BAB II
LANDASAN TEORI
A. STRATEGI COPING
1. Pengertian Coping
Menurut Lazarus & Folkman (dalam Sarafino, 2006) coping adalah suatu
dan perilaku yang digunakan untuk mengatur tuntutan internal maupun eksternal
dari situasi yang menekan. Menurut Baron & Byrne (1991) menyatakan bahwa
coping adalah respon individu untuk mengatasi masalah, respon tersebut sesuai
dengan apa yang dirasakan dan dipikirkan untuk mengontrol, mentolerir dan
mengurangi efek negatif dari situasi yang dihadapi. Menurut Stone & Neale
(dalam Rice, 1992) coping meliputi segala usaha yang disadari untuk menghadapi
Jadi dapat disimpulkan bahwa coping adalah segala usaha individu untuk
situasi atau kejadian yang penuh tekanan. Dengan perkataan lain strategi coping
menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang
coping sebagai upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengelola tuntutan
eksternal dan internal yang dihasilkan dari sumber stres. Dodds (1993)
personal (yaitu karakteristik pribadi yang relatif stabil seperti self-esteem atau
keluarga atau sumber finansial (Harrington & Mcdermott, 1993). Friedman (1998)
mengatakan bahwa strategi coping merupakan perilaku atau proses untuk adaptasi
Permasalahan akan semakin menjadi lebih rumit jika mekanisme pertahanan diri
individu dalam bentuk kognitif dan perilaku, baik disadari maupun tidak oleh
keseimbangan emosi dan self image positif, serta meneruskan hubungan yang
a. Problem Focused Coping (PFC) adalah merupakan bentuk coping yang lebih
diarahkan kepada upaya untuk mengurangi tuntutan dari situasi yang penuh
tekanan. Artinya coping yang muncul terfokus pada masalah individu yang akan
cenderung menggunakan strategi ini ketika mereka percaya bahwa tuntutan dari
situasi dapat diubah (Lazarus & Folkman dalam Sarafino, 2006). Strategi ini
melibatkan usaha untuk melakukan sesuatu hal terhadap kondisi stres yang
untuk mengatur respon emosional terhadap situasi yang menekan. Individu dapat
dukungan emosional dari teman – teman dan mengikuti berbagai aktivitas seperti
dengan individu lain yang mengalami situasi lebih buruk, dan melihat sesuatu
yang baik diluar dari masalah. Individu cenderung untuk menggunakan strategi ini
mengubah kondisi yang menekan (Lazarus & Folkman dalam Sarafino, 2006).
dari orang lain tentang masalah yang dihadapi, bersikap hati-hati sebelum
2. Direct action
3. Assistance seeking
individu mencari dukungan dan menggunakan bantuan dari orang lain berupa
4. Information seeking
individu mencari informasi dari orang lain yang dapat digunakan untuk
1.Avoidance
2. Denial
dihadapinya.
3. Self-criticism
keadaan individu yang larut dalam permasalahan dan menyalahkan diri sendiri
4. Possitive reappraisal
individu melihat sisi positif dari masalah yang dialami dalam kehidupannya
mechanism) untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari
tidak mengubah kondisi objektif bahaya dan hanya mengubah cara individu
Berikut ini beberapa mekanisme pertahanan diri yang biasa terjadi dan
dilakukan oleh sebagian besar individu, terutama para remaja yang sedang
1. Agresi
kasar,dengan jalan yang tidak wajar. Karena selalu gagal dalam usahanya,
kadang disertai perilaku kegilaan, tindak sadis, dan usaha membunuh orang.
Agresi ialah reaksi terhadap frustasi, berupa serangan, tingkah laku bermusuhan
2. Regresi
Regresi ialah perilaku yang surut kembali pada pola-reaksi atau tingkat
perkembangan yang primitif, yang tidak adekuat pada pola tingkah laku kekanak-
kanakan, infantil, dan tidak sesuai dengan tingkat usianya. Pola reaksinya antara
merusak barang-barang yang ada di dekatnya. Tingkah laku ini mungkin bisa
3. Fixatie (Fixstion)
Fiksasi adalah pelekatan dan pembatasan pada satu pola tingkah laku
responsif yang tetap, sehingga tingkah laku menjadi stereotipis kaku. Fiksasi ialah
satu mode tingkah laku tegar yang ingin mempertahankan ketidakgunaan atau
–kegagalan dalam usahanya mencapai satu tujuan, lambat laun dia bisa
kebawah-sadar. Oleh hati nurani (sebagai alat superstruktur sosial), maka banyak
nafsu, dorongan, kebutuhan vital, pikiran primitif dan kecenderungan yang tidak
sesuai dengan standard sosial serta norma etis lalu didesakaan ke dalam alam
tidak sadar. Karena ada unsur hati nurani, maka manusia tidak akan membiarkan
menyenangkan diri sendiri), dan Es-nya (freud). Hal ini didukung oleh larangan-
keinginan yang tidak sesuai dengan cita cita hidup lalu didesak kedalam bawah-
sadar.
Pikiran yang tidak sesuai dengan norma sosial, karena diaanggap tidak
salah baca,salah ucap dan lain-lain. Bahkan apabila kronis bisa menyebabkan
Rasionalisasi yaitu cara menolong diri sendiri secara tidak wajar atau teknik
pembenaran diri dengan membuat sesuatu yang tidak rasional serta tidak
mengemukakan alasan yang masuk akal atau yang bisa diterima secara sosial(J.P
Chaplin, 1981).
6. Proyeksi
sifat, fikiran dan harapan yang negatif, juga kelemahan dan sikap sendiri yang
Teknik anggur asam merupakan usaha memberi atribut yang jelek, tidak
berharga atau negatif pada obyek yang tidak bisa dicapainya,walaupun obyek tadi
sangat diinginkannya.
Teknik jeruk manis ialah usaha memberikan atribut yang bagus, unggul,
satu potensi yang minder, kekurangan-diri atau kegagalan sendiri selalu ditolong
hati.
9. Identifikasi
mengasosiasikan diri secara akrab dengan satu kelompok atau satu sebab.
biasanya tidak mau melihat kekurangan diri sendiri. Dia lalu berusaha (dalam
Dia berusaha mengidentifikasi diri dengan bintang film misalnya, dengan seorang
pahlawan perang, atau seorang profesor yang cemerlang. Semua ini bertujuan
untuk memberikan kepuasan semu pada diri sendiri; dan di dorong oleh ambisi
10. Narsism
ialah perhatian yang sangat berlebihan kepada diri sendiri, dan kurang atau tidak
sebagai paling pandai,paling ayu, paling hebat, paling berkuasa, paling bagus,
psikopats. (Kartono,2000).
11. Autisme
Autisme adalah gejala menutup diri sendiri secara total, dan tidak mau
berhubungan lagi dengan dunia luar. Keasyikan ekstrim dengan fikiran dan fantasi
harapan sendiri, serta menolak realitas. (Chaplin, 1981). Sebab, dunia luar
dinilainya kotor, dan jahat, penuh kepalsuan, lagi pula mengandung banyak
bahaya yang mengerikan. Semua orang diluar darinya dianggap munafik, korup,
yang tidak mapan tadi dia berusaha melarikan diri ke dalam diri sendiri, kedalam
dunia angan-angan, khayal atau fantasinya. Dia Ingin mendapatkan rasa aman dan
kepuasan di dalam diri sendiri. Ada semacam dunia-pribadi yang “gefixeerd”; ada
Kini dapat dipahami, bahwa semua tingkah laku escape mechanism dan
defence mechanism yang telah diuraikan tadi sifatnya sangat tidak sehat, dan
Sebab, mekanisme yang negatife sedemikian cuma bisa menolong individu yang
bersangkutan untuk sementara waktu saja dan bisa menghibur cuma secara semu
mekanisme pembelaan diri dan pelarian diri yang sifatnya merugikan itu
kemudian dijadikan bentuk kebiasaan yang menetap, maka pasti hal ini akan
bertambah konflik-konflik terbuka dengan orang-orang lain dan dunia luar juga
kecemasan. Semua ini akan sangat mengganggu kesehatan mental dan integrasi
jiwanya. Dan pada akhirnya akan terjadi kepecahan pribadi, desintegrasi psikis
secara total atau muncul bermacam –macam gangguan mental yang parah.
(Kartono, 2000)
a. Kesehatan Fisik
mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar.
keyakinan akan nasib (external locus of control) yang mengerahkan individu pada
strategi coping.
hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan
d. Keterampilan sosial
laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku di
masyarakat.
e. Dukungan sosial
emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain,
f. Materi
Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang-barang atau layanan
yang biasanya dapat dibeli. Salah satu faktor yang mempengaruhi strategi coping
dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga
lain, saudara, teman, rekan kerja dan lingkungan masyarakat sekitarnya (Mutadin,
2002). Individu yang saling mendukung satu sama lain akan terdapat rasa
lingkungan kerja, individu yang mampu membina hubungan baik dengan atasan,
sesama rekan kerja dan bawahan dapat saling memberi dukungan sehingga dapat
tercipta rasa memiliki dan integrasi sosial dalam lingkungan kerja. Dengan adanya
dukungan sosial dalam lingkungan kerja maka dapat membuat individu merasa
bagian dari suatu tim dan tidak diisolasi dari kelompok. Hal ini merupakan salah
satu dari kriteria yang membentuk kualitas kehidupan bekerja dalam organisasi
B. Orang Dewasa
Pengertian dewasa Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin,
yang berarti “tumbuh menjadi dewasa”. akan tetapi adult berasal dari bentuk
lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi
kekuatan dan ukuran yang sempurna”, atau “telah menjadi dewasa”. Oleh karena
itu orang dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan
lainnya (Hurlock,1991).
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Hurlock (1986)
mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira usia
40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa awal ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun. Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa
remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal,
identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan
mental age-nya.
dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan ke masa
mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan
seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa berada dalam tahap hubungan
hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila
gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi
(merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda
dengan orang lain). Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada
Orang yang dewasa tidak terikat lagi oleh ketentuan dan aturan orangtua
maupun guru-gurunya sehingga terlebas dari belenggu ini dan bebas untuk
berbuat apa yang mereka inginkan. Bentuk kreativitas ini tergantung dengan
minat dan kemampuan individual. Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah
ekspresi kreativitas.
dengan masa remaja, Karena sebagian besar dari mereka telah memasuki jenjang
karier dalam pekerjaannya. Selain itu, mereka juga akan memasuki kehidupan
pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja. Havighurst (Turner dan
dewasa awal berkisar antara 21-40 tahun. Golongan dewasa awal yang berusia di
SLTA dan atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka umumnya telah
pada orang tua lagi. Sikap mandiri itulah yang merupakan langkah positif bagi
rumah tangga yang baru. Selain itu, mereka juga harus dapat menyesuaikan diri
dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing dan menjalin hubungan
rumahtangga
memasuki dunia kerja untuk menerapkan ilmu dan keahlian mereka. Mereka ber-
upaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta
memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Jika mereka merasa cocok
dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat
kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belum cocok antara minat/ bakat dengan jenis
pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan
selera.
Masa dewasa awal adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan
semangat yang membara dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing
dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi
kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu
Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada
secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda ( young ) ialah mereka
transisi secara itelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social
role trantition).
muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua.
Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut masa tanggung ( akhil balik),
terkena hukuman pidana atau perdata). Masa ini ditandinkan pula dengan adanya
yaitu:
karier. Kehidupan karir sering kali menyita perhatian dan energi sebagai seorang
individu. Hal ini karena mereka sedang merintis dan membangun kehidupan
ekonomi agar benar-benar mandiri dari oang tua. Selain itu, mereka memiliki
energi yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila
b. Ketekunan
dengan baik. Pada mereka yang membujang apabila pekerjaan tidak sesuai dengan
kariernya maka ia akan mencari pekerjaan yang lain. Sedangkan bagi mereka
yang sudah menikah akan terus mengembangkan karirnya walaupun tidak sesuai
c. Motivasi
Maksud dari motivasi disini adalah dorongan yang berasal dari keadaran diri
untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengaan kata lain,
motivasi yang dimaksud adalah motivasi internal. Orang yang memiliki motivasi
eksternal, pada seseorang akan bekerja secra tekun sampi benar-benar mencapai
suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupaun memperoleh hambatan
meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Ketika memasuki masa
dewasa muda. Biasanya indiviu telah mencapai pengusaan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang matang. Dengan modal itu, seseorang individu siap untuk
ahli(seperti Baltes dan Baltes, Baltes dan Schaien, Willis dan Baltes),
masalah dari yang termudah kehal yang lebih sulit, yang memerlukan
keterampilan tangan).
sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier
orang tua yang semakin tua. Selain itu, dewasa muda mulai memebentuk keluaga
a. Mencari dan menemukan calon pasangaan hidup. Setelah melewati masa remaja,
(perkawinaan resmi).
menyatakan bahwa golongan dewasa sekitar antra 21-40 tahun. Dari sini mereka
ekonomi, artinya sudah tidak tergantung lagi pada orang tua,sikap mandiri ini
c. Menjadi warga negara yang bertanggungjawab. Warga negara yang baik adalah
dambaan setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia, ditengah-
tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warganegra yang taat dan
umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan
keahlianya. Dengan mencapai prestasi kerja yang baik, mereka akan mampu
hidup dan dapat mentesuiakan dri dan bekerja sama dengan pasangan hidup
masing-masing.
4. Kesehatan
kemampuan fisik dengan kondisi yang paling sehat. Namun pada masa
menurun sekitar 30-an. Pada masa ini beberapa individu berhenti berpikir tentang
gaya hidup pribadi akan mempengaruhi kesehatan hidup mereka sealnjutnya pada
dapat memperidiksi kepuasan hidup pada usia 70 tahun yang mana banyak terjadi
pada laki-laki daripada perempuan. Pada masa awal dewasa, sistem indera
dan menjadi kurang mampu mengubah bentuk dan fokus pada benda-benda yang
berjarak dekat. Pendengaran mencapai puncak pada masa remaja dan tetap
konstan pada permulaan dewasa awal, tetapi mulai mengalami penurunan pada
masa dewasa awal. Pada pertangahan sampai menjelang 20-an kondisi kesehatan
dewasa muda dapat ditingkatkan dengan mengurangi gaya hidup yang merusak
kesehatan. Menurut Hurlock, puncak efiensi fisik biasanya tercapai pada usia
empat puluhan. Oleh karna itu, pada masa dewasa muda lebih mampu
berjalan dengan baik. Pada masa ini individu sudah menyadari adanya kekurangan
penampilan ini akan bekurang menjelang usia 30-an, karena dirasa makin kuatnya
individu yang berada pada rentang usia antara 20 hingga 40 tahun dimana terjadi
perubahan fisik dan psikologis pada diri individu yang disertai berkurangnya
serta masa untuk bekerja, terlibat dalam hubungan masyarakat, dan menjalin
Secara umum, bunuh diri berasal dari bahasa Latin “suicidium”, dengan
“sui” yang berarti sendiri dan “cidium” yang berarti pembunuhan. Schneidman
mendefinisikan bunuh diri sebagai sebuah perilaku pemusnahan secara sadar yang
ditujukan pada diri sendiri oleh seorang individu yang memandang bunuh diri
sebagai solusi terbaik dari sebuah isu. Dia mendeskripsikan bahwa keadaan
mental individu yang cenderung melakukan bunuh diri telah mengalami rasa sakit
psikologis dan perasaan frustasi yang bertahan lama sehingga individu melihat
bunuh diri sebagai satu-satunya penyelesaian untuk masalah yang dihadapi yang
bisa menghentikan rasa sakit yang dirasakan (dalam Maris dkk., 2000).
semua perilaku yang mencari penyelesaian atas suatu masalah eksistensial dengan
melakukan percobaan terhadap hidup subjek (dalam Maris dkk., 2000). Menurut
Corr, Nabe, dan Corr (2003), agar sebuah kematian bisa disebut bunuh diri, maka
harus disertai adanya intensi untuk mati. Meskipun demikian, intensi bukanlah hal
yang mudah ditentukan, karena intensi sangat variatif dan bisa mendahului ,
4. Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung (pasif),
misalnya dengan tidak meminum obat yang menentukan kelangsungan hidup atau
secara sengaja berada di rel kereta api.
secara umum adalah perilaku membunuh diri sendiri dengan intensi mati sebagai
perempuan adalah menelan pil, biasanya obat tidur; sedangkan kaum laki-laki
lebih suka memilih cara yang lebih letal atau mematikan, seperti menggantung
hidup berat lainnya. Kelompok yang beresiko tinggi untuk melakukan percobaan
bunuh diri adalah mahasiswa, penderita depresi, para lansia, pecandu alkohol,
yang hidup sebatang kara, kaum pendatang, para penghuni daerah kumuh dan
Banyak kasus bunuh diri dilakukan karena stress yang ditimbulkan oleh
melakukan bunuh diri tengah dilanda depresi pada saat tindakan tersebut
dilakukan.
diri.
3. Kegagalan dan devaluasi diri. Perasaan bahwa dirinya telah gagal dalam
devaluasi diri atau rasa kehilangan harga diri yang mendorong tindakan
bunuh diri.
4. Konflik batin. Di sini stress itu bersumber dari konflik batin atau
hidup atau mati, dan akhirnya memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan
harapan hidup, orang merasa bahwa hidup ini sia-sia. Akibatnya orang
penyakit terminal.
manifestasi, yaitu:
1) Manifestasi Emosional
perasaan bersalah.
2) Manifestasi Kognitif
3) Manifestasi Motivasional
Menggambarkan adanya keinginan untuk bunuh diri, menarik diri dari lingkungan
pekerjaan.
tidak, sebagaimana terbukti dari adanya gejala yang disebut Ambivalensi dalam
mengurungkan niat pada orang-orang yang berniat bunuh diri. Meminjam kata
Hamlet “to be or not to be”, Farberow dan Litman (1970) menggolongkan tiga
jenis perilaku bunuh diri berdasarkan kencang atau kendornya niat seseorang
Memiliki sedikit definisi yang berbeda, percobaan bunuh diri dan bunuh
etiologi kedua perilaku tersebut. Di samping itu, kebanyakan pelaku bunuh diri
melakukan beberapa percobaan bunuh diri sebelum akhirnya berhasil bunuh diri.
kematian.
upaya untuk membunuh diri sendiri dengan intensi mati tetapi belum berakibat
pada kematian.
a. Ada ambivalensi yang sadar atau tidak sadar antara keinginan untuk mati
d. Selalu dihantui atau dikejar-kejar oleh rasa cemas, takut, tegang, depresi,
jalan buntu.
kontroversal, agitasi lawan apati, ingin lari lawan berdiam diri, memiliki
sekitarnya.
Bunuh diri bukanlah merupakan satu hal tetapi terdiri dari banyak
fenomena yang tumpang tindih. Oleh sebab itu, tidak ada satupun kasus bunuh
diri yang memiliki etiologi yang sama (Maris dkk,2000). Schneidman menyebut
bunuh diri sebagai hasil dari “psychache”. Psychache merupakan rasa sakit dan
derita yang tidak tertahankan dalam jiwa dan pikiran. Rasa sakit tersebut pada
dasarnya berasal dari jiwa seseorang ketika merasakan secara berlebih rasa malu,
menua, atau berada dalam keadaan sekarat (dalam Maris dkk., 2000).
diri berada di otak, akibat kurangnya tingkat 5-HIAA, reseptor post-sinapsis, dan
pertanda biologis lainnya (dalam Maris dkk., 2000). Tidak ada faktor tunggal pada
kasus bunuh diri, setiap faktor yang ada saling berinteraksi. Namun demikian,
tidak berarti bahwa seorang individu yang melakukan bunuh diri memiliki semua
Berikut beberapa faktor penyebab bunuh diri yang didasarkan pada kasus
bunuh diri yang berbeda-beda tetapi memiliki efek interaksi di antaranya (Maris,
laku yang menjadi masalahpada orang dewasa sebelum dan sesudah melakukan
hamburkan uang, tidak dapat berkomunikasi dengan anggota keluarga dan teman,
hubungan baik antara anak terhadap orang tua, hamil di luar nikah, merokok
menyembunyikan niatnya.
Supratiknya (1995) bahwa orang yang akan melakukan percobaan bunuh diri
langsung maupun tidak langsung. Pesan bunuh diri biasanya ditujukan kepada
keluarga, dan biasanya pesan dikirim via pos atau ditinggalkan di suatu tempat
pascapercobaan bunuh diri, yaitu ditandai dengan perubahan dramatis dalam mutu
prestasi di sekolah, perubahan dalam tingkah laku sosial, penggunaan obat keras
atau alkohol secara berlebihan, perubahan dalam tingkah laku sehari-hari dan pola
hidup, kesalahan yang sangat berat, kebosanan dan nafsu makan yang menurun,
keluarga dan teman di sekolah, membolos, isolasi atau sikap yang murung,
insomnia (gangguan tidur), kurangnya hubungan baik antara anak dan orang tua,
percobaan bunuh diri yang harus dihadapi pelaku , tetapi dengan itu pelaku
pencoba bunuh diri tetap menjalani hidupnya dengan beradaptasi kembali dengan
D.Kriteria DSM-IV TR
kejiwaan. Sampai saat ini, DSM telah mengalami lima kali revisi sejak pertama
kali dipublikasikan pada tahun 1952. Edisi terakhir DSM sebelum DSM 5 adalah
DSM 4 yang dipublikasikan pada tahun 1994 dan mengalami revisi teks pada
Depresi berat dan depresi mayor termasuk gangguan mood pada anak dan remaja
mungkin sehingga dapat melakukan penanganan dan percobaan bunuh diri dapat
Text Revision (DSM-IV TR) dan depresi berat dapat ditegakkan dengan kriteria
diagnosa Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi III (PPDGJ
III).
adalah: suasana perasaan depresif hampir sepanjang hari yang diakui sendiri oleh
subjek ataupun observasi orang lain (pada anak-anak dan remaja perilaku yang
perasaan senang yang sangat signifikan dalam menjalani sebagian besar aktivitas
sehari-hari, berat badan turun secara siginifkan tanpa ada program diet atau justru
ada kenaikan berat badan yang drastis, insomnia atau hipersomnia berkelanjutan,
agitasi atau retadasi psikomotorik, letih atau kehilangan energi, perasaan tak
konsentrasi yang menurun, pikiran-pikiran mengenai mati, bunuh diri, atau usaha
bunuh diri yang muncul berulang kali, distress dan hendaya yang signifikan secara
Suatu bentuk depresi yang lebih kronis tanpa ada bukti suatu episode depresi
distimik perasaan depresi selama beberapa hari, paling sedikit selama 2 tahun
(atau 1 tahun pada anak-anak dan remaja) selama depresi, paling tidak ada dua hal
berikut yang hadir tidak nafsu makan atau makan berlebihan, insomnia atau
hipersomnia, lemah atau keletihan, self esteem rendah, daya konsentrasi rendah,
atau sulit membuat keputusan, perasaan putus asa selama 2 tahun atau lebih
mengalami gangguan, orang itu tanpa gejala-gejala selama 2 bulan tidak ada
episode manik yang terjadi dan kriteria gangguan siklotimia tidak ditemukan.
Gejala-gejala ini tidak disebabkan oleh efek psikologis langsung dari kondisi obat
fungsi.
cyclothymic disorder).
episode depresi berat atau lebih, kemunculan (atau memiliki riwayat pernah
mengalami) paling tidak satu episode hipomania, tidak ada riwayat episode manik
skizofrenia atau menjadi gejala yang menutupi gangguan lain seperti skizofrenia,
atau kondisi medis secara umum, distress atau hendaya dalam fungsi yang
sekurang-kurangnya harus ada lima gejala selama dua minggu dan ada perubahan
kemampuan dari yang sebelumnya. Gejala yang penting ada adalah keadaan
depresi atau perasaan mudah marah atau kehilangan kegemaran terhadap suatu
hal. Gejala lain untuk melengkapi empat kriteria gejala, diantaranya kegagalan
anak untuk mencapai berat badan ideal, insomnia atau hipersomnia harian,
merasakan bahwa dirinya tidak berharga lagi atau merasakan perasaan bersalah,
untuk mati yang berulang. Gejala-gejala ini harus menyebabkan kesulitan sosial
atau akademik. Untuk dapat menegakkan diagnosis depresi mayor, maka gejala-
gejala tersebut bukan merupakan efek dari suatu substansi, misalnya alkohol, atau
Depresi berat tanpa gejala psikotik yang cenderung disertai dengan tanda-
diagnosa PPDGJIII yang disusun berdasarkan ICD-10. Pada episode depresi berat,
kecuali apabila retardasi merupakan gejala utama. Kehilangan harga diri dan
memiliki perasaan bahwa dirinya tak berguna lagi mungkin tampak dominan.
Pada beberapa kasus yang berat, bunuh diri menjadi bahaya yang nyata.
Pedoman diagnostik PPDGJ III untuk episode depresi berat adalah tiga
gejala khas untuk episode depresi ringan dan sedang harus ada, ditambah
berintensitas berat. Tiga gejala khas tersebut adalah suasana perasaan (mood) yang
depresif, kehilangan minat dan kesenangan, dan mudah lelah. Gejala lainnya yang
lazim terjadi, yakni konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan
kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna,
membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, dan nafsu berkurang.
Apabila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi) yang dominan, maka
pasien mungkin tidak mampu untuk melaporkan gejalanya secara rinci. Bila
dua minggu. Jika ada gejala yang sangat berat dan sangat cepat, maka
diperbolehkan untuk menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari dua minggu,
(Supyanti,2010).
depressive disorder), oleh karena itu pada klasifikasi gangguan depresi berat
terdapat kriteria dengan gejala klinis berupa pikiran-pikiran mengenai mati, bunuh
D. Paradigma Penelitian