Anda di halaman 1dari 5

PELATIHAN PETUGAS UNIT

GAWAT DARURAT

No. Dok :
No. Rev :
KERANGKA
Tanggal
ACUAN :
Terbit
Halaman :

PUSKESMAS Drg. POEJI HARIYANI


MADURAN NIP. 19701206 199903 2 004

PROGRAM PELATIHAN PETUGAS UNIT GAWAT DARURAT


1. PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG

 Cedera bahkan Kematian dapat terjadi kapan


saja, dimana saja, dan dapat dialami oleh siapa saja.
Bencana nasional seperti gempa bumi di Kerinci,
gempa bumi di Biak sampai terakhir Tsunami di
Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara
merupakan contoh bagaimana musibah tak dapat kita
hindari, sehebat apapun upaya kita untuk
menghadapinya. Upaya rasional yang efektif adalah
meminimalkan dampak yang mungkin timbul akibat
bencana/cedera. Kematian memang milik Tuhan Yang
Maha Esa, akan tetapi kematian karena sumbatan jalan
napas, gangguan ventilasi paru, dan perdarahan,
seharusnya dapat kita cegah.

Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu


(SPGDT) menjadi solusi terpilih terbaik untuk memberi
bantuan bagi seseorang dengan kriteria “gawat darurat”
. Pusponegoro (2005) menyatakan bahwa suatu sistem
yang baik akan tercermin dari waktu tanggap (Respon
Time) sesaat setelah cedera terjadi. Keberhasilan
pertolongan terhadap penderita gawat darurat itu
tergantung kepada :

 Kecepatan ditemukannya penderita


 Kecepatan meminta bantuan pertolongan
 Kecepatan dan ketepatan bantuan yang
diberikan

Melihat ketiga faktor tersebut dapat dimengerti


bahwa pertolongan pertama di tempat kejadian ( On
The Spot ) sebaiknya dilakukan oleh penolong yang
memahami prinsip resusitasi dan stabilisasi, ekstrikasi
dan evakuasi, serta cara transportasi penderita dengan
benar.

Kedudukan tenaga kesehatan di dalam SPGDT


memiliki posisi sangat strategis. Kondisi penderita yang
membutuhkan jalan napas yang bersih, ventilasi paru
adequat, dan terhindar dari perdarahan lanjut serta
terlindungi dari kecacatan menjadi poin penting bahwa
seorang penolong pertama harus mempunyai dasar
keilmuan yang memadai tentang keterampilan
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD).
Kurikulum Program Pendidikan Ners atau Bidan yang
sekarang diterapkan, juga dapat memudahkan mereka
jika mengikuti pelatihan mengenai PPGD.

.
b. TUJUAN
a. Tujuan Umum :

Menyelenggarakan pelatihan dalam


kegawatdaruratan secara profesional dengan
mengedepankan aspek legalitas dan nilai jual
dalam rangka menciptakan lulusan pelatihan yang
kompeten

b. Tujuan Khusus :
i. Menganalisa kebutuhan organisasi SPGDT dalam
pelayanan gawat darurat sehari-hari dan
pelayanan gawat darurat dalam bencana di
wilayah kerjanya.
ii. Mempraktekkan keterampilan dalam
mengidentifikasi kebutuhan penderita gawat
darurat secara cepat, tepat dan akurat (initial
assessment)
iii. Mempraktekkan keterampilan dalam
mengupayakan jalan napas yang bersih sekaligus
memproteksi terhadap spinal (Airway
Management)
iv. Mempraktekkan keterampilan dalam
mengupayakan ventilasi paru dan perfusi jaringan
yang adequat (Breathing and Ventilatory
Management)
v. Mempraktekkan keterampilan dalam mengatasi
syok dan mengontrol perdarahan (Circulatory
Management)
vi. Mempraktekkan keterampilan Bantuan Hidup
Dasar (Basic Life Support-Cardiopulmonal
Rescucitation)
vii. Mempraktekan keterampilan dasar gawat darurat
bagi penderita yang mengalami
trauma/injury/cedera
viii. Mempraktekan keterampilan dasar gawat darurat
jantung : EKG dan Cardio Shock
ix. Mempraktekkan keterampilan pemasangan
balutan dan pembidaian
x. Mempraktekkan keterampilan ekstrikasi, evakuasi
dan tranportasi dengan teknik yang benar

c. SASARAN
Sasaran pelatihan ini adalah dokter, perawat ataupun
bidan.
d. METODE PELATIHAN
Proses belajar interaktif dengan ceramah, simulasi dan
demontrasi. Diskusi dilakukan untuk membahas suatu
kasus gawat darurat. Bahan materi pelatihan dibagikan
ke semua peserta minimal 1 (satu) minggu sebelum
pelatihan dilaksanakan.
e. PELAKSANAAN PELATIHAN

f. WAKTU DAN TEMPAT PELATIHAN

g. EVALUASI PELATIHAN DAN TINDAK LANJUT

Evaluasi penyelenggaraan pelatihan meliputi :

1. Evaluasi tertulis bagi petugas dengan pretest


dan postest

2. Ujian praktek laboratorium

3. Sertifikasi diberikan jika :

a. Kehadiran peserta 100 %

b. Dinyatakan lulus berdasarkan penilaian secara


obyektif merujuk pada kompetensi yang harus
dicapai peserta pelatihan
4. Evaluasi penyelenggaraan pelatihan

5. Pembinaan berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai