Anda di halaman 1dari 11

MASKULINITAS TOKSIK DALAM AL-QUR’AN

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :

SULTAN SYAHNI

NIM : 1803033

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASY-SYUKRIYYAH

TANGERANG 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan sebaik-baik ciptaan Allah Ta’ala. Dalam Al-

Qur’an, manusia dibagi menjadi 3 istilah. Pertama, Uns atau Insaan yang

dalam surah At-Tiin ayat 4 bermakna mempunyai dua unsur kemanusiaan,

yaitu aspek lahiriyah dan bathiniyah1 .Kedua, Basyar yang menggambarkan

bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki kedewasaan dan

mampu bertanggung jawab atau mengemban amanah. Ketiga, Bani Adam

yang dalam surah Al-A’raf ayat 172 memiliki makna sebagai anak dari

manusia ciptaan Allah yang pertama bernama Adam ‘Alaihissalam. 2

Manusia beserta segala topik permasalahannya tak ada habisnya dan

selalu bertambah terus-menerus. Berawal dari pertanyaan-pertanyaan yang

bermunculan karena permasalahan-permasalahan tersebut, kemudian

menghasilkan pelbagai ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan manusia

itu sendiri seperti antropologi, sosiologi, psikologi, kesehatan, hukum dan

sebagainya. Dengan akal dan kemampuan berpikir yang dianugerahkan

Allah Ta’ala, kemudian manusia mampu mengembangkan ilmu

1
H. Fuad Nashori, Potensi-potensi Manusia: Seri Psikologi Islami, (Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR, 2005), Hal. 18.

2
H. Fuad Nashori, Potensi-potensi Manusia: Seri Psikologi Islami, (Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR, 2005), Hal. 19

1
pengetahuan modern seperti teknologi yang terus berkembang dari waktu

ke waktu.

Pemberdayaan akal manusia yang tiada habisnya mampu

menaklukan dan mengeksploitasi berbagai macam hal di muka bumi.

Seiring berkembangnya zaman, manusia selalu menciptakan inovasi dan

terobosan baru yang bermanfaat untuk kemaslahatan. Namun dalam

pelaksanaannya, selalu diiringi dengan stigma-stigma yang sudah melekat

dalam sejarah budaya sosial masyarakat. Salah satunya ialah kebebasan

terhadap satu kelompok gender dan sebuah belenggu bagi kelompok

lainnya.

Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di

mana laki-lakidan perempuan dibedakan sesuai dengan perannya masing-

masing yang dikonstruksikan oleh kultur setempat berkaitan dengan peran,

sifat, kedudukan dan posisi dalam masyarakat tersbut. Gender menjadi

aspek dominan dalam definisi politik tertentu. Dalam relasi kelas, golongan

usia maupun etnisitas, gender juga terlibat di dalamnya. Hal tersebut juga

dapat ditemukan mulai dari lingkungan keluarga antara suami dan istri

sampai pada tatanankemasyarakatan yang lebih luas.3

Islam sebagai agama yang rahmatan lil’alamin mengajarkan bahwa

laki-laki dan perempuan memiliki posisinya masing-masing sesuai dengan

3
Tenriawaru Septiananida Amran, “Skripsi Kesetaraan Gender dalam Prespektif Politik
di Persyarikatan Muhammadiyah Kabupaten Bone” (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan
Ilmu Pemerintahan, Universitas Muhammadiyah, Makasar 2019), Hal.1

2
fitrahnya. Sedangkan pada realitanya, dalam kehidupan sosial masyarakat

sering terjadi adanya patriarki. Laki-laki yang mendominasi masyarakat

telah dimulai sejak awal sejarah kehidupan manusia. Di saat yang

bersamaan, perempuan mengerjakan tugas yang dikaitkan dengan rumah

tangga dan pengasuhan anak, sedangkan laki-laki mengambil alih untuk

berburu binatang, menjalin kontak dengan yang lain, berdagang dan

berperang dengan yang lainnya. Sehingga pada akhirnya laki-lakilah yang

mengambil alih peran di tengah masyarakat.4 Disamping itu, seiring

berkembangnya sosial budaya masyarakat peran dominan yang dimiliki

laki-laki dapat bertransformasi menjadi sesuatu yang negatif, seperti yang

disebut dengan Maskulinitas Toksik.

Modernitas telah menyebabkan gender, maskulinitas khususnya,

menjadi sebuah permasalahan yang lebih rumit dan kompleks. Hal tersebut

menghasilkan pandangan baru yang diistilahkan sebagai maskulinitas

toksik. Pada umumnya, maskulinitas toksik dikaitkan dengan perilaku laki-

laki yang sangat tidak menyenangkan seperti seksisme, pelecehan atau

kekerasan. Tak terkecuali dalam islam, banyak bermunculan tuduhan-

tuduhan negatif karena dali-dalil Al-Qur’an yang disalah pahami oleh

beberapa pihak. Khususnya para orang awam yang masih belajar, bahkan

sampai para oknum pengajar. Salah santu contohnya ialah penggalan dari

4
Ilhamuddin, A.Md, “Islam dan Kesetaraan Gender: Hubungan Pengoptimalisasi Potensi
Kaum Perempuan Indonesia Menurut Ajaran Islam.”
(https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/2055/islam-dan-kesetaraan-gender-hubungan-
pengoptimalisasi-potensi-kaum-perempuan-indonesia-menurut-ajaran-islam.html/Diakses pada
22 Desember 2022, 23:45)

3
surah An-Nisa ayat 34 yang seringkali dijadikan hujjah dalam melakukan

kekerasan verbal kepada istri yang tidak menaati suaminya.

Penelitian ini bertujuan untuk membantah berbagai tuduhan-

tuduhan negatif berkaitan dengan banyaknya kekeliruan mengenai

kedudukan laki-laki dan perempuan dalam Islam. Penelitian ini dirancang

sebagai penelitian kualitatif karena karena dapat menyajikan pemahanam

tentang makna dari ayat-ayat berkaitan dengan sosial kebudayaan dalam

masyarakat, khususnya mengenai pandangan islam terhadap kesetaraan

gender dan perilaku maskulinitas toksik.

B. Rumusan Masalah

Mengacu kepada judul diatas maka rumusan masalah pada skripsi ini

adalah:

1. Apa pandangan Al-Qur’an terhadap Maskulinitas Toksik?

2. Bangaimana sikap seorang muslim terhadap perilaku Maskulinitas

Toksik yang terjadi dimasyarakat?

C. Batasan Masalah

Mengingat maskulinitas toksik adalah suatu permasalahan modern

yang masih sangat jarang dibahas, khususnya dalam prespektif islam. Maka

dari itu, penulis membatasi masalah dengan hanya berfokus pada surah An-

Nisa ayat 34 dan Al-Baqarah ayat 233 yang disertai dalil-dalil dan tafsir

pendukung lainnya.

4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Bersandar pada rumusan masalah, maka dapat diketahui bahwa

tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bahaya dari maskulinitas toksik lewat pemahaman

kedudukan antara laki-laki dan perempuan dalam islam

2. Untuk mematahkan tuduhan fitnah bahwa Islam mengajarkan

maskulinitas toksik

Penulis berharap dari hasil penelitian ini bisa menambah khazanah

kelimuan dan keimanan serta kesadaran para pembaca dalam

permasalahan sosial budaya masyarakat muslim.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka bertujuan untuk memastikan penelitian ini tidak

mengulangi dari penelitian sebelumnya. Setelah melakukan kajian dari

beberapa karya mengenai Maskulinitas Toksik dan beberapa literatur lain,

ditemukan beberapa penelitian terdahulu sebagai berikut:

1. Skripsi karya Nur Firdiyogi dari Universitas Islam Negri Prof. K.H.

Saifuddin Zuhri Purwokerto 2022 “Konstruksi Sosial Maskulinitas

Positif dan Kesehatan Mental (Studi Fenomenologi Toxic Masculinity

Pada Generasi Z)” dalam penilitian ini beliau untuk membahas

Pengaruh keluarga dan lingkungan sekitar dalam timbulnya

maskulinitas toksik dan dampaknya terhadap generasi Z

5
2. Skripsi karya Dendik Wargianto dari Institut Agama Islam Negri

Ponorogo 2020 “Gender dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Ayat-ayat

Gender dalam Kisah Nabi Ādam as” dalam penelitian ini beliau

mendeskripsikan terminologi gender yang ditunjukkan al-Qur'an dan

Menganalisis prinsip-prinsip keseteraan gender yang ditunjukkan Al-

Qur'an dalam kisah Nabi Ādam as.

3. Skripsi karya Nurotul Aeni dari Universitas Islam Negri Sultan Maulana

Hasanuddin Banten 2020 “Kesetaraan Gender dalam Al-Qur’an (Studi

Komparatif Antara Pemikiran M. Quraish Shihab dan Amina Wadud)”

dalam penelitian ini penulis menjelaskan perbandingan pendapat antara

M. Quraish Shihab dan Amina Wadud tentang kesetaraan gender.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Perolehan data yang lengkap dapat terarah, dan memperoleh hasil

yang optimal, penulis menggunakan metode Library Research

(memperoleh data dengan menggunakan kepustakaan). Lebih dari itu,

penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menurut Bogdan dan

Taylor yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati.5 Dalam penelitian ini data berupa ayat-ayat

mengenai ayat-ayat makulinitas, penafsirannya, al-Ḥadits, atsar

5
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 22.

6
sahabat, pendapat-pendapat para ulama, riwayat, pengertian bahasa dan

lafadz al-Qur’an, serta kaedah maupun teori ilmu pengetahuan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

bersumber dari literatur, dengan mengadakan penelitian pustaka

(library research). Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh

peneliti sebagai berikut:

1. Menentukan permasalahan atau topik yang akan dikaji. Masalah

yang dikaji dalam penelitian ini adalah penyebaran ayat-ayat

yang berkaitan dengan maskulinitas dan pendapat mufassir

mengenai ayat-ayat tersebut

2. Menentukan kata kunci mengenai permasalahan itu dan

padanannya dalam al-Qur`an. Kata kunci dari penelitian ini

adalah konsep maskulinitas.

3. Mengumpulkan ayat-ayat yang berbicara mengenai topik

tersebut, yang tersebar dalam berbagai surat.

4. Menjelaskan maksud ayat-ayat tersebut berdasarkan penjelasan

dalam tafsir-tafsir klasik, kontemporer dan beberapa literatur

lain yang berkaitan dengan pembahasan.

5. Membuat suatu kesimpulan tentang jawaban permasalahan

yang terkandung dalam topik yang dibahas.

7
G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dengan sistematika yang saling berkaitan antara

bab satu dengan bab yang lain sehingga menjadi rangkaian yang utuh.

Penelitian ini disusun menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode-

metode yang akan digunakan, jenis penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisa dan sistematika

penulisan.

Bab II: Tinjauan Umum Maskulinitas Toksik dalam Al-Qur’an

Dalam bab ini berisi tentang pemaparan identifikasi dan klasifikasi

ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan maskulinitas. Serta pembahasan

mengenai Maskulinitas Toksik dan pengaruhnya dalam sosial dan psikologi

menurut pandangan para ahli.

Bab III: Konsep Maskulinitas dalam Islam

Mendeskripsikan gagasan pokok terhadap berbagai permasalahan,

kekeliruan hingga pedoman terkait konsep maskulinitas yang dianut dalam

sosial budaya umat muslim pada masa modern.

Bab IV:Analisis Tafsir Surah An-Nisa ayat 34 dan Al-Baqarah ayat 233

8
Menganalisis Tafsir ayat 34 An-Nisa dan 233 Al-Baqarah. Meliputi

pemahaman mendalam mengenai prinsip maskulinitas yang sesuai ajaran

Islam dengan berpedoman kepada nash Al-Qur’an

Bab V: Kesimpulan

Merupakan akhir dari pembahasan penelitian yang merupakan

jawaban dari rumusan masalah yang berisi kesimpulan dan saran.

OUTLINE

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Batasan Masalah

D. Tujuan dan Kegunaan

E. Tinjauan Pustaka

F. Metodologi Penelitian

G. Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUAN UMUM MASKULINITAS TOKSIK DALAM AL-

QUR’AN

A. Identifikasi Ayat Tentang Maskulinitas

B. Pengertian Maskulinitas Toksik

C. Maskulinitas Toksik Menurut Ulama dan Para Ahli

9
D. Pengaruh Maskulinitas Toksik dalam Sosial

E. Maskulinitas Toksik dan Kekerasan

BAB III KONSEP MASKULINITAS DALAM ISLAM

A. Bias Gender dalam Penafsiran

B. Prinsip-Prinsip Kesetaraan Gender

C. Kedudukan Laki-laki dalam Islam

D. Maskulinitas dalam Rumah Tangga

E. Maskulinitas dalam Kehidupan Sosial

BAB IV ANALISIS TAFSIR SURAH AN-NISA AYAT 34 DAN AL-

BAQARAH AYAT 233

A. Penafsiran An-Nisa ayat 34 Terkait Maskulinitas

B. Penafsiran Al-Baqarah ayat 233 Terkait Kedudukan Suami Istri

C. Qodrat Wanita dan Laki-laki dalam Tafsir Bintu Syathi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran dan Kritik

10

Anda mungkin juga menyukai