Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Afry Evi Zulyani 126306201006
2. Sadiah Fauziatul U. 126306201011
3. Zahrina Filda A. 126306201014
4. Vicki Amayasari 126306201017
5. Siti Nur Alifah 126306201020
6. Fatma Ariani 126306201027
7. Siti Mas'ulah 126306201033
8. Ahmad Nahjul Fahmi 126306202046
Cover
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya
dan karunianya kita dapat menyelsaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “ Tahap Pembentukan Kelompok”. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada
dosen mata kuliah Praktik konseling kelompok ini yang telah memberikan tugas
kepada kami. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah membantu kami.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, mungkin
penulisan makalah ini tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun
mengucapakan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag selaku rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk
menempuh mata kuliah Praktik Bimbingan Kelompok.
2. Bapak Dr. Muhammad Sholihuddin Zuhdi, S.Sos.I, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Konsep Konseling Kelompok yang selalu memberikan ilmu
lebih kepada kami semua.
3. Teman kelas yang sudah membantu kami, serta anggota kelompok yang
telah membantu proses pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan teman- teman sekalian.
Pemakalah
DAFTAR ISI
Contents
Cover.......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
Pendahuluan...........................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
Pembahasan............................................................................................................6
A. Pengertian Tahap Pembentukan Kelompok..................................................6
B. Tujuan Adanya Tahap Pembentukan Kelompok..........................................7
C. Pembentukan Struktur...................................................................................7
D. Peran Pemimpin............................................................................................9
E. Cara Memilih Pemimpin.............................................................................10
F. Syarat-syarat pemimpin dalam bimbingan kelompok.................................10
G. Kegiatan......................................................................................................12
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................14
A. Kesimpulan..................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penjelasan tentang tahap-tahap perkembangan kelompok dalam
rangka bimbingan kelompok sangat penting, terutama bagi para calon
pemimpin kelompok yang dalam hal ini adalah konselor. Dengan
mengetahui dan menguasai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang
hendaknya terjadi di dalam kelompok tersebut, pemimpin kelompok akan
mampu menyelenggarakan kegiatan kelompok dengan baik. Berbagai ahli
telah mengenali tahap-tahap perekembangan tersebut. Mereka memakai
istilah yang terkadang berbeda, namun pada dasarnya mempunyai isi yang
sama. Pada umumnya terdapat empat tahap perekembangan, yaitu tahap
pembentukan, peralihan, pelaksanaan kegiatan dan pengakhiran.
Penyelenggaraan layanan konseling kelompok memerlukan
persiapan dan praktik pelaksanaan kegiatan yang memadai, dari langkah
awal sampai dengan evaluasi dan tindak lanjutnya. Langkah atau tahap
awal diselanggerakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai
dengan mengumpulkan para peserta yang siap melaksanakan kegiatan
kelompok. Langkah awal ini dimulai dengan penjelasan tentang adanya
layanan konseling kelompok bagi para klien, yang lebih rinci lagi dengan
penjelasan tentang pengertian, tujuan dan kegunaan secara umum layanan
tersebut. Setelah penjelasan ini alangkah baiknya jika dapat menghasilkan
kelompok-kelompok yang langsung merencanakan waktu dan tempat
untuk menyelenggarakan kegiatan konseling kelompok yang sebenarnya.
Proses utama selama tahap awal adalah orientasi dan eksplorasi.
Pada awalnya tahap ini akan diwarnai keraguan dan kekhawatiran, namun
juga harapan dari peserta. Karakterisitik pada tahap ini adalah adanya
perkenalan, membangun atmosfer dalam anggota kelompok, terdapat
periode keheningan dan kecanggungan dan yang menjadi isu utama adalah
adanya kepercayaan versus ketidakpercayaan. Anggota kelompok bisa
merasa disertakan atau dikecualikan, maka anggota kelompok diminta
untuk memutuskan seberapa keterbukaan yang ingin dicapai dan
kenyamanan yang seperti apa yang diinginkan oleh anggota kelompok.
Namun apabila konselor mampu memfasilitasi kondisi tersebut, tahap ini
akan memunculkan kepercayaan terhadap kelompok. Karena merupakan
tahap yang paling critical, artinya keberhasilan pada tahap pembukaan
akan menentukan tahap penanganan dan tahap penutupan kelompok.,
bahkan akan menentukan tercapai tidaknya tujuan konseling dan atau
konseling kelompok.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tahap pembentukan kelompok?
2. Apa tujuan dari tahap pembentukan kelompok?
3. Bagaimana pembentukan struktur?
4. Apa peran pemimpin dalam kelompok?
5. Bagaimana cara memilih pemimpin?
6. Seperti apa kegiatan dalam konseling kelompok?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tahap pembentukan pemimpin
2. Untuk dapat mengetahui tujuan dari adanya tahap pembentukan
kelompok
3. Untuk dapat mengetahui pembentukan struktur
4. Untuk dapat mengetahui peran pemimpin kelompok
5. Untuk dapat mengetahui dalam memilih kelompok
6. Untuk dapat mengenathu kegiatan dalam konseling kelompok
BAB II
Pembahasan
C. Pembentukan Struktur
Tahap penormaan (norming/Tahap penormaan adalah tahap di mana
berkembang hubungan yang akrab dan kelompok menunjukan sifat kohesif
(saling tarik). Sudah ada rasa memiliki identitas kelompok dan
persahabatan yang kuat. Tahap ini selesai jika telah terbentuk struktur
kelompok yang kokoh dan menyesuaikan harapan bersama atas apa yang
disebut sebagai perilaku anggota yang benar. Tahap norming memiliki sub
bab, yaitu:
1. Peran (Role)
Peran (role) merupakan seperangkat pola perilaku yang diharapkan dari
seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial tertentu.
Kelompok-kelompok memberlakukan persyaratan peran berlainan ke
individu, seperti:
1) Identitas peran
Ada sikap dan perilaku actual tertentu yang konsisten dengan peran
dan menciptakan identitas peran.
2) Persepsi Peran
Pandangan seseorang mengenai bagaimana seseorang seharusnya
bertindak dalam situasi tertentu.
3) Pengaharapan Peran
Pengharapan peran adalah bagaimana orang lain menyakini apa
seharusnya tindakan anda dalam situasi tertentu.
4) Konflik Peran
Hal ini terjadi jika individu dihadapkan kepada pengaharapan peran
yang berlainan. Misalnya patuh kepada tuntutan satu peran yang
menyebabkan dirinya kesulitan mematuhi tuntutan peran lain. Setiap
anggota kelompok memainkan suatu peran, konsisten dengan
perannya atau sebaliknya. Bisa jadi bertemu dengan konflik dan
tuntutan hasil dengan peran itu dari organisasinya.
Konflik peran dibagi menjadi dua:
interrole : konflik antara 2 atau lebih peran yang dijalani
oleh 1 orang
intrarole : konflik antara peran 1 orang dengan peran orang
lain
Perbedaan peran :
Task roles → tugas
Socioemotional roles → sosioemosi
Teori 3 dimensi peran :
dominance – submission
friendly – unfriendly
instrumentally controlled – emotionally eupressive
2.Norma (Norm)
Norma (norm) merupakan aturan-aturan yang menggambarkan
tindakan tindakan yang seharusnya diambil oleh anggota kelompok.
Atau biasa dikatakan Norma adalah standar perilaku yang dapat
diterima dengan baik dalam suatu kelompok dan digunakan oleh
semua anggota dalam kelompok tersebut. Norma digunakan untuk
mempengaruhi perilaku anggota dan norma setiap kelompok akan
berbeda dengan kelompok lain. norma bersifat informal walaupu ada
yang formal, yaitu yang ditulis dalam buku petunjuk organisasi.
3. Hubungan antar anggota
Ditandai dengan adanya hubungan ketertarikan dari masing-masing
anggota kelompok yang menimbulkan hubungan komunikasi diantara
mereka
D. Peran Pemimpin
Pemimpin kelompok merupakan unsur yang menentukan akan
berjalan dengan baik atau tidak bimbingan kelompok yang akan
dilaksanakan. Menurut Tatiek (2001:45) peranan pemimpin kelompok
adalah sebgai berikut:
1. Memberikan dorongan emosional seperti dapat memberikan motivasi,
memberikan kenyamanan, memimpin untuk mendapatkan solusi.
2. Mempedulikan kelompok, seperti memberi dorongan, mengasihi,
menghargai, menerima, tulus, dan penuh perhatian.
3. Memberikan pengertian, menjelaskan, mengklarifikasi, menafsirkan.
4. Fungsi eksekutif, menentukan batas waktu, norma-norma, menentukan
tujuan-tujuan dan memberikan saran-saran.
G. Kegiatan
Untuk melakukan bimbingan kelompok, dapat dilakukan dengan cara :
1. Masing-masing anggota kelompok dalam kelompok bimbingan
secara bebas dan sukarela berbicara, bertanya, mengeluarkan
pendapat, gagasan, sikap, saran, serta perasaan yang dirasakannya
pada saat itu.
2. Mendengarkan dengan baik bila anggota kelompok berbicara,
yaitu setiap salah satu anggota kelompok menyampaikan
tanggapan, maka anggota kelompok lainnya memperhatikannya,
karena dengan memperhatikannya maka akan mudah untuk saling
menanggapi pendapat orang lain, sehingga akan menumbuhkan
dinamika kelompok dalam kegiatan bimbingan kelompok tersebut.
3. Mengikuti aturan yang ditetapkan oleh kelompok dalam kelompok
bimbingan, yaitu dalam pelaksanaan kelompok bimbingan dibuat
semacam kesepakatan antara pemimpin kelompok dengan para
anggota kelompok, sehingga diharapkan dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai yang diharapkan oleh
kedua belah pihak.
4. Mengadakan evaluasi setelah kegiatan kelompok bimbingan
berakhir. Evaluasi dalam hal ini dilakukan pemimpin kelompok
setiap berakhirnya pertemuan dan evaluasi secara keseluruhan
setiap pertemuan kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya kelompok terbentuk karena adanya suatu kumpulan
dua orang atau lebih. George Homans pada tahun (1950) mendefenisikan
kelompok sebagai sejumlah individu, berkomunikasi satu dengan yang lain
dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak,
sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara
langsung. Kelompok konseling terbentuk dalam rangka memecahkan
permasalahan yang ada dari individu. Konseling terdiri dari komponen
konselor dan klien, dengan klien yang berjumlah lebih dari satu orang.
Dalam konseling kelompok tentunya mempunyai tujuan dalam
pembentukannya salah satunya adalah :Melatih individu untuk berani
mengemukakan pendapat di depan teman-temannya.
Peran pemimpin, pemimpin kelompok merupakan unsur yang
menentukan akan berjalan dengan baik atau tidak bimbingan kelompok
yang akan dilaksanakan. Untuk menjadi pemimpin kelompok perlu
menguasai keterampilan-keterampilan dalam memimpin kelompok.
pemimpin kelompok mesti dilihat sebagai pribadi profesional dalam proses
kelompok. segala aspek kognitif dan afektif dari pemimpin akan nampak
dalam keterampilan yang diperlihatkannya dalam praktek. Lewat
keterampilannya pula akan terlihat keeefktifannya sebagai pemimpin,
gaya-gaya kepemimpinannya, dan peranannya sebagai pemimpin
kelompok.
B. Saran
Dengan diberikannya kesempatan untuk membuat makalah ini,
penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun darin para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak
orang.
DAFTAR PUSTAKA