Anda di halaman 1dari 26

• AKI • STUNTING /GIZI BURUK

• AKB • HEPATITIS A
• DIARE • DIFTERI
• TB • LEPRA
• DHF • LEPTO
• COVID

FIVE LEVEL OF PREVENTION


Secundary Quartin
Primary Prevention Tertiary
Prevention ary

Early
General &
Health diagnostic & Disability Rehabilitatio Penguatan
Spesific
promotion prom limitation n Rehabilitasi
Protection
treatment

AKI
1. Health promotion
• Dilakukan sasaran program KIA : remaja wanita, catin, wanita usia subur, pasangan usia
subur, ibu hamil, ibu bersalin
• Penyuluhan pada remaja usia reproduktif dan catin agar paham menyiapkan pernikahan
diberikan pandangan saat hamil
• Pada saat kehamilan apa saja yg perlu diperhatikan? Harus diperhatikan 1000HPK untuk
mengatasi upaya stunting (ibu hamil harus memahami 1000 HPK).
• Dilakukan ANC dengan benar syaratnya 6 kali setiap pertuan 2 kali dengan dokter
umum,
• Program P4K (perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi) .
• Apa bahaya, aware, untuk deteksi dini jika tidak ditangani secara cepat.
• 3T (Terlambat mengenal tanda bahaya, terlambat sampai ke faskes, terlambat penangan
persalinan)
• Untuk Catin: Hindari 4T (terlalu muda, tua, dekat, banyak)
2. General dan spesific protection
• Bisa imunisasi tt pada ibu hamil dilengkapi minimal 2 kali dilakukan pada trisemester ke
2/sebelum menikah
• Pemberian tablet tambah darah (fe dan asam folat) 90 hari sejak 20 minggu kehamilan
3. Early diagnosis dan promp treatm:
• General check up,
• Dilakukan USG saat anc untuk tau perkembangan anaknya.
• ANC sesuai ketentuan 10T (konseling ditambahi mengenai perencanaan persalinan yang
aman)
• Skrining std triple elimination: hep b, sifilis, hiv harus diketahui sejak dini
• Dilakukan persalinan yang aman, perlu tau 3T (terlambat menganali tanda bahaya,
terlambat ke faskes, terlambat penanganan faskes)
• Rekrut keluarga siaga, suami siaga, tetangga siaga.

4. Disabilty limitation:
• Ibu hamil tidak stress,
• Persalinan harus di fasilitas kesehatan yang tersedia
• Apabila ada keluhan dirujuk ke SpOG

5. Rehabilitasi:
• Diberi dukungan lingkungan sosial,
• Ibu post natal care harus dilakukan kontrol 2-3 kali setelah kelahiran (Kunjungan Nifas
à Tensi, resiko infeksi dan perdarahan)
AKB
1. Health promotion
• Program ibu hamil pada catin dan wanita subur edukasi kehamilan sehat,
• Perkawinan yang sehat
• Saat hamil harus memperhatikan 1000 hari pertama kehidupan dari konsepsi
sampai 2 tahun
• Gizi
• Dilakukan anc dengan benar syaratnya 6 kali setiap pertuan 2 kali dengan dokter
umum
• Program p4k(perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi)
• Apa bahaya, aware, untuk deteksi dini jika tidak ditangani secara cepat
2. Gen dan spesific protection
• Bisa imunisasi tt pada ibu hamil dilengkapi minimal 2 kali dilakukan pada
trisemester ke 2 dan sebelum hamil (catin)
• Pemberian nutrisi (asi eksklusif: <6 bulan asi, 6-24 bulan asi +mpasi)
• Triple eliminasi
• Pemberian vitamin a 100.000 unit (biru) 6-11 bulan , 200.000 (merah)
o Kapsul vitamin a 100.000 iu bagi bayi usia 6 (enam) sampai dengan 11
(sebelas) bulan
o Vitamin a 200.000 iu untuk anak balita usia 12 (dua belas) sampai dengan
59 (lima puluh sembilan) bulan dan ibu nifas
• Diberikan imuniasai pada anak (hep b, polio, pentabio, campak)
3. Early diagnosis dan promp treatm
• Anc sesuai ketentuan
• Pemeriksaan rutin di posyandu dan pengisian kms
4. Disaibilty limitation
• Perawatan anak di faskes yang memadai
5. Rehabilitasi
• Pemenuhan Gizi
• Vaksinasi
• Pemeriksaan rutin di posyandu
Gizi buruk
1. Health promotion
• Pemberian gizi seimbang
o 0-6 bulan asi aja
o 6-24 bulan asi + mpasi
• Pengetahuan gizi buruk (kurang karbohidrat, kurang protein)
• Pengetahuan gizi untuk 1000 hpk
• Penyuluhan tentang asi eksklusif & mpasi secara mandiri pada wus, calon
pengantin, ibu hamil dam menyusu
• Edukasi gizi seimbang dengan cara memasang poster/banner dipasar tradisional
dan pedagang sayur keliling (dilihat ibu)
• Penyuluhan pola asi
• Perbaikan sanitasi dan akses air bersih
• Edukasi masyarakat mengenai penularan dan bahaya pneumonia
• Hindari paparan asap rokok / polusi dalam atau luar ruangan
• Menerapkan phbs untuk memenuhi kebutuhan gizi dan mencegah terjadinya kek
(kurang energy kronis )

2. Gen dan spesific protection


• Tablet tambah darah untuk remaja dan ibu hamil
• Imunisasi dasar lengkap
• Imd < 1 jam setelah lahir
• Asi eksklusif 6 bulan pertama
• Pemberian mpasi pada anak usia 6-24 bulan
• Pemberian obat tambah darah sebelum hamil dan selama hamil
• Pemberian fortofikasi yodium pada garam -> cegah stunting
• Bayi 6-11 bulan vit a 100.000 iu (biru) 1x pertahun, balita 1-4 tahun 200.000
iu(merah0 2x pertahun
• Jika memungkinkan bisa memberikan imunisasi tambahan -> vaksinasi pcv
3. Early diagnosis dan promp treatm
• Melakukan penapisan (screening), pengukuran bb dan tb, lila, grafik kms
• Perhatian khusus pada balita dan bayi yang berisiko
• Baduta rentan : seribu hari pertama kehidupan
• Kontak tracing pasien -> mengetahui sumber penularan->secara aktif dan pasif
• Pengobatan gizi buruk dan pneumonia

4. Disaibilty limitation
• Balita gizi buruk mendapat perawatan dan pmt (pemberian makanan tambahan)
pemulihan
5. Rehabilitasi
• Wajib rawat inap pada pasien bila sudah ada komplikasi dengan penyakit lain
Stunting
1. Health promotion
• Edukasi catin,ibu hamil dan ibu yang memiliki anak
o kehamilan, pengetahuan gizi untuk 1000 hpk
o Penyuluhan tentang asi eksklusif & mpasi secara mandiri pada wus, calon
pengantin, ibu hamil dam menyusu
• Edukasi gizi seimbang dengan cara memasang poster/banner dipasar tradisional
dan pedagang sayur keliling (dilihat ibu)
• Perbaikan sanitasi dan akses air bersih
• Edukasi masyarakat mengenai penularan dan bahaya pneumonia
• Hindari paparan asap rokok / polusi dalam atau luar ruangan
• Menerapkan phbs untuk memenuhi kebutuhan gizi dan mencegah terjadinya kek
(kurang energy kronis )

2. Gen dan spesific protection


• Ibu hamil mendapat tablet tambah darah(ttd) minimal 90 tablet selama kehamilan

• Pemberian makanan tambahan (pmt) ibu hamil 

• Pemenuhan gizi 

• Pemberian inisiasi menyusu dini (imd) 

• Pemberian air susu ibu (asi) secara eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan 

• Memberikan makanan pendamping asi (mp-asi) untuk bayi diatas 6 bulan hingga
2 tahun 

• Pemberian imunisasi dasar lengkap dan vitamin a
• Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu terdekat 

3. Early diagnosis dan promp treatm

• Melakukan penapisan (screening), pengukuran bb dan tb, lila, grafik kms


• Perhatian khusus pada balita dan bayi yang berisiko
• Baduta rentan : seribu hari pertama kehidupan
• Kontak tracing pasien -> mengetahui sumber penularan->secara aktif dan pasif
• Pengobatan gizi buruk dan pneumonia

4. Disaibilty limitation
• Balita gizi buruk mendapat perawatan dan pmt (pemberian makanan tambahan)
pemulihan
5. Rehabilitasi
• Wajib rawat inap pada pasien bila sudah ada komplikasi dengan penyakit lain
TB
1. Health promotion
• Edukasi kepada masyarakat mengenai penularan tb, bahaya tb
• Pola hidup sehat dan berolahraga
• Tidak merokok, hubungan rokok dan tb
• PHBS: - Sanitasi (jendela, ventilasi, dan pencahayaan)
• -Hygiene (cuci tanagn, masker, etika TB)
• -Gaya hidup sehat (makanan bergizi, olahraga ruitn, tidur cukup, dan hindari
rokok dan alcohol)
• Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan (menjaga agar cahaya matahari masuk
kedalam rumah dengan baik, dan ventilasi didalam rumah baik)
• Etika batuk yang benar
• Skrining hiv (berhubungan dengan tb)
• Menangkal hoax dan disinformasi dengan promosi kesehatan di media social dana
tau media lainnya.
2. Gen dan spesific protection
• Imunisasi BCG
• Inh 6 bulan pada anak yang beresiko tb berdasar hasil skoring tb
• Mengontrol transmisi penyakitnya (dengan masker, isolasi pd saat tahap intensif,
bawa dahak container)
• Skrining tb pada odha
3. Early diagnosis dan promp treatm
• Melakukan anamnesa + pemfis
• Skrining diabetes dan HIV
• Melakukan tes bta/tcm
• Kontak tracing pasien à mengunjungi rumah
• Pengobatan tb dilakukan pengawasan langsung (dot = directly observed
treatment) oleh seorang pengawas menelan obat (pmo)
4. Disaibilty limitation
• Cek sputum berkala sebanyak 4x (di awal, akhir bulan ke-2, akhir bulan ke-5, dan
akhir bulan ke-6). Jika tidak membaik bisa jadi kasus TB-RO
• Pasien harus rutin minum obat agar pasien tidak terjadi resistensi obat
• Memperbaiki kondisi pasien agar paru tetap berfungsi dengan baik.
5. Rehabilitasi
• Ditekankan pada PHBS à agar tidak terkena TB lagi
• Memberikan pelatihan pada pasien bila sudah terkomplikasi dengan penyakit lain.
• Dukungan ekonomi: transport pasien tb, nutrisi dan suplemen pasien tb,
peningkatan ketrampilan pasien tb guna meningkatkan penghasilan,
DHF
1. Health promotion
• Psn (pemberantasan sarang nyamuk)
Menguras dan menyikat tempat penampuangan air seminggu sekali (m1)
Menutup rapat rapat tempat penampungan air (m2)
Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air
hujan (m3)
• Penyuluhan gerakan psn 3m plus dibantu oleh jumantik (juru pemantau jentik)

2. Gen dan spesific protection
• Psn untuk daerah endemis
• Pemangsa jentik à ikan pemakan jentik à cupang/gabus
• Pengenceran insektisida dilakukan dalam wadah khusus dengan kelipatan 10 liter
campuran siap pakai per hektar atau 50 rumah dengan asumsi 200 meter persegi
luar per rumah dan halaman
• Penyemprotan dilakukan 2 siklus interval 5-7 hari
3. Early diagnosis dan promp treatm
• Pemeriksaan dl
• Pemberian cairan
• Pengobatan sesuai gejala
• Dibeikan malathion jika ada 1 kasus terkonfirmasi dengan ns1 atau terkonfrimasi
3 probable dengan darah lengkap à diaplikasikan dengan cara pengabutan
panas/fogging dan pengabutan dingin
4. Disaibilty limitation
• Datang ke rumah sakit jika muntah terus menerus, keadaan memburuk,nyeri perut
memburuk
5. Rehabilitasi
• Pemantauan kebutuhan cairan

Bertanya
1. Psn masuk mana ya, health promotion atau gen dan specific
2. Mencari sumber air yang beresiko diare masuk mana dok
3. Sampling makanan dan air minum masuk mana dok
Diare
1. Health promotion
• Phbs à jamban sehat, sanitasi (lingkungan), hygine (pribadi), aktivitas fisik
• Gizi seimbang: asi eksklusif
• Makan makanann yang bergizi à isi piringku
• Membuat sarana cuci tangan yang mudah diakses dan memenuhi standart
• Pengelolaan limbah yang baik (15 meter dari sumber air)
Kesehatan lingkungan
• Menerapkan pola hidup bersih dan sehat misalnya makan makanan bergizi,
mencuci tangan dengan sabun, olahraga teratur dan istirahat cukup
• Mengadakan penyuluhan diare di puskesmas/posyandu oleh tenaga kesehatan dan
dibantu oleh kader
• Bekerjasama lintas sektoral untuk menyediakan jamban sehat bagi warga yang
belum ada jambannya, atau mengadakan arisan jamban sehat
• Menambah tempat cuci tangan umum di lingkungan sekitar warga (bisa dengan
bantuan LSM/pemerintah)
• Melakukan kunjungan rumah untuk sanitasi & air bersih
2. Gen dan spesific protection
• Pemberian vitamin a à epitelisasi usus
• Imunisasi lengkap
• Makanan bergizi –> asi ekslusid 6 bulan dilanjutkan dengan mpasi
• Edukasi tata cara pembuatan oralit yang benar
• Minum air yang dimasak matang
• Sampling makanan dan air kyknya
3. Early diagnosis dan promp treatm
• Program lintas diare ( ( berikan oralit tiap deare (beri ibu 6 bungkus oralit (200ml)
untuk digunakan di rumah), berikan zinc selama 10 hari (dosis ½ tab(10mg)/ hari
anak usia < 6bln 1 tab(20 mg)/hari anak > 6bulan), teruskan pemberian asi dan
makanan, antibiotik selektif, berikan nasihat pada ortu.
• Mencari penyebab diare
4. Disaibilty limitation
• Membawa ke fasilitas kesehatan terdekat jika terjadi tanda tanda dehidrasi
• Zinc 10 hari berturut turut untuk mencagah berulangnya diare dan mempercepat
penyembuhan mukosa usus
• Asi ekslusif 6 bulan dan dilanjut dengan mpasi dantetap deberiasi hingga 2 tahun
5. Rehabilitasi
• Lebih menerapkan phbs agar diare tidak berulanga dan terjamin kebersihannya
Covid
1. Health promotion
• Menerapkan 3m (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan)
• Olahraga, gizi seimbang, konsumsi aerrrr, tidur cukup
• Mengkonsumsi vitamin c d
• Mematuhi ppkm psbb
• Memberikan hand sanitizer ditempat umum, melakukan desinfeksi ruangan
berkala
• Membuat sarana cuci tangan yang mudah diakses dan memenuhi standart
• Edukasi etika batuk pilek
2. Gen dan spesific protection
• Mendapat vaksinasi à sampek booster ya
• Menjaga sanitasi (cuci tangan 6 langkah)
• Karantina untuk suspek/ yang kontak dengan pasien (kontak beresiko)
• Menjaga sirkulasi udara
• Membersihkan / desinfeksi barang barang yang dipake
3. Early diagnosis dan promp treatm
• Skrining dengan swab antigen
• Diagnostic dengan swab pcr
• Kontak tracing dari faskes 1
• Mengobati pasien sesuai dengan gejala
• Isoman 10-14 hari
4. Disaibilty limitation
• Membawa ke fasilitas kesehatan terdekat jika terjadi perburukan gejala
• Pemberian oksigen tambahan
• Dukungan sosial
5. Rehabilitasi
• Menjaga protocol kesehatan da imun sehingga nggak sakit lagi
5 LEVEL OF PREVENTION
Daftar kasus :
1. Covid-19 6. DHF
2. HIV 7. Gizi Buruk
3. Imunisasi 8. Kejadian Tanda Bahaya Kehamilan
4. Diare 9. Hipertensi
5. TBC

KASUS COVID-19
Pre-patogenesis
Primary prevention
Health promotion Spesific protection
➢ Melakukan gerakan PHBS (Pola Hidup Bersih dan ➢ Melakukan 5M (memakai masker, mencuci tangan
Sehat). PHBS terdiri atas makan makanan bergizi dengan sabun/handsanitizer, menjaga jarak,
seperti memperbanyak konsumsi buah dan sayur, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan)
olahraga teratur, istirahat cukup, menghindari rokok ➢ Penggunaan APD lengkap untuk tenaga kesehatan
dan alkohol. yang sedang merawat pasien positif covid-19.
➢ Mengadakan edukasi tentang penyakit, penyebaran, ➢ Menyediakan vaksinasi covid-19 di puskesmas
dan vaksin covid-19 melalui penyuluhan online, untuk seluruh masyarakat
penyebaran poster, mading daerah, dan leaflet.
➢ Membuat website khusus covid-19 agar masyarakat
bisa mengetahui perkembangan penyakit tersebut
➢ Pemberian Vitamin C dan Vitamin B Kompleks
kepada Petugas lapangan
➢ Penyemprotan atau disinfeksi di tempat-tempat
umum juga telah dilakukan seperti pada
perkampungan, rumah sakit, puskesmas, terminal,
Stasiun, perkantoran, lokasi strategis atau positif
COVID-19, pasar, rumah ibadah, kafe, Sentra Wisata
Kuliner (SWK), dan tempat pelayanan publik.

Patogenesis
Secondary prevention Tertiary prevention
Early dx & prompt treatment Disability limitation Rehabilitation
• Melakukan penyelidikan - Menyediakan Rumah Sakit • Melakukan pemantauan kepada pasien
epidemiologi, pemantauan, rujukan khusus covid-19 dan yang sembuh untuk mengetahui
dan pendataan seluruh melakukan pelayanan rawat perkembangan kesehatannya dan agar
kriteria kasus dan kontak inap dan rawat jalan di tetap melakukan social distancing.
eratnya. puskesmas • Pemulihan fisik : seseorang yang sudah
• Melakukan analisa terhadap - Menyediakan obat-obatan positif terkena penyakit korona, harus
peningkatan kasus, untuk menangani kasus benar-benar sembuh dan tidak terkena
pemetaan persebaran kasus, COVID-19, menyediakan kembali virus Covid-19.
dan kejadian transmisi lokal alat-alat kesehatan untuk • Pemulihan mental : seseorang yang sudah
(pelacakan klaster). penanganan pasien COVID- terkena penyakit korona harus dikuatkan
• Melakukan screening 19 dan menyediakan sarana mentalnya, agar kembali bersemangat
massal, tracing/kontak rujukan yang aman untuk menjalani aktivitasnya sehari hari secara
survei dengan pemeriksaan pasien COVID-19. produktif.
PCR swab. - Isolasi pasien yang sudah • Pemulihan status sosial : seseorang yang
bergejala/positif covid dan sudah terkena penyakit korona harus
karantina mandiri untuk yang diterima kembali di lingkungan
telah melakukan kontak erat masyarakat jangan sampai ada
dengan pasien covid serta pengasingan atau pengucilan terhadap
minum obat-obatan sesuai orang-orang yang sudah terkena penyakit
dengan gejalanya. korona di Masyarakat.
• Pemberian donor plasma kovalesens.

Tambahan : Quartinery prevention


Dilakukan prevensi pada tingkat fasyankes agar menjaga dan meningkatkan manajemen mutu dan
kendali biaya fasyankes.
Contoh :
o RI GHA 19 (alat rapid test buatan indonesia)
o Penyediaan ventilator pindad (ventilator buatan BUMN)
o Memakai produk (diversifikasi) APD buatan masyarakat/swasta

Strategi PROMKES Covid-19

Upaya Pemutusan Komponen Rantai Penularan Covid-19

Strategi Komunikasi COVID-19


TATALAKSANA COVID-19
KASUS HIV-AIDS
Pre-patogenesis
Primary prevention
Health promotion Spesific protection
- Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun • Penggunaan kondom untuk mencegah
kuantitas) penularan HIV/AIDS (terutama di kalangan
- Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penasun)
penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan • Menurunkan transmisi seksual yang tidak
tinja dan limbah. aman
- Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
- Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang
bertanggung jawab.
- Pendidikan kesehatan reproduksi kepada masyarakat
contohnya penyuluhan di sekolah kepada remaja tentang
bahaya HIV/AIDS, kondisi mental dan organ reproduksi
yang belum berkembang sempurna (dapat dilakukan di
media elektronik dan cetak).

Patogenesis
Secondary prevention Tertiary prevention
Early dx & prompt treatment Disability limitation Rehabilitation
1. Konseling dan tes HIV (VCT) Pengobatan dan Mengembangkan lembaga-
Secara pasif atas inisiasi petugas kesehatan dan perawatan yang lembaga rehabilitasi dengan
kerjasama lintas sektoral. sempurna agar penderita mengikutsertakan masyarakat.
Sasaran : populasi kunci memiliki kemungkinan Misalnya, lembaga untuk
Cara melakukan : mobile VCT (penjangkauan ke hidup lebih lama kita tau rehabilitas moral penderita
tempat transaksi seksual) bersama bahwa HIV/AIDS HIV/AIDS
Jika hasil negatif : ulang 6 bulan kemudian tak bisa disembuhkan dan
2. Perawatan, dukungan dan pengobatan tak terjadi komplikasi. Menyadarkan masyarakat untuk
Memberikan terapi ARV dan terapi penyakit menerima mereka kembali
oportunistik Perbaikan fasilitas dengan memberikan dukungan
Memberikan dukungan psikologis dan kesehatan sebagai moral setidaknya bagi yang
kepatuhan minum obat penunjang untuk bersangkutan untuk bertahan.
ARV LINI 1 : 2NRTI + 1NNRTI (zidofudine + dimungkinkan Misalnya dengan tidak
lamivudine + nevirapine/efavirene) pengobatan dan mengucilkan penderita HIV/AIDS
3. Layanan Pencegahan Penularan dari Ibu perawatan yang lebih di lingkungan masyarakat tempat
ke Anak intensif. dia tinggal
Sasaran : wanita hamil dengan HIV (+) Meningkatkan akses
Memberikan rujukan persalinan untuk operasi terapi ARV
di RS
Memberikan edukasi untuk pemberian susu
formula
Memberikan dukungan kepatuhan minum obat
4. Pengurangan dampak buruk NAPZA
Layanan alat suntik steril
Program terapi rumahan metadone
KASUS IMUNISASI
Pre-patogenesis
Primary prevention
Health promotion Spesific protection
- Penyuluhan pentingnya imunisasi dasar dan lanjutan, - Memeriksa kondisi bayi yang akan di imunisasi
Penyuluhan mengenai KIPI, Penyluhan untuk untuk meminimalisir KIPI
mengatasi mitos yang beredar di masyarakat. - Pelatihan kepada para nakes tentang imunisasi
- Mengajak tokoh masyarakat dan kader untuk yang baik (terutama catch up) + VVM
berpartisipasi agar tercipta suasana yang kondusif dan
menginspirasi masyarakat untuk tidak takut
memberikan imunisasi pada anaknya
- Membuat poster tentang pentingnya imunisasi
- Pengadaan posyandu agar membantu kerja puskesmas
dalam pelayanan imunisasi
- Koordinasi lintas sector (Instalasi farmasi untuk
penyediaan vaksin, DisHub untuk distribusi vaksin,
organisasi agama untuk mendukung pelaksanaan
vaksinasi)
-

Patogenesis
Secondary prevention Tertiary prevention
Early dx & prompt treatment Disability limitation Rehabilitation
• Mengedukai orang tua tentang kipi Perujukan bila timbul KIPI • Melakukan pemantauan kondisi
dan bagaimana cara penangannnya (demam yang tidak kunjung pasien yang mengalami KIPI
(misalkan jika demam diberi turun dalam 1 hari, anak • Bila terjadi KIPI, edukasi kepada
paracetamol syrup 3x sehari, jika mual/muntah, tidak nafsu orang tua bahwa ini adalah hal normal
bekas tempat suntikan sakit bisa makan) dan bisa terjadi pada setiap anak.
dikompres dengan air dingin)
• Tes mantoux bila pasien belum
mendapatkan imunisasi BCG > 1
bulan
• Pemberian obat-obatan untuk
mengatasi kipi (Paracetamol, atau
Antinyeri)
KASUS DIARE
Pre-patogenesis
Primary prevention
Health promotion Spesific protection
- Menerapkan pola hidup bersih dan sehat misalnya - Menggunakan jamban sehat (jamban
makan makanan bergizi, mencuci tangan dengan sabun, cemplung/leher angsa/plengsengan
olahraga teratur dan istirahat cukup - Menerapkan PHBS
- Mengadakan penyuluhan diare di puskesmas/posyandu - Mencari sumber air bersih untuk MCK (bisa
oleh tenaga kesehatan dan dibantu oleh kader kerjasama lintas sektoral bersama PDAM untuk
- Bekerjasama lintas sektoral untuk menyediakan jamban penyediaan air bersih)
sehat bagi warga yang belum ada jambannya, atau - Memasak makanan dan air hingga matang
mengadakan arisan jamban sehat
- Menambah tempat cuci tangan umum di lingkungan
sekitar warga (bisa dengan bantuan LSM/pemerintah)
- Melakukan kunjungan rumah untuk sanitasi & air
bersih

Patogenesis
Secondary prevention Tertiary prevention
Early dx & prompt treatment Disability limitation Rehabilitation
• Melakukan pemeriksaan ke • Mencegah dehidrasi Makanan makanan bergizi dan minum air
petugas kesehatan jika terjadi dengan pemberian cairan yang cukup untuk mengganti nutrisi yang
diare (oralit/intravena) hilang selama diare
• Pengobatan diare untuk anak • Pengobatan yang adekuat
meliputi OZANA (oralite, zinc,
ASI, nasihat, antibiotik)
• Pengobatan diare untuk dewasa
bisa diberi obat anti-diare
(absorbent/anti-sekretorik
KASUS TBC
Pre-patogenesis
Primary prevention
Health promotion Spesific protection
- Menerapkan pola hidup bersih dan sehat misalnya o Imunisasi BCG
makan makanan bergizi, mencuci tangan dengan o Tidak merokok untuk mencegah pennyakit
sabun, olahraga teratur dan istirahat cukup paru
- Mengadakan penyuluhan TBC di o Mengontrol transmisi penyakitnya (Masker)
puskesmas/posyandu oleh tenaga kesehatan dan
dibantu oleh kader
- Edukasi kepada masyarakat mengenai TBC dari
cara penularan dan bahayanya
- Tidak merokok
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
- Ventilasi rumah tetap terjaga dengan membuka
jendela dan membiarkan cahaya matahari masuk
ke dalam ruangan (kuman TBC mati jika kena
sinar matahari)

Patogenesis
Secondary prevention Tertiary prevention
Early dx & prompt treatment Disability limitation Rehabilitation
• Pemeriksaan ke tenaga kesehatan jika - Cek sputum berkala - Makanan makanan bergizi,
muncul gejala TBC seperti batuk > 2 sebanyak 4x (di awal, akhir vitamin, dan minum air yang
minggu, batuk berdahak (bisa bulan ke-2, akhir bulan ke-5, cukup, dan istirahat untuk
bercampur darah), nyeri dada, sesak dan akhir bulan ke-6). Jika memulihkan kondisi tubuh.
napas tidak membaik bisa jadi - Menjaga jarak keluarga lain
• Melakukan tes BTA dengan kasus TB-RO dengan pasien yang bergejala
dahak/sputum, bilas lambung (untuk - TCM untuk cek resistensi TBC (bisa beda kamar tidur,
anak karena sulit mengeluarkan dahak) bila tidak membaik tempat makan & minum,
• Menggunakan scoring TB untuk kasus - Memperbaiki kondisi pasien serta memakai masker jika
pada anak agar parunya tetap berfungsi berkomunikasi)
• Menemukan kasus baru dengan baik dan tidak terkena - Tidak merokok dan tetap
• Kontak tracing pasien penyakit lain seperti HIV dan menerapkan PHBS
• Pengobatan TB DM karena rentan terhadap - Memberi semangat pada
pasien TB penyintas TB agar patuh
• Pengawas minum obat (PMO)
berobat dan memberi
keyakinan bisa sembuh
(misal PETA/yayasan
tangguh pejuang TB-RO)
KASUS DHF
Pre-patogenesis
Primary prevention
Health promotion Spesific protection
- Menerapkan pola hidup bersih dan sehat misalnya - Mengadakan program PSN (pemberantasan sarang
makan makanan bergizi, mencuci tangan dengan sabun, nyamuk)
olahraga teratur dan istirahat cukup - Membentuk kader jumantik/bumantik
- Mengadakan penyuluhan demam berdarah di - Memakai anti-nyamuk dalam bentuk obat nyamuk
puskesmas/posyandu oleh tenaga kesehatan dan (semprot/bakar/listrik) atau memberikan lotion
dibantu oleh kader anti-nyamuk setiap pagi sebelum beraktivitas
- Mengadakan kerja bakti untuk membersihkan jentik - Memakai kelambu saat tidur
nyamuk di lingkungan masyarakat 1 minggu sekali - Melakukan 3M (menguras, menutup, mengubur)
- Fogging sesuai indikasi persyaratan administrasi

Patogenesis
Secondary prevention Tertiary prevention
Early dx & prompt treatment Disability limitation Rehabilitation
• Pemeriksaan ke tenaga kesehatan • Mengenali warning sign Makanan makanan bergizi,
jika muncul gejala demam tinggi DHF (perut nyeri mendadak, vitamin, dan minum air yang
mendadak disertai ruam merah perubahan suhu dari demam cukup, dan istirahat untuk
pada kulit, lesu & lemas, tidak mau ke menggigil, mual muntah memulihkan kondisi tubuh pasca
makan, menggigil terus menerus, peurunan sakit
• Mengenali pola demam khas DHF kesadaran, tidak mau makan
yaitu seperti tapal kuda (tinggi minum)
mendadak pada hari 1-3, lalu • Terapi cairan sesuai ddengan
menurun saat hari 4-5) derajat dehidrasi (usahakan
• Melakukan tes rumple leede jangan sampai overload
• Terapi cairan untuk rehidrasi dan karena risiko edema paru)
nutrisi
KASUS GIZI BURUK
Pre-patogenesis
Primary prevention
Health promotion Spesific protection
• Edukasi kepada masyarakat terutama ibu dan o Upaya pencegahan gizi buruk sejak remaja
catin mengenai Gizi buruk di puskesmas, (kehamilan 4 terlalu, informasi seputar
posyandu, dan dapat menggunakan selebaran kehamilan dan cara memberi ASI)
atau bantuan dari tokoh masyarakat o Pemenuhan gizi balita
• Rutin melakukan penimbangan bayi dan balita - IMD <1 jam sejak lahir
setiap bulan di posyandu - ASI Eksklusif 6 bulan pertama
- MP-ASI pada usia 6 bulan
o Skrining masal unutk menemukan balita
dengan gizi buruk (Pengukuran BB/U, LiLa
o Memberikan perhatian khusus pada bayi dan
balita yang beresiko
o Edukasi tentang 1000 hari pertama
kehidupan (270 hari saat hamil, 730 hari
sampai usia 2 tahun)
o Dukungan lintas sektor
- Air bersih
- Pengadaan jamban
- Lingkungan sehat
- Upaya pencegahan penyakit menular

Patogenesis
Secondary prevention Tertiary prevention
Early dx & prompt treatment Disability limitation Rehabilitation
• Rutin menyelenggarakan Posyandu, disitu akan Melakukan perawatan Makanan makanan bergizi,
dilakukan penimbangan setiap bulan, Pengukuran dengan baik agar tidak vitamin, dan minum air
LiLa (<12,5cm pada balita) terjadi gangguan yang cukup, dan istirahat
• Merujuk ke Tenaga kesehatan perkembangan otak,
- Konfirmasi status gizi dengan indeks BB/TB, otot Melakukan rehabilitasi
T/U, dan LiLa apabila terjadi gangguan
- Mencari faktor penyebab dari pertumbuhan dan
- Tatalaksananya dapat rawat jalan atau inap perkembangan bayi balita
• Rawat jalan → tanpa komplikasi, nafsu makan baik
dan keluarga mampu merawat.
- Antibiotik Spektrum luas : Amoksisilin 15
mg/kg 3x1 selama 5 hari
- Parasetamol kalau demam
- Konseling mengenai pemberian RUTF (Ready
To Use Therapeutic Food) dan F-100
• Rawat Inap → bayi < 6 bulan dengan gizi buruk,
Bayi usia 6 – 59 bulan dengan komplikasi
- Atasi/cegah Hipoglikemi
- Atasi/cegah hipotermi
- Atasi/cegah dehidrasi
- Perbaiki gangguan elektrolit
- Obat infeksi
- Perbaiki defisiensi nutrient mikro (Tablet Fe,
Vitamin A)
- Makanan stabilisasi dan transmisi
- Pemberian F-100
- Stimulasi (beri kasih sayang, lingkungan
ceria)
- Tindak lanjut (pemulangan balita)

KASUS TANDA BAHAYA KEHAMILAN


Pre-patogenesis
Primary prevention
Health promotion Spesific protection
- Menerapkan pola hidup bersih dan sehat misalnya makan makanan - Pemberian tablet Fe, asam folat, dan
bergizi, mencuci tangan dengan sabun, olahraga teratur dan istirahat yodium
cukup - Vaksinasi TT
- Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, serta tanda - Mengadakan kelas ibu hamil
dan bahaya kehamilan meliputi pre-eklampsia dan perdarahan (dihadiri oleh ibu hamil dan
pervaginam pada calon pengantin (catin), wanita dan pria usia subur suaminya/keluarganya)
di puskesmas/penyuluhan online melalui media sosial - Mengadakan senam ibu hamil
- Mengedukasi ibu hamil untuk melakukan ANC ke puskesmas secara - Merencakan persalinan sejak hamil
rutin minimal 6x selama kehamilan
- Melakukan 4 pilar safe motherhood (sasaran ibu hamil) : ANC, KB,
persalinan bersih dan aman, pelayanan obstetri esensial
- Menempel stiker P4K (perencanaan persalinan dan penanganan
komplikasi) pada rumah ibu hamil yang berisiko
- Edukasi pentingnya 1000 hari kehidupan
• Pemeriksaan kehamilan : KIA, anc, tt
• Persalinan nifas dan neonatal : IMD, masa nifas, bayi baru lahir,
imunisasi dasar,
• KB pasca persalinan
• Pelayanan bagi bayi : ASI eksklusif, imunisasi, gizi dan tumbuh
kembang
• Pelayanan bagi balita

Patogenesis
Secondary prevention Tertiary prevention
Early dx & prompt treatment Disability limitation Rehabilitation
• Melakukan screening faktor risiko • Segera melakukan perujukan Makanan makanan bergizi,
kehamilan pada KEK (Lila < ke RS jika ada tanda bahaya vitamin, dan minum air yang
23,5), pre-eklampsia (MAP) kehamilan (misal demam cukup, dan istirahat untuk
• Pemeriksaan test lab sederhana tinggi, perdarahan memulihkan kondisi tubuh pasca
saat ANC (darah lengkap, gula pervaginam, tekanan darah sakit
darah, protein urine) tinggi/pre-eklampsia, muntah
• Melakukan 10T ANC terus dan tidak mau makan, Merencanakan persalinan yang
• Pemberian profilaksis aspirin jika janin dirasakan kurang bersih dan aman di fasilitas
ada risiko pre-eklampsia bergerak, air ketuban pecah kesehatan
sebelum waktunya, bengkak
pada kaki tangan)
• Konsultasi ke dokter spesialis
obsgyn
KASUS HIPERTENSI
Pre-patogenesis
Primary prevention
Health promotion Spesific protection
- Menerapkan pola hidup bersih dan sehat misalnya - Perbaikan status gizi perorangan
makan makanan bergizi, mencuci tangan dengan sabun, maupunvmasyarakat, seperti: makan dengan
olahraga teratur dan istirahat cukup teratur (3x sehari), mengkonsumsi bahan makanan
- Penyuluhan di puskesmas atau seminar hipertensi bagi yangvmengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan
masyarakat tentang upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh tubuh sehingga terbentuk daya tahan
dalam rangka peningkatan derajat kesehatan tubuhyang lebih baik dan dapat melawan agen
masyarakat yang optimal, dan utuk mengenali gejala penyakit pada saat masuk ke dalam tubuh
hipertensi - Mengontrol faktor risiko yang dapat diubah
- Mengenali risiko hipertensi sejak dini dengan cara (obesitas, dislipidemia, jarang olahraga, konsumsi
CERAMAH (cek tekanan darah di rumah) alkohol, merokok)

Patogenesis
Secondary prevention Tertiary prevention
Early dx & prompt treatment Disability limitation Rehabilitation
• Pemeriksaan ke tenaga • Melakukan pengendalian - Kepatuhan berobat
kesehatan jika muncul gejala hipertensi dengan PATUH - Tidak minum obat
hipertensi untuk mendapatkan • Mengontrol hipertensi dengan sembarangan yang dijual
pengobatan meningkatkan kepatuhan berobat bebas
• Tatalaksana farmakologis bisa (menjelaskan komplikasi - Tetap menjaga pola hidup
diberi ACE inhibitor, diuretic, hipertensi kepada pasien jika tidak sehat
beta blocker, CCB, ARB teratur kontrol dan berobat seperti
Penyakit jantung, Stroke, Penyakit
ginjal, Retinopati (kerusakan
retina), Penyakit pembuluh darah
tepi, Gangguan saraf, Gangguan
serebral

Anda mungkin juga menyukai