Anda di halaman 1dari 80

MODUL AJAR

Nama Drs. Malik Jenjang/Kelas SMA/X PKN.E.UJS.10.5


Asal sekolah SMA Negeri 1 Ambarawa Mapel PPKn
Alokasi waktu 1 pertemuan Jumlah siswa 36
90 menit
Profil pelajar Bergotong royong Model Tatap Muka
Pancasila yang pembelajaran
berkaitan
Fase E Elemen Mapel Pancasila

Tujuan 10.5. Peserta didik menginisiasi, merancang dan memprakarsai kegiatan bersama
Pembelajaran sebagai perwujudan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila.
 Melalui kegiatan mengkaji materi dan berdiskusi, peserta didik dapat
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya.
 Melalui kegiatan diskusi dan mengkaji materi penerapan nilai-nilai
Pancasila peserta didik dapat menunjukkan sikap syukur atas segala
anugerah Tuhan YME.
 Melalui pembelajaran berbasis kinerja, peserta didik dapat
menginisiasi, merancang dan memprakarsai kegiatan bersama sebagai
perwujudan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila.
Kata kunci Perwujudan nilai-nilai Pancasila
Deskripsi Peserta didik mencermati sebuah video terkait suatu kasus dan fenomena,
umum kegiatan menganalisis dengan kritis suatu kasus penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta menginisiasi,
merancang, dan memprakarsai kegiatan kerja bakti atau gotong royong.
Materi ajar, Materi: Kegiatan bersama sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila
alat, dan bahan Alat dan bahan : kertas HVS, Spidol
Sarana 1. Gawai
2. Akses Internet
Prasarana
3. Buku Teks PPKn
4. Handout materi
5. Infocus/ proyektor
6. Laptop/ komputer PC
7. Papan Tulis/White Board

pg. 1
MODUL AJAR PPKn SMA

1. Informasi Umum Perangkat Ajar


Nama Penyusun : Drs. Malik.
Jenjang : SMA
Kelas :X
Alokasi Waktu : 90 menit
2. Tujuan Pembelajaran
Fase :E
Elemen : Pancasila
Tujuan Pembelajaran :
10. 5. Peserta didik menginisiasi, merancang dan memprakarsai kegiatan bersama sebagai
perwujudan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila.
 Melalui kegiatan mengkaji materi dan berdiskusi, peserta didik dapat menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

 Melalui kegiatan diskusi dan mengkaji materi penerapan nilai-nilai Pancasila


peserta didik dapat menunjukkan sikap syukur atas segala anugerah Tuhan YME.

 Melalui pembelajaran berbasis kinerja, peserta didik dapat menginisiasi,


merancang dan memprakarsai kegiatan bersama sebagai perwujudan pelaksanaan
nilai-nilai Pancasila.

Konsep Utama : Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa dan bernegara
Pertanyaan Inti :
1. Apakah nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan oleh peserta didik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ?
2. Bagaimana peran peserta didik di dalam penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ?
3. Sejauh mana peserta didik dapat menginisiasi, merancang, dan memprakarsai kegiatan
bersama sebagai perwujudan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila ?

Kata Kunci : Penerapan nilai-nilai Pancasila


Kode Modul Ajar : PKN.E.UJS.10.5.
Kompetensi yang harus dimiliki :
Keterampilan menganalisis, pemecahan masalah, dan keterampilan menerapkan nilai-nilai

pg. 2
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
3. Profil Pelajar Pancasila yang Berkaitan
Bergotong-royong
4. Sarana dan Prasarana
1. Gawai
2. Akses Internet
3. Buku Teks PPKn
4. Kapur tulis/Spidol
5. Papan Tulis/ White Board
6. Lembar kerja
7. Handout materi
8. LCD Proyektor
9. Pointer
5. Target Siswa

□ Siswa regular/tipikal
□ Siswa dengan hambatan belajar
□ Siswa cerdas istimewa berbakat (CIBI)
□ Siswa dengan ketunaan (tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,
tunaganda)
6. Jumlah Peserta didik
Maksimum 36 siswa
7. Ketersediaan materi
a. Pengayaan untuk siswa CIBI atau yang berpencapaian tinggi : YA/TIDAK
b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk siswa yang sulit memahami
konsep : YA/TIDAK
8. Moda pembelajaran
□ Tatap muka
9. Materi Ajar, Alat dan Bahan
Materi Ajar

A. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan


Bernegara

1. Nilai-nilai Pancasila yang Belum dan Sudah Diterapkan dalam Kehidupan

pg. 3
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Dasar kehidupan bersama di Indonesia adalah Pancasila. Kita selalu melandaskan


Pancasila dalam melandaskan segala apapun. Tetapi, apakah kalian pernah berpikir untuk
mengganti Pancasila dengan yang lain? Apakah Pancasila penting bagi kehidupan kita? Apa
yang terjadi bila Pancasila tidak pernah dirumuskan oleh para pendiri bangsa? Apa yang
terjadi jika kita tidak menjadikan Pancasila sebagai landasan kita untuk hidup berbangsa dan
bernegara?
Pancasila pertama kali disebut dalam sidang pertama BPUPKI yang berlangsung pada tanggal
29 Mei hingga 1 Juni. Tepatnya pada tanggal 1 Juni, Ir. Soekarno memperkenalkan 5 sila yang
terdiri dari Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan, Mufakat atau
Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang berkebudayaan. Maka, lahirlah
Pancasila.
Meskipun saat Orde Baru sempat disalahgunakan, tetapi pada jaman sekarang Pancasila
digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai landasan dalam berkehidupan berbangsa dan
bernegara. Masyarakat Indonesia sadar bahwa Pancasila itu sangat penting. Mereka
mengimplementasikan Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari.
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sekarang, setiap masyarakat
Indonesia dijamin kebebasan dalam menjalani kepercayaannya masing-masing. Masyarakat
kini dapat menjalani kepercayaannya dengan tenang tanpa gangguan intoleransi. Di sila ini,
masyarakat juga diminta agar tidak menistakan agama lain dan harus menjunjung tinggi
kerukunan umat beragama antara satu dengan yang lain.
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Di sila ini, semua warga negara Indonesia
memiliki hak yang setara dalam pemenuhan kesejahteraan. Selain itu, juga kesetaraan dalam
kehidupan yang layak, hak politik, hukum, dan semua hal yang telah diatur di undang-undang
tanpa melihat suku dan ras warga negara Indonesia tersebut.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Di sila ketiga ini, semua warga negara Indonesia tidak boleh
melakukan aksi-aksi yang dapat merenggangkan persatuan dan kesatuan negara kita, seperti
melakukan tindakan terorisme, intoleransi, gerakan separatisme, dan hal-hal yang serupa.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus tetap menjaga keutuhan negara kita.
Kita harus menghindari tindakan-tindakan yang dapat memecah belah negara kita.
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan. Dapat dilihat, bahwa banyak sekali kasus ataupun masalah yang
terjadi di negara kita yang menunjukkan penurunan sila keempat ini. Contohnya banyaknya

pg. 4
kasus sengketa Pilkada yang harus berakhir di MK. Hal ini semakin parah karena masyarakat
disuguhkan oleh matinya sikap dalam menghormati pendapat orang lain. Demokrasi dan rasa
legowo di hati para pihak yang kalah seolah-olah sudah mati sejak lama. Sebagai warga negara
yang baik, kita harus menghormati segala keputusan yang telah dirundingkan bersama.
Meskipun kalah, kita harus lapang dada dalam menerima apapun hasilnya.
Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Di sila kelima ini, dapat dilihat
bahwa tujuannya adalah agar seluruh warga negara Indonesia mendapat kesejahteraan dan
keadilan yang merata. Seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak,
penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, perlindungan keamanan dan hukum yang
seutuhnya, dan semua hal yang berkaitan dengan kesejahteraan warga negara.
Meskipun ada orang maupun pihak yang ingin memecah belah negara kita dengan
menganggu nilai-nilai Pancasila, kita tidak boleh goyah. Kita harus berpegang teguh pada
Pancasila yang menyatukan Indonesia yang sangat luas ini. Nilai-nilai Pancasila merupakan
hasil kerja keras para leluhur kita yang ingin Indonesia dapat hidup dengan damai dan
tenteram. Kita sebagai anak muda, harus bisa selalu menjaga keutuhan nilai-nilai Pancasila
agar tidak pudar karena budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia. Apalagi sekarang
ancaman bisa datang dari mana saja. Bisa saja dari internet, paham tidak benar, dan lain-lain.
Implementasi Pancasila sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Bila kita tidak menerapkan
Pancasila sebagai landasan dalam berkehidupan bersama, maka dapat menimbulkan berbagai
masalah yang dapat merugikan diri sendiri maupun oleh orang lain. Oleh karena itu, kita tidak
boleh lupa untuk selalu melandaskan Pancasila dan tetap menjaga keutuhan nilai dari
Pancasila itu sendiri. Jika bukan kita yang menjaga dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, siapa
lagi.
Pada 1 Juni, warga Indonesia merayakan hari lahir Pancasila. Namun sayangnya,
hingga saat ini implementasi Pancasila belum benar-benar dilaksanakan secara murni, serta
konsekuen dalam kehidupan sehari-hari berbangsa dan bernegara. "Implementasi makna
Pancasila dirasakan masih jauh dari harapan. Mulai dari ketimpangan keadilan sosial di antara
anak bangsa, hingga masih belum sempurnanya proses penegakan hukum di negeri ini," tegas
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, di Jakarta, Minggu (2/6).
"Mulai dari konflik yang sering terjadi hingga korupsi yang terus merajalela. Semua ini
cermin bahwa Pancasila belum sepenuhnya dihayati dan dijalankan oleh para pemimpin negeri
ini," katanya lagi. Menurut Fadli, Pancasila masih berupa slogan dan wacana yang belum
menjadi dasar bernegara secara benar. Padahal, lanjut dia, hadirnya Pancasila sejak Indonesia
berdiri menunjukkan kekokohan dan keunggulan nilai serta makna yang dimilikinya. Menurut

pg. 5
Fadli, Pancasila adalah sebuah penemuan oleh Bung Karno dan para pendiri bangsa yang
berangkat dari kenyataan sosial budaya masyarakat.
Sebab di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai umum sekaligus khusus yang menjadi
pengikat bangsa ini. Berangkat dari ketuhanan, menghormati nilai dasar kemanusiaan,
mengedepankan persatuan,dan menjunjung mekanisme mufakat sebagai karakter dasar bangsa
serta keadilan yang menyeluruh, sehingga menempatkan Pancasila sebagai sebuah ideologi
negara merupakan hal yang sudah final dan teruji. Pancasila merupakan pedoman negara
menuju kebahagiaan, kesejahteraan, kemerdekaan, dan perdamaian. "Kami menyerukan agar
seluruh elemen bangsa, terus berusaha menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam mengisi
pembangunan di negeri ini."
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia mempunyai nilai nilai
yang wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kandungan dari sila – sila Pancasila
secara garis besar terbagi atas beberapa tingkatan yang pertama adalah nilai dasar,
instrumental dan praktis. Pancasila juga mengandung nilai moral dan norma yang harus
diterima oleh seluruh warga negara karena hal tersebut menjadi landasan bagi kehidupan
bersama di Indonesia. Meskipun Pancasila terdiri dari lima sila berbeda tetapi semua saling
melengkapi dan menjadikan Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh untuk jadi pedoman
kehidupan bersama di Indonesia.
Setiap negara pasti ingin tetap kokoh dan tidak mudah terjadi perselisihan diantara
warganya , hal tersebut membuat pentingnya kita memiliki dasar negara dan ideologi yang
kuat dan disusun dengan seksama. Pancasila tidak mengadopsi ideologi dari manapun
sehingga nilai – nilai Pancasila kita lebih unggul dan juga lebih cocok karena berdasarkan
kebiasaan dan sifat warga negara Indonesia sendiri. Alasan Pancasila sangat dibutuhkan
karena kita memiliki banyak sekali suku , budaya , agama dan juga secara demografis kondisi
wilayah Indonesia sangat besar dan terdiri dari pulau – pulau yang dipisahkan oleh laut yang
sangat luas , ini bisa membuat Indonesia sangat cepat berkembang tetapi juga dapat membuat
kehidupan di Indonesia menjadi banyak pandangan sehingga dapat menimbulkan perpecahan.
Oleh karena itu norma – norma yang terkandung dalam Pancasila dapat kita gunakan dalam
dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah timbul perpecahan. Norma-norma yang terkandung
didalam Pancasila, diantaranya yakni
1) Norma Agama
Norma agama disebut juga norma kepercayaan ini ditunjukkan kepada semua rakyat
Indonesia untuk dapat beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa . Dengan adanya norma ini
diharapkan setiap rakyat Indonesia dapat berpegang teguh kepada agama nya masing –

pg. 6
masing dan saling menghargai.
2) Norma Moral atau Norma Kesusilaan
Norma Moral adalah norma yang paling dasar dalam mengatur budi pekerti kita atau
etika kita. Norma moral ini menentukan bagaimana cara kita dapat menilai lingkungan
masyarakat maupun di dalam rumah. Norma ini berasal dari diri sendiri bagaimana kita
menyikapi lingkungan agar kita dapat diterima dan mudah untuk bersosialisasi.
3) Norma kesopanan
Norma ini juga disebut norma sopan santun, tata krama maupun kadang juga disebut
norma adat. Norma ini didasarkan kebiasaan rakyat Indonesia dalam berlaku
dimasyarakat, pada suatu daerah dengan daerah lain berbeda dasar-dasar norma
kesopanannya. Sanksi dari norma ini biasanya berasal dari masyarakat setempat.
4) Norma Hukum
Norma hukum berasal dari luar rakyat, biasanya norma hukum dibuat oleh negara atau
pihak setempat yang mendapatkan kekuasaan penuh dalam mengatur dan juga memaksa
setiap rakyat . Contohnya adalah negara membuat sebuah peraturan perundang-undangan
tentang lalu lintas untuk mengatur rakyatnya agar lalu lintas jadi lebih teratur. Sanksi yang
didapat dari norma ini biasanya didapatkan pada persidangan resmi yang dipimpin hakim.
Di era modern ini juga ditandai dengan kemajuan teknologi yang menimbulkan
beberapa perubahan dalam kebiasaan masyarakat, salah satu contoh dampak akibat dari era
modern ini masyarakat yang mengikuti trend dari negara lain dan transformasi budaya. Dalam
kondisi ini masyarakat sudah tidak memperdulikan nilai – nilai Pancasila sebagai ideologi dan
pedoman hidup bagi rakyat Indonesia dalam perkembangan zaman tersebut. Sehingga
banyaknya kasus – kasus yang membuat kehidupan Bersama di Indonesia menjadi tidak
teratur . Dengan adanya pengaruh dunia luar , rakyat Indonesia sudah mulai merubah dasar
dalam kehidupan Bersama mereka seperti : mulai hidup secara individualisme, tidak
menghargai orang – orang disekitar, berpakaian seperti orang barat, melakukan kegiatan –
kegiatan dan kebiasaan orang luar.
Dengan adanya perkembangan zaman tersebut, penerapan Pancasila sebagai dasar
kehidupan Bersama di Indonesia wajib untuk diupdate dan diupgrade agar penyuluhan dan
juga penerapan Pancasila di lingkungan masyarakat menjadi lebih fleksibel dan juga sesuai
dengan adanya perkembangan zaman. Dalam hal ini biasanya para pemuda harus tetap
menerapkan berbagai hal-hal positif yang terkandung dalam Pancasila agar Pancasila tidak
hilang dan tetap menjadi bagian dari perkembangan zaman meskipun pada masa sekarang
banyak sekali anak-anak muda yang selalu mengikuti perkembangan budaya barat dan juga

pg. 7
lebih konsumtif daripada orang pada zaman dahulu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam era modern yang tidak sesuai dengan kehidupan
rakyat Indonesia sehari – harinya :
1) Budaya berpakaian orang luar
Budaya berpakaian yang selalu terupdate dengan style luar bahkan dengan harga yang sangat
tinggi juga dapat membuat kehidupan Bersama di Indonesia menjadi terganggu, dengan update
update hal tersebut biasanya menyebabkan kesenjangan dengan orang- orang disekitar
sehingga norma norma yang berlaku dilingkungan masyarakat tersebut diabaikan.
2) Kebiasaan – kebiasaan orang luar
Orang – orang luar yang biasanya melakukan hal – hal yang diperlukan pada lingkungannya
seperti minum – minuman keras untuk menghangatkan tubuh , tetapi beberapa orang di
Indoneseia menyalahi dan meminum minuman keras tersebut tanpa alasan yang jelas sehingga
membuatnya mabuk dan dapat membuat perilakunya di lingkungan masyarakat tidak
terkontrol.
3) Cara berbicara
Orang luar berbicara tanpa adanya adat dan istiadat sehingga mereka biasanya berbicara
dengan hal yang sama terhadap orang tua bahkan teman tanpa adanya perbedaan bahasa yang
digunakan. Karena hal tersebut kita sebagai warga negara Indonesia yang baik dan anak muda
yang merupakan pilar dari bangsa ini harus tetap menerapkan Pancasila dalam kehidupan
sehari-harinya di Indonesia.
Berdasarkan fakta yang muncul diatas, maka ada baiknya kita membumikan kembali nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kepada para pelajar di seluruh pelosok
nusantara agar jati diri bangsa ini tetap lestari. Salah satu nilai Pancasila yang dapat kita
terapkan dalam kehidupan di sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara adalah
semangat bergotong royong. Apa itu gotong royong dan sejauh mana manfaat gotong royong
ini akan diuraikan sebagai berikut :
2. Pengertian Gotong Royong
Gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia sebagaimana yang tertuang
dalam pancasila yaitu sila ke 3 “persatuan Indonesia”. Perilaku gotong royong yang dimiliki
Bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Gotong royong merupakan kepribadian bangsa dan
merupakan budaya yang telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat.
Gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka
rela agaer kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancer, mudah dan ringan. Contoh
kegiatan yang dapat dilakukan secara bergotong royong antara lain pembangunan fasilitas

pg. 8
umum dan membersihkan lingkungan sekitar.
Sikap gotong royong itu seharusnya dimiliki seluruh elemen atau lapisan masyarakat yang ada
di Indonesia. Karena dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat
melakukan kegiatan dengan cara bergotong royong.
Dengan demikian segala sesuatu yang akan dikerjakan dapat lebih mudah dan cepat
diselesaikan dan pastinya pembangunan di daerah tersebut akan semakin lancar dan maju.
Bukan itu saja, tetapi dengan adanya kesadaran setiap elemen dan lapisan masyarakat dalam
menerapkan perilaku gotong royong maka hubungan persaudaraan atau silaturahmi akan
semakin erat. Contoh kegiatan gotong royong yang sering dilakukan di masyarakat kita adalah
: membersihkan jalan, membersihkan sampah, membersihkan masjid, membersihkan
lingkungan sekitar.
Pengertian Gotong Royong Menurut Para Ahli
1) Menurut KBBI :
Gotong royong adalah bekerja bersama-sama (tolong- menolong, bantu-membantu)
diantara anggota-anggota suatu komunitas.
2) Menurut Koentjaraningrat (1961: 2)
Gotong royong adalah kerjasama, “Tidak beriman salah seorang diantara kamu sampai ia
mencintai saudaranya sama dengan mencintai dirinya sendiri”.
3) Menurut Sakjoyo dan Pujiwati Sakjoyo (dalam Selvi S. Padeo, 2012 : 88) Gotong
royong merupakan adat istiadat tolong menolong antara warga dalam berbagai macam
lapangan aktivitas sosial, baik berdasarkan hubungan tetangga kekerabatan yang
berdasarkan efisien yang sifatnya praktis dan ada pula aktifitas kerja sama yang lain.
4) Menurut Koenjaraningrat (dalam Selvi S. Padeo, 2012 : 87)
Gotong royong merupakan suatu konsep yang erat sangkut pautnya dengan kehidupan
masyarakat sebagai petani pada masyarakat agraris. Gotong royong merupakan suatu
sistem pengarahan tenaga tambahan dari luar keluarga untuk mengisi kekurangan dalam
rangka aktifitas produksi bercocok tanam.
5) Menurut Mubyarto
Gotong royong adalah kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama.
Manfaat Gotong Royong :
 Agar lingkungan kita dapat dirasakan kebersihan dan keindahannya
 Dapat terjalinnya rasa solidaritas dalam lingkungan masyarakat
 Supaya kehidupan bermasyarakat itu lebih baik dengan diadakannya gotong-

pg. 9
royong
 Pekerjaan selesai dengan cepat tanpa harus mengeluarkan biaya ataupun kas
RT/RW, dan jika berupa pembangunan fisik gedung akan sangat menghemat
anggaran, karena biaya untuk tenaga kerja berkurang dengan adanya gotong
royong.
 Tanpa terasa persaudaraan dan kebersamaan sesama warga semakin erat, yang
pejabat kenal dengan tetangga yang pekerja/buruh, yang pedagang kenal dengan
yang bekerja sebagai sopir, yang kaya kenal dengan yang miskin, begitu juga
sebaliknya.
 Keamanan lingkungan semakin terjamin, dengan rasa persaudaraan dan
kebersamaan serta saling kenal diantara warga tentunya jika ada pendatang baru
ataupun ada tamu asing yang mencurigakan tentu warga akan cepat
mengetahuinya.
 Ketentraman dan kedamaian, akan diperoleh jika antar sesama warga saling peduli
dan saling membantu dengan sesama warga lainya.
 Gotong royong tidak mengenal perbedaan, sehingga ketika di laksanakan semua
akan terasa sama.

Tujuan Gotong Royong


nilai gotong royong adalah semangat yang diwujudkan dalam bentuk perilaku atau tindakan
individu yang dilakukan tanpa mengharap balasan untuk melakukan sesuatu secara bersama”
demi kepentingan bersama atau individu tertentu. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam
kegotong royongan, diantaranya :
1) kebersamaan
Gotong royong mencerminkan kebersamaan yang tumbuh dalam lingkungan masyarakat.
Dengan gotong royong, masyarakat mau bekerja secara bersama” untuk membantu orang
lain atau untuk membangun fasilitas yang bisa dimanfaatkan bersama.
2) persatuan
Kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong sekaligus melahirkan persatuan antar
anggota masyarakat. Dengan persatuan yang ada, masyakarat menjadi lebih kuat dan
mampu menghadapi permasalahan yang muncul.
3) rela berkorban
Gotong royong mengajari setiap orang untuk rela berkorban. Pengorbanan tersebut dapat

pg. 10
berbentuk apapun, mulai dari berkorban waktu, tenaga, pemikiran, hingga uang. Semua
pengorbanan tersebut dilakukan demi kepentingan bersama. Masyarakat rela
mengesampingkan kebutuhan pribadinya untuk memenuhi kebutuhan bersama.
4) tolong menolong
Gotong royong membuat masyarakat saling bahu-membahu untuk menolong satu sama
lain. Sekecil apapun kontribusi seseorang dalam gotong royong, selalu dapat memberikan
pertolongan dan manfaat untuk orang lain.
5) sosialisasi
Gotong royong dapat membuat manusia kembali sadar jika dirinya adalah makhluk sosial.
Gotong royong membuat masyarakat saling mengenal satu sama lain sehingga proses
sosialisasi dapat terus terjaga keberlangsungannya.

Tujuan Gotong Royong Bagi Diri Sendiri Dan Masyarakat


 Mengajak kita semua untuk selalu bekerja bersama-sama, untuk lebih meningkatkan
kebersamaan, karena kita sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup tanpa bantuan orang
lain.
 Bergotong royong juga bisa membuat kita menjadi lebih kompak dan juga bisa lebih
mengenal satu sama yang lainnya. Dengan bergotong royong kita bisa saling tolong
menolong misalkan, saat kita ingin mendirikan rumah, mengerjakan sawah, membantu
tetangga yang sedang berduka, hingga saling bahu mambahu untuk mempejuangkan
negaranya. Dengan bergotong royong semua tugas yang kita lakukan akan menjadi
ringan.
 Membuat Setiap Pekerjaan Menjadi Lebih Ringan.
 Mempererat Rasa Persatuan dan Kesatuan.
 Menghemat Pengeluaran.
 Untuk menyelesai kan pekerjaan dengan cepat.
 Untuk mengikat tali erat persaudaraan antar sesama, bisa berkumpul dengan tetangga
atau siapa saja yang ada dalam pelaksanaan gotong royong.
Upaya Melestarikan Gotong Royong
Sudah menjadi harapan semua pihak agar semangat gotong royong yang semakin lama
semakin memudar seiring dengan kemajuan dalam dunia digital, maka setidaknya perlu
diperhatikan beberapa hal berikut agar kelestarian perilaku gotong royong dapat bertahan.

pg. 11
Adapun beberapa upaya yang dimaksudkan tersebut sebagai berikut.
1) Pihak masyarakat
a. Meminimalisir atau bahkan menghilangkan anggapan yang menyatakan bahwa
perilaku gotong royong tidak penting . Dengan cara seperti ini maka dapat
dimungkinkan akan terbangun motivasi internal pada masyarakat lapisan bawah
untuk menanamkan semangat melestarikan perilaku kegotongroyongan.
b. Tidak memanfaatkan berbagai macam kasus tertentu (RAS) sebagai upaya untuk
menunggangi dengan perilaku gotongroyong. Aapabila hal ini dilakukan akan
menciderai nilai dari gotong royong tersebut.
c. Meminimalisir jarak yang jauh antar lapisan masyarakat. Dengan cara ini maka
dimungkinkan apabila ada gotong royong yang dilakukan tidak semakin canggung
dilakukan.
d. Pihak Pemerintah
e. Mampu memberi contoh atau ketedanan bagi masyarakat agar senantiasa mengaktifkan
kebiasaan gotong royong dengan terjun langsung ke lapangan.
f. Memberikan reward bagi pihak tertentu yang senantiasa melestarikan tradisi gotong
royong. Hal ini apabila dilakukan akan memberikan motivasi positif dan atau
rangsangan agar senantiasa memasyarakat.

Kendala Gotong Royong di Era Digital


Membuat sesuatu yang baik dan melestarikan hal tersebut bukan sesuatu yang mudah untuk
dilaksanakan, salah satunya semangat untuk melestarikan perilaku atau semangat
kegotongroyongan di tengah masyarakat. Berikut ini akan disajikan sejumlah kendala yang
dihadapi terkait dengan perilaku gotong royong yang ada di tengah masyarakat.
Terdapat anggapan bahwa gotong-royong yang dimiliki bangsa ini hanya bersifat aman dan
menguntungkan bersama. Sementara gotong-royong yang susah bersama adalah sesuatu yang
sulit diperoleh. Gotong-royong yang dimiliki bangsa ini adalah gotong-royong yang harus
mempunyai feed back.
Adanya trend mengenai peningkatan intensitas jumlah kasus konflik/ kekerasan yang
bernuansa agama dari tahun 2009 hingga 2012 menjadi catatan sendiri. Perlu dipahami bahwa
adanya konflik berbasis keagamaan ini akan menjadi ancaman serius dimasa mendatang bagi
keutuhan bangsa Indonesia.
 Nilai-nilai karakter gotong royong yang dikembangkan di sekolah belum terjabarkan
secara menyeluruh, sehingga berdampak pada pemahaman setengah yang dimiliki

pg. 12
siswa mengenai perilaku gotong royong tersebut.
 Kurangnya pemahaman pihak masyarakat bahwa saat ini tidak relevan ketika harus
menggunakan prinsip gotong royong, sehingga pemahaman seperti ini akan dianggap
sama dan tidak ada kesalahan di dalamnya.
 Mulai memudarnya rasa sosial yang tertanam di masyarakat, baik wilayah di pedesaan
maupun di perkotaan. Kalau diperkotaan sudah bisa kita maklumi, karena tantangan
hidup sangat berat, tanpa uang bisa mati kelaparan. Sedangkan di desa masih punya
kemudahan untuk bertahan hidup.
 Kurangnya keteladanan dari pihak pemerintah sendiri, umumnya tidak pernah turun
tangan ke dalam masyarakat untuk membangkitkan rasa sosial yang sudah lama hilang
di dalam masyarakat.
Demikian sejumlah yang mungkin akan dapat dikaji ulang terkait dengan semakin
memudarnya semangat gotong royong di masyarakat.

Asas Kegotongroyongan
Sekarang mari kita lihat pengamalan asas gotong royong dalam berbagai kehidupan!
Perwujudan partisipasi rakyat dalam reformasi merupakan pengabdian dan kesetiaan
masyarakat terhadap program reformasi yang mana senantiasa berbicara, bergotong royong
dalam kebersamaan melakukan suatu pekerjaan.
Sikap gotong royong memang sudah menjadi kepribadian bangsa Indonesia yang harus benar-
benar dijaga dan dipelihara, akan tetapi arus kemajuan ilmu dan teknologi ternyata membawa
pengaruh yang cukup besar terhadap sikap dan kepribadian suatu bangsa, serta selalu diikuti
oleh perubahan tatanan nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Adapun nilai-nilai gotong royong yang telah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa
Indonesia, tentu tidak akan lepas dari pengaruh tersebut. Namun syukurlah bahwa sistem
budaya kita dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan yang merupakan benteng kokoh dalam
menghadapi arus perubahan jaman.
Untuk dapat meningkatkan pengamalan azas kegotongroyongan dalam berbagai kehidupan
perlu membahas latar belakang dan alasan pentingnya bergotong rotong yaitu:
 Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai kesejahteraan baik jasmani
maupun rohani.
 Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada dalam kehidupan
sesamanya.

pg. 13
 Manusia sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencintai, mengasihidan
tenggang rasa terhadap sesamanya.
 Dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengharuskan setiap
manusia untuk bekerjasama, bergotong royong dalam mencapai kesehjahteraan
hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.
 Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu kegiatan terasa
lebih ringan, mudah dan lancar.

Faktor Pendorong Gotong – royong


1) Manusia sebagai makhluk sosial.
2) Keikhlasan berpartisipasi dan kebersamaan atau persatuan.
3) Adanya kesadaran saling membantu dan mengutamakan kepentingan bersama atau
umum.
4) Peningkatan atau pemenuhan kesejahteraan.
5) Usaha penyesuaian dan integrasi/penyatuan kepentingan sendiri dengan kepentingan
bersama.
Upaya dan Peranan Gotong Royong
1) Peranan Masyarakat
Masyarakat di kelurahan sayang sebenarnya sangat antusias jika ada kegiatan bersama
(gotong-royong), namun mungkin karena faktor penghambat di atas tidak sedikit masyarakat
yang tidak ikut serta dalam kegiatan. Perlu adanya perbaikan pada sistem masyarakat itu
sendiri, hal ini dapat dilakukan oleh pemimpin seperti ketua RT, RW dan Lurah/Kades untuk
lebih mengoptimalkan sosialisati tentang persatuan dan kebersamaan.
2) Peranan Tokoh Masyarakat
Peranan tokoh di masyarakat kelurahan sayang sebenarnya sudah maksimal, mulai dari RT,
tokoh agama sampai Kepala kelurahan. Peranan yang di berikan misalnya dalam bentuk
sosialisasi. Misalnya, dari tokoh RT ada sosialisasi bahwa bergotong-royong adalah cerminan
kerukunan antar tetangga, dari tokoh agama bahwa gotong-royong adalah ciri manusia yang
patuh terhadap sunah rosul yaitu “sebaik-baiknya warga ialah warga yang bisa berkerja sama
tanpa memandang suatu perbedaan” dan “bergotong-royonglah kamu dalam kebaikan dan
jangan bergotong-royong kamu sekalian dalam keburukan”.
3) Peranan Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah sudah mewadahi dan menyediakan sarana dan prasarana untuk

pg. 14
berbagai kegiatan, diantaranya menyediakan gerobak pengangkut tambahan, memberikan alat
kebersihan. Bahkan pemerintah sering menerjunkan langsung aparat pemerintahan seperti
Polisi Militer untuk ikut serta dalam kegiatan itu, misalnya dalam kegiatan kerja bakti
kebersihan.

Karakteristik Gotong royong


Perilaku gotong royong bukan sesuatu yang terjadi tanpa dapat diidentifikasi. Dengan adanya
perilaku ini, maka secara tidak langsung masyarakat secara umum diberikan beberapa wacana
terkait dengan karakteristik yang melekat pada perilaku gotong royong tersebut. Berikut
penjelasan yang dimaksudkan.
Gotong-royong sudah tidak dapat dipungkiri lagi sebagai ciri khas bangsa Indonesia yang
turun temurun, sehingga keberadaannya harus dipertahankan. Pola seperti ini merupakan
bentuk nyata dari solidaritas mekanik yang terdapat dalam kehidupan masyarakat, sehingga
setiap warga yang terlibat di dalamnya memiliki hak untuk dibantu dan berkewajiban untuk
membantu, dengan kata lain di dalamnya terdapat azas timbal balik.
Beberapa karakteristik yang dimungkinkan cukup merepresentasikan perilaku gotong-royong
dapat dinyatakan sebagai berikut. Sebagai sifat dasar bangsa Indonesia yang menjadi unggulan
bangsa dan tidak dimiliki bangsa lain.
 Terdapat rasa kebersamaan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Sebagai bahan
pertimbangan bahwa nilai-nilai kebersamaan yang selama ini ada perlu senantiasa
dijunjung tinggi dan dilestarikan agar semakin lama tidak semakin memudar.
 Memiliki nilai yang luhur dalam kehidupan.
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, karena di dalam kegiatan gotong-royong, setiap
pekerjaan dilakukan secara bersama-sama tanpa memandang kedudukan seseorang
tetapi memandang keterlibatan dalam suatu proses pekerjaan sampai sesuai dengan
yang diharapkan.
 Mengandung arti saling membantu yang dilakukan demi kebahagiaan dan kerukunan
hidup bermasyarakat.
 Suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan sifatnya sukarela tanpa
mengharap imbalan apapun dengan tujuan suatu pekerjaan atau kegiatan akan berjalan
dengan mudah, lancar dan ringan.
Demikian beberapa karakteristik yang cukup representasif terkait dengan seluk beluk perilaku
gotong royong yang ada di masyarakat.

pg. 15
Pendekatan Gotong Royong Melalui Pendidikan
Rasa kesadaran untuk bergotong royong yang mulai hilang harus ditumbuhkan. Rasa gotong
royong dapat distimulasi dan ditumbuhkan lagi mulai dari sistem pendidikan. Dari pendidikan
dimulai untuk diajarkan seberapa pentingnya gotong royong. Dengan penanaman dan
pengenalan nilai gotong royong sebagai nilai pokok akan membawa ke arah pemahaman
konsep dan pengertian manfaat dari gotong royong itu sendiri.
Sehingga gotong royong menjadi nilai luhur yang terus dijaga dan diturunkan untuk generasi
seterusnya. Salah satu saran untuk menanamkan nilai gotong royong melalui system
pendidikan yaitu memasukkan materi gotong royong pada salah satu mata pelajaran pokok.
Bukan hanya berhenti disitu, namun materi ini terus ada pada setiap tahunnya sehingga nilai-
nilai dari gotong royong tidak mudah terlupakan.
Lebih baik lagi apabila ada praktik langsung untuk materi gotong royong karena segala sesuatu
lebih mudah dipahami dan diambil hikmahnya apabila kita langsung melaksanakannya.
Diharapkan dengan ini dapat ditanamkan nilai gotong royong dengan baik.

Pendekatan Gotong Royong Melalui Pekerjaan


Kebutuhan akan sehari-hari dari setiap individu akan membuat salah satu nilai gotong royong
memudar. Tidak memikirkan kepentingan bersama melainkan bekerja sendiri untuk mencapai
tujuan yang diharapkan atau bahkan saling “membunuh” satu sama lain untuk mencapainya.
Pada zaman modern ini rasa gotong royong sebenarnya masih ada dalam setiap diri
masyarakat Indonesia tetapi gotong royong sekarang adalah menjadi sarana untuk mencapai
keinginannya sendiri.
Contohnya, seseorang memerlukan bantuan meminta tolong pada orang lain untuk membantu
dia. Ketika pekerjaannya sudah selesai tidak ada tidak ada terjadi suatu hubungan antara orang
yg minta tolong dengan orang yang diminta tolong karena hubungan mereka hanya sebatas
pekerjaan itu saja. Hal ini membuktikan bahwa gotong royong adalah salah satu perekat
bangsa ini telah hilang, karena ingin mencari keinginan sendiri.
Salah satu cara untuk menumbuhkan gotong royong ini pada bidang pekerjaan adalah dengan
mengadakan suatu event pada setiap kegiatan perkantoran. Event tersebut bukan hanya event
tahunan biasa, melainkan event dimana dapat mempererat ikatan persaudaraan satu sama lain.
Event seperti Family day pada bidang pekerjaan akan, cukup membantu untuk menumbuhkan
dan memperkuat silaturahmi dan persaudaraan serta menumbuhkan kepedulian terhadap
sesama. Mungkin hal ini sepele, tapi jika dilakukan secara teratur akan menimbulkan kembali

pg. 16
gotong royong tersebut.

Contoh Gotong Royong


Contoh Pasca letusan Gunung Kelud, mereka pun mulai berbenah
Sejumlah siswa SDN 02 Sumberari membersihkan pasir dan abu vulkanik erupsi Gunung
Kelud di sekolah mereka, Nglegok, Blitar, Jawa Timur, Senin (17/2). Pada hari pertama masuk
sekolah pasca erupsi Gunung Kelud, kegiatan belajar mengajar digantikan dengan bergotong
royong membersihkan material vulkanik. ANTARA FOTO/Sahlan Kurniawan.

Contoh Membersihkan Lingkungan Sekolah Menjelang Libur Semester


Tidak terasa ulangan semester telah selesai, tidak lama lagi bagi raport dan liburan. Sebelum
liburan, di sekolah diadakan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah.
Seluruh warga sekolah ikut serta dalam kegiatan tersebut, ada yang mencangkul, memotong
rumput, menyapu, dan membuang sampah. Semua siswa terlihat bersemangat bekerja karena
sebentar lagi liburan, Sebagian ada yang bekerja sambil bercanda dengan teman temannya
juga.

Contoh Warga di Kecamatan Eris Gotong Royong Bersihkan Trotoar Jalan


Sejumlah warga di kecamatan Eris, Jumat (14/06), terlihat bergotong royong untuk
membersihkan ruas jalan raya yang menghubungkan kecamatan Eris dan kecamatan Kakas.
Camat Kecamatan Eris Dedy Tumarar menjelaskan, pemerintah kecamatan memang telah
memberikan instruksi kepada para hukum tua desa di kecamatan Eris, agar supaya
menghimbau warga untuk bersama-sama gotong royong membersihkan jalan tersebut.
Menurutnya, selain untuk memelihara kebersihan lingkungan, pembersihan semak-semak yang
tumbuh disisi jalan juga dapat mengurangi resiko kecelakaan.
“Semak yang tumbuh disisi jalan, apalagi yang ada ditikungan jalan, bisa menghalangi
pandangan pengendara kendaraan bermotor, dan itu berpotensi untuk mengakibatkan
terjadinya kecelakaan,” ucap Tumarar.
Dia menambahkan, kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan pada setiap hari Jumat,
memang sudah menjadi agenda mingguan di kecamatan Eris. Selain itu, dia juga berharap,
kegiatan seperti ini dapat memberi manfaat yang baik serta mendorong semangat warga, untuk
lebih giat menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan. (Jeksen Kewas).

Contoh yang kedua, ialah kerja bakti kebersihan.

pg. 17
Masyarakat di Kelurahan sayang sadar betul bahwa kebersihan itu adalah keindahan,
kedamaian dan kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman, maka dari itu pada saat
diadakan kerja bakti kebersihan antusias warga masyarakan sangat tinggi. Antusias warga itu
terlihat dari banyaknya warga masyarakat yang turun langsung ke lapangan untuk
membersihkan sampah, rumput liar, memperbaiki selokan, dan masih banyak kegiatan lainnya.
Dan ada juga warga masyarakat yang dengan sengaja dan ikhlas memberikan makanan dan
minuman kepada warga lainnya yang sedang bekerja, sehingga rasa persatuan dan
kebersamaannya pun menjadi semakin tinggi dan baik.

Contoh Kegiatan Kerja bakti di hari minggu


 Membangun rumah salah satu warga, hal ini banyak dilakukan pedesaan sebagai wujud
kerukunan dan kebersamaan yang terkadang membangun rumah hanya dalam waktu
satu hari saja, namun sayangnya gotong royong yang di jawa disebut sebagai sambatan
ini telah banyak ditinggalkan seiring maraknya orientasi kehidupan materialistis
sehingga setiap pekerjaan dinilai dengan uang atau benda yang dapat dirasakan
nilainya secara langsung.
 Membangun masjid sebagai tempat ibadah, puji syukur karena kegiatan ini tidak
terkikis oleh zaman sehingga banyak ditemukan bangunan masjid berarsitektur indah
sebagai bukti berjalanya kegiatan kerja bakti ini, salah satu bangunan hasil gotong
royong yaitu masjid agung demak yang telah berusia ribuan tahun.
 Membersihkan lingkungan, pembersihan got dan sampah lingkungan bisa menjadi
bagian dari kegiatan gotong royong kerja bakti di hari minggu untuk mempererat
kebersamaan warga seperti daerah perumahan di kota besar yang bepotensi
memunculkan gaya hidup individualis atau istilah umumnya tidak kenal tetangga.
 Membangun jalan sebagai fasilitas umum, ternyata banyak ditemukan jalan yang
dibangun hasil swadaya iuran dan dikerjakan oleh masyarakat.
 Membangun sarana olahraga bersama seperti lapangan sepak bola dan tempat olahraga
jenis lainya.
 Membangun pagar umum, pada lingkungan perumahan yang belum dilengkapi pagar
oleh pihak developer terkadang terjadi inisiatif warga untuk mndirikan pagar dengan
alasan estetika atau keamanan lingkungan.
 Menanam pohon untuk penghijauan lingkungan.
 Melakukan rapat warga dihari minggu juga bisa dikategorikan sebagai bagian dari

pg. 18
gotong royong.
Apapun tipe gotong royong atau kerja bakti yang dilakukan semoga bisa membawa kebaikan
bagi seluruh warga. hendaknya kegiatan ini dilakukan tanpa rasa terpaksa karena rasa ikhlas
akan membuat suatu kenyamanan dalam bekerja, dan yang tak kalah penting adalah bukanlah
bagaimana wujud kerja bakti itu namun lebih utama pada nilai-nilai yang terkandung
didalamnya.

9. Asesmen
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
□ Asessmen individu
□ Asessmen kelompok
□ Asessmen keduanya
Jenis Asessmen
□ Performa (Presentasi, Drama, pameran hasil karya, dsb)
□ Tertulis (tes objektif, esai)
□ Sikap : Lembar Observasi

10. Kegiatan Pembelajaran Utama


Pengaturan siswa : Metode
□ Individu □ Diskusi
□ Berpasangan
□ Presentasi
□ Berkelompok (>2 orang)
□ Ceramah

□ Demonstrasi

□ Project

□ Eksperimen

□ Eksplorasi

□ Kunjungan Lapangan

□ Simulasi

□ Permainan
11. Materi Ajar, Alat dan Bahan
A. Materi atau Sumber Pembelajaran yang Utama
 Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia mempunyai nilai nilai yang

pg. 19
wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kandungan dari sila – sila Pancasila secara
garis besar terbagi atas beberapa tingkatan yang pertama adalah nilai dasar, instrumental
dan praktis. Pancasila juga mengandung nilai moral dan norma yang harus diterima oleh
seluruh warga negara karena hal tersebut menjadi landasan bagi kehidupan bersama di
Indonesia. Meskipun Pancasila terdiri dari lima sila berbeda tetapi semua saling
melengkapi dan menjadikan Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh untuk jadi pedoman
kehidupan bersama di Indonesia
 Penerapan nilai-nilai Pancasila sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bila kita tidak menerapkan Pancasila sebagai landasan dalam berkehidupan bersama, maka
dapat menimbulkan berbagai masalah yang dapat merugikan diri sendiri maupun oleh
orang lain. Oleh karena itu, kita tidak boleh lupa untuk selalu melandaskan Pancasila dan
tetap menjaga keutuhan nilai dari Pancasila itu sendiri.
 Contoh penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan secara langsung
adalah dengan bergotong-royong, mengikuti upacara bendera, melakukan musyawarah
untuk mufakat dan rajin menabung. Pancasila dalam kehidupan berbangsa sehari-hari,
berfungsi dan berperan sebagai dasar negara sekaligus menjadi ideologi persatuan bangsa.
Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan yang
meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Peran Pancasila yang paling sangat menonjol sejak Indonesia merdeka adalah dalam
mempersatukan rakyat Indonesia menjadi bangsa yang memiliki kepribadian dan percaya
pada diri sendiri.
B. Alat dan Bahan yang Diperlukan
1. Media
a. Video terkait penerapan nilai-nilai Pancasila
b. Slide presentasi
2. Alat dan Bahan
a. Bahan bacaan yang mendukung pembelajaran
b. Pointer jika ada
C. Perkiraan Biaya
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas sebagian besar telah
tersedia di sekolah, serta dimiliki oleh peserta didik, sehingga tidak memerlukan rincian
biaya.
12. Persiapan Pembelajaran
1. Guru mempersiapkan link video yang akan ditayangkan kepada peserta didik untuk

pg. 20
stimulasi kegiatan diskusi
2. Guru mempersiapkan materi lembar kerja siswa
3. Guru mempersiapkan materi ajar dari berbagai sumber
4. Menyiapkan rubrik penilaian performa, diskusi, dan analisis
13. Urutan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan o Guru membuka kegiatan pembelajaran bersama siswa 10 menit
dengan melakukan :
 Mengucap salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
 Menyanyikan salah satu lagu Wajib Nasional atau
lagu daerah
 Guru menginformasikan tentang tujuan
pembelajaran pada pertemuan yang sedang
berlangsung
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan yaitu dengan diskusi kelompok
untuk membangun kesadaran terhadap
kesepakatan untuk bisa saling menghormati,
menghargai, memakai bahasa Indonesia yang baik
dan benar, penuh kesantunan dan kekeluargaan,
serta tidak mengarah pada hal hal yang bernuansa
Suku, Agama, Ras, Antar Golongan, Politik,
Pornografi dan Pornoaksi, Promosi, Perundungan
(SARAP)

Inti o Peserta didik dibagi kedalam 5 kelompok secara 70 menit


heterogen.
Kelompok 1 : Bersih lingkungan sekolah

Kelompok 2 : Penghijauan kembali

pg. 21
Kelompok 3 : Bersih fasilitas ibadah

Kelompok 4 : Bersih fasilitas olahraga

Kelompok 5 : Bersih kantin sekolah

o Peserta didik bersama guru melihat tayangan video


pendek tentang “kehidupan masyarakat di pedesaan”
dan peserta didik diharapkan dapat menganalisis,
mencermati, dan mencatat beberapa kejadian yang
dianggap penting di dalam video. video diunduh dari
link : ( https://www.youtube.com/watch?v=X-
h8FH5W-xM )
o Guru mengajukan pertanyaan tentang :

Apa yang dapat kamu lakukan sebagai seorang


pelajar untuk sekolah ini ketika melihat tayangan
video tadi ? Silahkan kalian menginisiasi,
merancang, dan memprakarsai kegiatan bersama
sebagai perwujudan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila.

o Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru


terkait video yang telah diputar dengan terlebih
dahulu mengacungkan jari sampai guru
mempersilahkan sebagai wujud akhlak mulia kepada
seorang guru dan untuk melatih siswa menalar
dengan kritis suatu fenomena ataupun kasus yang
disajikan didalam video.
o Peserta didik mengumpulkan informasi terkait materi
dan berdiskusi sesuai dengan kelompoknya untuk
mendapatkan pendalaman materi, menganalisis dan
menyimpulkan informasi yang didapat, serta
merumuskan dalam bentuk aksi bersama (gotong
royong).
o Perwakilan peserta didik membacakan hasil kerjanya
untuk mendapatkan umpan balik dari teman-temannya
yang lain setelah dipersilahkan oleh guru dengan

pg. 22
sebelumnya mengacungkan jari.
o Guru memberikan apresiasi dan penghargaan atas hasil
kerja peserta didik, sekaligus memberikan penguatan
materi kepada peserta didik.
o Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing
kelompok untuk melakukan aksi bersama tersebut
sesuai dengan pembagian tugas kelompok.
o Setiap kelompok berangkat menuju tempat gotong
royong yang sudah ditentukan, dipimpin oleh ketua
kelompok masing-masing, dan diawasi oleh guru.
o Jika sudah selesai, peserta didik kembali ke kelas
untuk memberikan laporan kegiatan gotong royong
yang sudah dilakukan dengan bukti photo atau video
kegiatan.
Penutup o Siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran hari 10 menit
ini

o Guru mengajak siswa untuk memberikan evaluasi


terhadap kegiatan pembelajaran, terutama hal-hal
yang kurang berkenan berkaitan dengan proses
pembelajaran, sebagai masukan untuk perbaikan
dalam pertemuan berikutnya.

o Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada


pertemuan berikutnya dan peserta didik diberikan
tugas untuk membaca materi tersebut.

o Ketua kelas menutup pembelajaran dengan berdoa dan


memberi salam

14. Refleksi Guru


a. Apakah kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai dengan yang direncanakan?
b. Bagaimana partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran?
c. Apa saja kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan?
d. Bagaimanakah tanggapan peserta didik atas kegiatan pembelajaran yang sudah

pg. 23
dilaksanakan?
15. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran dan Asesmennya
A. Kompetensi yang dinilai
 Kompetensi pengetahuan : Kemampuan untuk menyimpulkan hasil telaah
penerapan nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dan menampilkannya dalam bentuk tulisan atau laporan kegiatan.
 Kompetensi keterampilan: Mengemukakan pendapat, bertanya, mengumpulkan
informasi, bekerjasama, membuat laporan.
 Kompetensi sikap yang menunjukkan sikap kerja sama, bertanggungjawab,
toleran, dan disiplin.
B. Bagaimana Asesmen dilakukan
• Penilaian pengetahuan dilaksanakan melalui tes tertulis
• Penilaian keterampilan dilaksanakan melalui penilaian kinerja/ performa saat kegiatan
pembelajaran
• Penilaian sikap dilaksanakan dengan melalui pengamatan langsung (observasi) saat
kegiatan pembelajaran berlangsung

C. Kriteria Penilaian
Penilaian Pengetahuan
Mata pelajaran : PPKn
Materi Pokok : Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Berbangsa
NO Rumusan Soal Teknik Bentuk Bobot
Nilai
1. Sebutkan contoh-contoh penerapan nilai-nilai Tes Essay 25
Pancasila di lingkungan sekolah ?
Jelaskan manfaat gotong royong ! Tes Essay 40
2.
Peran apa sajakah 3.
yang dapat dilakukan oleh Tes Essay 35
3. pelajar untuk meningkatkan partisipasi aktif
dalam membumikan nilai-nilai Pancasila?
Nilai total 100

Kunci Jawaban :
1. Berikut ini contoh penerapan kelima sila dari Pancasila di kehidupan sehari-hari:

pg. 24
1) Ketuhanan Yang Maha Esa Bagi siswa, contoh penerapan pada sila kesatu ialah
beribadah dan berdoa serta menghormati antar pemeluk agama lain. Itu merupakan
pengamalan sila kesatu.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, saling membantu satu sama lain dan tidak
memilih dalam bergaul dan berteman adalah penerapan sila kedua.
3) Persatuan Indonesia Mencintai dan memakai produk asli negeri sendiri merupakan
contoh penerapan sila ketiga.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan Bermusyawarah dan berdiskusi merupakan contoh penerapan sila keempat.
Ini bisa dilakukan ketika kamu berada di sekolah dan berdiskusi dengan teman untuk
menyelesaikan suatu masalah.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Melaksanakan piket kelas dan bekerja
sama merupakan penerapan sila kelima.
2. Manfaat gotong royong bagi bangsa Indonesia :
1) Agar lingkungan kita dapat dirasakan kebersihan dan keindahannya
2) Dapat terjalinnya rasa solidaritas dalam lingkungan masyarakat
3) Supaya kehidupan bermasyarakat itu lebih baik dengan diadakannya gotong-royong
4) Pekerjaan selesai dengan cepat tanpa harus mengeluarkan biaya ataupun kas RT/RW,
dan jika berupa pembangunan fisik gedung akan sangat menghemat anggaran, karena
biaya untuk tenaga kerja berkurang dengan adanya gotong royong.
5) Tanpa terasa persaudaraan dan kebersamaan sesama warga semakin erat, yang pejabat
kenal dengan tetangga yang pekerja/buruh, yang pedagang kenal dengan yang bekerja
sebagai sopir, yang kaya kenal dengan yang miskin, begitu juga sebaliknya.
6) Keamanan lingkungan semakin terjamin, dengan rasa persaudaraan dan kebersamaan
serta saling kenal diantara warga tentunya jika ada pendatang baru ataupun ada tamu
asing yang mencurigakan tentu warga akan cepat mengetahuinya.
7) Ketentraman dan kedamaian, akan diperoleh jika antar sesama warga saling peduli dan
saling membantu dengan sesama warga lainya.
8) Gotong royong tidak mengenal perbedaan, sehingga ketika di laksanakan semua akan
terasa sama.
3. Peran warga negara dalam meningkatkan partsipasi aktif dalam rangka membumikan nilai-
nilai Pancasila:
1) Ikut berperan dalam mempromosikan profil pelajar Pancasila sebagai salah satu podasi
pendidikan di Indonesia.

pg. 25
2) Menjadi teladan baik dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
3) Ikut aktif dalam membendung arus informasi dan berita hoax yang bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila.
Penilaian Keterampilan (Kinerja)

Mata Pelajaran : PPKn


Materi Pokok : Kerja Bakti (Gotong royong) sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila
Skor Jumlah Nilai
Nam Skor
No
a Persiapan Pelaksana Hasil Laporan *
.
Sisw 10 an 30 20 40
a
1

4 Dst.

*Laporan dibuat secara individu/kelompok

Format Laporan Kegiatan


No ASPEK DESKRIPSI LAPORAN POINT
Diuraikan langkah kegitan yang
1 Uraian Kegiatan 10
sudah dilaksnakan
Diuraikan manfaat kegiatan yang
2 Manfaat Kegiatan 10
dilaksanakan
Karakter yang Dituliskan karakter yang muncul
3 10
muncul dari pelaksanaan kegiatan
Menuliskan simpulan kegiatan
4 Kesimpulan 10
dalam bentuk tindak lanjut
SKOR TOTAL 40

pg. 26
Lembar Observasi Penilaian Sikap
Mata Pelajaran : PPKn
Materi Pokok : Kerja Bakti (Gotong royong) sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasil
No Nama Observasi Penilaian Sikap Skor Nilai
Siswa Kerjasama Tanggung Toleran Disiplin
Jawab
1 ………..

6 Dst.

Keterangan : Pengisian Skor:


4. Sangat baik
3. Baik
2. Cukup
1. Kurang
16. Refleksi Siswa
Pertanyaan refleksi untuk siswa
o Bagian mana yang menurutmu yang paling sulit dari pelajaran ini?

o Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?

o Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?

o Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang yang akan
kamu berikan pada usaha yang telah dilakukan?

17. Daftar Pustaka


Tholib, Nuryadi, 2017, Buku Teks PPKn kelas X SMA, Jakarta: Kemdikbud
Yudi Latif, 2011, Negara Paripurna Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas, Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
https://binus.ac.id/character-building/pancasila/implementasi-pancasila-sebagai-dasar-

pg. 27
kehidupan-bersama-di-indonesia/ diunduh pada tanggal 8 Desember 2020
https://www.beritasatu.com/nasional/117315/fadli-zon-penerapan-pancasila-masih-jauh-dari-
harapan diunduh pada tanggal 9 Desember 2020
https://binus.ac.id/character-building/pancasila/pentingnya-pancasila-sebagai-dasar-
kehidupan-bersama-di-indonesia-3/ diunduh pada tanggal 9 Desember 2020
https://www.gurupendidikan.co.id/gotong-royong/diunduh pada tanggal 24 April 2021
18. Lembar Kerja Siswa
Lampiran 1
19. Bahan Bacaan Siswa
Lampiran 2
20. Bahan Bacaan Guru
Lampiran 3
21. Materi Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menguasai materi
dan secara pribadi sudah mampu menyimpulkan hasil telaah penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Bentuk Pengayaan :
1.Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan
pembelajaran tutor sebaya.
2.Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam bentuk laporan
tertulis atau membacakan di depan kelas.
22. Materi/ Kegiatan Remedial untuk Siswa yang Kesulitan Belajar
Kegiatan/materi remidial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar. Kegiatan ini dirancang untuk membantu mengatasi kesulitan peserta didik dalam
pencapaian ketuntasan belajar. Kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran antara
yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda. Ketika siswa mengalami kesulitan dalam
belajar, tindakan yang dapat dilakukan seorang guru adalah :
1. Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum
memahami materi pembelajaran dengan bahasa yang lebih sederhana.
2. Membuat kegiatan tutor sebaya
3. Menggunakan metode belajar yang tepat

pg. 28
Lampiran 1
LEMBAR KERJA SISWA
(Contoh Perilaku Sesuai Nilai-Nilai Pancasila)
Nama :
Kelas :
Materi Pokok :
Tanggal :
Tulislah masing-masing dua contoh perilaku warga negara yang sesuai dengan penerapan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Silakan
tuangkan jawaban kalian pada kolom berikut ini!
Sila Pancasila Contoh Perilaku
……………………………………………………………………………..
....

……………………………………………………………………………..
Sila Pertama ……………………………………………………………………………..
....
....

……………………………………………………………………………..
Sila Kedua ……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
....
....
.

……………………………………………………………………………..
Sila Ketiga ……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
....
....
.

……………………………………………………………………………..
Sila Keempat ……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
....
....
.

……………………………………………………………………………..
Sila Kelima
……………………………………………………………………………..
....
.
Ambarawa, Juni 2022
Kepala SMAN 1 Ambarawa Guru PPKn
……………………………………………………………………………..
.

Budi Hartati, M.Pd Drs. Malik


NIP. 19640327 108601 2 004 NIP. 19641003 1995121 002

pg. 29
MODUL AJAR PPKn SMA
Nama Drs. Malik. Jenjang/Kelas SMA/ X PKN.E.UJS.10.14

Asal sekolah SMA Negeri 1 Ambarawa Mapel PPKn


Alokasi 1 pertemuan Jumlah siswa 36 orang
waktu 90 menit
rofil pelajar ● Bergotong Royong Moda Tatap muka
Pancasila pembelajaran
yang
berkaitan
Fase E Elemen Mapel UUD NRI Tahun 1945

Tujuan 10.14 Peserta didik mengasosiasikan, mempraktikkan, dan mengusulkan membuat


Pembelajaran kesepakatan bersama di sekolah terkait dengan norma yang harus dipatuhi oleh seluruh
peserta
Kata kunci Mempratikkan membuat kesepakatan bersama

Deskripsi Peserta didik mengamati tayangan video yang relevan dengan materi pembelajaran dan
umum diminta mengidentifikasi serta menyelaraskan kasus dalam tayangan video dengan
kegiatan mengkaji norma yang berlaku di sekolah. Guru meminta peserta didik bekerja sama
dan berdiskusi tentang perilaku yang dilakukan oleh peserta didik sebagai bentuk
kepatuhan. Setelah itu peserta didik di dalam kelompok menyampaikan gagasan upaya
dan niatan untuk menumbuhkan sikap positif dan sikap kepatuhan yang seharusnya
dilakukan sebagai seorang pelajar yang ditunjukkan dengan membangun komitmen dan
mempraktikkan/membuat hasil kesepakatan bersama untuk diletakkan di kelas masing-
masing dan untuk dipatuhi bersama.
Materi ajar, Materi: Norma yang Berlaku di Sekolah
alat, dan Alat dan Bahan
bahan Alat dan bahan yang dibutuhkan sebagian besar tersedia di sekolah serta dimiliki oleh
peserta didik sehingga pada saat kegiatan pembelajaran yang harus diperhatikan adalah
fasilitas jaringan internet sekolah. Untuk membuat statuta/piagam kesepakatan bersama,
antara lain:
Karton : 2 lembar @ Rp 10.000,00
Lem: Rp. 2.500,00

pg. 30
Sarana  Gawai/laptop
Prasarana  Akses internet
 Buku teks PPKn
 Papan tulis dan spidol
 LCD Proyektor
 Speaker mini
 Printer

MODUL AJAR PPKn SMA

1. Informasi Umum Perangkat Ajar


Nama/ Unit : Drs. Malik
Jenjang : SMA
Kelas :X
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (90 Menit)
2. Tujuan Pembelajaran
Fase E
Elemen UUD NRI Tahun 1945
Tujuan 10.14 Peserta didik mengasosiasikan, mempraktikkan, dan mengusulkan
Pembelajaran membuat kesepakatan bersama di sekolah terkait dengan norma yang
harus dipatuhi oleh seluruh peserta
 Mengkaji penggolongan norma dan perilaku mematuhi norma
dalam kehidupan
 Memiliki rasa tanggung jawab dan bergotong royong membuat
kesepakatan bersama
 Menginisasi kegiatan pembuatan kesepakatan bersama mengenai
norma yang berlaku di sekolah
Pertanyaan Inti 1) Bagaimana perilaku yang seharusnya dilakukan oleh seorang pelajar di
sekolah?
2) Apa yang akan dilakukan untuk mengajak orang lain dalam
mengaktualisasikan kesepakatan bersama di sekolah?
Kata Kunci Mempratikkan membuat kesepakatan bersama
Kode PKN.E.UJS.10.14

pg. 31
Perangkat
Kompetensi Keterampilan mencari informasi dari berbagai literatur, berpikir kritis
yang harus dan membuat kesepakatan dalam peraturan
dimiliki
peserta didik
3. Profil Pelajar Pancasila Yang Berkaitan
Bergotong royong
4. Sarana Prasarana
 Gawai/laptop
 Akses internet
 Buku teks PPKn
 Papan tulis dan spidol
 LCD Proyektor
 Speaker mini
 Printer
5. Target Peserta Didik
 Siswa regular/tipikal
 Siswa dengan hambatan belajar
 Siswa Cerdas Istimewa Berbakat (CIBI)
 Siswa dengan ketunaan (tunanetrta, tunarungu, tunadaksa, tunalaras,
tunaganda)
6. Jumlah Peserta Didik
Maksimum 36 peserta didik

7. Ketersediaan Materi
a. Pengayaan untuk siswa berpencapaian tinggi: YA / TIDAK
b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk siswa yang sulit
memahami konsep: YA / TIDAK
8. Moda Pembelajaran
Tatap muka
PJJ Daring
PJJ Luring
Paduan antara tatap muka dan PJJ (Blended Learning)

pg. 32
9. Materi Ajar, Alat Dan Bahan
Materi Ajar A. Penggolongan Norma
Norma berdasarkan sumbernya dibagi menjadi empat, yakni norma
agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum. Berikut
ini disajikan tabel norma bersadarkan sumbernya:
No Norma Pengertian Contoh Sanksi
1 Agama Pedoman hidup  Sholat lima Tidak
yang bersumber waktu langsung
dari Tuhan  Puasa karena akan
berisikan perintah  Tidak dipertanggu
dan larangan yang berjudi, ngjawabkan
ditujukan kepada berzina, dll di akherat
umat Manusia (pahala atau
dosa)
2 Kesusilaan Pedoman  Berlaku jujur Rasa malu,
pergaulan hidup  Menghargai penyesalan,
yang bersumber orang lain kegelisahan,
dari hati nurani dll
manusia tentang
baik-buruknya
suatu perbuatan
3 Kesopanan Pedoman hidup  Menghormati Celaan,
yang timbul dari orang yang cemooh,
hasil pergaulan lebih tua atau
manusia di dalam  Tidak pengucilan
masyarakat berkata kasar dalam
 Menerima pergaulan
dengan
tangan kanan
4 Hukum Pedoman hidup  Mematuhi Tegas dan
yang dibuat oleh peraturan nyata
badan yang lalu lintas bersifat
berwenang  Membayar mengikat

pg. 33
mengatur manusia pajak dan
dalam kehidupan memaksa.
berbangsa dan Misal
bernegara (berisi denda,
perintah dan penjara
larangan)

B. Perilaku Mematuhi Norma dalam berbagai Aspek Kehidupan


No Sikap Perilaku
1 Lingkungan Keluarga
 Mematuhi perintah orang tua
 Melaksanakan ibadah tepat waktu
 Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu,
kakak, adik, dan sebagainya
 Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati oleh keluarga
2 Lingkungan Sekolah
 Menghormati kepala sekolah, guru, dan karyawan lainnya dan
sesama teman
 Memakai seragam yang telah ditentukan
 Tidak mencontek ketika sedang ulangan
 Memperhatikan penjelasan guru
 Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku
 Tidak terlambat datang ke sekolah
3 Lingkungan Masyarakat
 Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masayarakat
 Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti
 Menghormati keberadaan tetangga di sekitar rumah
 Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di
masyarakat seperti tawuran, judi, mabuk-mabukan dan
sebagainya
4 Lingkungan Bangsa dan Negara
 Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya
 Membayar pajak

pg. 34
 Menjaga dan memelihara fasilitas negara
 Membayar retribusi parkir
 Membuang sampah pada tempatnya

Alat dan Alat dan bahan yang dibutuhkan yakni gunting dapat tersedia di sekolah
Bahan, dan atau di rumah peserta didik. Untuk membuat statuta/piagam kesepakatan
Perkiraan bersama, antara lain:
Biaya Karton : 2 lembar @ Rp 10.000,00
Lem: Rp. 2.500,00
10. Kegiatan Pembelajaran Utama
Pengaturan Metode:
Siswa: diskusi
individu presentasi
berpasangan demonstrasi
berkelompok project
(> 2 orang) eksperimen
eksplorasi
permainan
ceramah
kunjungan lapangan
simulasi
11. Asesmen
Kriteria untuk menilai ketercapaian tujuan pembelajaran
asessmen individu
assemen kelompok
keduanya
Jenis assesmen
performa (presentasi, drama, pameran hasil karya, dsb.)
tertulis (tes objektif, esai)
12. Persiapan Pembelajaran
1. Menyiapkan link video pembelajaran/gambar yang relevan dengan
materi pembelajaran

pg. 35
2. Mempersiapkan materi ajar dan rubrik penilaian
13. Urutan Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan 1) Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar
mengajar: kerapian dan kebersihan ruang kelas secara bersama
sebagai wujud sikap tanggung jawab dan gotong royong.
2) Peserta didik bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa.
3) Meminta semua peserta didik berdiri tegak dengan sikap hikmat
untuk menunjukkan rasa cinta tanah air dan semangat kebangsaan
dengan menyanyikan lagu nasional “Bagimu Negeri” dipimpin oleh
salah seorang peserta didik.
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan
dilakukan oleh peserta didik.
Inti 1) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok yang anggotanya
dipilih secara heterogen sebagai bagian dari kebhinekaan global.
2) Guru menayangkan video/gambar tentang pelanggaran tata tertib
sekolah yang diunduh pada link youtube
(https://www.youtube.com/watch?v=JLUN1FJoqVM).
3) Peserta didik dalam kelompok mengamati tayangan video/gambar
dan guru mengajukan pertanyaan relevan dengan video dan konteks
pembelajaran, yakni bagaimana perilaku yang seharusnya dilakukan
oleh seorang pelajar dan apa yang akan dilakukan untuk mengajak
orang lain dalam mengaktualisasikan kesepakatan bersama di
sekolah?
4) Guru memberikan penjelasan singkat mengenai materi pelajaran.
5) Selanjutnya peserta didik diminta mengidentifikasi serta
menyelaraskan kasus dalam tayangan video dengan mengkaji norma
yang berlaku di sekolah (berpikir kritis). Kemudian guru meminta
peserta didik bekerja sama (kolaborasi) dan berdiskusi tentang
perilaku yang dilakukan oleh peserta didik sebagai bentuk
kepatuhan.
6) Peserta didik di dalam kelompok menyampaikan gagasan upaya dan
niatan untuk menumbuhkan sikap positif dan sikap kepatuhan yang
seharusnya dilakukan sebagai seorang pelajar bercermin pada

pg. 36
tayangan video, dan pengalamannya mengembangkan nilai sikap sadar
dan patuh terhadap norma yang berlaku di sekolah.
7) Peserta didik melaksanakan diskusi kelas untuk berbagi informasi
tentang hasil diskusi kelompok dalam rangka membangun sikap
positif, sikap sadar, dan sikap disiplin terhadap norma yang berlaku.
8) Peserta didik dengan penuh rasa tanggung jawab bergotong royong
mempraktikkan (membuat) statuta/piagam sebagai hasil kesepakatan
bersama untuk diletakkan di kelas dan dipatuhi bersama.
1. Peserta didik bersama-sama guru menarik kesimpulan tentang
pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Guru mengingatkan kembali tentang komitmen yang sudah dibuat
Penutup untuk senantiasa dipatuhi.
3. Guru memberikan penghargaan kepada seluruh peserta didik yang
telah menunjukkan niat baik dengan membuat statuta/piagam sebagai
hasil kesepakatan bersama untuk mematuhi aturan di sekolah.
4. Peserta didik bersama guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.
14. Refleksi Guru
- Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik?
- Apa yang sebaiknya saya tambahkan untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran selanjutnya?
- Bagaimana melaksanakan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan bagi peserta didik?
15. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Dan Asesmennya
a. Kompetensi Kompetensi Sikap: bertaqwa, kerja sama, dan toleransi.
yang dinilai Kompetensi Pengetahuan: Mengkaji norma yang berlaku di masyakarat
dan perilaku ideal yang harus dilakukan.
Kompetensi Keterampilan: Menginisiasi kegiatan pembuatan kesepakatan
bersama berupa statuta/piagam.
b. Bagaimana - Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik
assesmen penilaian lain yang relevan
dilakukan - Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui penugasan sesuai
dengan kompetensi yang dinilai
- Penilaian keterampilan dilakukan melalui unjuk kerja saat kegiatan
pembelajaran

pg. 37
c. Kriteria 1. Penilaian Sikap
penilaian No Nama Kriteria Sikap Rerata
Bertaqwa Kerja sama Toleransi Nilai
(Imtaq) (Gotong (Kebhinek
Royong) aan
Global)

Pedoman Penskoran:
4= sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Rumus Penilaian:
N = jumlah skor/skor maksimal x 100

2. Penilaian Pengetahuan
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas :X
Soal :
1. Apa yang kamu ketahui tentang norma dan kebermanfaatannya ?
2. Apa saja contoh perilaku mematuhi norma di sekolah?
3. Apa saja contoh perilaku mematuhi norma di masyarakat?
4. Mengapa di sekolah diperlukan tata tertib?
5. Bagaimana cara kamu mengajak teman untuk mematuhi norma di
sekolah
Rubrik penilaian
No Kunci Jawaban skor Keterangan
soal
1 Jika terdapat: pengertian, 1-20 Nilai =
opini kebermanfaatan

pg. 38
2 Jika terdapat: memberikan 5 1-20
contoh perilaku mematuhi
norma di sekolah
3 Jika terdapat: memberikan 5 1-20
contoh perilaku mematuhi
norma di sekolah
4 Jika terdapat: menemukan 1-20
alasan logis dan argumentatif
5 Jika terdapat: ajakan 1-20
persuasif, berempati dan
ramah, serta memberikan
contoh pelaksanaannya

3. Lembar Penilaian Diskusi


Petunjuk
Lembar ini diisi oleh guru pada saat diskusi kelompok. Lembar ini
mencatat keefektifan peserta diskusi dalam 4 (empat) kode nilai akhir, yaitu:
A (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan K (Kurang). Pada kolom Aspek
Penilaian yang terdiri dari sikap, pendapat dan bahasa, tuliskan skor angka
0 - 100 Pada kolom Penilaian, tuliskan Rata-Rata Skor Angka dan
konversi Kode Nilainya

Nama Aspek Penilaian RATA


No Peserta RATA
Sikap Pendapat Bahasa
didik

Keterangan:
1. Sikap : kesopanan, kerja sama, semangat, toleransi

pg. 39
meluruskan penyimpangan, dan menunjukkan sikap terpuji
2. Pendapat : rasional, teliti, jelas, relevan, sistematis dan keaktifan
pendapat
3. Bahasa : jelas, teliti, tepat, menarik dan wajar
Peserta didik memperoleh nilai :

Interval Nilai Kualitatif

81 – 100 A (Sangat Baik)

70 – 80 B (Baik)

50 – 69 C (Cukup)

< 60 K (Kurang)
16. Pertanyaan Refleksi Untuk Peserta Didik
a. Materi yang belum saya pahami dan akan saya pelajari kembali adalah
b. Jika diminta untuk memberikan bintang 1-bintang 5, berapa bintang
yang mau diberikan pada usaha yang telah kamu lakukan
17. Daftar Pustaka
http://staffnew.uny.ac.id/upload/130515047/pendidikan/Nilai+dan+Norma_0.pdf, diunduh
pada 16 Desember 2020 pukul 22. 18 WIB.
https://aclc.kpk.go.id/wp-content/uploads/2019/08/Pengantar-Ilmu-Hukum-Makalah-1.pdf,
diunduh pada 16 Desember 2020 pukul 22. 10 WIB.
18. Lembar Kerja Peserta Didik
Lampiran 1
19. Bahan Bacaan Siswa
Lampiran 2
20. Bahan Bacaan Guru
Lampiran 3
21. Materi/Kegiatan Pengayaan bagi peserta didik dengan capaian tinggi
Materi/ kegiatan pengayaan diberikan kepada peserta didik dengan pencapaian ketuntasan
yang tinggi dan diatas rata-rata kelas agar peserta didik tersebut dapat mengembangkan
kompetensinya pada kegiatan pembelajaran ini.
Bentuk pengayaan:
1. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran
tutor sebaya

pg. 40
2. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam bentuk
laporan tertulis atau membacakan di depan kelas.
Materi pengayaan disajikan pada lampiran 4
22. Materi/Kegiatan remedial untuk peserta didik yang kesulitan belajar
Kegiatan/ materi remidial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar. Kegiatan ini dirancang untuk membantu mengatasi kesulitan peserta didik dalam
pencapaian ketuntasan belajar.
Kegiatan remidial diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika peserta didik belum tuntas mencapai 50% atau lebih, maka akan diulangi
pembelajaran dengan materi yang sama
2. Jika peserta didik yang tidak tuntas dibawah 50% maka dapat diberikan pengulangan
materi pokok yang belum tuntas
3. Jika pengulangan materi sudah selesai maka peserta didik diberikan kesempatan
mengerjakan tes
Materi remidial disajikan pada lampiran 5

LAMPIRAN I
Lembar Kerja Peserta Didik
Nama : ........................................................................................
Kelas : ........................................................................................
Materi : ........................................................................................
Hari/ Tanggal : ........................................................................................
No Soal/ Pertanyaan
`1 Mengapa di sekolah diperlukan tata tertib?

pg. 41
2 Bagaimana perasaanmu dan apa alasannya bahwa seringkali kamu mengingkari apa
yang benar, pantas, dan luhur untuk dikerjakan?

3 Apa tanggapanmu terhadap perilaku lunturnya budaya kesopanan pada kalangan


pemuda saat ini?

pg. 42
LAMPIRAN I
Macam-macam norma
 Norma Agama
Norma agama adalah sekumpulan kaidah atau peraturan hidup manusia yang sumbernya dari
wahyu Tuhan. Penganut agama meyakini bahwa apa yang diatur dalam norma disampaikan
kepada nabi dan rasul-Nya untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia di dunia.
Pemahaman akan sumber norma agama yang berasal dari Tuhan membuat manusia berusaha
mengendalikan sikap dan perilaku dalam hidup dankehidupannya. Setiap manusia harus
melaksanakan perintah Tuhan dameninggalkan apa yang dilarangNya. Contoh pelaksanaan
norma agama misalnyaperintah melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya.
Melanggar norma agama adalah perbuatan dosa sehingga pelaku pelanggarannya akan
mendapatkan sanksi siksaan di neraka. Norma agama hanya akan dipatuhi oleh orang yang
beragama sehingga orang yang atheis (tidak percaya pada Tuhan) tidak akan mentaati dan
mempercayai adanya norma agama.
 Norma Kesusilaan
Ketika seseorang akan berbohong, sebenarnya hatinya ingin menyuarakan kebenaran.
Apabila menuruti suara hati, seseorang akan cenderung bertindak benar dan baik. Seseorang
yang berbuat berdasarkan suara hati nurani merupakan gambaran orang yang
mempertimbangkan norma kesusilaan dalam kehidupannya.
Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang berkenaan dengan bisikan kalbu dan suara hati
nurani manusia. Kehadiran norma ini bersamaan dengan kelahiran atau keberadaan manusia
itu sendiri, tanpa melihat jenis kelamin dan suku bangsanya. Suara hati nurani yang dimiliki
manusia selalu mengatakan kebenaran dan tidak akan dapat dibohongi oleh siapa pun.
 Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang berhubungan dengan pergaulan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Norma kesopanan bersumber dari tata kehidupan atau budaya yang
berupa kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam mengatur kehidupan kelompoknya. Manusia
sebagai mahluk sosial memiliki kecenderungan berinteraksi atau bergaul dengan manusia lain
dalam masyarakat. Hubungan antarmanusia dalam masyarakat ini membentuk aturan-aturan
yang disepakati tentang mana yang pantas dan mana yang tidak pantas. Ada perbuatan yang
sopan atau tidak sopan boleh dilakukan atau tidak dilakukan. Inilah awal mula terbentuk
norma kesopanan. Oleh karena norma ini terbentuk atas kesepakatan bersama, maka
perbuatan atau peristiwa yang sama memungkinkan terbentuk aturan yang berbeda antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.

pg. 43
 Norma Hukum
Norma hukum adalah peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
dan dibuat oleh badan-badan resmi negara serta bersifat memaksa sehingga perintah dan
larangan dalam norma hukum harus ditaati oleh masyarakat. Oleh karena itu, dalam
kehidupan seharihari aparat penegak hukum, seperti polisi, jaksa, dan hakim dapat memaksa
seseorang untuk menaati hukum dan memberikan sanksi bagi pelanggar hukum. Norma
hukum juga mengatur kehidupan lainnya, seperti larangan melakukan tindak kejahatan dan
pelanggaran, larangan melakukan korupsi, larangan merusak hutan serta kewajiban
memelihara hutan, dan kewajiban
Membayar pajak. Peraturan tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh warga negara Indonesia.
Perilaku Mematuhi Norma dalam berbagai Aspek Kehidupan
No Sikap Perilaku
1 Lingkungan Keluarga
 Mematuhi perintah orang tua
 Melaksanakan ibadah tepat waktu
 Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik, dan
sebagainya
 Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati oleh keluarga
2 Lingkungan Sekolah
 Menghormati kepala sekolah, guru, dan karyawan lainnya dan sesama teman
 Memakai seragam yang telah ditentukan
 Tidak mencontek ketika sedang ulangan
 Memperhatikan penjelasan guru
 Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku
 Tidak terlambat datang ke sekolah
3 Lingkungan Masyarakat
 Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masayarakat
 Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti
 Menghormati keberadaan tetangga di sekitar rumah
 Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat
seperti tawuran, judi, mabuk-mabukan dan sebagainya
4 Lingkungan Bangsa dan Negara
 Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya

pg. 44
 Membayar pajak
 Menjaga dan memelihara fasilitas negara
 Membayar retribusi parkir
 Membuang sampah pada tempatnya

LAMPIRAN II
Penerapan Nilai dan Norma
A. Pengertian Nilai dan Macam-Macam Nilai
1. Pengertian Nilai
Dalam pengetian sehari-hari, nilai diartikan sebagai harga, ukuran, dan perbandingan dua
benda yang ditukarkan. Nilai bisa juga berarti angka kepandaian (nilai ulangan, nilai rapor),
kadar, mutu, dan bobot. Dalam pengertian lain, nilai mengandung sesuatu yang baik yang
diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat.
Nilai terbentuk dari apa yang benar, pantas, dan luhur untuk dikerjakan atau diperhatikan.
Nilai bukanlah keinginan, melainkan apa yang diinginkan. Nilai mempunyai nilai subjektif.
Namun demikian, nilai bisa juga bersifat relatif karena apa yang menurut kita sudah benar dan
baik, belum tentu bersifat nilai. Penentuan nilai didasarkan pada pandangan dari ukuran orang.
2. Macam-Macam Nilai
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, nilai dapat dibagi atas tiga jenis. Pertama, nilai material,
segala seuatu yang berguna bagi manusia. Kedua, nilai vital, yaiut segala sesuatu yang
berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan mengadakan kegiatan atau beraktivitas. Ketiga,
nilai spiritual, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.Nilai memainkan
peranan penting dalam kehidupan sosial. Kebanyakan interaksi sosial didasarkan bukan saja
pada fakta positif, melainkan pada pertimbangan nilai. Nilai mencerminkan suatu kualitas
pikiran dan tindakan. Nilai-nilai pokok memberikan sumbangan yangb berarti pada
pembentukan pandangan hidup. Nilai-nilai juga memberikan perasaan identitas kepada
masyarakat dan menentukan seperangkat standar normatif yang hendak dicapai.
B. Hubungan Nilai dengan Norma dan Nilai sebagai Sumber Norma
Nilai dan norma saling berkaitan, walaupun keduanya memiliki perbedaan. Nilai
merupakan sesuatu yang baik, diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh
masyarakat. Norma adalah perwujudan dari nilai. Norma adalah aturan atau kaidah, patokan
untuk suatu tindakan (aksi). Bila terjadi pelanggaran atas norma dikenai hukuman atau sanksi
oleh masyarakat atau pemerintah atau pihak-pihak yang berwenang. Sementara itu, norma
merupakan kaidah atau aturan berbuat dan berperilaku yang dibenarkan untuk mewujudkan

pg. 45
keinginan itu. Dengan kata lain, nilai merupakan pola perilaku yang diinginkan. Sebaliknya,
norma disebut sebagai cara-cara kelakuan sosial yang disetujui untuk mencapai nilai tersebut.
Intinya norma merupakan perwujudan dari nilai. Apabila norma dilaksanakan dengan baik
maka terwujudlah nilai. Misal: Aturan (norma) mematuhi peraturan lalu lintas, maka akan
terwujudnya/terciptanya ketertiban. Nah ketertiban inilah yang disebut dengan nilai, karena
ketertiban merupakan sesuatu yang baik, diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh
masyarakat.
Beberapa fakta yang menggambarkan bahwa nilai menjadi sumber dari norma dapat
dibuktikan dengan argumentasi sebagai berikut:
a. Manusia yang beradab adalah manusia yang tingkah lakunya selalu dijiwai oleh
nilai-nilai kebudayaan. Nilai-nilai budaya adalah hal-hal yang luhur yang dijunjung
tinggi oleh manusia. Nilai-nilai tersebut mempunyai nilai luhur untuk dijadikan
pedoman, ukuran, dan tuntunan untuk diikuti.
b. Gotong royong dapat dipandang sebagai suatu sistem nilai yang dilatarbelakangi
dari kebiasaan tolong menolong sebagai suatu keharusan dalam keadaan sulit atau
serba kekuarangan dalam rangka pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa.
Misalnya bergotong royong pada hari tertentu membersihkan halaman rumah,
sekolah, kantor, dan jalan raya.

LAMPIRAN III

Macam-macam Norma menurut Daya Ikatnya


1. Cara (usage) tersebut mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan yang lebih menonjolkan
pada hubungan yang terjadi antarindividu. Penyimpangan yang terjadi pada cara tidak akan
mendapatkan sanksi atau hukuman yang berat, namun hanya sekedar celaan, ejekan, atau
cemoohan.
Contohnya : orang yang bersendawa yang menandakan rasa kepuasan setelah makan. Dalam
kehidupan bermasyarakat, bersendawa dianggap tidak sopan. Namun, apabila cara tersebut
dilakukan, orang lain dapat merasa tersinggung atau dapat mencela cara makan seperti itu.
2. Kebiasaan (Folkways) memiliki kekuatan yang sifatnya mengikat yang lebih tinggi
dibandingkan dengan cara atau usage.
Kebiasaan dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang dan dalam
bentuk yang sama, hal ini karena orang tersebut menyukai tindakan yang dilakukannya.
Contohnya : kebiasaan untuk menghormati orang yang lebih tua.

pg. 46
3. Tata Kelakuan (Mores)Apabila kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai suatu cara
dalam berperilaku, namun dapat diterima sebagai norma pengatur, kebiasaan tersebut dapat
menjadi tata kelakuan (mores). Tata kelakuan tersebut akan mencerminkan sifat-sifat yang
ada dari sekelompok manusia, yang dilaksanakan seperti sebuah perkawinan yang terlalu
dekat dengan hubungan pengawasan baik secara darah untuk sebagian besar masyarakat itu
adalah dilarang. Sadar ataupun tidak sadar terhadap anggota-anggotanya. Tata kelakuan, di
satu pihak dapat memaksakan sebuah tindakan, sedangkan di lain pihak adalah larangan
sehingga secara langsung dapat menjadi suatu alat supaya anggota masyarakat dapat
menyesuaikan perbuatannya dengan tata kelakuan individu.
4. Adat Istiadat (Custom)Tata kelakuan yang terintegrasi kemudian menjadi kuat dengan
adanya pola perilaku masyarakat dapat meningkat menjadi sebuah adat istiadat (custom).
Apabila terdapat salah satu anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat tersebut akan
mendapat suatu sanksi atau hukuman yang keras.
Contohnya : hukum adat istiadat yang ada di Lampung melarang adanya perceraian pasangan
suami istri. Namun, apabila terjadi perceraian pasangan suami istri, orang yang melakukan
pelanggaran adat tersebut termasuk keturunannya kemudian akan dikeluarkan dari masyarakat
sampai suatu saat keadaannya menjadi pulih kembali. Norma biasanya berlaku dalam sebuah
lingkungan. Oleh sebab itu, sering terdapat perbedaan antara norma yang ada di suatu
masyarakat dengan masyarakat lainnya.
5. Hukum (Laws) Pengertian norma hukum merupakan sebuah ketentuan hukum dalam
mengatur individu di lingkungan masyarakat baik itu tertulis atau tidak tertulis yang
dicirikan oleh terdapat penegak hukum serta sanksi yang bersifat untuk menyadarkan
dan menertibkan pelaku si pelanggar norma hukum.
6. Norma mode atau norma fashion yaitu suatu norma yang ada karena hadirnya gaya dan
cara anggota masyarakat yang cenderung untuk berubah, bersifat baru, serta diikuti
masyarakat. Norma fashion ini ada hubungannya dengan sandang pangan yang berlaku saat
itu yang menghias anggota masyarakat.
Sumber: https://aclc.kpk.go.id/wp-content/uploads/2019/08/Pengantar-Ilmu-Hukum-Makalah-
1.pdf, diunduh pada 16 Desember 2020 pukul 22. 10 WIB.

pg. 47
LAMPIRAN IV

1. Pengertian Norma
Norma diartikan sebagai suatu ukuran atau patokan bagi seseorang dalam bertindak atau
bertingkah laku dalam masyarakat. Jadi norma adalah segala aturan yang harus dipatuhi.
Pada hakikatnya setiap kehidupan bersama, baik keluarga, organisasi, perkumpulan,
masyarakat, negara maupun pergaulan antarnegara, memerlukan norma (aturan). Ketertiban,
keteraturan, dan kesejahteraan sulit diwujudkan tanpa dilengkapi dengan aturan atau norma.
2. Macam-Macam Norma dan Sanksinya
Berikut ini disajikan tabel norma bersadarkan sumbernya:
No Norma Pengertian Contoh Sanksi
1 Agama Pedoman hidup  Sholat lima Tidak langsung karena akan
yang bersumber waktu dipertanggungjawabkan di
dari Tuhan  Puasa akherat (pahala atau dosa)
berisikan  Tidak berjudi,
perintah dan berzina, dll
larangan yang
ditujukan
kepada umat
Manusia
2 Kesusilaan Pedoman  Berlaku jujur Rasa malu, penyesalan,
pergaulan hidup  Menghargai kegelisahan, dll
yang bersumber orang lain
dari hati nurani
manusia tentang
baik-buruknya
suatu perbuatan
3 Kesopanan Pedoman hidup  Menghormati Celaan, cemooh, atau
yang timbul dari orang yang pengucilan dalam pergaulan
hasil pergaulan lebih tua
manusia di  Tidak berkata
dalam kasar
masyarakat  Menerima

pg. 48
dengan tangan
kanan
4 Hukum Pedoman hidup  Mematuhi Tegas dan nyata bersifat
yang dibuat oleh peraturan lalu mengikat dan memaksa.
badan yang lintas Misal denda, penjara
berwenang  Membayar
mengatur pajak
manusia dalam
kehidupan
berbangsa dan
bernegara (berisi
perintah dan
larangan)

3. Menerapkan Nilai dan Norma di Lingkungan Sekolah


Ruang lingkup sekolah sebagai tempat terjadinya kehidupan suatu kelompok sosial, lebih luas
daripada keluarga. Sekolah berperan dalam perkembangan peserta didik walaupun interaksi
sosial yang terjadi kurang dalam dan kurang kontinuitasnya dibandingkan di rumah. Namun
demikian sekolah adalah tempat dimana peserta didik untuk pertama kalinya bertemu dan
berkenalan dengan sistem sosial dalam skala yang cukup luas dan mempunyai intensitas
hubungan yang jauh melampaui apa yang selama ini dialaminya di dalam keluarga dan
kelompok kecil tetangga serta kenalannya.
Kegiatan-kegiatan yang perlu mendapatkan perhatian dalam mengembangkan sekolah sebagai
pusat kebudayaan dan pembentukan sikap perilaku sebagai wujud penerapan nilai dan norma
antara lain:
a. Sikap saling menghormati antarpemeluk agama dan penganut kepercayaan
yang berbeda-beda
b. Memiliki sikap toleransi, tenggang rasa, sikap saling menghormati pendapat
dan saling menghargai pendirian masing-masing dalam kehidupan beragama
c. Menghargai harkat dan martabat, dan derajat kemanusiaan
d. Menjaga tutur kata agar tidak menyinggung perasaan orang lain
e. Memelihara sopan santun dalam pergaulan antarwarga sekolah
f. Memelihara dan mentaati tata tertib sekolah.

pg. 49
MODUL AJAR PPKn SMA

1. Informasi Umum Perangkat Ajar


Nama Penyusun : Drs. Malik
Jenjang : SMA
Kelas : X
Alokasi Waktu : 180 menit
2. Tujuan Pembelajaran
Fase :E
Elemen : Bhinneka Tunggal Ika
Tujuan Pembelajaran :10.25. Peserta didik mengidentifikasi, merancang dan
mendukung pertukaran budaya dan kolaborasi dalam
dunia yang saling terhubung
Konsep Utama : Pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling
terhubung
Kata Kunci : Pertukaran Budaya
Kode Modul Ajar : PKN.E.UJS.10.25.
Pertanyaan Inti :
1. Apa yang dimaksud dengan pertukaran budaya ?
2. Bagaimana cara peserta didik mengidentifikasi, merancang dan mendukung
pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung ?

Kompetensi yang harus dimiliki :


Keterampilan menganalisis, pemecahan masalah, dan keterampilan menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

3. Profil Pelajar Pancasila yang Berkaitan


Berkebhinekaan global
4. Sarana dan Prasarana
10. Gawai
11. Akses Internet
12. Buku Teks PPKn
13. Kapur tulis/Spidol
14. Papan Tulis/ White Board

pg. 50
15. Lembar kerja
16. Handout materi
17. LCD Proyektor
18. Pointer
5. Target Siswa
□ Siswa regular/tipikal
□ Siswa dengan hambatan belajar
□ Siswa cerdas istimewa berbakat (CIBI)
□ Siswa dengan ketunaan (tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,
tunaganda)
6. Jumlah Siswa
Maksimum 36 siswa
7. Ketersediaan materi
a. Pengayaan untuk siswa CIBI atau yang berpencapaian tinggi : YA/TIDAK
b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk siswa yang sulit memahami
konsep : YA/TIDAK
8. Moda pembelajaran
□ Tatap muka
□ PJJ Daring
□ PJJ Luring
□ Paduan antara tatap muka dan PJJ (Blended Learning)
9. Asesmen
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
□ Asessmen individu
□ Asessmen kelompok
□ Asessmen keduanya
Jenis Asessmen
□ Performa (Presentasi, Drama, pameran hasil karya, dsb)
□ Tertulis (tes objektif, esai)
□ Sikap : Lembar Observasi
10. Kegiatan Pembelajaran Utama
Pengaturan siswa : Metode
□ Individu □ Diskusi

pg. 51
□ Berpasangan □ Presentasi
□ Berkelompok (>2 orang)
□ Ceramah

□ Demonstrasi

□ Project

□ Eksperimen

□ Eksplorasi

□ Kunjungan Lapangan

□ Simulasi

□ Permainan

11. Materi Ajar, Alat dan Bahan


A. Materi atau Sumber Pembelajaran yang Utama
 Secara etimologis, kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Buddhayah,
bentuk jamaknya adalah buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian
kebudayaan dapat diartikan sebagai “ hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau
akal”. Kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang
berarti “daya dari budi “yaitu kemampuan akal atau berupa cipta, rasa dan karsa,
sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia.

 Pertukaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal dan
sebagainya) bertukar atau mempertukarkan; pergantian, peralihan, dan sebagainya,
contoh : 'pertukaran iklim, pertukaran pikiran, pertukaran hasil bumi dengan hasil
industri'

 Pertukaran budaya merupakan salah satu bentuk globalisasi budaya. Ketika terdapat
pertukaran ini maka dari negara satu dapat belajar budaya dari negara lain. Hal
tersebut sesuai dengan keinginan masing-masing negara untuk saling mempelajari
budaya. Ketika sudah terjadi kerjasama untuk mempelajari dua budaya yang berbeda
maka akan terjaln hubungan sosial yang baik. Hal ini apabila terus berlanjut jangan
sampai negara lain lebih mengetahui budaya yang kita miliki, sehingga kita
kehilangan jati diri.

B. Alat dan Bahan yang Diperlukan

pg. 52
4. Media
a. Video terkait pertukaran budaya
b. Slide presentasi
5. Alat dan Bahan
a. Bahan bacaan dari berbagai sumber
C. Perkiraan Biaya
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas sebagian
besar telah tersedia di sekolah, serta dimiliki oleh peserta didik, sehingga tidak
memerlukan rincian biaya.
12. Persiapan Pembelajaran
5. Guru mempersiapkan link video yang akan ditayangkan kepada siswa untuk
stimulasi kegiatan diskusi
6. Guru mempersiapkan materi lembar kerja siswa
7. Guru mempersiapkan materi ajar dari berbagai sumber
8. Menyiapkan rubrik penilaian performa, diskusi, dan analisis
13. Urutan Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan o Guru membuka kegiatan pembelajaran bersama siswa 10 menit
dengan melakukan :
 Mengucap salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
 Menyanyikan salah satu lagu Wajib Nasional atau
lagu daerah
 Menginformasikan tentang tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang sedang berlangsung
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan yaitu dengan diskusi kelompok
untuk membangun kesadaran terhadap
kesepakatan untuk bisa saling menghormati,

pg. 53
menghargai, memakai bahasa Indonesia yang baik
dan benar, penuh kesantunan dan kekeluargaan,
serta tidak mengarah pada hal hal yang bernuansa
Suku, Agama, Ras, Antar Golongan, Politik,
Pornografi dan Pornoaksi, Promosi, Perundungan
(SARAP)

Inti o Peserta didik dibagi kedalam 4 kelompok secara 70 menit


heterogen.
Kelompok 1 : Kelompok Pertukaran Pelajar

Kelompok 2 : Kelompok Pertukaran Mahasiswa

Kelompok 3 : Kelompok Pertukaran Guru

Kelompok 4 : Kelompok Pertukaran Dosen

o Peserta didik bersama guru menonton tayangan video


tentang “pertukaran budaya” dan selanjutnya peserta
didik diharapkan dapat menganalisis, mencermati, dan
mencatat beberapa kejadian yang dianggap penting
didalam video tersebut. Link Video :
(https://www.youtube.com/watch?v=8fPOIf0SyWA)
o Guru mengajukan pertanyaan tentang :

Apa yang dimaksud dengan pertukaran budaya ?


Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru
terkait berita media massa yang telah dibaca, dengan
terlebih dahulu mengacungkan jari sampai guru
mempersilahkan sebagai wujud akhlak mulia kepada
seorang guru dan untuk melatih siswa menalar
dengan kritis suatu fenomena ataupun kasus yang
disajikan didalam berita.

o Peserta didik mengumpulkan informasi terkait materi


dan berdiskusi sesuai dengan kelompoknya untuk

pg. 54
mendapatkan pendalaman materi, menganalisis dan
menyimpulkan informasi yang didapat, serta
menyajikan dalam bentuk bahan presentasi.
o Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya dan selanjutnya diadakan sesie tanya jawab.
o Guru memberikan apresiasi dan penghargaan atas hasil
kerja peserta didik, sekaligus memberikan penguatan
materi kepada peserta didik.
Penutup o Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok 10 menit

o Guru mengajak siswa untuk memberikan evaluasi


terhadap kegiatan pembelajaran, terutama hal-hal
yang kurang berkenan berkaitan dengan proses
pembelajaran, sebagai masukan untuk perbaikan
dalam pertemuan berikutnya.

o Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada


pertemuan berikutnya dan peserta didik diberikan
tugas untuk membaca materi tersebut.

o Ketua kelas menutup pembelajaran dengan berdoa dan


memberi salam

Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu

pg. 55
Pendahuluan o Guru membuka kegiatan pembelajaran bersama siswa 10 menit
dengan melakukan :
 Mengucap salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
 Menyanyikan salah satu lagu Wajib Nasional atau
lagu daerah
 Menginformasikan tentang tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang sedang berlangsung
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan yaitu dengan diskusi kelompok
untuk membangun kesadaran terhadap
kesepakatan untuk bisa saling menghormati,
menghargai, memakai bahasa Indonesia yang baik
dan benar, penuh kesantunan dan kekeluargaan,
serta tidak mengarah pada hal hal yang bernuansa
Suku, Agama, Ras, Antar Golongan, Politik,
Pornografi dan Pornoaksi, Promosi, Perundungan
(SARAP)
Inti o Peserta didik dibagi kedalam 2 kelompok besar secara 70 menit
heterogen dalam model pembelajaran Debat pro-
kontra.
Kelompok 1 : Kelompok Pro Pertukaran Budaya

Kelompok 2 : Kelompok Kontra Pertukaran Budaya

o Peserta didik bersama guru menonton tayangan video


tentang “pertukaran budaya” dan selanjutnya peserta
didik diharapkan dapat menganalisis, mencermati, dan
mencatat beberapa kejadian yang dianggap penting
didalam video tersebut. Link Video :
(https://www.youtube.com/watch?v=inrdZTaQxNk)
o Guru mengajukan pertanyaan tentang :
Bagaimana cara peserta didik mengidentifikasi,

pg. 56
merancang dan mendukung pertukaran budaya dan
kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung?
o Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru
terkait berita media massa yang telah dibaca, dengan
terlebih dahulu mengacungkan jari sampai guru
mempersilahkan sebagai wujud akhlak mulia kepada
seorang guru dan untuk melatih siswa menalar
dengan kritis suatu fenomena ataupun kasus yang
disajikan didalam berita.

o Peserta didik mengumpulkan informasi terkait materi


dan berdiskusi sesuai dengan kelompoknya untuk
mendapatkan pendalaman materi, menganalisis dan
menyimpulkan informasi yang didapat, serta
menyajikan dalam bentuk bahan presentasi untuk
Debat Pro-Kontra.
o Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya dan selanjutnya diadakan sesie debat, yang
dipimpin oleh guru sebagai moderator.
o Guru memberikan apresiasi dan penghargaan atas hasil
kerja peserta didik, sekaligus memberikan penguatan
materi kepada peserta didik.
Penutup o Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok 10 menit

o Guru mengajak siswa untuk memberikan evaluasi


terhadap kegiatan pembelajaran, terutama hal-hal
yang kurang berkenan berkaitan dengan proses
pembelajaran, sebagai masukan untuk perbaikan
dalam pertemuan berikutnya.

o Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada


pertemuan berikutnya dan peserta didik diberikan
tugas untuk membaca materi tersebut.

o Ketua kelas menutup pembelajaran dengan berdoa dan


memberi salam

pg. 57
14. Refleksi Guru
1. Apakah kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai dengan yang direncanakan?
2. Bagaimana partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan pembelajaran yang
sudah dilaksanakan?
4. Bagaimanakah tanggapan peserta didik atas kegiatan pembelajaran yang
sudah dilaksanakan?
15. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran dan Asesmennya
A. Kompetensi yang dinilai
 Kompetensi pengetahuan : Kemampuan untuk menyimpulkan hasil telaah
tentang pertukaran budaya dan menampilkannya dalam bentuk tulisan atau
diskusi
 Kompetensi keterampilan: Mengemukakan pendapat, bertanya, mengumpulkan
informasi, bekerjasama, membuat powerpoint untuk presentasi.
 Kompetensi sikap yang menunjukkan sikap kerja sama, bertanggungjawab,
toleran, dan disiplin.
B. Bagaimana Asesmen dilakukan
• Penilaian pengetahuan dilaksanakan melalui tes tertulis
• Penilaian keterampilan dilaksanakan melalui penilaian kinerja/ performa saat
kegiatan pembelajaran
• Penilaian sikap dilaksanakan dengan melalui pengamatan langsung (observasi)
saat kegiatan pembelajaran berlangsung
C. Kriteria Penilaian
Penilaian Pengetahuan

No. Rumusan Soal Teknik Bentuk Bobot


Nilai
1. Sebutkan 7 unsur kebudayaan yang bersifat Tes Essay 30
universal ?
2. Uraikanlah manfaat dari program pertukaran Tes Essay 30
pelajar!
3. Bagaimana upaya pemerintah yang sudah Tes Essay 40
dilakukan didalam mendukung pertukaran

pg. 58
budaya?

Nilai total 100


Kunci Jawaban :

4. 7 unsur kebudayaan yang bersifat universal, yaitu:


1) Sistem religi, yang mencakup: sistem kepercayaan; sistem nilai dan pandangan
hidup; komunikasi keagamaan; upacara keagamaan.
2) Sistem Kemasyarakatan atau organisasi sosial, yang mencakup: kekerabatan;
asosiasi dan perkumpulan; sistem kenegaraan. sistem kesatuan hidup; perkumpulan.
3) Sistem pengetahuan, yang mencakup: pengetahuan tentang: flora dan fauna; waktu,
ruang dan bilangan; tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia.
4) Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi baik berbentuk lisan maupun tulisan.
5) Kesenian, yang meliputi: seni patung/pahat; relief; lukis dan gambar; rias; vokal;
musik; bangunan; kesusastraan; drama.
6) Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi, yang mencakup: kegaiatan
berburu dan mengumpulkan makanan; bercocok tanam; peternakan; perikanan;
perdagangan.
7) Sistem peralatan hidup atau teknologi, yang mencakup: produksi, distribusi,
transportasi; peralatan komunikasi; peralatan konsumsi dalam bentuk wadah;
pakaian dan perhiasan; tempat berlindung dan perumahan; senjata.

5. Manfaat program pertukaran pelajar :


1) Sebagai ajang mempelajari budaya lain
Saat mengikuti program pertukaran pelajar, otomatis murid akan berada di negara
lain yang budayanya jauh berbeda dan pastinya kita akan dapat pemahaman dari
setiap kultur budaya disana.
2) Melatih kemampuan Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang harus dimiliki, saat mengikuti
program pertukaran pelajar. mau tak mau murid harus memakai bahasa Inggris
sebagai alat untuk berinteraksi. Secara tak langsung, hal itu sangatlah
menguntungkan dan akan melatih kemampuan dalam berbahasa Inggris.
3) Menambah pengalaman dan keahlian
Program pertukaran pelajar memang memberi pengalaman baru, unik, dan berbeda,
yang mungkin tidak akan kita dapatkan di dalam negeri atau pada program

pg. 59
pendidikan pada umumnya
4) Menambah wawasan dan pengetahuan
5) Memiliki banyak teman dari berbagai negara
6) Menjadi lebih berani dalam beberapa hal, seperti: berani beradaptasi dengan cuaca
yang berbeda di negara asalmu, berbicara dan bersosialisasi dengan orang baru,
berbicara dengan bahasa yang tak pernah kamu pakai sebelumnya.berani mencoba
hal-hal baru, seperti: menginap di rumah temanmu yang berbeda budaya, mencicipi
makanan di negara tersebut, berani mempelajari hal-hal baru, berprestasi, dan
bersaing secara sehat
6. Upaya pemerintah yang sudah dilakukan didalam mendukung pertukaran budaya
adalah :
1) Mengadakan festival kebudayaan di negara-negara sahabat
2) Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud bekerja sama dengan Asean
menyelenggarakan beberapa pertunjukan kesenian yang juga melibatkan Korea
Selatan bertajuk Asia Traditional Orchestra (ATO) 2019.
3) Digelar di Douala, Kamerun, festival budaya lewat fashion, musik dan film,
Ratu International Festival bertujuan untuk menjadi wadah pertukaran budaya
antarnegara.
4) Pertukaran budaya dan seni, juga festival film ASEAN.
5) Menggalakkan pengenalan budaya Indonesia, lewat program pertukaran kultur,
“Passage to ASEAN” (P2A) pada 10-24 Agustus 2015 di tiga negara ASEAN,
Thailand, Kamboja dan Vietnam.

Penilaian Keterampilan (Presentasi)


Matapelajaran : PPKn
Materi Pokok : Pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung
No Nama Penilaian Kinerja Presentasi
Siswa Komun Sistemat Wawasa Keberan Antusias Penampilan
ikasi ika n ian
1
2
3
4

pg. 60
5
6 Dst.

Rubrik
Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3
1 Komunikasi Tidak ada Komunikasi Komunikasi
komunikasi sedang Lancar dan baik
2 Sistematika Penyampain Sistematika Sistematika
penyampaian tidak sistematis penyampaian penyampaian
sedang baik
3 Wawasan Wawasan kurang Wawasan sedang Wawasan luas

4 Keberanian Tidak ada Keberanian Keberanian baik


keberanian sedang
5 Antusias Tidak antusias Antusias sedang Antusias dalam
kegiatan
6 Penampilan Penampilan Penampilan Penampilan baik
kurang sedang

Lembar Observasi Penilaian Sikap


Mata Pelajaran : PPKn
Materi Pokok : Pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling
terhubung
No Nama Observasi Penilaian Sikap Skor Nilai
Siswa Kerjasama Tanggung Toleran Disiplin
Jawab
1 ………..
2
3
4
5
6 Dst.

pg. 61
Keterangan Pengisian Skor:
4. Sangat baik
3. Baik
2. Cukup
1. Kurang.
16. Refleksi Siswa
Pertanyaan refleksi untuk siswa
o Bagian mana yang menurutmu yang paling sulit dari pelajaran ini?
o Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
o Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
o Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang yang
akan kamu berikan pada usaha yang telah dilakukan?
17. Daftar Pustaka
Bruce.J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, 1992, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi I, 1996, Jakarta : PT.Rineka Cipta.
https://ppkn.uad.ac.id/wp-content/uploads/4-Global-Citizen.pdf
https://www.kompasiana.com/amarroziqin91761/5bfc48c06ddcae0811631b36/dampak-
komunikasi-dan-budaya-global-pada-indonesia?page=all
https://dosensosiologi.com/pengertian-budaya/
https://binus.ac.id/character-building/2020/06/partisipasi-sebagai-warga-global/
18. Lembar Kerja Siswa
Lampiran 1
19. Bahan Bacaan Siswa
Lampiran 2
20. Bahan Bacaan Guru
Lampiran 3
21. Materi Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menguasai
materi dan secara pribadi sudah mampu memberikan perbedaan pengertian dan
ciri anggota kelompok masyarakat tradisional, provinsi, nasional, dan dunia.
Bentuk Pengayaan :
1.Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan
pembelajaran tutor sebaya.

pg. 62
2.Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok
dari berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam bentuk
laporan tertulis atau membacakan di depan kelas.
22. Materi/ Kegiatan Remedial untuk Siswa yang Kesulitan Belajar
Kegiatan/materi remidial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar. Kegiatan ini dirancang untuk membantu mengatasi kesulitan
peserta didik dalam pencapaian ketuntasan belajar. Kemampuan siswa dalam
menerima pembelajaran antara yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda. Ketika
siswa mengalami kesulitan dalam belajar, tindakan yang dapat dilakukan seorang
guru adalah :
 Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang
belum memahami materi pembelajaran dengan bahasa yang lebih
sederhana.
 Membuat kegiatan tutor sebaya
 Menggunakan metode belajar yang tepat

Lampiran 1
LEMBAR KERJA SISWA
(Memahami Konsep Pertukaran Budaya)
Nama :
Kelas :
Materi Pokok :
Tanggal :
Jelaskan pengertian masing-masing dari istilah dibawah ini. Silakan tuangkan
jawaban kalian pada kolom berikut
Istilah Pengertian
…………………………………………………………

Bud
…………………………………………………………
…………………………………………………………


Pertukaran Budaya
…………………………………………………………

pg. 63 …………………………………………………………
…………………...
…………………………………………………………

Globalisasi Budaya
…………………………………………………………

Lampiran 2

1. Pengertian Pertukaran Budaya


…………………………………………………………
Secara etimologis, budaya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Buddhayah, bentuk
…………………...
jamaknya adalah buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat
diartikan sebagai “ hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”. Kata budaya
merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari budi “yaitu
kemampuan akal atau berupa cipta, rasa dan karsa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari
cipta, rasa dan karsa manusia. Dalam kajian disiplin ilmu antropologi kata budaya dan
kebudayaan di anggap memiliki makna yang sama, sehingga untuk dapat membedakaannya
dapat dilakukan melalui pendekatan dimensi wujud dan isi dari kebudayaan.

Pertukaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal dan
sebagainya) bertukar atau mempertukarkan; pergantian, peralihan, dan sebagainya, contoh :
'pertukaran iklim, pertukaran pikiran, pertukaran hasil bumi dengan hasil industri'.
Pertukaran budaya merupakan salah satu bentuk globalisasi budaya. Ketika terdapat
pertukaran ini maka dari negara satu dapat belajar budaya dari negara lain. Hal tersebut sesuai
dengan keinginan masing-masing negara untuk saling mempelajari budaya. Ketika sudah
terjadi kerjasama untuk mempelajari dua budaya yang berbeda maka akan terjaln hubungan
sosial yang baik. Hal ini apabila terus berlanjut jangan sampai negara lain lebih mengetahui
budaya yang kita miliki, sehingga kita kehilangan jati diri.

Budaya adalah karakteristik dan pengetahuan dari sekelompok orang tertentu,


termasuk bahasa, agama, kuliner, kebiasaan, sosial, musik dan seni. Pusat Penelitian Tingkat
Lanjut tentang Akuisisi Bahasa mendefinisikan budaya sebagai pola perilaku dan interaksi
bersama, konstruksi dan pemahaman kognitif yang dipelajari melalui tahapan sosialisasi.

Dengan demikian, hal itu dapat dilihat sebagai pertumbuhan identitas kelompok yang dipupuk
oleh pola-pola sosial yang unik bagi kelompok. Kata “culture (budaya)” berasal dari istilah
Perancis, yang pada gilirannya berasal dari bahasa Latin “colere” yang artinya cenderung
membumi dan tumbuh, atau berkultivasi dan memelihara.

pg. 64
Budaya adalah perilaku sosial dan norma sosial yang ditemukan dalam masyarakat manusia.
Budaya dianggap sebagai konsep sentral dalam antropologi, yang mencakup berbagai
fenomena yang ditularkan melalui pembelajaran sosial dalam masyarakat. Kebudayaan
universal ditemukan di semua masyarakat, termasuk bentuk ekspresif seperti seni, musik, tari,
ritual dalam pengertian adat istiadat, agama, dan teknologi seperti penggunaan alat, memasak,
tempat tinggal, dan pakaian.

Konsep budaya material meliputi ekspresi fisik budaya, seperti teknologi, arsitektur dan seni,
sedangkan aspek immaterial budaya seperti prinsip organisasi sosial (termasuk praktik
organisasi politik dan lembaga sosial), mitologi, filsafat, sastra (keduanya tertulis dan lisan),
dan sains merupakan warisan budaya non-benda dari masyarakat.

Istilah modern “budaya” didasarkan pada istilah yang digunakan oleh orator Romawi Kuno
Cicero dalam Tuskana Sengketa, di mana ia menulis tentang budidaya jiwa atau “cultura
animi”. Penggunaan metafora pertanian untuk pengembangan jiwa filosofis, dipahami secara
teleologis sebagai cita-cita tertinggi bagi perkembangan manusia.

Beberapa definsi budaya diantaranya yaitu:


 Budaya adalah sistem pengetahuan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang relatif
besar sebagaimana upacara adat dan istiadat di Indonesia.
 Budaya adalah komunikasi, komunikasi adalah budaya.
 Budaya dalam arti luas adalah perilaku yang dibudidayakan; yaitu totalitas
pengalaman yang dipelajari, akumulasi pengalaman seseorang yang ditransmisikan
secara sosial, atau secara lebih singkat adalah perilaku yang diperoleh melalui
pembelajaran sosial.
 Budaya adalah komunikasi simbolik. Beberapa perlambangnya mencakup
keterampilan, pengetahuan, sikap, nilai sosial, dan motif kelompok. Makna simbol-
simbol dipelajari dan sengaja diabadikan dalam masyarakat melalui lembaga-
lembaganya.
 Budaya adalah akumulasi perilaku yang dipelajari dari sekelompok orang yang pada
umumnya dianggap sebagai tradisi orang-orang itu dan ditransmisikan dari generasi ke
generasi.

Pengertian Budaya Menurut Para Ahli


Adapun pengertian budaya menurut para ahli, antara lain:

pg. 65
1. Selo Soemardjan, Budaya dapat diartikan sebagai hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat.
2. Koentjaraningrat, Pengertian budaya sebagai suatu gagasan dan rasa, suatu
tindakan dan juga karya yang merupakan sebuah hasil yang dihasilkan oleh
manusia didalam kehidupan masyarakat yang nantinya dijadikan kepunyaannya
dengan belajar.
3. E.B. Taylor, Budaya ialah suatu keseluruhan yang bersifat kompleks.
Keseluruhan itu mencakup kepercayaan, kesusilaan, adat istiadat, hukum, seni,
kesanggupan dan juga semua kebiasaan yang dipelajari oleh manusia yang
merupakan bagian dari suatu pengertian masyarakat.
4. Ki Hajar Dewantara, Budaya ialah hasil dari perjuangan masyarakat baik
terhadap alam maupun terhadap zaman yang membuktikan suatu kemakmuran
dan juga kejayaan kehidupan masyarakat ketika menghadapi suatu keadaan sulit
dan rintangan dalam mencapai suatu kemakmuran, keselamatan, dan juga
kebahagiaan pada kehidupan.
5. Lehman, Himstreet, dan Batty, Budaya merupakan kumpulan beberapa
pengalaman hidup yang ada pada sekelompok masyarakat tertentu. Pengalaman
hidup yang dimaksud bisa berupa kepercayaan, perilaku, dan gaya hidup suatu
masyarakat.
6. Kluckhohn dan Kelly, Budaya adalah segala konsep hidup yang tercipta secara
historis, baik yang implisit maupun yang eksplisit, irasional, rasional, yang ada di
suatu waktu, sebagai acuan yang potensial untuk tingkah laku manusia.
7. Linton, Budaya dapat didefinisikan sebagai keseluruhan dari sikap dan pola
perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan &
dimilik oleh suatu anggota masyarakat tertentu.
8. R. Soekomo, Budaya adalah hasil kerja dan usaha manusi aberupa benda maupun
hasil buah pemikiran manusia dimasa hidupnya
9. Geert Hofstede, Budaya adalah pemrograman bersama atas pikiran yang
membedakan anggota-anggota satu kelompok orang dengan kelompok lainnya.
10. Jensen dan Trenholm, Budaya adalah seperangkat norma, nilai, kepercayaan,
adat istiadat, aturan dan juga kode.
Kebudayaan memiliki tujuh unsur universal, yaitu:
 Sistem religi, yang mencakup: sistem kepercayaan; sistem nilai dan pandangan
hidup; komunikasi keagamaan; upacara keagamaan.

pg. 66
 Sistem Kemasyarakatan atau organisasi sosial, yang mencakup: kekerabatan;
asosiasi dan perkumpulan; sistem kenegaraan. sistem kesatuan hidup;
perkumpulan.
 Sistem pengetahuan, yang mencakup: pengetahuan tentang: flora dan fauna; waktu,
ruang dan bilangan; tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia.
 Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi baik berbentuk lisan maupun tulisan.
 Kesenian, yang meliputi: seni patung/pahat; relief; lukis dan gambar; rias; vokal;
musik; bangunan; kesusastraan; drama.
 Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi, yang mencakup: kegaiatan
berburu dan mengumpulkan makanan; bercocok tanam; peternakan; perikanan;
perdagangan.
 Sistem peralatan hidup atau teknologi, yang mencakup: produksi, distribusi,
transportasi; peralatan komunikasi; peralatan konsumsi dalam bentuk wadah;
pakaian dan perhiasan; tempat berlindung dan perumahan; senjata.

Konsep Budaya
Konsep budaya dapat dipahami seiring dengan berjalanya perubahan tingkah laku dan struktur
dari masyarakat itu sendiri. Perubahan budaya terjadi karena adanya perubahan teknologi dari
zaman ke zaman. Istilah budaya mengacu pada hasil kajian komprehensif yang pengertiannya
adalah subjek kajian.
Dalam tradisi kajian budaya di Inggris yang diwarisi oleh Raymonds Williams, Hoggarts, dan
Stuart Hall, menilai konsep budaya atau “culture” (dalam bahasa Inggris) merupakan hal
yang paling rumit diartikan sehingga konsep tersebut bagi mereka disebut sebagai sebuah alat
bantu yang kurang lebih mempunyai nilai guna.
Williams memberikan definisi konsep budaya dengan menggunakan pendekatan universal,
yaitu konsep budaya mengacu yang pada makna-makna bersama. Makna tersebut berpusat
pada makna sehari-hari yang meliputi nilai budaya, benda-benda material/simbolis, norma.
John Storey mengemukakan pendapatnya tentang konsep budaya yang lebih diartikan secara
politis ketimbang estetis. Storey beranggapan bahwa „budaya‟ bukanlah konsep budaya
seperti yang didefinisikan dalam kajian lain sebagai objek keadiluhungan estetis („seni
tinggi‟) atau sebuah proses perkembangan estetik, intelektual, dan spritual, melainkan budaya
sebagai teks dan praktik dalam kehidupan sehari-hari (Storey, 2007).
Contoh Budaya
Adapun contoh budaya dan peradaban yang berkembang di dunia, yaitu:

pg. 67
1) Budaya Barat
Istilah “budaya Barat” mengacu pada budaya negara-negara Eropa serta mereka yang
sangat dipengaruhi oleh imigrasi Eropa, seperti Amerika Serikat. Kebudayaan Barat
berakar pada Periode Klasik era Yunani-Romawi dan munculnya agama Kristen di abad
ke-14. Penggerak lain dari budaya Barat termasuk Latin, Celtic, Germanic dan Hellenic
serta kelompok linguistik. Kini pengaruh budaya Barat dapat dilihat di hampir setiap
negara di dunia hal ini karena ada anggapan bahwa budaya barat adala salah satu
jenis budaya populer.
2) Budaya timur
Budaya timur umumnya mengacu pada norma-norma kemasyarakatan negara-negara di
Asia Timur (termasuk Cina, Jepang, Vietnam, Korea Utara dan Korea Selatan) dan anak
benua India. Seperti budaya barat, budaya Timur sangat dipengaruhi oleh agama selama
perkembangan awalnya, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan dan adanya
panen beras. Hal tersebut dikemukakan berdasarkan buku “Persiapan ke Peradaban Asia:
Menelusuri Asal-Usul dan Penyebaran Budaya Padi dan Beras” oleh Dorian Q. Fuller.
Secara umum, dalam budaya timur tidak ada perbedaan antara masyarakat sekuler dan
filsafat agama.
3. Budaya Latin
Banyak negara yang berbahasa Spanyol dianggap sebagai bagian dari budaya latin,
sementara wilayah geografisnya tersebar luas. Amerika Latin biasanya didefinisikan
sebagai bagian dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko di mana bahasa
Spanyol atau Portugis adalah bahasa yang dominan. Awalnya, istilah “Amerika Latin”
digunakan oleh ahli geografi Prancis untuk membedakan antara bahasa Anglo dan Roman
(berdasarkan bahasa Latin). Hal tersebut dikemukakan oleh University of Texas.
Sementara Spanyol dan Portugal berada di benua Eropa, mereka dianggap sebagai
pengaruh utama dari apa yang dikenal sebagai budaya Latin, yang menunjukkan orang
yang menggunakan bahasa yang berasal dari bahasa Latin, juga dikenal sebagai bahasa
Roman.
2. Pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung
Konsep warga negara global (global citizen) sesungguhnya lahir seiring semakin
pesatnya arus globalisasi. Kewarganegaraan global sendiri muncul dari keberagaman dengan
tujuan untuk memperluas inklusi dan kekuasaan serta memiliki kerangka kerja etis dan
normatif serta jauh dari sekedar alat kekuasaan. Sebagai sebuah proses, globalisasi telah
membawa perubahan signifikan terhadap peradaban dunia. Negara bangsa yang pada awalnya

pg. 68
eksklusif dengan batas teritorialnya, kini memudar dengan semakin meningkatnya kebutuhan
warga negara. Dunia seolah menjadi tanpa batas (borderless), pergerakan manusia baik secara
fisik maupun gagasan menjadi semakin tidak terkontrol, perjalanan menempuh ruang dan
waktu bisa dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan di manapun. Warga negara dihadapkan
kepada perkembangan jaman yang berjalan sangat cepat yang menyentuh berbagai bidang
kehidupan bangsa baik secara politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. Hal tersebut
telah membawa dampak yang sangat signifikan terhadap berbagai level kehidupan, baik lokal,
nasional, regional, maupun internasional. Menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam konteks
globalisasi tersebut, warga negara memainkan peranan penting atau strategis terutama
berkaitan dengan upaya memanfaatkan peluang kemajuan pesat tersebut untuk kepentingan
aktualisasi segala kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, kemampuan warga negara sangat
diperlukan untuk mengantisipasi berbagai masalah global atau isu-isu global yang muncul
dalam eskalasi yang tinggi. Ketergantungan global yang semakin tinggi dan intens yang
melibatkan antar bangsa di seluruh dunia ini, menghendaki keterlibatan warga negara di
seluruh dunia untuk secara aktif mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi
bersama. Realita tersebut tentu saja menciptakan dunia pada satu kondisi saling
ketergantungan (Interdependensi) yang tidak terelakkan.

Realitas interdependensi tersebut juga membuat manusia semakin sadar bahwa


sesungguhnya mereka hidup di ruang yang tidak terpisahkan dengan bangsa lainnya. Konsepsi
terhadap kesadaran diatas pada akhirnya melahirkan sebuah konsep yang dikenal dengan
global citizen. Konsep global citizen sesungguhnya bukanlah isu baru yang didiskusikan pada
ranah publik dan akademik. Jauh sebelum tulisan ini, ruang publik dan akademik sudah
disesaki dengan diskusi tentang tema global citizen tersebut. Pada konteks meningkatnya
paham globalisasi dan munculnya lingkungan bersama yang tak terbatas, istilah
kewarganegaraan global bahkan sudah menjadi agenda politik dunia. Para Aktivis selalu
mendorong untuk menjadi warga global, para akademisi juga membahas pendidikan untuk
kewarganegaraan global dan politik. Para ilmuan dan ahli teori juga memperdebatkan apakah
konsep global citizen itu saling terkait dan berhubungan. Bahkan perkembangan politik
internasional dan kecenderungan perkembangan hukum internasional yang progresif memberi
peluang untuk menciptakan pola interaksi dalam bingkai kewarganegaraan global. Selain itu,
Pertanyaan-pertanyaan seputar siapakah yang disebut warga negara global (global citizen) itu,
dan bagaimana karakteristik atau cirinya, Juga sudah menjadi hal yang lumrah dibicarakan.
Meskipun demikian tulisan ini akan lebih banyak mengupas kajian global citizen dalam

pg. 69
perspektif peluang dan tantangan yang dihadapi oleh warga negara global di era
interdependensi yang tidak terelakkan.

Kewarganegaraan global atau global citizen dalam makna luas merujuk pada individu
yang lebih mengedepankan dan mengutamakan identitas "warga negara global" di atas
identitasnya sebagai warga negara komunal. Pada arti yang lebih sempit hal tersebut
membawa makna akan munculnya sikap individu yang lebih mengutamakan kepentingan dan
kebutuhan warga negara dunia diatas kepentingan kelompok komunalnya, bahkan diatas
kepentingan dirinya. Penjelasan istilah ini bermakna, identitas seseorang telah melintasi batas
teritorial/geografis politik dan manusia di muka bumi. Dunia dipersepsikan saling terikat,
membutuhkan dan bergantung satu dengan lainnya. Hal tersebut bermakna bahwa manusia
merupakan satu unity yang tidak terpisahkan. Beberapa Ahli mendefenisikan warga negara
global pada makna yang beragam, meskipun tetap pada satu konsep yang sama. Roland
misalnya mengungkapkan makna "kewarganegaraan" sebagai berikut:

Mengacu pada identitas antara seseorang, negara, atau bangsa serta hak-haknya untuk bekerja,
menetap, dan berpartisipasi secara politik di wilayah tertentu. Namun “kewarganegaraan
global" tersebut mendefinisikan seseorang yang mengutamakan identitas "warga negara
global" di atas identitasnya sebagai warga negara. Identitas seseorang tersebut sudah melintasi
batas yuridiksi geografi atau politik dan tanggung jawab beserta haknya merupakan bukti
keanggotaannya dalam "umat manusia." Hal itu tidak bermakna orang tersebut menolak atau
mencabut kebangsaannya atau identitas lokalnya. Identitas global merupakan "tempat kedua"
dalam keanggotaannya di komunitas global.

Secara umum, penjelasan tentang kewarganegaraan global tersebut memiliki makna


yang hampir sama dengan "warga dunia" atau "kosmopolitan” seperti yang dipersepsikan oleh
Kant. Dalam esainya tahun 1795, Immanuel Kant mengusung ius cosmopoliticum
(hukum/hak kosmopolitan) sebagai prinsip pemandu untuk melindungi warga negara dari
perang, dan mendasarkan hak kosmopolitan ini secara moral pada prinsip keramahan
(hospitality) universal. Kant mengklaim bahwa perluasan keramahan sampai pada
"pelaksanaan hak atas permukaan bumi yang dimiliki umat manusia" pada akhirnya akan
"membawa umat manusia lebih dekat dengan konstitusi kosmopolitan.4 Meskipun demikian
"kewarganegaraan global" mempunyai makna spesifik dalam konteks yang sedikit berbeda.

Di sisi lain, Korten memaknai bahwa global citizen atau warga dunia adalah sebagai
berikut: Warga negara yang memiliki tanggungjawab dalam memenuhi persyaratan

pg. 70
institusional dan kultural demi kebaikan yang lebih besar bagi warga negara luas. Ciri dan
sifat yang melekat pada diri warga negara global yang bertanggungjawab akan terlihat dari
komitmennya terhadap nilai-nilai integratif, hal tersebut meliputi: kemampuan untuk berpikir
mandiri, kritis dan konstruktif, kemampuan untuk melihat masalah dalam konteks jangka
panjang, dan untuk membuat penilaian berdasarkan suatu komitmen kepada kepentingan
warga negara jangka panjang. Definisi konsep warga negara global yang diutarakan oleh
Korten, merupakan istilah yang menunjuk kepada tingkatan kewarganegaraan. Pada tahapan
ini warga negara global merupakan level lebih lanjut dari tingkatan warga negara komunal,
dan warga negara nasional. Penjabaran yang dikemukakan oleh Korten di atas tentu saja bisa
bermakna bahwa warga negara global bukanlah sekedar warga negara komunal atau nasional
biasa, tetapi lebih dalam daripada itu pemaknaan terhadap warga negara global
menitikberatkan pada aspek kemampuan, keterampilan yang dimiliki oleh seseorang sehingga
dapat berkontribusi terhadap masa depan dunia dan keberlangsungan hidup manusia jangka
panjang. Kecenderungan pemahaman dalam memaknai konsep dari warga negara global lebih
menitikberatkan pada aktivitas fisik maupun gagasan yang dapat dilakukan oleh individu bagi
perbaikan dunia jangka panjang. Kesadaran akan tanggung jawab global menjadi titik inti dari
konsep global citizen ini. Seorang individu diharuskan memiliki kontribusi nyata dalam
keberlangsungan kehidupan warga negara global. Sebagai contoh, konflik di Suriah, kejahatan
yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis Boko Haram di Nigeria, dan lainnya jika ditarik dari
konsepsi diatas tentu saja bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah Suriah dan
Nigeria dalam penyelesaiannya. Lebih daripada itu, sesungguhnya konsep d iatas
menitikberatkan pada kontribusi nyata baik pada tahap de-eskalasi konflik, intervensi
kemanusiaan dan negosiasi politik, problem solving approach, dan peace building, peace
making dan peace keeping yang bisa dilakukan oleh warga negara global.

Pada titik tersebut, Cogan memberikan beberapa karakteristik warga negara yang
dikaitkan dengan kecederungan global yang terjadi saat ini. Karakteristik yang harus terlihat
dan dimiliki oleh seorang warga negara global tersebut adalah:
1) Mendekati masalah dari sudut pandang warga negara global.
2) Bekerja bersama dengan orang lain.
3) Bertanggung jawab terhadap peran dan tanggung jawab warga negara.
4) Berpikir secara kritis dan sistematis.
5) Menyelesaikan konflik dengan tanpa kekerasan.
6) Mengadopsi cara hidup yang melindungi lingkungan.
7) Menghormati dan mempertahankan hak asasi.

pg. 71
8) Berpartisipasi dalam masalah publik pada semua tingkat pembelajaran civics; dan
memanfaatkan teknologi berbasis informasi.
Dengan cara yang semakin meningkat, teknologi ini memperkuat kemampuan kita
untuk terhubung ke seluruh dunia melalui Internet; melalui partisipasi dalam ekonomi global;
melalui cara di mana faktor lingkungan di seluruh dunia berperan buruk dalam hidup kita;
Melalui empati yang kita rasakan saat melihat gambar bencana kemanusiaan di negara lain;
atau melalui kemudahan dimana kita dapat melakukan perjalanan dan mengunjungi bagian
lain dunia. Meskipun demikian siapapun yang memandang dirinya sebagai warga global tidak
boleh meninggalkan identitas dirinya sebagai bagian dari warga negara sebuah negara, seperti
kesetiaan kepada negara, etnis, dan kepercayaan politiknya. Identitas lokal atau tradisional
yang dimiliki akan memberi arti bagi kehidupan kita dan akan terus membantu membentuk
siapa diri kita yang sesungguhnya. Namun, sebagai bagian dari komunitas warga negara
global, kita tentu memahami bahwa kita memiliki bermacam tanggung jawab tambahan.
Disisi lain, Kanter seperti yang dikutip Wisnubrata menyebutkan ada tiga ciri manusia
kelas dunia (world class), yaitu konsep (concept), kompetensi (competence), dan koneksi
(connection). Konsep berkaitan dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan
gagasan-gagasan mutakhir. Sedangkan competence berkenaan dengan pengembangan
kemampuan untuk bekerja secara multidisiplin. Kemudian, connection berhubungan dengan
pengembangan jaringan sosial (social network) untuk melakukan kerjasama secara informal.
Wisnubrata menambahkan dua syarat lagi untuk melengkapi syarat manusia kelas dunia
sebagaimana dikemukakan Kanter. Dua syarat itu adalah kredibilitas (credibility), dan
kepedulian (caring). Kredibilitas berhubungan dengan integritas: jujur, menjalankan apa yang
dikatakan (walk the talk), memegang teguh janji, berlaku adil, sehingga akan membangun rasa
percaya (trust), dan rasa hormat (respect) dari orang lain. Kemudian kepedulian (caring) yakni
peka dan tanggap terhadap kebutuhan dan keadaan orang lain, memberi yang terbaik tanpa
pamrih, berbagi pengetahuan dan informasi dalam rangka memperkaya wawasan dan
mentalitas (abundant mentality).

Konsep lahirnya istilah global citizen tersebut sesungguhnya tidak lepas dari fenomena
adanya saling ketergantungan global (global interdependent) di belahan bumi ini, terutama
yang berkaitan dengan pola interaksi antarnegara-bangsa dalam menjalin hubungan dengan
berbagai bangsa-bangsa lain di penjuru dunia ini. Korten melihat bahwa prinsip saling
ketergantungan (interdependensi) akan melahirkan suatu situasi dimana negara-negara dan
penduduk mempunyai kepentingan yang sah dalam urusan masingmasing dan mempunyai hak
untuk ikut mempengaruhi urusan-urusan yang melampaui apa yang bisa disetujui oleh konsep

pg. 72
kedaulatan yang lebih tradisional. Kondisi tersebut tentu saja memiliki makna bahwa warga
negara global tidak bisa dilepaskan dengan ketergantungan global yang di dalamnya adalah
negara-bangsa (nation-state) dengan latar belakang kepentingan yang beraneka ragam. Pada
konteks ini warga negara global memiliki kedudukan yang sangat penting dalam interaksi
global terutama dalam rangka merumuskan dan menerapkan agenda untuk transformasi sosial.
Oleh karena itu konsepsi dan jiwa kewarganegaraan global (mind of global citizen) dalam
menghubungkan dan mempersatukan rakyat di dunia ini untuk bersama-sama melakukan
transformasi sosial menjadi sangan penting perannya. Konsepsi kewarganegaraan global yang
dikemukakan oleh Korten di atas, memberikan penegasan bahwa warga negara global
merupakan warga negara dimana perilaku, sikap, komitmen, dan tanggung jawabnya sudah
dan mampu melintasi batas-batas etnisity, local and national culture, menuju kepada
kecenderungan budaya dan kepentingan warga negara global. Muaranya bahwa warga negara
global adalah waga negara lintas multi aspek dan dimensi. Warga negara global merupakan
warga negara dengan lintas ekonomi, lintas pendidikan, lintas kebudayaan antarnegara, lintas
sosial politik, atau bahkan warga negara dengan lintas kepentingan secara lebih luas diluar
kepentingan individu dan kepentingan institusional, kultural bahkan kepentingan nasional.
Penjelasan warga negara global yang dikemukakan Korten, sesungguhnya dapat
dipahami sebagai gagasan warga negara global yang berkait erat dengan adanya
ketergantungan yang kuat antarnegara di dunia ini. Oleh karena itu, upaya keterlibatan warga
negara dunia untuk menjalin kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan sangat diperlukan,
tanpa melihat dan terjebak pada diskriminasi dan perbedaan atau apa pun dari masing-masing
bangsa tersebut. Sebagaimana diketahui, efek dari globalisasi yang terjadi dalam berbagai
bidang dan aspek kehidupan antarbangsa, dengan sendirinya menyebabkan timbulnya
ketergantungan global antarbangsa yang antara lain direfleksikan dalam bentuk kerjasama
antarbangsa. Di sinilah diperlukan warga negara yang memiliki wawasan global sebagai
syarat pokok untuk melibatkan diri dalam berbagai bentuk partisipasi warga negara dalam
kaitannya dengan meningkatnya hubungan atau interaksi antarbangsa di seluruh belahan dunia
ini. Berdasarkan fakta dan realita tersebut, tidaklah berlebihan kiranya muncul berbagai
gagasan atau pemikiran untuk memperkuaat basis kewarganegaraan (civic education) agar
lebih berorientasi kepada pendidikan berwawasan global, agar muncul warga negara dunia
(global citizen) yang memiliki komitmen dan tanggung jawab dalam kehidupan sebagai
anggota warga negara global.

Istilah "kewarganegaraan" merujuk pada identitas antara seseorang dan kota, negara,
atau bangsa dan haknya untuk bekerja, menetap, dan berpartisipasi secara politik di wilayah

pg. 73
tertentu. Bila ditambah kata "global", istilah tersebut mendefinisikan seseorang yang
mengutamakan identitas "masyarakat global" di atas identitasnya sebagai warga negara.
Identitas seseorang sudah melintasi batas geografi atau politik dan tanggung jawab beserta
haknya merupakan bukti keanggotaannya dalam "umat manusia". Ini bukan berarti orang
tersebut menolak atau mencabut kebangsaannya atau identitas lokalnya. Identitas global
merupakan "tempat kedua" dalam keanggotaannya di komunitas global.[1] Konsep ini juga
memunculkan persoalan seputar masyarakat global pada zaman globalisasi.[2]

Secara umum, istilah ini memiliki makna yang kurang lebih sama seperti "warga dunia" atau
"kosmopolitan", tetapi "kewarganegaraan global" memiliki makna khusus dalam konteks yang
berbeda.

Warga global merupakan sebuah komunitas moral yang berbasis pada isu-isu yang
menjadi perhatian global seperti isu hak asasi manusia, lingkungan dan kemiskinan. Warga
global tidak terikat secara teritorial, hukum dan politik, sosial dan budaya pada suatu negara,
dalam konteks ini melampaui batas-batas tradisional tersebut. Meski demikian, gerakan-
gerakan moral yang dilakukan oleh warga global dapat mendorong kebijakan-kebijakan
politik dan hukum pada sebuah negara. Sebagai contohnya adalah, adanya eksekusi mati,
meski merupakan wewenang otonomi dari sebuah negara, kebijakan itu dapat ditentang oleh
orang-orang, individu-individu atau komunitas-komunitas lain dari berbagai belahan dunia.
Intervensi-intervensi tersebut tentu saja tidak bersifat politik dan legal, melainkan lebih
bersifat moral. Bila seorang warga negara pada sebuah negara berpartisipasi dalam persoalan-
persoalan yang menjadi isu-isu universal, pada saat yang bersamaan ia sekaligus sudah juga
menjadi warga global.
Warga global yang hanya berhubungan dengan komunitas moral dan tidak berbasis
pada isu-isu yang terikat secara teritori, namun aktivitas moral tersebut dapat berdampak pada
kehidupan global. Isu-isu lainnya yang sering menjadi perhatian global selain isu-isu yang
berhubungan dengan lingkungan dan pangan ataupun HAM, terkait kebebasan berpendapat,
mendapatkan informasi, kebebasan berkumpul dan berekspresi. Setiap orang yang ikut serta
dalam isu-isu tersebut adalah warga global, bukan karena kegiatan mereka melampaui teritori
nasional mereka, tetapi terutama karena isu-isu yang mereka perjuangkan juga menjadi
perhatian masyarakat global.
Partisipasi warga sebagai bagian dari masyarakat global adalah dengan:
1) Bersifat adaptif dengan perubahan – perubahan yang cepat terjadi sebagai akibat dari
globalisasi. Dengan transfer informasi yang begitu cepat dengan kemajuan teknologi

pg. 74
mengakibatkan perubahan tren internasional yang cepat pula. Sifat adaptif sangat
diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
2) Bersifat terbuka terhadap hal – hal baru tanpa melupakan identitas pribadi dan bangsa.
Sebagai warga negara dengan yang menjunjung tinggi adab dan etika, hal- hal yang
merupakan budaya dari luar negeri yang tidak sesuai dengan identitas bangsa tidak perlu
ditiru. Mengambil hal -hal yang bermanfaat dari pergaulan internasional. Banyak hal - hal
yang baik yang dapat kita pelajari dan serap dari kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki bangsa lain yang lebih maju di bidang tersebut. Kita sebagai
bagian dari warga masyarakat global hendaknya terus belajar sehingga tidak tertinggal
terlalu jauh.
Kemajuan teknologi yang tidak dapat dibendung dewasa ini, telah mendorong
bertumbuh dan berkembangnya identitas global dari setiap warga negara. Teknologi
transportasi telah dapat memudahkan perpindahan warga dari suatu negara ke negara lainnya,
baik untuk tujuan wisata, ekonomi maupun politik. Selanjutnya, kemajuan dibidang teknologi
informasi telah menghubungkan warga negara dari satu negara dengan warga yang berasal
dari negara lainnya. Kemajuan teknologi dalam konteks tersebut sudah menjadi bagian
penting dari formnasi terjadinya warga global. Melalui kemajuan teknologi, setiap orang kini
dapat membangun asosiasi-asosiasi yang lebih luas dan melampaui batas-batas teritori sebuah
bangsa dan negara. Melalui asosiasi-asosiasi tersebut, warga dari satu negara dapat
berpartisipasi pada isu-isu yang memiliki dampak global secara bersama-sama.
Warga global bukan merupakan komunitas politik, melainkan komunitas moral. Namun meski
demikian, gerakan-gerakan komunitas moral ini dapat saja mempengaruhi dinamika politik
pada sebuah negara atau bangsa.
Transformasi demokrasi pada suatu negara misalnya dari negara otoriter dan totalitarian tidak
terlepas dari gerakan-gerakan moral warga dunia yang memandang setiap orang berhak untuk
menentukan pilihan-pilihannya sendiri. Nilai-nilai global yang berkembang harus dapat
berakomodasi dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam konteks pengembangan wawasan global
warga negara muda di universitas, maka Pancasila harus dipahami sebagai konten dan
perilaku supaya warga global muda maju untuk ke depannya.
Perbedaan warga negara dengan warga global
Warga Negara :1) fokus pada kepentingan nasional yang sempit, 2)mempertahankan identitas
nasional, 3)sejarah nasional, 4)hak dan kewajiban yang melekat pada status hukum individu
dinegara, 5)keanggotaan nasional, 6)struktur nasional

pg. 75
Warga Global :1) saling ketergantungan global negara dan wilayah, 2) membina identitas
global, 3) perspektif ekstranasional, 4) hak asasi manusia universal (politik, sosial, ekonomi),
5) identitas transpirational, 6) struktur-tingkat global dan regional.
Globalisasi memiliki dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Dampak
positif globalisasi diantaranya :
1) Mudahnya Pertukaran Budaya Internasional di dunia
peningkatan teknologi dan pendidikan di era globalisasi membuat pemicu dalam pertukaran
budaya seluruh negara di dunia. Kita dapat melihat dan mempelajari kebudayaan dari seluruh
dunia hanya melalui media internet tanpa harus keliling dunia jika ingin mengetahuinya.
Mudahnya akses bepergian ke luar negeri untuk masuk kenegara juga bisa menjadi salah satu
sebab, seperti orang dari negara lain yang datang ke Indonesia dan membawa serta
kebudayaan dan kesenian dari negara asalnya.
Orang tersebut bisa memperkenalkan kebudayaan dan keseniannya ke masyarakat Indonesia
dan jika kebudayaan atau kesenian tersebut cocok dengan masyarakat Indonesia dapat
menyebabkan terjadinya akulturasi budaya.contohnya Pertukaran pelajar di dunia pendidikan
juga bisa menjadi media pertukaran budaya di seluruh dunia.
Pelajar yang berkesempatan ke luar negeri bisa mengajarkan kebudayaan atau kesenian dari
negara asalnya. Tentu hal semacam ini bisa memberikan dampak terbukanya budaya bagi
setiap orang dan bisa menumbuhkan sikap toleran antar umat manusia. Adanya sikap toleransi
akan menumbuhkan rasa solidaritas antar bangsa di dunia.

2) Memicu adanya Pembaharuan Kesenian


Hadirnya berbagai tontonan dan hiburan yang di kemas lebih modern di era globalisasi
berimbas pada redupnya kesenian - kesenian tradisional, khususnya kesenian di Indonesia.
Minat masyarakat yang menurun disebabkan oleh pengaruh budaya luar negeri yang lebih
diminati dan kebosanan masyarakat umum akan hiburan tradisional di Indonesia. Hal ini
menjadi masalah besar bagi pelaku kesenian di Indonesia karena perlahan lahan dapat
menghilangkan dan mematikan aktifitas seni tradisional di Indonesia.
Namun demikian, redupnya eksistensi kesenian tradisional di Indonesia menjadi sebab bagi
beberapa peseni di Indonesia untuk melakukan pembaharuan bagi kesenian tradisional di
Indonesia. Contohnya alat musik gamelan yang dipadukan dengan musik modern atau
orkestra, tari-tari tradisional yang dikemas ulang dengan pemangkasan alur cerita dan gaya
yang berbeda.
Dampak negatif globalisasi, diantaranya :

pg. 76
1) Munculnya Sikap Individualisme pada manusia
Pengaruh globalisasi di bidang komunikasi budaya memunculkan berbagai sikap buruk dan
jelek manusia, seperti sikap individualisme. Perkembangan zaman pada saat ini menyebabkan
manusia untuk bekerja keras agar bisa mendapatkan uang untuk tetap bertahan hidup, hal ini
memicu munculnya sikap individualisme bagi setiap orang.
Tentu sikap ini menghilangkan kerjasama untuk semangat gotong royong dan sifat
kekeluargaan yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial pada saat itu.
2) Lunturnya Nilai-Nilai Budaya Lokal
Adanya pengaruh budaya global di sebuah negara dapat mempengaruhi lunturnya nilai-nilai
budaya lokal di negara tersebut. Contoh tata krama dan sopan santun yang menjadi nilai
budaya di Indonesia, kini sudah dikeampingkan oleh pemuda-pemudi bangsa, karena
gencarnya pengaruh budaya barat yang meracuni pemuda bangsa.
3) Rusaknya Moral Masyarakat
Pengaruh jelek dari luar yang selalu diperlihatkan di media internet dan televisi dapat dengan
mudah diakses oleh semua orang dan dapat mempengaruhi orang yang melihatnya. contoh di
era yang serba modern ini gaya hidup masyarakat Indonesia sudah banyak yang meniru gaya
hidup orang barat, padahal gaya hidup tersebut tidak semuanya sesuai dengan norma di
masyarakat. Banyak orang-orang di Indonesia yang meniru budaya barat, seperti seks bebas,
alkohol dan narkoba. Tentu hal ini sangat merugikan bagi orang itu dan juga dapat merugikan
negara.
Pertukaran pelajar adalah suatu program dimana siswa atau mahasiswa dari suatu negara
belajar dan tinggal di luar negeri. Dimana host country bisa kita pilih sendiri atau ditentukan
oleh instansi atau organisasi yang menjembatani negara kita dengan pihak luar. Pertukaran
pelajar bukan hanya sekedar belajar ilmu pengetahuan formal saja tetapi juga mempelajari
kebudayaan dan juga bagaimana kita dapat hidup di luar zona nyaman bersama host
family yang merupakan orang lokal dari negara tujuan yang akan kita datangi.
Terdapat beberapa organisasi yang menaungi program pertukaran pelajar diantaranya yaitu
AFS (American Field Service) Intercultural Programs, Rotary Youth Exchange, YFU (Youth
For Understanding) Intercultural Exchange Programs, dan lainnya. Melalui organiasi-
organisasi tersebut kita akan diberi arahan dan orientasi mengenai apa saja yang harus
dipersiapkan dan gambaran mengenai kehidupan di host country. Semua keperluan akan
dibantu pengurusannya oleh pihak organisasi. Selain melalui organisasi kita juga dapat
mencari informasi sendiri mengenai program pertukaran pelajar dari suatu sekolah atau
universitas, asrama atau apartemen sekitar, dan kepentingan lainnya.

pg. 77
Menjalani kehidupan di negeri orang bukanlah hal yang mudah untuk dijalani, terlebih
banyak perbedaan yang dihadapi. Namun, hal tersebut akan menjadi pembelajaran dan
pengalaman baru yang justru akan mendewasakan kita karena pemikiran yang akan lebih
terbuka.
Budaya menjadi hal yang terpenting karena kebiasaan yang sudah kita jalani sejak lama akan
susah untuk dileburkan dan biasanya kita akan mengalami syok budaya karena dihadapkan
kepada budaya baru. Namun hal tersebut dapat menjadi pembelajaran berharga yang dapat
diterapkan di negara kita sendiri.
Berikut adalah beberapa unsur budaya yang dapat dipelajari.
1) Salam
Di Indonesia masyarakat melakukan salam kepada orang yang lebih tua dengan cara cium
tangan atau menempelkan tangan pada kening dengan artian menghormarti. Namun,
kebiasaan di luar negri tidaklah sama contohnya di Belgia ketika saling bertemu mereka
akan menempelkan pipi satu sama lain tanpa melihat perbedaan umur. Selain itu,
memanggil nama langsung kepada seseorang yang lebih tua bahkan orangtua bukanlah
sesuatu yang dijadikan perdebatan.
2) Bahasa
Mempelajari budaya tentu saja membutuhkan komunikasi dan bahasa yang menjadi alat
penghubung antar sesama komunikator. Setiap pergi ke suatu negara pasti bahasa sangat
dibutuhkan tetapi terkadang bahasa yang kita temui belum tentu bahasa yang sudah kita
pelajari dan pahami sebelumnya. Dengan pertukaran pelajar kita dapat mempelajari
bahasa baru dan mendapatkan wawasan baru yang sangat berguna untuk memahami
segala sesuatu saat menjalani kegiatan sehari-hari maupun dikemudian hari.
3) Self service
Salah satu hal yang dapat membuat seseorang mandiri adalah self service. Di negara luar
sudah banyak restoran yang pelanggannya harus merapihkan sendiri peralatan dan sisa
makanan dari meja. Hal itu merupakan suatu kebiasaan yang baik dilakukan karena
kesadaran diri seseorang terhadap lingkungan akan lebih besar.
4) Kesadaran dalam menggunakan sabuk pengaman
Pengunaan sabuk pengaman oleh penumpang yang berada dikursi belakang menjadi suatu
kewajiban di negara lain guna menjaga keselamatan dari orang tersebut. Kewajiban
tersebut menjadikan kesadaran masyarakat luar untuk menaati peraturan yang ada,
sehingga angka kecelakaan lalu lintas terhitung rendah.

pg. 78
Contoh Globalisasi Budaya
Contoh globalisasi budaya yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain
sebagai berikut;
1) Pengaruh gaya berpakaian
Globalisasi budaya memberikan pengaruh pada cara menggunakan pakaian. Ketika
melihat cara berpakaian masyarakat laur negeri mereka memiliki keinginan untuk
menggunakan pakaian tersebut. Hal yang ditiru dapat berupa gaya perpaiakan, jenis kain,
atau model pakaian. Ketika masuk budaya berpakaian luar negeri banyak orang yang
telah meninggalkan cara berpakaian zaman dahulu. Misal di jawa identik dengan jarik
dan kebaya untuk kaum perempuan, yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Saat ini
sudah nampak berbeda tinggal beberapa orang tua yang bertahan menggunakan pakaian
tersebut, generasi muda menggunakan pakaian tersebut hanya pada acara tertentu saja.

2) Keinginan untuk bermigrasi


Masyarakat telah mengetahui budaya luar, sehingga beberapa orang memiliki pemikiran
untuk hidup di negara tersebut. keinginan tersebut yang mendorong seseorang untuk
melakukan imigrasi. Mereka tergiur dengan segala kebebasan yang ada di luar negeri,
dengan segala angan-angan yang ingin dirasakan. Terdapat beberapa orang hanya untuk
kenyamanan. Ketika merasa tidak nyaman maka ia memiliki kebebasan untuk berpindah
tempat sesuai dengan apa yang diinginkan. Keinginan ini yang akan membawa mereka
bermigrasi.
3) Lunturnya budaya lokal
Budaya lokal kadang sudah tidak ada yang mempelajari sehingga lama kelamaan akan
menghilang. Globalisasi budaya ini berlangsung sangat cepat sehingga harus selalu
waspada. Saat ini kesadaran menjaga kebudayaan yang ada sudah mulai muncul tinggal
menjaga konsistensinya saja.
4) Terjadinya pertukaran budaya
Pertukaran budaya ini terjadi karena pihak satu merasa sudah tidak cocok dengan budaya
ini dengan menyesuaikan perkembangan zaman, dan memerlukan budaya yang ada di
negara lain. Contoh budaya asing yang perlu diadobsi Indonesia merupakan budaya kerja.
Kita tahu bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang
ramah dan cenderung santai dalam segala kegiatannya. Di luar negeri terbiasa sistem
kerja yang cepat dan disiplin dengan harapan dapat menghasilkan, hasil yang sempurna.
Indonesia saat ini sedang berusaha untuk bekerja lebih cepat dan disiplin dengan segala
hal yang mulai dapat dilakukan secara digital.

pg. 79
5) Semakin meningkatnya penguasaan bahasa asing
Masyarakat akan dengan mudah mempelajari budaya asing melalui platform yang ada di
berbagai jenis aplikasi. Hal ini akan membatu masyarakat mempelajari bahasa asing,
diperlukan kemauan yang kuat agar dapat mengimbangi globalisasi budaya Indonesia

Ambarawa, Juni 2022


Kepala SMAN 1 Ambarawa Guru PPKn

Budi Hartati, M.Pd Drs. Malik


NIP. 19640327 108601 2 004 NIP. 19641003 1995121 002

pg. 80

Anda mungkin juga menyukai