Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TAKALALAKEC. MARIORIWAWO
Jl. H. A.Wana Takalala 90862, Telp. (0484) 421523
Website : www.pkmtakalala.soppengkab.go.id / Email : puskesmastakalala@gmail.com

KERANGKA ACUAN PELATIHAN KEGAWATDARURATAN


TINGKAT PUSKESMAS TAKALALA
TAHUN 2016

A. PENDAHULUAN
Cedera bahkan kematian dapat terjadi kapan saja .di mana saja,dan dapat dialami oleh
siapa saja.bencana nasional seperti gempa bumi di kerinci,gempa bumi di biak sampai terakhir
tsunami di nangroe aceh darussalam dan sumatera utara merupakan contoh bagaimana
musibah tak dapat kita hindari, sehebat apapun upaya kita untuk menghadapinya. Upaya
rasional yang efektif adalah meminimalkan dampak yang mungkin timbul akibat
bencana/cedera. Kematian memang milik Tuhan Yang Maha Esa, akan tetapi kematian karena
sumbatan jalan nafas, gangguan ventilasi paru, dan perdarahan, seharusnya dapat kita cegah.
Sistem pelayanan gawat darurat terpadu (SPGDT) menjadi solusi terpilih terbaikuntuk
memberi bantuan bagi seseorang dengan kriteria gawat darurat pusponegoro (2005)
menyatakan bahwa suatu sistem yang baik akan tercermin dari waktu tanggap (respon time)
sesaat setelah cedera terjadi. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat itu
tergantung kepada :
Kecepatan ditemukannya penderita
Kecepatan meminta bantuan pertolongan
Kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan

Melihat ketiga faktor tersebut dapat dimengerti bahwa pertolongan pertama di tempat kejadian
(on the spot) sebaiknya dilakukan oleh penolong yang memahami prinsip resusitasi dan
stabilisasi, ekstrikasi dan evakuasi, serta cara transportasi penderita dengan benar.

B. LATAR BELAKANG
Puskesmas Takalala adalah puskesmas yang terletak di ibukota kecamatan Marioriwawo
dengan pelayanan Unit Gawat Darurat 24 jam. Pada tahun 2014 jumlah penderita cedera yang
dilayani di puskesmas takalala cukup signifikan. Hal ini menuntut adanya pelayanan yang cepat
tanggap dan tepat sesuai standar untuk menghindari terjadinya kecacatan dan kematian. Dari
segi ketenagaan, di puskesmas takalala terbilang masih kurang. Perawat yang bertanggung
jawab di Unit Gawat Darurat hanya satu orang, dan setiap jadwal jaga yang bertugas juga hanya
satu orang perawat ditemani satu orang bidan dan satu orang non perawat. Perawat yang telah
dilatih kegawatdaruratan atau BTCLS juga hanya 1 orang. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
pelayanan kasus kegawatdaruratan di puskesmas takalala. Demi meningkatkan mutu pelayanan
di unit gawat darurat khususnya penanganan kasus cedera oleh tenaga paramedis, sangatlah
diperlukan pelatihan kegawatdaruratan seperti Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS).
Sehingga diperlukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat untuk mengirim tenaga
paramedis mengikuti pelatihan tersebut, khususnya perawat di puskesmas dengan pelayanan
UGD 24 jam seperti puskesmas takalala.
Mengingat adanya keterbatasan biaya untuk pelaksanaan pelatihan kegawatdaruratan
seperti ATLS/ACLS bagi dokter, BTLS/BTCLS bagi perawat dan bidan maka dibuatlah sistem
pendidikan dan pelatihan tingkat puskesmas Takalala yang sederhana. Yaitu melalui transfer
ilmu dari petugas yang telah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan dan refreshing penanganan
kasus-kasus kegawatdaruratan di tingkat puskesmas.

C. TUJUAN

Tujuan umum :
Menyelenggarakan pelatihan kegawatdaruratan secara sederhana dalam rangka peningkatan
kualitas dan kapasitas tenaga kesehatan yang bertugas di unit gawat darurat.

Tujuan khusus :
Tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan pelatihan kegawatdaruratan tingkat puskesmas
adalah peserta diharapkan mampu :
1. Menganalisa kebutuhan dalam pelayanan gawat darurat sehari-hari dan pelayanan
gawat darurat dalam bencana diwilayah puskesmas.
2. Mengklasifikasikan pasien sesuai dengan aturan panduan triase.
3. Mempraktekkan keterampilan dalam mengidentifikasi kebutuhan penderita gawat
darurat secara cepat, tepat dan akurat.
4. Mempraktekkan keterampilan dalam memberikan bantuan hidup dasar sesuai dengan
kondisi pasien (Airway, Breathing, Circulation).

D. KEGIATAN POKOK/RINCIAN KEGIATAN


1. Pengantar dari kepala puskesmas
2. Pengarahan dari dokter puskesmas
3. Pre-test
4. Materi pelatihan oleh perawat yang telah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan
BTLS/BTCLS
5. Praktik pelaksanaan oleh semua peserta satu persatu
6. Post-test

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan dilaksanakan dengan metode pertemuan dalam bentuk pemberian materi
(ceramah) dan praktik penatalaksanaan.

Program pelatihan diselenggarakan dengan berdasarkan kerangka basic trauma dan


basic cardiac life support (BTCLS dan BCLS). Materi pelatihan meliputi bahasan dibawah ini :

1. Persfektif keperawatan gawat darurat.


2. Bantuan hidup dasar (basic life support)
3. Penilaian awal dan resusitasi (initial assessment)
4. Airway and breathing management
5. Syok management
6. Keracunan / intoksikasi
7. Trauma kepala dan spinal
8. Trauma thorak dan abdomen
9. Luka, perdarahan dan fraktur
10. Penanganan luka bakar
11. Triage skenario
12. Evakuasi dan transportasi penderita gawat darurat
Metoda pelatihan
Proses belajar interaktif dengan ceramah, simulasi dan demonstrasi. Diskusi dilakukan untuk
membahas suatu kasus gawat darurat

F. SASARAN
Sasaran pelatihan ini adalah tenaga paramedis yaitu perawat dan bidan yang bertugas di
unit gawat darurat puskesmas.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Setiap kali ada perawat/bidan yang telah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan
(BCLS/BTCLS)
2. Setiap ada kasus kegawatdaruratan yang meninggal saat mendapatkan pelayanan di UGD
Puskesmas Takalala

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kepala puskesmas dengan melihat
bagaimana kesesuaian rencana/jadwal pelaksanaan dengan pelaksanaan kegiatan.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan adalah bentuk dokumentasi kegiatan pelatihan yang telah
dilaksanakan. Dimana yang bertugas untuk membuat pencatatan dan pelaporan adalah
penanggungjawab Upaya Kesehatan Perseorangan puskesmas dibantu oleh Penanggungjawab
Unit Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai