EDARAN
NOMOR SE-52/PJ/2021
TENTANG
PETUNJUK UMUM INTERPRETASI DAN PENERAPAN KETENTUAN DALAM
PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
A.
Umum
B.
Maksud dan Tujuan
1. Maksud
2. Tujuan
C.
Ruang Lingkup
1. Definisi;
D.
Dasar
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
(Undang-Undang KUP);
E.
Materi
1. Definisi
Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id
https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/peraturan-pusat/surat-edaran-direktur-jenderal-pajak-se-52pj2021
Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:
c. Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra yang selanjutnya disebut Negara Mitra
adalah negara atau yurisdiksi yang terikat dengan Pemerintah Indonesia
dalam P3B.
j. Negara Domisili adalah negara atau yurisdiksi tempat Orang menjadi SPDN.
2. Informasi Umum
Terdapat beberapa ketentuan dalam MLI yang diadopsi oleh Indonesia dan
ketentuan dalam MLI tersebut akan mengubah atau memodifikasi sejumlah
P3B Indonesia. Dalam hal klausul P3B Indonesia termodifikasi
oleh ketentuan MLI, maka interpretasi dan penerapan ketentuan P3B
Indonesia perlu memperhatikan lebih lanjut hasil modifikasi tersebut.
1) dalam hal terdapat batasan yang diatur dalam P3B, maka Undang-
Undang PPh diterapkan dengan memperhatikan batasan dalam P3B
dimaksud; atau
4) definisi yang diatur secara khusus dalam suatu pasal untuk keperluan
penginterpretasian pasal tersebut yang diperluas hingga mencakup
juga definisi menurut ketentuan perundang-perundangan domestik
Negara Pihak dalam Persetujuan, misalnya definisi “harta tak gerak”
yang terdapat dalam pasal P3B mengenai Penghasilan dari Harta Tak
Gerak dan definisi “bunga” yang terdapat dalam pasal P3B Indonesia
mengenai Bunga, misalnya, P3B Indonesia dengan Korea Selatan dan
Swiss.
f. Definisi atas istilah dalam P3B yang tidak didefinisikan dalam P3B mengikuti
definisi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
domestik Negara Pihak dalam Perjanjian yang berlaku pada saat penerapan
P3B, kecuali konteksnya mensyaratkan lain, atau jika Pejabat yang
Berwenang telah menyepakati definisi yang berbeda berdasarkan Pasal 25
(Prosedur Persetujuan Bersama).
g. Suatu istilah dalam P3B umumnya didefinisikan dengan urutan atau langkah
sesuai dengan definisi yang tercantum dalam:
j. Dalam hal SPDN dari Negara Mitra memperoleh atau menerima penghasilan
yang bersumber dari Indonesia, maka pemajakan SPDN dari Negara Mitra
dimaksud harus memperhatikan ketentuan:
1) Undang-Undang PPh;
Pasal Perihal
Struktur pengaturan atau ketentuan dalam P3B pada umumnya mengikuti pola-
pola di atas. Akan tetapi terdapat beberapa P3B Indonesia yang memiliki struktur
pengaturan yang berbeda. Untuk itu, terdapat kemungkinan urutan pasal dalam
P3B Indonesia berbeda dengan struktur umum yang tercantum di atas.
Mengingat adanya perbedaan materi pengaturan antara satu P3B Indonesia
dengan P3B Indonesia lainnya, petunjuk umum interpretasi dan penerapan yang
diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal ini tidak dimaksudkan untuk dapat
Dokumen ini dipublikasikan ulang oleh www.perpajakan.id
https://perpajakan-id.ddtc.co.id/sumber-hukum/peraturan-pusat/surat-edaran-direktur-jenderal-pajak-se-52pj2021
diterapkan untuk seluruh kasus atau transaksi tanpa memperhatikan
kekhususan yang ada dalam setiap P3B Indonesia dimaksud. Untuk itu,
penerapan ketentuan perpajakan atas suatu transaksi yang melibatkan Indonesia
dan suatu Negara Mitra harus tetap mengacu kepada P3B Indonesia yang
pengaturannya dapat berbeda dengan pengaturan yang terdapat dalam lampiran
Surat Edaran Direktur Jenderal ini.
F.
Lain-lain
2. Namun demikian, definisi atas istilah yang digunakan dalam bagian naskah P3B
menggunakan definisi sebagaimana tercantum dalam naskah P3B itu sendiri
yang umumnya terdapat dalam Pasal 3 (Definisi Umum) atau Article 3 (General
Definitions) dan dalam pasal-pasal lain dalam P3B terkait sebagaimana dimaksud
dalam bagian E. angka 3 huruf d di atas.
3. Dalam hal tidak disebutkan secara khusus, penyebutan pasal atau ayat dalam
bagian batang tubuh maupun lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal ini
mengacu kepada pasal atau ayat dalam naskah P3B.
G.
Penutup