Anda di halaman 1dari 72

1

  Kupas  Tuntas  Takdir  


 
Wasiatku (Sinar Agama):
"Bismillah: Yg perlu diingat adalah bahwa catatan2/dokumen2-ku ( Sinar
Agama) bisa digunakan (halal) untuk apa dan siapa saja serta dalam bentuk
apa saja asal berupa kebaikan dan tidak dibisniskan walau hanya seukuran
ongkos jalan/bensin/bus/dll (keculai biaya foto copy-nya saja atau cd/dvd
mentah-nya saja). Begitu pula tidak diedit dan tidak merubah namanya,
hingga yg kurang memahami tulisan atau maksudnya, bisa bertanya
langsung pada alfakir. Selain dari yang ditentukan di atas ini dimana juga
sering ditulis di berbagai catatan dan tulisan di fb ini, adalah tidak dihalalkan.
wassalam."  

1.Takdir/nasib Dalam Al-Qur an ? Oleh Ustad Sinar Agama  


=http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/23868270 3  
2843200/  
 
2.Tanggapan Atas Catatan: The Genetic Gods: Kuasa Gen atas Takdir oleh  
Muhammad Anis pada 08 Januari 2011 jam 16  
= http://www.facebook.com/groups/210570692321068?view=doc&id=  
223774151000722  
 
3. Takdir : Oleh Ustad Sinar Agama
39  
= http://www.facebook.com/groups/210570692321068?view=doc&id=
217527048292099
 
   
4. Takdir Baik dan Buruk Oleh Ustad Sinar Agama =  
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/3261665540 40  
94814/    
   
5. Tuhan Jangan Difitnah (menghilangkan sisa2 kepercayaan pada  
Nasib/takdir), Oleh Ustad Sinar Agama =  
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/3790344654 41  
74689/    
   
6. Tentang Takdir Oleh Ustad Sinar Agama =  
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/4046140362 46  
50065/    
 
 
7. Takdir Dan kitab lauhu al-mahfuuzh Oleh Ustad Sinar Agama =
 
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/4452097788
57157/  
47  
   
8. Qolam Tuhan Penerang Ilmu dan Bukan Penentu Takdir, Oleh Ustad  
Sinar Agama =  
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/4452099488 52  
57140/    
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     1  
 
 
2   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
   
9. Ilustrasi Dialog Tanggung Jawab Akhirat di Bawah Naungan Takdir 53  
Baik-Buruk Dari Allah, seri diskusi Rizaly Dahlan dengan Sinar Agama =  
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/4452109755  
23704/    
 
57  
10. Tentang Potensi-Potensi Manusia Oleh Ustad Sinar Agama =
 
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/4332128333
 
90185/  
 
 
11. Ringkasan Catatan Potensi Manusia Hubungannya Dengan Keadilan  
Ilahi Oleh Ustad Sinar Agama =  
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/4373100029 58  
80468/    
   
12. Doktrin Al-Asysyari Penyebab Kemunduran Dunia Islam Oleh Ustad  
Sinar Agama = 60  
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/3311110436  
00365/    
   
13.Perbedaan Pandangan Tauhid Antara Asyari'ah, Muta'zilah Dan Syi'ah  
12 Imam Oleh Ustad Sinar Agama = 62  
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/3261681640  
94653/    
 
 
14. Makna Ayat Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan
 
menentukan (apa yang Dia mau)” Oleh Ustad Sinar Agama =
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/4321033101 65  
67804/    
 
15. Allah Menghidayahi dan Menyesatkan???!!, diskusi kecil Quthril 'ilim dg  
Sinar Agama  
http://www.facebook.com/notes/sinar-­‐agama/allah-­‐menghidayahi-­‐dan-­‐menyesatkan-­‐diskusi-­‐ 68  
kecil-­‐quthril-­‐ilim-­‐dg-­‐sinar-­‐agama/414977001846187
 
 

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     2  
 
 
3   Kupas  Tuntas  Takdir  
 

Dicky Jalinus:
assalamualaikum ustadz, mau nambah pertanyaan mengenai takdir yang
pernah dibahas, biasanya ayat-ayat dibawah ini adalah dalil yang dipakai
untuk qadha dan qadar, bagaimana menurut ustads?

1.Artinya : “Dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-


ukurannya dengan tepat.” (QS.Al-Furqan : 2)

2. Artinya : “Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu
sendiri, semuanya tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami
mewujudkannya.” (QS.Al-Hadid: 22)

3. Artinya: “Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki dan di
sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuz)”.(QS. Ar-Ra’d: 39).

4. Artinya:” Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan


atau percepatan sesaat pun”. (QS. Yunus: 49).

mohon pencerahannya ustad, apakah dalil2 itu berhubungan dengan qada


dan qadar atau takdir?

Sinar Agama:
Salam dan trims pertanyaannya. Kirain sudah ngambek karena diminta nulis di
dindingku ini (dari di group). Trims karena mengampuniku dan memaklumiku:
Mukaddimah:

(a). Yang dimaksud dengan takdir dalam pembahasan kita adalah yang dijadikan rukun
iman bagi sebagian muslimin itu. Yang memeiliki arti bahwa nasib manusia, dati jodoh,
rejeki, umur dan semua baik-buruknya sudah ditentukan Tuhan.

(b). Saya sudah sering sekali menerangkan hal2 seperti ini, baik di tulisan/catatan
(seperti "Pokok2 dan Ringkasan Ajaran Syi'ah, bag ke 2). Jadi, saya tidak akan
membuktikan lagi kebenaran ikhtiar ini dari awal, tetapi akan langsung masuk
menanggapi ayat-ayat di atas sehubungan dengan ikhtiar manusia ini. Artinya, apakah
benar ayat-ayat itu memaksudkan penasibannya manusia atau justru ikhtiarnya.

Keterangan ayat dan hadits:

(1). Yang dimaksud dengan ukuran-ukuran disini adalah ukuran alam tabiat dan
semesta ini. Tidak ada hubungannya dengan ukuran rejeki, jodoh, umur, iman atau
baik-buruk seseorang. Dan takdir yang berkenaan dengan manusia itu adalah seperti
bahwa: "Manusia itu diberi akal." + "Manusia itu diberi tanggung jawab karena akalnya
itu." + "Manusia itu dibebaskan memilih dalam kebaikan atau keburukan." + "Manusia
itu dibantu dengan diberi agama." + "Manusia itu harus memahami agamanya ini
dengan akalnya" + "Manusia itu bebas dalam taat dan tidaknya pada agamanya." +
"Manusia akan dimintai tanggung jawab atas pilihan dan ikhtiarnya itu." + "Manusia
bebas memilih jodohnya (karena itu agama menyuruhnya untuk mencari yang baik),
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     3  
 
 
4   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
memilih mati dan umurnya (karena itu agama menyuruhnya untuk berusaha panjang
umur atau mati syahid dan melarangnya bunuh diri), memilih rejekinya (karena itu
agama menyuruhnya berusaha, berdoa dan melarangnya untuk malas), memilih iman
dan takwanya (karena itu agama menyruhnya takuwa dan akan menyiksanya kalau
tidak takwa).

Kalau tidak ada akal dan ikhtiar manusia, maka buat apa lagi agama, surga dan neraka
itu diciptakan? Lucu amat kalau Nabi saww sudah tahu bahwa jodoh manusia itu sudah
ditentukanNya, tetapi beliau saww sendiri masih menyuruh kita untuk memilih istri yang
baik. Rinciannya lihat penjelasan-penjelasan terdahulu di tempat lain.

(2). Untuk hadits lauhu al-Mahfuzh itu, juga ada dukungan ayatnya. WS: 6: 59:

ٍ‫�وَ�عِ�نْ�دَ�هُ �مَ�فَ�ا�تِ�حُ �ا�لْ�غَ�يْ�بِ �لَ�ا �يَ�عْ�لَ�مُ�هَ�ا �إِ�لَّ�ا �هُ�وَ �وَ�يَ�عْ�لَ�مُ �مَ�ا �فِ�ي �ا�لْ�بَ ّ�رِ �وَ�ا�لْ�بَ�حْ�رِ �وَ�مَ�ا �تَ�سْ�قُ�طُ �مِ�نْ �وَ�رَ�قَ�ة‬
ِ‫�لّ�ا �يَ�عْ�لَ�مُ�هَ�ا �وَ�لَ�ا �حَ�بَّ�ةٍ �فِ�ي �ظُ�لُ�مَ�ا�ت‬َ ِ‫�ا�لْ�أَ�رْ�ضِ �وَ�لَ�ا �رَ�طْ�بٍ �وَ�لَ�ا �يَ�ا�بِ�سٍ �إِ�لَّ�ا �فِ�ي �كِ�تَ�ا�بٍ �مُ�بِ�ي�نٍ�إ‬

"Dan Dia memiliki kunci2 keghaiban yang tidak diketahuinya kecuali oleh Dia. Dan Dia
tahu apa-apa yang ada di darat dan lautan. Dan tidak jatuh satu daunpun kecuali Dia
mengetahuinya. Dan tidaklah sebuah biji -yang jatuh- di kegelapan bumi dan tidak pula
yang basah dan kering, kecuali sudah ada ada di kitab yang nyata (lauhu al-mahfuzh)."

Coba renungkan, betapa lembutnya Tuhan membimbing kepahaman kita akan maksud
ayatNya yang berbunyi "sudah ada di Lauhu al-mahfuzh itu" i tu. SEmua dari awal
sudah dikatakan bahwa semua itu diketahuiNya. Apa saja yang terjadi di dunia ini
diketahuiNya. Lalu setlah itu Ia mengatakan ada di kitab lauhu al-mahfuzh. Dengan
demikian dapat dipahami dengan jelas, bahwa maksud dari kitab lauhu al-mahfuzh itu
adalah IlmuNya, bukan ketentuanNya akan nasib manusia.

Bisa2nya pengetahuan ini dimaknai dengan ketentuanNya? Padahal puluhan ayat atau
ratusan, yang memberikan makna bahwa manusia ini berikhtiar dan tidak dipaksa, atau
kalau berbuat satu atom saja kebaikan atau keburukan akan dimintai tanggung jawab
olehNya, atau diwanti-wantinya supaya tidak masuk neraka, atau diwajibkannya ini dan
itu, atau dilarangnya berbuat ini dan itu dts. Semuanya itu sangat jelas bahwa lauhu al-
mahfuzh itu bukan ketentuanNya, akan tetapi ilmuNya.

Jadi, Allah sudah tahu apapun yang terjadi sekarang dan akan datang itu, sebelum
tercipatanya alam ini sendiri.

Tetapi ingat, bahwa pengetahuanNya dan kepastian benarnya ilmuNya tentang


perbuatan manusia itu, bukan ketentuanNya. Karena Ia tahu bahwa si Fulan itu akan
berbuat taat atau tidak pada jam tertentu itu, atau akan kawin dengan si fulan atau
tidak pada tahun itu, atau ia akan berusaha dan berdoa lalu doanya dikabulkan atau
tidak dst semuanya dan semuanya itu, diketahuiNya lengkap dengan ikhtiar dan
pilihannya. Jadi, Tuhan bukan hanya tahu si fulan itu akan shalat pada waktu jam 13.00,
tgl 17, bukan 8, tg 2011 itu DENGAN IKHTIARNYA SENDIRI.

Jadi, kebenaran ilmuNya, tidak melahirkan determinisme, karena diketahuiNya dengan


ikhtiar masing-masing makhlukNya.
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     4  
 
 
5   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
(3). Yang ayat ke tiga ini juga seperti itu. Lauhu al-mahfuzh itu adalah ilmuNya tentang
semua hal. Yakni pengetahuan yang tidak berubah dan sudah akhir. Tetapi di tingkatan
yang lebih bawah, yakni yang juga dikenal Qadha' dan Qadr, atau Tingkatan
Penghapusan dan Penetapan yang dikehendaki, adalah tingkatan ilmu yang di
bawahnya yang biasanya dibawa oleh para malaikat pengurus alam semesta ini.

Misalanya si Fulan itu murtad. Maka Tuhan menetapkannya masuk neraka. Yakni
menetapkan melalui malaikat yang menuliskan bahwa dosa itu adalah dosa besar yang
memestikan masuk neraka. Tetapi kalau besoknya atau seminggu setelah, ia taubat,
maka Tuhan merubah ketentuan ke nerakanya itu menjadi ke surga. Tentu sekali lagi
melalui malaikat pencatat amal yang menghapus ketentu sebelumnya yang ke neraka,
dengan ketentuan berikutnya yang ke surga.

Inilah yang dimaksud penetapan atau penghapusan ketentuan2 sesuai dengan


kehendakNya.

Nah, semua asal-usul atau liku2 di makam qadha' dan qadr itu sampai pada pilihan dan
hasil akhirnya, semua sudah diketahui di makam yang lebih atas yaitu di makam lauhu
al-mahfuzh itu.

Jadi, ayat ini juga tidak bisa dijadikan sebagai dalil penasiban manusia. Dan bahkan
sebaliknya, justru dalil bagi ikhtiar manusia itu sendiri. Karena sangat tidak masuk akal
kalau perubahan2 atau penetapan-penetapan itu diartikan sebagai penentuan atau
pengencelan nasib manusia. Karena, akhirnya betul-betul Tuhan itu seperti pegang
remot kontrol, lalu menyetel-nyetel kita mau kemana saja.

Keyakinan seperti ini pasti ditentang fitrah dan semua orang waras. Karena, saling
ributnya mereka dalam perbedaan pendapat dll-nya, saling hujat dan hukum lwt
pengadilan, adanya surga neraka sendiri dst. merupakan dalil yang lebih terang dari
matahari bahwa manusia tidak dikontrol pakai remot oleh Tuhan. Karena kalau disetir
Tuhan, maka sudah semestinya dunia ini sepi dari segala macam pertengkaran,
perebutan, peperangan, pertandingan, pengadilan .dst. Karena semuanya akan
menuntut Tuhan, bukan lawan permasalahannya itu.

(4). Ayat ke empat itu adalah menjelaskan tentang Ajal. Ajal itu adalah batas kehidupan
atau mati. Jadi, kalau mati itu sudah datang maka ia tidak bisa dimundurkan atau
dimajukan. Artinya, kalau mati itu ssudah datang.

Nah, ini apa hubungannya dengan ketentuan bahwa umur itu ditentukan Tuhan? Kalau
dikatakan bahwa "Kalau waktu yang sudah ditentukan Tuhan itu habis, maka ia tidak
bisa dimajukan atau dimundurkan sedetikpun." maka jelas menunjukkan bahwa waktu
kematiannya ditentukanNya.

Tetapi dalam ayat itu dikatakan bahwa "Kalau ajal atau kematian itu sudah datang".
Jadi, kematian disini tidak ada hubugannya sama sekali dengan ketentuan umurnya.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     5  
 
 
6   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Mengapa sebagian mulimin mengartikan KEMATIAN itu sebagai KETENTUAN UMUR
DARI TUHAN? Karena mereka dari awal sudah terinterfensi oleh keimanan kepada
ketentuan-ketentuan Tuhan bagi nasib manusia itu.

Sedang datangnya mati itu bisa saja bentuknya bermacam-macam. Bisa dengan bunuh
diri, berhomo dan kena AIDS, berjuang dan mati syahid, ngebut-ngebut dan tabrakan,
hati-hati tetapi ditabrak yang tidak hati-hati, rokok dan paru-parunya jebol, morfin,
bersih hingga sihat dan umur panjang, dst. semuanya dan semuanya, tergantung
kepada ikhtiar dan pilihan manusia itu sendiri.

Acung Izal:
Kata takdir (taqdir) terambil dan kata qaddara berasal dari akar kata qadara yang antara
lain berarti mengukur, memberi kadar atau ukuran, sehingga jika Anda berkata, "Allah
telah menakdirkan demikian," maka itu berarti, "Allah telah memberi
kadar/ukuran/batas tertentu dalam diri, sifat, atau kemampuan maksimal makhluk-Nya."

Sinar Agama:
Acung: Antum salah menerapkan takdir itu. Takdir itu, kalau untuk manusia dalam
contoh antum itu, adalah bahwa manuisia adalah dirinya sendiri, bersifat dan
berkemampuan. Tetapi dirinya akan memiliki rupa seperti apa, sifat seperti apa, dan
kemampuan apa,....dst tidak ditentukan Tuhan. Karena itu, rupa manusia, laki dan
perempuannya, tinggi pendekanya, suku bangsanya ...dst ditentukan ikhtiar orang
tuanya. Sedang kecenderungannya tergantung pada gen yang diwarisi dari orang
tuanya (jadi ada hubungan dengan ikhtiar orang tuanya). Tetapi gen ini sudah saya
bahas panjang lebar bahwa ia hanya sebatas mewaswasi dan mencenderungi tetapi
tidak sampai membunuh akal yang akan melahirkan ikhtiarnya sendiri. Saya hanya
menyebut ini karena antum menyebut sifat. Begitu pula seperti lingkungannya.

Kemudian sehubungan dengan sifat2nya yang akan dimilikinya nanti, karena sifat itu
adalah hasil dari kebiasaan seseorang, maka sifat itu terbentuk dari pilihan manusia itu
sendiri yang dibiasanakannya. Jadi, tidak ditentukan Tuhan sama sekali. Kalau didorong
dengan lingkungannya dari kecil, seperti pembeiasaan yang didektekan selalu oleh
orang tuanya, maka ia adalah hasil dari ikhtiar orang tuanya dan , itupun tidak sampai
membunuh akal anaknya setelah dewasa dan mengerti hingga dikatakan sudah
terdeterminisme oleh didikannya dari kecil.

Dengan demikian, maka yang ditentukan Tuhan itu bahwa manusia berjati diri yakni
memiliki keberadaan, dan memiliki sifat2. Tetapi semua itu secara umum. Dan secara
khususnya, tetap kembali kepada ikhtiar masing2 orangnya atau diefeki oleh lingkungan
sejak dari gen sampai pendidikan bayi dan anak2 kecil (tetapi ingat tidak sampai
membunuh akal dan ikhtiarnya setelah dewasa).

Kalau tertarik akan hal ini, coba runung2ilah apa yang sudah dituli sebelum ini, seperti
tentang gen, ka-Adilah Tuhan (di catatan Pokok2 dan Ringkasan Ajaran Sy'ah), dan
lain2 tulisan. s'lamat.

Tambahan:

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     6  
 
 
7   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Jangan dikira bahwa penjelasan di atas itu menandakan bahwa Allah itu pensiun seperti
yang kadang diutarakan satu orang (tempo hari). Tetapi yang kita bahas itu hanya
dalam masalah jati diri, sifat dan kemampuan2 kita secara khusus. Kalau secara
umumnya, maka sudah tentu dikadar Tuhan. Seperti, misalnya: "Dua orang negro yang
kawin yang bibitnya kuat, maka akan melahirkan anak negero." Atau "Lelaki yang bibit
maninya lebih kuat dan lbih banyak bibit perempuannya, maka anaknya yang akan lahir
adalah perempuan.". Atau "Lelaki yang kekuatan maninya sama2 kuat, tetapi istrinya
ditaruh di atas, maka akan jadi akan lelaki karena bibit lelaki sudah ditentukan lebih
agresif dari bibit perempuan yang lemah gerakannya." dst.

Nah, kalau dua calon orang tua negero itu kawin dengan ikhtiarnya, maka akan lahir
anaknya negeto. Begitu yang lain-lainnya itu. Tentu kalau tidak ada sebab-sebab lain
atau penghalang-penghalang lain yang bisa terjadi yang kita tidak tahu tetapi bagiNya
sangat jelas dan detail.

Jadi, jangan dikira bahwa anak negero itu sudah ditentukan Tuhan lahir tgl dan tahun
tertentu itu, dengan kulit hitamnya itu, dengan wajahnya yang seperti itu itu dst. Karena
Tuhan memang benar-benar tidak menentukannya. Begitu pula yang akan lahir lelaki
dalam contoh di atas itu, Begitu pula dengan contoh-contoh lainnya, seperti sukunya,
cacatnya, IQ-nya, kecerdasannya, dst. Semua itu tidak ditentukan Tuhan. Tetapi
berhubungan dengan ikhtiar lingkungannya seperti orang tuanya dan lain-lainnya.

Karena itu tidak heran kalau Tuhan dalam agama Islam ini sangat menekankan untuk
membentuk anak itu sejak dari memilih istri dan sejak berniat untuk kawin (karena Allah
atau ikarena syahwat yang dibolehkan). Begitu juga tidak heran kalau Islam
memakruhkan orang tua yang hamil untuk melakukan hubungan tanpa wudhu'. Atau
Islam menyuruh membacakan doa dan Qur an pada anak sejak dalam kandungan.
Begitu pula menyuruh memberikan rejeki halal, pendidikan yang baik ...dst. Karena
semua itu adalah dapat membantu anak untuk tidak jatuh ke dlam kebinatangan. Mmg,
semua itu tetap tidak sampai membunuh akalnya hingga menjadi terpaksa dan
diterminis. Tetapi lingkungan yang baik memudahkan anak, dan lingkungan yang
jelekpun sebalimnya. Dan lingkungan yang dimaksud adalah sejak orang tuanya memilih
pasangan, melakukan hubungan, merawat kehamilan, pendidikan, situasi ...dst.

Dengan penjelasan di atas itu, ditambah lagi dengan dalil ketauhidan dll tentang bahwa
tidak ada pencipta hakiki selain Allah, dan bahwasannya semua akibat atau keberadaan
apapun di dunia ini, baik alami atau perbuatan manusia dan hasil2nya, semua dan
semua adalah berakhir kepada Tuihan, maka dapat dipastikan bahwa Tuhan itu Maha
Aktif (tetapi bukan bermakna perubahan).

Artinya, semua yang ada itu tidak akan pernah terjadi, kecuali dengan sistem yang telah
Tuhan buat itu. Itulah yang dikatakan sebagai ijin Allah.

TEntu saja selain sistem itu, yang membuat semua keberadaan alami atau perbuatan
manusia itu menjadi ada, juga disebabkan ketergantungan selalu semua akibat kepada
sebabnya.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     7  
 
 
8   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Di tulisan-tulisan terdahulu sudah sering dijelaskan bahwa yang namanya akibat tidak
pernah bisa lepas dari sebabnya, seperti badan kita yang selalu tergantung pada mani-
ovum yang telah menjadi badan kita ini, seperti tembok yang selalu perlu kepada semen
di dalam tembok itu.

Dengan demikian, maka bukan hanya yang sudah dikatakan itu, yakni bukan hanya
karena sistem yang dibuat Allah itu, maka semua keberadaan ini menjadi terikat
padaNya dan ada dalam kontrolNya, tetapi juga karena setiap akibat itu tidak bisa
berpisah dari sebabnya.

Karena itu, apapun yang ada di dunia ini, baik alami, seperti adanya bumi, atau berupa
perbuatan manusia, maka semua itu adalah akibat dari sebabnya yang juga merupakan
akibat dari sebab sebelumnya dan begitu seterusnya sampai kepada Allah sebagai sebab
akhir. Nah, karena akibatnya akibat itu akibat pula bagi sebabnya, maka apapun di
dunia sekarang , baik yang alami atau perbuatan manusia, juga merupakan akibat dan
makhluk Tuhan. Inilah yang dikatakan bahwa Tuhan itu Aktif setia saat (tetapi tanpa
berarti ada perubahan dalam DiriNya, karena kalau ada perubahan berarti makhluk
sebagaimana sudah dibahas dalam tauhid).

Dengan penjelasan di atas itu, jangan katakan bahwa kalau begitu hasilnya sama saja.
Yakni bahwa wajah, sifat dan kemampuan2 kita ini diciptakanNya dan karena itu telah
ditakdirkanNya.

Jangan katakan hal itu, karena di atas sudah dijelaskan bahwa keberadaan yang
sekarang ini adalah akibat dari akibatNya.

Nah, kalau kita lihat perbuatan manusia, yang melahirkan anak tertentu, dalam kondisi
tertentu, dalam rupa tertentu, atau melihat manusia dalam perbuatan sehari-harinya
dimana sudah dijelaskan di atas itu bahwa semua itu dilakukan dengan ikhtiar manusia
langsung atau karena gesekan (seperti pilihan orang tua yang mengakibatkan kita),
maka jelas hasilnya bahwa perbuatan manusia ini adalah akibat manusia dan pilihannya.

Karena itu perbuatan manusia ini adalah akibat manusia itu, tetapi sekaligus juga akibat
Tuhannya. Jadi, Tuhan tidak menentukannya. Ini sekedar ulangan dari yang di atas.

Tambahannya: Bahwa perbuatan yang dilahirkan atau diakibatkan manusia ini adalah
merupakan tanggung jawab manusia. Jadi, walaupun dapat dikatakan dan harus
dikatakan bahwa perbuatan manusia itu adalah makhluk Tuhan juga, akan tetapi yang
bertanggung jawab hanyalah manusia saja. Karena, sebelum perbuatan itu muncul,
telah dipilih oleh manusia yang bersangkutan.

Kesimpulannya:

Bahwa makhluk yang bernama perbuatan manusia ini adalah makhluk yang dicipta
Tuhan melalui pilihan manusia itu. Karena itulah maka manusia itu yang harus
bertanggung jawab terhadapnya, bukan Tuhan. Jadi, boleh dikatakan bahwa Tuhan
ketika menciptakan perbuatan manusia yang lahir dari pilihan manusia itu, adalah
mengijinkan untuk ada dan terwujud.
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     8  
 
 
9   Kupas  Tuntas  Takdir  
 

Inilah yang dikatakan dalam ayat bahwa apapun di alam ini tidak akan terjadi kecuali
kalau Allah mengijinkannya. Atau kadang dikatakan kecuali Tuhan menghendaknya.
Yakni mengijinkan dan menghendaki wujud dari hasil ikhtiar manusia tsb.

Demi Tuhan, tidak akan kita dapatkan hakikat agamaNya kecuali dengan menuntut
ilmuNya secara telaten, lama, tidak bosan, tidak jenuh, terbuka, cinta padaNya,
memohon padaNya, menjauhi dosa, bertawassul pada maksumin as, mencatat,
menghafal, diskusi, berdebat dengan akal (bukan dengan hati yang saling panas), niat
tulus, karena Allah....dst. Karena itu, ayo kita sama2 sabar dan menangis padaNya, smg
sebelum kita mati kita tdl dapat menggapai RidhaNya. Karena sungguh ya akhi, akhirat
itu berat, tanpa ampun sidang tutuntan umumnya. Karena itu, jugan lupakan aku dalam
doa2 antum.

Acung Izal:
Al-Quran tidak menggunakan kata
rukun, bahkan Al-Quran tidak pernah menyebut kata takdir
dalam satu rangkaian ayat yang berbicara tentang kelima
perkara lain di atas. Perhatikan firman-Nya dalam surat
Al-Baqarah (2): 285,gitu tadz

Sebenarnya cukup sederhana memahami konsep takdir dalam Islam, tidak rumit dan
bertele-tele. Memang benar bahwa Allah SWT telah menetapkan segala sesuatu yang di
atas muka bumi ini dalam takdirnya. Akan tetapi ada satu hal yang perlu kita ingat.
Bahwa kita tidak pernah tahu isi takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada
kita.gmn tadz

Ketidaktahuan kita akan isi takdir Allah SWT, bahkan hanya mengendusnya sekalipun,
atau barangkali membayangkannya, merupakan hal yang pasti. Tidak ada satupun di
antara kita mengetahui apa yang ditakdirkan oleh Allah kepada kita kecuali kita sudah
melewatinya. Nah yang kemudian bisa kita lakukan adalah menjemput takdir. Allah SWT
sendiri mentakdirkan segala sesuatu dengan sunatullahNya. Seorang anak tidak akan
muncul kecuali atas pertemuan sperma dengan ovum yang menghasilkan zyangot. Di
sinilah kemudian peran yang kita lakukan.menurut pendapat ustadz gmn?

Sinar Agama :
Acung: Kok antum kembali lagi???!!! Koment pertama dari dua koment di atas sudah
benar. Tetapi koment ke dua,berarti antum tlh kembali lagi. Kalau penyerhanaan antum
itu kepada : "Tidak mungkin kita ditakdirkan olehNya karena hal itu membuat tidak
berartinya agama dan surga neraka." maka penyederhanaan ini benar adanya.

Tetapi penyederhanaan antum ini, membuat semua yang saya tulis itu mentah semua.
Karena antum mempercayai ketentuan atau nasib itu. Padahal yang diterangkan jauh
beda dari itu. Karena itu, jugan sesekali menganggap enteng urusan2 agama, terlebih
masalah takdir ini. Karena kalau tidak, maka kita akan masuk ke determinis, baik
terang2an, atau tidak sengaja seperti antum ini.
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     9  
 
 
10   Kupas  Tuntas  Takdir  
 

Untuk koment ke tigamu itu, jelas memperburuk keadaan pahamanmu. Afwan, tlg baca
dengan cermat dari awal lagi.

Ahmad Haddad:
berarti Allah hanya menciptakan sisteM nya dan setelah itu semua tergantung dari
ikhtiar manusia dan lingkungan nya, begitu yaa ust,

Sinar Agama:
Ahmad, Kan sudah diterangkan di atas itu, bahwa selain sistemnya adalahah
pewujudannya. Karena tidak akan terwujud tanpaNya. Inilah yang dalam istilah ilmu
Kalam disebut dengan Qadha'Nya. Tetapi ingat, untuk perbuatan manusia ini, yang
bertangung jawab, adalah manusia itu, karena dipilihnya, sekalipun akhir dari sebab
keberadaan itu adalah DiriNya.

Singgih Djoko Pitono:


jadi..pemahamnku selama ini bahwa, Hidup, Mati, rejeki, jodoh ditangan Tuhan adalah
salah...begitu kan ustadz?

Sinar Agama:
Singgih: Ia salah. Tetapi ingat bahwa Tuhan itu sumber segalanya. Tetapi penanggung
jawabnya adalah kita sendiri. Jadi, antum bisa katakan bahwa wajah antum yang mirip
ayah, misalnya, itu dari Tuhan, sekalipun antum adalah hasil ikhtiar kedua orang tua
antum. Karena apapun yang terjadi ini, tanpa ijinNya, maka tidak akan terjadi. Begitu
pula rejeki, pasangan ..dll.

Jadi, intinya Allah itu hanya merestui dan mengijinkan pilihan2 kita itu terwujud (dikala
mengijinkan, karena terkadang tidak mengijinkannya), akan tetapi penanggung
jawabnya adalah kita sendiri.

Jadi, kita manusia ini seperti para malaikat yang menjadi tangan Tuhan. Bedanya, kalau
malaikat tidak dimintai tanggung jawab karena tidak ada pilihan. Jadi, kalau Tuhan
menyuruhnya mengambil nyawa orang, maka ia tidak akan dihisab di akhirat. Tetapi
manusia, akan dimintai tanggung jawab karena ada pilihannya. Misalnya membunuh
orang itu. Kalau manusia memilih membunuh orang, dan terjadi, berarti Tuhan telah
mengijinkannya secara ciptaan dan keberadaan (bukan ijin syariat). Peristiwa ini seperti
layaknya malaikat di atas yang mencabut nyawa itu. Akan tetapi manusia ini akan
dihisab dan diperhitungkan kelak di akhirat.

Acung Izal:
Kata takdir (taqdir) terambil dan kata qaddara berasal dari akar kata qadara yang antara
lain berarti mengukur, memberi kadar atau ukuran, sehingga jika Anda berkata, "Allah

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     10  
 
 
11   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
telah menakdirkan demikian," maka itu berarti, "Allah telah memberi
kadar/ukuran/batas tertentu dalam diri, sifat, atau kemampuan maksimal makhluk-Nya."

Sinar Agama:
Acung: Antum salah menerapkan takdir itu. Takdir itu, kalau untuk manusia dalam
contoh antum itu, adalah bahwa manuisia adalah dirinya sendiri, bersifat dan
berkemampuan. Tetapi dirinya akan memiliki rupa seperti apa, sifat seperti apa, dan
kemampuan apa,....dst tidak ditentukan Tuhan. Karena itu, rupa manusia, laki dan
perempuannya, tinggi pendekanya, suku bangsanya ...dst ditentukan ikhtiar orang
tuanya. Sedang kecenderungannya tergantung pada gen yang diwarisi dari orang
tuanya (jadi ada hubungan dengan ikhtiar orang tuanya). Tetapi gen ini sudah saya
bahas panjang lebar bahwa ia hanya sebatas mewaswasi dan mencenderungi tetapi
tidak sampai membunuh akal yang akan melahirkan ikhtiarnya sendiri. Saya hanya
menyebut ini karena antum menyebut sifat. Begitu pula seperti lingkungannya.

Kemudian sehubungan dengan sifat2nya yang akan dimilikinya nanti, karena sifat itu
adalah hasil dari kebiasaan seseorang, maka sifat itu terbentuk dari pilihan manusia itu
sendiri yang dibiasanakannya. Jadi, tidak ditentukan Tuhan sama sekali. Kalau didorong
dengan lingkungannya dari kecil, seperti pembeiasaan yang didektekan selalu oleh
orang tuanya, maka ia adalah hasil dari ikhtiar orang tuanya dan , itupun tidak sampai
membunuh akal anaknya setelah dewasa dan mengerti hingga dikatakan sudah
terdeterminisme oleh didikannya dari kecil.

Dengan demikian, maka yang ditentukan Tuhan itu bahwa manusia berjati diri yakni
memiliki keberadaan, dan memiliki sifat2. Tetapi semua itu secara umum. Dan secara
khususnya, tetap kembali kepada ikhtiar masing2 orangnya atau diefeki oleh lingkungan
sejak dari gen sampai pendidikan bayi dan anak2 kecil (tetapi ingat tidak sampai
membunuh akal dan ikhtiarnya setelah dewasa).

Kalau tertarik akan hal ini, coba runung2ilah apa yang sudah dituli sebelum ini, seperti
tentang gen, ka-Adilah Tuhan (di catatan Pokok2 dan Ringkasan Ajaran Sy'ah), dan
lain2 tulisan. s'lamat.

Tambahan:
Jangan dikira bahwa penjelasan di atas itu menandakan bahwa Allah itu pensiun seperti
yang kadang diutarakan satu orang (tempo hari). Tetapi yang kita bahas itu hanya
dalam masalah jati diri, sifat dan kemampuan2 kita secara khusus. Kalau secara
umumnya, maka sudah tentu dikadar Tuhan. Seperti, misalnya: "Dua orang negro yang
kawin yang bibitnya kuat, maka akan melahirkan anak negero." Atau "Lelaki yang bibit
maninya lebih kuat dan lbih banyak bibit perempuannya, maka anaknya yang akan lahir
adalah perempuan.". Atau "Lelaki yang kekuatan maninya sama2 kuat, tetapi istrinya
ditaruh di atas, maka akan jadi akan lelaki karena bibit lelaki sudah ditentukan lebih
agresif dari bibit perempuan yang lemah gerakannya." dst.

Nah, kalau dua calon orang tua negero itu kawin dengan ikhtiarnya, maka akan lahir
anaknya negeto. Begitu yang lain-lainnya itu. Tentu kalau tidak ada sebab-sebab lain
atau penghalang-penghalang lain yang bisa terjadi yang kita tidak tahu tetapi bagiNya
sangat jelas dan detail.
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     11  
 
 
12   Kupas  Tuntas  Takdir  
 

Jadi, jangan dikira bahwa anak negero itu sudah ditentukan Tuhan lahir tgl dan tahun
tertentu itu, dengan kulit hitamnya itu, dengan wajahnya yang seperti itu itu dst. Karena
Tuhan memang benar-benar tidak menentukannya. Begitu pula yang akan lahir lelaki
dalam contoh di atas itu, Begitu pula dengan contoh-contoh lainnya, seperti sukunya,
cacatnya, IQ-nya, kecerdasannya, dst. Semua itu tidak ditentukan Tuhan. Tetapi
berhubungan dengan ikhtiar lingkungannya seperti orang tuanya dan lain-lainnya.

Karena itu tidak heran kalau Tuhan dalam agama Islam ini sangat menekankan untuk
membentuk anak itu sejak dari memilih istri dan sejak berniat untuk kawin (karena Allah
atau ikarena syahwat yang dibolehkan). Begitu juga tidak heran kalau Islam
memakruhkan orang tua yang hamil untuk melakukan hubungan tanpa wudhu'. Atau
Islam menyuruh membacakan doa dan Qur an pada anak sejak dalam kandungan.
Begitu pula menyuruh memberikan rejeki halal, pendidikan yang baik ...dst. Karena
semua itu adalah dapat membantu anak untuk tidak jatuh ke dlam kebinatangan. Mmg,
semua itu tetap tidak sampai membunuh akalnya hingga menjadi terpaksa dan
diterminis. Tetapi lingkungan yang baik memudahkan anak, dan lingkungan yang
jelekpun sebalimnya. Dan lingkungan yang dimaksud adalah sejak orang tuanya memilih
pasangan, melakukan hubungan, merawat kehamilan, pendidikan, situasi ...dst.

Dengan penjelasan di atas itu, ditambah lagi dengan dalil ketauhidan dll tentang bahwa
tidak ada pencipta hakiki selain Allah, dan bahwasannya semua akibat atau keberadaan
apapun di dunia ini, baik alami atau perbuatan manusia dan hasil2nya, semua dan
semua adalah berakhir kepada Tuihan, maka dapat dipastikan bahwa Tuhan itu Maha
Aktif (tetapi bukan bermakna perubahan).

Artinya, semua yang ada itu tidak akan pernah terjadi, kecuali dengan sistem yang telah
Tuhan buat itu. Itulah yang dikatakan sebagai ijin Allah.

TEntu saja selain sistem itu, yang membuat semua keberadaan alami atau perbuatan
manusia itu menjadi ada, juga disebabkan ketergantungan selalu semua akibat kepada
sebabnya.

Di tulisan-tulisan terdahulu sudah sering dijelaskan bahwa yang namanya akibat tidak
pernah bisa lepas dari sebabnya, seperti badan kita yang selalu tergantung pada mani-
ovum yang telah menjadi badan kita ini, seperti tembok yang selalu perlu kepada semen
di dalam tembok itu.

Dengan demikian, maka bukan hanya yang sudah dikatakan itu, yakni bukan hanya
karena sistem yang dibuat Allah itu, maka semua keberadaan ini menjadi terikat
padaNya dan ada dalam kontrolNya, tetapi juga karena setiap akibat itu tidak bisa
berpisah dari sebabnya.

Karena itu, apapun yang ada di dunia ini, baik alami, seperti adanya bumi, atau berupa
perbuatan manusia, maka semua itu adalah akibat dari sebabnya yang juga merupakan
akibat dari sebab sebelumnya dan begitu seterusnya sampai kepada Allah sebagai sebab
akhir. Nah, karena akibatnya akibat itu akibat pula bagi sebabnya, maka apapun di
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     12  
 
 
13   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
dunia sekarang , baik yang alami atau perbuatan manusia, juga merupakan akibat dan
makhluk Tuhan. Inilah yang dikatakan bahwa Tuhan itu Aktif setia saat (tetapi tanpa
berarti ada perubahan dalam DiriNya, karena kalau ada perubahan berarti makhluk
sebagaimana sudah dibahas dalam tauhid).

Dengan penjelasan di atas itu, jangan katakan bahwa kalau begitu hasilnya sama saja.
Yakni bahwa wajah, sifat dan kemampuan2 kita ini diciptakanNya dan karena itu telah
ditakdirkanNya.

Jangan katakan hal itu, karena di atas sudah dijelaskan bahwa keberadaan yang
sekarang ini adalah akibat dari akibatNya.

Nah, kalau kita lihat perbuatan manusia, yang melahirkan anak tertentu, dalam kondisi
tertentu, dalam rupa tertentu, atau melihat manusia dalam perbuatan sehari-harinya
dimana sudah dijelaskan di atas itu bahwa semua itu dilakukan dengan ikhtiar manusia
langsung atau karena gesekan (seperti pilihan orang tua yang mengakibatkan kita),
maka jelas hasilnya bahwa perbuatan manusia ini adalah akibat manusia dan pilihannya.

Karena itu perbuatan manusia ini adalah akibat manusia itu, tetapi sekaligus juga akibat
Tuhannya. Jadi, Tuhan tidak menentukannya. Ini sekedar ulangan dari yang di atas.

Tambahannya: Bahwa perbuatan yang dilahirkan atau diakibatkan manusia ini adalah
merupakan tanggung jawab manusia. Jadi, walaupun dapat dikatakan dan harus
dikatakan bahwa perbuatan manusia itu adalah makhluk Tuhan juga, akan tetapi yang
bertanggung jawab hanyalah manusia saja. Karena, sebelum perbuatan itu muncul,
telah dipilih oleh manusia yang bersangkutan.

Kesimpulannya:

Bahwa makhluk yang bernama perbuatan manusia ini adalah makhluk yang dicipta
Tuhan melalui pilihan manusia itu. Karena itulah maka manusia itu yang harus
bertanggung jawab terhadapnya, bukan Tuhan. Jadi, boleh dikatakan bahwa Tuhan
ketika menciptakan perbuatan manusia yang lahir dari pilihan manusia itu, adalah
mengijinkan untuk ada dan terwujud.

Inilah yang dikatakan dalam ayat bahwa apapun di alam ini tidak akan terjadi kecuali
kalau Allah mengijinkannya. Atau kadang dikatakan kecuali Tuhan menghendaknya.
Yakni mengijinkan dan menghendaki wujud dari hasil ikhtiar manusia tsb.

Demi Tuhan, tidak akan kita dapatkan hakikat agamaNya kecuali dengan menuntut
ilmuNya secara telaten, lama, tidak bosan, tidak jenuh, terbuka, cinta padaNya,
memohon padaNya, menjauhi dosa, bertawassul pada maksumin as, mencatat,
menghafal, diskusi, berdebat dengan akal (bukan dengan hati yang saling panas), niat
tulus, karena Allah....dst. Karena itu, ayo kita sama2 sabar dan menangis padaNya, smg
sebelum kita mati kita tdl dapat menggapai RidhaNya. Karena sungguh ya akhi, akhirat
itu berat, tanpa ampun sidang tutuntan umumnya. Karena itu, jugan lupakan aku dalam
doa2 antum.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     13  
 
 
14   Kupas  Tuntas  Takdir  
 

Acung Izal:
Al-Quran tidak menggunakan kata
rukun, bahkan Al-Quran tidak pernah menyebut kata takdir
dalam satu rangkaian ayat yang berbicara tentang kelima
perkara lain di atas. Perhatikan firman-Nya dalam surat
Al-Baqarah (2): 285,gitu tadz

Sebenarnya cukup sederhana memahami konsep takdir dalam Islam, tidak rumit dan
bertele-tele. Memang benar bahwa Allah SWT telah menetapkan segala sesuatu yang di
atas muka bumi ini dalam takdirnya. Akan tetapi ada satu hal yang perlu kita ingat.
Bahwa kita tidak pernah tahu isi takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada
kita.gmn tadz

Ketidaktahuan kita akan isi takdir Allah SWT, bahkan hanya mengendusnya sekalipun,
atau barangkali membayangkannya, merupakan hal yang pasti. Tidak ada satupun di
antara kita mengetahui apa yang ditakdirkan oleh Allah kepada kita kecuali kita sudah
melewatinya. Nah yang kemudian bisa kita lakukan adalah menjemput takdir. Allah SWT
sendiri mentakdirkan segala sesuatu dengan sunatullahNya. Seorang anak tidak akan
muncul kecuali atas pertemuan sperma dengan ovum yang menghasilkan zyangot. Di
sinilah kemudian peran yang kita lakukan.menurut pendapat ustadz gmn?

Sinar Agama :
Acung: Kok antum kembali lagi???!!! Koment pertama dari dua koment di atas sudah
benar. Tetapi koment ke dua,berarti antum tlh kembali lagi. Kalau penyerhanaan antum
itu kepada : "Tidak mungkin kita ditakdirkan olehNya karena hal itu membuat tidak
berartinya agama dan surga neraka." maka penyederhanaan ini benar adanya.

Tetapi penyederhanaan antum ini, membuat semua yang saya tulis itu mentah semua.
Karena antum mempercayai ketentuan atau nasib itu. Padahal yang diterangkan jauh
beda dari itu. Karena itu, jugan sesekali menganggap enteng urusan2 agama, terlebih
masalah takdir ini. Karena kalau tidak, maka kita akan masuk ke determinis, baik
terang2an, atau tidak sengaja seperti antum ini.

Untuk koment ke tigamu itu, jelas memperburuk keadaan pahamanmu. Afwan, tlg baca
dengan cermat dari awal lagi.

Ahmad Haddad:
berarti Allah hanya menciptakan sisteM nya dan setelah itu semua tergantung dari
ikhtiar manusia dan lingkungan nya, begitu yaa ust,

Sinar Agama:
Ahmad, Kan sudah diterangkan di atas itu, bahwa selain sistemnya adalahah
pewujudannya. Karena tidak akan terwujud tanpaNya. Inilah yang dalam istilah ilmu
Kalam disebut dengan Qadha'Nya. Tetapi ingat, untuk perbuatan manusia ini, yang
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     14  
 
 
15   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
bertangung jawab, adalah manusia itu, karena dipilihnya, sekalipun akhir dari sebab
keberadaan itu adalah DiriNya.

Singgih Djoko Pitono:


jadi..pemahamnku selama ini bahwa, Hidup, Mati, rejeki, jodoh ditangan Tuhan adalah
salah...begitu kan ustadz?

Sinar Agama:
Singgih: Ia salah. Tetapi ingat bahwa Tuhan itu sumber segalanya. Tetapi penanggung
jawabnya adalah kita sendiri. Jadi, antum bisa katakan bahwa wajah antum yang mirip
ayah, misalnya, itu dari Tuhan, sekalipun antum adalah hasil ikhtiar kedua orang tua
antum. Karena apapun yang terjadi ini, tanpa ijinNya, maka tidak akan terjadi. Begitu
pula rejeki, pasangan ..dll.

Jadi, intinya Allah itu hanya merestui dan mengijinkan pilihan2 kita itu terwujud (dikala
mengijinkan, karena terkadang tidak mengijinkannya), akan tetapi penanggung
jawabnya adalah kita sendiri.

Jadi, kita manusia ini seperti para malaikat yang menjadi tangan Tuhan. Bedanya, kalau
malaikat tidak dimintai tanggung jawab karena tidak ada pilihan. Jadi, kalau Tuhan
menyuruhnya mengambil nyawa orang, maka ia tidak akan dihisab di akhirat. Tetapi
manusia, akan dimintai tanggung jawab karena ada pilihannya. Misalnya membunuh
orang itu. Kalau manusia memilih membunuh orang, dan terjadi, berarti Tuhan telah
mengijinkannya secara ciptaan dan keberadaan (bukan ijin syariat). Peristiwa ini seperti
layaknya malaikat di atas yang mencabut nyawa itu. Akan tetapi manusia ini akan
dihisab dan diperhitungkan kelak di akhirat.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     15  
 
 
16   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Abu Bakr Saleh Ba'sayair:
Wow, menarik bang anis, mengerikan juga mungkin. Apa bnar gen menentukan takdir
kita bahkan sampai menyentuh moral...wow wow wow (merinding dan deg deg an).
Trus bgaimana dengan penemuan-penemuan mutakhr juga dalam kemampuan
rekayasa genetika. Artinya gen bukan determinisme?

Sayaafiq Shahab:
tentu saja gen berpengaruh terhadap takdir, tapi secara tidak langsung
mungkin pengaruh langsung hanya kepada potensi-potensi nya saja
faktor lain adalah bakat jiwa seseorang yang menjadi pilihan untuk digali atau tidak

Quito Riantori:
Ilmu Genetika akan selalu menjadi bahasan menarik, terutama jika 'dibenturkan' dengan
konsep-konsep keagamaan yang kaku. Sudah semestinya para agamawan
menjadikannya sebagai tantangan yang positif dengan perhatian yang ekstra. Terima
kasih sudah ditag, mas Anis, jadi pengen tahu lebih jauh neh.. :)

Zainal Sayaam Arifin:


Saya juga punya bukunya mas, meskipun pengarangnya terkesan atheis atau penggugat
Tuhan, namun ada beberapa pengetahuan yang bisa diambil dari buku tersebut.
Akan tetapi menurutku tidak sembarang orang yang boleh membaca buku itu, sebab
jika... bekal ilmunya kurang cukup dia tidak akan bisa memilah-milah untuk hanya
mengambil yang terbaik dari bacaan itu.
Saya senang membaca buku tersebut karena salah satu pengetahuan yang saya
dapatkan bahwa dari hasil penelitian genetik, Adam diperkirakan sudah ada sejak sekitar
250rb tahun - 200 rb tahun yang lalu.

Latifah Shahab:
dulu saya sewa kaset discovery judulnya the genetic of sin, isinya mengenai genetik
yang kadang juga menentukan nasib seseorang di contohkan dalam kaset tsb seorang
mengangkat anak dari panti asuhan dididik dengan baik namun kelakuannya sangat
mengerikan ia suka menyakiti bahkan membunuh di usia yang sangat muda, ternyata
etelah diselidiki ortu aslinya adalah seorang pembunuh sadis ini sebuah temuan yang
kebetulan atw memang ada sesuatu dari gen yang membentuk takdir..saya baca di
attanwir bahwa pembunuh imam ali memiliki hubungan kelurga dengan orang dimasa
lalu yang membunuh onta nabi saleh...ini kebetulan atau ada sesuatu ya.

Zainal Sayaam Arifin:


Tidak seperti apa yang ditulis di banyak buku agama (sebagai misal dalam buku Kamus
Al Qur'an, ada di Gramedia) bahwa Adam mulai muncul pada sekitar 6000 Sebelum
Masehi, ini tidak masuk akal. KArena di China saja pada sekitar 11.000 SM suda...h
muncul suatu jenis Ras Manusia yang berukuran tinggi hampir 2 meter yang menguasai
teknologi dan budaya digelari: "Putra Pantulan Cahaya". Merekalah yang mengajarkan
Ras China tentang Seni Beladiri, Pengobatan dan Tari-tarian (Kesenian) di saat Ras
China masih tergolong "Terbelakang" seperti budak. China masih menjadi budak
mereka. Namun Ras tersebut hilang dengan tiba - tiba tanpa diketahui sebabnya seakan
- akan sengaja meninggalkan china. Kaisar Kuning saja muncul sekitar 8000 SM.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     16  
 
 
17   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Zainal Sayaam Arifin :
‎@Latifah Shahab: Dalam buku "The Genetic Gods" di atas disebutkan bahwa ada salah
satu jenis gen yang disebut "Gen Pelompat" yang melompat atau dengan kata lain
menurun dari induk ke anaknya untuk kemudian suatu saat muncul pada keturunan
...yang ke sekian kalinya. Saya jadi teringat juga setelah membaca itu bahwa Nur
Muhammad itu diturunkan dari sulbi yang satu ke sulbi yang lainnya (Maksudnya
keturunannya) dari Orang tua yang bersih (Shaleh) sampai akhirnya muncul dalam
pribadi Muhammad bin Abdullah melalui Rahim Aminah.Lihat Selengkapnya

Afifah Ahmad:
Tulisan yang menghubungakan gen dan ketuhanan, beberapa tahun ini nampaknya
terus menggelontor...
Ada juga buku sejenis yang mungkin bisa jadi bahan diskusi tambahan, meskipun
tensinya tidak setinggi The Genetic Gods yang kelihatan dahsayaat......(kalau lihat hasil
resensi)
misalnya, The Devine Code of Life nya Kazuo Murakami, dalam edisi Indonesia
diterbitkan oleh mizan dengan judul lebih menarik The Devine Message of DNA: Tuhan
dalam Gen kita....
Saya sendiri baru baca review-nya di sini:
httetapi://revinaoctavianitadr.multiply.com/reviews/item/4
Tapi, The Genetic Gods, kelihatannya lebih menantang, meskipun Avise ilmuwan biologi,
kelihatannya dia juga pandai bermain-main di ranah sosial, paling tidak filsafat,
antropologi dan sejarah. Betul tidak bu Shanty *cari dukungan*
Hm...sayangnya, semua baru sebatas 'kelihatannya' karena sekarang saya hanya bisa
ngiri sama yang udah mengantongi dan membaca buku ini....ok ditunggu eksplorasi
lebih jauhnya..

Zainal Sayaam Arifin:


‎@Afifah Ahmad: saya punya ebook "The Divine Message of DNA" jika mbak atau siapa
saja yang berminat, hubungi saja saya via inbox, nanti saya emailkan.
Genetik adalah sekumpulan informasi dalam bentuk kode - kode yang masih rumit bagi
manusia, akan tetapi itu "ada" meskipun manusia belum banyak tahu.
Dengan membaca buku itu, kita t...idak akan heran lagi tentang ayat, ketika Allaah
bermaksud menciptakan sesuatu hanya dengan berfirman:
"...Kun fayakun", jadilah, maka jadilah

akan tetapi gambaran genetika di atas hanyalah untuk menyederhanakan sesuatu yang
rumit untuk dijelaskan. Allaah lebih mengetahui. Dialah Pemilik Perbendaharaan di
Langit dan di Bumi, Yang Menciptakan Ilmu Pengetahuan dan Yang Mengajarkan
Manusia dengan (perantara'an) Kalam.

Thobieb Al Asayahar:
wah diskusi menarik nech, meskipun saya gak ditag (mungkin mas anis pernah mangkel
krn statusnya pernah saya ganggu... ha ha... piss!)... bagi saya, cukup menarik jika soal
gen ini dihubungkan dengan kualitas ruh manusia. tetapi ini menjadi problem, krn ...ruh
bersifat spiritual, sedangkan gen bersifat positivistik. jika disebut ada gen pelompat,
saya kira ini menjadi perdebatan soal teologi yang mirip konsep reinkarnasi. so,
nampaknya gen memiliki kecenderungan dalam konsepsi takdir, namun ingat bahwa
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     17  
 
 
18   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
setiap manusia lahir memiliki potensi fujur dan takwa.gmn ya cara mengawinkan, mbuh
wis aku bingung iki... he he...

Moh Musa:
Gen itu dalam bahasa Islam adalah "tiinah", yang tentu menurut para teolog bukanlah
kekuatan yang absolut. Dalam perdebatan mengenai natural determinisme, genetic
power rupanya kini menjadi icon yang paling ngejreng.

Sinar Agama:
Ketika dulu orang blm tahu tentang tubuh manusia, seperti otak dst, dan setelah tahu,
maka mengira bahwa ini dan itunya ada di tubuh manusia. Misalnya otak bagian ini dan
itu, menyimpan ini dan itu...dst. Padahal semua itu bukanlah arti hidup itu sen...diri.
Artinya, si pengingat dan si pelihat, si pendengar, si pemikir....dst adalah ruh manusia
yang meminej semua urusan materi badaniahnya. Karena materi, tanpa non materi atau
ruh, jangankan melihat, mendengar dan semacamnya, neutron saja tidak akan sanggup
berputar dua kali dengan putaran yang sama.Karena materi adalah keterbagian dan
keterpisahan satu dan lainnya. Sementara putaran atau gerakan, tanpa pengaturan,
tidak mungkin bisa terjadi dua kali yang sama. Dan kesamaannya terlahirkan dari
kesengajaan, dan kesengajaannya terlahir dari ilmu dan ilmu dari keharidiran yang
diketahui pada yang mengetahui. Sementara materi, jangankan menghadirkan lainnya
sebagai obyek ilmunya, melahirkan diri dan bagiannya saja, tidak mundkin, karena dia
adalah ahkikat keterpisahan bagian2nya.

Alhasil ana ingin katakan bahwa ada unsur non materi dalam badan dan setiap
badan/benda. Unsur itulah yang dikatakan sebagai ruh. Ada Ruh tambang saja, ada ruh
yang selain tambang juga memiliki daya nabati, hewani dan akli seperti manusia.

Setelah kita tahu adanya ruh dalam setiap materi, dan dia adalah pengatur dan
penggeraknya, maka semua badaniahnya adalah alatnya semata. Maka dari itu tidak
heran kalau para filosof mendefinisikan ruh sebagai "Non materi secara zatnya, tapi
materi secara aksinya". Beda dengan malaikat yang non materi secara zat dan
perbuatannya.

Dengan ini dapat dipahami bahwa otak, bukan gudang semua yang dikatakan oleh
ilmuwan sebelum ini. Lidah juga bkn sebagai perasa, mata bukan sebagai pelihat...dst.
Akan tetapi semua itu adalah alat bagi ruh manusia (dalam hal ini). Jadi ruh, selama
masih dengan badan, sudah tentu memerlukan alat itu, dan kalau hilang satu saja dari
padanya, maka ia akan kekurangan informasi dan ilmu. Kalau telinganya rusak atau
belahan otaknya tempat gudang memorinya rusak, maka ruhnya akan kehilangan
pendengaran dan ingatannya. Kecuali kalau nanti dia sudah terlebpas dari materi dikala
mati dsb.

Gen juga seperti itu. Apapun bentuknya dan hakikatnya dia, tdk lain tetap materi, dan
hukumnya tetap sama dengan materi yang lainnya. Karena itulah imam Ali as
mengatakan, "apakah kalian mengira kalian adalah benda kecil? padahal dalam kalian
terbentang alam yang luas". Atau imam Ja'far as ketika berkata kepada seorang kafir
"apakah batu didekatmu itu diam atau bergerak?" si kafir tertawa dan berkata "dia diam

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     18  
 
 
19   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
sudah tentu" Imam as berkata "dia bergerak dan orang di kemudian hari yang akan
membuktikannya".

Maksud saya, Tuhan Yang Maha Tahu tidak pernah meluputkan apapun yang mesti
diketahui oleh manusia. Jadi, kalau Islam mengatakan bawha tidak ada takdir dan tidak
ada nasib dalam manusia, karena akal dan ikhtiarnya, maka jelas hal itu tidak ada. Lihat
cataatnku tentang Pokok2 dan Ringkasan Sayai'ah bagian 2.

Jadi, pengaruh badani bagi ruhani hanya sebatas alat. Jadi ruh tidak bisa melihat kalau
tidak punya mata dst. anak orang kena aid akan aid, orang hitam akan hitam, ....dst.
Tetapi hal itu bukan apapun yang berpengaruh dalam kehdupan ikhtiari secara dasar
dan fital. Sudah tentu orang yang kena aid akan sedih dan umur pendek, tetapi dalam
pendekanya itu ia bisa bahagian dan takwa dengan ikhtiarnya. Begitu pula dengan gen2
itu. Tak perduli gen itu gen apapun, dan hal itu bisa benar kalau penelitiannya sudah
benar, tapi yang jelas dia bukanlah penentu akhir bagi karakter yang akan diambil. Dia
hanya berfungsi sebagai alat dan pengaruhnya juga sebagai alat. Anggap orang yang
gennya bagus seperti orang yang berlayar dalam damai, dan gennya yang tidak bagus
bagai berlayar dalam ombak mendentum. Tetapi hal itu bukanlah penentu selamat tidak
selamatnya kedua gen itu. Penyelamat hakikinya adalah ada di ikhtiranya dan akalnya.
Jadi, bisa saja yang berlayar di laut damai bisa tenggelam, dan yang berlayar di
gelombang besar justru yang selamat. Letak ke-Adilan Tuhan adalah di akal sebagai
ukuran pertimbangan sikap yang akan diambil, dan ada pada ikhtiarnya, serta ada pada
di besar kecilnya ujian manusia. Maka dari itu anak kiayi kalau mabok akan mendapat
dosa lebih besar dari maboknya anak pemabok. Dan anak pemabok akan dosa kalau
mabok. Karena gennya bukan penentu dia mabok, walau merangsangnya dan akal serta
ikhtiarnya yang membuatnya menentukan mabok. Bagitu pula shalatnya anak pemabok
akan lebih besar pahalanya dari shalatnya anak kiayai. Karena ujian yang dihadapi dari
anak pemabok lebih besar dari kiayi. Ujian2 yang datang baik dari lingkungan, orang
tua, gen....dst.

Jadi, mari kita hati2 bersama, dalam menyikapi apapun isu baru. Jangan sampai seperti
sulu waktu awal kali ditemukan gen lalu mengatakan bahwa ia abadi sekalipun badan
lannya hancur dan nanti dia yang akan bangkit kembali. Dan sekarang, mengatakan
bahwa Gen adalah Tuhan, Penentu takdir, Penentu sikap.....dst. wassalam afwanLihat
Selengkapnya

P Musa: tinah itu ditafsirkan dua, ada yang materi, seperti Allamah Thba-thabai ra.
Tetapi muridnya, Ayatullah Jawadi Omuli menolak hal itu karena akan melahirkan takdir
dan nasip dimana telah dikarang oleh sebagian muslimin untuk jadi rukun iman. Ja...di,
tinah atau tanah asal yang dikatakan dalam hadits, bahwa sayai'ah dicipta Tuhan dari
sisa2 tanah para maksud, adalah tanah yangn barzakhi, bukan materi. Dan barzakhi
tanah barzakhi ini dipilih sendiri oleh kita manusia. Karena itulah Rasul saww bersabda
bahwa "Aku dan Ali adalah ayah dari umat ini/Islam". Yakni yang memilih Islam sebagai
agamanya, maka ia telah membuat tubuh keduanya, yakni tubuh barzakhinya itu
(barzakh adalah non materi yang tdk memiliki bendawiahnya saja, tetapi memiliki
semua sifat materi selain matternya). Sebagaimana telah dibuktikan dalam filsafat
bahwa amalan kita berbentuk dan menjadi tubuh kita, maksudnya adalah tubuh
barzakhi kita yang akan kita bawa ke kubur dan akhirat kelak. Jd Thinah dalam Islam
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     19  
 
 
20   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
artinya adalah tanah barzakhi diman dibagi dua, surga (maksumin as) atau neraga. Dan
tanah ini dipilih sendiri oleh kita dengan akal dan ikhtiar kita. Jadi, gen bukalah tinah itu.
afwan

Moh Musa :
‎@SA: Penafsiran kedua menurut ana sah-sah aja, atau katakanlah lbh relefan dengan
hadits-hadits thinah. Hanya sj, penafsiran pertamapun menurut ana tdk ada resiko
buruknya (makhdzur), sbb gen tetap bisa dibuktikan bukanlah faktor yang
absolut.A...dapun mengapa hadits2 itu mengesankan kebanggaan pd thinah, maka itu
juga sudah ada jawaban teologisnya. Sayadh Fathimah atau Imam Husain berbicara soal
nasab (baca thinah) kpd publik tak lain dalam pengertian materi, krn beliau bicara di
depan masayaarakat yang paradigmanya msh berkubang di wilayah materi. Itu aja
dulu... sayaukran atas insightingnya

Sinar Agama :
P Musa, antum hanya berhak memilih atau no coment pada kedua belah tafsiran itu,
tapi tidak logis membenarkan dua2nya, karena jelas bertentangan. Antum mengatakan
bahwa para maksum membangkan hal tinah itu dan antum katakan itu adalah benda....
Kalau begitu berarti mereka menolak agama mereka sendiri. Atau antum lupa pada
haditsnya? yang mengatakan bahwa orang yang memusuhi Ahlulbait as itu karena
dibuat dari thinah jahannam, dan yang cinta pada Ahlulbait as itu dibuat dari tanah
surga? apa antum lupa pada hadits tinah itu dimana bukanhanya memmbangkan diri
mereka sendiri tapi semua sayai'ahnya? Apakah ini tidak berarti bahwa meraka dan para
sayai'ahnya telah majbur berbuat baik dan musuhnya majbur berbuat buruk.
Dalam riwayat thinah yang panjang itu dikatakan dengan jelas dan juga kepada orang
banyak bahwa yang benci Ahlulabit itu KARENA DICIPTA DARI TANAH NERAKA, dan
yang cinta KARENA DIBUAT DARI TANAH SISA2 MEREKA AHLULBAIT. Jadi, penyebab
keburukan dan kebaikan itu karna dicipta dari tanah itu. Nah, kalau diartikan materi,
baik dari gen, makanan haram-halal,...maka semua itu pasti menjuurus ke diterminist.
Jadi dalam riwayat itu sebab dari kebaikan dan kebuburkan adalah thinah itu.

Jadi, Gen jahat, makanan haram yang diberikan kepada anak oleh orang tua, tidak akan
pernah memajbur si anak, walau si anak akan mengalami gangguan dan godaan yang
lebih dari anak gen baik dan diberi makanan halal. Tetapi bukan penentu. Nah, ketika...
bukan penentu, berarti Thinah jahannam dan surga itu, dimana keduanya adalah
penentu, tidak bisa saling diterapkan. Yakni thinah/tanah jahannam tidak bisa
diterapkan kepada gen-buruk dan makanan haram. Begitu pulsa sebaliknya, thinah
surga tidak bisa diterapkankepada gen baik dan makanan halal.Hal itu, karena kedua
kelompok itu bertentangan, karena yang satu menentukan dan lainnya tidak
menentukan.Nah, dengan dmeikian maka yang disampaikan Ayatullh Jawadi hf bahwa
penafsiran yang ke gen, makanan itu adalah jabariah, sedang kalau ditafsirkan kepada
tanah barzakhi yang untuk badan ke dua kita yang barzakhi, maka disini, tdk menjurus
kepada jabariah dan layak dibanggakan bagi yang baik dan layak disiksa bagi yang
jelek, karena semua itu disebabkan ikhtiarnya sendiri.

Antum mengatakan bawha maksumin as bicara dengan orang banyak, emangnya orang
dulu tahu gen? Nah, kalau masayaarakat dulu juga tidak tahu gen, maka mereka juga
tidak akan paham sebagai materi. Karena para maksum as dibuat dari mani secara
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     20  
 
 
21   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
badaniahn...ya, bukan dari tanah surga. Jadi orang dulupun memahamii bahwa yang
dimaksud oleh para maksumin bukan badani. Karena secara badani mereka dibuat dari
mani, sementara lahiriah haditsnya mengatakan dibuat dari TANAH SURGA, dan
musunya dari TANAH JAHANNAM. Jadi orang dulupun memahami bahwa yang dimaksud
BUKANLAH LAHIRIAHNYA, TAPI MAKNA BATINNYA.

Ingat hadits tanah ini tdak sama dengan hadits nur yang diestafetkan dari sulbi ke sulbi
dan dengan wadah (rahim ) yang suci. Jadi hadits nur itu ada penjelasannya sendiri,
sedang hadits TANAH jug penjelasannya sendiri, yaitu yang diatas itu.wassalama dan
afwan.
Afwan ada yang lupa: Tetapi kalau thinah itu yang sebagai sebab kebaikan dan
keburukan itu diartikan dengan barzakhi manusia yang dimiliki setiah ruhnya, maka hal
itu menjadi gamblang dan ikhtiari sepenuhnya. Karena ketika orang menyengaja makan
ma...kanan haram, maka sebelum mulitnya menyentuh makanan haram itu, ruhnya
yang telah bertekad melanggar Tuhan itu, telah memakan neraka duluan. Artinya
ruhnya yang berikhtiar dan bertekad jelek itulah yang telah membaut dia makan neraka.
Nah, ruhnya yang makan tanah neraka itulah yangn membimbing badannya untuk
makan makanan haram itu. Begitu pula tentang cinta dan benci kepada keluarga Rasul
saww. Jadi ruhnya dulu dengan ikhtiarnya memilih benci kepada kebenaran lalau benci
kepada pembawa kebenaran, baru badaniahnya memusuhi mereka as.

Jadi, makanan haram yang diberikan kepada anaknya itu, bagi ayah adalah tanah
jahannam, dan bagi si anak belum menjadi jahannam Tetapi secara bendawi atau ruhi
yang bendawi alias ruhi yang ditingkat bawah, atau bawaan dari makanan itu, memang
memilik...i gejolak2, persis seperti gen2 itu. Tetapi di sini bukan penentu, karena hanya
berupa lingkungan saja, seperti yang sudah diterangkan di atas. Jadi, penentunya
adalah ikhtiar si anak yakni ruh si anak sendiri. Dan karena dia masih bayi atau belum
baligh atau belum tahu setelah baligh bawah harta yang dimakannya dari orang tuanya
adalahah haram, maka harta dan makanan itu belum menjadi tanah neraka.

Moh Musa:
Ana setuju dengan "ninja SA",tetapi penjelasan seperti ini utk kalangan di luar
lingkungan filsafat akan terdengar seperti dogma atau mushadarah 'alal mathlub...
tetapi yaa mo gmn lg...

Sinar Agama:
Gen ini tdak beda dengan sifat turunan yang selama diketahui orang. Gen hanyalah
penjelasan dari perkataan umum yang selama ini kita ketahui. Tetapi semua itu, bukan
penentu, dan hanya berupa LINGKUNGAN DAN UJIAN, baik yang baik (karena kalau
tidak d...iamalkan siksanya melebihi yang lingkungannnya buruk) atau apalagi jelek
(karena kalau dihadapi dan diatasi akan mendapat pahala yang lebih besar).
Sebenarnya, orang materialis, atau ilmu manusia, bisa berkembang dan harus
berkembang. Tetapi masalahnya bukan disini. Masalahnya adalah bahwa agam kita
dengan kecanggihannya yang datang untuk awam dan ilmuwan sepanjang masa, pasti
telah memberikan jawabannya dan rinciannya. Itulah yang dikatakan para maksum as
bahwa ayat itu memiliki 7 batin dan masing2nya masih memiliki 7 batin lagi. Jadi,
masalahnya adalah terletak di dua hal, jugan terlalu hiruk pikuk dengan capaian
manusia yang masih keteteer dari agama, dan juga jugan anti pati terhadap kemajuan
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     21  
 
 
22   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
manusia. Perkawinan keduanya, adalah menghadapkan selalu wajah kita kepada
maksumin as dan pewaris mereka yang tentu saja lapang dan kaya dalam ilmiah.Artinya
setiap ada apapaun yang kita hadapi maka hauslah akan maksimin atau pewaris
maksumin alias ulama yang tdk pernah menutup ilmu sedetikpun dan yang selalu
mengasihi dan mengarahkan psikiolog, fikiawis, arkeologis....dan ilmuan2 lainnya. yakni
ketika temuannya tidak bisa didukung oleh akal dan agama yang menjunjung akal,
maka mereka membuka peluang sang peneliti, begitu seterusnya. Di Iran sekarang ini
sudah serba bio teknologi, dari hal2 yang berkenaan dengan tubuh manusia sampai ke
kaca jendela dan ban mobill (sudah dengan teknologi bio teknologi) apalagi tumbuhan
dan semacamnya. Tetapi mereka tidak pernah tinggalin shalat malam, seperti yang
diteror 40 hari lalu, atau tidak pernah kebingungan dan merasa diperangi orang
agamawan. Karena mereka sadar bahwa yang kita ketahui ini baru secetek,dan lautan
ilmu bisa dikata tidak terbatas. Jadi, mereka kurang2 tidur dalam penelitian, tetapi
merasa nyaman dengan agama danbahkan seperti di surga. wassalam

P Musa, justru ketika mengatakan bahwa tanah surga itu adalah tanh surga yang
mushdarah alalmatlub, dan orang awampun tidak akan mau hal itu. Karena jelas surga
dimana dan mani dimana?

Moh Musa:
Bukan hiruk pikuk, bung. Ini bukan appluase, melainkan skdr gereget penghayat agama
ketika dihadapkan pada wacana provokatif atau sekedar keasayaikan mengintip rasan-
rasan orang lain, yang mgkin kita setuju dan bisa memperoleh manfaat dari premis-
premisnya , tapi tdk setuju dengan kesimpulannya....

Sinar Agama:
Kalau dalil dan argument yang begitu panjang itu dianggap mushadarah 'alalmathlub,
lah.....yang berdali menurut antum itu yang kayak apa? Mushdarah itu yang tdk
melewati dalil ya akhi, ini jelentik sudah kejang mengukir dalil kok dikatakan "mendakwa
diri tanpa dalil" ?
Bayangin, karena di sini umum maka ana buktikan dulu keniscayaan adanya non materi
setiap benda yang dikatakan ruh. Lalu macam2 ruh sampai ke akal manusia. Lalu dalil
tentang kekuasaan ruh atas badan. Lalu ikhtiar ruh manusia dan kebebasannya... yang
tidak bisa didikte badaniahnya karena ianya adalah alat bagi ruh dengan pembuktian
juga. Lalu setlah itu antum masuk ke urusan tanah dan memaang bendara takdir tanpa
sadar. Lalu kita buktikan kelemahan itu, dengan berbagai dalil . Lah....kok dikatakan
"omongan tanpa dalil" yakini "pembuktian terhadap dakwaan dengan dakwaannya itu"
????? kaifa hadza ya akhina fillah?

Tapi kalau antum sendiri jelas mushadarah alalmathlub, karena dari awal mengatakan
bahwa gen itu adalah thinah (tanah jahannam atau surga), lalu dalilnya adalah bahwa
para maksum as berbicara dengan orang umum. Nah, ini dalil apa mushadarah...?
Karena orang umum sendiri tidak akan bingung membedakan tanah dan mani. Dan
orang umum sendiri akan mengeri bahwa maksud maksumin as bukan lahiriahnya
tanah. Karena akan bertentangan dengan mani, dan dengan agama yang menyuruh
taat. Lah, ghimna memahami mani dengan tanah surga atau tanah jahannam? atau
bagaiaman bisa memahami orang kafir atau muslim karena tanahnya sementara agama
turun dibawa Rasul saww dan diteruskan oleh maksumin mengatakan manusia harus
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     22  
 
 
23   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
memilih yang baik dan kalau tidak maka akan disiksa???? Ini sama dengan Nabi saww
konon berceramah mengatakan kepada masayaarakat untuk mencari istri yang baik,
tapi setelah turun bergumam "biar dicari kayak apa tidak akan mendapatkan kecuali
yang sudah dijodohkannya".

Moh Musa:
Ana hanya mengatakan: "akan terdengar seperti", om.. siapa yang bilang antum tdk
berargumentasi...ana terima semua argumentasi antum... dan ana sjika awal tdk ingin
bicara banyak dan juga tdk dalam rangka berargumentasi,walaupun ada bbrp hal yang
ingin ana komentari -minta penjelasan lbh lanjut-....sbb ana kebetulan ada ksibukan
lain...

Sinar Agama:
Sudah ana katakan bawha justru orang diluar filsafat sendiri yang tidak akan berkata
begitu,karena mudahnya masalahnya dalam arti bahwa orang awam memahami bahwa
yang dimaksud adalah bukan tanah surga atau neraka, karena mansuai dicipta dari
ma...ni (lahiriah danbadannya). Jadi, bagi orang di luar filsafat, hal itu sama saja. Bahwa
bukan maksud lahir yang diinginkan para maksum as, tentang apa itu, itu urusan
sendiri. Dan orang yang bukan filsafatetapiun tidak akan mengatakan bagi yang berdalil
itu mushadarah 'alalmatlub. Dan kalau maksud antum "akan terdengar serperti" dan
tidak memiliki makna, maka buat dikatakan. Kalau maksudnya seperti tidak berdalil,
maka inilah keajaibannya, kok bisa dalil yang numpuk dan tidak memakai dakwaan
sebagai dalilnya masih dikatakan mushadarah 'alalmathlub atau seperti itu?????ini lah
anehnya. Karena orang setuju atau tidak , maka itu bebas mengatakannya, tapi tidak
bisa mengatakan bagi yang argumentnya bukan dakwaannya adalah mushadarah.
Bukankan mushadarah 'alalmatlub itu adalah berdalail terhadap sesuatu yang
didakwakan tetapi memakai dakwaannay itu? Atau antum punya makna lain tentang
mushadarah yang kita tidak paham? Kalau antum spaham dengan arti mushadarah itu,
maka apakah dalil ana itu adalah dakwaan ana? Ini ajibnya. Dan lebih ajib lagi kalau
dikatakan "seprti".Masak antum yang waras menerima kalau dikatakan "seperti gila?"

Orang Kalam kek atau selain filosof kek, tdk akan mengatakan pada dalil yang bukan
dakwaaannya itu adalah mushadarah, sekalipun dia tidak setuju setengah mati terhadap
dalilnya. Dan juga tidak akan mengatakan "seperti", kecuali mmg tidak mengerti apa itu
musahadarah 'alalmathlub. afwan wassalam

Zainal Sayaam Arifin:


‎@Sinar Agama: Sayaukron atas penjelasannya yang panjang.
Memang betul antum, bahwa ilmu kita tentang sains ini juga masih sedikit, sedangkan
kita berusaha mempertemukan antara keduanya.
Dan terlalu dini untuk mencoba menarik benang putih antar...a persoalan gen dengan
ruh atau nur. Padahal gen itu sendiri adalah materi dan meskipun informasinya masih
tersimpan walaupun selnya sudah mati, akan tetapi benar - benar disebut sudah mati
ketika selnya mati karena tidak ada aktivitas kehidupan atau ruh.
Kalau kita sudah mencoba menghubungkannya dengan persoalan ruh maka kita "mati
langkah", karena ilmu kita tentang ruh itu pun sedikit.

Moh Musa:
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     23  
 
 
24   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Rupanya SA sejak awal sudah tegang, shingga tdk bisa rileks dikit, padahal ana sejak
awal menikmati tulisan2 antum. Pls dont mind with my comments, sbb ana ngetik
sambil rileks di tengah2 ksibukan, shingga konsentrasi pecah dan krg hati2 memilih
kata....

Sinar Agama:
Zainal: Ilmu kita tentang ruh itu sedikit kalau dibanding dengan yang ada di Tuhan.
Orang mengira bahwa ketika Tuhan mengatakan :"Mereka bertanya kepadamu
(Muhammad saww) tentang ruh, katakan bahwa ruh itu dari urusan Tuhanku, dan
kalian ti...dak diberi ilmu kecuali sedikit". Di sini,orang mengira bahwa Allah tidak mau
jawab. Padalah itu adalah jawabanNya. Yakni "Armu Rabbiy". Karena di temapat lain
Allah sendiri menerangkan bahwa "Sesungguhnya urasanNya itu adalah kalai Dia
menghendaki sesuatu, maka berkatalah 'jadilah', maka jadialah ia". Nah, maksud dari
dua ayat itu adalah bahwa ruh adalah urusan Tuhan dan urusan Tuhan dalam hal ini
adalah "kun fayakun" alias jadi tanpa proses waktu dan tempat. Jadi, maksudnya ruh itu
non materi. Nah, ketika ruh itu non materi, maka ialah yang memiliki ilmu,krena tidak
menolak kehadiran dimana kehadiran ini akan melahirkan kesengajaan....dst. Betapa
telah terincinya pembahasan tentang ruh ini. Kalau antum ingin mengetahuinya, maka
bisa merujuk ke buku Ashfarnya Mulla Shadra ra jilid 9, sekalipun ada juga di jilid2
lainnya.

Jadi, Ruh bukan titik gelap. Jangankan ruh, Tuhanpun harus dibahas. Dan Allahpun
memerintahkan dan meewajibkan dalam Qur an, misalnya dengan megnatakan
"ketahuilah bahwa Tuhan itu Maha Pandai, Pemurah, Bijaksana........dst". Nah, kata
ketah...uliah itu adalah perintah dan perintah adalah wajib. Jadi, tidak usah khawatir
dengan non materi, seperti ruh atau malaikat atau Tuhan, karena semua itu bukan
momok yang menakuti kita, hingga tidak mau membahasnya, tetapi dilain pihak kitanya
kebingungan setiap menghadapi setiap penemuan materi baru yang masih di permulaan
dibanding yang ada di Tuhan itu.

Ruh dan non materi lainnya justru jadi pembahasan ilmiah di setiap buku filsafat dan
dengan argument gamblang. Jadi, ...bisalah dicari-cari bagi yang mau spy bisa
menambah pengetahuan tentang hakikat keberadaan, Qur an , riwayat, Tuhan,
maksum, shiratulmustaqim......dst.
P Musa, tidak tegang, tetapi serius karena mas Anis sudah bilang "waduh gimana nih"
Jadi saya dengan sepernuh hati, menulis disini bukdan dengan harapan diterima, hanya
dengan harapan bisa membantu sebisanya. Sayapun sekalipun marah antum katakan...
"ninja", atau entah "tinja", tapi saya tetap menahannya. Tetapi saya tidak terima dalil
yang bukan dakwaannya dibiliang berdallil dengan dakwaannya (mushadarah
'alalmathlub). ahsan antum tdk usah koment kalau tidak serius. Dan jangan blg tidak
serius unuk lari dari masalah. Silahkan tulis dalil2 antum kita simak.Tidak ada larangan
rilek, yang dilarang itu adalah ngawur dan sembarangan menulis, afwan

Moh Musa:
‎1. Jazakallah atas kesepenuh hatian antum.
2. Ninja yang ana sebutkan hanyalah tamsil utk orang yang tdk jelas identitasnya, tetapi
hujamannya bertubi2 dan mantap. Demi Allah, tamsil ini sm sekali tdk dimaksudkan utk
menghina (apalagi dihubungkan dengan... tinja), waliyadzu billah, justru bs jd memuji.
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     24  
 
 
25   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
3. Sayaukron atas teguran antum, sbb di FB ana lbh bxk rileks yang memang rentan utk
ngawur, rupanya klo ada antum ana hrs hati2, sbb antum rupanya sensitif. Btw, ana
bangga sm antum, demi Allah.

Sinar Agama:
Kalau tidak koment terhadap ejekan, dan hanya tidak terima dalilnya dikatai sebagai
memakai dakwaannya sebagai sensitif, maka itu adalah kengawuran melebeihi
sebelumnya, ya akhi....sudah ana katakan bahwa ana dari awal tidak komentar terhadap
kata2 yang tdak wajar itu, tetapi saya baru tidak terima ketika antum katakan bahwa
dalilku dikatankan dakwaannya, atau seperti dakwaannya.
Masih mending kalau bawa dalil, karena hal itu wajar, bilang sj tulisanku bertentangan
kek, ngawur kek, mushadarah kek....apa saja, tetapi dengan dalil, dengan dalil, spy
kalau kita salah bisa terhidayahi, kalau benar tdk diawuri.
yuziidukallahu taufiqahu, wa hasayaarakallahu ma'a man tuhibbu bijalalihilkarim wallahu
yahfizhuka min kulli balaaya al-dunya wa al-akhirati, wallahu yahfizhuk

Zen Aljufri:
‎@ M.Anis: Lalu bagaimana hubunganya dengan Qadha dan Qadar ? misalnya seseorang
yang sejak belum lahir dia menyimpad gen jahat yang sebenarnya bukan atas kemauan
dia, lalu dikemudian hari dia benar-benar menjadi seorang penjahat, apakah dia bisa
...memprotes Tuhan nantinya kalau masuk neraka ? bahwa sejak awal Tuhan telah
menentukan nasibnya setidaknya mempersenjatai dengan potensi berbuat jahat ?
BTW Kelihatanya saya harus memiliki buku tsb menarik sekali..! :-)

Muhammad Anis:
Wow masayaa Allah. Terima kasih friends atas komen2 cerdasnya. Diskusinya semakin
menarik dan hidup. Tapi, tensi emosi mohon dikendorkan, supaya diskusinya bisa fokus.
Monggo dilanjut friends...:)
@ZA: Pertanyaan yang menarik beb, meskipun tampaknya mirip dengan perspektif
jabariah. Semakin menguak apakah kuasa gen tersebut meniadakan ikhtiar pada
manusia. Menarik untuk didiskusikan lebih lanjut.

Kalau menurut John Haught, dalam buku...nya "Science and Religion", ada empat
pendekatan yang umumnya digunakan dalam mengungkap relasi agama dan sains.
Pertama, pendekatan konflik, yaitu agama sama sekali bertentangan dengan sains.
Kedua, pendekatan kontras, yaitu agama dan sains memang sangat berbeda satu sama
lain, sehingga tidak bisa dibandingkan.

Ketiga, pendekatan kontak, yaitu meskipun agama dan sains itu berbeda, tetapi sains
selalu memiliki implikasi bagi agama dan sebaliknya. Alias, ada interaksi di antara
keduanya. Keempat, pendekatan konfirmasi, yaitu bagaimana agama dapat berperan
positif dalam mendukung petualangan ilmiah. Pendekatan ini mengupayakan cara yang
dapat ditempuh agama, tanpa mencampuri sains, untuk meretas jalan bagi beberapa
ide dan bahkan merestui penelitian ilmiah akan kebenaran.

Nah, buku Avise tersebut termasuk yang manakah, tampaknya perlu dieksplor lebih
lanjut.Lihat Selengkapnya

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     25  
 
 
26   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Ade Sofiawati Gusman:
Ketika seorang laki2 bertanya tentang Qadha N Qadar(Taqdir)kepada
Imam Ali Kw, Imam Menjawab :"Itu adalah jalan amat gelap,Janganlah
kau melewatinya.Lautan Amat dalam;Janganlah kau mengarunginya
Dan Rahasia Milik Allah,janganlah coba-coba men...yingkapnya.(Nahjul Balaghah)
Salam wa Rahmah....Afwan,Ana ikutan seneng baca comment2 nya,
seru

Zainal Sayaam Arifin :


‎@MA: Dari hasil kesimpulan saya dalam membaca buku itu, kelihatannya buku itu
mencoba memisahkan agama dengan sains. Akan tetapi wajar saja dalam perpektif
pengarang yang memang hidup dilingkungan nasrani. Sebaliknya dalam perpektif umat
i...slam mungkin saja berbeda - beda dalm menafsirkannya. Sebagai contoh, buku
tersebut menggugat Tuhan dengan mengatakan bahwa Tuhan belum sempurna
menciptaan manusia sehingga masih ada kematian dan sakit. Ketika saya membaca
point tersebut, karena saya pembaca muslim, maka saya mengembalikannya kepada
perpektif agama yang saya yakini sebagaimana dalam SUrah Al Mulk bahwa Allaah
menciptakan mati dan hidup untuk menguji siapa yang paling baik amalanya. Karena
kalau tidak begitu, apa yang terjadi jika ada manusia jahat dan Manusia Baik yang hidup
sejak zaman Nabi Adam? Mungkin akan perang terus menerus, dan mungkin setiap
orang hanya mampu melahirkan seorang anak saja sepanjang hidupnya.
Jadi menurutku kalau kita mencoba menghubungkannya dengan agama maka kita harus
mengkajinya secara holistik.
Sebaliknya buku itu mencoba menyimpulkan sains berdasarkan perpektif penulisnya
yang belum tentu benar. Sainsnya jelas adalah fakta yang benar akan tetapi kesimpulan
bisa salah.
Sebagai contoh, pengarang menyimpulkan bahwa Tuhan Tidak sempurna menyimpulkan
manusia sehingga ada sakit dan kematian.
Akan tetapi saya yang awam terhadap ilmu genetika, koq malah memandang lain dalam
perspektif yang berbeda bahwa justru Allaah menciptakan manusia dengan sempurna.
Terbukti gen - gen bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Hanya saja ada semacam
programming atau kalau kita bahasakan sebagai takdir yang telah "dituliskan" sehingga
gen akan menuntun takdirnya.
Ya kalau kita umpakan sebagai bahasa pemrograman komputer, dengan menuliskan
kode pemrograman yang berbeda maka akan dihasilkan outetapiut yang berbeda.
Sedangkan perangkatnya untuk menjalankan program sudah bekerja dengan baik.
Tentu berbeda perangkat ciptaan Allaah dengan hasil kreativitas manusia.
Dengan berangkat dari perspektif ini, maka ilmu - ilmu seperti hipnotisme, NLP dan
meditasi bisa kita jelaskan mekanismenya, bahwa kuncinya adalah "perintah" kepada
gen yang berasal dari perkataan. Dan perkataan tidak harus berupa upaya yan...g
dilakukan oleh mulut untuk berbicara bahkan pikiran atau persangkaan pun bisa
merupakan kata - kata. Dalam hadis dijelaskan bahwa semenjak terbentuknya janin
dalam perut ibunya telah "dituliskan" kepadanya tiga hal: umurnya (hidup matinya),
jodohnya, dan yang ketiga saya lupa.
Saya menggaris bawahi perkataan "dituliskan kepadanya". Tentu kita tidak bisa
menyamakan dengan cara manusia menulis pada buku.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     26  
 
 
27   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Tetapi kalau kita berusaha mempertemukan agama dan sains, barangkali penjelasan
saya di atas bisa mendekati, bahwa yang dituliskan itu adalah informasi yang
ditanamakaan ke dalam gen kita.
Kalau kita mau perluas cakupan pembicaraannya, kita juga bisa mengambil sabda Imam
Ali as sebagai bahan rujukan bahwa kita mendidik anak kita sejak kita masih remaja
(Belum menikah dan belum punya anak).
Tentu apa yang saya katakan di atas belum tentu benar, karena itu masih berupa
kesimpulan yang perlu dibuktikan kebenarannya.
Mohon tanggapannya. Sayaukron.

Risty Sugidiyanti Zahara:


hmmm... ternyata tanpa tersadari ataupun tidak, ada makhluk "gen" yang bisa
mengatur takdir makhluk "oranganisme" makhluk secara keseluruhan. namun, kira2
selain takdir kematian, apakah bisa menentukan takdir jodoh, rezeki dan baik-buruknya
makhluk atas makhluk itu ???

Zainal Sayaam Arifin:


‎@Risti Sugidiyanti Zahara: Kita tidak bisa mengatakan demikian dengan pasti sebab kita
sendiri pun masih meraba-raba. Namun kalau menurut buku di atas, "iya". Dengan
alasan bahwa gen mempengaruhi sikap/tingkah laku kita dan cara berpikir k...ita serta
Bentuk Fisik/kesehatan/cacat/Penyakit kita.
Tentu kita bisa berpikir tentang akibat selanjtnya kan? Seorang yang tingkah lakunya
extrovert tentu akan berbeda pola hubungan sesamanya dengan introvert. Semua itu
saling berhubungan satu sama lain. Dan kita harus mendudukannya dalam pandangan
secara holistik. Semua dalil ilmu pengetahuan harus digabung jadi satu membentuk
bangunan yang saling berintegrasi satu sama lain sehingga kita bisa mendapatkan
gambaran yang utuh.
Dan satu hal bahwa kalau manusia membutuhkan berhektar tanah untuk memproduksi
sebuah bahan kimia, maka sebuah sel hidup adalah "Pabrik Super Canggih" di dunia
yang tidak ada satu pun makhluk yang bisa menciptakannya. Segala jenis bahan
kim...ia, bisa diproduksi olehnya. Persoalannya bukan bisa tidaknya melainkan pada
perintah yang ditujukan kepada gen untuk memproduksi bahan kimia ataukah tidak, itu
sesuai dengan perintah (berupa informasi) yang diarahkan kepada gen. Jika sebuah sel
dibesarkan menjadi seukuran kota london, maka kita tidak akan melihat satupun ruang
kosong kecuali ada manfaatnya. Demikian canggihnya sebuah sel.
Sebuah sel kanker bukanlah sel yang rusak melainkan karena informasi yang diterima
olehnya menjadi berbeda dengan yang seharusnya diterima.
Dan ternyata semua sel baik oleh tumbuhan dan manusia itu pada dasarya sama, yang
membedakan hanyalah pada fungsinya masing - masing sesuai dengan perintah yang
ditujukan kepadanya.
Mungkin dalam bahasa kita, bahwa ada pembagian tugas masing... - masing, yang stau
sebagai membentuk otot sayaaraf, yang satu otot mata, yang satu otot liver, yang
lainnya ototo pankreas, dll.
Maka ketika terjadi kesalahan informasi hasilnya adalah pekerjaan yang lain.
Mungkin kita bisa mengambil referensi al Qur'an sebagai bahan tambahan dan
pemikiran:
yaitu kisah tentang nabi Ayyub yang menderita penyakit. KOn menurut hasil penilitian
dan ilmuwan masa kini bahwa penyakit nabi Ayyub adalah Penyakit Gula atau diabetes
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     27  
 
 
28   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
mellitus, itu jika disimpulkan berdasarkan ciri - ciri penyakitnya yang luka dan dipenuhi
ulat.
Ada satu do'a nabi Ayyub yang diabadikan dalam Al Qur'an:
"Sesungguhnya aku telah diganggu sayaetan padahal Engkau Maha Pengasih Maha
Penyayang".
Ternyata Nabi Ayyub bisa sembuh. Artinya penyakit gula bisa sembuh kalau manusia
mengetahui caranya. Dan nabi ayyub tidak memerlukan "obat khusus" untuk sembuh
kecuali Allaah perintahkan kepadanya untuk mandi dan minum air yang muncul dari
bawah kakinya.
Kalau kita mencoba "memaksakan diri" untuk menyimpulkan kisah nabi Ayyub di atas,
maka saya pribadi bisa menyimpulkan bahwa Sayaetan diberi ijin untuk mengganggu
nabi Ayyub dengan cara memberikan informasi yang salah kepada sel pankreas agar
...tidak memproduksi insulin (Mungkin mekanisme santet bisa dijelaskan dengan cara
ini).
Kemudian Nabi Ayyub menjadi sakit.
Tentu ini masih hipotetis yang perlu dibuktikan kebenarannya.
AKan tetapi jika pendapat saya di atas benar, maka saya yakin bahwa gambaran akan
datangnya masa gemilang ketika Imam Mahdi memimpin dunia bukanlah omong kosong
ketika disebutkan salah satunya bahwa umatnya sehat dan panjang umur. Dan bahwa
pengobatan bukan lagi mengandalkan obat yang ditelan atau di suntik (obat kimia). Dan
bukankah Nabi Ayyub tidak meminum obat khusus kecuali air saja untuk mandi dan
minum demi menggelontorkan kotoran yang masih menempel di tubuhnya?
Ada banyak kisah ajaib yang tidak hanay dialami oleh Abi Ayyub di zaman sekarang ini
ketika seseorang tiba - tiba luka boroknya sembuh secara ajaib hanya dalam sekedipan
mata saja.
Dan menurut pemahamanku yang dhaif ini, sebenarnya ini adalah salah satu nikmat
Allaah yang sebenarnya Allaah hendak menyempurnakan nikmatnya sejak dulu kalau
saja umat ini tidak durhaka kepada "......."
Afwan. Hipotetis di atas bisa salah.

Umar Alhabsayai:
Wah topik dan diskusinya mencerahkan sekali. Terima kasih buat semua yang telah sudi
berdiskusi, dan tentu saja pada Shohibul bayt nya. Jazakumullah khair :)

Bang Ochim:
waaahhh..keren2 sekali argumennya.Kalo ane si sederhana aja.Sesuatu yang bersifat
fisik (jasmani) hanya akan berpengaruh pada fisik juga.Sementara sifat atau karakter
adalah hal yang berbeda.
Adapun gen, hanyalah bersifat fisik semata, yang ...segala konsekuensinya akan
ditanggung oleh jasmani.Misal adanya "keunikan" gen dalam sel yang menyebabkan
perbedaan antara jasmani satu orang dengan lainnya.Di antara penyebab keunikan itu
adalah mutasi akibat radiasi, faktor keturunan, dll. Karena keunikan itu dikenal adanya
cacat dsbnya.So, dia tidak akan berpengaruh apapun pada pengambilan keputusan
terhadap pola pikir dan pola sikap.

Adapun secara fisik,manusia sudah diberkati dengan keadaan yang demikian.


Sederhanya, "udah dikasih dari sononya". Kita tidak pernah punya pilihan untuk
meminta berwajah tampan, berkulit kuning langsat,dllnya.Itulah kuasa pencipta untuk
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     28  
 
 
29   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
menciptakan keragaman agar manusia saling kenal-mengenal. Dan itu pula yang
menyebabkan dalam Islam tidak dikenal adanya dosa karena kita berkulit hitam atau
dosa karena hidung kita yang pesek.

Adapun pola sikap dan perilaku ditentukan oleh pilihan kita sendiri. Apakah kita ingin
mencari rezeki dengan cara meminta-minta, atau memilih lebih baik jadi pemulung, itu
adalah pilihan. Ingin jadi pedagang pisang goreng atau mau menjadi pelacur, itu
pilihan.Dimana pilihan itu sangat dipengaruhi oleh proses berpikir yang melibatkan
fakta, indera, otak, dan informasi sebelumnya tentang sesuatu obyek yang hendak
dihakimi (baik benda ataupun perbuatan). Nah, disinilah Islam mengenalkan dosa dan
pahala. Karena sikap adalah pilihan manusiawi, bukan pilihan Tuhan! Adapun Tuhan
hanya memberikan arahan dengan garis yang terang, mana kebenaran, mana kebatilan.

Zainal Sayaam Arifin:


‎@Bang Ochim: kalau kita membaca buku di atas, akan sampai pada kesimpulan bahwa
"melalui Gen"-lah Allaah memberikan kita dari sononya. Wajah tampan, kulit kuning, dll.
Juga melalui gen-lah sikap dan perilaku kita seperti mudah marah, kasar..., beringas, dll.
Akan tetapi pencarian kita tidak berhenti sampai disini, dan pendapat antum di atas juga
mesti dipertimbangkan juga. Beberapa hal mesti dibuktikan secara ilmiah. Dan ada juga
ladang menarik untuk di kaji yaitu dalam Al Qur'an tentang: "..Allaah tidak akan
merubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu merubah keadaan dalam dirinya..."
Sebenarnya apa yang dimaksud merubah yang ada dalam diri itu? Ini menarik untuk di
kaji apalagi bila dihubungkan dengan Gen.
Tetapi saya sependapat dengan antum bahwa Gen hanyalah fisik, karena kalau sel
sudah mati maka tidak bisa berfungsi sama sekali.
Dan ada lagi suatu penemuan menarik bahwa "ingatan" tidak tersimpan di sel. Nah loh?
Kesimpulan ini di dapat setelah sebuah ikan di ambil otaknya namun tetap dibiarkan
hidup, ternyata dia masih mengingat beberapa ingatan tertentu. Tentu ini masih perlu
pembuktian lebih lanjut.
Tetapi meskipun begitu, cobalah kita menggunakan nalar kita seperti ini:
Dalam teks-teks agama disebutkan bahwa seseorang yang sudah meninggal, bahkan
sudah hancur tubuhnya masih bisa melihat keadaan orang yang hidup dan mengenali
mereka. Lalu bagaimana dan dimana disimpan ingatan itu? Ini benar - benar ladang
yang menarik untuk di kaji.

Sehingga saya berkesimpulan bahwa antara fisik dan non fisik adalah saling berkaitan.
Non fisik belajar dan menambah pengetahuan nya dari fisik, sebaliknya fisik juga
mendapatkan pengetahuan dari non fisik. Ketika terjadi pertemuan antara benih jantan
dan betina, keduanya menggabungkan informasi dan kebijaksanaan yang dimiliki kedua
orang tuanya secara fisik. Kemudian ketika ruh ditiupkan kepadanya maka pengetahuan
dan kebijaksanaan ruh (non fisik) juga menyatu dengan benih baru tersebut
membentuk sesuatu sosok yang berbeda dengan kalau disebut "ruh saja" atau "badan
benih saja". Wallahu a'lam.

Bang Ochim:
Setuju banged Agan Zaenal...Antara ruh dan jasmani sudah satu paket penciptaan
(konteksnya manusia hidup ya).Bagaimana manusia mengambil keputusan (kaitannya
dengan qodho dan qadar terhadap perilaku) karena didukung adanya jasmani.Sebab
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     29  
 
 
30   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
ruh... tidak akan pernah tahu mana benar dan mana salah jika mata, telinga, dan indera
lainnya tidak pernah mendapatkan informasi dari pihak lain yang menyampaikan risalah
Tuhan. Sebab dalam hari pembahasan kelak, ruh (dalam artian nyawa) dan jasmani
tetap menjadi satu paket manusia yang akan menerima reward and punisment.Dalam
artian, jika ruh itu kudus, maka tidak sepantasnya ia masuk ke dalam neraka.Hanya
saja, bagaimana jasad akan mempertanggungjawabkan amalnya jika ia hanya seonggok
benda tak bernyawa.

Tentang ikan menarik sekali, hanya memang perlu penjelasan agak detil.Bagaimana
cara para ahli tersebut melakukan rekam ingatan jika otak ikan sudah
diambil?Sementara itu, otak merupakan orangan pengendali gerak.Bahkan sel pun tidak
akan bisa berbuat apapun tanpa adanya koordinasi dari orangan otak ini.Nah,
pertanyaannya, ingatan ikan tanpa otak itu yang seperti apa, ya...?

Dalam sebuah seminar wirausaha dan beberapa buku, dijelaskan bahwa untuk menjadi
wirausaha, seseorang tidak memerlukan bakat (saya termasuk orang yang
menyangsikan bahwa bakat itu memang ada). Seorang pedagang tidak secara otomatis
melahirkan generasi pedagang. Begitu pula seorang pegawai tidak secara otomatis
melahirkan generasi pegawai. Namun, semuanya itu dipengaruhi oleh pola fikir dam
pola sikapnya, baik berupa keyakinan, semangat untuk merubah kondisi, keberanian
menghadapi situasi, dsbnya.

Arkian, jasad adalah jasad, yang jika sudah mati maka ia tak lebih dari seonggok benda
tak bernyawa. Adapun kolaburasi antara jasad, akal, dan ruh (nyawa) akan
menghasilkan manusia-manusia yang berjalan sesuai dengan kapasitasnya masing-
masing.

Zainal Sayaam Arifin:


Saat saya membaca laporan itu tidak dijelaskan secara detil bagaimana caranya. Tentu
karena itu laporan penelitian maka pertanyaan yang sama sudah ditanyakan oleh
pengujinya.

Haidar Barong:
Sepertinya asik kencan sama mas anis, cari buku terussss..Mas Anis kalau nanti ketemu
karya-karya Tor Andrae mhn saya dikabari, saya sudah cari kemana-mana gak ketemu.
tks penandanya

Hisam Sulaiman:
jabariah banget ya si John C. Avise.. moga moga dia bukan wahabi...

Marcus Besi:
Kun faya kun. Allah menciptakan sesuatu tanpa proses? Bagi yang percaya, Allah itu
pencipta alam semesta yang tak seorangpun juga yang tahu ada batasnya atau tidak.
Manusia mengukur waktu berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari da...n
putaran bumi pada sumbunya. Kesalah memahami ayat tsb adalah karena umumnya
manusia "memanusiakan Allah", mengikatnya dalam ruang tata surya dan waktu bumi.
Menurut para ahli (manusia), proses penciptaan mahluk hidup yang awal sampai ke
modern man sekitar 3,5 milyar tahun = nol (0) thn Allah.
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     30  
 
 
31   Kupas  Tuntas  Takdir  
 

Ukuran moral sebagai salah satu produk/yang membentuk peradaban berbeda-beda


pada setiap bangsa. Namun semuanya ditentukan oleh gen sifat dari orang yang
memperkenalkannya pada pertama kali dan ukuran itu terus berkembang. Gen pelit,
serakah, kejam, pemurah, sabar, dsb merupakan gen sifat yang sampai kini tak
mungkin berubah, namun tetap saja kemungkinan bisa dirubah dengan kemajuan
teknologi kedokteran dimasa depan. Kalau gen2 jahat bisa di identifikasi dan dibuang,
maka pada masa itulah polisi dan tentara tidak lagi diperlukan. Apalagi yang namanya
teologi nakut2in.

Rongga mulut kita merupakan dunia tersendiri bagi berbagai jenis mahluk hidup. Dan
kalau ditanya kira2 ada berapa jenis dan jumlahnya? Ada yang tahu? Oooalaaa, .... sakit
kepala saja ndak tahu penyebabnya, mau tanya jumlah bakteri dimulut. (sesungguhnya
ternyata tidak banyak yang aku tahu, padahal sudah tinggal beberapa langkah lagi
mukim dikampung "bisu")

Muhammad Anis:
‎@ZSA: Menarik sekali komentar antum. Tampaknya buku "The Divine Message of DNA"
memang bisa menjadi imbangan buku Avise tersebut. Sepertinya lebih objektif dan lebih
mudah diterima, karena kesimpulan sains dilawan dengan kesimpulan sains j...uga.

Ternyata gen sebenarnya bukan sesuatu yang mandiri. Dia tetap bergantung pada
program yang ada di dalam dirinya. Bahkan prilakunya pun bisa dikendalikan oleh
stimulus luar, baik secara fisik, psikologis, dan kondisi pikiran seseorang.

Dengan demikian, gen sebenarnya tidak memiliki kuasa takdir, sesuatu yang semestinya
dimiliki oleh wujud mandiri. Gen pada dasarnya hanyalah bagian dari rangkaian hukum
alam ciptaan Zat Adikodrati. Di sinilah mungkin letak pertemuannya dengan agama.
Wallahu a'lam.

Zainal Sayaam Arifin:


‎@MA: setuju mas, meskipun dalam bahasa Avise, gen menentukan takdir manusia,
okelah kita terima tetapi Gen juga bisa dipengaruhi, ini berarti terjadi hubungan dua
arah (bolak balik) antara Gen dan di Luar Gen. Kalau Gen bisa mempengaruhi sikap dan
bahkan mungkin pikiran, maka pikiran yang dipengaruhi dari luar juga bisa
mempengaruhi Gen.
Secara pribadi saya tidak setuju dengan orang - orang yang "memaksakan" menafsirkan
Al Qur'an dengan Sains, sebagai contoh (mohon ma'af ini mungkin agak melenceng dari
topik di atas) ada yang menulis sebuah buku lalu mengatakan bahwa Allaah...
menciptakan Adam membutuhkan waktu yang lama. Lalu bagaimana dengan Nabi Isa
yang membuat patung burung kemudian di hidupkan dengan izin Allaah dan waktunya
hanya beberapa menit saja?
Menurut pendapat pribadi saya, itu adalah kesimpulan yang terburu - buru. Kalau hanya
untuk konsumsi pribadi atau hanya sekedar wacana ke beberapa kenalan mungkin tidak
apa sepanjang bukan sebagai kesimpulan final. Saya lebih suka menjadikan sains untuk
memahami beberapa ayat Al Qur'an yang berbicara tentang ayat kauniyah (sains) tetapi
bukan "memaksakan" pemahaman, sebab manakala belum ada penjelasan yang benar
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     31  
 
 
32   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
barangkali saja tabirnya belum dibukakan oleh Allaah. Ibarat kita menyusun blok
bangunan atau merangkai elektronik harus dengan hati - hati dan be gentle, jika dengan
cara kasar dan tidak hati hati atau dipaksakan maka malah mungkin ambruk atau rusak.
Memang ada sebuah buku yang mengatakan bahwa adam itu dilahirkan bukan
diciptakan baru, dan ini adalah kesimpulan yang terlalu dini.

Abdullah Hasan Alhabsayai:


‎@Anis: Sorry telat muncul, walaupun telah di tag. Rupanya menunda komen adalah
menyebabkan Fb akhirnya tidak memberikan kabar lagi.
Diskusi sudah ramai sekali.

Sebetulnya buku ini, paling tidak diskusi akibatnya, adalah membahas masalah lama... .
Masalah takdir. Bebaskah, terikatkah, manusia dalam menentukan masa depannya?
Tentunya dengan bahasa baru : Gen dalam Ilmu Biologi. Tanpa tahu masalah gen,
manusia sudah tahu sejak lama dan membahas: anak yang dilahirkan oleh gelandangan
bawah jembatan Priok, tidak sama masa depannya dengan anaknya Pangeran Charles.
Genetika juga, tapi dengan detail kasar.

Maka jawaban yang muncul tergantung banyak ragamnya. Manusia yang optimis punya
kecenderungan jawaban berbeda dengan yang pesimis. Sorotan agama berbeda dengan
sorotan filasat. Pengalaman hidup juga bisa berpengaruh. Kemudian kedalaman ilmu.
dan seterusnya. Dari ekstrim bebas mutlak sampai ekstrim terikat mutlak.

Saya barusan membaca tulisan Yusuf Idris, Novelis Mesir terkemuka dalam "Nahwa
Masrah Misry". Idris berpendapat bahwa diskusi masalah takdir , manusia bebas atau
manusia terikat, adalah murni diskusi import yang didapat akibat kontak kebudayaan
Islam dan Yunani.

Menurutnya , filsafat asli Timur ( termasuk pemikiran Islam dan pemikiran Arab), tidak
mengenal konsep bahwa Nasib manusia telah ditentukan Takdir. Dalam mental Islam,
telah tertanam bahwa semua manusia pada akhirnya akan ditanya, bertanggung jawab
dengan detail atas segala perbuatannya. Bertentangan dengan akal sehat Islam, bahwa
yang dipertanggung jawabkan itu sudah diatur, tidak bisa diubah sejak dari awal. Dalam
akal sehat Islam, manusia yang memang terbatas dalam potensinya masih mampu
dalam ruang yang sangat luas secara kreatif "mencipta" dunia baru. Dan pilihan itu,
disadari, akan dipertanggungjawabkan di Hari Akhir nanti didepan Sang Pencipta.
Dengan Hisaban 'Asira. Perhitungan yang amat Njelimet.

Muhammad Anis: ‎@Ami AHA: Jujur, ana sudah menunggu-nunggu komen antum
yang cerdas itu. Gak apa ami dolah, meskipun kalo sejak awal akan lebih
menghangatkan diskusi. Mungkin kalo dipadukan dengan buku Muthahhari tentang
"Keadilan Ilahi" akan lebih jelas lagi ya. Sehingga, akan lebih terlihat hubungan
konfirmasi antara sains dan agama terkait isu gen dan takdir ini. Wallahu a'lam.

Latifah Shahab:
gen atau data tentang sifat2 khusus seorang manusia mungkin saja dapat menentukan
takdir secara fisik maupun ruhani..namun gen tsb sebelumnya tercipta sempurna artinya
manusia di beri gen yang dapat membimbingnya menjadi manusia sempurna tapi
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     32  
 
 
33   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
dap...at terjadi pergeseran akibat pemeliharaan sebelum terbentuknya manusia utuh,
seperti akibat memakan makanan haram yang bisa membentuk tabiat buruk atau
kurangnya asupan zat besi yang membuat anak menjadi cacat, ini dari segi apa yang
kita makan..dari segi yang lain misalnya perbuatan buruk atau baik yang mempengaruhi
emosi sang ibu juga berakibat tidak langsung thd pembentukan janin... wallahu alam

Muhammad Anis:
‎@ZSA: Setuju mas Zainal. Saya teringat ucapan Iqbal dan Sayid Hossein Nasr bahwa
sains dalam Islam sangat penting kedudukannya, yaitu untuk memahami alam dan
membaca ayat-ayat Tuhan di situ. Karena, alam pada dasarnya adalah medan kreatif
Tuhan. Sehingga, mempelajari alam dapat menjadi sarana bagi manusia untuk
mengenal lebih dekat jejak-jejak dan cara kerja Tuhan. Wallahu a'lam.

Muhammad Ali:
para nabi tidak diutus untuk merubah jasmani atau mengobati penyakit dikarenakan
faktor genetik seperti gila,dsb. Tetapi diutus untuk keimanan kepada Allah Swt,
mendidik dan memberikan pengajaran kepada umatnya, memahami agama, mendukung
ke...mampuan mereka, menghidupkan akal mereka dan menguasai insting dengan
kehendak yang berbeda (ikhtiar)
manusia mempunyai kesiapan di dalam mensifati adanya kontradiksi antara dua
kecenderungan yang berbeda, adanya sebuah ikhtiar disini, memberikan energi
tambahan untuk menuntut sebuah perubahan.
Alhasil, faktor genetik bukanlah satu-satunya yang berpengaruh pada pembentukan
karakter manusia. Namun lingkungan dan ikhtiar kita untuk memperoleh pengetahuan
dan pengajaran ilmu Ilahi mempunyai peran penting dalam membangun karakter
manusia, dan manusia mempunyai potoensi untuk menjadi seperti imam khomeini atau
sadam husen walau dirahim siapaun

Sinar Agama:
‎(1). Mas Anis, afwan kita orang fudhul lagi nih, dan kami menghalalkan pemfudhulan
(ikut campur) ini karena antum nulisnya kan untuk umum. Jadi dikehendaki atau tidak,
tetap dihukumi menghendaki. Jadi, antum dan teman2 lainnya, menyukai ko...ment2
kita atau tidak, sudah bukan dosa kita.

(2). Tetapi saya perlu minta maaf dengan adanya gangguan kemarin hingga diskusiku
dengan saudar Musa, terlihat tidaknyaman, karena mmg dibuat tidak nyaman, jadi wal-
afu untuk itu.

(3) Untuk kebanyakan koment yang ada, baik tentang gen dan apalagi hubungannya
dengan takdir yang diadakan oleh umat sendiri (khayalan), maka saya yang dhoif ii
mengira bahwa koment ana masih sangat cukup untuk itu, walau kutulis dengan sangat
singkat. Sekalipun mas Zainal bilangnya "panjang". Mmg dia panjang untuk ukuran
koment, sekalipun tentu tdk panjang untuk ukuran topik yang terbahas disini, dan
bahkan sangat ringkas.

(4) Ana mungkin hanya akan menambahkan koment untuk mas Zainal tentang nabi
Ayyub as, dan mungkin sedikit membuatkan arahan pada tement2, khususnya yang
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     33  
 
 
34   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
tasayaayyu' untuk menghindari kemungkinan rancu. Tentu saja, semua yang ana tulis
dimanapun saja..., bukanlah wahyu yang turun dari Allah, hingga dipastikan benar.
Yakni hanya sekedar urun rembuk dan diskusi. Tetapi sudah sementinya diskusi tidak
dibungkam dengan "dakwaan tanpa dalil" atau dilempar ke kitab ini dan itu. Jadi,
sebagian teman yang ada sedikit semangat untuk dismusi, jugan sesekali melakukan itu,
kalau hanya mau pakai lempar2an dan tidak dakwaan2. Jadi, terima dan tidak suatu
perkara dan dalil itu, adalah nomer seribu. Yang nomer satu adalah berusaha
mengajukan dalil, sekalipun relatif. Ana akan coba tambahi komnetku, berikut ini.

(5). Sebelum ana koment terhadap mas Zainal tentang nabi Ayyud as dan sekitarannya,
perlu terlebih dahulu ana akan memberikan "arahan relatif" terhadap sesama teman
yang sudah tasayaayyu', bahwa:

(a). Dalam Sayai'ah takdir yang berkaitan denganrinci k...etentuan manusia dan
perbuatannya, adalah tidak ada. Di sini mas Anis benar mengarahkan temen2 ke buku
ke-Adilan Ilahi-nya sayaahid Muthahhari ra. Dalam hal ini saya tdk berargument dulu,
jadi cukup dakwaan. Karena seingatku sudah ada di komentku sebelumnya, dan kalau
tidak ada maka bisa diteruskan nanti, atau bisa merujuk ke catatanku tentang "Pokok2
dan Ringkasan Ajaran Sayai'ah" bagian ke 2.

(b). Dalam setiap materi memiliki ruh, ini saya masih ingat kalau sudah saya bangun
ringkasan argumentnya di koment sebelumnya. Ruh inialh yang bertasbih kepada Allah.
Dimulai dari ruh bebatuan,air...dst, sampai ke tumbuhan, hewan dan manusia....

(c). Ruh ini adalah non materi, dan sudah didalili di koment sebelumnya. Karena ia non
materi, maka tidak bisa dibagi-bagi. Dengan demikian, maka beda-beda gejala yang ada
pada satu materi, seperti putaran atom badan manusia, perkembangannya, gerak
ikhtiarnya dan berfikirnya, bukan merupakan hal yang muncul dari ruh yang berlainan,
dan bukan pula pembagian ruh itu sendiri. Akan tetapi dari daya yang dimilikinya.
Karena itulah maka ruh manusia memiliki daya dan kemampuan melebihi , batu yang
hanya mengatur atom, tumbuhgan yang hanya mengatur atom dan pertumbuhannya
dan melebihi ruh binatang yang hanya megaturu atom, pertumbuhan dan gerak
ikhtiarnya yang diiringi juga dengan sekitarannya seperti perasaan marah, cinta,
benci....dst. Ruh manusia itu melebihi semua itu, karena disamping memiliki semua itu,
ia juga memiliki akal yang tidak dimiliki selainnya.

(d). Peratuan ruh dengan badan, bukan perpaduan produksi alias rakitan, bukan. Tetapi
perpaduan NATURAL. Artinya setiap spesies, ia adalah satu hakiki. Artinya badaniah dan
ruhaniahnya adalah kesatuan hakiki. Dengan demikian maka keunsuran mas...ing2
adalahah keunsuran yang natural dan tidak terpisahkan. Disamping itu, ia bukan hanya
tidak terpisahkan, tetapi juga tidak terjajahi oleh apapun dari luar. Karena kalau terjajah
oleh ruh lain, atau dipisahkan dari masing2nya, maka ia akan keluar dari spesien itu dan
menjadi suatu yang lain. Kasarnya, mati atau sudah bukan lagi wujud semula.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     34  
 
 
35   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
(e) Contoh kimianya seperti H2 O, karena kedua unsur ini adalah unsur natural, maka
kalau H dipisah dari O atau O-nya diganti dengan unsur lain, maka air tsb sudah tidak
lagi air, atau air pertama, sudah mati.

(f). Mati adalah bahwa ruh pertamanya men...jadi ruh lain, atau kembali ke tuhan-
spesiennya. Kalau yang menjadi ruh lain, sudah tentu yang lebih kuat, maka inilah yang
dikatakan gerakan substansial. Seperti ruh mani manusia yang tadinya ruh binatang
saja, lalu dengan proses naturalnya, ia menjadi ruh-manusia. Karena itulah dalam
filsafat ruh-manusia itu tidak pernah dicipta sebelumnya. Karena ia merupakan
perkembangan dari ruh cacing mani itu. Jadi peniupan itu adalh semacam restu Ilahi
akan perkembangannya menjadi ruh-calon-rasional dengan proses substansialnya dalam
perut ibu dan seterusnya sampai lahir dan mengerti universal dimana ketika mengerti
universal inilah seseorang sudah masuk ke dalam fase manusia. Jadi, matinya ruh
cacing mani disini, bermakna mejuanya dia menjadi ruh manusia seutuhnya yaitu yang
didefrentia-i dengan Rasional itu.

(g). Sedang yang mati dalam artian gagal, seperti ruh manusia yang mati, atau
tumbuhan yang mati karena ditebang, atau ruh binatang karena disembelih, dan
semacamnya, maka ruhnya itu kembali ke kota atau wathan aslinya. Yaitu tuhan-
spesiesnya (b...hs filsafat) atau malaikat pengaturnya (bhs agama) yang, biasa dikenal
dengan "wa inna ilaihi roji'un". Jadi ruh-nya kembali ke alam Barzakh (alam antara,
antara materi mutlak yakni Akal atau malaikat tinggi dengan alam materi) Karena materi
ini dari Barzakhi dan Barzakhi dari Akli. Maaf disini saya tidak bangun detail dalilnya
takut kepanjangan. Intinya, Tuhan yang tidak terangkap, dan keharusan adanya
kesejenisan dan kesamaan antara akibat dan sebabnya (kl tidak maka mani manusia
bisa memunculkan gajah, atau biji padi bisa menunaskan pohon durian atau ular), maka
sudah tentu keluarnya banyak makhluk atau dua makhluk saja dari Tuhan akan
membuatNya terbagi pada masing2 akibatnya itu. Karena akan memuarakan semua
akibat dan makhluk itu pada KuasaNya yang khusus dan seirama atau sejenis dengan
masing2 makhluk tsb lantaran keharusan adanya kesamaan sebab-akibat tadi. Dan
kalau semua makhluk kembali kepada KuasaNya yang banyak dan yang sesuai itu, maka
KuasaNya menjadi terbagi-bagi dan akhirnya Dia memiliki banyak Kuasa. Sementara
banyak Kuasa ini akan membuatNya terbatas. Karena masing2 rangkapannya terbatas
dan saling membatasi, karena Kuasa yang ini bukan Kuasa yang itu. Dan kalau
demikian, maka hasil rangkapan Kuasa2 Nya itu akan menjadikan KasaNya terbatas
pula, karena rangkapan yang terbatas, sebanyak dan seluas apapun tetap akan menjadi
terbatas pula. Dan kalau KuasaNya terbatas, berarti Dia adalah makhluk karena pasti
ada permualaan dan akhirnya dimana sebelum permulaan dan akhirnya itu pasti tidak
ada. Dan kalau ada pasti diadakan selainNya karena yang tak punya tak mungkin
memberi. Dengan demikian maka makhluk langsung Tuhan itu hanya satu yang disebut
dengan Akal-satu di filsafat dan Nur-Muhammad dalam bhs Agama (tentu bukan ruh
Muhammad, dan ini ada pembahasannya tersendiri yang tidak mengkonsekweni
jabariah dari kebaikan Nabi saww). Nah, dari Akal-satu ke Akal-dua....dst sampai ke
Akal-akhir. DAri sana karena sudah mulai memiliki banyak segi (i'tibari), maka bisalah
muncul apa yang dikatakan makhluk Barzakh atau tuhan-semua spesies yang ada di
alam materi. Kalau hakikat Akal itu adalah non materi mutlak, yakni tidak berbbeban
(matter) dan bersifat apapun dari materi, tapi kalau Barzakh, maka ia hanya tdk
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     35  
 
 
36   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
berbeban tetapi memiliki semua sifat materi, seperti bentuk, rasa dst , tetapi lebih hebat
dari materi karena ia non materi dan sebab keberadaan materi. Nah, baru dari Barzakh
inilah muncul apa yang dikatakan alam materi. jadi Akal dan Barzakh ini adalah tangan
Tuhan dalam mencipta materi. Barzakh ini dalam Qur an disebut dengan malaikat
pengatur semesta (mudabbiraati amran).

(h). Pemunculan alam materi dan dan kekonsekwensiannya seperti ruh masing2 materi,
adalah melalui proses yang rapi seperti gerak substansial itu. Jadi, penguatan ruh cacing
mani menjadi manusia itu, tetap merupakan bimbingan dan arahan dan kuasa d...ari
Barzak, yang diarahkandari Akal yang bersumber dari Tuhan. Jadi, semua proses yang
ada di materi ini seperti bergabungnya mani dengan ovun, belajarnya kita hingga dapat
ilmu ....dst, bukanlah sebab-pemberi, karena sebelumnya tidak punya dan yang tidak
punya tidak mungkin memberi. Jadi, sebab di materi ini hanya sebab-penyiap atau
sebab-penerima. Artinya apapun yang terjadi hanya sebagai sebab bagi turunya
pemberian dari Barzakh yang bersuber dari Akal dan akhirnya dari Tuhan itu.

Bakri Henrik:
sebagai pembanding mungkin perlu juga memiliki buku "the devine message of DNA-
Tuhan dalam gen kita" karya Kazuo Murakami terbitan mizan.. bukunya murah sebab
kebetulan saya dpt diskon 50% :-) .. dimana dia memperkenalkan konsep "mematikan
g...en-gen berbahaya dan mengaktifkan gen-gen yang membantu"..

"kunci untuk melakukan hal ini adalah cara berpikir anda. saya menyebut sikap ini
sebagai pemikiran genetik, dan melalui riset dan pengalaman saya, saya percaya bahwa
ini adalah cara efektif untuk memengaruhi gen-gen dan memperbaiki hidup anda"
(Kazuo Murakami,Ph.D)- pemenang Max Planck Research award (1990)

Sinar Agama:
‎(i) Karena setiap kejadian materi itu bersumber dari Barzakh yang dari Akal dan Tuhan,
dan sebabnya sebab adalah sebab bagi akibatnya, maka dari sisi inilah akal dan Qur an
mengatakan bahwa semua kejadian di manapun dan di tingkatan manapu...n adalah
dari Tuhan. Karena memang Dia adalah sebab hakikinya dan yang lainnya adalah
perantara (pada hakikatnya). Akan tetapi, karena apapun di materi ini , tidak pula
terjadi tanpa kesiapan, maka dari sisi inilah semua yang terjadi di materi ini dari yang
berhubungan dengan manusia ini, dihubungkan dengan manusia dan akal dan agama
mengatakan bahwa mansuai bertanggung jawab. Hal itu tidak lain karena sebelum
datangnya pemberian itu, maka harus ada kesiapan dulu. Jadi, manusia tidak menjadi
baik atau buruk, dan Tuhan memberinya kebaikan dan keburukan itu, kecuali setelah
manusia mewujudkan kesiapn untuk masing2nya itu. Karena itulah tanggung jawabnya
pada manusia. Inilah salah satu arti dari bahwa di Sayai'ah itu tidak ada jabariah dan
tdk ada pula freewill, tetapi di tengah diantara keduanya. Jadi, adanya Satu Tuhan tdk
mengijinkan keluarnya apapun dari selainNya sekalipun keburukan (kalau tidak nanti
seperti majusi yang mengatakn bahwa ada Tuhan keburukan, dan di sini adalh
manusia), dan dari sisi yang lain yang bertanggung jawab tetaplah manusia karena ia
yang memintanya dengan kesiapannya itu.
Simpulan Pertama /penataan: (s-1). Bahwa dalam Islam Sayai'ah tidak ada yang
namanya nasib. (S-2) Pengaturan badan manusia seperti jantung, otak, mata...dst
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     36  
 
 
37   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
sampai ke atom2nya dan sampai ke gen2-nya adalah ruh manusia,karena naturalnya
demikian. ...(S-3) Penemuan sains yang merangkak dalam sepanjang sejarahnya itu,
tidak bisa dijadikan ukuran, manakal bertentangan dengan hal-hal gamblang seperti
pada mukaddimah itu dan pada dua kesimpulan pertama ini. (S-4). Gen, atau DNA,
tidak ada berbeda dengan unsur global manusia seperti mani yang telah menjadinya,
tabiat orang tua yang terbawa kepadanya, ....dst. Artinya gen dalam hal ini hanyalah
perinci dari hakikat yang telah diketahui mansuia selama ini dari hal2 yang memang
mudah diketahui, seperti sifat2 turunan, baik mental, atau badaniah. Jadi gen (kalau
benar temuannya) itu, hanya sebagai perinci dari yang sebelumnya, bukan hal baru.
Jadi dia memiliki kemajuan dari sisi rincian dari rahasia globalnya itu, namun tidak beda
dri sebelumnya itu. (S-5). Karena hakikat gen itu seperti itu, maka dpt disimpulkan
bahwa ia bukan penentu karakter manusia. (S-6) Jadi penentu karakter mansuai itu
adaalah ruhnya, dan gen itu hanyalah sebagai alat dimana kalau yang baik
dimamfaatkan maka layak mendapat pujian dan pahala, dan kalau murang baik dan
tidak dibendung serta diluruskan layak mendapat celaan dan siksa. (S-7) Jadi gen tidak
beda dengan lingkungan sosial mansuai. Jadi bukan unsur penentu tapi hanya unsur
pendukung dan pencondong. (S-8). Letak ke-Adilan Tuhan dalam hal ini: (S-8-1) Tuhan
tidak mencipta anak, tetapi mewujudkannya dari pilihan dan kehendak orang tuanya, jd
apapun gen anak merupakan tanggung ajwab orang tuanya.(S-8-2) Kalau si anak
memiliki gen buruk dan jatuh kedalam keburukan dosanya akan dilebih sedikitkan dari
yang memiliki gen baik tetapi tidak digunakan, dan sebaliknya, kalau dibendung dan
dikendalikan maka pahalanya akan lebih besar dari yang gen baik yang
disalurkan.Karena itulah ukuran pahala dan dosa dalm Islam tidak hanya diukur dari
jumlah perbuatannya, tetapi dihitung pula dari dukungan dan hambatan yang
dihadapinya. Dan karena itu pulalah kita disuruh membuat lingkuangan yang baik spy
diturunkan rahmat dari langit. Wassalam dulu dan maaf bleum menyentuh yang nabi
Ayyub as. Karena harus menemui seseorang yang sudah janji, afwan dan wassalam.

Muhammad Anis:
‎@Sinar Agama: Terima kasih atas tanggapan antum yang luar biasa dan mencerahkan
itu. Tapi, akan lebih baik bila disampaikan secara santun dan rileks, supaya tulisan
antum lebih memiliki daya tarik. Betul note ini ditujukan untuk umum, tapi saya juga
memiliki aturan sendiri dalam berdiskusi di wall saya. Mohon dihormati. Afwan.
‎@Bakri: Makasih mas...:) Sekadar tambahan info, buku itu sekarang sudah bisa didonlot
gratis di internet. Bagi temen2 yang berminat, ini link-nya:
httetapi://www.4shared.com/file/75877371/f0a3da07/The_Divine_Message_of_The_DN
A_Tuhan_dalam_Gen_...Kita.html

Zainal Sayaam Arifin:


‎@Sinar Agama: Sayaukron akhi, ana memang masih sedikit mengetahui ajaran ahlul
bayt. Buku keadilan Ilahi memang hampir saja saya membelinya, tetapi membaca
catatan antum di atas, maka tergerak hatiku untuk membelinya. Insayaa Allaah ana
akan memperdalam lagi ajaran - ajaran ahlul bayt.
Ana masih menunggu komen tentang Nabi Ayyub, karena saya mengambilnya dari
referensi selain ajaran ahlul bayt (You Know Who=YKW) karena dulu saya memang
dibesarkan sejak kecil dalam ajaran "YKW".

Sinar Agama:
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     37  
 
 
38   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
SAlam untuk semuanya. dan trim atas tanggapannya. (1) Untuk mas Anis, seingat
saya,saya selalu santun (setidaknya untuk ukuran saya), tetapi saya layak dan wajib
membela diri ketika orang menolak argument dengan hanya berkata sudah ada di buku
itu dan ini. Jadi saya akan tetap berbahasa sejauh yang saya benar. Kalau antum tidak
suka, boleh hapus koment2 saya dari status antum. Saya akan meneruskan untuk nabi
Ayyub as. Walaupun baru duduk sampai di ruamh setelah kehujanan, smg bisa
bermamfaat bagi dan yang lainnya.. Untuk mas Anis sekali lagi hapus tulisan saya kalau
antum mau, dan nanti antum katakan di statsu berikutnya kalau ada undang2nya untuk
koment, afwan.

Abu Yasar:
wow... ternyata gak cuma di PB yang ada war tetapi di wall ini juga ada war but war
argumentation, amazing,hehe....
sdikit berceloteh, emmmm.....manusia adalah makhluk yang tidak mungkin lepas dari
fitrahnya. jika dia tidak mengenal fitrahnya, d...ia tidak akan bisa mengenal
kcenderungan dasar yang mengatur keseluruhan hidupnya. dia tidak akan tahu bahwa
semua hasrat, keinginan, kerinduan, dan rencana yang memenuhi dadanya adalah
manifestasi dari DNA psikis yang tidak mungkin dicegahnya.
ditambah lagi fitrah adalah DNA manusia yang tidak mungkin dirubah, berapa miliar
tahun pun kita hidup di dunia ini,sekiranya hal itu mungkin terjadi, fitrah atau DNA jiwa
itu tidak akan mungkin berubah.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     38  
 
 
39   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Alie Ntu Vharug:

Assalamualaikum.
Ust. Saya mau tanya.
Apakah yang terjadi di dunia ini sudah takdir tuhan dan apakah rejeki, mati,
jodoh itu ditentukan tuhan ? Jika smuanya sudah ditentukan kepda kita,
kenapa kita masih harus berikhtiyar ?

Sinar Agama:
SAlam dan trim pertanyaannya:

(1). Takdir itu bisa diartikan dua arti:

(a). Takdir yang bermakna nasib manusia, yaitu semuanya sudah ditentukn oleh Allah.
Apakah bisa dirubah atau tidak, atau dimana yang bisa dirubah atau dimana yang tidak
bs (itu masalah nanti).

(b). Takdir yang bermakna bahwa Tuhan telah menentukan semuanya sesuai dengan
ketentutuannya. Seperti api panas, air cair, manusia harus berusaha sendiri tentang
nasibnya, bumi bulat, matahri bersinar dan panas, manusia yang tidak taat ke neraka,
manusia yang taat ke surga, .... dst..

(2). Tadkdir dengan makna yang pertama tidak ada dalam Islam. Karena itu rukun iman
rumusan Asy'ari itu, yakni yang ke enam itu, tidak termasuk ajaran Islam. Konsep nasib
dan takdir seperti itu hanya ada di agama Kristen, Hindu dan semacamnya. Tetapi di
Islam tidak ada. Karena kalau ada, lalu buat apa Islam diturunkan dimana mengajarkan
"Lakukan ini" dan "Jangan lakukan itu"???? Yang menyuruh kita takwa dan menjauhi
maksiat? Yang menyuruh kita mati syahid dan menjaga kebersihan supaya tidak sakit?
Yang menyuruh kita bekerja dan menjadi tangan di atas? Yang menyuruh kita mencari
pendamping yang takwa? .... dst?

Kalau semuanya sudah ditentukan, seperti umur, jodoh, rejeki, iman, surga, neraka ...
dst, lalu buat apa agama Islam itu diturunakan dengan membawa ajarannya supaya kita
berumur panjang (dengan silaturrahim), mencari pasangan yang takwa, bekerja keras,
dan taat serta menjauhi maksiat?.

(3). Untuk makna ke dua, maka mmg sudah seyogyanya Tuihan melakukan itu. Karena
Ia Maha Bijaksana dan Alim. Karena itu sudah tentu semua dicipta dan diatur sesuai dan
keBijakan dan IlmuNya tsb. Jadi, semua sudah sesuai dengan ketentuanNya.

Dan ketentuan untuk manusia sehubungan dengan perbuatannya ini (temasuk umur,
jodoh dan rejekinya, serta surga-nerakanya) adalah Ikhtiar. Yakni Tuhan telah
menentukannya bahwa semua itu sesuai dengan pilihan manusianya itu sendiri. Inilah
yang dikatakan Ikhtiar. Dan takdir yang seperti ini jelas bukan hanya tidak bertentangan
dengan turunnya agama, akan tetapi malah sangat seiring dengannya. Begitu pula
dengan akal manusia itu sendiri.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     39  
 
 
40   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Jack Marshal:
Ustad mo nanya tentang takdir, orang-orang sering menyebut '..udah takdir
Tuhan.'. Klo kejadian baik betapa baiknya Tuhan. Tapi klo kejadian buruk apa
Tuhan sejahat itu, tlng jelasin Ustad.

Sinar Agama:
Salam dan trims pertanyaannya:

(1). Sudah tentu takdir/nasib seperti itu tidak ada dalam islam.

‎(2). Takdir yang ada adlah berisi ketentuan2 alami,seperti api panas, air cair ...dst.
‎(3). Tentang nasib manusia itu ketentuan dan takdirnya adalah "Semua yang
menyangkut pikiran dan perbuatan manusia itu, maka tergantung pada pilihannya
sendiri."

‎(4). Karena itu, apapun yang menyangkut manusia, seperti imannya, takwanya,
rejekinya, umurnya, pasangan hidupnya .... dst ditentukan oleh pilihannya sendiri.
‎(5). Akan tetapi, karena apa saja yang ada di dunia ini adalah makhluk Tuhan, dan
perbuatan manusia itu juga keberadaan di alam ini, maka ia juga merupakan makhluk
Tuhan.
‎(6). Akan tetapi, karena sebelum munculnya keimanan dan perbuatan manusia itu,
terlebih dahulu melalui akal dan ikhtiar manusia, maka sudah jelas bahwa yang akan
bertanggung jawab adalah manusia itu sendiri.

Inilah yang sangat dikenal dalam syi'ah, sebgaia ajaran diantara keduanya. Yakni
dinatara keyakinan sunni, baik Jabariahnya Asy'ari (determinisme) atau Ikhtiariah
Mu'tazilah (freewill). Selengkapanya lihat di catatan2 lainnya, terutama "Pokok2 dan
Ringkasan Ajaran Syi'ah"

Anjuran, tengok2lah catatan yang ada (kalau ada waktu) di catatan akun ini atau di
Mekar Sari Dua Belas, atau yang ada di Group Berlangganan Catatan2 Sinar Agama,
atau yang ada di blog yang dibuat oleh Arsip Sinar Agama atau Anggelia.

Jack Marshal:
Bagaimana dng Tindakan nabi kan tidak berasal dr kehendaknya sendiri. Nabi itu
memilih atau dijadikan Nabi oleh Tuhan..

Sinar Agama :
Jack: Nabi saww itu menjadi nabi karena pilihan Allah. Tapi pilihan itu bukan diundi,
tetapi dilihat siapa yang layak. Nah, kelayakan Nabi saww itulah yang merupakan ikhtiar
beliau saww. Artinya, kemaksuman sampai digelari al-amin oleh orang-orang arab pada
waktu sebelum menjadi nabi, merupakan ikhtiar mulia nabi hingga layak dipilih Allah
untuk menjadi nabi dan rasulNya.
Wassalam

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     40  
 
 
41   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Bismillah:
Tuhan Jangan Difitnah (menghilangkan sisa2 kepercayaan pada Nasib/takdir)

Bakron Iyum:

salam ustad,
sesuuatu perbuatan yang bukan kehendak tuhan itu apa ?

Orlando Banderas: Ma'af setahu saya semua perbuatan manusia adlah izin-Nya. Izin
itu ada 2 yaitu tasyri'i dan takwini. Perbuatan yang diridloiNya mendpat izin tasyri'i dan
pastinya izin takwini Allah sementara perbuatan buruk hanya izin takwini saja yaitu izin
Allah berupa potensi yang diberikanNya. Salam.

SINAR AGAMA:
Salam dan trims pertanyaannya:

(1). Kehendak Tuhan itu ada dua macam: Takwini dan Tasyri'i.

a- Kehendak Takwini adalah kehendak yang berhubungandenganhal-hal penciptaan dan


pengadaan makhluk. Kehendak ini juga dibagi dua:

a-1- Kehendak takwini yang langsung, yaitu makhluk yang langsung dicipta Allah tanpa
campur tangan siapapun. Yakni tanpa perantaraan siapapun. Hal ini, karena yang akan
diciptakanNya itu adalah suatu calon wujud yang memang punya kelayakan untuk
diciptakanNya langsung. Makhluk yang dicipta langsung ini hanya satu yang biasa
disebutdengan Akal-satu.

Kelayakan yang dimaksud disini adalah bahwa calon makhluk tersebut lebih tidak
memiliki dimensi dari yang lainnya dan cahayanya serta keagungannya merupakan
paling agung dan paling sempurnanya makhluk yang mungkin diwujudkan. Yaitu suatu
makhuk yang non materi dan tidak memiliki hijab apapundengan Allah selain bahwa dia
ini adalah makhluk dan Tuhan adalah Khaliqnya. Makhluk inidalam agamajuga
dikenaldengan Nur Muhammad (tp ada perinciannya sebagaimanasudah ditulis di
catatan yang telah lalu) sebagaimana diterangkan di hadits2 (sunni atau syi'ah.

a-2- Kehendak Takwini yang tidak langsung. Artinya suatu makhluk yang dicipta
olehNyadengan perantaran makhlukNya yang lebih dulu ada dan lebih tinggi derajatnya.

Alam materi, karena benda terkecilnya saja,seperti atom, memiliki berbagai dimensi dan
rangkapan, sudah pasti alam materi yang agung ini memiliki rangkapan yang bermilyard
milyard milyard ...dst rangkapan. Karena itu sudsah tentu tidak akan layak dicipta Tuhan
secara langsung. Karena Allah Maha Tidak Terangkap.

Pewujudan alam materi ini, persisseperti pewujudan nabi Adam as yang harus dicipta
dari tanah dan harus ada tanah terlebih dahulu. Atau manusia2 berikutnya yang dicipta
dari mani dimana harus ada mani terlebih dulu.
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     41  
 
 
42   Kupas  Tuntas  Takdir  
 

Makhluk yang diciptadengan perantara ini dimulai dari Akal-dua, Akal-tiga .... dst sampai
ke Akal-akhir yangjuga dikenaldengan Lauhu al-Mahfuzh. Dari Akal-akhir ini muncullah
alam atau tatanan makhluk yang disebutdengan Barzakh dimana kalaudalam istilah
agama disebutdengan Malaikat Pengatur alam materi (QS: 79:5).

b- Kehendak Tasyri'i, yaitu kehendak Tuhan yang berhubungandengan syariat. Misalnya


Allah ingin manausia ini taat kepadaNya, ini haram, itu halal, ini wajib, itu makruh ...dst.

Ayat yang mengatakan bahwa Tuhan tidak mencipta jin dan manusia kecuali untuk
mengabdi, adalah kehendakNya yang berhubungandengan tasyri'ii ini. Yakni yang
berhubungandengan urusan2 perundangan dan peraturan serta hukum.

(2). Dalil dari Kehendak Takwini Yang Tidak Langsung itu, sebenarnya cukupdengan
adanya bukti keseharian bahwa yang satu tercipta setelah yang lain,seperti manusia
yang tercipta dari tanah atau mani dimana harus ada tanah dan mani dulu.

Dansudah tentu hal ini tidak merendahkan Kuasa Tuhan. Karena sekalipun Tuhan
Kuasa,tetapikalau makhlukNya yang tidka mampu menerima kekuasaanNya itu,maka
KuasaNya itu harus dikecilkan dulu hingga yang makhluk yang lebih kecil itu dapat
menerima KuasaNya. Jadi, ketidak bisaan diciptakannya makhluk yang lebih rendah dari
yang berurutan kemudian, bukan karena Tuah Tidak Mampu, akan tetapi karena
makhluk itu sendiri yang tidka mampu.

(3). Untuk menguatkan dalil poin 2, dimana sebenarnyasudah saya terangkan di


berbagai catatan dan tulisan di fb ini,seperti di Pokok2 dan Ringkasan Ajaran Syi'ah,
bagian pertama ( semogamemang demikian), bahwa :

a- Kita tahu bahwa Tuhan itu tidak terbatas. Hal itu karnea kalau Tuhan itu terbatas
sebagaimana makhlukNya,maka Diajuga akan memerlukan kepada sebab pewujudan,
sementara Dia adalah Maha Pewujud/Pencipta. Yang demikian ini karena keterbatasan
itu menunjukkan kepemilikan awal dan akhir. Karenanya kalau sesuatu itu memiliki
awal, berarti sebelum awal tersebut ia tidak ada dan kalau setelah awal itu menjadi ada,
berarti pasti diadakan oleh yang lainnya, karena yang tak ada tidak mungkin
mengadakan yang, terlebih dirinya sendiri yang belum ada itu.

b- Dengan mengetahui bahwa Tuhan itu tidak terbatas, berarti kitajuga akan tahu
bahwa Tuhan itu Satu. Karena kalau ada dua atau lebih, berarti masing akan saling
membatasi dan, karenanya dua2nya akan menjadi makhluk yang diadakan, bukan
pengada dan pencipta.

c- Dengan mengetahui bahwa Tuhan itu tidak terbatas, kita juga akan mengetahui
bahwa Tuhan tidak memiliki rankapan sama sekali. Karena kalau terangkap dari dua
hal saja, atau tiga hal (trinitas),maka masing rangkapanNya pasti terbatas karena saling
membatasi. Dan kalau masing rangkapanNya terbatas, berarti keseluruhanNyajuga
terbatas. Karena gabungan keterbatasanjuga merupakan keterbatasanjuga walaupun
lebih luas dari yang pertama atau dair masing-masing nya. Akan tetapi hasilnya tetap

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     42  
 
 
43   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
merupakan batasan. Dan kalaau Tuhan itu terbatas,maka Dia diadakan/dicipta dan
bukan pencipta.

d- Hubungan sebab akibat, tidaklah tanpa aturan. Karena itulah maka tidaklah setiap
sesuatu itu bisa mengakibatkan apapun sesuatu yang lain,tetapihanya bisa
mengakibatkan sesuatu yang bisa menjadi akibatnya. Biji jagung, tidak akan
menumbuhkan pohon padi, pohon kelapa, tidak akan menetaskan ayam, tidka akan
mengeluarkan gajah, harimau ...dst. Karena itulah kita tahu bahwa setiap sebab hanya
akan melahirkan akibat2 yang mungkin keluar darinya, bukan semua akibat yang
sekalipun tidak berhubungan.

e- Hubungan sebab akibat itu,dalam filsafat diistilahkandengan kesejenisan atau


kesamaan atau kemiripan.

f- Kalau Tuhan mencipta dua hal saja secara langsung,maka jelas akan terjadi Dua
Kuasa yang saling berbeda pada Diri Tuhan. Misalnya mencipta air dan tanah secara
langsung. Karena keharusan adanya hubungan antara sebab akibat itulahmaka pada Diri
Tuhan akan ada dua Kuasa yang katakanlah Kuasa keairan dan Kuasa ketanahan. Tidak
mungkin kepenciptaan tanah itu muncul dari Kuasa keairanNya,begitu pula sebaliknya.

Kalau Tuhan memiliki 2 Kuasa yang berbeda itu,maka KuasaNya menjadi terangkap dan,
karena masing-masing rangkapan itu saling membatasi, berarti seluruh KuasaNyaitu
menjadi terbatas karena merupakan gabungan dari keterbatasn2 KuasaNya itu.

Kalau Kuasa Tuhan itu terbatas,maka berarti KuasaNya itu diberi yang lain. Karena
KuasaNya memiliki awal dimana sebelum awal berarti tidak kuasa. Nah, kalau
sebelumnya tidak kuasa lalu menjadi kuasa, berarti kuasaNya itu diberi yang lainNya.
Padahal argumen ketauhidansudah membuktikan bahwa Dia adalah Wujud Yang Maha
segala-galanya.

g- Dengan perincian di atas itulah,maka makhluk Tuhan yang dicipta langsung hanya
satu yang, dikenaldengan Akal-satu itu.

h- Dari Akal-satu itu, muncul Akal-dua ....dst sampai cahaya2 itu meredup dan
mendekati keberadaan berdimensi dan berangkap. Akal-akhir dari Akal2 itulah yang
kemudian mendekati makhluk rangkapan. Makhluk rangkapan setelah Akal-akhir itu
diistilahdengan makhluk barzakh. Mereka, atau makhluk2 ini memiliki semua yang ada
di materi ini selain matter-nya atau kebendaannya.seperti kita melihat ular atau harimau
atau manusiadalam mimpi2 kita dimana mereka memiliki semua rangkapan dari sifat2
materi, akan tetapi mereka bukan materi yang karenanya tidak memiliki rangkapan
matter atau kebendaan. Karena itu, kalaulah kita memimpikan kelindes truk tetap saja
kita tidak mati. Hal itu karena truk yang kita lihat itu adalah truk barzakhi, bukan materi.

i- Jadi, makhluk Akal adalan non materi mutlak dimana bukan hanya tidak memiliki
rangkapan matter dan kebendaan, akan tetapijuga tidak memiliki rangkapan sifat2
materi lainnya. Akan tetapi Barzakh, adalah non materi yang memiliki sifat2 materi
selain matter atau kebendaannya.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     43  
 
 
44   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
j- Makhluk2 Akal itudalam adama dikatakan Malaikat 'Aaliin dan Barzakh dikatakan
Malaikat Pengatur SEmesta Materi.

(4). Setelah kita tahu bahwa kehendak takwini Tuhan itu ada yang langsung dan ada
yang tidak, baik kita yakini melalui argumen kejadian sehari-hari atau ayatseperti
penciptaan makhuk yang satu dari makhluk yang lainnya (seperti nabi manusia dari
tanah atau mani) atau baik melalui argumentasi filsafatnya,maka kita juga harus tahu
bahwa akibatnya akibat itu, juga merupakan akibat bagi sebabnya. Karena itulah maka
seluruh yang ada ini merupakan ciptaan dan kehendakNya. Jadi, baik yang langsung
atau tidak, semuanya, merupakan kehendakNya juga.

(5). Dengan penyimpulan point 4 ini,maka dapat dipastikan bahwa apapun yang
terjadi di alam ini, tidak ada yang keluar dari Kehendak dan KuasaNya.

(6). Akan tetapi dengan poin 5 ini, soalan antum belum terjawab seluruhnya. Karena
nanti akan dikatakan bahwa semua nasib manusiasudah ditentukan olehNya karena
merupakan Kuasa dan KehendakNya.

(7). Lalu mungkin antum bertanya: "Kalau begitu apakah ada kejadian yang tidak
terjadidengan Kuasa dan KehendakNya?" Jawabannya adalah "ada dan tidak ada".

(8). Di atas sudah dijelaskan bahwa Tuhan memiliki Kehendak Tasyri'ii/agama dan
Kehendak Takwinn/penciptaan. Dalam kejadian2 atau makhluk2 yang berupa perbuatan
manusia, kita dapat melihat dengan jelas percampuran dua kehendak itu dan begitu
pula pertentangan dua kehendak tersebut.

Percampuaran yang dimaksud adalah seperti orang shalat. Ketika orang itu shalat,maka
shalatnya menjadi ada dan wujud dimana hal ini jelas merupakan percampuran antara
kehendak Tasyri'ii/agama dan kehendak Takwini. Karena Tuhan mewajibkan shalat dan
juga mewujudkan shalatdengan perantaraan manusia yang shalat tersebut.

Tp ketika manusia melakukan kesyirikan dan maksiat,maka jelas disini terdapat


pertentangan dua kehendakNya. Karena kehendak Tasyri'iiNya atau agamaNya tidak
mengijinkan hal itu akan tetapi karena ada dan terwujud, berarti Dia mewujudkannya
melalui manusia yang melakukannya itu.

Inilah yang saya katakan bahwa adahal-hal yang terwujuddengan tanpa Kuasa Tuhan
tapijugadengan Kuasa Tuhan ("ada dan tidak ada" pada jawaban di atas). Artinya,
perbuatan syirik/kufur dsan maksiat itu, terjadidengan KehendakNya yang Takwini akan
tetapi tidakdengan KehendakNya yang Tasyri'ii/agama. Jadi, peruatan maksiat dan kafir
itu terjadidengan KehendakNya dan tidakdengan KehendakNya. Jadi, jawaban dari
pertanyaan "Adakah sesuatu itu yang terjadi tidakdengan Kehendak Tuhan?",
jawabannya "Ada dan tidak ada.". Yakni di kejadian2 yang berupa maksiat dan kufur.

(9). Lalau siapa yang harus bertanggung jawab pada perbuatan manusia ini, baik yang
taat atau yang tidak taat dan kafir? Jawabannya adalah "Manusia itu sendiri."

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     44  
 
 
45   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Hal itu, karnea sebelum terjadi perbuatan manusia itu, terlebih darhulu telah melalui
akal dan ikhtiar manusia. Karena itu,maka manusialah yang harus bertanggung jawab.

(10). Dengan semua keterangan di atas itu,maka perbuatan manusia itu dapat
dikatakan sebagai akibat manusia dan dapat pula dikatakan sebagai akibatnya dan
makhluk Tuhan (karena akibatnya akibat, akibat pula bagi sebabnya). Akan tetapi
penanggung jawabnya adalah manusia itu sendiri.

(11). Dengan semua keterangan itu pula,maka dapat diketahui bahwa bukan hanya
perbuatan jelek yang tidak dikehendaki Tuhan secara tasyri'ii saja yang dipertanggung
jawabkan manusia, akan tetapi begitu pula perbuatan2 baik sekalipun
sekehendakdengan Kehendak Tasyri'ii Tuhan.

Hal itu, karena kehendak Tasyri'ii/agama Tuhan itu, tidak berurusandengan penciptaan
dan pengadaan dan hanya berurusandengan peraturan dan perundangan. Jadi,
sekalipun perbuatan manusia itu baik, tetap saja tidak diwujudkan Tuhan tanpa
perantaraan manusia. Artinya, tetap saja melalui manusia dan, karena manusia itu
memiliki akal dan ikhtiar,maka sudah pasti manusialah yang bertanggung jawabn
nantinya di akhirat.

(12). Dengan semua penjelasan itu,maka sekaipun apapun yang terjadi itu atas
Kehendak Tuhan, akan tetapi kita tidak bisa menjadikannya sebagai senjata untuk tidak
berikhtiardengan baik dan menggunakan akaldengan baik. Karena KehendakNya itu, ada
yang berupa Kehendak Tasyri'ii/agama dimana nanti akan menuntut kita dan meminta
pertanggung jawaban kita atas semua pilihan dan ikhtiar kita.

Begitu pula hal itu tidak bisa dijadikan apologi/alasan dan tempat bersembunyi bagi kita
dalam setiap kegagalan kita dalam hidup ini. Kareana KehendakNya yang berupa
Kehendak Tasyri'ii itu jelas memerintahkan kita/manusia untuk tidak gagaldalam hidup,
untuk menggungkan akal dan ikhtiarnya secara profesional dandalam usaha yang gigih
hingga berhasil.

Jadi, tidak bisa kita katakan kepadaNya bahwa :Saya gagal karena kehendakMu".
Karena Tuhan akan menjawab: "Saya sama sekali tidak menghendakinya." Dan Tuhan
akan menambahi, sebagaimana sering didalam al-Qur an: "Tidakkah kamu
menggunakan akalmu???!!!".

Anjuran:

KARENA ITU TOLONG JANGAN FITNAH TUHAN DAN JANGAN JADIKAN DIA TUMPUKAN
KEGAGALANMU, KARENA KAMU SENDIRI YANG AKAN MERUGI BESAR-BESARAN, BAIK
DI DUNIA ATAU DI AKHIRAT KELAK!!!!

Wassalam.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     45  
 
 
46   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Salamun alaikum,Afwan Pak Ustad. Bagaimana AB menafsirkan takdir dan tidak masuk
dalam ushul?Ada hadis riwayat Imam Ali yang dinukil dalam Tirmizi 2145,Majah 81,
Ahmad 758,Hakim 92 "seorang hamba tidak akan beriman sehingga mengimani 4
perkara:............dan mengimani takdir. Mohon ulasan hadis sunni ini.Salam

Sinar Agama :

Salam dan trims pertanyaannya:

(1). Saya sudah teramat sering menjelaskan hal takdir ini, coba antum lihat di catatan.

(2). Takdir itu ada dua, ada yang berhubungan dengan nasib manusia dan ada yang
berhubungan dengan selain nasib manusia.

(3).Takdir yang berhubungan dengan nasib manusia jelas tidak ada dan bertentangan
dengan Qur an dan hadits serta akal. Karena itu, merukunkannya sama dengan
melawan Qur an.

(4). Takdir yang tidak berhubungan dengan nasib manusia, maka ia harus diimani.
tentapi bukan berupa ushul. Sama persis dengan beriman pada adanya surga dan
neraka, alam barzakh, hisab, malaikat, jin, iblis ....dst. Semua itu harus diimani, tentapi
bukan dasar agama, tentapi cabang keimanan. Qur an saja cabang keimanan, apalagi
tadir selain nasib ini. Karean itu, yang dasar itu adalah percaya pada Nabi saww,
kemudian Qur an dan takdir ini merupakan cabang dari pecaya kepada Nabi saww
tersebut .

(5). Takdir yang tidak berhubungan dengan nasib manusia, seperti api itu panas,
manusia yang meletakkan tangannya di api akan kepanasan dan terbakar. Babi itu
haram, siapa yang memakannya dengan sengaja dan tidak terpaksa, maka akan dosa
dan disiksa. Zina itu jelek, haram dan siapa yang melakukannya akan didosa dan
disiksa. Gunung harus diletuskan karena demi menjaga meletusnya bumi secara
keseluruhan. Matahari itu bersinar. Kabut itu menghalangi sinarnya matahari ..............
dst dari ketentuan-ketentuan alam ini, baik yang menyangkut alam secara murni, atau
yang menyangkut manusia. tentapi ingat, tidak ditentukan nasibnya, tentapi
ditentukan haram-halalnya dan tanggung jawab serta konsekwensinya.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     46  
 
 
47   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Nanang Agus Satriawan :

Assalamu'alaikum... Wlw telat.. Nasib manusia telah di tulis di buku abadi (lauhul
mahpuz) memang benar, ada beberapa dalilnya, tetapi mF ustadz, karena saya tidak
berlatar belakang santri maka saya lupa.. ^^ Manusia penentu takdirnya juga benar
"tidaklah Aku mengubah nasib suatu kaum jika........." Lalu yang mana yang sebenarnya
hrs di pegang dari 2 dalil itu...??? Insya'allaah pilihan pertama akan membawa kepada
keselamatan. Karna pilihan kedua akan lebih mengarah pada mengikuti hawa nafsu....
Wallaahu'alam.. Salaam...

PERMULAAN PENCIPTAAN Semoga Allah s.w.t memberikan kamu kejayaan di dalam


amalan-amalan kamu yang disukai-Nya dan Semoga kamu memperolehi keredaan-Nya.
Fikirkan, tekankan kepada pemikiran kamu dan fahamkan apa yang aku katakan. Allah
Yang Maha Tinggi pada permulaannya menciptakan cahaya Muhammad daripada
cahaya suci Keindahan-Nya. Dalam hadis Qudsi Dia berfirman: “Aku ciptakan ruh
Muhammad daripada cahaya Wajah-Ku”. Ini dinyatakan juga oleh Nabi Muhammad
s.a.w dengan sabdanya: “Mula-mula Allah ciptakan ruhku. Pada permulaannya
diciptakan-Nya sebagai ruh suci”. “Mula-mula Allah ciptakan qalam”. “Mula-mula Allah
ciptakan akal”. Apa yang dimaksudkan sebagai ciptaan permulaan itu ialah ciptaan
hakikat kepada Nabi Muhammad s.a.w, Kebenaran tentang Muhammad yang
tersembunyi. Dia juga diberi nama yang indah-indah. Dia dinamakan nur, cahaya suci,
kerana dia dipersucikan dari kegelapan yang tersembunyi di bawah sifat jalal Allah. Allah
Yang Maha Tinggi berfirman: “Sesungguhnya telah datang kepada kamu dari Allah,
cahaya dan kitab yang menerangkan”. (Al-Maaidah, ayat 15) (Kitab Sirrul asrar)

Sinar Agama :

Nanang: Buat apa kamu berdoa dan menyuruhku begini dan begitu, kalau kamu sudah
tahu bahwa apapun yang akan kulakukan itu adalah takdirNya??

Nanang Agus Satriawan :

Yang menyuruh siapa ustadz....

Kan dah saya jelaskan di koment pertama tentang berubahnya catatan takdir
seseorang..
Dan saya juga manusia yang tntu tidak lepas dr apa yang namanya nafsu tersebutt...

Yang menyuruh siapa ustadz....

Kan dah saya jelaskan di koment pertama tentang berubahnya catatan takdir
seseorang..
Dan saya juga manusia yang tntu tidak lepas dr apa yang namanya nafsu tersebutt...
^^

Sinar Agama :

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     47  
 
 
48   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Nanang: Kalau takdir itu bisa dirubah, trus apadibuat oleh Tuhan? Dan kalau sudah
dibuat Tuhan, lalu hamba tidak mau merubahnya, lalu siapa yang salah, yang membuat
takdir atau yang tidak mau merubah????!! Coba antum baca ilustrasi di bawah ini:

Rizaly Dahlan:

takdir itu ada 2 : muallaq dan mubram, takdir itu sudah ditentukan secara garis
besarnya dan dapat berubah tergantung usaha dan doa, juga sedekah

Sinar Agama:
Rizali:

Antum mau lari keman, tetap saja takdir ini tidak ada. Karena akalau ada orang yang
mau tetap melakukan yang mu'allah trus sispa yang bertanggung jawab???

Misalnya ada orang ditakdirkan mua'aalq bahwa ia akan berzina oleh Tuhan, artinya dia
bisa merubahnya kalau dia mau dalam arti berusaha dan berdoa. tetapi dia tidak mau,
lalu siapa yang bertanggung jawab pada zinanya?

Kalau dia nanti ditanya malaikat:

"Mengapa kamu berzina?"

Dia akan menjawab:

"Karena sudah ditentukan Tuhan"

Kalau ketentuannya mubram/pasti, malaikat akan berkata:

"Ok, kalau begitu kamu ke surga, karena kamu hanya melakukan ketentuanNya"

Sampai disini, hasil tanya jawab itu, sudah bertentangan dengan Islam, karena penzina
adalah dosa dan akan disiksa.

Tapi kalau ketentuannya itu tidak mubram/pasti, alias bisa dirubah dengan usaha dan
doa, maka malaikat akan bertanya:

"Kan ketentuannya tidak mubram dan kamu bisa berusaha dan berdoa untuk tidak zina
kan???"

Dia akan menjawab:

"Yah .. malaikat, ana lebih senang melakukan yang telah ditentukanNya. Kalau Tuhan
marah padaku karena aku melakukan ketentuanNya ini, maka mengapa Ia tidak marah
pada DiriNya yang menentukanku seperti itu? Lagi pula, kalau aku tidak ditentukan
berusaha dan berdoa olehNya, maka bagaimana aku bisa berusaha dan berdoa??"

Malaikat akan menjawab:


Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     48  
 
 
49   Kupas  Tuntas  Takdir  
 

"Bener juga kamu, ok, silahkan masuk surga"

Dari hasil ilustrasi yang sangat mungkin dan merupakan konsekwensi dari keyakinan
pada ketantuan takdir baik-buruk dari Tuhan yang diartikan ketentuan nasib seperti di
Masehi dan Budha ini, hasilnya akan menggambarkan masuknya semua pendosa ke
surga dan, hal ini jelas bertentangan dengan ajaran agama Islam. Karena itu, keyakinan
ini dimana dipasang hanya oleh satu orang yang bernama Asy'ari ini, yang diikuti
mayoritas muslimin sampai ke wahabinya ini, harus dipikirkan lagi dan sudah
semestinya ia untuk dipertimbangkan kembali sebagai kepercayaan,

Kemudian, perkataan bahwa kita ini sudah ditentukan secara garis besarnya saja,
sangat bertentangan dengan dalil-dalil yang menjadi acuan dari pemasangan keimanan
pada takdir baik-buruk dari Tuhan ini dimana salah satu dalil ayatnya adalah tentang
kitab lauhu al-mahfuuzh yang jangankan detail-detail perbuatan manusia, daun kering
yang jatuh juga sudah ditentukan olehNya.

Asal masalah:
Saya sudah sering menjelaskan bahwa lahiriah-lahiriah Naql yang seperti menjurus ke
ketentuan nasib ini, sebenarnya dipaksakan oleh orang seperti Asy'ari dan
sebangsaanya. Hal itu disebabkan ketika pahamannya terhadap Naql tersebut (Qur an-
Hadits) ini salah. Dan kesalahan ini, memang sudah dihembuskan sejak-sejak awal,
seperti oleh Umar ketika ia lari perang Uhud ketika ditanya wanita-wanita madinah
mengapa ia lari meninggalkan Nabi saww di medan tempur sendirian, iapun berkata
"Karena takdir Allah".

Begitu pula penghembusan-penghembusan ini diterus teruskan oleh bani Umayyah yang
membuat keraaan dalam Islam dan membuat berbagai peperangan dan pembunuhan
demi kekuasaan dimana cucunda Nabi saww seperti imam Hasan as diracunnya, imam
Husain as dibantainya hingga kepalanya yang sudah dipisahkan dari badannyai tu
dijadikan mainan bahkan di pesta kemenangannya yazib bin mu'awiyyah, imam Ali bin
Husan bin Ali bin Abi Thaalib as juga dibunuhnya dst. Penghembusan ini, tidak lain
hanya untuk mengokohkan kerajaannya. Karena itu mereka mengakatakan bahwa
kekuasaan yang ada di tangan mereka itu adalah takdir mereka dari Allah, dan derita
muslimin yang diderita karena mereka itu, juga merupakan takdir kaum muslimin itu
sendiri dari Allah. Artinya, tidak ada satu orangpun yang berhak protes dan apalagi
revolusi terhadap kekuasaan mereka dengan alasan apapun, karena semuanya itu
sudah sesuai dengan yang ditakdirkan Tuhan.

Kunci Pemecahan:
Saya juga sering mengatakan bahwa konci masalahnya untuk memecahkan masalah ini,
adalah dengan melihat:

1- Tidak ada di Qur an yang mengajarkan seperti itu. Justru Tuhan mengatakan bahwa
satu atom saja perbuatan baik dan buruk itu, akan dihisab. Disini, Tuhan tidak
mengatakan "Siapa yang dibuat Tuhan berbuat satu atom kebaikan/keburukan, maka ia
akan melihatnya -dimintai tanggung jawab", akan tetapi Tuhan mengatakan (secara

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     49  
 
 
50   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
maksud): "Siapa yang berbuat satu atom kebaikan dan keburukan, maka ia akan
melihatnya -dimintai tanggung jawab".

Jadi, ayat ini dengan tegas menolkan kepercayaan kepada ketentuan nasib mansuia itu.
Dan, kepercayaan ini, tidak bisa dipoles dengan berusaha dan doa, karena keduanya
memerlukan kepada takdir juga. Belum lagi takdir tentang diterima atau tidaknya doa
tersebut, dan takdir sukses tidak-nya usaha tersebut.

2- Kalau kita perhatikan tentang ayat yang menerangkan tentang kitab luahu al-
mahfuuzh, maka kita tahu bahwa ia adalah kitab ilmu, bukan kitab ketentuan. Allah
dalam QS: 6: 59, berfirman

‫�وَ�عِ�نْ�دَ�هُ �مَ�فَ�ا�تِ�حُ �ا�لْ�غَ�يْ�بِ �لَ�ا �يَ�عْ�لَ�مُ�هَ�ا �إِ�لَّ�ا �هُ�وَ �وَ�يَ�عْ�لَ�مُ �مَ�ا �فِ�ي �ا�لْ�بَ�رِّ �وَ�ا�لْ�بَ�حْ�رِ �وَ�مَ�ا �تَ�سْ�قُ�طُ �مِ�نْ �وَ�رَ�قَ ٍ�ة‬
‫ِ�سٍ �إِ�لَّ�ا �فِ�ي �كِ�تَ�ا�بٍ �مُ�بِ�ي�نٍ�إِ�لَّ�ا �يَ�عْ�لَ�مُ�هَ�ا �وَ�لَ�ا �حَ�بَّ�ةٍ �فِ�ي �ظُ�لُ�مَ�ا�تِ �ا�لْ�أَ�رْ�ضِ �وَ�لَ�ا �رَ�طْ�بٍ �وَ�لَ�ا �يَ�ا�ب‬

"Dan Ia -Tuhan- memiliki kunci-kunci keghaiban yang tidak diketahuinya kecuali DiriNya
sendiri. Dan Ia tahu apa-apa yang ada di daratan dan lautan dan tidak jatuh dari sebuah
daun kecuali Ia mengetahuinya, dan tidak satu bijipun di malamnya bumi dan tidak
yang basaah dan tidak yang kering, kecuali ada di dalam kitab yang jelas/agung (lauhu
al-mahfuuzh)."

Nah, kalau kita tidak teliti karena sudah diwarisi keharusan beriman pada takdir Tuhan
itu, maka potongan ayat terakhir di atas itu "....kecuali ada di kitab yang jelas/agung",
akan dimaknait dengan:

".....KECUALI SUDAH DITULIS DI KITAB YANG AGUNG" , atau:

".......KECUALI SUDAH DITENTUKAN/DITAKDIRKAN DI KITAB YANG AGUNG."

Padahal, kalau kita mengosongkan diri dulu dari segala pahaman-pemahaman yang
diwariskan turun temurun itu, maka kita akan jelas melihat permasalah di ayat tersebut
dan akan dengan mudah bahwa yang dimaksudkan dengan Kitab yang Jelas atau agung
itu, adalah kunci-kunci keghaiban atau yang mengetahui apa saja yang sudah terjadi,
sedang terjadi dan akan terjadi.

JADI, KITAB YANG JELAS/AGUNG ITU, ADALAH KITAB YANG MENGETAHUI SEMUA
KEJADIAN TERMASUK PILIHAN2 DAN IKHTIAR2 MANUSIA SAMPAI KEPADA USAHA DAN
DOANYA ...DST SAMPAI KEPADA MASUK SURGA DAN NERAKANYA.

3- Dengan penjelasan-penjelasan di atas itu, maka kalaulah ada nagl yang menyebutkan
takdir mubram dan tidak ini, dapat dipahami dengan tanpa harus menentang ayat-ayat
dan riwayat-ayat serta akal yang gamblang. Yaitu dengan mengatakan bahwa yang
dimaksudkan adalah ilmu. Yakni ilmu pasti dan tidak pasti. Artinya, di tingkatakan ilmu
yang berada di tingkatan qadha dan qadr, yaitu yang diemban oleh para malaikat yang
berada di tingkatan ini, ilmu mereka tentang pilihan dan hasil-hasil konsekwensinya,
sudah diketahui oleh malaikat. Misalnya sebagiannya sudah diketahui bahwa si fulan
yang memilih zina dengan ikhtiarnya itu, mmk mustahil bertaubat karena ini dan itu,

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     50  
 
 
51   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
tetapi si fulan yang lain itu yang juga memilih zina dengan ikhtiarnya sendiri itu, ia akan
taubat karena ini dan itu. Itulah mengapa Tuhan di ayat yang lain mengatakan bahwa:

"Ia -Tuhan- menghapus yang dikehendaki dan menetapkan" (QS: 13: 39).

Artinya, yang tadinya diketahui zina dengan ikhtiarnya sendiri dan tidak akan bertaubat
dengan ikhtiarnya sendiri juga, maka dosa dan ketentuan masuk nerakanya akan ditulis
untuknya dan apa-apa yang ditulis untuknya ini, akan ditetapkan selamanya
(mubaram/pasti). Sedang yang akan bertaubat dengan ikhtiarnya sendiri, maka dosanya
dan ketantuan masuk nerakanya, akan digantungkan dulu (mu'allaq) dan kalau nanti
sudah taubat, dosa dan ketentuan masuk nerakanya itu, akan dihapus dengan perintah
dan ijinNya (menghapus yang dikehendaki).

Pemahaman seperti ini, dapat diambil dari berbagai keterangan Qur an, hadits2 dan akal
gamblang dan, sudah tentu pemahaman seperti ini, tidak bertentangan dengan ajaran
agama itu sendiri. Karena sekali lagi, kalau semuanya sudah ditentukan, maka buat apa
diturunkan agama dan kewajiban menaatinya?

Penutup:
Rinciannya, coba tinjau sekali lagi apa-apa yang sudah kami tulis di catatan yang ada di
fb ini. wassalam.

wassalam.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     51  
 
 
52   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Hidayatul Ilahi:

Senin
salam ustad,,tadi siang saya mendengar ceramah saudara kita sunni d radio padang,,,,di
katakan sebelum manusia d ciptakan,ALLAH SWT menciptakan pulpen(qalam) untuk
menulis takdir manusia,,,bagaimana menurut pendapat ustad dengan "pulpen" yang d
madsud????afwan

Sinar Agama:
Salam dan trims pertanyaannya:

Qalam itu biasanya berhubungan dengan ilmu. Karena itu, maka tafsiran yang paling
sesuainya terhadap ayat seperti "al-qalamu wa maa yathuruun" (Pena dan apa yang
ditulisnya...), adalah ilmu pengetahuan. Artinya pentingnya pena untuk manusia hingga
ia maju dalam kehidupannya. Karena itulah sejak dari penemuan tulisan oleh manusia,
maka sejak itu pula manusia tersebut diistilah sebagai "manusia setelah sejarah", yakni
setelah menulis dan dari sana dapat dipahami sejarah mereka. Sementara yang masa-
masa sebelum menemukan tulisan, disebut sebagai "manusia sebelum sejarah".

Ada juga ayat yang menceritakan al-qalam ini yaitu di ayat-ayat yang diturunkan
pertama kalinya. Yaitu dimana Tuhan mengetakan:

‫ �ا�ل�ذ�ي‬،٬ ‫ �ا�ق�ر�أ �و�ر�ب�ك �ا�ل�أ�ك�ر�م‬،٬ ‫ �خ�ل�ق �ا�ل�إ�ن�س�ا�ن �م�ن �ع�ل�ق‬،٬ ‫�ا�ق�ر�أ �ب�ا�س�م �ر�ب�ك �ا�ل�ذ�ي �خ�ل�ق‬
‫ �ع�ل�م �ا�ل�إ�ن�س�ا�ن �م�ا �ل�م �ي�ع�ل�م‬،٬ ‫�ع�ل�م �ب�ا�ل�ق�ل�م‬

"Bacalah dengan Nama Tuhanmu yang mencipta, mencipta manusia dari segumpal
darah. Bacalal dan Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar dengan pena,
mengajar manusia apa-apa yang tidak diketahuinya."

Dengan semua penjelasn itu, maka dapat dikatakan bahwa apapun penjelasan yang
mengarah kepada penulisan takdir, adalah penafsiran yang memaksa, baik diambil dari
lahiriah hadits atau apalagi dari ayat (karena memang tidak ada ayatnya).

Jadi, pena Tuhan dalam ayat tersebut, dapat dengan jelas dipahami adalah untuk
mengajar manusia apa-apa yang tidak diketahuinya. Misalnya, hidayah, syariat dan
apapun yang bermamfaat bagi kemajuan manusia.

Karena itu, maka penafsiran ke arah penulisan takdir dan nasib manusia, merupakan
penafsiran yang keluar dari kaidah tafsir, lahiriah Qur an dan memaksakan urkun imam
yang dirumuskan Asy'ari hingga menjadikannya rukun iman yang ke enam itu.

Jawaban Soal:
Apapun qalam itu, bukanlah penentu takdir/nasib manusia karena akan membuat
sia2nya syariat Tuhan dan surga-nerakanya. Dan qalam itu, bisa ditafsirkan pula dengan
malaikat yang dijadikan Tuhan sebagai perantaraNya untuk mengajar manusia seperti
malaikat Jibril as, atau malaikat tersendiri.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     52  
 
 
53   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Rizaly Dahlan:
takdir itu ada 2 : muallaq dan mubram, takdir itu sudah ditentukan secara garis
besarnya dan dapat berubah tergantung usaha dan doa, juga sedekah

Sinar Agama:
Rizali:
Antum mau lari keman, tetap saja takdir ini tidak ada. Karena akalau ada orang yang
mau tetap melakukan yang mu'allah trus sispa yang bertanggung jawab???

Misalnya ada orang ditakdirkan mua'aalq bahwa ia akan berzina oleh Tuhan, artinya dia
bisa merubahnya kalau dia mau dalam arti berusaha dan berdoa. tetapi dia tidak mau,
lalu siapa yang bertanggung jawab pada zinanya?

Kalau dia nanti ditanya malaikat:

"Mengapa kamu berzina?"

Dia akan menjawab:

"Karena sudah ditentukan Tuhan"

Kalau ketentuannya mubram/pasti, malaikat akan berkata:

"Ok, kalau begitu kamu ke surga, karena kamu hanya melakukan ketentuanNya"

Sampai disini, hasil tanya jawab itu, sudah bertentangan dengan Islam, karena penzina
adalah dosa dan akan disiksa.

Tapi kalau ketentuannya itu tidak mubram/pasti, alias bisa dirubah dengan usaha dan
doa, maka malaikat akan bertanya:

"Kan ketentuannya tidak mubram dan kamu bisa berusaha dan berdoa untuk tidak zina
kan???"

Dia akan menjawab:

"Yah .. malaikat, ana lebih senang melakukan yang telah ditentukanNya. Kalau Tuhan
marah padaku karena aku melakukan ketentuanNya ini, maka mengapa Ia tidak marah
pada DiriNya yang menentukanku seperti itu? Lagi pula, kalau aku tidak ditentukan
berusaha dan berdoa olehNya, maka bagaimana aku bisa berusaha dan berdoa??"

Malaikat akan menjawab:

"Bener juga kamu, ok, silahkan masuk surga"

Dari hasil ilustrasi yang sangat mungkin dan merupakan konsekwensi dari keyakinan
pada ketantuan takdir baik-buruk dari Tuhan yang diartikan ketentuan nasib seperti di
Masehi dan Budha ini, hasilnya akan menggambarkan masuknya semua pendosa ke
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     53  
 
 
54   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
surga dan, hal ini jelas bertentangan dengan ajaran agama Islam. Karena itu, keyakinan
ini dimana dipasang hanya oleh satu orang yang bernama Asy'ari ini, yang diikuti
mayoritas muslimin sampai ke wahabinya ini, harus dipikirkan lagi dan sudah
semestinya ia untuk dipertimbangkan kembali sebagai kepercayaan,

Kemudian, perkataan bahwa kita ini sudah ditentukan secara garis besarnya saja,
sangat bertentangan dengan dalil-dalil yang menjadi acuan dari pemasangan keimanan
pada takdir baik-buruk dari Tuhan ini dimana salah satu dalil ayatnya adalah tentang
kitab lauhu al-mahfuuzh yang jangankan detail-detail perbuatan manusia, daun kering
yang jatuh juga sudah ditentukan olehNya.

Asal masalah:
Saya sudah sering menjelaskan bahwa lahiriah2 Naql yang seperti menjurus ke
ketentuan nasib ini, sebenarnya dipaksakan oleh orang seperti Asy'ari dan
sebangsaanya. Hal itu disebabkan ketika pahamannya terhadap Naql tersebut (Qur an-
Hadits) ini salah. Dan kesalahan ini, memang sudah dihembuskan sejak2 awal, seperti
oleh Umar ketika ia lari perang Uhud ketika ditanya wanita2 madinah mengapa ia lari
meninggalkan Nabi saww di medan tempur sendirian, iapun berkata "Karena takdir
Allah".

Begitu pula penghembusan2 ini diterus teruskan oleh bani Umayyah yang membuat
keraaan dalam Islam dan membuat berbagai peperangan dan pembunuhan demi
kekuasaan dimana cucunda Nabi saww seperti imam Hasan as diracunnya, imam Husain
as dibantainya hingga kepalanya yang sudah dipisahkan dari badannyai tu dijadikan
mainan bahkan di pesta kemenangannya yazib bin mu'awiyyah, imam Ali bin Husan bin
Ali bin Abi Thaalib as juga dibunuhnya ......... dst. Penghembusan ini, tidak lain hanya
untuk mengokohkan kerajaannya. Karena itu mereka mengakatakan bahwa kekuasaan
yang ada di tangan mereka itu adalah takdir mereka dari Allah, dan derita muslimin
yang diderita karena mereka itu, juga merupakan takdir kaum muslimin itu sendiri dari
Allah. Artinya, tidak ada satu orangpun yang berhak protes dan apalagi revolusi
terhadap kekuasaan mereka dengan alasan apapun, karena semuanya itu sudah sesuai
dengan yang ditakdirkan Tuhan.

Kunci Pemecahan:
Saya juga sering mengatakan bahwa konci masalahnya untuk memecahkan masalah ini,
adalah dengan melihat:

1- Tidak ada di Qur an yang mengajarkan seperti itu. Justru Tuhan mengatakan bahwa
satu atom saja perbuatan baik dan buruk itu, akan dihisab. Disini, Tuhan tidak
mengatakan "Siapa yang dibuat Tuhan berbuat satu atom kebaikan/keburukan, maka ia
akan melihatnya -dimintai tanggung jawab", akan tetapi Tuhan mengatakan (secara
maksud): "Siapa yang berbuat satu atom kebaikan dan keburukan, maka ia akan
melihatnya -dimintai tanggung jawab".

Jadi, ayat ini dengan tegas menolkan kepercayaan kepada ketentuan nasib mansuia itu.
Dan, kepercayaan ini, tidak bisa dipoles dengan berusaha dan doa, karena keduanya
memerlukan kepada takdir juga. Belum lagi takdir tentang diterima atau tidaknya doa
tersebut, dan takdir sukses tidak-nya usaha tersebut.
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     54  
 
 
55   Kupas  Tuntas  Takdir  
 

2- Kalau kita perhatikan tentang ayat yang menerangkan tentang kitab luahu al-
mahfuuzh, maka kita tahu bahwa ia adalah kitab ilmu, bukan kitab ketentuan. Allah
dalam QS: 6: 59, berfirman

ٍ‫�وَ�عِ�نْ�دَ�هُ �مَ�فَ�ا�تِ�حُ �ا�لْ�غَ�يْ�بِ �لَ�ا �يَ�عْ�لَ�مُ�هَ�ا �إِ�لَّ�ا �هُ�وَ �وَ�يَ�عْ�لَ�مُ �مَ�ا �فِ�ي �ا�لْ�بَ�رِّ �وَ�ا�لْ�بَ�حْ ِ�ر �وَ�مَ�ا �تَ�سْ�قُ�طُ �مِ�نْ �وَ�رَ�قَ�ة‬
‫�بَ�ةٍ �فِ�ي �ظُ�لُ�مَ�ا�تِ �ا�لْ�أَ�رْ�ضِ �وَ�لَ�ا �رَ�طْ�بٍ �وَ�لَ�ا �يَ�ا�بِ�سٍ �إِ�لَّ�ا �فِ�ي �كِ�تَ�ا�ب‬ ّ َ‫ٍ �مُ�بِ�ي�نٍ�إِ�لَّ�ا �يَ�عْ�لَ�مُ�هَ�ا �وَ�لَ�ا �ح‬

"Dan Ia -Tuhan- memiliki kunci2 keghaiban yang tidak diketahuinya kecuali DiriNya
sendiri. Dan Ia tahu apa-apa yang ada di daratan dan lautan dan tidak jatuh dari sebuah
daun kecuali Ia mengetahuinya, dan tidak satu bijipun di malamnya bumi dan tidak
yang basaah dan tidak yang kering, kecuali ada di dalam kitab yang jelas/agung (lauhu
al-mahfuuzh)."

Nah, kalau kita tidak teliti karena sudah diwarisi keharusan beriman pada takdir Tuhan
itu, maka potongan ayat terakhir di atas itu "....kecuali ada di kitab yang jelas/agung",
akan dimaknait dengan:

".....KECUALI SUDAH DITULIS DI KITAB YANG AGUNG" , atau:

".......KECUALI SUDAH DITENTUKAN/DITAKDIRKAN DI KITAB YANG AGUNG."

Padahal, kalau kita mengosongkan diri dulu dari segala pahaman2 yang diwariskan
turun temurun itu, maka kita akan jelas melihat permasalah di ayat tersebut dan akan
dengan mudah bahwa yang dimaksudkan dengan Kitab yang Jelas atau agung itu,
adalah kunci2 keghaiban atau yang mengetahui apa saja yang sudah terjadi, sedang
terjadi dan akan terjadi. JADI, KITAB YANG JELAS/AGUNG ITU, ADALAH KITAB YANG
MENGETAHUI SEMUA KEJADIAN TERMASUK PILIHAN2 DAN IKHTIAR2 MANUSIA
SAMPAI KEPADA USAHA DAN DOANYA ...DST SAMPAI KEPADA MASUK SURGA DAN
NERAKANYA.

3- Dengan penjelasan2 di atas itu, maka kalaulah ada nagl yang menyebutkan takdir
mubram dan tidak ini, dapat dipahami dengan tanpa harus menentang ayat-ayat dan
riwayat-ayat serta akal yang gamblang. Yaitu dengan mengatakan bahwa yang
dimaksudkan adalah ilmu. Yakni ilmu pasti dan tidak pasti. Artinya, di tingkatakan ilmu
yang berada di tingkatan qadha dan qadr, yaitu yang diemban oleh para malaikat yang
berada di tingkatan ini, ilmu mereka tentang pilihan dan hasil2 konsekwensinya, sudah
diketahui oleh malaikat. Misalnya sebagiannya sudah diketahui bahwa si fulan yang
memilih zina dengan ikhtiarnya itu, mmk mustahil bertaubat karena ini dan itu, tetapi si
fulan yang lain itu yang juga memilih zina dengan ikhtiarnya sendiri itu, ia akan taubat
karena ini dan itu. Itulah mengapa Tuhan di ayat yang lain mengatakan bahwa:

"Ia -Tuhan- menghapus yang dikehendaki dan menetapkan" (QS: 13: 39).

Artinya, yang tadinya diketahui zina dengan ikhtiarnya sendiri dan tidak akan bertaubat
dengan ikhtiarnya sendiri juga, maka dosa dan ketentuan masuk nerakanya akan ditulis
untuknya dan apa-apa yang ditulis untuknya ini, akan ditetapkan selamanya
(mubaram/pasti). Sedang yang akan bertaubat dengan ikhtiarnya sendiri, maka dosanya
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     55  
 
 
56   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
dan ketantuan masuk nerakanya, akan digantungkan dulu (mu'allaq) dan kalau nanti
sudah taubat, dosa dan ketentuan masuk nerakanya itu, akan dihapus dengan perintah
dan ijinNya (menghapus yang dikehendaki).

Pemahaman seperti ini, dapat diambil dari berbagai keterangan Qur an, hadits2 dan akal
gamblang dan, sudah tentu pemahaman seperti ini, tidak bertentangan dengan ajaran
agama itu sendiri. Karena sekali lagi, kalau semuanya sudah ditentukan, maka buat apa
diturunkan agama dan kewajiban menaatinya?

Penutup:
Rinciannya, coba tinjau sekali lagi apa-apa yang sudah kami tulis di catatan yang ada di
fb ini. wassalam.

Wassalam

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     56  
 
 
57   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Muke Lho Jauh :

Ustadz Mohon bertanya..


1 - APakah potensi yang dimiliki Manusia itu berbeda - beda?
2 - Apakah Potensi yang dimiliki manusia itu ada dr lahir atau sebelum Lahir? (misal :
Gen ortunya Baik/buruk,hasil zinah... dan seterusnya )
3 - Potensi Manusia " Suci Jelas Memang Sangat Memiliki Potensi dr Sgala Pandang
Sudut walau Sangat Berat Perjuanganya,Pertanyaanya Bgmn Manusia'' selain Manusia
Suci mungkin Perjuanganya Sangat Sulit?..
Mohon Pencerahanya Ustadz..
Wassalam

Sinar Agama :

Muke:

1- Potensi manusia itu jalas memiliki perbadaan. Akan tetapi perbedaan-perbadaan ini
adalah kesempurnaan dari manusia itu secara majemuk dan, yang paling penting adalah
tidak menjadikan pemiliknya terditerminis oleh potensinya tersebut . Misalnya, orang
buta, tidak dideterminis oleh keadaannya itu hingga, misalnya, boleh membunuh, boleh
berzina, boleh tidak belajar, boleh tidak takwa ,dst. Jadi, apapun potensi yang dimiliki
manusia, baik genetiknya, sel-sel keturunannya yang sering menularkan sifat orang
tuanya ke anaknya, kaya miskinnya, normal tidak-nya, dan seterusnya semua ini, tidak
menjadi pendeterminis atau pemajbur atau pemaksa bagi kehidupan manusia hingga
ikhtiarnya menjadi tidak berfungsi. Tidak demikian.

Yang akan membedakan mereka dari perbedaan potensi itu, bukan di tugasnya masing-
masing yang sama-sama wajib menjadi insan kamil atau takwa, tetapi hanya di bentuk
ujian yang dihadapinya dan, sudah tentu di pahalanya.

Misalnya, orang buta yang belajar Qur an dan menghafat satu surat, akan lebih besar
pahalanya dari orang yang melihat yang belajar Qur an dan hafat satu surat. Anak yang
bergenetik agak bodoh yang belajar ulet dan dpt memahami makna bismillah -misalnya-
akan lebih besar pahalanya dari orang yang bergenitik cerdas dan belajar hingga paham
makna bismillah.

Semua penjalasan ini, sebenarnya merupakan ulangan dari berbagai tulisan-tulisan


sebelumnya.

2- Manusia suci itupun sama dilihat dari potensi ini. Yakni tidak keluar dari sunnatullah
yang ada pada al-kaun atau ciptaanNya ini. Beda mereka dengan kita adalah, kalau
mereka mengaplikasikan semua yang mereka ketahui hingga mereka mencapai derajat
maksum, sedang kita dari kecil sudah terbiasa melanggar yang kita tahu hingga ya ...
beginilah jadinya, ruwet dan semrawut dilihat dari sisi kejiawaan, kepribadian dan
bahkan sosial. semoga Tuhan sudi memaafkan kita semua.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     57  
 
 
58   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Doni Handoyo:

Salam Ustad, apakah POTENSI (kaya, pintar, sukses dll) yang ada pada orang-orang
yang terbelakang mental (idiot) itu sama dengan yang normal? Kalo tidak sama, bgm
kaitannya dengan Adalah Ilahi ?

Sang Pencinta :

http://www.facebook.com/notes/sinar-agama/ikhtiar-selalu-ada-walau-terpaksa-seri-
tanya-jawab-mata-jiwa-dg-sinar-agama/470084409668779

http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/342957315749071/

http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/379040995474036/

Sinar Agama :

Salam dan trims pertanyaannya:

Saya hanya ingin menambahkan dari yang dinukilkan Pencinta dan, sudah tentu sebagai
ringkasan dari yang sudah2.

Bhw jangankan kekurangnormalannya, kelahirannya sendiri tidak ada hubungannya


dengan ketentuan Tuhan. Karena Tuhan hanya mengijinkan ikhtiar dari ayah ibunya.
Karena itu, dalam hal kelahirannya dan apapun potensi yang dibawanya, tidak ada
hubungannya dengan ketentuan Tuhan karena Tuhan tidak pernah menentukannya.

Sehubungan dengan keAdilanNya, maka dari semua perbedaan potensi yang merupakan
akibat dari ikhtiar orang tua dan lingkungannya itu dimana bukan merupakan tanggung
jawab Tuhanpun, akan tetapi:

1- Tidak menghambat tercapainya insan kamil dengan usaha-usaha yang sesuai dengan
keadaannya masing-masing.

2- Perbedaan potensi itu hanya mengakibatkan perbedaan bentuk usaha, kadar usaha
dan kadar ujian yang dihadapinya.

3- Perbedaan usaha yang disebabkan oleh perbedaan potensi itu, akan menyebabkan
perbedaan pahala dan ampunan yang diberikanNya.

4- Ampunan yang sangat besar juga akan diberikan kepada yang begitu udzur tetapi
begitu berusaha dengan gigihnya.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     58  
 
 
59   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
5- Bagi yang sama sekali tidak dapat meraih insan kamil, artinya mustahil karena
begitu hebatnya efek samping dari ikhtiar orang tua atau lingkungan sosial dan
alamnya, seperti idiot, maka akan diberikan pahala yang besar olehNya, i-Allah.

Dengan semua itu, dapat dipahami bahwa sekalipun musibah kelahiran itu bukan
tanggung jawabNya, akan tetapi Ia tetap merahmati siapapun hamba2Nya yang terkena
efek samping ikhtiar keluarga dan lingkungannya tsb. Jadi, hal ini, tidak lagi hanya
disebut Adil, akan tetapi bahkan sebagai Rahmat dan Kasih SayangNya.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     59  
 
 
60   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Sang Pecinta:
Salah, salah satu penyebab kemunduran Islam adalah tersebarnya dan
diikutinya doktrin Al-Asysyari, hal ini berari ia menanggung beban yang luar
biasa. yang jadi pertanyaannya adalah apakah muslimin yang secara tidak
sengaja mengikuti dan mengamalkan doktrinnya tersebut ikut menanggung
beban sehingga Islam di mayoritas belahan bumi mengalami kemunduran?

Top of Form
Sinar Agama:
Salam dan trims pertanyaannya:

(1). Yang saya pahami dari pertanyaan antum itu adalah berfokus pada keimanan ke 6
konsep Asy'ariyyah, yaitu yang beriman kepada takdir baik-buruk dari Tuhan. Kalau
benar ini maksud antum, maka jawabannya sebagai berikut ini.
(2). Walaupun saya juga tidak habis mengerti, mengapa keyakinan yang sama dengan
agama Hindu, Kristen dan agama2 lain itu, dan juga sangat bertentangan dengan akal
sederhana itu, bisa dijadikan konsep oleh Asy'ari itu dan dijadikan sebagai rukun iman,
dan lebih dari itu, bisa dipercayai oleh kebanyakan muslimin dunia, apakah mereka
sunni atau wahabi, akan tetapi untuk masalah-masalah akhiratnya, bisa dikatakan
bahwa setidaknya ada dua golongan. Kalau hatinya tidak merasa aneh dengan
keyakinan itu, bahwa semua apa yang akan terjadi pada setiap orang sudah ditentukan
Tuhan, baik baiknya atau buruknya, baik rejeki atau umur atau jodohnya, maka bisa
saja mendapat ampunan akhirat. Tetapi kalau ada perasaan aneh dan tidak mencari
kebenarannya, maka sangat mungkin tidak akan dimaafkan Allah. Kalau ada perasaaan
aneh dan sudah mencari obatnya, akan tetapi belum ketemu karena belum bertemu
dengan yang bisa mengobatinya, sampai ia menemui ajalnya, maka sangat mungkin
akan dimaafkan Allah. Ini untuk akhiratnya.
‎(3). Akan tetapi untuk dunianya, maka efek2 itu sudah pasti ada.Karena itu, mereka
selalu bersembunyi di balik kegelapan takdir ini. Kalau gagal berusaha, langsung Tuhan
yang dijadikan tempat berlapang dada. Kalau kawinnya tidak jadi dengan pilihannya,
maka langsung pula takdir ini yang dijadikan penenang dirinya. Begitu pula kalau sudah
hati2 tapi masih kecelakaan. Walhasil, semua pekerjaan baik itu baiknya atau buruknya,
semua menjadikan takdir ini sebagai tempt teduhan yang nayman bagi mereka.
‎(4). Takdir ini memang merupakan kesalahan sejak jaman Nabi saww sendiri. Ketika
Umar lari dari perang Uhud dan meninggalkan Nabi saww bersama shahabat2 setianya,
ketika umar sudah sampai di pintu masuk kota Madinah dimana para wanita menunggu
kembalinya Nabi saww dari medan perang dengan kemendangan, para wanita itu
terkejut lalu meneriaki umar: "Hai Umar mengapa kamu lari dan meninggalkan Nabi
saww?" Umar menjawab: "Ini adalah takdir Allah."
Lihat Terjemahan
(5). Imam Ali as sendiri, tidak pernah berhenti menerangkan kesalahan pemahaman ini.
Suatu hari beliau as duduk berteduh di bawah tembok bangunan. Setelah beliau as
sadar bahwa tembok itu miring, maka beliau as pindah tempat. Lalu ada yang bertanya
pada beliau as: "Hai Ali, mengapa kamu pindah dari tempatmu?" Imam menjawab:
"Karna bangunan ini bisa roboh." Orang berkata: "Hai Ali, seandainya kamu tidak
ditentukan mati disini, maka sekalipun kamu tidak pindah, maka kamu tidak akan mati
disini. Tetapi kalau ditentukan mati disini, maka sekalipun pindah tempat, tetap akan
mati disni." Lalu imam Ali as menjelaskan kesalhan orang itu. Lalu setelah itu beliau as
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     60  
 
 
61   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
memakaai cara debat (mengembalikan masalah) kepada orang itu dengan berkata:
"Kalau kamu percaya takdir, mestinya kamu tidak bertanya mengapa aku pindah,
karena kepindahanku ini juga pasti karena takdir."
Penutup:

Kalau di Syi'ah, maka jelas semua hal di atas itu ditolak mutlak. Karena itu di dalam
Dasar Agama/Din (ushululldin) atau akidah Syi'ah, ada yang namanya keAdilan Tuhan.
Karena takdir seperti di atas itu jelas menunjukkan bahwa Tuhan itu tidak adil.
Bagaimana mungkin dikatakan Adil, pada Ia menentukan jodoh manusia sementara
menyuruhnya manusia mencari jodoh yang baik; menyuruh manusia mencari rejeki dan
mengecam yang mala, sementara ia sudah menentukan rejeki yang rajin dan yang
malas itu; menyuruh menjaga kesihatan, silaturrahim supaya panjang umur dan
merangsang manusia mati syahid, sementara Ia sudah menentukan matinya karena aid,
rokok, tabrakan ...dst.....

Selain Syi'ah tetalh salah memhami ayat tentang lauhu al-mahfuzh itu. Mereka mengira
bahwa kitab itu adalah kitab ketentuan atau takdir Allah, padahal ia adalah kitab ilmu
dan kunci ilmu ghaib. Allah berfirman di QS: 6: 59:

ٍ‫�وَ�عِ�نْ�دَ�هُ �مَ�فَ�ا�تِ�حُ �ا�لْ�غَ�يْ�بِ �لَ�ا �يَ�عْ�لَ�مُ�هَ�ا �إِ�لَّ�ا �هُ�وَ �وَ�يَ�عْ�لَ�مُ �مَ�ا �فِ�ي �ا�لْ�بَ�رِّ �وَ�ا�لْ�بَ�حْ�رِ �وَ�مَ�ا �تَ�سْ�قُ�طُ �مِ�نْ �وَ�رَ�قَ�ة‬
‫َ�ا �يَ�ا�بِ�سٍ �إِ�لَّ�ا �فِ�ي �كِ�تَ�ا�بٍ �مُ�بِ�ي�نٍ�إِ�لَّ�ا �يَ�عْ�لَ�مُ�هَ�ا َ�و�لَ�ا �حَ�بَّ�ةٍ �فِ�ي �ظُ�لُ�مَ�ا�تِ �ا�لْ�أَ�رْ�ضِ �وَ�لَ�ا �رَ�طْ�بٍ �وَ�ل‬

"Dan disisiNya kunci2 keghaiban (ilmu ghaib) yang tidak ada yang mengetahuina kecuali
Dia. Dan Dia mengetahui apa-apa yang di daratan dan lautan, dan tidak jatuh selembar
daunpun kecuali Ia mengetahuinya, dan begitu pula tidak jatuh sebijipun di malam
gelapnya bumi kecuali Ia mengetahuinya, dan tidaklah yang basah atau kering, kecuali
semuanya ada di kitab yang agung (lauhu al-mahfuzh).

Dengan demikian, kalau kita perhatikan ayat yang sering dijadikan dalil takdir ini, maka
benar-benar mereka telah salah memaknainya. Bahkan memaknai dengan makna yang
bertentangan dengan ayat-ayat lainnya, seperti perintah takwa, atau perintah syahid,
atau perintah amal shalih atau ayat yang mengatakan akan mencatat amal manusia
walau sebiji atom ...dst .. dimana jelas menunjukkan bahwa manusia yang beramal,
bukan diperamalkannya (dibuat beramal). Karena jelas, bahwa ayat ini, yang
menjelaskan tentang kitab lauhu al-mahfuzh ini, menerangkan bahwa kitab tsb adalah
kunci keghaiban ilmu Tuhan. Yakni bahwa ilmuNya tidak memiliki batasan. Tahu apa
yang telah terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan terjadi.

karena itulah, maka orang-orang Syi’ah tidak pernah berputus asa dan berusaha dengan
gigih dalam hidup ini. Tidak seperti golongan2 yang percaya takdir yang paling
maksimal mengatakan: “Kami berusaha dan Tuhan yang akan menentukan.” Karena
usaha ini jelas basa basi, karena berntentangan dengan akidahnya yang sudah meyakini
ditentukan Tuhan. Tetapi kalau orang syi’ah, merasa bahwa uasahanya itu memang
benar-benar sesuai dengan keyakinannya karena Tuhan tidak menentukan nasihnya,
tapi hanya tahu apapun yang akan dipilihnya dan hasil akhirnya. Tetapi
pengetahuanNya itu jelas bukan ketentuanNya. Beda kedua hal sebegitu jelasnya,
sejelas bedanya siang dan malam.
Wassalam
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     61  
 
 
62   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Muhammad Dudi Hari Saputra:
Salam ustad,, mohon dijelaskan ustad mengenai perbedaan pandangan
Tauhid antara Asyari'ah,muta'zilah dan syi'ah 12 imam??sy pernah membaca
pandangan tauhid menurut ayatollah shaheed muthahhari,, bahwaa Syi'ah
memiliki pandangannya sendiri mengenai Tauhid (zat,Sifat,Af'al dan
Ibadah)...syukron

Sinar Agama :
SAlam dan trims pertanyaannya:

(1). Beda tauhid syi'ah dan sunni itu terletak dalam bagaimana menjabarkan Tuhan,
seperti:

(a). Di sunni dikatakan bahwa Tuhan memiliki Sifat-sifat, baik zatiyah atau fi'liyyah, yang
berbeda dengan ZatNya. Sifat zatiyahNya atau Sifat DasarNya ada 20 dan Sifat-sifat
lainnya bersumber kepaad sifat ini. Atau sunni yang tidak terlalu alim dan pandai
mengitab, sering menganggap bahwa semua sifat-sifat yang 99 itu berposisi sama
(tanpa pembagian). Intinya, Sifat-sifat Tuhan itu berbeda dengan ZatNya.

Tapi kalau di syi'ah, Sifat-sifat Zat itu Sama persis dengan ZatNya dan tidak ada
perbedaan kecuali dia kepahaman kita saja. Tapi di hakikat nyataNya, Zat dan SifatNya
itu adalah sama. Jadi, HidupNya itu adalah Allah itu sendiri. Begitu pula IlmuNya,
KuasaNya, ...dst dari sifat-sifat ZatNya.

Tapi Sifat-sifat Fi'liyyahNya itu, bukan ZatNya, tetapi bersumber pada Sifat ZatNya. Dan
ketika sudah dikembalikan pada Sifat ZatNya, barulah disamakan dengan ZatNya.

Jadi, Tuhan di sunni memiliki rangkapan, yaitu rangkapan dari Zat dan Sifat, tetapi di
syi'ah tidak memiliki rangkapan apapun, baik dari Zat dan SifatNya.

‎(b). Tuhan di sunni bisa dilihat dengan mata di surga atau akhirat. Tetapi di Syi'ah,
Tuhan itu tidak bisa dilihat dengan mata dimanapun saja. Karena kalau dilihat dengan
mata, maka Tuhan akan menjadi materi (karena materi yang bisa dilihat dengan mata),
dan akan menjadi bertempat (seperti surga atau depan mata), dan akan menjadi terikat
(dengan surga dan depan mata), dan memerlukan sinar (baik dari dalam DiriNya atau
dari luas seperti lampu surga), dan menyalahi Qur an-Nya (yang berkata kepada nabi
Musa as bahwa beliau as "tidak akan pernah melihatNya."), ..... dst ,... dari konsekwensi
melihat itu hingga akan menjadikanNya benda yang terbatas dan memerlukan kepada
makhlukNya sendiri seperti surga, depan, sinar ... dll.

‎(c). Tuhan di sunni, telah menentukan takdir nasib manusia yang bermakna nasib,
bukan yang bermakna seperti memiliki dua tangan dan kaki, dan dua mata, kepala di
atas, berjalan dengan dua kaki, memiliki perut, kepala, telinga ...dst dari ketentuan2
bentuk manusia. Tetapi berupa ketentuan nasibnya seperti muslim tidaknya, takwa
tidaknya, kaya tidaknya, kawin tidaknya, kawin dengan is fulanah tidaknya, mati
tidaknya, mati umur sekiannya, ......dst. Karena itu dalam akidah sunni ada point "iman
pada takdir baik atau buruk"
Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     62  
 
 
63   Kupas  Tuntas  Takdir  
 

Tapi Tuhan di syi'ah tidak menentukan semua itu. Karena itu dalam akidah syi'ah apa
point keAdilan Tuhan.

‎(d). Tuhan di sunni, tidak menentukan pengganti Nabi saww dari orang maksum, tetapi
di syi'ah mesti (bc: seyogyanya) menentkan karena kalau tidak ada maksum, maka jalan
lurus tidak bakalan terwujud, karena jalan lurus itu adalah jalan Islam yang tidak salah
sedikitetapiun (wa laa al-dhaallin), baik secara ilmu dan amal. Jadi, jalan lurus itu adalah
ilmu Islam yang lengkap 100% dan benar 100% serta diamalkan 100%.

‎(e). Kalau Tuhan di wahabi (bukan sunni yang mengikuti Asy'ari dan Mu'tazilah), maka
lebih parah lagi. Krena kalau di sunni menjabarkan Tuhan dengan yang memiliki
konsekwensi kebendaan dan materi, tetapi kalau di wahabi jelas dikatakan sebagai
materi dan dilarang keras mengatakan bahwa Tuhan itu bukan materi. Di wahabi
dilarang keras mengatakan bahwa Tuhan itu bukan sekalipun juga melarang
mengatakan materi. Tetapi dalam banyak penjelasan mereka maka jelas itu materi
sekalipun tidak mengatakan materi. Seperti bahwa Tuhan turun dari langit ke langit2
bumi setiap sepertiga akhir malam, seperti turunnya dirinya -Ibnu Taimiyyah- yang
turun dari mimbarnya. Karena Ibnu Timiyyah mencontohkan turunya Tuhan dari langit
itu dengan turunnya dirinya dari mimbar. Dan mereka jelas juga mengatakan bahwa
Tuhan itu lebih besar empat dari dari 'Arsy yang didudukinya. Walhasil, ajaran wahabi
ini yang paling kacau di dunia Islam, tentu saja disamping haus pembid'ahan,
pemusyrikan dan darah kaum muslimin. Walasil, mereka sudah merasa ada di akhirat
dan yang lainnya di neraga dan tiang gantungan atau ledakan bom2 mereka.
‎(f). Tuhan di sunni menurunkan agama yang tidak bisa dilaksanakan oleh manusia
manapun kecuali Nabi saww. Karena itu yang maksum di sunni hanya Nabi saww. Kalau
di wahabi lebih parah lagi, karena kemaksuman Nabi saww itu hanya dalam
menyampaikan agama. Lah ... kalau begitu rubah makna hadits itu dong. Kan hadits itu
ukuran agama setelaeh Qur an, sementara hadits itu adalah semua pembicaraan Nabi
saww dan perbuatan beliau saww serta taqrir (persetujuan beliau saww). Karena kalau
Nabi saww itu hanya maksum di penyampaian agama seperti ceramah agama, maka
sudah jelas tidak termasuk semua pembicaraan apalagi perbuatan dan taqrir beliau
saww. Karena itu, karena selain penyampaian agama beliau saww itu tidak maksum,
maka tidak boleh dijadikan sandaran setelah Qur an.

Tetapi kalau Tuhan di syi'ah menurunkan agama yang pasti bisa dilakukan oleh manusia
manapun, hingga karena itu, maka siapapun bisa maksum. Karena maksum itu adalah
melakuakan semua perinth dan tidak melakukan dosa apapun. Nah, ketika agama
Tuhan itu bisa dilakukan, dan manusia melakukannya, maka sudah pasti tidak ada dosa
baginya dan, karena itulah ia akan mencapai derajat maksum itu. Tetapi kalau
manusianya yang tidak mau, maka sudah pasti ia tidak akan sampai ke maksum.
Karena pengganti Nabi saww itu yang menjaga jalan Islam 100% itu, maka ia harus
maksum. Karena itulah Tuhan memilih pengganti NabiNya saww dari orng yang Ia
ketahui suci dari dosa, yaitu yang dikenal dengan Ahlulbait as.

‎(2). Tentu saja disamping perbedaan yang ada itu, ada jug kesamaan2 tentang
penjaran Tuhan di syi'ah dan sunni itu.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     63  
 
 
64   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Penutup:

Rinciannya bisa merujuk ke catatan2 yang berserak alfakir, atau buku2 yang sudah
tersedia. wassalam.
Endro Grantung:
‎@dian asmoro: anda akan menjumpai hal-hal yang menyakitkan dari ustadz yang lebih
kejam dari pada setan ini...pikiran anda akan di cuci sebersih2nya dari kepala anda, shg
kepala anda jd tak punya otak..taubatlah wahai pak ustadz.

Sinar Agama :
Endro: Kalau kamu hanya mein tuduh dan ngaku2, ya .. enak betul. Tetapi hasilnya,
kebenaranmu itu hanya kebenaran ngaku2, bukan kebenaran agama. Nah, kalau aku
salah menukil sunni itu, monggo silahkan gugat dengan bukti, jangan dengan dakwaan.
Kalau cuma mendakwa ma ... semua orang bisa. Tetapi kalau kamu minta ke saya
berapa tafsir dan apa saja di sunni yang telah mengatakan bahwa yang bermuka
masam itu adalah Nabi saww, maka i-Allah akan saya berikan.
Maaf, koment saya ke Endro itu salah pilih contoh. Karena campur aduk dengan diskusi
tentang bermuka masamnya Nabi di pertanyaan sebelum ini yang ditanyakanoleh Beni
Aris.

Tetapi intinya sama saja, yakni selain contoh bermuka masamnya Nabi saww di sunni
itu. Walhasil, semua yang ditulis tentang perbedaan tentang penjabaran tentang Tuhan
di syi'ah dan sunni itu sudah sesuai dengan kenyatannya. Dan kalau si Endro ini ingin
tahu sumbernya, maka saya akan memberikannya dengan mudah i-Allah.
Wassalam

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     64  
 
 
65   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Anggelia Sulqani Zahra:

Ustad ...Mohon Penjelasannya tentang ayat ini:Artinya: Allah menghapus apa yang Dia
kehendaki dan menentukan (apa yang Dia mau). Dan di sisi-Nya terdapat Ummul
Kitab.seakan telah terjadi perubahan pada ilmu / pengetahuan Allah' terima kasih atas
pencerahannya ustad...

Sinar Agama:

Salam dan trims pertanyaannya:

(1). Kan sudah dijelaskan bahwa ummu al-kitab itu adalah kitab lauhu al-mahfuuzh. Dan
kitab lauhu al-mahfuuzh itu adalah kitab ilmu, bukan ketentuan nasib bagi manusia.
Jadi, ia adalahmaqam ilmu tentang jagad raya ini dan untuk hal-hal yang berkenaan
dengan apa-apa yang akan terjadi pada pekerjaan-pekerjaan manusia, berupa
ketentuan akan keikhtiaran manusia dan berupa ilmu terhadap apa-apa yang akan
dipilih sendiri oleh manusia.

(2). Dan sudah sering diterangkan pula bahwa di bawah lauhu al-mahfuuzh itu adalah
alam-barzakh atau alam qadha dan qadar dalam istilah Kalam dan filsafat yang diambil
dari ayat-ayat Qur an. Kitab Lauhu al-mahfuuzh itu adalah Akal-akhir dan kitab Qadha
dan Qadr ini adalah alam Barzakh.

(3). Alam Barzakh, dimana malaikat-malaikat-nya beraneka ragam, sudah jelas terdapat
berbagai ragam dan corak yang , diantaranya adalah ilmu yang beraneka ragam. tetapi
kalau di akal-akhir (lauhu al-mahfuuzh) tidak terdapat warna warni atau corak corai,
karena disana adalah sederhana tanpa rangkapan. Karena itu, ia tidak pernah
mengalami perubahan dimana termasuk maqam ilmu di lahuhu al-mahfuuzh ini.

Beda dengan ilmu yang di bawahnya yang di barzakh. Dan salah satu dari carak corai
itu, adalah perubahan dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Misalnya, ketika nabi Isa as
mengabarkan kepada murid2nya bahwa tukang yang dilihat mereka itu akan mati esok
hari, beliau as menceritakan ilmu yang di maqam barzakh ini. Karena itu, bisa terjadi
perubahan dan, ternyata orang itu memang tidak mati esok harinya. Ketika nabi Isa as
bertanya kepada Tuhan, maka Tuhan mengabarkan bahwa tukang pencari kayu tsb,
kemarin memberi sedekah. Karena itu tidak jadi mati dipatok ular sebagaimana yang
dikasyaf nabi Isa as.

(4). Tentu saja, nabi Isa as, dengan perintah Allah, hanya ingiin mengajarkan akan
adanya perubahan-perubahan pada keadaan manusia yang sekalipun diakibatkan oleh
dirinya sendiri. Misalnya tukang pencari kayu itu yang mungkin karena lengahnya atau
dosa-dosa sebelumnya dimana ia harus terkena hukuman dipatok ular dan mati, atau
karena ia harus menjumpai ujian hidup karena keteguhannya itu hingga ia harus dipatok
ular, tetapi karena bersedekah, maka ia selamat dari adzab/ujian yang harus
dihadapinya itu.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     65  
 
 
66   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
(5). Dengn demikian, maka ada ilmu tetap yang tidak berubah, yaitu ilmu Allah, Akal-
satu sampai ke ilmu Akal-akhir. Dan ada ilmu yang berubah-rubah, dalam arti tidak tahu
sampai ke akhir ceritanya atau akhir perubahannya. Ilmu yang berubah-rubah ini, atau
yang terbaas tentang jagad ini, ada dua bagian: Ilmu malaikat barzakh, dan ilmu
manusia atau selainnya yang ada di alam materi ini.

(6). Saya juga sudah sering menjelaskan bahwa apapun yang ada di tingkatan mana
saja, maka ia dari satu sisi sangat bisa dikatakan sebagai makhluk Tuhan sekalipun
perbuatan dan ilmu manusia. Hali itu, karena akibatnya akibat, adalah akibat pula bagi
sebabnya. Karena itu, maka semua yang ada di jagad ini, bisa dihubungkan padaNya.

(7). Dengan penjelasan di atas, maka kehendak, perbuatan dan ilmu manusia tu juga
merupakan makhluk Tuhan dan karenanya juga bisa dikatakan sebagai kehendak,
perbuatan dan ilmu Tuhan.

(8). Semua kejadian dan pengetahuan yang ada pada manusia, sekalipun juga
merupakan kehendak, perbuatan dan ilmu manusia, akan tetapi yang bertanggung
jawab, harus manusia itu sendiri karena semuanya terjadi sesuai dengan pilihan
manusia tsb. Jadi, seperti yang sudah sering dikatakan bahwa semua itu hanya ijinNya
untuk terjadi.

(9). Dengan demikian, maka perubahan-perubahan yang terjadi di kitab qadha dan qadr
itu, yakni ilmu yang berubah-rubah di kitab tsb (bukan ketentuan yang dirubah, karena
dari awal tidak ada ketentuan bagi nasib manusia), juga merupakan kehendak dan ilmu-
ilmu Tuhan yang berubah. Persis seperti kehendak, ikhtiar dan ilmu manusia yang selalu
berubah-rubah ini. Artinya, juga merupakan kehendak, perbuatan dan ilmu Tuhan.

(10). De;
ngan penjelasan-penjelasan di atas, maka akan mudah memahami ayat yang
ditanyakan antum itu, karena:

- Perubahan-perubahan kehendak itu terjadi di kitab ilmu yang berada di kitab ilmu
lauhu al-mahfuuzh, yaitu kitab ilmu qadha dan qadr. Ini yang berhubungan dengan
manusia, tentunya.

- Penetapan kehendak Tuhan dan penghapusannya, tergantung pada potensi yang


dimiliki oleh obyeknya, seperti manusia, seperti tukang pencari kayu di jaman nabi Isa
as itu.

Catatan:
Saya tidak berbicara kitab lauhu al-mahfuuzh dan kitab qadha dan qadr sehubungan
keduanya dengan selain manusia. Karena, di selain manusia, bisa saja ketentuan yang
tidak dirubah dan ketentuan yang dirubahnya itu, berupa ketentuanNya. Dan
perubahan-perubahan itu, sudah tentu sudah diketahuiNya sebelumnya seperti ayat-
ayat yang dirubah atau dinasakh. Kehendak dan ketentuan disini, tidak terlalu
mempengaruhi diri kita. Karena itu, saya hanya membatasi kedua kitab itu sehubungan
dengan liku-liku manusia. Karena, jangankan sunni, sebagian saudara yang sudah

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     66  
 
 
67   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
menjadi syi'ah sekapun, sangat sulit untuk menerima kenyataan ajaran Islam yang
sebenarnya dimana tidak ada ketentuan nasib bagi manusia dari Tuhannya.

wassalam.

(4). Tentu saja, nabi Isa as, dengan perintah Allah, hanya ingiin mengajarkan akan
adanya peribahan2 pada keadaan manusia yang sekalipun diakibatkan oleh dirinya
sendiri. Misalnya tukang pencari kayu itu yang mungkin karena lengahnya atau dosa2
sebelumnya dimana ia harus terkena hukuman dipatok ular dan mati, atau karena ia
harus menjumpai ujian hidup karena keteguhannya itu hingga ia harus dipatok ular,
tetapi karena bersedekah, maka ia selamat dari adzab/ujian yang harus dihadapinya itu.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     67  
 
 
68   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Bismillah: Allah Menghidayahi dan Menyesatkan???!!

Quthril 'ilim: AYAT WASPADA...

BismiLLAHir Rohman ArRohiim..


Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) MENGANGGAP baik pekerjaannya yang
buruk lalu dia MEYAKINI pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh
syaitan) ? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan
menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan
terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
(QS. Al Fathir 8)

syukron atas tambahan & intibahnya....


jazakumuLLOH khoirn...

Robbisrohlana shudurona
wa yasirlana amrona.
bihurmah Sayyidna Muhammad wa Aali Muhammad
Sinar Agama: Hanya sekedar catatan kecil:

Bhw Tuhan itu tidak pernah menyesatkan siapapun. Karena kalau peneysatnya adalah
Allah, sekalipun orang itu layak disesatin, mk dosa setelah disesatin itu bukan tanggung
jawab yg disesatin, akan tetapi tanggung jawab Tuhan.

Karena itu, mk ayat tsb harus dimaknai sesuai dg ayat2 lain, seperti yg menegaskan
bhw siapapun berbuat baik atau buruk walau hanya satu atom, akan melihat
balasannya. Jadi, semua kesesatan itu hanya merupakan pilihan manusia. Bgt pula ttg
hidayah dg dalil yg sama. Maksudnya bukan ikhtiar dan kehendakNya.

Bahasan di atas itu, untuk kehendak Tuhan yg langsung. Karena yg langsung adalah
menghendaki manusia itu berbuat sesuai dengan ikhtiarnya sendiri. Jadi, apapun pilihan
manusia, hidayah atau kesesatan, merupakan ikhtiar manusia dan, hal ini dikehendaki
oleh Allah.

Dengan demikian, dapat diketahui bhw maksud kehendak di ayat yg antum bawa di
komen itu adalah kehendak yg tidak lansung. Yaitu yg berupa kehendaknya kehendak
atau akibatnya akibat. Maksudnya, karena akibatnya akibat itu, merupakan akibat pula
bagi sebabnya, mk jelas bhw apapun pilihan manusia itu (akibatnya akibat, atau
akibatnya manusia), jg merupakan akibat dan makhluk serta pilihan dan kehendak
Tuhan (sebagai sebab atau pencipta manusia).

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     68  
 
 
69   Kupas  Tuntas  Takdir  
 

Jadi hidayah atau kesesatan, bukan diberikan, tapi dicari dan didapatkan dan, Tuhan
mengjijinkannya untuk wujud atau diwujudkan oleh kita yg bertugas memilih hidayah
dan menolak kesesatan tsb.

Karena, jangan pernah menunggu hidayah yg diberikan hingga dikatan belum atau
sudah mendapat hidayah, tp cari dan dapatkan hidayah itu hingga dikatakan sdh atau
belum mengambil hidayah.

Pelengkap:
Hidayah itu apa? Kalau hidayah adlah yg kita pahami ttg Islam, mk kita sdh merasa spt
Nabi saww yg tidak mungkin salah. Kalau maknanya adalah yg sesuai dg Islam yg
sesungguhnya, mk belum tentu yg dikatakan orang lain yg tidak kita sukai itu,
merupakan kesesatan dan yg kita pahami dan kita katakan dan kita maknakan pada
ayat atau riwayat adalah hidayah.

Catatan:
1- Karena sumber kebaikan itu hanya Tuhan, mk kebaikan apapun yg terjadi pada kita,
sdh pasti bersumber dan dalam kontrolnya. Karena itu dpt dipahami bhw Hidayah itu
dari Tuhan.

2- Sebaliknya, ketika Tuhan itu hanya cahaya mutlak dan kesempurnaan serta hidayah
mutlak, mk tidak mungkin mengandungi keburukan dan kesesetan. Karena itu kesesatan
itu bukan dari Tuhan.

3- Kalau kesesatan bukan dari Tuhan, akan terjadi banyak tuhan, yakni tuhan2
kesesatan, atau pengada2 kesesatan spt ibilis, manusia dan jin yg sesat. Karena itu,
maksud dari kesesatan itu bukan pengadaan. Jadi, sesat itu tidak adanya hidayah dan
kebenaran atau cahaya. Jadi, dia adalah ketiaan dan bukan keberadaan yg perlu kepada
pengada hingga diaktakan banyak tuhan kesesatan.

4- Jalan sesat yg diakibatkan buruknya pilihan dan ikhtiar pelakunya (jin dan manusia),
adsalah sesat menurut syariat, tp jalan lurus menurut tabiat/natural. Karena itu,
kesesatan syariat yg kembalinya kepada ketiadaan ini, adalah keberadaan naturali atau
takwini.

5- Ketika kesesatan syariat itu, yakni yg tiada itu, kembalinya kepada keberadaan
naturali atau tabiat, mk jelas terlepas dari sesat atau hidayah. Spt minum minuman
keras. Ketika pandangan kita pada naturalnya, mk yg ada hanya orang, minuman keras

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     69  
 
 
70   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
danpekerjaan meminum minuman keras tsb. Sementara yg lain, sesat atau tidaknya,
tidak ada keberadaannya.

6- Ketika sesat yg tiada di alam wujud itu (karena adanya hanya di alam hukum dan
akal), dan kembalinya kepada natural yg ada dan eksis, mk inilah yg perlu sebab
pengada, bukan sesatnya.

7- Sebab dekat dari minum minuman keras itu, jelas manusia. Karena ia yg
meminumnya dg ikhtiarnya sendiri.

8- Karena akibatnya akibat, merupakan akibat pula bagi sebabnya, mk menum minuman
keras yg berupa keberadaan dan akibat manusia itu, jg merupakan akibat dari Tuhan.
Karena itu, ia termasuk ciptaan dan makhluk Tuhan.

9- Akan tetapi, karena stasiun dekatnya dg minum minuman keras itu adalah akal
(kesadaran) dan ikhtiar manusia, maka manusialah yg harus mempertanggung
jawabkannya.

10- Dengan demikian, dpt dipahami bhw maksud dari hidayah dan sesat yg dikehendaki
Tuhan itu, adalah dilihat dari sisi naturalnya atau keberadaannya atau dari
takwiniyyahnya, bukan dari sisi nilai syariat atau hukumnya. Akan tetapi penanggung
jawabnya tetap manusi, karena ia-lah yg telah memilih dan menghikhtiarinya.

11- Dalam istilah yg sering saya pakai di fb ini, adalah ijin Tuhan.Jadi, kehendakNya itu
adalah ijinNya.

12- Syariat yg tidak memiliki kenyataan wujud ini, tetap harus diperhatikan dan ditaati,
karena ia memiliki efek pada keberadaan atau natural atau takwiniahnya manusia.
Mislanya, rang yg tidak shalat, ruhnya akan sakit karena tidak menghubungkannya dg
sumber kebenaran dan cahaya.

Karena itulah, sebenarnya agama itu bukan lain kecuali seperti resep dokter. Jadi,
bimbingan untuk naturalisnya manusia, baik yg berhubungan dg badan atau ruhnya,
untuk menjadi sihat dan tidak sakit.

Oleh sebab itu syariat itu wajib diyakini, dihormati, disyi'arkan dan dibela disamping
diamalkan, karena tanpa keyakinan, penghormatan dan pembelaan, syariat atau resep
tsb tidak akan pernah diaplikasikan dan diamalkan.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     70  
 
 
71   Kupas  Tuntas  Takdir  
 
Jadi, penghormatan dan keyakinan kepada syariat itu, spt wudhu untuk shalat, yakn i
mukaddimah untuk amal dan peruatan. Dan perbuatan ini, mukaddimah untuk sihat yg,
dlm bahasa agama untuk masuk surga.

Quthril 'ilim :Ahsantum...JazakumuLLOH khoirn atas catatan penjabarannya.....

Allohumma sholli 'ala Sayyidna Muhammad wa Aali Muhammad


wa ajjil farojah syarif

Farid Ayah Efran: Semoga Allah yang maha rahman dan maha rahim membalas
kebaikan hambaNya yg telah meluangkan waktu dan tenaga menulis dan mengajarkan
ayat-ayatNya di media ini.bihaqi Muhammad wa aali Muhammad,barakallahu wa minha
wa minkum.
Allahumma shali ala Muhammad wa aali Muhammad wa ajjil farajahum.

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     71  
 
 
72   Kupas  Tuntas  Takdir  
 

Catatan  Sinar  Agama  |  Fan  Page  FB:  Sinar  Agama,  Website:  arsipsinaragama.com     72  
 
 

Anda mungkin juga menyukai