Anda di halaman 1dari 3

Siaran Pers Kornas

Jokowi The Real King Maker

Pertemuan Puan Maharani ( Puan), putri Megawati Soekarnoputri, Presiden V RI dengan Agus
Harimurti Yudhoyono ( AHY), putra Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY), Presiden VI RI diklaim
ditunggu banyak pihak. Meski tidak menghasilkan komitmen dan kesepakatan strategis, paling
tidak ramai diperbincangkan sesaat di kalangan elit. Sehari berlalu, pertemuan putri dan putra
mahkota pemilik partai terseebut ternyata "pertemuan biasa"

Beberapa waktu sebelumnya, Prabowo Subianto, Menhan RI, bakal calon presiden (bacapres)
Partai Gerindra datang "menghadap" Gibran Rakabuming Raka, sebelum Prabowo menemui
SBY. Gibran menyuguhkan wedang plus deklarasi relawan Jokowi- Gibran se- Jawa Tengah
dan se- Jawa Timur buat Prabowo. Tidak lama berselang, Gibran menyambut Ganjar Pranowo
pasca dipanggil DPP PDI Perjuangan (PDIP). Makan malam bertema "dinner tipis- tipis"
tersebut, digelar pasca "wedangan plus" Gibran dengan Prabowo.

Saat ini, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, mitra bisnis Raffi Ahmad, sedang ramai
diperbincangkan pasca gambar wajahnya terpampang di jalanan kota Depok. Adalah PSI yang
berinisiatif menjual Kaesang untuk maju sebagai walikota. Hal tersebut diperkuat oleh Raja Juli
Antoni ( Juli) , Wakil Menteri ATR/ BPN, elit PSI yang baru saja menghadap Jokowi. Juli
menyebut, tujuannya ke istana untuk melaporkan rencana PSI untuk Kaesang menjadi Depok
pertama.

Pekan lalu, bacapres PDIP, Ganjar Pranowo mengunjungi Medan. Ganjar disambut elit PDIP,
baik pusat dan daerah di bandara. Meski disambut orasi relawan Jokowi, dan dikalungi
selempang selamat datang, Ganjar tetap memilih naik semobil dengan Bobby Nasution,
menantu Jokowi, Walikota Medan, bukan dengan "rakyat biasa" . Ganjar terlihat nyaman
bersama suami Kahiyang Ayu, hingga sepanjang waktu selama di Medan, Ganjar dikawal
walikota.

Pemilu 2024 Panggung Politik Jokowi

Meski semula Jokowi mengaku tidak akan ikut campur soal siapa nama penerusnya, akhirnya
Jokowi atas nama kepentingan bangsa dan negara memutuskan akan "cawe- cawe. Seketika
istilah cawe- cawe dibahas ramai- ramai, dan menjadi" "trending topic". Mulai dari pakar,
pengamat, hingga aktor poltik dan ahli semantik ikut bereaksi membahas istilah cawe-cawe.

Peran dan Pesan Jokowi sesungguhnya sangat jelas bahkan sebelum menyebut akan cawe-
cawe. Jokowi dan keluarganya menjadi pusat negosiasi politik saat ini dan ke depan. Meskipun
para pengamat politik menyebut semua Capres di "endorse" Jokowi, yang terjadi justru semua
Capres berharap mendapat "endorse" dari Gibran. Anies Rasyid Baswedan ( ARB) sebagai
Capres antitesa Jokowi saja datang ke Solo untuk sekedar minum kopi dengan Gibran.
Jokowi berhasil memainkan peran mengelola para elit politik, baik para pimpinan Parpol dan
para Capres. Semuanya terlihat polos dan lugu di hadapan Jokowi. Hingga saat ini, tidak ada
satu Capres pun yang "haqqul yakin" telah dan akan didukung Jokowi. Bahkan kelompok
relawan yang kerap memaksa Jokowi sehingga membuat marah Parpol kini mengaku tegak
lurus dan menunggu arahan Jokowi.

Jokowi Presiden RI Paling Berhasil.

Meski sering disebut sebagai presiden plonga plongo, ndeso, kini Jokowi berhasil menunjukkan
dirinya sebagai Presiden RI paling perkasa. Semua presiden pendahulunya tidak berhasil
mewariskan tongkat estafet kepada anak-anaknya. Bahkan hampir semua anak mantan
presiden mengalami dan melewati fase sebagai "gelandangan politik". Para pendahulu Jokowi
tidak memiliki visi kekuasaan modern. Mereka masih dengan visi lama mewariskan Parpol.

Sedangkan Jokowi, meski tidak punya Parpol, namun berhasil membuat semua Parpol jinak.
Semua Parpol berusaha terus dekat dengan Jokowi dan anak-anaknya. Sehingga semua
pimpinan Parpol selalu doyan datang ke Solo dan Medan untuk "cari muka" Barangkali, hanya
anak-anak Jokowi yang mendapat dukungan gratis dari Parpol saat maju di Pilkada. Bahkan
semua Parpol pendukung anak-anak Jokowi kampanye dengan dana masing-.masing dengan
suka rela.

Jokowi memahami perubahan politik Indonesia melampaui pemahaman para elit politik dan
pimpinan Parpol. Saat elit politik sibuk bermain "presiden- presidenan", Jokowi justru
mempersiapkan calon- calon presiden sungguhan. Saat elit politik sibuk bertengkar karena
bertemu atau tidak bertemu dengan elit politik lainnya, Gibran malah susah mengatur jadwal
bagi antrian elit politik yang ingin bertemu dengannya. Saat Parpol sibuk tarik menarik koalisi,
Gibran dan adik-adiknya malah terpaksa mendorong muncul paslon lain agar tidak calon
tunggal.

Seperti dirinya, Jokowi mempersiapkan anak- anaknya mengikuti proses yang sama mulai jadi
walikota. Jokowi tidak membuat anak- anaknya jadi petinggi Parpol, Anggota DPR, maupun jadi
menteri. Semua anaknya dilatih mulai dari bawah jadi kepala daerah. Tidak langsung ditarik ke
Jakarta agar selalu dekat dengan istana. Anak-anak Jokowi tidak tokoh nasional, tetapi semua
tokoh nasional datang "sowan" ke anak-anaknya. Tidak tokoh nasional, tetapi jadi bahan berita
nasional dan selalu tampil di layar kaca berita nasional.

Jika akhirnya "Sang Menang", sesuai tagline PSI untuk Kaesang akhirnya maju dan menang di
Pilkada Depok 2024, maka Jokowi memiliki tiga orang anak yang siap menerima tongkat estafet
kepemimpinan nasional berikutnya. Ketiganya akan siap menjadi calon gubernur hingga calon
presiden berikutnya. Saat para elit dan pimpinan Parpol yang polos akan datang dengan
stempel hanya menjadi "tim sukses" pengusung dan pendukung. Saat para aktivis yang lugu
hanya akan bermimpi untuk jadi komisaris.
Sutrisno Pangaribuan

Presidium Kongres Rakyat Nasional


( Kornas)

Anda mungkin juga menyukai