Anda di halaman 1dari 32

MODUL AJAR PPKn SMK

Nama Eti Sri Handayani, S.Pd Jenjang/ SMK/ X


Kelas

Asal sekolah SMK Negeri 1 Brebes Mapel PPKn

Alokasi waktu 2 pertemuan Jumlah siswa 36 orang


90 menit

Profil pelajar ● Beriman, bertakwa Moda Tatap muka


Pancasila kepada Tuhan YME dan pembelajara
yang berakhlak mulia n
berkaitan ● Mandiri

● Bernalar kritis

● Berkebinekaan Global

● Bergotong royong

● Kreatif

Fase E Elemen Pancasila


Mapel

Tujuan Peserta didik mampu menganalisis cara pandang para pendiri Negara tentang rumusan
Pembelajaran Pancasila sebagai dasar Negara

Kompetensi Menganalisis
Deskripsi Peserta didik mengamati bahan referensi bacaan yang relevan dengan materi
umum pembelajaran dan diminta menganalsisisnya Guru meminta peserta didik bekerja sama
kegiatan dan berdiskusi tentang cara pandang para pendiri Negara tentang rumusan Pancasila
sebagai dasar negara. Setelah itu peserta didik di dalam kelompok menyampaikan gagasan
masing –masing kaitannya dengan hasil analisisnya.

Materi ajar, Materi: Cara pandang para pendiri negara tentang rumusan Pancasila sebagai dasar
alat, dan negara
bahan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan sebagian besar tersedia di sekolah serta dimiliki oleh
peserta didik sehingga pada saat kegiatan pembelajaran yang harus diperhatikan adalah
fasilitas jaringan internet sekolah. Untuk membuat analisis menggunakan kertas folio.

Sarana  Gawai/laptop
Prasarana  Akses internet
 Buku teks PPKn
 Papan tulis dan spidol
 LCD Proyektor
 Speaker mini
 Printer
MODUL AJAR PPKn SMK

1. Informasi Umum Perangkat Ajar


Nama/ Unit SMK Negeri 1 Brebes
Jenjang : SMK
Kelas :X
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (90 Menit)
2. Tujuan Pembelajaran
Fase E
Elemen Pancasila
 Peserta didik mampu menganalisis cara pandang para pendiri
Tujuan
negara tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara.
Pembelajaran

1. Bagaimanakah ide-ide Pendiri bangsa tentang negara merdeka?


Pertanyaan Inti
2. Apa yang kalian pahami tentang BPUPKI dan PPKI?
Kompetensi Menganalisis
Kompetensi Keterampilan mencari informasi daricara berbagai literatur, berpikir kritis
yang harus dan membuat analisis
dimiliki peserta
didik
3. Profil Pelajar Pancasila Yang Berkaitan

● Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia

● Mandiri

● Bernalar kritis

● Berkebinekaan Global

● Bergotong royong

● Kreatif

4. Sarana Prasarana
 Gawai/laptop
 Akses internet
 Buku teks PPKn
 Papan tulis dan spidol
 LCD Proyektor
 Speaker mini
 Printer
5. Target Peserta Didik
 Siswa regular/tipikal
 Siswa dengan hambatan belajar
 Siswa Cerdas Istimewa Berbakat (CIBI)
 Siswa dengan ketunaan (tunanetrta, tunarungu, tunadaksa, tunalaras,
tunaganda)

6. Jumlah Peserta Didik


Maksimum 36 peserta didik
7. Ketersediaan Materi
a. Pengayaan untuk siswa berpencapaian tinggi: YA / TIDAK

b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk siswa yang sulit


memahami konsep: YA / TIDAK

8. Moda Pembelajaran
 Tatap muka
 PJJ Daring
 PJJ Luring
 Paduan antara tatap muka dan PJJ (Blended Learning)
9. Materi Ajar, Alat Dan Bahan
Materi Ajar A. Cara Pandang para pendiri negara tentang rumusan Pancasila
sebagai dasar negara
Komitmen Para Pendiri Negara dalam Merumuskan Pancasila dan Contoh
Ilustrasi Pancasila. foto/Istockphoto Ilustrasi Pancasila. foto/Istockphoto
Kontributor: Ahmad Efendi - 12 Nov 2021 15:30 WIB Dibaca Normal 1 menit
Para pendiri negara telah mengesampingkan kepentingan pribadi ketika
merumuskan pancasila, semangat mereka patut kita teladani. tirto.id - Dalam
merumuskan pancasila, para pendiri negara sepakat berkomitmen untuk
mengedepankan persatuan dan kesatuan. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) menempatkan kata "komitmen" beririsan dengan makna tanggung
jawab. Ia didefinisikan sebagai sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa
memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan
harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Sementara komitmen
kebangsaan seseorang atau individu, dapat dilihat dari komitmen dan
kesungguhan untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Komitmen kebangsaan, sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya, ditunjukkan para pendiri bangsa dalam proses
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Mengutip Modul
Pembelajaran Jarak Jauh mata pelajaran PPKn kelas VII, pada proses
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara, para pendiri
bangsa (founding fathers) menunjukkan komitmen, antara lain: 1.
Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme Pada proses
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara, para pendiri
bangsa kita dengan penuh kesadaran tetap menjaga semangat persatuan.
Perbedaan pendapat yang muncul dalam sidang-sidang BPUPKI disikapi
dengan tetap menjaga semangat persatuan dan sikap nasionalisme. 2.
Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan Penetapan Pancasila sebagai dasar negara yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945 dengan merubah 7 kata dalam naskah Piagam Jakarta,
telah menunjukkan para pendiri bangsa kita lebih menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. 3. Semangat
rela berkorban demi bangsa dan negara Tanpa kerelaan berkorban para
pendiri bangsa dengan merubah 7 kata dalam naskah piagam Jakarta, yang
awalnya sudah disepakati pada sidang BPUPKI kedua, maka bisa jadi kita tidak
dapat merasakan kemerdekaan sampai sekarang. Karena kerelaan berkorban
dengan merubah 7 kata itulah, bangsa Indonesia masih bisa berdiri kokoh
dengan Pancasila sebagai dasar negara sampai saat ini. 4. Selalu bersemangat
dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan Semangat perjuangan untuk
merebut kemerdekaan telah ditunjukkan para pendiri bangsa yang hasilnya
dapat dirasakan sampai sekarang ini: Kemerdekaan. Contoh Sikap Meneladani
Komitmen Para Pendiri Negara Komitmen untuk mendukung cita-cita bangsa
telah ditunjukkan dan diwariskan oleh para pendiri bangsa Indonesia kepada
para generasi penerus. Hendaknya kita terus menjaga dan meneladani
semangat serta komitmen mereka. Ada beberapa perilaku dan tindakan yang
dapat dilakukan dalam upaya meneladani semangat dan komitmen para
pendiri bangsa. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan Contohnya, para
atlet yang berlatih dengan rajin, berjuang keras, dan pantang menyerah untuk
menggapai prestasi yang membanggakan bangsa dan negara. Memiliki
kesadaran untuk mematuhi dan menaati hukum Misalnya dengan mematuhi
rambu-rambu lalu lintas, memakai helm jika berkendara, memiliki SIM saat
berkendara, membayar pajak tepat pada waktunya, menghindari tindakan
yang melanggar hukum. Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
sekitar Seperti membiasakan memakai masker pada masa Covid-19,
membiasakan membuang sampah pada tempatnya, disiplin melaksanakan
piket membersihkan lingkungan kelas, dan sebagainya. Baca juga:

Baca selengkapnya di artikel "Komitmen Para Pendiri Negara dalam


Merumuskan Pancasila dan Contoh", https://tirto.id/gjv6

7 Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar Negara dari Pendiri Negara


Kristina - detikEdu
Rabu, 08 Sep 2021 11:00 WIB
0 komentar
BAGIKAN
URL telah disalin
sidang bpupki
Foto: Dok. Wikipedia Commons
Jakarta -
Pancasila merupakan dasar negara yang lahir dari usulan bapak bangsa atau
The Founding Fathers Indonesia. Seperti apa persamaan dan perbedaan
usulan dasar negara dari para pendiri negara?

Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki fungsi dan kedudukan sebagai


buah dari pemikiran manusia. Kata ideologi berasal dari Bahasa Yunani dari
kata idea dan logos. Idea artinya mengetahui pikiran, melihat dengan budi.
Sedangkan, logos artinya gagasan, pengertian, kata, dan ilmu.

Dasar negara tersebut diusulkan oleh para pendiri negara saat sidang pertama
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Sidang tersebut berlangsung pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945.
Baca juga:
Pengertian dan Alasan Pancasila Disebut Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa
Usulan Dasar Negara dari Pendiri Negara

Ketua BPUPKI, K.R.T Radjiman Wedyodiningrat dalam pidato pembukaan


sidang menyampaikan, untuk mendirikan negara Indonesia yang merdeka
diperlukan adanya suatu dasar negara.

Kemudian, pada saat sidang berlangsung, para tokoh nasional seperti Moh.
Yamin, Soepomo, dan Soekarno mengusulkan pandangan tentang falsafah
atau dasar negara Republik Indonesia. Berikut usulan dari masing-masing
tokoh dalam sidang BPUPKI seperti dikutip dari buku Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Kelas VII SMP/MTs yang disusun oleh Lukman Surya
Saputra.
Moh. Yamin (29 Mei 1945)

Saat mengusulkan rancangan dasar negara, Moh. Yamin mengatakan bahwa,


"...rakyat Indonesia mesti mendapat dasar negara yang berasal daripada
peradaban kebangsaan Indonesia; orang timur pulang kepada kebudayaan
timur."

"... kita tidak berniat, lalu akan meniru sesuatu susunan tata negara negeri
haram. Kita bangsa Indonesia masuk yang beradab dan kebudayaan kita
beribu-ribu tahun umurnya." (Risalah Sidang, halaman 12).

Moh. Yamin kemudian menyampaikan rumusan dasar negara Indonesia


merdeka secara tertulis kepada ketua sidang dan secara lisan. Berikut
rumusannya:

Usulan lisan:
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan, dan
5. Kesejahteraan Rakyat

Usulan tertulis:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3, Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Soepomo (31 Mei 1945)

Selanjutnya, pada tanggal 31 Mei, Soepomo menyampaikan dasar negara


Indonesia merdeka adalah sebagai berikut:

1. Persatuan (Unitarisme)
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

Soepomo juga menekankan, negara Indonesia merdeka bukanlah negara yang


mempersatukan dirinya dengan golongan terbesar dalam masyarakat dan
tidak mempersatukan dirinya dengan golongan yang paling kuat (golongan
politik atau ekonomi yang paling kuat). Namun, negara Indonesia merdeka
adalah negara yang mempersatukan segala golongan dan segala paham
perorangan, mempersatukan diri dengan segala lapisan rakyat.
Soekarno (1 Juni 1945)

Pada tanggal 1 Juni, Soekarno menyampaikan pidato yang berisi dasar negara
Indonesia merdeka. Usulannya berbentuk Philosophische Grondslag atau
Weltanschauung yakni fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-
dalamnya untuk mendirikan negara yang kekal dan abadi.

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasional atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial, dan
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Soekarno memberikan nama kelima usulan tersebut dengan Panca Dharma.


Kemudian, atas petunjuk dari ahli bahasa, rumusan dasar negara tersebut
dinamakan Pancasila.
Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar Negara
Dirangkum dari Modul 1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
"Saya Indonesia Saya Pancasila" yang disusun oleh Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), berikut 7 persamaan
dan perbedaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara:

1. Memiliki isi materi yang sama.

2. Masing-masing rumusan dijiwai oleh semangat yang sama.

3. Rumusan yang diusulkan berbeda.

4. Diksi yang digunakan dalam setiap rumusan berbeda.

5. Urutan sila-sila yang diusulkan berbeda.

6. Jumlah rumusan yang diusulkan berbeda. Moh Yamin total rumusan 10 (5


tertulis dan 5 lisan), Soepomo dan Soekarno masing-masing 5 rumusan.
Namun, secara umum ketiganya menyampaikan jumlah poin yang sama.

7. Cara penyampaian rumusan berbeda. Moh Yamin menyampaikan usulan


secara tertulis dan lisan. Sedangkan, Soepomo dan Soekarno menyampaikan
secara lisan.

Nah, itulah persamaan dan perbedaan rumusan dasar negara dari para
pendiri negara. Jangan keliru ya detikers!

Baca artikel detikedu, "7 Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar Negara dari
Pendiri Negara" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5714084/7-persamaan-dan-perbedaan-usulan-dasar-negara-dari-pendiri-
negara.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Alat dan Bahan, Alat dan bahan yang dibutuhkan yakni kertas HVS dapat tersedia di sekolah .
dan Perkiraan Untuk membuat analisis dari materi Cara Pandang para pendiri negara
Biaya tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara
10. Kegiatan Pembelajaran Utama

Pengaturan Metode:
Siswa:  diskusi
 individu  presentasi
 berpasangan  demonstrasi
 berkelompok  project
(> 2 orang)  eksperimen
 eksplorasi
 permainan
 ceramah
 kunjungan lapangan
 simulasi

11. Asesmen
Kriteria untuk menilai ketercapaian tujuan pembelajaran
 asessmen individu
 assemen kelompok
 keduanya

Jenis assesmen
 performa (presentasi, drama, pameran hasil karya, dsb.)
 tertulis (tes objektif, esai)
12. Persiapan Pembelajaran
1. Menyiapkan bahan bacaan yang relevan dengan materi pembelajaran
2. Mempersiapkan materi ajar dan rubrik penilaian

13. Urutan Kegiatan Pembelajaran


Pendahuluan 1) Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar
mengajar: kerapian dan kebersihan ruang kelas secara bersama
sebagai wujud sikap tanggung jawab dan gotong royong.
2) Peserta didik bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa.
3) Meminta semua peserta didik berdiri tegak dengan sikap hikmat untuk
menunjukkan rasa cinta tanah air dan semangat kebangsaan dengan
menyanyikan lagu nasional “Bagimu Negeri” dipimpin oleh salah
seorang peserta didik.
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan
dilakukan oleh peserta didik.
Inti 1) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok yang anggotanya
dipilih secara heterogen sebagai bagian dari kebhinekaan global.
2) Guru menyiapkan bahan bacaan tentang cara Pandang para pendiri
negara tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara

3) Peserta didik dalam kelompok mengamati bahan bacaan tentang


cara Pandang para pendiri negara tentang rumusan Pancasila sebagai
dasar negara .Guru memberikan penjelasan singkat mengenai materi
pelajaran.
4) Selanjutnya peserta didik diminta menganalisis bahan bacaan tentang
cara Pandang para pendiri negara tentang rumusan Pancasila sebagai
dasar negara
5) Peserta didik di dalam kelompok menyampaikan bahan bacaan
tentang cara Pandang para pendiri negara tentang rumusan Pancasila
sebagai dasar negara Peserta didik melaksanakan diskusi kelas untuk
berbagi informasi tentang hasil diskusi kelompok dalam rangka
membangun sikap positif, sikap sadar, dan sikap nasionalisme
6) Peserta didik dengan penuh rasa tanggung jawab bergotong royong
mempraktikkan (membuat) statuta/piagam sebagai hasil kesepakatan
bersama untuk diletakkan di kelas dan dipatuhi bersama.

1. Peserta didik bersama-sama guru menarik kesimpulan tentang


pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Guru mengingatkan kembali tentang komitmen yang sudah dibuat
untuk senantiasa dipatuhi.
3. Guru memberikan penghargaan kepada seluruh peserta didik yang
telah menunjukkan niat baik dengan membuat statuta/piagam sebagai
hasil kesepakatan bersama untuk mematuhi aturan di sekolah.
4. Peserta didik bersama guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.

Penutup

14. Refleksi Guru


- Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik?
- Apa yang sebaiknya saya tambahkan untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran selanjutnya?
- Bagaimana melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan
bagi peserta didik?

15. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Dan Asesmennya


a. Kompetensi Kompetensi Sikap: bertaqwa, kerja sama, dan toleransi.
yang dinilai Kompetensi Pengetahuan: Menganalis cara Pandang para pendiri negara
tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara
Kompetensi Keterampilan: Menganalis cara Pandang para pendiri negara
tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara
b. Bagaimana - Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik
assesmen penilaian lain yang relevan
dilakukan - Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui penugasan sesuai
dengan kompetensi yang dinilai
- Penilaian keterampilan dilakukan melalui unjuk kerja saat kegiatan
pembelajaran
c. Kriteria 1. Penilaian Sikap
penilaian Kriteria Sikap
Toleransi
No Nama Kerja sama (Kebhinek Rerata Nilai
Bertaqwa (Gotong aan
(Imtaq) Royong) Global)

Pedoman Penskoran:
1 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Rumus Penilaian:
N = jumlah skor/skor maksimal x 100

2. Penilaian Pengetahuan

Mata Pelajaran : PPKn


Kelas :X
Soal :
1. Siapa sajakah tokoh para pendiri bangsa ?
2. Sebutkan isi pendapat Soekarno mengenai dasar negara !
3. Sebutkan isi pendapat muh.Yamin mengenai dasar negara !
4. Pendapat dari siapakah yang kemudian di pakai dalam negara
Republik Indonesia sebagai dasar negara ?
5. Sikap apa sajakah yang bisa kita contoh terhadap para pendiri
bangsa?

Rubrik penilaian
No Kunci Jawaban skor Keterangan
soal
1 Jika terdapat: pengertian, opini 1-20 jumlah skor
Nilai =
5
kebermanfaatan
2 Jika terdapat: memberikan 5 1-20
contoh perilaku nasionalisme
yang dimiliki para pendiri
bangsa
3 Jika terdapat: memaparkan 1-20
berbagai pendapat para pendiri
bangsa tentang Pancasila
4 Jika terdapat: menemukan 1-20
alasan logis dan argumentatif
5 Jika terdapat: ajakan persuasif, 1-20
berempati dan ramah, serta
memberikan contoh
pelaksanaannya

3. Lembar Penilaian Diskusi


Petunjuk
Lembar ini diisi oleh guru pada saat diskusi kelompok. Lembar ini mencatat
keefektifan peserta diskusi dalam 4 (empat) kode nilai akhir, yaitu: A (Sangat
Baik), B (Baik), C (Cukup), dan K (Kurang). Pada kolom Aspek Penilaian yang
terdiri dari sikap, pendapat dan bahasa, tuliskan skor angka 0 - 100 Pada
kolom Penilaian, tuliskan Rata-Rata Skor Angka dan konversi Kode Nilainya.
Nama Aspek Penilaian RATA
No Peserta
RATA
Sikap Pendapat Bahasa
didik

Keterangan:
1. Sikap : kesopanan, kerja sama, semangat, toleransi
meluruskan penyimpangan, dan menunjukkan sikap terpuji
2. Pendapat : rasional, teliti, jelas, relevan, sistematis dan keaktifan
pendapat
3. Bahasa : jelas, teliti, tepat, menarik dan wajar
Peserta didik memperoleh nilai :

Interval Nilai Kualitatif

81 – 100 A (Sangat Baik)

70 – 80 B (Baik)

50 – 69 C (Cukup)

< 60 K (Kurang)
16. Pertanyaan Refleksi Untuk Peserta Didik
a. Materi yang belum saya pahami dan akan saya pelajari kembali adalah
b. Jika diminta untuk memberikan bintang 1-bintang 5, berapa bintang
yang mau diberikan pada usaha yang telah kamu lakukan

17. Lembar Kerja Peserta Didik


Lampiran 1
18. Bahan Bacaan Siswa
Lampiran 2
19. Bahan Bacaan Guru
Lampiran 3

20. Materi/Kegiatan Pengayaan bagi peserta didik dengan capaian tinggi


Materi/ kegiatan pengayaan diberikan kepada peserta didik dengan pencapaian ketuntasan
yang tinggi dan diatas rata-rata kelas agar peserta didik tersebut dapat mengembangkan
kompetensinya pada kegiatan pembelajaran ini.
Bentuk pengayaan:
1. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran
tutor sebaya
2. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam bentuk
laporan tertulis atau membacakan di depan kelas.
Materi pengayaan disajikan pada lampiran 4
21. Materi/Kegiatan remedial untuk peserta didik yang kesulitan belajar
Kegiatan/ materi remidial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar. Kegiatan ini dirancang untuk membantu mengatasi kesulitan peserta didik dalam
pencapaian ketuntasan belajar.
Kegiatan remidial diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika peserta didik belum tuntas mencapai 50% atau lebih, maka akan diulangi
pembelajaran dengan materi yang sama
2. Jika peserta didik yang tidak tuntas dibawah 50% maka dapat diberikan pengulangan
materi pokok yang belum tuntas
3. Jika pengulangan materi sudah selesai maka peserta didik diberikan kesempatan
mengerjakan tes
Materi remidial disajikan pada lampiran 5
LAMPIRAN I
LAMPIRAN I

Lembar Kerja Peserta Didik

Nama : ........................................................................................
Kelas : ........................................................................................
Materi : ........................................................................................
Hari/ Tanggal : ........................................................................................

No Soal/ Pertanyaan
`1 Sebutkan isi dasar negara yang diusulkan ir.Soekarno!
2 Sebutkan isi dasar negara yang diusulkan Muh.Yamin!

3 Siapa sajakah bapak para pendiri bangsa!

LAMPIRAN I
LAMPIRAN II

A. Cara Pandang para pendiri negara tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara
Komitmen Para Pendiri Negara dalam Merumuskan Pancasila dan Contoh Ilustrasi Pancasila.
foto/Istockphoto Ilustrasi Pancasila. foto/Istockphoto Kontributor: Ahmad Efendi - 12 Nov 2021 15:30
WIB Dibaca Normal 1 menit Para pendiri negara telah mengesampingkan kepentingan pribadi ketika
merumuskan pancasila, semangat mereka patut kita teladani. tirto.id - Dalam merumuskan pancasila,
para pendiri negara sepakat berkomitmen untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) menempatkan kata "komitmen" beririsan dengan makna tanggung jawab. Ia
didefinisikan sebagai sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta
melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Sementara
komitmen kebangsaan seseorang atau individu, dapat dilihat dari komitmen dan kesungguhan untuk
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Komitmen
kebangsaan, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, ditunjukkan para pendiri bangsa dalam proses
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Mengutip Modul Pembelajaran Jarak Jauh
mata pelajaran PPKn kelas VII, pada proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara,
para pendiri bangsa (founding fathers) menunjukkan komitmen, antara lain: 1. Mengutamakan
semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme Pada proses perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai dasar negara, para pendiri bangsa kita dengan penuh kesadaran tetap menjaga semangat
persatuan. Perbedaan pendapat yang muncul dalam sidang-sidang BPUPKI disikapi dengan tetap
menjaga semangat persatuan dan sikap nasionalisme. 2. Menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi dan golongan Penetapan Pancasila sebagai dasar negara yang terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945 dengan merubah 7 kata dalam naskah Piagam Jakarta, telah menunjukkan
para pendiri bangsa kita lebih menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan. 3. Semangat rela berkorban demi bangsa dan negara Tanpa kerelaan berkorban
para pendiri bangsa dengan merubah 7 kata dalam naskah piagam Jakarta, yang awalnya sudah
disepakati pada sidang BPUPKI kedua, maka bisa jadi kita tidak dapat merasakan kemerdekaan sampai
sekarang. Karena kerelaan berkorban dengan merubah 7 kata itulah, bangsa Indonesia masih bisa
berdiri kokoh dengan Pancasila sebagai dasar negara sampai saat ini. 4. Selalu bersemangat dalam
berjuang mempertahankan kemerdekaan Semangat perjuangan untuk merebut kemerdekaan telah
ditunjukkan para pendiri bangsa yang hasilnya dapat dirasakan sampai sekarang ini: Kemerdekaan.
Contoh Sikap Meneladani Komitmen Para Pendiri Negara Komitmen untuk mendukung cita-cita bangsa
telah ditunjukkan dan diwariskan oleh para pendiri bangsa Indonesia kepada para generasi penerus.
Hendaknya kita terus menjaga dan meneladani semangat serta komitmen mereka. Ada beberapa
perilaku dan tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya meneladani semangat dan komitmen para
pendiri bangsa. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan Contohnya, para atlet yang berlatih dengan
rajin, berjuang keras, dan pantang menyerah untuk menggapai prestasi yang membanggakan bangsa
dan negara. Memiliki kesadaran untuk mematuhi dan menaati hukum Misalnya dengan mematuhi
rambu-rambu lalu lintas, memakai helm jika berkendara, memiliki SIM saat berkendara, membayar
pajak tepat pada waktunya, menghindari tindakan yang melanggar hukum. Menjaga kesehatan dan
kebersihan lingkungan sekitar Seperti membiasakan memakai masker pada masa Covid-19,
membiasakan membuang sampah pada tempatnya, disiplin melaksanakan piket membersihkan
lingkungan kelas, dan sebagainya. Baca juga:

Baca selengkapnya di artikel "Komitmen Para Pendiri Negara dalam Merumuskan Pancasila dan
Contoh", https://tirto.id/gjv6

7 Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar Negara dari Pendiri Negara


Kristina - detikEdu
Rabu, 08 Sep 2021 11:00 WIB
0 komentar
BAGIKAN
URL telah disalin
sidang bpupki
Foto: Dok. Wikipedia Commons
Jakarta -

Pancasila merupakan dasar negara yang lahir dari usulan bapak bangsa atau The Founding Fathers
Indonesia. Seperti apa persamaan dan perbedaan usulan dasar negara dari para pendiri negara?

Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki fungsi dan kedudukan sebagai buah dari pemikiran manusia.
Kata ideologi berasal dari Bahasa Yunani dari kata idea dan logos. Idea artinya mengetahui pikiran,
melihat dengan budi. Sedangkan, logos artinya gagasan, pengertian, kata, dan ilmu.

Dasar negara tersebut diusulkan oleh para pendiri negara saat sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sidang tersebut berlangsung pada tanggal 29 Mei-1
Juni 1945.
Baca juga:
Pengertian dan Alasan Pancasila Disebut Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa
Usulan Dasar Negara dari Pendiri Negara

Ketua BPUPKI, K.R.T Radjiman Wedyodiningrat dalam pidato pembukaan sidang menyampaikan, untuk
mendirikan negara Indonesia yang merdeka diperlukan adanya suatu dasar negara.

Kemudian, pada saat sidang berlangsung, para tokoh nasional seperti Moh. Yamin, Soepomo, dan
Soekarno mengusulkan pandangan tentang falsafah atau dasar negara Republik Indonesia. Berikut
usulan dari masing-masing tokoh dalam sidang BPUPKI seperti dikutip dari buku Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan Kelas VII SMP/MTs yang disusun oleh Lukman Surya Saputra.
Moh. Yamin (29 Mei 1945)

Saat mengusulkan rancangan dasar negara, Moh. Yamin mengatakan bahwa, "...rakyat Indonesia mesti
mendapat dasar negara yang berasal daripada peradaban kebangsaan Indonesia; orang timur pulang
kepada kebudayaan timur."

"... kita tidak berniat, lalu akan meniru sesuatu susunan tata negara negeri haram. Kita bangsa Indonesia
masuk yang beradab dan kebudayaan kita beribu-ribu tahun umurnya." (Risalah Sidang, halaman 12).

Moh. Yamin kemudian menyampaikan rumusan dasar negara Indonesia merdeka secara tertulis kepada
ketua sidang dan secara lisan. Berikut rumusannya:

Usulan lisan:
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan, dan
5. Kesejahteraan Rakyat

Usulan tertulis:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3, Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Soepomo (31 Mei 1945)

Selanjutnya, pada tanggal 31 Mei, Soepomo menyampaikan dasar negara Indonesia merdeka adalah
sebagai berikut:

1. Persatuan (Unitarisme)
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

Soepomo juga menekankan, negara Indonesia merdeka bukanlah negara yang mempersatukan dirinya
dengan golongan terbesar dalam masyarakat dan tidak mempersatukan dirinya dengan golongan yang
paling kuat (golongan politik atau ekonomi yang paling kuat). Namun, negara Indonesia merdeka adalah
negara yang mempersatukan segala golongan dan segala paham perorangan, mempersatukan diri
dengan segala lapisan rakyat.
Soekarno (1 Juni 1945)

Pada tanggal 1 Juni, Soekarno menyampaikan pidato yang berisi dasar negara Indonesia merdeka.
Usulannya berbentuk Philosophische Grondslag atau Weltanschauung yakni fundamen, filsafat, pikiran,
jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk mendirikan negara yang kekal dan abadi.

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasional atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial, dan
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Soekarno memberikan nama kelima usulan tersebut dengan Panca Dharma. Kemudian, atas petunjuk
dari ahli bahasa, rumusan dasar negara tersebut dinamakan Pancasila.
Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar Negara

Dirangkum dari Modul 1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) "Saya Indonesia Saya
Pancasila" yang disusun oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek), berikut 7 persamaan dan perbedaan usulan dasar negara oleh para pendiri
negara:

1. Memiliki isi materi yang sama.

2. Masing-masing rumusan dijiwai oleh semangat yang sama.


3. Rumusan yang diusulkan berbeda.

4. Diksi yang digunakan dalam setiap rumusan berbeda.

5. Urutan sila-sila yang diusulkan berbeda.

6. Jumlah rumusan yang diusulkan berbeda. Moh Yamin total rumusan 10 (5 tertulis dan 5 lisan),
Soepomo dan Soekarno masing-masing 5 rumusan. Namun, secara umum ketiganya menyampaikan
jumlah poin yang sama.

7. Cara penyampaian rumusan berbeda. Moh Yamin menyampaikan usulan secara tertulis dan lisan.
Sedangkan, Soepomo dan Soekarno menyampaikan secara lisan.

Nah, itulah persamaan dan perbedaan rumusan dasar negara dari para pendiri negara. Jangan keliru ya
detikers!

Baca artikel detikedu, "7 Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar Negara dari Pendiri Negara"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5714084/7-persamaan-dan-perbedaan-usulan-
dasar-negara-dari-pendiri-negara.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

LAMPIRAN I
LAMPIRAN III

Sejarah dirumuskannya Pancasila sebagai dasar negara adalah diawali dengan pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI. BPUPKI adalah organisasi yang
dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia sekaligus sejumlah syarat yang harus
dipenuhinya sebagai negara merdeka, demikian dilansir dari buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas VII karya Tim Ganesha Operation.

Pancasila dirumuskan dalam sidang pertama BPUPKI. Sidang pertamanya sendiri dilaksanakan pada 29
Mei-1 Juni 1945.
Baca juga:
Kapan Para Pendiri Negara Menyepakati Dasar Negara? Ini Sejarahnya

Dalam sidang BPUPKI pertama, yang dibahas adalah dasar negara Indonesia. Kemudian, sidang kedua
yang dilaksanakan pada 10-17 Juli 1945 membahas tentang rancangan Undang-Undang Dasar.
Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
Pada sidang pertama BPUPKI, Soepomo, Moh. Yamin, dan Soekarno menyampaikan beberapa usulan
tentang falsafah atau dasar negara Indonesia. Penyampaian ini didasarkan pada arahan Ketua BPUPKI,
Radjiman Wedyodiningrat pada pidato pembukaan sidang.

Radjiman mengatakan bahwa untuk mendirikan negara yang merdeka, maka dibutuhkan suatu dasar
negara.
Usulan Dasar Negara Moh. Yamin (29 Mei 1945)

Moh. Yamin menyampaikan usulan dasar negara secara tertulis pada ketua sidang dan secara lisan.

Usulan lisan:
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan, dan
5. Kesejahteraan Rakyat

Usulan tertulis:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3, Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Usulan Dasar Negara Soepomo (31 Mei 1945)

Menurut Soepomo, negara Indonesia merdeka adalah negara yang dapat mempersatukan semua
golongan dan paham perseorangan, serta mempersatukan diri dengan berbagai lapisan rakyat.
Selanjutnya, di bawah ini usulan dasar negara menurut Soepomo.

1. Persatuan (Unitarisme)
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

Soepomo turut menegaskan bahwa negara Indonesia merdeka bukan negara yang menyatukan dirinya
dengan golongan terbesar dalam masyarakat serta tidak menyatukan dirinya dengan golongan paling
kuat (golongan politik atau
ekonomi yang paling kuat).
Usulan Dasar Negara Soekarno (1 Juni 1945)

Soekarno menyampaikan pidato mengenai dasar negara Indonesia merdeka pada 1 Juni 1945. Ia
memberikan usulan yang berbentuk Philosophische Grondslag atau Weltanschauung, yaitu fundamen,
filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya demi mendirikan negara yang kekal abadi.

Soekarno menyatakan usulan dasar negara dengan sebutan Panca Dharma. Lalu, dengan anjuran para
ahli bahasa, rumusan dasar negara yang diusulkan Soekarno ini dinamakan Pancasila.

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasional atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial, dan
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Pancasila Ditetapkan Sebagai Dasar Negara

Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada sidang pengesahan UUD 1945.

Pada sidang ini, PPKI mengesahkan UUD 1945 di mana terdapat rumusan Pancasila sebagai dasar negara
pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945.

Itu dia sejarah rumusan Pancasila sebagai dasar negara. Sudah paham kan, detikers?
Baca juga:
Ini Pernyataan Kemerdekaan Bangsa Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945

LAMPIRAN I
LAMPIRAN IV

3 Tokoh Nasional Perumus Pancasila dan Isi


Rumusan Dasar Negara
Selasa, 1 Juni 2021 | 11:01 WIB
Share :

Penulis : Gempita Surya

KOMPAS.TV - Pancasila pertama kali dirumuskan dalam Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei
1945 - 1 Juni 1945).

Dalam sidang tersebut, ada 3 tokoh yang memberikan usulan atau rumusan dasar negara, yaitu
Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
Mohammad Yamin adalah seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum.

Dalam pidatonya pada 29 Mei 1945, Moh. Yamin mengemukakan 5 dasar negara yaitu peri
kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.

Sedangkan dalam bentuk tertulis diusulkan:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Selain Mohammad Yamin, gagasan dasar negara juga diusulkan Dr. Soepomo, yang dikenal
sebagai tokoh ahli hukum dan pahlawan nasional Indonesia.

Lima rumusan dasar negara Dr. Soepomo disampaikan dalam pidatonya pada 31 Mei 1945,
yaitu:

1. Persatuan

2. Kekeluargaan

3. Keseimbangan lahir dan batin

4. Musyawarah

5. Keadilan rakyat

Ir. Soekarno juga menyampaikan gagasan dasar negara pada sidang yang digelar 1 Juni 1945. Ir.
Soekarno memberikan 3 usulan, yakni Pancasila, Trisila, dan Ekasila.

Rumusan Ekasila yang diusulkan berbunyi Gotong-royong.

Sedangkan rumusan Trisila yang diusulkan berbunyi:

1. Sosio – nasionalisme

2. Sosio – demokratis

3. Ke – tuhanan
Sementara, rumusan Pancasila yang diusulkan yaitu:

1. Kebangsaan indonesia – atau nasionalisme 

2. Internasionalisme – atau peri-kemanusiaan 

3. Mufakat – atau demokrasi 

4. Kesejahteraan sosial

5. Ketuhanan

Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya bisa disahkan pada Sidang
PPKI 18 Agustus 1945.

Selanjutnya, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar


1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.(*)

Grafis: Arief Rahman

LAMPIRAN I
LAMPIRAN V

TERPOPULER KEMARIN DI  

Komitmen Para Pendiri Negara dalam


Merumuskan Pancasila dan Contoh
Ilustrasi Pancasila. foto/Istockphoto
Kontributor: Ahmad Efendi - 12 Nov 2021 15:30 WIB

Dibaca Normal 1 menit

Para pendiri negara telah mengesampingkan kepentingan pribadi ketika merumuskan pancasila,
semangat mereka patut kita teladani.

tirto.id - Dalam merumuskan pancasila, para pendiri negara sepakat berkomitmen untuk
mengedepankan persatuan dan kesatuan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menempatkan kata "komitmen" beririsan dengan makna
tanggung jawab.

Ia didefinisikan sebagai sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian,
serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh.

Sementara komitmen kebangsaan seseorang atau individu, dapat dilihat dari komitmen dan
kesungguhan untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan.

Komitmen kebangsaan, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, ditunjukkan para pendiri bangsa
dalam proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

Mengutip Modul Pembelajaran Jarak Jauh mata pelajaran PPKn kelas VII, pada proses perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai dasar negara, para pendiri bangsa (founding fathers) menunjukkan
komitmen, antara lain:

1. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme

Pada proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara, para pendiri bangsa kita dengan
penuh kesadaran tetap menjaga semangat persatuan.

Perbedaan pendapat yang muncul dalam sidang-sidang BPUPKI disikapi dengan tetap menjaga semangat
persatuan dan sikap nasionalisme.

2. Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan

Penetapan Pancasila sebagai dasar negara yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dengan merubah
7 kata dalam naskah Piagam Jakarta, telah menunjukkan para pendiri bangsa kita lebih menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

3. Semangat rela berkorban demi bangsa dan negara

Tanpa kerelaan berkorban para pendiri bangsa dengan merubah 7 kata dalam naskah piagam Jakarta,
yang awalnya sudah disepakati pada sidang BPUPKI kedua, maka bisa jadi kita tidak dapat merasakan
kemerdekaan sampai sekarang.

Karena kerelaan berkorban dengan merubah 7 kata itulah, bangsa Indonesia masih bisa berdiri kokoh
dengan Pancasila sebagai dasar negara sampai saat ini.

4. Selalu bersemangat dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan

Semangat perjuangan untuk merebut kemerdekaan telah ditunjukkan para pendiri bangsa yang hasilnya
dapat dirasakan sampai sekarang ini: Kemerdekaan.

Contoh Sikap Meneladani Komitmen Para Pendiri Negara

Komitmen untuk mendukung cita-cita bangsa telah ditunjukkan dan diwariskan oleh para pendiri bangsa
Indonesia kepada para generasi penerus.

Hendaknya kita terus menjaga dan meneladani semangat serta komitmen mereka.
Ada beberapa perilaku dan tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya meneladani semangat dan
komitmen para pendiri bangsa.

Berpartisipasi aktif dalam pembangunan

Contohnya, para atlet yang berlatih dengan rajin, berjuang keras, dan pantang menyerah untuk
menggapai prestasi yang membanggakan bangsa dan negara.

Memiliki kesadaran untuk mematuhi dan menaati hukum

Misalnya dengan mematuhi rambu-rambu lalu lintas, memakai helm jika berkendara, memiliki SIM saat
berkendara, membayar pajak tepat pada waktunya, menghindari tindakan yang melanggar hukum.

Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar

Seperti membiasakan memakai masker pada masa Covid-19, membiasakan membuang sampah pada
tempatnya, disiplin melaksanakan piket membersihkan lingkungan kelas, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai