Anda di halaman 1dari 8

KONSEP MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikan islam

Dosen pengampu :

Firza mohamad Al Aidrus, M.Pd

Disusun oleh kelompok 3 :

1. Khofifatul Mutammimah (2023181260006)


2. Saniatus Safa’ah (2023181260007)
3. Arina Fauziah Ananda Putri (2023181260012)
4. Kunnia Mufidah (2023181260019)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM BADRUS SHOLEH

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadiratNya, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan baik dan
lancar.

Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan “filsafat


pendidikan islam” yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia terutama dalam
kegiatan belajar mengajar yang berbeda-beda dan memiliki banyak paham atau aliran dalam
berkehidupan di masyarakat.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, sehingga dapat
memberikan manfaat dan wawasan bagi yang membutuhkan.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga dapat memberi manfaat khususnya
bagi kami, dan umumnya untuk pembaca.

Purwoasri, 25 Januari 2024

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia, pada hakikatnya sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah SWT, menurut
kisah yang diterangkan dalam sumber utama ajaran Islam yaitu Al-Quran, bahwa Allah
menciptakan manusia berikut dengan tugas-tugas mulia yang diembanya.
Islam menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berasal dari tanah,
kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk Allah
SWT yang paling sempurna dan memiliki berbagai kemampuan.
Allah SWT sudah menciptakan manusia ahsanu taqwim, yaitu sebaik-baik cipta dan
menundukkan alam beserta isinya bagi manusia agar manusia dapat memelihara dan
mengelola serta melestarikan kelangsungan hidup di alam semesta ini.
Dalam tulisan ini penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang bagaiman Islam
memandang Manusia baik dari sisi dari apa manusia diciptakan, bagaiman proses
penciptaanya? bagaiman tugas manusia diciptakan kemudian bagaimana kedudukan manusia
di hadapan Allah SWT.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi manusia?


2. Apa saja konsep manusia dalam islam?
3. Bagaimana pandangan filsafat pendidikan islam terhadap manusia?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui definisi manusia.
2. Untuk mengetahui konsep manusia dalam islam.
3. Untuk mengetahui pandangan filsafat pendidikan islam terhadap manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI MANUSIA

Manusia memiliki berbagai macam definisi sesuai dengna disiplin ilmu yang
mendefinisikannya. Masing-masing disiplin ilmu mendefinisikan manusia sesuai dengan
kepetingannya masing-masing. Para ahli filosof mendefinisikan manusia sebagai binatang
yang berfikir (khyawan al-nathiq), sosiologi mendefinisikan manusia sebagai makhluk sosial
atau makhluk yang bermasyarakat, para ahli politik mendefinisikan manusia sebagai makhluk
politik,kalangan agama mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang bertuhan,dan
demikian seterusnya.1

Manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan tuhan yang tercipta dari 2 unsur,yaitu
unsur fisik dan unsur psikis. Dari kedua unsur tersebut, manusia menjadi satu kesatuan yang
utuh dan tidak terpisah antara jasad dan ruh. Manusia memiliki unsur fisik yang sangat
beragam bentuknya antara satu sama lain.Tidak ada satu pun manusia yang memiliki
kesamaan fisik secara menyeluruh,seperti bentuk wajah,bentuk mata,bentuk hidung,maupun
bentuk tubuh.Ini merupakan salah satu bentuk kekuasaan Allah yang telah menciptakan
manusia dengan berbagai macam rupa.Unsur psikis manusia meliputi kecerdasan, bakat,
kemauan, perhatian, kecemasan,emosi,keberanian,rasa percaya diri,dan sebagainya. 2

Oleh karena itu, manusia disebut sebagai makhluk Allah yang paling sempurna diantra
makhluk-makhluk lainnya.Manusia sebagai makhluk yang mulia memiliki potensi sebagai
anugrah dari Tuhan yang tidak dimiliki mahluk lainnya secara sempurna.Manusia memiliki
potensi kecerdasan dan potensi tauhid.Dengan potensi tauhid yang dimilikinya, manusia
diwajibkan beragama, untuk meyakini dan beribadah kepada tuhan yang telah
menciptakannya.3

1
M.Adnan, Konsep Manusia dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam,jurnal kependidikan,2019,266
2
Fadillah, Manusia Dan Pendidikan Dalam Sudut Pandang Filsafat Pendidikan Islam,46
3
Asrori Achmad. (2020). Manusia dan Agama. Riayah Jurnal Sosial Dan Keagamaan,5(6)
B. KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM

Secara terminologis,al-qur’an menunjukkan konsep manuisa yang terdiri dari tiga


kategori,yaitu (1) al-insan, , al-ins, dan al-nas, (2) al-basyar dan (3) bani Adam.
1) Al-Insan
Istilah al-Insân yang meliputi kata-kata sejenisnya, yaitu al-Ins,al-Nâs, dan al-Unâs.
Kata al-Insân, menurut Ibn Manzûr-, mempunyai tiga asal kata: Pertama, berasal dari kata
anasa yang berarti absara yaitu melihat, ‘alima yang berarti mengetahui, dan isti’zân yang
berarti meminta izin. Kedua, berasal dari kata nasiya yang berarti lupa. Ketiga,berasal dari
kata al-nus yang berarti jinak, lawan kata dari kara alwakhsyah yang berarti buas.
Manusia memiliki sifat-sifat potensial dan aktual untuk mampu berfikir dan bernalar.
Dengan berfikir, manusia mengetahui yang benar dan salah,yang baik dan yang buruk,
selanjutnya menentukan pilihan untuk senantiasa melakukan yang benar dan baik dan
menjauhi yang salah dan buruk.4
2) Al-Basyar
Al-Basyar secara bahasa berarti fisik manusia. Makna al-Basyar adalah sisi fisik
manusia yang secara biologis memiliki persamaan antara seluruh umat manusia. Al-Qur’an
menggunakan kata al-Basyar untuk menjelaskan manusia sebanyak 36 kali dalam bentuk
tunggal (Mufrad) dan hanya sekali dalam bentuk Musannâ (dua).5
Dari penggunaan kata al-Basyar dalam seluruh ayat yang telah dijelaskan di atas,
terlihat bahwa kata itu digunakan untuk menggambarkan manusia dari sisi fisik biologisnya,
seperti kulit manusia, kebutuhan biologisnya berupa makan, minum berhubungan seks, dan
lain-lain.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manusia yang dijelaskan dengan istilah
al-Basyar menekankan kepada gejala umum yang melekat pada fisik manusia, yang secara
umum relatif sama antara semua manusia. Pengertian al-Basyar tidak lain adalah pengertian
manusia pada umumnya, yaitu manusia pada dalam kehidupannya seharihari yang sangat
bergantung kepada kodrat alamiah, seperti makan,minum, berhubungan seks, tumbuh,
berkembang dan akhirnya mati,hilang dari peredaran kehidupan dunia.6

4
Salminawati,Ss.,MA,FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM,Membangun Konsep Pendidikan Yang
Islami,Citapustaka Media Perintis,Bandung,2011,hlm.38
5
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami…, h. 64

6
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami…, h. 68.
3)Bani Adam
Adapun kata bani Adam atau zurriyat Adam, yang berarti anak Adam atau keturunan
Adam, digunakan untuk menyatakan manusia bila dilihat dari asal keturunannya. Dalam Al-
Qur’an istilah bani adam disebutkan sebanyak 7 kali dalam 7 ayat.7
Penggunaan kata bani Adam menunjuk arti manusia secara umum. Dalam hal ini
setidaknya ada tiga aspek yang dikaji, yaitu: Pertama,anjuran untuk berbudaya sesuai dengan
ketentuan Allah, di antaranya adalah dengan berpakaian guna manutup auratnya. Kedua,
mengingatkan keturunan Adam agar jangan terjerumus terhadap bujuk rayu setan yang
mengajak kepada keingkaran. Ketiga, memanfaatkan semua yang ada di alam semesta dalam
rangka ibadah dan mentauhidkanNya. Hal tersebut merupakan anjuran sekaligus peringatan
Allah dalam rangka memuliakan keturunan Adam dibanding makhluk-Nya yang lain.8

7
Abdul Mukti Ro’uf. 2008. Manusia Super. Pontianak: STAIN Pontianak
Press, hlm. 39.
8
Samsul Nizar. 2001.Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta:
Gaya media Pratama, hlm. 52.
C.Pandangan Filsafat Pendidikan Islam Terhadap Manusia

Menurut Fithriani,manusia sering kali keliru dalam memahmi dirinya.kadangkala


mereka cenderung bersikap interior dan bahkan merasa dirinya merupakan makhluk yang
paling besar dan agung di muka bumi ini. Sehingga hal tersebut menjadikan manusia
memiliki sifat yang angkuh,congkak,dan sombong. Tetapi,tidak sedikit juga manusia yang
bersikap inferior. Mereka memandang dirinya sebagai makhluk yang paling hina dan paling
rendah di dunia ini. Oleh karena itu mereka bersujud kepada
pohon,batu,sungai,gunung,bahkan binatang. Menurut keyakinan mereka, keselamatan hanya
diperoleh jika ia bersujud kepada matahari,bulan,bintang,dan makhluk lain yang dipandang
memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk memberikannya manfaat atau bahkan bahaya. Dalam
agama islam, telah dijelaskan hakikat dan asal diri manusia, keistimewaan dan kelebihan
manusia, tugas manusia didalam hidup, hubungan manusia dengan alam, serta kesiapan
manusia untuk menerima kebaikan dan keburukan.9

Fithriani juga menambahkan bahwa hakikat manusia dan asal diri manusia berpangkal
pada dua asal, yaitu asal yang jauh dan asal yang dekat. Asal yang jauh yaitu kejadian
pertama diciptakannya manusia dari tanah, dan ketika Allah meniupkan ruh kepada manusia.
Sedangkan asal yang dekat yaitu penciptaan manusia yang berasal dari nutfah,yang kemudian
berkembang menjadi janin. Diantara hal yang memuliakan dan melebihkan manusia adalah
bahwa Allah telah memberikan kepadanya kemampuan untuk belajar dan berpengatahuan,
serta membekalinya dengan segala peralatan kemampuan ini.Tugas paling luhur manusia
ialah beribadah kepada Allah. Inti dari seluruh tanggung jawab ini adalah tanggung jawab
manusia terhadap ibadah kepada Allah dan pengtauhidan-Nya; yakni memurnikan ibadah
hanya kepada Allah semata.10

9
M.Adnan, Konsep Manusia dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam,jurnal kependidikan,2019,269

10
M.Adnan, Konsep Manusia dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam,jurnal kependidikan,2019,271
KESIMPULAN

Al-Qur’an menjelaskan tiga konsep tentang makna manusia yaitu: Al-basyar,Al-insan


dan Al-naas. Al-basyar cenderung pada konsep manusia yang dapat dipahami bahwa manusia
merupakan makhluk yang memiliki segala sifat kemanusiaan yang terbatas, seperti makan,
minum, keamanan, kebahagiaan, dan lain sebagainya. Konsep Al-insan memahami bahwa
manusia pada dasarnya memiliki potensi yang positif untuk tumbuh serta berkembang secara
fisik maupun mental spritual. KonsepAl-naasdalam Al-Qur’an umumnya dihubungkan
dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Manusia diciptakan sebagai makhluk
bermasyarakat yang berawal dari pasangan laki-laki dan wanita kemudian berkembang
menjadi suku dan bangsa untuk saling kenal mengenal “berinteraksi”. Adapun pendidikan
dalam Islam berfungsi untuk mengembangkan ketiga konsep atau potensi tersebut sebagai
jalan mewujudkan hakikat manusia sebagai khalifatul ardh, menjaga dan mengembangkan
kehidupan di dunia menjadi ideal dan penuh kebahagiaan.

DAFTAR PUSTAKA
M.Adnan, Konsep Manusia dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam,jurnal
kependidikan,2019,266

Fadillah, Manusia Dan Pendidikan Dalam Sudut Pandang Filsafat Pendidikan


Islam,46
Asrori Achmad. (2020). Manusia dan Agama. Riayah Jurnal Sosial Dan Keagamaan,5(6)
Salminawati,Ss.,MA,FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM,Membangun Konsep
Pendidikan Yang Islami,Citapustaka Media Perintis,Bandung,2011,hlm.38
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami…, h. 64

Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami…, h. 68.


Abdul Mukti Ro’uf. 2008. Manusia Super. Pontianak: STAIN Pontianak Press, hlm. 39.
Samsul Nizar. 2001.Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta:
Gaya media Pratama, hlm. 52.
M.Adnan, Konsep Manusia dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam,jurnal
kependidikan,2019,269
M.Adnan, Konsep Manusia dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam,jurnal
kependidikan,2019,271

Anda mungkin juga menyukai