Anda di halaman 1dari 24

BAB VI

PEMERIKSAAN LENDUTAN JALAN (BENKELMAN BEAM)

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Metode ini digunakan sebagai pegangan dalam pengujian perkerasan
jalan dengan alat Benkelman Beam yaitu dengan cara mengukur gerakan
vertikal pada permukaan lapis jalan melalui pemberian beban roda yang
diakibatkan oleh beban tertentu.
Tujuan dari pemeriksaan Benkelman Beam ini adalah untuk memperoleh
data lapangan yang akan bermanfaat pada :
1. Penilaian struktur perkerasan
2. Perbandingan sifat-sifat struktural sistem perkerasan yang berlainan.

B. BENDA UJI
Permukaan aspal di jalan raya

C. PERALATAN
1. Truk dengan spesifikasi standar sebagai berikut :
- Berat kosong truk (5 ± 01) Ton
- Jumlah as 2 buah, dengan roda belakang ganda
- Beban masing-masing roda belakang ban ganda yaitu (4,08 ±
0,045) Ton atau (9000 ± 100) Lbs
- Ban dalam kondisi baik dan dari jenis kembang halus (zig-zag)
dengan ukuran 25,4 x 50,8 cm atau 10 x 20 inchi
- Tekanan angin ban (5,5 ± 0,0) kg/cm2 atau (80 ± 1) Psi
- Jarak sisi kedua bidang kontak ban dengan permukaaan jalan
antara 10-15 cm atau 4-6 inchi
2. Alat timbang muatan praktis yang dapat dibawa kemana-mana (Portable
Weight Bridge) kapasitas 10 Ton.
3. Alat Benkelman Beam terdiri dari dua batang yang mempunyai panjang
total standar (366 ± 0,16) cm yang terbagi menjadi 3 bagian dengan
perbandingan 1 : 2 sumbu 0 dengan perlengkapan sebagai berikut :
- Arloji pengukur (dial Bouge) berskala mm dengan ketelitian 0,01
mm
- Alat penggetar (Buzzar)
- Alat pendatar (Waterpass)
4. Pengukur tekanan yang dapat mengukur tekanan angin ban minimum
5 kg/cm2 atau 80 Psi.
5. Termometer (5oC-70oC) dengan perbandingan skala 10C atau (40F-
140F) dengan pembagian skala 1oF.
6. Rol meter 30 m dan 3 m (100ft dan 10ft).
7. Formulir lapangan dan hardboard).
8. Minyak arloji pengukur dan alkohol murni untuk membersihkan batang
arloji pengukur.
9. Perlengkapan keamanan bagi petugas dan tempat pengujian :
- Tanda batas kecepatan lalu lintas pada saat melewati tempat
pengujian pada ditempatkan ±50 m didepan dan dibelakang truk.
- Tanda penunjuk lalu lintas yang dapat dilewati.
- Tanda lampu peringatan terutama bila pengujian malam hari.
- Tanda pengenal kain yang dipasang pada truk dibagian depan dan
belakang.
- Tanda pengaman lalu lintas yang dipegang oleh petugas.
- Pakaian khusus petugas yang warnanya dapat dilihat jelas oleh
pengendara.

D. PELAKSANAAN
1. Memasang batang pengukur Benkelman Beam sehingga menjadi
sambungan kaku.
2. Dalam keadaan batang pengukur terkunci, menempatkan Benkelman
Beam pada bidang datar, kokoh dan rata misalnya pada lantai.
3. Mengatur kaki sehingga Benkelman Beam dalam keadaan datar.
4. Menempatkan alat penyetel pada alat yang sama dan mengatur
sehingga alat berada dibawah tumit batang (TB) dari batang pengukur,
kemudian mengatur landasan sehingga batang menjadi datar dan
mantap.
5. Melepaskan pengunci (P) atau batang pengukur atau menurunkan
ujung batang perlahan-lahan hingga TB terletak pada penyetel.
6. Mengatur arloji pengukur (AP2) Benkelman Beam pada kedudukannya
hingga ujung arloji pengukur bersinggungan dengan batang pengukur,
kemudian dikunci dengan kuat.
7. Mengatur arloji pengukur alat penyetel (AP1) pada dudukannya hingga
ujung batang arloji bersinggungan dengan batang pengukur tepat
diatas TB kemudian dikunci dengan erat.
8. Mengatur kedudukan batang arloji pengukur Benkelman Beam dan
batang arloji alat penyetel, sehingga batang arloji dapat bergerak ± 5
mm
9. Dalam kedudukan seperti h diatur kedua jarum arloji pengukur pada
angka nol.
10. Menghidupkan alat penggetar, kemudian menurunkan plat penyetel
dengan memutar skrup pengatur, sehingga arloji pengukur pada
formulir yang sudah tersedia dapat dibaca.
11. Melakukan seperti j berturut-turut pada setiap penurunan batang arloji
pengukur 0,25 mm sampai mencapai penurunan, mencatat
pembacaan arloji pada setiap penurunan tersebut.
12. Dalam keadaan kedudukan seperti k, menaikkan penyetel berturut-
turut pada setiap kenaikan batang arloji pengukur 0,25 mm sampai
mencapai kenaikan 2,5 mm (tumit batang kembali pada kedudukan
normal).
13. Hasil pembacaan arloji Benkelman Beam dikalikan dengan faktor skala
batang Benkelman Beam (perbandingan jarak antara tumit batang
sampai sumbu nol terhadap jarak antar sumbu nol sampai belakang
ujung belakang batang pengukur) untuk alat Benkelman Beam yang
umum digunakan dengan faktor perbandingan 1 : 2 maka pembacaan
arloji tersebut dikalikan dengan 2.
14. Jika pembacaan arloji Benkelman Beam berbeda dengan hasil
pembacaan pada arloji alat penyetel berarti ada kemungkinan
kesalahan pada alat seperti gesekan pada sumbu yang terlalu besar
atau peluru-peluru sumbu yang terlalu longgar.

E. PERHITUNGAN
1. Faktor koreksi truk yang digunakan (FL)
2. Faktor pengali panjang dan perbandingan batang Benkelman Beam (Fm)
3. Faktor koreksi pengaruh musim dan lingkungan (Fe)
Fe = 1,0 pemeriksaan diakhir musim penghujan
Fe = 1,15 pemeriksaan diakhir musim kemarau
Fe = 1,0 pemeriksaan diakhir musim kemarau dan muka air tanah
tinggi
Fe = 1,0-1,5 pemeriksaan diakhir musim kemarau dan penghujan.
Fe = 0,9-1,0 pemeriksaan dilakukan dilokasi dengan drainasi.
- Pembacaan yang dilakukan
a. Pembacaan awal
Pembacaan dial Benkelman Beam pada saat posisi beban tepat
berada pada tumit belakang (sering kali di nolkan)
b. Pembacaan kedua (d 2)
Pembacaan dial Benkelman Beam pada posisi beban berada pada
jarak 12 kali dari titk awal.
X12 = 30 cm (jenis permukaan penetrasi)
X12 = 40 cm (jenis permukaan aspal beton)
c. Pembacaan ketiga (d 3) – jarang dilaksanakan
Pembacaan dial Benkelman Beam pada posisi beban berada pada
jarak “C” dari titik awal.
d. Pembacaan keempat (d 4)
Pembacaan dial Benkelman Beam pada posisi beban berada pada
jarak 6 m dari titik awal.
- Lendutan Balik (d) = Fm. Fl. Fe. (d4-d1)
2( d 2 − d1)
- Kemiringan titik belok = Fm.Fl.Fe
x12
- Lendutan max (Dmax) = d1.Fm.Fl.Fe
- Niali lendutan balik
3. Menurut Design Parameter and Models for the Road Work Design
dari Bina Marga, besarnya lendutan balik segmen ditentukan dengan
rumus:
D = d* + 1.s

s= [ n(Σd 2 ) − (Σd ) 2 ] /[ n( n − 1)

Dengan, D = Lendutan balik segmen


d = Lendutan balik 1 titk
n = Jumlah titik pemeriksaan
s = standar deviasi
d*= Lendutan balik rata-rata
4. Menurut Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan dengan alat
Benkelman Beam no. 01/MN/B/1983, lendutan balik segmen:
* Jalan arteri/ tol D = d*+2s
*Jalan kolektor D = d *+ 1,64s
*Jalan lokal D = d *+ 1,28s
F. ANALISA PERHITUNGAN
1. Nilai Ekivalen
4 4
1000 1000
a. Kendaraan ringan = + = 0,00023 + 0,00023
8160 8160
= 0,000451
4 4
3000 6000
b. Bus = + = 0,01827 + 0,29231 = 0,31058
8160 8160
4 4
2000 5000
c. Truk = + = 0,00361 + 0,14097 = 0,14458
8160 8160
4 4
5000 8000
d. Truk 2 As = + = 0,14097 + 0,92385 = 1,06482
8160 8160
4 4 4 4
5000 8000 5000 5000
e. Truk 4 As = + + +
8160 8160 8160 8160
= 0,14097 + 0,92385 + 0,14097 + 0,14097
= 1,34676

2. LHR
a. Kendaraan ringan = (1+0,025)3 x 2670 = 2875,298
b. Bus = (1+0,025)3 x 1182 = 1272,885
c. Truk = (1+0,025)3 x 929 = 1000,432
d. Truk 2 As = (1+0,025)3 x 782 = 842,128
e. Truk 4 As = (1+0,025)3 x 321 = 345,682

3. LEP
a. Kendaraan ringan = 2875,298 x 0,5 x 0,000451 = 0,64838
b. Bus = 1272,885 x 0,5 x 0,31058 = 197,6663
c. Truk = 1000,432 x 0,5 x 0,14458 = 72,3212
d. Truk 2 As = 842,128 x 0,5 x 1,06482 = 448,3574
e. Truk 4 As = 345,682 x 0,5 x 1,34676 = 232,7753
4. Lendutan balik (d)
d = Fm x FI x Fe x (d4 – d1)
Dimana Fm : Rasio dimensi A / Rasio dimensi B
FI : Rasio beban 8,16 ton / Beban truk penguji
Fe : Pengaruh musim
Asumsi dimensi : A = 224
B = 122
d = 1,836 x 1,0168 x 1 x ( 1.35 – 0 )
= 2.52
Nilai lendutan balik (d) pada STA 0 + 000 = 2.52

5. Kemiringan titik belok (tg )


d 2d1
tg =2x xFmxFIxFe
x12
3,25 − 0
tg =2x x 1,836 x 1,0168 x 1 = 0,0132
461
tg = 0,0132 = arc tg
= arc 0,0132
= 0,754
Kemiringan titik belok pada STA 0+000 = 0,754

6. Lendutan maksimum
Dmak = d1 x Fm x FI x Fe
= 0 x 1,836 x 1,0168 x 1
=0
Nilai lendutan maksimum pada STA 0+000 = 0
7. Perhitungan Lendutan Balik segmen 1 (Sta 0 + 000 – Sta 2 + 500)
Tabel perhitungan lendutan balik segmen 1
No Sta d1 d2 d4 X12 d d2

1 0+000 0 1,10 1,35 356 2,52 6,35

2 0+100 0 1,00 1,23 426 2,30 5,27

3 0+200 0 1,80 1,96 413 3,66 13,39

4 0+300 0 2,75 2,81 399 5,25 27,52

5 0+400 0 2,66 2,79 359 5,21 27,13

6 0+500 0 2,36 2,40 329 4,48 20,08

7 0+600 0 4,60 4,72 413 8,81 77,65

8 0+700 0 3,25 3,36 400 6,27 39,35

9 0+800 0 2,36 2,56 406 4,78 22,84

10 0+900 0 3,10 3,36 416 6,27 39,35

11 1+000 0 2,50 2,59 428 4,84 23,38

12 1+100 0 4,10 4,23 487 7,90 62,37

13 1+200 0 2,50 2,98 458 5,56 30,95

14 1+300 0 3,56 3,78 396 7,06 49,80

15 1+400 0 6,10 6,31 377 11,78 138,78

16 1+500 0 3,20 3,52 426 6,57 43,19

17 1+600 0 2,40 2,54 359 4,74 22,49

18 1+700 0 3,20 3,31 421 6,18 38,19

19 1+800 0 2,10 2,26 456 4,22 17,80

20 1+900 0 2,80 2,91 344 5,43 29,52

21 2+000 0 4,65 4,71 300 8,79 77,32


22 2+100 0 2,89 3,10 389 5,79 33,50

23 2+200 0 4,65 4,90 328 9,15 83,69

24 2+300 0 2,57 2,67 415 4,98 24,85

25 2+400 0 2,78 3,20 419 5,97 35,69

26 2+500 0 2,10 2,35 431 4,39 19,25

Jumlah 152,90 1.009,70

Rata-Rata 5,88

♦ Contoh Perhitungan d pada sta 0+000


d = Fm . Fl . Fc ( d4 – d1 )
=1,836 . 1.0168.1.(1,35 – 0)
= 2.52

n( d 2 )− ( d)
2

S =
n( n − 1)

26(1009.70) − (152.90) 2
=
26(26 − 1)
=2.103
D = d + 1,28 S
= 3.28 + 1,28 x 2.103
= 5.972
No Jenis Volum Berat C Angka LER LEP
Kendaraan e (ton) Ekivalen
Harian
1 Tak Bermotor 3752 - 0.5
2 Kendaraan 2670 1+1 0.5 0.00002 2875,29 0,64838
3 ringan 1182 3+6 0.5 0.05574 8 197,666
4 Bus 929 2+5 0.5 0.02675 1272,88 3
5 Truk 782 5+8 0.5 0.1772 5 72,3212
6 Truk 2 As 321 5+8+5+5 0.5 0.00416 1000,43 448,357
Truk 4 As 2 4
842,128 232,775
345,682 3
951,769

L = 365 * LEP * N
N = 4,2025 (Tabel 4.6)
L = 365 *951,769* 4,2025
= 1.459.930,366
= 1,460

2,303 log D − 0,408(1 − log L)


t =
0,08 − 0,013 log L
2.303 log 5.972 − 0.408(1 − log 1,460)
=
0.08 − 0.013 log 1,460
= 68.71 mm
= 6.87 cm
4, 5 Cam
T = 0,001(9 − RCI ) + Pd * + T min
4

4, 5 0,025
= 0,001(9 − 7 ) + 10 × + 3,25
4
= 2,25. 10-3 + 3,3125
= 3,3148 cm
Jadi tebal overlay adalah = T+t
= 3,3148 + 6.87
= 10.185 cm

GRAFIK NILAI LENDUTAN BALIK SEGMEN 1

14,00

12,00

10,00
LENDUTAN

8,00

6,00

4,00

2,00

-
0+000
0+100
0+200
0+300
0+400
0+500
0+600
0+700
0+800
0+900
1+000
1+100
1+200
1+300
1+400
1+500
1+600
1+700
1+800
1+900
2+000
2+100
2+200
2+300
2+400
2+500
STATIONING
8. Perhitungan Lendutan Balik segmen 2 (Sta 2+ 500 – Sta 5+000)
Tabel perhitungan lendutan balik segmen 2
No Sta d1 d2 d4 X12 d d2

1 2+500 0 2,10 2,35 431 4,39 19,25

2 2+600 0 1,70 2,21 415 4,13 17,02

3 2+700 0 1,90 2,25 396 4,20 17,65

4 2+800 0 1,30 1,51 398 2,82 7,95

5 2+900 0 2,30 2,48 423 4,63 21,44

6 3+000 0 5,36 5,59 325 10,44 108,92

7 3+100 0 2,30 2,65 426 4,95 24,48

8 3+200 0 3,50 3,76 430 7,02 49,28

9 3+300 0 4,70 4,98 387 9,30 86,44

10 3+400 0 5,87 6,00 354 11,20 125,48

11 3+500 0 4,65 5,05 398 9,43 88,89

12 3+600 0 3,62 3,70 346 6,91 47,72

13 3+700 0 4,60 4,98 425 9,30 86,44

14 3+800 0 1,20 2,15 320 4,01 16,11

15 3+900 0 1,30 1,52 365 2,84 8,05

16 4+000 0 2,56 2,75 387 5,13 26,36

17 4+100 0 4,70 4,91 398 9,17 84,03

18 4+200 0 4,20 4,69 421 8,76 76,67

19 4+300 0 2,30 2,42 422 4,52 20,41

20 4+400 0 2,90 3,30 325 6,16 37,96

21 4+500 0 3,60 3,88 456 7,24 52,47


22 4+600 0 3,90 4,29 489 8,01 64,15

23 4+700 0 3,56 3,79 416 7,08 50,07

24 4+800 0 3,98 4,09 419 7,64 58,31

25 4+900 0 2,39 2,42 406 4,52 20,41

26 5+000 0 1,89 2,21 367 4,13 17,02


Jumlah
167,90 1.232,96
Rata – rata
6,46

♦ Contoh Perhitungan d pada sta 0+000


d = Fm . Fl . Fc ( d4 – d1 )
=1,836 . 1,0168.1.(2.35 – 0)
= 4.39

S =
n ( )
d2 −( d)
2

n(n − 1)

26(1232.96) − (167.90) 2
=
26(26 − 1)
= 5.949
D = d + 1,28S
= 4.39+ 1,28x 5.949
= 12
No Jenis Volum Berat C Angka LER LEP
Kendaraan e (ton) Ekivalen
Harian
1 Tak Bermotor 3752 - 0.5
2 Kendaraan 2670 1+1 0.5 0.00002 2875,29 0,64838
3 ringan 1182 3+6 0.5 0.05574 8 197,666
4 Bus 929 2+5 0.5 0.02675 1272,88 3
5 Truk 782 5+8 0.5 0.1772 5 72,3212
6 Truk 2 As 321 5+8+5+5 0.5 0.00416 1000,43 448,357
Truk 4 As 2 4
842,128 232,775
345,682 3
951,769

L = 365 * LEP * N
N = 4,2025 (Tabel 4.6)
L = 365 *951,769* 4,2025
= 1.459.930,366
= 1,460

2,303 log D − 0,408(1 − log L )


t =
0,08 − 0,013 log L
2.303 log 12 − 0.408(1 − log 1,460)
=
0.08 − 0.013 log 1,460
= 86.67 mm
= 8.67 cm

4, 5 Cam
T = 0,001(9 − RCI ) + Pd * + T min
4

4, 5 0,025
= 0,001(9 − 7 ) + 10 × + 3,25
4
= 2,25. 10-3 + 3,3125
= 3,3148 cm

Jadi tebal overlay adalah = T+t


= 3,3148+ 8.667
= 11.982 cm

GRAFIK NILAI LENDUTAN BALIK SEGMEN 2

12,00

10,00

8,00
LENDUTAN

6,00

4,00

2,00

0,00
2+500
2+600
2+700
2+800
2+900
3+000
3+100
3+200
3+300
3+400
3+500
3+600
3+700
3+800
3+900
4+000
4+100
4+200
4+300
4+400
4+500
4+600
4+700
4+800
4+900
5+000
STATIONING
9. Perhitungan Lendutan Balik segmen 3 (Sta 5+000 – Sta 7+500)
Tabel perhitungan lendutan balik segmen 3
No Sta d1 d2 d4 X12 d d2

1 5+000 0 1,89 2,21 367 4,13 17,02

2 5+100 0 1,60 2,10 399 3,92 15,37

3 5+200 0 3,50 3,58 356 6,68 44,67

4 5+300 0 3,90 4,23 436 7,90 62,37

5 5+400 0 1,26 1,89 356 3,53 12,45

6 5+500 0 3,61 3,71 354 6,93 47,97

7 5+600 0 2,63 2,88 415 5,38 28,91

8 5+700 0 2,40 2,65 403 4,95 24,48

9 5+800 0 2,30 2,53 411 4,72 22,31

10 5+900 0 2,94 3,51 326 6,55 42,94

11 6+000 0 3,56 3,66 310 6,83 46,69

12 6+100 0 6,10 6,35 487 11,86 140,54

13 6+200 0 4,10 4,45 356 8,31 69,02

14 6+300 0 1,10 1,26 398 2,35 5,53

15 6+400 0 1,00 1,21 415 2,26 5,10

16 6+500 0 1,71 1,96 398 3,66 13,39

17 6+600 0 3,68 3,76 366 7,02 49,28

18 6+700 0 1,75 1,88 346 3,51 12,32

19 6+800 0 3,20 3,36 400 6,27 39,35

20 6+900 0 2,56 2,79 405 5,21 27,13

21 7+000 0 3,25 3,64 461 6,80 46,18


22 7+100 0 1,25 1,42 431 2,65 7,03

23 7+200 0 2,36 2,65 406 4,95 24,48

24 7+300 0 5,46 5,67 305 10,59 112,06

25 7+400 0 3,32 3,62 345 6,76 45,68

26 7+500 0 6,65 6,84 312 12,77 163,07


Jumlah
156,47 1.125,35
Rata – rata
6,02

♦ Contoh Perhitungan d pada sta 0+000


d = Fm . Fl . Fc ( d4 – d1 )
=1,836 . 1,0168.1.(2.21 – 0)
= 4.13

S =
n ( )
d2 −( d)
2

n(n − 1)

26(1125.35) − (156.47) 2
=
26(26 − 1)
= 2.711
D = d + 1,28S
= 4.13 + 1,28 x 2.711
= 7.6
No Jenis Volum Berat C Angka LER LEP
Kendaraan e (ton) Ekivalen
Harian
1 Tak Bermotor 3752 - 0.5
2 Kendaraan 2670 1+1 0.5 0.00002 2875,29 0,64838
3 ringan 1182 3+6 0.5 0.05574 8 197,666
4 Bus 929 2+5 0.5 0.02675 1272,88 3
5 Truk 782 5+8 0.5 0.1772 5 72,3212
6 Truk 2 As 321 5+8+5+5 0.5 0.00416 1000,43 448,357
Truk 4 As 2 4
842,128 232,775
345,682 3
951,769

L = 365 * LEP * N
N = 4,2025 (Tabel 4.6)
L = 365 *951,769* 4,2025
= 1.459.930,366
= 1,460

2,303 log D − 0,408(1 − log L)


t =
0,08 − 0,013 log L
2.303 log 7.6 − 0.408(1 − log 1,460)
=
0.08 − 0.013 log 1,460
= 74.918 mm
= 7.492 cm

4, 5 Cam
T = 0,001(9 − RCI ) + Pd * + T min
4

4, 5 0,025
= 0,001(9 − 7 ) + 10 × + 3,25
4
= 2,25. 10-3 + 3,3125
= 3,3148 cm
Jadi tebal overlay adalah = T+t
= 3,3148 + 7.492
= 10.807 cm

GRAFIK NILAI LENDUTAN BALIK SEGMEN 3

14,00

12,00

10,00
LENDUTAN

8,00

6,00

4,00

2,00

0,00
5+000
5+100
5+200
5+300
5+400
5+500
5+600
5+700
5+800
5+900
6+000
6+100
6+200
6+300
6+400
6+500
6+600
6+700
6+800
6+900
7+000
7+100
7+200
7+300
7+400
7+500
STATIONING
10. Perhitungan Lendutan Balik segmen 4 (Sta 7+500 – Sta 10+000)
Tabel perhitungan lendutan balik segmen 4
No Sta d1 d2 d4 X12 d d2

1 7+500 0 6,65 6,84 312 12,77 163,07

2 7+600 0 1,65 1,85 406 3,45 11,93

3 7+700 0 1,20 1,35 436 2,52 6,35

4 7+800 0 1,30 1,46 451 2,73 7,43

5 7+900 0 1,10 1,62 328 3,02 9,15

6 8+000 0 1,00 1,23 436 2,30 5,27

7 8+100 0 3,10 3,26 316 6,09 37,04

8 8+200 0 2,50 2,63 300 4,91 24,11

9 8+300 0 4,20 4,41 408 8,23 67,79

10 8+400 0 6,25 6,51 361 12,15 147,72

11 8+500 0 4,26 4,35 319 8,12 65,95

12 8+600 0 3,62 3,72 400 6,95 48,23

13 8+700 0 1,85 2,05 456 3,83 14,65

14 8+800 0 5,56 5,71 321 10,66 113,64

15 8+900 0 3,80 3,98 356 7,43 55,21

16 9+000 0 2,50 2,65 387 4,95 24,48

17 9+100 0 1,20 1,31 431 2,45 5,98

18 9+200 0 1,23 1,36 340 2,54 6,45

19 9+300 0 1,95 2,19 406 4,09 16,72

20 9+400 0 4,00 4,12 416 7,69 59,16

21 9+500 0 1,30 1,61 312 3,01 9,03


22 9+600 0 1,22 1,36 497 2,54 6,45

23 9+700 0 3,90 4,12 432 7,69 59,16

24 9+800 0 3,50 3,76 385 7,02 49,28

25 9+900 0 2,36 2,53 364 4,72 22,31

26 10+000 0 1,00 1,35 392 2,52 6,35


Jumlah
144,37 1.042,92
Rata – rata
5,55

♦ Contoh Perhitungan d pada sta 0+000


d = Fm . Fl . Fc ( d4 – d1 )
=1,836 . 1,0168.1.(6.84 – 0)
= 12.77

S =
n ( )
d2 −( d)
2

n(n − 1)

26(1042.92) − (144.37) 2
=
26(26 − 1)
= 3.107
D = d + 1.28 S
= 12.77 + 1.28 x 3.107
= 16.747 mm
No Jenis Volum Berat C Angka LER LEP
Kendaraan e (ton) Ekivalen
Harian
1 Tak Bermotor 3752 - 0.5
2 Kendaraan 2670 1+1 0.5 0.00002 2875,29 0,64838
3 ringan 1182 3+6 0.5 0.05574 8 197,666
4 Bus 929 2+5 0.5 0.02675 1272,88 3
5 Truk 782 5+8 0.5 0.1772 5 72,3212
6 Truk 2 As 321 5+8+5+5 0.5 0.00416 1000,43 448,357
Truk 4 As 2 4
842,128 232,775
345,682 3
951,769

L = 365 * LEP * N
N = 4,2025 (Tabel 4.6)
L = 365 *951,769* 4,2025
= 1.459.930,366
= 1,460

2,303 log D − 0,408(1 − log L )


t =
0,08 − 0,013 log L
2,303 log 16.747 − 0,408(1 − log 1,460)
=
0,08 − 0,013 log 1,460
= 95.251mm
= 9.525 cm

4, 5 Cam
T = 0,001(9 − RCI ) + Pd * + T min
4

4, 5 0,025
= 0,001(9 − 7 ) + 10 × + 3,25
4
= 2,25. 10-3 + 3,3125
= 3,3148 cm
Jadi tebal overlay adalah = T+t
= 3,3148 + 9.525
= 12.840 cm

GRAFIK NILAI LENDUTAN BALIK SEGMEN 4

14,00

12,00

10,00
LENDUTAN

8,00

6,00

4,00

2,00

0,00
7+500

7+600

7+700

7+800

7+900

8+000

8+100

8+200

8+300

8+400

8+500

8+600

8+700

8+800

8+900

9+000

9+100

9+200

9+300

9+400

9+500

9+600

9+700

9+800

9+900

10+000
STATIONING

GRAFIK NILAI RCI

8
7
6
5
RCI

4
3
2
1
0
0

10

JARAK (Km)
ALAT UJI BENKELMAN BEAM

Anda mungkin juga menyukai