan juga sebanyak 2,50% sebagai korban. Salah satu pelaku
memberikan alasannya menjadi pelaku cyberbullying yaitu karena, pelaku ingin

29
menindas korban dan juga masalah pribadi dengan korbannya. Hal itu
dikarenakan korbannya suka pamer, sombong dan juga kurang memiliki etika
yang baik. Oleh karena itu, korban melakukan cyberbullying dengan cara
mengirimkan pesan yang menjatuhkan dan juga pesan ancaman atau teror melalui
instagram. Alasan pelaku menggunakan instagram sebagai media cyberbullying
karena menurutnya instagram penggunanya sangat banyak dan hal itu membantu
memudahkan tujuan pelaku dalam menjatuhkan korbannya di depan orang-orang
banyak.
Dan salah seorang korban memberikan penjelasannya bahwa ia pernah
menjadi korban cyberbullying oleh temannya sendiri, alasan temennya melakukan
hal tersebut karena temannya berniat untuk menjadikan bahan bercandaan saja
dan juga karena keterbatasan fisik yang dimiliki oleh korban. Namun, tetap saja
hal tersebut membuat korbannya merasa terancam dan terpojokan. Tindakan yang
dilakukan temannya untuk membullynya dengan cara mengirimkan komentar
negatif melalui unggahan foto.
Selain mendapatkan penjelasan dari pelaku dan juga korban cyberbullying,
berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan sebagian besar responden memilih
bahwa motif pelaku adalah karena pelaku iri terhadap korbannya, namun juga ada
yang memilih karena alasannya hanyalah bercanda atau hanya iseng. Kedua
jawaban tersebut memiliki nilai yang sama yaitu 32,50% yang dapat dilihat pada
diagram 4.6. Menurut para responden 80% pelaku cyberbulluying adalah remaja
perempuan. Sekitar 52,50% responden memilih bahwa pelaku berusia kurang dari
17 tahun hal itu mungkin dikarenakan pelaku baru menginjak masa pubertas atau
akil balik. Kedua pernyataan tersebut dapat dibuktikan pada diagram 4.7 dan 4.8.
Menurut 52,50% responden yang termasuk tindakan cyberbullying adalah
tindakan mengirimkan komentar negatif kepada korban. Dan menurut 46,25%
responden alasan seseorang dijadikan korban karena orang tersebut suka pamer,
dan sombong.
Dari hasil penelitian tersebut dapat di lihat bahwa instagram sangat rentan
terjadi cyberbullying dimana pada instagram sendiri sering terjadi pengiriman
komentar negatif, membuat akun palsu tentang korban lalu mengunggah foto atau

30
video korban dan juga pelaku bisa mengirimkan ancaman atau teror. Dan hal
tersebut dibuktikan dengan menurut 92,50% responden pada diagram 4.4 media
sosial instagram rentan digunakan sebagai media tindakan cyberbullying.
Hasil penelitian ini juga dapat dilihat bahwa faktor-faktor penyebab
terjadinya cyberbullying dikarena adanya peran pelaku dan korban, yaitu dimana
seseorang dijadikan korban karena pelakunya memiliki alasan khusus seperti
pelaku iri terhadap korbannya, namun juga ada yang menganggap karena
alasannya hanyalah bercanda atau hanya iseng. Kedua jawaban tersebut memiliki
nilai yang sama yaitu 32,50% dan juga korbannya sendiri memiliki sifat yang
membuat seseorang risih seperti sifat yang suka pamer lalu akhirnya orang
tersebut menjadi pelaku dan melakukan cyberbullying. Hal tersebut sangat jelas
digambarkan pada diagram 4.6 dan 4.9.

31

Anda mungkin juga menyukai