Anda di halaman 1dari 23

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/360887331

Kolaborasi Antar-Profesi (Panduan Pembelajaran Praktik Kolaborasi Antar-


Profesi bagi Mahasiswa Kesehatan)

Book · May 2021

CITATIONS READS

0 187

39 authors, including:

Heni Nurhaeni Suryati Badrin


Ministry of Health Polytechnic Jakarta I, Indonesia
5 PUBLICATIONS   1 CITATION   
29 PUBLICATIONS   46 CITATIONS   
SEE PROFILE
SEE PROFILE

Kartikaningtyas Kusumastuti Hesti Wulandari


Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
1 PUBLICATION   0 CITATIONS    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Implementation of Inter Professional Education Collaboration into 3rd diploma course View project

Model self efficacy View project

All content following this page was uploaded by Heni Nurhaeni on 02 September 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


)
ika
aM t
ed
mb pa
ale Em
.-S mba
: P ale
int t S
en
pr rbi
(Im ene
©P

cm
Suplemen (lampiran) buku dapat diunduh melalui
www.penerbitsalemba.com dengan mengetik judul
buku pada kolom pencarian, lalu masukkan kode
download pada Link Suplemen. Kode download
hanya terdapat pada buku asli berstiker hologram.

01.indd 1 18/05/2022 16:20:47


KOLABORASI ANTAR-PROFESI
Panduan Pembelajaran Praktik Kolaborasi Antar-Profesi bagi Mahasiswa Kesehatan

Tim Penulis KAP

cm Editor: Heni Nurhaeni, SKp., MKM.


Dr. Reni Chairani, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom

Manajer Penerbitan dan Produksi: Novietha Indra Sallama


Supervisor Editor: Aklia Suslia
Copy Editor: Peni Puji Lestari
Tata Letak: John Roy Sibarani
Desain Sampul: Derra Fadhilla Putri

)
ika
Hak Cipta © 2022 Penerbit Salemba Medika
Jln. Raya Lenteng Agung No. 101
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610

aM t
ed
Telp. : (021) 781 8616

mb pa
Faks. : (021) 781 8486
Website : http://www.penerbitsalemba.com
E-mail : info@penerbitsalemba.com
ale Em
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa
pun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk tidak terbatas pada memfotokopi, merekam, atau dengan meng-
gunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.
.-S mba

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA


1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerjemahan dan pengadaptasian Ciptaan untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
: P ale

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerbitan, penggandaan dalam segala bentuknya, dan
pendistribusian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
int t S

3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada poin kedua di atas yang dilakukan dalam
en

bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
pr rbi

Pengetahuan medis senantiasa berubah. Oleh karena itu, standar tindakan pencegahan serta perubahan dalam perawatan
dan terapi wajib diikuti seiring dengan penelitian dan pengalaman klinis baru yang memperluas pengetahuan. Pembaca
disarankan untuk memeriksa informasi terbaru yang disediakan oleh produsen masing-masing obat (yang akan diberikan)
(Im ene

untuk memverifikasi dosis, metode, dan interval pemberian yang direkomendasikan serta kontraindikasinya. Merupakan
tanggung jawab dari praktisi dengan memperhatikan pengalaman dan pengetahuan pasien untuk menentukan dosis dan
perawatan terbaik bagi masing-masing pasien. Penerbit maupun penulis tidak bertanggung jawab atas kecelakaan dan/
atau kerugian yang dialami seseorang atau sesuatu yang diakibatkan oleh penerbitan buku ini.
©P

Tim Penulis KAP

Kolaborasi Antar-Profesi (Panduan Pembelajaran Praktik Kolaborasi Antar-Profesi Bagi Mahasiswa


Keperawatan)/Tim Penulis KAP

—Jakarta: Salemba Medika, 2022


1 jil., 104 hlm., 15 × 23 cm

ISBN 978-602-6450-85-2

1. Kesehatan 2. Kolaborasi Antar-Profesi


I. Judul   II. Tim Penulis KAP

000.0.00

01.indd 2 18/05/2022 16:20:48


KONTRIBUTOR

Heni Nurhaeni, SKp., MKM. Erlin Puspita, SST., M.Keb.


Dosen Keperawatan Dosen Kebidanan

Dr. Reni Chairani, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom. Suci Anatasia, BSc.PO., MSc.

)
Dosen Keperawatan Dosen Ortotik Prostetik

ika
Suryati B, SKp., MKM. Triyani, SKp., Med.Ed.
Dosen Keperawatan Dosen Ortotik Prostetik

aM t
Bara Miradwiyana, S.Kp., MKM.

ed
Fika Trifani, B.PO.

mb pa
Dosen Keperawatan Pranata Lab. Pendidikan Ortotik Prostetik

Ii Solihah, S.Kp., MKM. Syifa fauziah, B.PO.


ale Em
Dosen Keperawatan Pranata Lab. Pendidikan Ortotik Prostetik

Elsye Rahmawaty, S.Kep., MKM. Rizan Yunihanawati, B.PO.


Dosen Keperawatan Pranata Lab. Pendidikan Ortotik Prostetik

Mumpuni, SKp., MBioMed. Galuh Nurul Annisa, B.PO.


.-S mba

Dosen Keperawatan Pranata Lab. Pendidikan Ortotik Prostetik

Ns. Tarwoto, SKep., MKep. Sheyla Faulin, BSc. PO.


Dosen Keperawatan Pranata Lab. Pendidikan Ortotik Prostetik

Wahyu Widagdo, SKp., MKes., SpKom. Sri Lestari Subandini, S.Pd.


: P ale

Dosen Keperawatan Pranata Lab. Pendidikan Kesehatan Gigi

Ani Nuraeni, SKp., MKes. Emini, S.Si.T, MA.Kes.


Dosen Keperawatan Dosen Kesehatan Gigi
int t S
en

Ns. Uun Nurul Huda, SKep., MKep., SpKMB. Ngatemi, S.Si.T, MKM.
Dosen Keperawatan Dosen Kesehatan Gigi
pr rbi

Ns. Kartikaningtyas Kusumastuti, SKep. Pudentiana Rr R.E, AMKG., SPd., M.KM.


Pranata Lab. Pendidikan Keperawatan Dosen Kesehatan Gigi

Ns. Dinny Atin Amanah, SKep. Erwin, M.Kes.


(Im ene

Pranata Lab. Pendidikan Keperawatan Dosen Kesehatan Gigi

Dra. Henny Novita, SST., MA.Kes. Ni Nyoman Kasihani, S.Si.T, M.Kes.


Dosen Kebidanan Dosen Kesehatan Gigi
©P

Rasumawati, SKM., MA.Kes. Rini Widiyastuti, S.Si.T., M.Kes.


Dosen Kebidanan Dosen Kesehatan Gigi

Siti Rahmadani Nasution, S.SiT., M.Kes. Teddy Purnama, S.ST., M.Tr.Kes.


Dosen Kebidanan Dosen Kesehatan Gigi

Vera Suzana Dewi Haris, S.ST, M.Keb. drg. Ita Astit Karmawi, MARS.
Dosen Kebidanan Dosen Kesehatan Gigi

Hesti Wulandari, S.ST., M.Keb. drg. Ita Yulita, MKes.


Dosen Kebidanan Dosen Kesehatan Gigi

Zeni Zaenal Mutaqin, SKM., MKM. Dr. dr. Dwi Tyastuti, SKed., MPH., PhD.
Dosen Kebidanan Dosen Kedokteran FK UIN Jakarta

Dr. Hariyanti, SKM., MKM.


Dosen Kebidanan

iii

01.indd 3 18/05/2022 16:20:48


01.indd 4
©P
(Im ene
pr rbi
int t S
: P ale
en
.-S mba
ale Em
mb pa
aM t
ed
ika
)

18/05/2022 16:20:48
PRAKATA

P uji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan karunia-Nya. Buku Kolaborasi Antar-Profesi (Panduan
Pembelajaran Praktik Kolaborasi Antar-Profesi bagi Mahasiswa Kesehatan)

)
ika
merupakan hasil adaptasi dari Modul Mahasiswa Kolaborasi Antar-Profesi (KAP)
yang disusun oleh para dosen dan pembimbing Poltekkes Kemenkes Jakarta I. Buku

aM t
ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi mahasiswa secara luas dalam

ed
mb pa
melaksanakan KAP selama masa perkuliahan. Buku ini juga diharapkan mampu
meningkatkan kompetensi yang dimiliki mahasiswa sehingga berdampak pada
ale Em
kehidupan profesi mahasiswa kelak setelah lulus. Disadari, keberhasilan layanan
kesehatan tidak terlepas dari unsur kolaborasi yang telah dilaksanakan oleh
berbagai profesi tenaga kesehatan. Tentu saja kompetensi tersebut harus sejak dini
.-S mba

diperkenalkan di masa pendidikan, sehingga akan terbangun sikap dan perilaku


kolaborasi antara mahasiswa dan program studi yang berbeda. Hal inilah yang
memotivasi kami sebagai penulis, untuk membuat buku ini, agar dapat memandu
mahasiswa dalam membangun sinergi dengan profesi lain.
: P ale

Buku ini dikembangkan bersama seluruh pembimbing KAP Poltekkes


Kemenkes Jakarta I, oleh karenanya kami sangat berterima kasih atas ide kreatif
int t S

Bapak/Ibu pembimbing KAP yang ikut memberikan warna dalam pengembangan


en

modul ini. Kami sadari masih ada kekurangan dalam pembuatan modul ini,
pr rbi

dengan demikian kami sangat mengharapkan masukan agar modul ini dapat lebih
sempurna. Demikian yang dapat kami sampaikan.
(Im ene

Salam Kolaborasi menuju Layanan Kesehatan Paripurna


Tim Penulis
©P

01.indd 5 18/05/2022 16:20:48


01.indd 6
©P
(Im ene
pr rbi
int t S
: P ale
en
.-S mba
ale Em
mb pa
aM t
ed
ika
)

18/05/2022 16:20:48
KATA PENGANTAR

P uji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan banyak kenikmatan kepada kita semua. Satu lagi karya dari para
dosen Poltekkes Kemenkes Jakarta I dalam berkontribusi memberikan pengalaman

)
ika
dan pengetahuan untuk dapat disebarluaskan kepada para mahasiswa yaitu
Modul Mahasiswa Kolaborasi Antar Profesi (KAP)—yang kemudian diadaptasi

aM t
menjadi buku Kolaborasi Antar-Profesi (Panduan Pembelajaran Praktik Kolaborasi

ed
mb pa
Antar-Profesi bagi Mahasiswa Kesehatan). Kami sangat mengapresiasi kepada para
tim penyusun yang telah memberikan kontribusinya sehingga modul ini dapat
ale Em
terselesaikan dengan baik.
Modul ini isinya sangat baik sehingga dapat menjadi pedoman kepada seluruh
mahasiswa untuk menjadi sumber pembelajaran mata kuliah Kolaborasi Antar
.-S mba

Profesi (KAP). Mata kuliah ini dirasakan masih sangat baru dan belum banyak
sumber pembelajaran yang tersedia, oleh karenanya penerbitan buku ini sangat
berguna bagi tersedianya sumber belajar.
Kolaborasi antar profesi kesehatan dilatarbelakangi oleh adanya tuntutan
: P ale

global dalam mengatasi masalah kesehatan yang semakin komplek. Pengguna


layanan kesehatan membutuhkan layanan yang komprehensive, sehingga
int t S

penanganannya tidak mungkin hanya dilakukan hanya oleh satu profesi, tetapi
en

juga harus melibatkan berbagai profesi. Oleh karenanya masing-masing profesi


pr rbi

harus mampu menempatkan diri sesuai dengan tugas dan kewenangannya dalam
menangani suatu kasus, di samping itu dibutuhkan juga pengetahuan bagaimana
(Im ene

pengelolaan dan hubungan antar profesi dalam mengelola masalah kesehatan. Hasil
penelitian juga membuktikan bahwa pengelolaan masalah kesehatan yang ditangani
secara komprehensif oleh disiplin ilmu hasilnya lebih efektif dan memuaskan.
Kolaborasi praktik antar profesi kesehatan juga dapat menurunkan risiko yang
©P

ditimbulkan akibat lamanya penanganan kesehatan, seperti menurunkan angka


pasien penderita komplikasi, lama tinggal di rumah sakit, konflik antara pasien dan
pengasuh, rotasi petugas kesehatan, hingga angka kematian pasien.
Sejak tahun 2016 Poltekkes Kemenkes Jakarta I telah melakukan studi
pengembangan kolaborasi antar profesi. Pada awalnya kegiatan kolaborasi antar
profesi ditempatkan bersamaan dengan mata kuliah tertentu seperti matakuliah
praktik klinik lapangan/PKL, namun sejak tahun 2018 menjadi mata kuliah
pengembangan tersendiri dengan jumlah beban studi 2 SKS.

vii

01.indd 7 18/05/2022 16:20:48


viii
Kolaborasi Antar-Profesi

Sebagai institusi pendidikan, Poltekkes Kemenkes Jakarta I berharap mampu


memberikan sumbangsih keilmuan sebesar-besarnya kepada mahasiswanya kepada
masyarakat melalui pendekatan keilmuan yang saling sinergi dengan profesi lainnya.
Mata kuliah kolaborasi antar-profesi mempunyai tujuan agar mahasiswa dibekali
pengetahuan dan keterampilan bagaimana menangani masalah kesehatan secara
bersama antar-profesi. Masalah kesehatan masyarakat tidak hanya tanggung jawab
profesi tertentu tetapi harus dilakukan bersama-sama, karena satu profesi tidak
mungkin dapat menangani berbagai masalah yang terjadi. Setiap profesi harus

)
menghargai profesi yang lainnya sebagai bagian dari upaya menyelesaikan masalah

ika
kesehatan yang terjadi secara bersama.
Kami sangat berharap buku ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan menjadi

aM t
ed
salah satu sumber pembelajaran, khususnya mata kuliah KAP.

mb pa
ale Em
Jakarta, Mei 2021

Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta I


.-S mba

periode 2018-2022
: P ale

drg. Ita Astit Karmawati, MARS


int t S
en
pr rbi
(Im ene
©P

01.indd 8 18/05/2022 16:20:48


DAFTAR ISI

Kontributor iii
Prakata v
Kata Pengantar vii

)
ika
Daftar Isi ix

aM t
BAB 1 Pendahuluan 1

ed
mb pa
Latar Belakang............................................................................................... 1
Definisi Interprofessional Education........................................................... 2
ale Em
Pendidikan Kolaborasi Antar-Profesi untuk Kualitas Pelayanan Kesehatan
yang Lebih Baik..................................................................................... 2
.-S mba

BAB 2 Konsep Dasar Pendidikan Kolaborasi


Antar-Profesi (KAP) 5
Pengertian Pendidikan Kolaborasi Antar-Profesi........................................ 5
: P ale

Pengertian Praktik Kolaborasi Antar-Profesi............................................... 5


Manfaat Pendidikan Kolaborasi Antar-Profesi............................................ 7
Prinsip-Prinsip Mengintegrasikan Pendidikan Kolaborasi Antar-Profesi dalam
int t S

Pendidikan Tenaga Kesehatan................................................................. 8


en

Kompetensi Inti Pendidikan Kolaborasi Antar-Profesi............................... 8


pr rbi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pendidikan


Interprofesi............................................................................................. 13
Metode Pembelajaran Pendidikan Kolaborasi Antar-Profesi..................... 14
(Im ene

Evaluasi.......................................................................................................... 19

BAB 3 Nilai-Nilai dan Etik Antar-Profesi 21


©P

Pengertian..................................................................................................... 21
Nilai-Nilai/Etik dalam Profesi Kesehatan................................................... 22
Strategi Belajar yang Memfasilitasi Pembelajaran Nilai-Nilai/Etik........... 25

BAB 4 Peran dan Tanggung Jawab Antar-Profesi 31


Definisi Peran Profesi................................................................................... 31
Kompetensi Peran dan Tanggung Jawab dalam Kolaborasi
Antar-Profesi.......................................................................................... 32
Peran dan Tanggung Jawab Empat Profesi Kesehatan Perawat,
Bidan, Perawat Gigi, dan Ortotis Prostetis........................................... 32

ix

01.indd 9 18/05/2022 16:20:48


x
Kolaborasi Antar-Profesi

BAB 5 Komunikasi Antar-Profesi 43


Definisi Komunikasi Antar-Profesi............................................................. 43
Kompetensi Komunikasi Antar-Profesi....................................................... 44

BAB 6 Kerja Sama Tim 45
Definisi Kerja Sama Tim ............................................................................. 46
Manfaat Kerja Sama Tim.............................................................................. 46
Tahapan Perkembangan Tim........................................................................ 47

)
Prinsip Kerja Sama Tim dalam Kolaborasi Antar-Profesi........................... 48

ika
Evaluasi.......................................................................................................... 48

aM t
ed
mb pa
BAB 7 Latihan Kegiatan Pendidikan Kolaborasi
Antar-Profesi 51
ale Em
Latihan Disuksi 1.......................................................................................... 51
Latihan Disuksi 2.......................................................................................... 51
Skenario Tahapan Penyelesaian Kasus (Contoh)........................................ 56
.-S mba

Formulir Praktik Simulasi............................................................................ 59


Form A: Penyelesaian Masalah Terintegrasi
Kegiatan Antar-Profesi........................................................................... 61
Form B: Rencana Penyelesaian Kasus Secara
: P ale

Kolaborasi Antar-Profesi ..................................................................... 63


Form C: Penatalaksanaan Secara Tim.......................................................... 65
Lampiran Pembuatan Laporan Kelompok.................................................. 66
int t S

Kegiatan Interprofessional...................................................................... 66
en

Lampiran Pembuatan Laporan Individu...................................................... 67


pr rbi

Kegiatan Interprofessional...................................................................... 67

Daftar Pustaka D-1


(Im ene

Lampiran L-1
Indeks I-1
©P

01.indd 10 18/05/2022 16:20:48


BAB 1

)
ika
aM t
ed
mb pa
ale Em
PENDAHULUAN
.-S mba
: P ale

Latar Belakang
int t S

Masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat saat ini semakin


en

kompleks dan multifaktor. Oleh karena itu penanganannya


membutuhkan keterlibatan multidisiplin ilmu, lintas program, dan
pr rbi

bahkan multisektor. Para tenaga kesehatan pun telah menyadari


bahwa penananganan masalah kesehatan perlu dilakukan bersama-
(Im ene

sama dan terintegrasi.


Peningkatan kualitas kesehatan individu dan masyarakat
menjadi tujuan bersama para tenaga kesehatan dan masyarakat,
©P

bukan hanya menjadi slogan milik pemerintah. Namun pada


kenyataannya, tujuan bersama ini belum sepenuhnya dapat
diterapkan dalam pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan
kesehatan saat ini masih (sebagian besar) bersifat “terkotak-kotak”
dalam bidang ilmu atau masih diterapkan secara terpisah pada
masing-masing profesi kesehatan. Kondisi ini memberikan dampak
terhadap kualitas pelayanan kesehatan.

01.indd 1 18/05/2022 16:20:48


2
Kolaborasi Antar-Profesi

Definisi Interprofessional Education

“Interprofessional Education occurs when two or more professions learn with, from
and about each other to improve collaboration and the quality of care”. (Barr, 1995)

Definisi mengenai Interprofessional Education (IPE) atau Pendidikan


Kolaborasi Antar-Profesi yang disampaikan Barr tersebut sangat luas, akan tetapi
apabila kita menelaah lebih jauh tentang bagaimana seorang profesi kesehatan

)
belajar dari, untuk, dan kepada profesi kesehatan lainnya, banyak sekali faktor yang

ika
mempengaruhinya antara lain sistem dan kebijakan yang berlaku di suatu wilayah/
negara, faktor budaya, dan sosial.

aM t
ed
mb pa
ale Em
Pendidikan Kolaborasi Antar-Profesi untuk Kualitas
Pelayanan Kesehatan yang Lebih Baik
.-S mba

Selama kurun waktu 30 tahun sejak istilah interprofessional education (IPE)


pertama kali diperkenalkan, IPE telah berkembang sangat pesat dan berbagai hasil
penelitian telah menunjukkan manfaat program ini bagi peningkatan kualitas
layanan kesehatan. Manfaat yang besar dari pengembangan IPE telah diusulkan
: P ale

WHO sebagai solusi terhadap mendesaknya kebutuhan masyarakat akan pelayanan


yang terintegrasi. WHO pada tahun 2010 menjadikan IPE sebagai suatu upaya
int t S

kesehatan (health force) untuk mewujudkan suatu kualitas layanan kesehatan yang
en

lebih baik. IPE berkembang sangat pesat terutama di negara-negara maju mengingat
pr rbi

sistem kesehatan di negara tersebut telah tertata dengan baik, sedangkan IPE di
negara berkembang masih sebagai suatu wacana. Di Indonesia, hanya beberapa
sekolah keperawatan yang telah memperkenalkan konsep IPE sedangkan sekolah
(Im ene

kedokteran atau profesi lain belum memperkenalkannya sebagai suatu topik atau
mata ajar khusus.
Framework tentang IPE dan collaborative practice yang diusulkan oleh WHO
©P

menyebutkan bahwa ada dua (2) sistem yang terlibat dalam penerapan konsep
tersebut, yaitu: sistem pendidikan dan sistem kesehatan. Pada sistem pendidikan,
peran pendidikan tinggi profesi kesehatan sangatlah penting terkait dengan
penempatan IPE dalam kurikulum pendidikan dan bagaimana kurikulum tersebut
diaplikasikan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pengembangan dan
penerapan IPE dalam kurikulum pendidikan profesi merupakan suatu proses yang

01.indd 2 18/05/2022 16:20:48


3
BAB 1  Pendahuluan

kompleks dan membutuhkan keterlibatan staf dari berbagai bidang ilmu, unit
kerja, dan lokasi kerja. Model IPE yang akan dikembangkan haruslah disesuaikan
dengan visi dan misi dari unit pendidikan tersebut dengan tetap mengacu pada
visi dan misi nasional.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan IPE akan berhasil
apabila menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dewasa sebagai metode
pembelajaran. Selain itu, seperti dalam definisi IPE yang diajukan oleh Barr, IPE
haruslah diterapkan melalui pembelajaran reflektif dengan adanya interaksi antara

)
lebih dari satu profesi agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam berinteraksi

ika
dan bekerja sama dengan profesi lain. Melalui kurikulum yang terencana dengan
baik dan penerapan kurikulum yang sesuai, mahasiswa kesehatan diharapkan

aM t
ed
terbentuk menjadi lulusan yang berkompeten dalam menerapkan kolaborasi dengan

mb pa
profesi kesehatan lain.
Sudah saatnya institusi pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia mengenalkan
ale Em
dan menerapkan konsep pendidikan kolaborasi antar-profesi dalam kurikulum
pendidikannya agar setiap lulusannya mampu bekerja sama dengan baik untuk
mencapai tujuan akhir, yaitu kepuasan pasien/klien dan kualitas penatalaksanaan
.-S mba

pasien yang semakin baik. Selain itu, pemerintah (atau pemegang kebijakan)
sebaiknya mengembangkan program yang sejalan dengan penerapan praktik
kolaborasi sehingga kolaborasi antar-profesi dapat diaplikasikan dengan baik pada
: P ale

sistem layanan kesehatan di Indonesia.


int t S
en
pr rbi
(Im ene
©P

01.indd 3 18/05/2022 16:20:48


01.indd 4
©P
(Im ene
pr rbi
int t S
: P ale
en
.-S mba
ale Em
mb pa
aM t
ed
ika
)

18/05/2022 16:20:48
BAB 2

)
ika
aM t
KONSEP DASAR

ed
PENDIDIKAN mb pa
ale Em
KOLABORASI
.-S mba

ANTAR-PROFESI (KAP)
: P ale

Pengertian Pendidikan Kolaborasi Antar-


Profesi
int t S
en

Pendidikan Kolaborasi Antar-Profesi atau interprofessional


pr rbi

education (IPE), menurut WHO (2010), adalah proses pendidikan


yang melibatkan dua jenis profesi atau lebih. Pendidikan kolaborasi
antar-profesi bisa terjadi apabila beberapa mahasiswa dari berbagai
(Im ene

profesi belajar tentang profesi lain, belajar bersama satu sama


lain untuk menciptakan kolaborasi efektif dan pada akhirnya
meningkatkan outcome kesehatan yang diinginkan. Pendidikan
©P

kolaborasi antar-profesi merupakan tahap penting dalam upaya


mempersiapkan lulusan atau profesional kesehatan yang siap untuk
bekerja di dalam tim dan melakukan praktik kolaborasi dengan
efektif untuk merespons atau memecahkan masalah yang ada di
masyarakat.

Pengertian Praktik Kolaborasi Antar-Profesi


Praktik kolaborasi terjadi apabila beberapa kategori profesional
atau tenaga kesehatan bekerja bersama dengan pasien, keluarga,
dan masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan
kualitas yang tinggi. 5

01.indd 5 18/05/2022 16:20:48


6
Kolaborasi Antar-Profesi

Masyarakat
Peningkatan
Sistem Pendidikan dan kesehatan derajat
kesehatan
Sistem masyarakat
kesehatan
yang kuat
Kesiapan PRAKTIK
kolaborasi Layanan
KOLABORASI kesehatan
Tenaga
kesehatan optimal
PENDIDIKAN

)
sekarang dan
KOLABORASI Tenaga

ika
masa depan
ANTAR-PROFESI kesehatan

Sistem
kesehatan

aM t
ed
terfragmentasi

mb pa
Kebutuhan
masyarakat
terhadap
kesehatan
ale Em
Gambar 2.1  Sistem kesehatan dan sistem pendidikan ( WHO, 2010).
.-S mba

Sistem kesehatan dan sistem pendidikan tidak bisa berdiri sendiri. Sistem
pendidikan akan memberikan input pada sistem kesehatan sebagai pengguna
lulusan, kualitas tenaga kesehatan yang dihasilkan akan mempengaruhi baik
: P ale

tidaknya pelayanan kesehatan. Sebaliknya, sistem pendidikan akan dipengaruhi


oleh sistem kesehatan, misalnya kurikulum akan sangat dipengaruhi oleh kebutuhan
int t S

kesehatan masyarakat saat ini. Selain itu kompetensi lulusan harus disesuaikan
en

dengan kebutuhan kesehatan dan kebijakan di bidang kesehatan saat ini.


pr rbi

Untuk dapat memahami konsep praktik kolaborasi antar-profesi perlu


dipahami dulu konsep interprofesionalisme. Interprofesionalitas adalah sebuah
proses di mana beberapa profesional merencanakan, melaksanakan, dan
(Im ene

mengintegrasikan suatu jawaban atau respons yang kohesif terhadap kebutuhan


atau tuntutan klien, keluarga, atau masyarakat. Proses ini melibatkan interaksi yang
kontinu berupa tukar-menukar informasi dan pengetahuan yang diorganisasikan
©P

untuk memecahkan masalah bersama dengan melibatkan partisipasi pasien,


keluarga, dan masyarakat. Interprofesionalitas memerlukan adanya perubahan
paradigma karena interprofesionalitas memiliki karakteristik khusus seperti nilai,
code of conduct dan cara bekerja yang spesifik antar-profesi (D’Amour & Oandasan,
2005). Praktik kolaborasi dapat meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan yang
terkoordinasi, meningkatkan penggunaan tenaga spesialis yang tepat, meningkatkan
derajat kesehatan pasien dengan penyakit kronis, dan meningkatkan keamanan
pasien. Praktik kolaboratif dapat menurunkan komplikasi pada pasien, lama rawat,
konflik antar-tim kesehatan, angka rawat di rumah sakit, kesalahan klinik atau
malpraktik, serta menurunkan angka kematian.

01.indd 6 18/05/2022 16:20:48


7
BAB 2  Konsep Dasar Pendidikan Kolaborasi

Manfaat Pendidikan Kolaborasi Antar-profesi


Beberapa sumber menjelaskan manfaat pendidikan kolaborasi antar-profesi untuk
mahasiswa, institusi pendidikan, pelayanan kesehatan, serta manfaat bagi profesi
kesehataan itu sendiri. Di dalam buku ini, telah dirangkum beberapa manfaat
tersebut.

1. Manfaat bagi Mahasiswa


a. Mahasiswa dapat belajar berkomunikasi antar-profesi.

)
b. Mahasiswa dapat memahami dan menghargai peran profesi kesehatan

ika
lain.
c. Mahasiswa mendapat pengalaman untuk bekerja sama di dalam tim dan

aM t
ed
mb pa
memecahkan masalah klien.
d. Mahasiswa mendapatkan pengalaman untuk memberikan pelayanan
ale Em
kesehatan yang berfokus pada klien dengan melibatkan multidisiplin.
e. Mahasiswa dapat belajar tentang peran dan fungsi yang overlapping
antara satu profesi dan profesi lainnya serta bagaimana menangani
overlapping itu dengan baik untuk mencapai pelayanan kesehatan yang
.-S mba

aman, efektif, dan efisien.

2. Manfaat bagi Institusi Pendidikan


a. Memberi kesempatan kepada staf akademik untuk bekerja sama antar-
: P ale

profesi.
b. Pendidikan kolaborasi antar-profesi dapat meningkatkan efisiensi
int t S

penggunaan sumber daya yang ada di institusi pendidikan.


en

c. Meningkatkan kerja sama antar-prodi atau jurusan.


pr rbi

3. Manfaat bagi Pelayanan Kesehatan


a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
(Im ene

b. Meningkatkan efisiensi pelayanan dengan menurunkan duplikasi


tindakan yang tidak diperlukan dari berbagai profesi dan duplikasi
pencatatan dan pelaporan.
©P

c. Meningkatkan keselamatan klien.


d. Meningkatkan outcome kesehatan pasien.

4. Manfaat bagi Profesi atau Tenaga Kesehatan


a. Meningkatkan moral profesi.
b. Menurunkan hambatan dalam berkomunikasi dengan profesi lain.
c. Meningkatkan kecintaan akan profesi.
d. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah bersama
profesi lain.
e. Meningkatkan kepuasan kerja.

01.indd 7 18/05/2022 16:20:48


8
Kolaborasi Antar-Profesi

Prinsip-Prinsip Mengintegrasikan Pendidikan


Kolaborasi Antar-Profesi dalam Pendidikan Tenaga
Kesehatan
Pendidikan kolaborasi antar-profesi menyiapkan mahasiswa dengan kompetensi
untuk bekerja sama di dalam tim sesuai dengan peran dan fungsi serta lingkup
kerja masing masing profesi. Lulusan pendidikan tenaga kesehatan nantinya
diharapkan dapat bekerja dalam tim yang memiliki tujuan utama yaitu memberikan

)
pelayanan yang aman bagi klien, keluarga, dan masyarakat. Prinsip-prinsip dalam

ika
mengintegrasikan pendidikan kolaborasi antar-profesi dalam pendidikan tenaga
kesehatan adalah:

aM t
ed
mb pa
1. Pendidikan kolaborasi antar-profesi harus merupakan bagian integral dari
semua pendidikan tenaga kesehatan.
ale Em
2. Ada kemauan politik yang ditunjukkan dengan adanya kebijakan yang
mendukung pelaksanaan pendidikan kolaborasi antar-profesi ini.
3. Ada komitmen yang kuat dari seluruh civitas akademi di institusi pendidikan
.-S mba

untuk terlibat dalam pendidikan kolaborasi antar-profesi yang efektif.


4. Pendidikan kolaborasi antar-profesi ini harus melibatkan lahan praktik,
sehingga pelaksanaan pendidikan kolaborasi antar-profesi bisa dilaksanakan
pada tahap praktik klinik.
: P ale

5. Pelibatan tim dari antar-profesi harus dimulai sedini mungkin pada tahap
awal persiapan dan dipertahankan sampai tahap evaluasi.
int t S

6. Kohesifitas tim pengembang pendidikan kolaborasi antar-profesi harus solid


en

dan harus mengurangi ego masing-masing profesi. Proses dan aktivitas tim
pr rbi

ini juga harus merefleksikan kolaborasi yang efektif antar-profesi.


7. Pendidikan kolaborasi antar-profesi harus dimulai dengan metode yang
(Im ene

mudah terlebih dahulu, misalnya dengan merancang projek ekstrakurikuler


yang melibatkan kerja sama antar-profesi.
8. Kompetensi yang dirumuskan harus memperhatikan prinsip-prinsip:
©P

a. Berfokus pada pasien/keluarga/masyarakat


b. Memperhatikan proses, bukan hanya pencapaian kompetensi
c. Dapat diaplikasikan pada semua profesi
d. Merupakan kompetensi belajar sepanjang hayat
e. Menstimulasi active learning
f. Berdasarkan prinsip pembelajaran orang dewasa
9. Dalam mengintegrasikan pendidikan kolaborasi antar-profesi harus
mempertimbangkan standar pendidikan masing-masing profesi dan masuk
dalam sistem akreditasi pendidikan tenaga kesehatan yang ada.

01.indd 8 18/05/2022 16:20:48


DAFTAR PUSTAKA

Baker, P. (2010). Framework for action on interprofessional education and collaborative


practice. World Health Organization. Geneva. Retrieved from http://espace.

)
library.uq.edu.au/view/UQ:233239

ika
Barr, H. (2013). Toward a theoretical framework for interprofessional education.
Journal of Interprofessional Care, 27(1), 4–9. http://doi.org/10.3109/1356182

aM t
ed
mb pa
0.2012.698328
Blendon, D., Learning from prescribing errors. Qual Saf Health Care 2002;11:258-
ale Em
260
College os Health Disciplines, & Interprofessional Network of BC. (2008). The
British Columbia Competency Framework for Interprofessional Collaboration,
.-S mba

12.
Core Competencies 2008. [cited 22th of April 2009] . Available from: http://www.
cihc.ca/files/publications/CIHC_IPE-LitReview_May07.pdf
D’Amour, D., Ferrada-Videla, M., San Martin Rodriguez, L., & Beaulieu, M.-D.
: P ale

(2005). The conceptual basis for interprofessional collaboration: Core concepts


and theoretical frameworks. Journal of Interprofessional Care, 19(s1), 116–131.
int t S

http://doi.org/10.1080/13561820500082529
en

Freeth D, Hammick M, Reeves S, Koppel I, Barr H. 2005. Effective Interprofessional


Education: Development, Delivery and Evaluation. Canada: Blackwell
pr rbi

Publishing
HPEQ Student – IYHPS. Buku Pedoman Pengenalan Praktik Kolaborasi dan
(Im ene

Pendidikan interprofesi untuk Mahasiswa dan Profesional Muda Kesehatan:


Nusantara Health Collaborative. 2014.
Payler, J., Meyer, E., & Humphris, D. (2008). Pedagogy for interprofessional education
©P

-- what do we know and how can we evaluate it? Learning in Health & Social
Care, 7(2), 64–78. http://doi.org/10.1111/j.1473-6861.2008.00175.x
Pusdiknakes BPPSDM Kesehatan RI, (2016). Modul Peningkatan Kapasitas Dosen
Dalam Interprofesional Education (IPE).
Soemanta D, et.al, Kerangka Kurikulum Pendidikan interprofesi (Interprofessional
Education) dalam Bidang Kesehatan di Indonesia, HPEQ Ditjen Dikti
Kemendikbud, 2014
Susanti Dyeri, Hesti Wulandari, Ryka Juaeriah, Modul Interprofessional Education;
2016.

D-1

01.indd 1 18/05/2022 16:20:51


LAMPIRAN

Format Deteksi Kolaborasi Antar-Profesi


)
ika
aM t
ed
mb pa
ale Em
.-S mba
: P ale
int t S
en
pr rbi
(Im ene
©P

L-1

01.indd 1 18/05/2022 16:20:52


L-2

01.indd 2
©P
Kolaborasi Antar-Profesi

(Im ene
pr rbi
int t S
: P ale
en
.-S mba
ale Em
mb pa
aM t
ed
ika
)

18/05/2022 16:20:52
INDEKS

A I
active learning 8 Immersion 25, 26
assesment 39 interprofessional education 2, 5
asuhan keperawatan 32, 33

)
autonomy 22
J

ika
justice 23
B

aM t
ed
mb pa
beneficiency 23
Bidan 32, 34, 35 K
keamanan pasien (patient safety) 23
ale Em
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
C (KKNI) 27, 28
classroom-based learning 14 kerja sama tim 12, 45, 46, 48
clinical experience 25 kesehatan gigi 32, 35, 44
.-S mba

community-based learning 14 komunikasi antar-profesi 11, 43


community projects 17
coursework 25
L
: P ale

level kompetensi 27
D
dilema etik 10, 23, 24, L-13
diskusi kelompok 15, 16, 17 M
int t S

drive 47 mastery 26
en
pr rbi

E N
exposure (coursework) 25 nonmaleficence 23
(Im ene

F O
fidelity 23 ortotis prostetis 32, 39
©P

otonomi 22

G
group learning 15 P
patient-centered care 15
practice 2, 26,
H praktik kebidanan 34
hospital/clinical-based learning 14 praktik keperawatan 32
profesi 2– 32, 38, 43, 44, 48, 51–68,
project based learning 15

01.indd 1 18/05/2022 16:21:07


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai