Anda di halaman 1dari 9

e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN


METODE
G-SCORE, X-SCORE, DAN Z-SCORE PADA LEMBAGA
PERKREDITAN DESA
DI KECAMATAN BULELENG PERIODE 2013-2014.

Intan Syahni Alam, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini

Jurusan Manajemen
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: intansyahni04@gmail.com, yc9eda@yahoo.co.id,


yulianthini_nyoman@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil prediksi kebangkrutan pada Lembaga
Perkreditan Desa di Kecamatan Buleleng periode 2013-2014 dengan menggunakan metode g-score,
x-score, dan z-score. Subyek penelitian ini adalah LPD di Kecamatan Buleleng, dan objeknya adalah
laporan keuangan LPD di Kecamatan Buleleng tahun 2013-2014. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif yang menggunakan data berupa angka yang berasal dari laporan keuangan
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Buleleng. Dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder yaitu laporan keuangan tahunan LPD yang diambil dan dikutip dari data-data yang sudah
ada kemudian diolah dan dianalisis oleh peneliti menggunakan metode g-score, x-score, dan z-
score.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil prediksi menggunakan metode g-score tahun
2013 dan 2014 memperoleh hasil yang sama, yaitu tidak ada LPD yang diprediksi akan mengalami
kebangkrutan dengan hasil g-score lebih dari atau sama dengan 0,01 (G ≥ 0,01). Hasil prediksi
menggunakan metode x-score tahun 2013 dan 2014 juga memperoleh hasil yang sama, yaitu
terdapat 9 LPD diprediksi tidak akan mengalami kebangkrutan dengan hasil x-score negatif (X < 0),
dan terdapat 6 LPD diprediksi akan mengalami kebangkrutan dengan hasil x-score positif (X ≥ 0).
Sedangkan hasil prediksi menggunakan metode z-score tahun 2013 terdapat 4 LPD diprediksi tidak
mengalami kebangkrutan dengan hasil z-score lebih dari 2,6 (Z > 2,6), dan 11 LPD berada dalam
kategori grey area dengan kriteria 1,1 > Z > 2,6. Tahun 2014 terdapat 5 LPD diprediksi tidak
mengalami kebangkrutan dengan hasil z-score lebih dari 2,6 (Z > 2,6), dan terdapat 10 LPD berada
dalam kategori grey area dengan kriteria 1,1 > Z > 2,6. Setelah hasil prediksi dari metode g-score, x-
score, dan z-score dikelompokkan menjadi 3 kelompok, hasil menunjukkan bahwa tidak ada LPD
yang diprediksi akan mengalami kebangkrutan.

Kata kunci: metode g-score, x-score, z-score, kebangkrutan.


.

ABSTRACT

The purpose of this study was to know the prediction of Lembaga Perkreditan Desa's
bankruptcy level around Buleleng District for the period of 2013-2014 using g-score, x-score and z-
score method. The subject in this research was LPD in Buleleng District, and the object was financial
report 2013-2014. This research was descriptive qualitative research that data collected from the
financial report of LPD around Buleleng district. Furthermore, in this research, the data used were
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

also secondary data which means that the data obtained from those report that had been existed and
then analyzed by the researcher using by g-score, x-score, dan z-score.
The results of research showed that the prediction used the g-score 2013 and 2014 gained
the same, not LPD that predicted will bankruptcy with the g-score more than or the same with 0,01 (G
≥ 0,01). The results of prediction used the x-score 2013 and 2014 also gained the same, that 9 LPD
predicted there will not be bankruptcy with the x-score negative (X < 0), and there are 6 LPD
predicted will experienced bankruptcy with the x-score positive (X ≥ 0). While the results of prediction
used the z-score 2013 there are 4 LPD predicted wouldn’t have bankruptcy with the z-score more
than 2,6 (Z>2,6), and 11 LPD are in the category of grey area with by the criteria of 1,1 > Z > 2,6.
2014 there are 5 LPD predicted wouldn’t have backruptcy with the z-score more than 2,6 (Z>2,6),
and there are 10 LPD are in the category of grey area by the criteria of the 1,1>Z>2,6. After the
results of the prediction g-score, x-score, and z-score grouped in into 3 groups, the results of the
show that there is not LPD that predicted will experience bankruptcy.

Keywords: method of g-score, x-score, z-score, bankruptcy.

PENDAHULUAN Kemampuan memprediksi keuangan yang


LPD merupakan lembaga akan datang diperlukan untuk
keuangan yang sangat penting memperkecil risiko terjadinya
peranannya dalam kegiatan ekonomi, kebangkrutan. Hal ini bisa diketahui
karena melalui kegiatan perkreditan dan
berbagai jasa yang diberikan oleh LPD dengan melakukan analisis prediksi
maka dapat melayani berbagai kebutuhan kebangkrutan yang kemudian berhasil
pada berbagai sektor ekonomi dan merumuskan rasio-rasio terbaik dalam
perdagangan masyarakat. Salah satu memprediksi terjadinya kebangkrutan.
fungsi LPD merupakan unit operasional Dari rasio-rasio tersebut kemudian
sebagai wadah kekayaan desa serta dirumuskan dalam z-score, g-score, dan
mengembangkan usaha-usaha dalam x-score kebangkrutan perusahaan.
meningkatkan taraf hidup masyarakat di Semakin awal peringatan tersebut,
desa tersebut. Pengukuran kinerja LPD semakin baik bagi pihak manajemen
perlu dilakukan pada tiap akhir periode untuk segera melakukan perbaikan-
tertentu, dan ini merupakasalah satu perbaikan. Analisis diskriminan adalah
tindakan penting yang harus dilakukan salah satu teknik yang digunakan dalam
oleh pihak berwenang guna mengetahui penelitian yang melibatkan pengukuran
prestasi keuntungan yang dicapainya ganda. Yulia (2005) menunjukkan bahwa
melalui indikator-indikator pengukuran tidak ada rasio keuangan lain yang dapat
tingkat kesehatan keuangan LPD. Dengan digunakan sebagai alat untuk
mengetahui kinerja keuangan, dapat memprediksi kondisi financial distress
menentukan langkah-langkah yang efektif perusahaan selain rasio–rasio keuangan
agar visi misi LPD dapat tercapai. Kinerja yang digunakan dalam model Altman.
LPD yang baik akan mampu membuat Fatmawati (2012) menyatakan bahwa
lembaga keuangan tersebut bertahan metode X-Score merupakan model
lama. prediksi yang lebih akurat daripada model
Kesalahan prediksi terhadap Altman Z-score dan model Springate. Evi
kelangsungan operasi suatu lembaga (2013) menyatakan bahwa metode G-
keuangan di masa yang akan datang Score merupakan model prediksi yang
dapat berakibat fatal yaitu kehilangan paling sesuai diterapkan pada perusahaan
pendapatan dan juga kepercayaan karena model ini memiliki tingkat
masyarakat. Oleh karena itu, pentingnya keakuratan yang paling tinggi
suatu model prediksi kebangkrutan suatu dibandingkan dengan model prediksi
lembaga keuangan menjadi hal yang lainnya yaitu sebesar 100%.
sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
seperti pemberi pinjaman, pemerintah, yang diteliti kali ini merupakan LPD yang
akuntan, dan pihak manajemen tersebut. berada di Kecamatan Buleleng. LPD
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

diharapkan dapat mencapai beberapa Rakyat (BPR). Kebangkrutan pada LPD


tujuan seperti: a) mendorong bisa terjadi karena manajemen yang
pembangunan ekonomi masyarakat desa kurang baik dan juga banyaknya kredit
melalui tabungan yang selanjutnya macet. Adapun yang dimaksud dengan
disalurkan menjadi modal yang produktif, kebangkrutan adalah suatu kondisi di saat
b) menciptakan pemerataan dan perusahaan mengalami ketidakcukupan
kesempatan berusaha bagi warga desa dana untuk menjalankan usahanya
dan tenaga kerja di pedesaan, c) (Yuli,2011). Menurut Undang – Undang
meningkatkan daya beli masyarakat desa Kepailitan No. 4 Tahun 1998, debitur yang
dan melancarkan arus lalu lintas mempunyai dua atau lebih kreditur dan
pembayaran dari peredaran uang di tidak membayar sedikitnya satu utang
desa. Dana yang dimiliki LPD bisa yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih,
didapatkan melalui kerjasama dengan dinyatakan pailit dengan putusan
lembaga keuangan lainnya. pengadilan yang berwenang, baik atas
Begitu pentingnya kinerja permohonannya sendiri, maupun atas
keuangan LPD sehingga berguna bagi permintaan seorang atau lebih
pihak manajemen untuk mengetahui krediturnya. Menurut Munawir (2008),
kondisi keuangan LPD. Dengan kinerja penyebab kebangkrutan pada dasarnya
keuangan yang baik diharapkan dapat dapat disebabkan oleh faktor internal
mencapai tujuan jangka pendek maupun perusahaan maupun faktor eksternal baik
jangka panjang, serta kelangsungan hidup yang bersifat khusus yang berkaitan
LPD. Disamping itu, informasi mengenai langsung dengan perusahaan maupun
kemungkinan kegagalan suatu LPD akan yang bersifat umum. Faktor internal dapat
melindungi kepentingan masyarakat dari disebabkan oleh adanya manajemen yang
kemungkinan kerugian yang bisa tidak baik, tidak efisien (biaya yang besar
dideritanya. Untuk itu diperlukan suatu dengan pendapatan yang tidak memadai
metode khusus yang mampu memberikan sehingga perusahaan mengalami
penilaian serta memprediksi kemampuan kerugian terus menerus). Kerugian yang
finansial Lembaga Perkreditan Desa di terus menerus mengindikasikan adanya
masa kini serta di masa yang akan kesulitan keuangan dan menjurus pada
datang. kebangkrutan. Manajemen yang tidak
Adapun tujuan penelitian ini adalah efisien mungkin disebabkan oleh
untuk mengetahui hasil prediksi kurangnya kemampuan, pengalaman dan
kebangkrutan pada Lembaga Perkreditan keterampilan manajemen tersebut. Selain
Desa di Kecamatan Buleleng periode itu tidak seimbangnya antara jumlah
2013-2014 dengan menggunakan metode modal perusahaan dengan jumlah utang-
g-score, x-score, dan z-score. piutangnya. Utang yang terlalu besar
Ketentuan atau aturan yang dapat mengakibatkan beban bunga yang
melandasi berdirinya LPD adalah besar dan memberatkan perusahaan.
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Namun piutang yang terlalu besarpun
Tingkat I Bali tanggal 1 November 1984 dapat merugikan perusahaan, karena
Nomor 972, dan selanjutnya dikukuhkan modal kerja yang tertanam pada piutang
dengan Peraturan daerah (Perda) Nomor terlalu besar akan mengakibatkan
2 tahun 1988 tentang LPD. Perda ini berkurangnya likuiditas perusahaan atau
kemudian disempurnakan pada tahun bahkan mengalami kesulitan keuangan,
2002 yaitu disahkannya Perda Nomor 8 lebih parah lagi kalau debitur-debitur
tahun 2002. Pada tahun 2007 Perda ini perusahaan tersebut tidak mampu
disempurnakan kembali menjadi Perda memenuhi kewajibannya tepat pada
Nomor 3 tahun 2007. Sedangkan waktunya atau bahkan menjadi kredit
menurut Undang-Undang Perbankan macet. Selanjutnya yang mempengaruhi
No.10 Tahun 1998 pasal 58, LPD kebangkrutan adalah sumber daya secara
merupakan sub sistem dalam jaringan keseluruhan yang tidak memadai
perbankan yang paling depan dan dapat keterampilannya, integritas dan loyalitas
dipersamakan dengan Bank Perkreditan dan bahkan moralitasnya rendah
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

sehingga banyak terjadi kesalahan, menghubungkan dua data keuangan


penyimpangan dan kecurangan- antara satu dengan yang lain.
kecurangan terhadap keuangan Menurut Sugiyono (2009) dari segi
perusahaan serta penyalahgunaan manajemen keuangan, kinerja keuangan
wewenang yang akibatnya akan sangat dapat diukur dengan cara sebagai berikut.
merugikan perusahaan. 1. Kemampuan perusahaan untuk
Memprediksi kebangkrutan LPD memenuhi kewajiban (utang) yang
dapat dianalisis melalui laporan keuangan akan jatuh tempo (liquidity).
LPD. Laporan keuangan memberikan 2. Kemampuan perusahaan untuk
informasi mengenai posisi keuangan menyusun struktur pendanaan, yaitu
perusahaan, kinerja perusahaan, perbandingan antara utang dan
perubahan ekuitas arus kas perusahaan, modal (leverage).
dan informasi lain yang berhubungan 3. Kemampuan perusahaan memperoleh
dengan perusahaan tersebut. Menurut keuntungan (profitability).
Harahap (2009:105) laporan keuangan 4. Kemampuan perusahaan untuk
menggambarkan kondisi keuangan dan berkembang (growth), dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat 5. Kemampuan perusahaan untuk
tertentu atau jangka waktu tertentu. mengelola aset secara maksimal
Kasmir (2011) mengemukakan bahwa (activity).
laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan Metode yang digunakan dalam
perusahaan pada saat ini atau dalam penelitian ini yaitu metode g-score, x-
suatu peride tertentu. Menurut PSAK No. score, dan z-score. Metode g-score
1 (dalam Harahap, 2009: 134) Tujuan ditemukan oleh Grover (1968). Grover
laporan keuangan untuk tujuan umum menghasilkan persamaan sebagai berikut.
adalah untuk memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja dan arus G =1,650X1+3,404X2 –0,016ROA+ 0,057.
kas, perusahaan yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna Dimana X1 merupakan working
laporan dalam rangka membuat capital to Total assets, X2 adalah earnings
keputusan – keputusan ekonomi serta before interest and taxes to Total assets
menunjukkan pertanggungjawaban dan ROA adalah net income to total
(stewardship) manajemen atas assets Adapun kriteria metode g-score
penggunaan sumber – sumber daya yang yaitu
dipercayakan kepada mereka dalam 1. LPD dikategorikan dalam keadaan
rangka mencapai tujuan tersebut, suatu bangkrut dengan skor kurang dari
laporan keuangan menyajikan informasi atau sama dengan -0,02 (g ≤ -0,02).
mengenai perusahaan yang meliput: 1) 2. LPD yang dikategorikan dalam
aktiva, 2) kewajiban, 3) ekuitas, 4) keadaan tidak bangkrut adalah lebih
pendapatan, beban termasuk keuntungan dari atau sama dengan 0,01 (g ≥
dan kerugian, 5) arus kas. 0,01). LPD dengan skor di antara
Kinerja keuangan merupakan hasil batas atas dan batas bawah berada
nyata yang dicapai suatu badan usaha pada grey area.
dalam suatu periode tertentu yang dapat Metode x-score dihasilkan oleh
mencerminkan tingkat kesehatan Zmijewski pada tahun 1983 merupakan
keuangan badan usaha tertentu dan hasil riset selama 20 tahun yang ditelaah
dipergunakan untuk menunjukkan ulang. Model ini menghasilkan rumus
dicapainya hasil yang positif. Kinerja sebagai berikut:
keuangan menurut Sawir (2005:6) adalah
untuk menilai kondisi keuangan dan X = -4,3 - 4,5X1 + 5,7X2 – 0,004X3
prestasi perusahaan, analis memerlukan
beberapa tolak ukur yang digunakan Dimana X1 merupakan perbandingan
adalah ratio dan indeks, yang antara laba setelah pajak terhadap total
aktiva, X2 adalah perbandingan total
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

hutang terhadap total aktiva , X3 adalah mana kondisi finansial perusahaan


perbandingan aktiva lancar terhadap harus diperhatikan dengan seksama.
kewajiban lancar Dari hasil perhitungan 3. Jika z > 2,6 maka dideteksi bahwa
rumus ini, diperoleh nilai X-Score yang LPD dalam kondisi sehat (tidak
dibagi dalam dua kriteria yaitu bangkrut).
1. jika x-score bernilai negatif (X < 0),
maka LPD tersebut digolongkan METODE
dalam kondisi yang sehat. Penelitian ini merupakan
2. Jika X-score bernilai positif (X ≥ 0) penelitian deskriptif kuantitatif yang
maka LPD tersebut dapat menggunakan data berupa angka yang
digolongkan dalam kondisi yang tidak berasal dari laporan keuangan Lembaga
sehat atau cenderung mengarah ke Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan
kebangkrutan. Buleleng yang akan dianalisis
menggunakan metode g-score, x-score,
Metode z-score ditemukan oleh Altman.
dan z-score. Dalam penelitian ini
rumus yang digunakan untuk menghitung
menggunakan data sekunder yaitu
z-score untuk perusahaan non-
laporan keuangan tahunan LPD yang
manufacture adalah:
diambil dan dikutip dari data-data yang
Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05X4 sudah ada kemudian diolah dan dianalisis
oleh peneliti.
Dimana X1 adalah net working capital to
total asset ratio, X2 adalah retained
HASIL DAN PEMBAHASAN
earning to total asset ratio, X3 adalah
Hasil
EBIT to total asset ratio, X4 adalah equity
Hasil penelitian ini akan
to total asset ratio. Adapun kriteria metode
membahas mengenai hasil perhitungan
z-score adalah
prediksi kebangkrutan dengan
1. jika z < 1,11 maka dideteksi bahwa menggunakan metode g-score, x-score,
LPD dalam kondisi tidak sehat dan z-score pada LPD di Kecamatan
(bangkrut). Buleleng Tahun 2013-2014.
2. Jika 1,1 < z < 2,6 maka dideteksi LPD
berada pada zona abu (grey area), di
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

Tabel 1 Hasil Perhitungan Metode G-score, X-score, dan Z-score pada LPD di
Kecamatan Buleleng Tahun 2013-2014
2013 2014
No Nama LPD
G-score X-score Z-score G-score X-score Z-score
1 Alapsari 0,59538 0,39582 1,55576 0,57589 0,40897 1,50317
2 Bangkang 0,76316 -1,18971 2,78891 0,70978 -1,27286 2,79222
3 Banyuning 0,56213 0,37941 1,47827 0,71495 0,0363 2,03367
4 Buleleng 0,89709 -0,75931 3,27105 0,87003 -0,71457 3,20621
5 Galiran 0,85653 -3,21396 5,4464 0,75108 -3,11885 5,07055
6 Kalibubuk 0,64942 0,24793 1,73621 0,52668 0,19824 1,24597
7 Nagasepeha 0,85884 -0,45892 2,81842 0,83694 -0,33093 2,729
8 Padang Keling 0,88327 0,17609 1,95949 0,77991 0,20456 1,91749
9 Pemaron 0,64898 -0,00208 2,00983 0,67972 -0,11744 2,19757
10 Penarukan 0,71574 -0,54786 2,5053 0,7661 -0,61001 2,67017
11 Penglatan 0,66163 -0,05316 2,10809 0,7756 -0,36743 2,51414
12 Petandakan 0,76336 -0,00321 2,16431 0,79446 -0,21300 2,22801
13 Poh Bergong 0,63365 0,13726 1,92475 0,65049 0,01678 1,99673
14 Sari Mekar 0,75133 -0,20042 2,4521 0,76667 -0,22597 2,51215
15 Tukad Mungga 0,72203 0,24835 1,81796 0,74634 0,18836 1,8773

Sumber: Data diolah

Setelah melakukan perhitungan terhadap dengan kriteria pada metode g-score, x-


3 alat analisis diatas, maka selanjutnya score, dan z-score untuk menentukan
kita klasifikasikan kondisi LPD sesuai hasil prediksi pada setiap LPD. .

Tabel 2 Hasil Prediksi Metode G-score, X-score, dan Z-score pada LPD di Kecamatan
Buleleng Tahun 2013-2014
2013 2014
No Nama LPD Hasil
G-score X-score Z-score G-score X-score Z-score prediksi
Tidak Tidak Tidak dapat
1 Alapsari bangkrut Bangkrut Grey area bangkrut Bangkrut Grey Area diprediksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2 Bangkang bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut
Tidak Tidak Tidak dapat
3 Banyuning bangkrut Bangkrut Grey area bangkrut Bangkrut Grey Area diprediksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
4 Buleleng bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
5 Galiran bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut
Tidak Tidak Tidak dapat
6 Kalibubuk bangkrut Bangkrut Grey area bangkrut Bangkrut Grey Area diprediksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
7 Nagasepeha bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut
Padang Tidak Tidak Tidak dapat
8 Keling bangkrut Bangkrut Grey area bangkrut Bangkrut Grey Area diprediksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
9 Pemaron bangkrut bangkrut Grey area bangkrut bangkrut Grey Area bangkrut
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
10 Penarukan bangkrut bangkrut Grey area bangkrut bangkrut bangkrut bangkrut
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
11 Penglatan bangkrut bangkrut Grey area bangkrut bangkrut Grey Area bangkrut
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


12 Petandakan bangkrut bangkrut Grey area bangkrut bangkrut Grey Area bangkrut
Poh Tidak Tidak Tidak dapat
13 Bergong bangkrut Bangkrut Grey area bangkrut Bangkrut Grey Area diprediksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
14 Sari Mekar bangkrut bangkrut Grey area bangkrut bangkrut Grey Area bangkrut
Tukad Tidak Tidak Tidak dapat
15 Mungga bangkrut Bangkrut Grey area bangkrut Bangkrut Grey Area diprediksi
Sumber: Data diolah
Setelah melakukan analisa Buleleng tahun 2013-2014. Berdasarkan
terhadap masing-masing metode g-score, hasil analisis penelitian didapat hasil yang
x-score, dan z-score. maka hasil prediksi sesuai dengan teori dan hasil penelitian
dikelompokkan menjadi 3, yaitu: terdahulu. Hasil prediksi menunjukkan
a. Kelompok pertama yaitu kelompok bahwa tidak ada LPD yang diprediksi
dengan hasil prediksi yang sama baik akan mengalami kebangkrutan setelah
itu pada metode g-score, x-score dianalisis dengan menggunakan 3
maupun z-score. LPD yang termasuk metode yaitu metode g-score, x-score,
dalam kelompok pertama ini yaitu: dan z-score. Oleh karena itu LPD di
LPD Bangkang, Buleleng, Galiran Kecamatan Buleleng harus tetap
dan Nagasepeha. Keempat LPD ini mempertahankan kinerjanya.
memperoleh hasil yang sama yaitu Hasil penelitian ini sejalan
diprediksi tidak bangkrut setelah diuji penelitian dari Eta dan Wira (2014) yang
dengan menggunakan metode g- meneliti PT Fast Food Indonesia Tbk
score, x score, dan z-score. menyatakan bahwa kinerja keuangan
b. Kelompok kedua yaitu kelompok pada PT Fast Food Indonesia Tbk
dengan hasil prediksi yang berbeda periode 2008-2012 diklasifikasikan dalam
di setiap metode yang digunakan kondisi tidak bangkrut.
baik itu pada metode g-score, x-
score, maupun z-score. Adapun LPD PENUTUP
yang termasuk dalam kelompok ini Berdasarkan hasil analisis data
yaitu LPD Alapsari, Banyuning, dan pembahasan maka dapat ditarik
Kalibubuk, Padang Keling, Poh kesimpulan penelitian bahwa LPD di
Bergong, dan Tukad Mungga. Kecamatan Buleleng tidak ada yang
c. Kelompok ketiga yaitu kelompok diprediksi mengalami kebangkrutan
dengan menggunakan hasil prediksi setelah dianalisis dengan menggunakan
yang lebih dominan. Adapun LPD metode g-score, x-score, dan z-score.
yang termasuk dalam kelompok ini Berdasarkan hasil penelitian
yaitu LPD Pemaron, Penarukan, dan dari penarikan beberapa kesimpulan
Penglatan, Petandakan, dan Sari di atas maka dapat diajukan beberapa
Mekar. LPD ini memperoleh hasil saran yaitu bagi peneliti yang berminat
yang berbeda setelah dianalisis untuk mendalami bidang teori manajemen
dengan menggunakan metode g- keuangan diharapkan untuk melakukan
score, x-score, dan z-score, namun penelitian lebih lanjut mengenai prediksi
hasil prediksi yang lebih dominan kebankrutan dengan menggunakan
yang digunakan. metode g-score, x-score, dan z-score
Dilihat dari hasil prediksi pada Tabel maupun metode prediksi kebangkrutan
1 dan Tabel 2 diatas, maka LPD di lain pada lembaga keuangan maupun
Kecamatan Buleleng tidak ada yang perusahaan lainnya . Hal ini bertujuan
diprediksi akan mengalami kebangkrutan. untuk mengingatkan akan masalah
keuangan yang membutuhkan
Pembahasan perhitungan serius. Semakin awal
peringatan tersebut, semakin baik bagi
Metode g-score, x-score, dan z-
pihak manajemen untuk segera
score bertujuan untuk memprediksi
melakukan perbaikan-perbaikan demi
kebangkrutan pada LPD di Kecamatan
kelangsungan hidup lembaga keuangan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

maupun perusahaan dimasa yang akan Prihanthini, Dwi Evi Dan Maria Ratna.
datang. Selanjutnya bagi LPD di 2013. Prediksi Kebangkrutan
Kecamatan Buleleng diharapkan mampu Dengan Model Grover, Altman Z-
meningkatkan kinerjanya. Pihak LPD juga Score, Springate Dan Zmijewski
harus menjaga likuiditasnya dalam Pada Perusahaan Food And
memenuhi semua kewajibannya pada Beverage Di Bursa Efek
saat jatuh tempo agar dapat menjaga Indonesia. Denpasar: Universitas
kredibilitas LPD sehingga dapat menarik Udayana
minat para investor dan kreditor.
Republik Indonesia. Undang-Undang
DAFTAR RUJUAKAN Republik Indonesia No.10 Tahun
Fatmawati, Mila. 2012. Penggunaan The 1998 tentang Perbankan.
Zmijewski Model, The Altman Jakarta
Model, dan The Springate Model
Sebagai Prediktor Delisting. Sawir, 2005. Analisis Kinerja Keuangan
Jurnal Keuangan dan Perbankan dan Perencanaan Keuangan
16,hal:56-65. Universitas Perusahaan. PT. Gramedia
Muhammadiyah Metro. PustakaUtama, Jakarta.

Harahap, Sofyan Safri. 2009. Analisis Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja
Kritis atas Laporan Keuangan. Perusahaan. Jakarta : PT
Jakarta: PT. Raja Grafindo Gramedia Pustaka Utama
Persada.
Yuli, Rizki Anggraini.2011.Analisis
Mamduh, M. Hanafi. 2003. Analisa Prediksi Kebangkrutan
Laporan Keuangan. UPP MPP Perbankan Berdasarkan Model
YKPN. Yogyakarta. Altman’s Z-Score Pada Pt.Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Munawir. 2008. Analisa Laporan Jawa Timur: Universitas Jember
Keuangan, Edisi Keempat.
Yogyakarta: Liberty
Yulistiary, Etta Citrawati dan Made Gede
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1998 Wirakusuma. 2014. Analisis
tentang Lembaga Perkreditan Financial Distress dengan
Desa Metode Z-Score Altman,
Springate, Zmijewski. Denpasar:
Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2002 Universitas Udayana.
tentang Lemabaga Perkreditan
Desa
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

Anda mungkin juga menyukai