Anda di halaman 1dari 47

BAB II

NOTARIS DAN PENANAMAN MODAL

A. Notaris

Notaris merupakan jabatan yang sudah ada sebelum zaman penjajahan Belanda

beberapa ratus tahun yang lalu. Pemerintah kolonial Belanda menggunakan jasa

notaris sebagai pencatat transaksi-transaksi dan kegiatan-kegiatan pemerintah

yang dijadikan sebagai pegangan untuk dipergunakan dikemudian hari, sebab

semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat dengan membuat perjanjian-

perjanjian yang semakin rumit, sehingga dibutuhkanlah suatu alat bukti tulis yang

dapat dipergunakan baik ketika perjanjian itu dibuat maupun dimasa yang akan

datang.

Secara kebahasaan notaris berasal dari kata notarius untuk tunggal dan notarii

untuk jamak. Notarius merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat

Romawi untuk menamai mereka yang melakukan pekerjaan menulis. Namun

fungsi notarius pada zaman tersebut berbeda dengan fungsi notaris pada saat ini.22

Lembaga Notaris masuk ke Indonesia pada permulaan abad ke-17 dengan

beradanya Vereenigde Oost Ind. Compagnie (VOC) di Indonesia.23Gubernur

Jenderal di Jacatra (Jakarta sekarang) Jan Pieterszoon Coen 24 menganggap perlu

mengangkat Notaris dalam rangka melayani masyarakat dalam membuat akta

perjanjian, perdagangan, surat wasiat, perkawinan dan akta-akta lainnya yang

dianggap perlu pada pemerintahan Jacatra. Akta-akta tersebut wajib dirahasiakan

22
Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, Perspektif Hukum dan Etika,
(Yogyakarta : UII Press, 2009), hlm. 7-8.
23
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, (Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30 Tahun
2004 Tentang Jabatan Notaris), (Surabaya : Refika Aditama, 2007), hlm. 3.
24
Ibid, hlm. 4.

27
Notaris dari orang-orang yang tidak berkepentingan terhadap informasi tersebut,

hal ini telah diintruksikan oleh pemerintahan terdahulu.

Setelah Indonesia merdeka, 17 Agustus 1945, keberadaan Notaris di Indonesia

tetap diakui berdasarkan ketentuan Pasal II Aturan Peralihan (AP) Undang-

Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu Segala peraturan perundang-undangan yang

ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-

undang dasar ini. Dengan dasar Pasal II Ap tersebut tetap diberlakukan

Reglement op Het Notaris Ambt in Nederlands Indie (Stbl.1860:3).25

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Notaris adalah orang yang mendapat

kuasa dari pemerintah (dalam hal ini Departemen Kehakiman) untuk

mengesahkan dan menyaksikan berbagai surat perjanjian, surat wasiat, akta, dan

sebagainya.26Kuasa dalam hal ini yaitu kewenangan pemerintah melalui Menteri

Kehakiman dan Hak Asasi Manusia untuk mengangkat Notaris sebagai pejabat

yang berwenang untuk membuat berbagai macam akta autentik untuk dijadikan

alat bukti dipersidangan.

Di era sekarang, peraturan mengenai notaris sudah diperbaharui dan diatur

secara tersendiri melalui Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 dan telah

mengalami perubahan menjadi Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Jabatan Notaris. Di dalam peraturan yang baru ini, di jelaskan definisi notaris di

Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yang mengatakan

bahwa Notaris adalah pejabat umum yang berkepentingan untuk membuat akta

25
Ibid, hlm.4
26
Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi Kedua, (Jakarta : Balai Pustaka,1991), hlm. 694.

28
autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-

undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya.27

Ada perbedaan yang signifikan melihat dari berbagai pengertian diatas, dahulu

notaris merupakan pekerja untuk menuliskan suatu akta atau perjanjian yang ada

di dalam masyarakat. Akan tetapi, sekarang jabatan Notaris sudah diatur pada

tatanan hukum positif di Indonesia, untuk dapat diangkat menjadi notaris,

seseorang harus terlebh dahulu melewati beberapa tahapan dan syarat yang telah

ditetapkan di dalam UUJN.

Tahapan dan syarat untuk dapat diangkat menjadi notaris tercantum di dalam

pasal 3 UUJN :28

a. warga Negara Indonesia


b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
c. berumur paling sedikit 27 (dua puluh tujuh tahun
d. sehat jasmani dan rohani
e. berijazah sarjana hukum dan lulusan jenjang strata dua kenotariatan
f. telah menjalani magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai karyawan
Notaris dalam waktu 24 (dua puluh empat) bulan berturut-turut pada kantor
Notaris atas prakarsa sendiri atau atas rekomendasi Organisasi Notaris setelah
lulus strata dua kenotariatan; dan
g. tidak berstatus sebagai pegawai negeri, pejabat negara, advokat, atau tidak
sedang memangku jabatan lain yang oleh undang-undang dilarang untuk
dirangkap dengan jabatan Notaris.

Setelah persyaratan diatas telah terpenuhi, kemudian calon notaris tersebut

harus mengikuti ujian kompetensi kelayakan untuk pengangkatan menjadi notaris

yang diselenggarakan oleh Kementerian Hukum dan Ham, ketentuan ini

berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2017 tentang Ujian Pengangkatan Notaris.

27
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014.
28
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014.

29
Sebelum mengikuti ujian, calon notaris harus terlebih dahulu mendaftar untuk

mengikuti ujian dengan mengisi formulir secara elektronik melalui laman resmi

Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.29 Dalam pengajuan pendaftaran

calon notaris harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Warga Negara Indonesia


b. Berijazah sarjana hukum dan lulusan jenjang strata dua kenotariatan
c. Sudah melaksanakan program magang di kantor notaris paling sedikit 2
(dua) tahun di kantor notaris yang mempunyai masa kerja paling singkat 5
(lima) tahun dan telah menerbitkan paling sedikit 100 (seratus) akta
d. Dalam program magang di kantor notaris telah berpartisipasi dan
dicantumkan namanya paling sedikit pada 20 (dua puluh) akta
e. Tidak berstatus tersangka maupun terdakwa atas tindak pidana
f. Telah lulus ujian kode etik yang diselenggarakan oleh organisasi notaris;
dan
g. Telah menentukan rencana wilayah tempat kedudukan pengangkatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Apabila permohonan diatas diterima dan lulus ujian maka calon notaris dapat

mengajukan pengambilan sumpah oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

untuk kemudian mendapatkan Surat Keterangan pengangkatan sebagai Notaris.

Tentunya tidak hanya persyaratan formalitas yang harus dipenuhi calon notaris,

akan tetapi calon notaris juga harus menyiapkan tempat atau kantor tempatnya

bekerja serta peralatan dan beberapa karyawan untuk membantunya.

Dalam menjalankan jabatannya, Notaris berkewajiban untuk bertindak jujur,

saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait

dalam perbuatan hukum30. Notaris harus bersikap netral, tidak berat sebelah, tidak

membeda-bedakan ras, suka, bangsa, dan agama. Pada intinya, Notaris merupakan

jabatan kepercayaan yang dipercaya oleh pemerintah untuk membuat akta otentik

29
Pasal 9 ayat (3) Permenkumham Nomor 25 Tahun 2017.
30
Pasal 16 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014

30
dan dipercaya oleh masyarakat untuk menangani masalah keperdataan yang

berhubungan dengan alat bukti yang autentik.

Notaris harus dapat menjaga kepercayaan dan wibawanya, baik dalam rangka

menjalankan tugas dan kewajibannya, maupun dalam kehidupan sehari-hari,sebab

notaris perupakan jabatan terpelajar yang bergerak dibidang hukum, mempunyai

nilai intelktual dan keilmuan, tentunya notaris dapat dijadikan contoh bagi

masyarakat melalui kebiasaan dan etika yang baik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Terbitan Balai Pustaka, tahun 1989,

yang dimaksud dengan etika ialah :

a. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan

kewajiban moral.

b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau

masyarakat.31

Dengan syarat calon Notaris harus melalui jenjang strata dua kenotariatan,

berarti calon-calon notaris merupakan orang-orang yang berpendidikan, berarti

calon notaris mempunyai ilmu untuk dapat memahami dan menerapkan etika yang

baik kedalam kehidupan dan pekerjaannya. Etika ini, merupakan sesuatu yang

abstrak yang hanya dapat dirasakan dan dilihat tapi mempunyai dampak yang

signifikan bagi kehidupan notaris. Sebagai contoh apabila tingkah laku notaris

tersebut menyimpang misalnya suka mabuk-mabukan, menipu, dan melakukan

31
CS. Kansil, Christine S.T. Kansil, Pokok-pokok Etika Profesi Hukum, (Jakarta :
Pradnya Paramita, 1997), hlm. 1.

31
tindakan kriminal, maka notaris tersebut dapat dilaporkan ke Majelis Pengawas

Notaris diwilayah tempat kedudukannya untuk dapat segera ditindak.

Di Indonesia, bagi yang melanggar moral dan nilai-nilai etika, seseorang

tersebut dapat dibenci dan dikucilkan oleh masyarakat sebagai sanksi moral atas

perbuatannya. Begitu juga Notaris, yang dalam pekerjaannya menggunakan

lambang negara burung garuda, tentunya dapat mencoreng nama baik negara jika

perilakunya tidak sesuai dengan etika.

Menyangkut etika Notaris, hal ini diatur oleh Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I)

yang merupakan organisasi perkumpulan Notaris yang merupakan satu-satunya

organisasi Notaris yang diakui oleh Pemerintah. Melalui Kongres Luar Biasa

Ikatan Notaris Indonesia yang digelar di Banten pada tanggal 29 – 30 Mei 2015

lahirlah perubahan Anggaran Dasar, Anggaran Dasar Rumah Tangga, dan Kode

Etik Notaris.

Kode Etik Notaris (KEN) mengatur Kewajiban, Larangan dan Pengecualian

yang dapat dijalankan oleh Notaris dalam kehidupannya sehari-hari, baik pada

berpenampilan, berbicara, bertingkah laku baik saat jam kerja maupun diluar jam

kerja segala tindakan notaris harus mencerminkan nilai-nilai yang positif. Bagi

Notaris yang melakukan pelanggaran baik itu melanggar UUJN maupun KEN,

masing-masing di dalam peraturan tersebut sudah ada sanksi.

Untuk dapat menjaga dan mengawasi agar peraturan UUJN dan KEN tersebut

dapat dilaksanakan dengan baik, pemerintah melalui UUJN membentuk Majelis

Pengawas Notaris yang berjumlah 9 (sembilan) orang terdiri atas unsur :32

a. pemerintah sebanyak 3 (tiga) orang;


32
Pasal 67 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014.

32
b. organisasi Notaris sebanyak 3 (tiga) orang; dan

c. ahli/akademisi sebanyak 3 (tiga) orang.

Majelis Pengawas Notaris dibagi menjagi 3 (tiga) tingkatan yaitu

a. Majelis Pengawas Daerah

b. Majelis Pengawas Wilayah

c. Majelis Pengawas Pusat

Majelis Pengawas Daerah berkedudukan di Kabupaten/Kota yang bertugas

mengawasi kinerja notaris diwilayah tersebut, menerima dan memeriksa adanya

dugaan pelanggaran Kode Etik Notaris serta menyampaikan hasil pemeriksaan

terhadap Notaris kepada Majelis Pengawas Wilayah.33

Majelis Pengawas Wilayah adalah Majelis Pengawas yang berkedudukan di

lingkup Provinsi yang bertugas menindaklanjuti laporan atau pengajuan

permohonan tertentu dari Majelis Pengawas Daerah. Sedangkan Majelis

Pengawas Pusat adalah Majelis Pengawas yang berkedudukan di Pusat ibukota

negara yang mempunyai tugas menyelenggarakan sidah untuk memeriksa dan

mengambil keputusan dalam tingkat banding terhadap penjatuhan sanksi dan

penolakan cuti.

Pekerjaan utama notaris yaitu membuat akta otentik yang merupakan hasil

kesepakatan antara 2 (dua) orang atau lebih untuk mengikat diri dalam suatu

hubungan hukum, sehingga dari kesepakatan tersebut lahir hak dan kewajiban

masing-masing pihak. Sepakat bagi mereka yang mengikatkan diri berarti bahwa

kedua subyek yang mengadakan perjanjian itu harus bersepakat mengenai hal-hal

pokok dari perjanjian yang diadakan. Apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu,
33
Pasal 70 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014.

33
juga dikehendaki oleh pihak lainnya.34 Sepakat disini berarti menyetujui segala

hal yang tertuang didalam perjanjian yang telah dibuat beserta kemungkinan

adanya resiko dikemudian hari. Dengan adanya kata sepakat, yang ditandai

dengan penandatanganan pada surat perjanjian oleh masing-masing pihak yang

berkepentingan, para pihak dapat menjalankan aktivitas atau kegiatan yang telah

diperjanjikan, sehingga timbullah hak dan kewajiban diantara mereka.

Kecakapan untuk membuat perjanjian adalah orang yang dianggap telah

mampu untuk melakukan sesuatu perbuatan hukum tertentu dan dapat

mempertanggungjawabkannya. Di kehidupan masyarakat, orang cakap adalah

orang yang telah dewasa baik dari segi umur maupun fikirannya, sehingga dia

mengetahui dan memahami perbuatan yang dilakukan. Menurut pasal 1329

KUHPerdata setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan-perikatan, jika

ia tidak dinyatakan tak cakap. Lebih lanjut oleh undang-undang ditentukan ada

beberapa golongan orang yang dianggap tidak cakap untuk membuat suatu

perjanjian, sebagaimana ditentukan dalam pasal 1330 KUHPerdata yaitu :35

a. Orang-orang yang belum dewasa.

b. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan.

c. Perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang-undang.

Sepakat dan cakap merupakan unsur subyektif dalam perjanjian. Untuk syarat

obyektif ada 2 (dua) hal yang harus dipenuhi, yaitu adanya hal tertentu dan causa

yang halal. Suatu hal tertentu adalah sesuatu (baik berupa barang atau jasa) yang

diperjanjikan di dalam surat perjanjian yang menjadi dasar utama lahirnya suatu
34
Herry Susanto, Peranan Notaris Dalam Menciptakan Kepatutan Dalam Kontrak,
(Yogyakarta : FH UII Press, 2010), hlm. 18-19.
35
Ibid, hlm. 20-21.

34
perikatan. Biasanya, hal tertentu ini identik dengan kebutuhan-kebutuhan dari

masyarakat, seperti barang-barang pokok sembako, rumah tempat tinggal, biaya

pendidikan, kendaraan dan lainnya yang melalui perjanjian disepakatilah terjadi

tukar menukar barang tersebut antara para pihak sesuai kebutuhan masing-masing.

Suatu sebab yang halal adalah sesuatu dari barang atau jasa yang diperjanjikan,

tidak bertentangan dengan hukum. Tidak bertentangan dengan hukum maksudnya,

barang atau jasa tersebut peredarannya tidak dilarang oleh pemerintah yang

peraturannya telah ditetapkan melalui perundang-undangan. Baik itu dari cara

memperolehnya, jenis barang atau jasa itu sendiri yang dilarang. Misalnya,

pemerintah melarang transaksi narkoba melalui Undang-undang Narkotika,

sedangkan A dan B ingin membuat perjanjian jual beli narkoba yang aktanya

dibuat secara autentik dihadapan notaris, sehingga dengan adanya peraturan

pelarangan transaksi barang tersebut, maka dengan sendirinya perjanjian tersebut

batal demi hukum ( tidak pernah dianggap ada).

Para pihak yang telah memenuhi syarat sahnya perjanjian kemudian

mengemukakan maksud dan tujuannya kepada notaris, kemudian notaris

merumuskannya dan menganalisisnya apakah keinginan dari para pihak

bertentangan atau tidak dengan peraturan perundang-undangan. Apabila keinginan

para pihak tersebut tidak bertentangan maka notaris dapat membuatkan akta

otentiknya. Dalam melaksanakan jabatannya, notaris wajib merahasiakan segala

informasi yang diterima dari para pihak kepada semua orang yang tidak tercantum

namanya didalam akta, walaupun adanya permintaan dari pihak kepolisian dan

pengadilan. Pasal 16 ayat (1) huruf f UUJN menyatakan bahwa notaris wajib

35
merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan

yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah jabatan, kecuali

undang-undang menentukan lain.36

Kewajiban notaris untuk merahasiakan informasi dari para pihak ini sering

disebut kewajiban ingkar notaris. Kewajiban ingkar yang diemban notaris ini,

mempunyai tanggung jawab yang sangat besar, pertama notaris bertanggung

jawab terhadap tuhan sebab ia disumpah dengan menggunakan nama tuhan, kedua

bertanggung jawab terhadap negara dan masyarakat, ketiga bertanggung jawab

terhadap kepentingan para pihak.

Jika ternyata notaris sebagai saksi, tersangka, tergugat, ataupun dalam

pemeriksaan oleh Majelis Pengawas Notaris membuka rahasia dan memberikan

keterangan/pernyataan yang seharusnya wajib dirahasiakan, sedangkan undang-

undang tidak memerintahkannya, maka atas pengaduan pihak yang merasa

dirugikan kepada pihak yang berwajib dapat diambil tindakan atas notaris

tersebut.37

B. Investasi

36
Pasal 16 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014.
37
Habib Adjie, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia (Kumpulan Tulisan
tentang Notaris dan PPAT), (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2009), hlm. 7.

36
Istilah investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire (memakai),

sedangkan dalam bahasa Inggris, disebut dengan investment.38 Di dalam kamus

besar bahasa Indonesia investor adalah penanam uang atau modal; orang yang

menanamkan uangnya dalam usaha dengan tujuan mendapatkan keuntungan.39

Para ahli hukum mempunyai pandangan yang berbeda-beda dengan istilah

investasi dan maknanya. Komaruddin memberikan pengertian investasi dalam tiga

arti, yaitu :40

1. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat penyertaan lainnya.

2. Suatu tindakan membeli barang-barang modal.

3. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan di masa

yang akan datang.

Investor asing pada penelitian ini lebih ditekankan pada orang/ badan hukum

yang berperan sebagai subyek hukum yang datang kesuatu negara (dalam hal ini

negara Indonesia) dengan membawa modal baik itu berupa uang, keahlian,

peralatan teknologi, barang-barang yang mempunyai nilai ekonomis untuk

diperjual belikan dalam guna mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Umumnya investasi dikategorikan menjadi dua jenis yaitu real asset dan

financial asset. Real asset ialaha sesuatu yang bersifat berwujud seperti gedung-

gedung, kendaraan dan sebagainya. Sedangkan financial aset keuangan

merupakan dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung pemegangnya terhadap

38
Salim HS, Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta : Rajawali Pers,
2008), hlm.31.
39
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, hlm.386.
40
Amin Bendar, op.cit. hlm. 51.

37
aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut.41Dalam rangka menanamkan

aset ini, seseorang tidak serta merta menanamkannya pada suatu negara, akan

tetapi sebelum menanamkan modalnya, calon investor terlebih dahulu harus

mempunyai skill dibidang investasi, sebab apabila tidak mempunyai keterampilan

tersebut maka kemungkinan besar dapat mengalami kerugian.

Skill dalam dunia investasi yang dimaksud dapat dimulai dari adanya naluri

bisnis dengan kepiawaian melihat peluang dari calon investor dalam membaca

situasi dan perkembangan ekonomi di dunia sekarang ini. Calon investor

diharapkan benar-benar berspekulasi terlebih dahulu terhadap cikal bakal negara

yang akan dimasuki dalam penanaman modal, apakah negara tersebut

perkembangan perekonomiannya baik atau tidak, dan melihat apakah negara

tersebut mempunyai sumber daya alam yang mempuni sehingga berpotensi atas

kemajuan perusahaan yang akan dikembangkan di negara tersebut. Selain itu,

calon investor, harus jeli melihat informasi terkini terhadap pergerakan usaha

terkait bidang usaha yang akan dijalani.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi antara lain

adalah :42

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha untuk
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilihan
perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan
atau harta miliknya tidak merosok nilainya karena digerogoti oleh inflasi.

41
Kamaruddin Ahmad, Dasar-dasar Manajemen Investasi, (Jakarta : Rineka Cipta,
1996), hlm.2.
42
Ibid, hlm.3-4.

38
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak
melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di
masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat
yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

Terkait dengan tujuan seseorang berinvestasi diatas terlihat bahwa tujuan

utama dari investasi yaitu untuk mengamankan harta kekayaan dan menjaga

stabilitas harta kekayaan yang dimiliki sekarang untuk dapat digunakan pada

wkatu yang akan datang, tentunya sebelum seseorang berinvestasi, seseorang

tersebut sudah memiliki harta dan suatu usaha sebagai sumber pendapatannya.

Dalam rangka mengembangkan usaha tersebut investor membidik daerah-daerah

yang berpotensi terhadap perkembangan usahanya, sehingga pendapatannya dapat

meningkat.Hal ini tersebut dapat dilakukan jika calon investor ingin

menginvestasikan modalnya secara Real asset yaitu melalui pendekatan-

pendekatan terhadap pemerintah pusat, masyarakat diwilayah tersebut, serta

seberapa tingginya permintaan atas barang yang akan diproduksi.

Thee Kian Wie, mengumukakan bahwa investor asing ingin menanamkan

modalnya keluar negeri karena beberapa faktor yakni :43

“Pertama, faktor yang terdekat atau utama yag mendorong perusahaan dari
NIB untuk memindahkan modalnya ke luar negeri, karena meningkatnya biaya
lahan dan tenaga kerja di negaranya, akibatnya hasil produksi tidak mempunyai
daya saing. Selain faktor upah, juga dipengaruhi oleh perselisihan perburuhan
yang tidak jarang disertai dengan kekerasan. Kedua, kebijakan pemerintah negara
asal investor. Sikap positif pemerintah NIB terhadap penanaman modal di luar
negeri. Sebagai contoh sejak tahun 1986, pemerintah Taiwan menghapuskan
pengawasan devisa. Hal in berarti mempermudah pengusaha Taiwan untuk
menanamkan modalnya keluar negeri. Demikian juga halnya pemerintah Korea
Selatan mendorong penanaman modal keluar negeri. Selain itu, sejak tahun 1987
pemerintah Korea Selatan mengirim misi pengkaji ke Indonesia untuk
menganalisis lingkungan penanaman modal di Indonesia, dan menyediakan
43
Sentosa Sembiring, Hukum Investasi (Pembahasan Dilengkapi Dengan Undang-
undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal), (Bandung : Nuansa Aulia, 2007),
hlm. 45.

39
informasi bagi para penanam modal prospektif Krea di samping mengorganisasi
pertemuan-pertemuan orientasi mereka yang melakukan penanaman modal di
Indonesia”

Biaya operasional dan bahan baku yang murah merupakan daya tarik yang

sering dilirik oleh investor asing, sebab tingginya upah buruh di negara asal dan

minimnya sumber daya alam, sehingga mendorong investor asing keluar dari

negaranya untuk mengatasi masalah tersebut. Kebanyakan investor asing

membidik negara-negara berkembang yang membutuhkan dana dalam jumlah

besar guna meningkatkan perekonomiannya. Perkembangan perekonomian

dinegara berkembang yang lemak, sering kali dimanfaatkan oleh investor asing

dalam membuat skema peraturan terkait penanaman modal.

Ketertarikan investor asing melakukan investasinya di suatu negara pada

umumnya mengharapkan beberapa hal sebagai jaminan agar aman dan nyaman

dalam operasinya, hal tersebut adalah :44

1. Peraturan-peraturan kebijakan yang tetap/konsisten yang tidak terlalu cepat


berubah dan dapat menjamin adanya suatu kepastian hukum, karena ketiadaan
kepastian hukum akan menyulitkan perencanaan jangka panjang usahanya.
2. Prosedur jaminan yang tidak berbelit-belit. Mengharapkan perizinan diberikan
satu atap (one stop service), dimana koordinasi antara instansi pusat dengan
daerah secara vertikal dan koordinasi antara instansi secara horisontal
dilakukan oleh suatu instansi yang berwenang, sehingga waktu yang diperlukan
dan biaya yang dikeluarkan relatif singkat dan tidak memerlukan biaya tinggi.
Izin tersebut antara lain meliputi pemberian izin untuk menanamkan modalnya
maupun pemberian izin penggunaan tenaga kerja ahli yang diperlukan investor.
3. Jaminan terhadap investasinya serta proteksi hukum hak atas intelektual milik
investor.
4. Sarana dan prasaran yang dapat menunjang terlaksananya investasi dengan
baik, antara lain meliputi komunikasi, pengangkutan perbankan dan
perasuransian.

Peraturan-peraturan yang dibuat melalui perjanjian antara negara (Bilateral

investment) yang akan melakukan kerjasama investasi tersebut, kemudian


44
Amin Bendar, op. cit, hlm.78.

40
direfleksikan ke dalam peraturan perundang-undangan, akan tetapi, kebanyakan

negara-negara maju membuat konsep peraturan yang lebih menguntungkan negara

maju, sebab mereka mengetahui bahwa negara berkembang membutuhkan dana

melalui investor asing untuk meningkatkan perekonomian tanpa melalui pinjaman

/ hutang ke Bank dunia. Keadaan yang seperti inilah acap kali dimanfaatkan oleh

pihak luar, sehingga peraturan yang dibuat pemerintah terkesan mengistimewakan

investor asing dari pada investor dalam negeri.

Salah satu contoh keistimewaan yang diberikan pemerintah melalui Pasal 22

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yaitu

mengenai pemberian jangka waktu Hak Guna Usaha (HGU) yakni 95 (sembilan

puluh lima) Tahun, Hak Guna Bangunan 80 (delapan puluh tahun), Hak Pakai 70

(tujuh puluh tahun) dan ketiga hak tersebut dapat diperpanjang apabila telah habis

jangka waktunya. Pemberian waktu yang cukup lama tersebut, tentunya dapat

menguras habis sumber dana alam yang ada di Indonesia. Jika dibandingkan,

apakah sesuai izin yang sangat lama tersebut dengan kontribusi yang diberikan

kepada masyarakat ?. Ini merupakan salah satu polemik atas keistimewaan bagi

penanam modal.

Selanjutnya, selain aturan diatas, Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 juga

mengaturan pengurusan perizinan perusahaan, bidang usaha, penempatan modal,

ketenaga kerjaan, hak dan kewajiban penanam modal, kelola lingkungan sampai

dengan penyelesaian sengketa apabila terjadi sengketa penanaman modal. Selain

itu, investor juga harus mempelajari iklim ekonomi negara penerima modal

dengan menyesuaikan produk yang akan dipasarkan dinegara tersebut. Pendekatan

41
sosiologis terhadap warga sekitar merupakan hal yang tak kalah penting, apalagi

di negara Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku dan ras, yang

tentunya mempunyai kebiasaan yang berbeda dan turun temurun (hukum adat)

yang harus dihormati.

Berbeda-beda daerah, berbeda juga kebiasaan bagi sekelompok masyarakatnya.

Kaidah-kaidah kepribadian bangsa tersebut adalah jiwa hukum Indonesia, yaitu

jiwa hukum adat, yang kemudian diangkat dan dijelmakan menjadi jiwa hukum

nasional dan dicantumkan dalam UUD 1945.45UUD 1945 merupakan dasar

hukum bangsa Indonesia setelah pancasila, oleh karena itu investor asing yang

ingin berinvestasi di Indonesia harus mengetahui terlebih dahulu hal-hal yang

berkaitan dengan masyarakat sekitar sebelum terjadi permasalahan dikemudian

hari.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal merupakan

peraturan terbaru mengenai penanaman modal. Undang-undag ini adalah

penyatuan dari peraturan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang

Penanaman Modal Asing sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-undang Nomor

1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-undang Nomor 6

Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri

yang di dalamnya diatur peraturan-peraturan bagi penanam modal asing dan

45
Hilman Hadikusuma, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia, Edisi Revisi, (Bandung :
Mandar Maju, 2014), hlm. 3.

42
penanam modal dalam negeri terkait kegiatannya pada penanaman modal di

Indonesia.

Menurut Munir Fuady yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing

(foreign Investment) atau sering disingkat PMA merupakan suatu tindakan dari

orang asing atau badan hukum asing untuk melakukan investasi modal dengan

motivasi untuk berbisnis dalam bentuk apa pun ke wilayah suatu negara

lain.46Sedangkan berdasarkan pasal 1 angka 6 Undang-undang Nomor 25 Tahun

2007 mengatakan bahwa Penanaman modal asing adalah perseorangan warga

negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan

penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.47

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat tarik beberapa garis besar mengenai

investasi asing yaitu :

1. Orang / Badan Hukum berasal dari luar negeri.

2. Modal yang disalurkan murni dari luar negeri

3. Orang / Badan yang mempunyai modal yang keduanya berasal dari luar negeri

yang kemudian ditanamkan dalam bentuk usaha pada suatu negara lain.

Di dalam pasal 5 ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 dikatakan

bahwa Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas

berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara

Republik Indonesia. Meskipun perusahaan investor tersebut sudah ada diluar

negeri, investor tersebut tetap wajib mendirikan perusahaan baru di Indonesia.

46
Ibid, hlm.51
47
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007.

43
Investasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu investasi secara langsung

dan investasi secara tidak langsung. Untuk investasi secara langsung, investor

dalam rangka menginvestasikan modalnya, harus menanamkan modalnya secara

nyata pada suatu wilayah dengan adanya bentuk fisik dari suatu kegiatan usaha

yang berupa gedung, alat-alat produksi, kendaraan, bahan baku, tenaga kerja dan

semua perlengkapan untuk kegiatan produksi tersebut.Sebelum pendirian gedung

dan kegiatan usaha berlangsung, investor harus mengantongi izin terlebih dahulu

dari pemerintah.

Berikut ini petikan 10 dari 1574 bidang usaha yang terbuka bagi investor

bedasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2017 :

No. Kode Judul KBLI Uraian KBLI


KBLI
1. 01111 PERTANIAN Kelompok ini mencakup usaha pertanian
JAGUNG dari kegiatan pengolahan, lahan,
penanaman, pemeliharaan, dan juga
pemanenan dan pasca panen jika menjadi
satu kesatuan kegiatan tanaman serealia
jagung. Termasuk kegiatan pembibitan dan
pembenihan tanaman jagung.
2. 01711 PERBURUAN Kelompok ini mencakup usaha perburuan
DAN dan penangkapan primata dalam rangka
PENANGKAPAN pengendalian populasi dan pelestarian.
PRIMATA Termasuk perburuan dan penangkapan
primata dengan perangkap, penangkapan
primata (mati atau hidup) untuk makanan
bulu, kulit atau untuk penelitian, untuk
ditempatkan dalam kebun binatang atau
sebagai hewan peliharaan. Termasuk
perburuan dan penangkapan primata untuk
diambil organnya. Contohnya kera, monyet
dan primata lainnya.
3. 08912 PERTAMBANGAN Kelompok ini mencakup usaha
FOSFAT penambangan bahan galian fosfat. Kegiatan
pemurnian, sortasi, penghancuran,
pembersihan dan peningkatan kadar bahan
galian fosfat yang tidak dapat dipisahkan

44
secara administratif dari usaha
pertambangan fosfat dimasukkan dalam
kelompok ini.
4. 20125 INDUSTRI PUPUK Kelompok ini mencakup usaha pembuatan
HARA MAKRO pupuk yang mengandung unsur hara makro
SEKUNDER sekunder jenis Ca, Mg, dan S seperti
Kiserit (Mg, S) Oksida Magnio (Mg)
5 42915 PENGERUKAN Kelompok ini mencakup usaha pengerukan
dan pemeliharaan sungai, pelabuhan, rawa,
danau, alur pelayaran, kolam dan kanal,
baik dengan sifat pekerjaan ringan, sedang,
maupun berat. Termasuk pengerukan untuk
pembuatan jalur transportasi air.
6. 47991 PEDAGANG Kelompok ini mencakup usaha
ECERAN perdagangan eceran komoditi makanan dari
KELILING hasil pertanian yang dilakukan dengan cara
KOMODITI menjajakannya berkeliling dan tidak
MAKANAN DARI mempunyai tempat yang tetap atau
HASIL menjualnya mendatangi rumah ke rumah
PERTANIAN masyarakat/langganan.
7. 52293 AKTIVITAS Kelompok ini mencakup usaha pengiriman
EKSPEDISI dan atau pengepakan barang dalam volume
MUATAN KAPAL besar, yang diangkut melalui angkutan laut
(EMKL)
8. 55111 HOTEL BINTANG Kelompok ini mencakup usaha penyediaan
LIMA jasa pelayanan penginapan, makan minum
serta jasa lainnya bagi umum dengan
menggunakan sebagian atau seluruh
bangunan. Usaha ini dikelola secara
komersial serta memenuhi ketentuan
persyaratan sebagai hotel bintang lima
(termasuk lima berlian) yang ditetapkan
dalam surat keputusan instansi yang
membinanya.
9. 64923 PEMBIAYAAN Kelompok ini mencakup usaha yang
KARTU KREDIT kegiatan utamanya melakukan pembiayaan
(CREDIT CARD) dalam transaksi pembelian barang dan jasa
para pemegang kartu kredit . Misal Dinners
International . AMEX.
10. 86902 AKTIVITAS Kelompok ini mencakup kegiatan
PELAYANAN perawatan kesehatan dan pengobatan fisik
KESEHATAN tradisional yang dilakukan oleh dukun,
TRADISIONAL tabib, shinse dan sebagainya.

Sumber : KLBI Tahun 2017

45
C. Penanaman Modal

1. Jenis Penanaman Modal

a. Penanaman Modal Dalam Negeri

Di dalam Pasal 1 angka (5) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman modal dikatakan bahwa Penanaman modal dalam negeri adalah

perseorangan, warga negera Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik

Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negera

Republik Indonesia.48

Kegiatan penanaman modal merupakan salah satu dari investasi yang

dilakukan oleh pemilik modal atau dana dalam jumlah besar yang bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan dari perputaran modal atau dana yang dimiliki. Faktor-

faktor pemilik modal dalam menentukan tempat atau wilayah penanaman modal

sangatlah penting, karena menentukan apakah penanaman modal yang

diinvestasikan nantinya akan berjalan sesuai harapan atau tidak.

Sebelum terjun dibidang penanaman modal, calon penanam modal terlebih

dahulu memperhatikan beberapa hal berikut. Sebelum melakukan penanaman

modal para penanam modal harus terlebih dahulu mengetahui bidang usaha apa

saja yang tertutup dan terbuka bagi penanam modal dan juga memahami peraturan

yang berhubungan dengan penanaman modal.

Setelah memahami bidang usaha didalam penanaman modal dan mengerti

peraturan-peraturan yang terkait calon penanam modal, dalam pembahasan pada

sub bab ini yaitu kegiatan penanaman modal, baik itu Penanaman modal dalam

negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA) berdasarkan Peraturan


48
Pasal 1 angka (5) Undang-Undang nomor 25 Tahun 2007.

46
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha

Terintegrasi Secara Elektronik harus mendaftarkan perizinannya melalui lembaga

Online Single Submission (OSS).

Untuk mewujudkan kegiatan penanaman modal tersebut diperlukan subyek

hukum yang digunakan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan tersebut.

Badan hukum sama dengan orang yang kedudukannya sebagai subyek hukum.

Di negara-negara yang menganut hukum civil law,subyek hukum tidak hanya

manusia akan tetapi ada subyek hukum buatan manusia yang dapat bertindak

selayaknya manusia yang mempunyai hak dan kewajiban yang terbatas, subyek

hukum ini dikenal dengan nama badan hukum. Pada dasarnya badan hukum

adalah suatu badan yang dapat memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban untuk

melakukan suatu perbuatan seperti manusia, memiliki kekayaan sendiri, dan

digugat dan menggugat di depan pengadilan.49 Kendati demikian, badan hukum

ini tidak dapat menjalankan fungsinya tanpa adanya perwakilan dari manusia itu

sendiri sebagai organ pelaksana dari badan hukum tersebut. Sebab, badan hukum

ini hanya hasil rekayasa manusia dalam rangka kegiatan bisnis yang dijalankan.

Seperti halnya manusia badan hukum ini mempunyai nama, organ, anggota,

kepengurusan, harta kekayaan dan dapat melakukan perikatan-perikatan terkait

kegiatan bisnis yang dilakukan oleh pendirinya.

Badan hukum dapat dibentuk oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang atau

lebih dan masing-masing diantaranya menempatkan modal ke dalam badan

hukum tersebut sesuai dengan nilai nominal dan batas-batasan dalam rangka

49
Ridwan Khairandy, Hukum Perseroan Terbatas, (Yogyakarta : FH UII Press, 2014),
hlm. 5.

47
penempatan modal ke dalam badan hukum tersebut yang sesuai dengan peraturan

pemerintah di setiap negaranya. Penempatan harta kekayaan ke dalam badan

hukum merupakan batasan bagi pendirinya atas segala resiko yang mugkin timbul

dalam kegiatan bisnis yang dilakukan dengan mengatasnamakan badan hukum

tersebut, sebab apabila ada permasalahan hukum terkait bisnis yang dijalankan,

maka para pendirinya hanya bertanggung jawab sebatas modal yang ditempat ke

dalam badan hukum yang didirikan. Inilah salah satu keuntungan dibentuknya

peraturan mengenai badan hukum oleh pemerintah bagi masyarakatnya, jadi

apabila pendiri badan hukum tersebut mengalami kebangkrutan, hanya modal

yang ditempatkan pada badan hukum yang dapat disita / dieksekusi pengadilan

tanpa mempengaruhi harta pribadi miliknya.

Badan hukum bukan hal yang baru di dunia bisnis, termasuk di Indonesia. Para

pebisnis yang ingin mengembangkan usahanya harus mempunyai suatu

perusahaan. Di Indonesia mengenai 2 (dua) macam perusahaan yaitu perusahaan

tidak berbadan hukum dan berbadan hukum yang dalam hal ini perseroan terbatas.

Perusahaan tidak berbadan hukum yaitu badan usaha yang didirikan oleh

perorangan atau lebih yang memiliki modal tertentu dan para pihak bertanggung

jawab secara tanggung renteng terhadap badan usaha tersebut. Menurut pasal 1

ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yaitu

Perseroan terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang

merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan

kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan

48
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan

pelaksanaannya50.

Perseroan terbatas merupakan salah satu perwujudan dari subyek hukum selaku

pendukung hak dan kewajiban selain manusia yang disebut dengan badan hukum.

Badan hukum dapat melakukan hubungan hukum dengan subyek hukum lainnya,

baik itu dengan manusia maupun dengan sesama badan hukum. Akan tetapi badan

hukum dalam menjalankan hak dan kewajibannya memerlukan manusia sebagai

perwakilan dari badan hukum tersebut, contohnya yaitu Perseroan Terbatas (PT).

Perseroan terbatas didirikan manusia secara sendiri maupun bersama-sama dengan

cara menghimpun modal yang sebesar-besarnya yang bertujuan untuk

menjalankan suatu yang kemudian dikelola dan diperdagangkan umum untuk

mendapatkan keuntungan.

Pada umumnya orang berpendapat bahwa PT adalah suatu bentuk perseroan

yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan modal perseroan

tertentu yang terbagi atas saham-saham, dalam mana para pemegang saham

(persero) ikut serta dengan mengambil satu saham atau lebih dan melakukan

perbuatan-perbuatan hukum dibuat oleh nama bersama, dengan tidak bertanggung

jawab sendiri untuk persetujuan-persetujuan perseroan itu (tanggungjawab hanya

sebatas pada modal yang disetorkan).51Perseroan terbatas adalah badan hukum

sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 7 ayat (4) Undang-

undang No.40 Tahun 2007 (UUPT) yang berbunyi :

50
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007.
51
C.S.T.Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia,cetakan kedua (Jakarta : PT. Pradnya
Paramita, 1985), hlm. 22.

49
Pasal 1 ayat (1) : Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan, adalah
badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-
undang ini serta peraturan pelaksanaannya.52

Pasal 7 ayat (4) : Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal
diterbitkannya Keputusan Menteri pengesahan badan hukum perseroan.53

Di dalam akta pendirian perseroan terbatas terdapat beberapa persayaratan

yang harus dipenuhi oleh pendiri perusahaan yaitu perseroan didirikan oleh 2

(dua) orang atau lebih dengan menggunakan akta notaris yang dibuat dalam

bahasa Indonesia, setiap pendiri wajib mengambil bagian saham sesuai dengan

modal yang disetorkan pada saat pendiri perseroan tersebut. Memuat anggaran

dasar dan keterangan selengkap-lengkapnya mengenai identitas perseroan,

maksud dan tujuan perseroan, sampai dengan di daftarkan kepada Menteri Hukum

dan Ham oleh Notaris tempat membuat akta pendirian perseroan.Setelah

mendapat pengesahan dari Kementerian, maka sejak tanggal terbitnya surat

pengesahan tersebut perseroan resmi menjadi badan hukum.

Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, perseroan terbatas membutuhkan

organ sebagai alat bagi badan hukum untuk menjalin hubungan hukum dengan

pihak ketiga54, baik itu diluar ataupun di dalam pengadilan. Adapun susunan organ

dan segala kebijakannya diatur di dalam anggaran dasar perseroan. Anggaran

dasar memuat :

1.Nama dan tempat kedudukan perseroan

2.Jangka waktu berdirinya perseroan

52
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007.
53
Azizah, Hukum Perseroan Terbatas ( Malang : Intimedia, 2015), hlm.19.
54
Ridwan Kahirandy, op.cit., hlm. 5.

50
3.Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha

4.Modal perseroan

5.Saham

6.Pengganti surat saham

7.Pemindahan hak atas saham

8.Rapat umum pemegang saham

9.Tempat, pemanggilan dan pimpinan RUPS

10.Kuorum, hak suara dan keputusan RUPS

11.Direksi

12.Tugas dan wewenang direksi

13.Rapat direksi

14.Dewan komisaris

15.Tugas dan wewenang dewan komisaris

16.Rapat dewan komisaris

17.Rencana kerja, tahun buku dan laporan tahunan

18.Penggunaan laba dan pembagian deviden

19.Penggunaan cadangan

20.Ketentuan penutup

Setiap pendiri perseroan yang memasukkan modal berhak memperoleh

bagian saham atas perseroan55 dengan diberikan bukti kepemilikan atas saham.

Dengan adanya saham di dalam perseroan, pemegang saham memiliki hak dan

kewajiban atas perseroan serta mempunyai hak suara pada penyelenggaraan Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS).


55
Pasal 51 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007.

51
Saham terbagi menjadi 2 (dua) yaitu saham “atas nama” dan saham

“tunjuk”.Saham atas nama adalah saham yang dicantumkan nama pemegang atau

pemiliknya sedangkan saham atas tunjuk adalah saham yang tidak mencantumkan

nama pemegangnya. Pada bukti kepemilikan saham atas tunjuk hanya

mencantumkan nilai nominal saham dengan syarat pemegang saham harus

menyetor penuh ke perseroan.56

Akan tetapi masyarakat lebih sering menggunakan bukti kepemilikan saham

atas nama karena berupa sertifikat yang dikeluarkan oleh perseroan yang

bersangkutan atau perusahaan yang diberikan wewenang oleh undang-undang

untuk mengeluarkan sertifikat saham dengan dicantumkan nama dan nominal

saham secara jelas sebagai petunjuk besarnya saham yang dimilik di dalam

perseroan. Bukti kepemilikan saham atas nama dan saham atas tunjuk dapat juga

dipindahtangankan atau dialihkan dengan beberapa cara seperti hibah, jual beli

dan wasiat. Dengan melihat salah satu opsi pengalihan atas saham tersebut yaitu

jual beli atas saham, timbul pertanyaan apakah saham dapat diperjualbelikan ?.

Jual beli saham dapat dilakukan karena saham dikategorikan barang bergerak

menurut Pasal 511 ayat (4) KUHPerdata menyatakan bahwa :

“Bukti saham atau saham dalam persekutuan perdagangan uang, persekutuan


perdagangan atau persekutuan perusahaan, sekalipun barang-barang bergerak
yang bersangkutan dan perusahaan itu merupakan milik persekutuan. Bukit saham
atau saham ini dipandang sebagai barang bergerak, tetapi hanya terhadap masing-
masing peserta saja, selama persekutuan berjalan”.

b. Penanaman Modal Asing

56
Rudi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas Disertai Dengan Ulasan
Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1995, Cetakan Ketiga (Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti,2001), hlm.173-174.

52
Istilah penanaman modal asing merupakan terjemahan dari bahasa Inggris,

foreign investment, sedangkan arti dari modal asing menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia yaitu modal dari bangsa (negara) asing yang ditanam dalam suatu

negara dengan maksud memperoleh keuntungan. Tentunya modal asing ini tidak

datang dengan sendirinya, modal asing ini pasti dimiliki oleh seseorang atau

kekayaan dari perseornagan maupun badan hukum yang digelontorkan dalam

rangka untuk mengembangkan badan hukum tersebut.

Kegiatan mengembangkan usaha melalui orang atau badan hukum dengan

menggunakan modal atau dana dari orang luar negeri Indonesia/asing inilah yang

sering disebut dengan kegiatan penanama modal asing. Istilah Penanaman Modal

Asing (PMA) ini mempunyai pengertian yang berbeda-beda dari beberapa para

ahli hukum.

Menurut Pasal 1 angkat (3) Undang-undang nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal mengatakan Penanaman modal asing adalah kegiatan

menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia

yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing

sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.57

Gejolak perkembangan penanaman modal asing di Indonesia dewasa ini telah

berkembang begitu cepat, melalui globalisasi dan sekarang ini telah masuknya era

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun 2016, serta dengan seringnya

Indonesia menjadi tuah rumah dalam kegiatan-kegiatan berkanca Internasional

seperti beberapa kegiatan kejuaraan olahraga yang diantaranya ASEAN Games,

SEA GAMES, Islamic Solidarity Games (ISG) dan beberapa kegiatan lain
57
Pasal 1 angka (3) Undang-Undang nomor 25 Tahun 2007.

53
berkanca internasional, negara Indonesia terus berbenah, baik dari fasilitas umum,

infrastruktur, ekonomi kecil dan menengah yang mulai tumbuh secara berangsur-

angsur maupun secara langsung dieksplor oleh masyarakat daerah tersebut dengan

mengangkat ciri khas daerah masing-masing.

Kegiatan investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia inilah yang

merupakan penanaman modal asing. Di dalam pasal 1 ayat (3) pengertian

penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha

di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing,

baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan

dengan penanam modal dalam negeri. Melalui perjanjian, investor asing

diperkenankan untuk masuk ke Indonesia, akan tetapi tidak hanya sampai disitu,

masih banyak tahapan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh investor asing.

Disamping itu, melalui pembangunan-pembangunan serta promosi-promosi

diberbagai sektor hasil sumber daya alam yang digalakkan oleh pemerintah daerah

untuk menyambut event-event tersebut, guna menarik daya pikat bagi negara-

negara luar untuk bekerja sama meningkatkan potensi yang ada di Indonesia untuk

menjadikan sumber peningkatan ekonomi diantara kedua negara yang berkerja

sama.

Kekayaan Indonesia yang sangat melimpah merupakan harapan yang besar

bagi setiap pemerintah daerah untuk dapat dieksplor oleh investor asing melalui

penanaman modal, sebab keterbatasan dana, peralatan teknologi yang canggih

serta sumber daya manusia yang menyebabkan sulitnya bagi pemerintah daerah

untuk meningkatkan hasil sumber daya alam secara maksimal. Masuknya

54
penanam modal asing ke Indonesia, mempunyai dampak yang positif bagi

perkembangan suatu daerah, sebab telah diatur ketentuan-ketentuan yang juga

menguntungkan pemerintah daerah dan warganya dalam berkontribusi pada

perusahaan asing.

Bagi investor asing yang ingin berinvestasi di Indonesia, terlebih dahulu negara

asal investor tersebut telah membuat perjanjian Bilateral Investment Treaties

(BITs) dengan Indonesia. Perjanjian ini yaitu perjanjian yang dibuat antara dua

negara yang mengatur mengenai kegiatan investasi. BITs juga memuat aturan-

aturan di antara kedua negara mengenai bagaimana investasi penanaman modal

langsung yang dilakukan oleh warga negara dari suatu negara di negara lain dapat

dilindungi. Biasanya perjanjian ini dibuat oleh negara penanam modal dan negara

penerima modal. Secara teoritis, perjanjian ini mencakup perlindungan arus

investasi dua arah, namun dalam praktiknya hanya berlaku satu arah saja, yaitu

arus investasi dari negara penanam modal ke negara penerima modal.58

Pelaksanaan Penanaman Modal Asing di Indonesia baik yang dilakukan oleh

perorangan maupun badan hukum secara yuridis telah diatur dalam Undang-

undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing. Penanaman

modal asing bisa melalui kerja sama (joint-venture) langsung dengan pemerintah

maupun dengan pemodal dalam negeri.

Joint-venture adalah suatu usaha kerja sama yang dilakukan antara penanaman

modal asing dengan modal nasional semata-mata berdasarkan suatu perjanjian

atau kontrak belaka (kontraktuil), dimana tidak membentuk suatu badan hukum

58
Siti Anisah & Lucky Suryo Wicaksono, Hukum Investasi, (Yogyakarta : FH UII Press,
2017), hlm. 94.

55
baru.59Dengan kata lain, penanam modal asing hanya memberikan besaran dana

yang telah disepakati dengan pengusaha nasional dalam rangka meningkatkan

hasil produksinya dan membagi keuntungan berdasarkan presentasi dari

penanaman modal yang ditempatkan pada perusahaan tersebut.

Dikatakan penanaman modal asing, karena sumber modal yang digunakan

untuk menjalankan usaha dalam rangka mencari keuntungan yang sebesar-

besarnya yang ada disuatu negara tertentu, misalnya di Indonesia berasal dari

negara luar. Di Indonesia, penanaman modal asing tidak harus seluruh dari modal

yang ada disuatu badan usaha berasal dari asing.Sebagaimana dinyatakan di dalam

Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal menyatakan Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal

untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan

oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya

maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.60

Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing (PT.PMA) merupakan suatu

badan usaha yang berbadan hukum dengan menggunakan mekanisme hukum di

Indonesia, yang sebagian atau seluruh modal badan usaha tersebut dimiliki oleh

orang asing / berasal dari negara lain. Ketentuan ini maksudnya, salah satu pendiri

pendiri perseroan terbatas tersebut merupakan orang yang berasal dari negara lain

dan modal yang disetorkan murni berasal dari negaranya.

Berdirinya PT. PMA merupakan salah satu syarat yang ditetapkan dalam

undang-undang penanaman modal bagi orang asing untuk dapat berinvestasi


59
Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2004),
hlm.61.
60
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007.

56
secara langsung di Indonesia. Pada umumnya syarat untuk mendirikan PT. PMA

ini sama dengan pendirian PT. PMDN, yang berbeda hanyalah unsur kepemilikan

modal di dalam perseroan tersebut. PT. PMDN secara keseluruhan modalnya

dimiliki oleh warga negara Indonesia, sedangkan PT. PMA sebagian atau

seluruhnya dimiliki orang asing.

Sebelum diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018

tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik yang

sekarang dikenal dengan Online Single Submission (OSS) penanam modal Asing

yang akan menginvestasikan dana/modalnya di Indonesia harus melalui Badan

Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM) adalah lembaga pemerintah non Departemen Indonesia yang merupakan

perpanjangan tangan dari pemerintah untuk mengurusi perizinan dan mekanisme

penanaman modal di Indonesia, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

BKPM didirikan pada tahun 1973, menggantikan fungsi yang dijalankan oleh

Panitia Teknis Penanaman Modal yang dibentuk sebelumnya pada tahun 1968.

Dengan ditetapkannya Undang-undang tentang Penanaman Modal pada tahun

2007, BKPM menjadi sebuah lembaga Pemerintah yang menjadi koordinator

kebijakan penanaman modal, baik koordinasi antar instansi pemerintah,

pemerintah dengan Bank Indonesia, serta pemerintah dengan pemerintah daerah

maupun pemerintah daerah dengan pemerintah daerah yang bertanggungjawab

langsung kepada Presiden. BKPM juga diamanatkan sebagai badan advokasi bagi

para investor, misalnya menjamin tidak ada ekonomi biaya tinggi.61

61
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Koordinasi_Penanaman_Modal, Akses tanggal 09
Februari 2018.

57
BKPM mempunyai tugas melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan

dibidang penanaman modal berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan.62Seperti instansi-instansi pemerintah lainnya, fungsi-fungsi tersebut

diatas dijalankan sesuai dengan susunan organisasi di dalam badan tersebut.

Adapun susunan organisasi di dalam BKPM yaitu terdiri dari :63

a. Kepala
b. Wakil Kepala
c. Sekretariat Utama
d. Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal
e. Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal
f. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal
g. Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal
h. Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal
i. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
j. Inspektorat
Bentuk pelayanan BKPM yaitu melaksanakan koordinasi kebijakan dan

pelayanan di bidang penanaman modal berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Sebagai penghubung utama antara dunia usaha dan

pemerintah, BKPM diberi mandat untuk mendorong investasi langsung, baik

dalam negeri maupun luar negeri, melalui penciptaan iklim investasi yang

kondusif.

c. Pendaftaran Perizinan Penanaman Modal

Lembaga Online Single Submission (OSS) merupakan lembaga yang baru

disahkan pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang

Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik dalam rangka

mempercepat pelaksanaan usaha termasuk penanaman modal. Sebelumnya para

62
Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007.
63
Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007.

58
penanam modal harus mengurus izin-izin terkait penanaman modal pada Badan

Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan memakan waktu yang cukup

lama. Dengan lahirnya lembaga OSS percepatan pelayanan kepentingan berusaha

dapat terintegrasi dengan cepat.

Lembaga OSS ini merupakan perwujudan dari percepatan pelaksanaan dalam

berusaha yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang

Percepatan Pelaksanaan Berusaha. Percepatan disini merupakan penyatuan tugas

dari beberapa instansi yang berhubungan dengan perizinan yang dijadikan satu.

Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Nomor 91

Tahun 2017 yaitu Satuan tugas adalah satuan tugas yang dibentuk untuk

meningkatkan pelayanan, pengawalan, penyelesaian hambatan, penyederhanaan,

dan pengembangan sistem online dalam rangka percepatan pelaksanaan perizinan

berusaha termasuk bagi usaha mikro, kecil dan menengah setelah mendapat

persetujaan penanaman modal.64

Lembaga OSS dapat diakses oleh perorangan dan badan usaha. Pengaksesan

pada lembaga OSS yaitu untuk membuat akun pelaku usaha untuk kemudian

mendaftarkan badan usahanya untuk kemudian memperoleh berbagai macam

perizinan yang dapat diakses melalui OSS.

Adapun badan usaha yang dapat mengakes OSS ini yaitu :65

a. Perseroan Terbatas

b. Perusahaan Umum

c. Perusahaan Umum Daerah

64
Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017
65
Pasal 6 angka 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018

59
d. Badan hukum lainnya yang dimiliki oleh negara

e. Badan Layanan Umum

f. Lembaga Penyiaran

g. Badan usaha yang didirikan oleh yayasan

h. Koperasi

i. Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap)

j. Persekutuan Firma (vennootschap onder firma) dan

k. Persekutuan Perdata

Langkah-langkah untuk perizinan badan usaha tersebut diatas baik berbentuk

penanaman modal dalam negeri maupun menanaman modal asing keduanya

melalui proses yang sama , yang berbeda jika pelaku usahanya perorangan. Bagi

penanam modal yang baru ingin mendirikan usaha dan belum mempunyai akun

atau user-ID maka penanam modal tersebut terlebih dahulu harus membuat akun

tersebut pada lembaga OSS.

Berikut ini langkah-langkah membuat akun pada OSS untuk badan usaha dan

perorangan :66

a. Badan Usaha

Badan Usaha terlebih dahulu mengurus pengesahan akta pendirian atau

perubahan akta melalui AHU online Khusus untuk perusahaan umum,

perusahaan umum daerah, badan hukum lainnya yang dimiliki oleh negara,

lembaga penyiaran publik, atau badan layanan umum menggunakan dasar

hukum pembentukan, peraturan pemerintah atau peraturan daerah.

66
https://www.oss.go.id/oss/portal/download/f/PedomanIndonesia.pdf, diakses tanggal 26
Oktober 2018.

60
Badan Usaha lalu melakukan pendaftaran di sistem OSS dengan memasukan

Nomor Induk Kependudukan (NIK) Penanggung Jawab Badan Usaha atau

Direktur Utama dan beberapa informasi lainnya pada Form Registrasi yang

tersedia. Dalam hal proses pengurusan perizinan dilakukan oleh pihak lain

seperti Konsultan Hukum dan Notaris, maka data yang diisikan kedalam Form

Registrasi adalah data Penanggungjawab Badan Usaha/Perusahaan. Khusus

untuk Badan Usaha/Perusahaan disarankan menggunakan email perusahaan

untuk aktivasi akun.

Sistem OSS akan mengirimkan 2 (dua) email ke Badan Usaha untuk registrasi

dan verifikasi akun OSS. Email verifikasi berisi user-ID dan password

sementara yang bisa digunakan untuk log-in sistem OSS.

b. Perorangan

Pelaku usaha perorangan mengakses OSS dengan menginput Nomor Identitas

Kependudukan (NIK) dan beberapa informasi lainnya pada Form Registrasi

yang tersedia.

Sistem OSS akan mengirimkan 2 (dua) email ke Pelaku usaha perorangan

untuk registrasi dan verifikasi akun OSS. Email verifikasi berisi user-ID dan

password sementara yang bisa digunakan untuk log-in sistem OSS.

Setelah mempunyai akun, maka pelaku usaha dapat log-in dengan

menggunakan user-ID yang telah dibuat sebelumnya. Tahapan selanjutnya

membuat Nomor Induk Berusaha (NIB), NIB ini dapat digunakan untuk proses

memperoleh izin dasar, seperti izin usaha dan/atau izin komersial, berikut dengan

komitmennya. Bagi badan usaha yang telah berdiri dapat juga digunakan untuk

61
memperpanjang izin, mengembangkan usaha dan mengubah dan/atau

memperbaharui data perusahaan.

NIB merupakan sesuatu yang baru setelah lahirnya lembaga OSS. NIB adalah

identitas pelaku usaha yang diterbitkan oleh lembaga OSS setelah pelaku usaha

melakukan pendaftaran.67NIB ini juga sekaligus berlaku sebagai :

a. Tanda Daftar Perusahaa

b. Angka Pengenal Impor (API), jika pelaku usaha akan melakukan kegiatan

impor

c. Akses kepabeanan, jika pelaku usaha aka melakukan kegiatan ekspor dan/atau

impor.

Pelaku usaha juga dapat memperoleh dokumen pendaftaran lainnya saat

pendaftara NIB yaitu :

a. NPWP Badan atau perorangan, jika pelaku usaha belum memiliki.

b. Surat Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA).

c. Bukti pendaftaran kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

d. Notifikasi kelayakan untuk memperoleh fasilitas fiskal dan/atau.

e. Izin usaha, misalnya untuk izin usaha di sektor perdagangan (Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP).

Khusus bagi perusahaan yang akan menggunakan tenaga kerja asing ada

beberapa persyaratan yaitu :

a. Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Bagi pelaku usaha yang menggunakan tenaga kerja asing , pelaku usaha wajib

menyetujui pernyataan penunjukan tenaga kerja pendamping serta akan


67
Pasal 1 angka 12 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018

62
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (sesuai PERPRES 20/2018) atau

dengan output surat pernyataan.

b. Apabila dalam pemilihan KBLI termasuk dalam daftar bidang usaha yang

terbuka dengan persyaratan tertentu dalam ketentuan Daftar Negatif Investasi

(DNI) yang tercantum dalam lampiran III Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun

2016, maka pelaku usaha wajib menyetujui pernyataan kesediaan untuk

memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam lampiran III Peraturan Presiden

Nomor 44 Tahun 2016, agar dapat melanjutkan proses pendaftaran dalam

sistem OSS.

Pada sistem yang baru diberlakukan pemerintah ini, izin prinsip yang biasanya

harus diperoleh melalui BKPM dengan beberapa persyaratan yang harus dilalui

sebelum mendirikan perusahaan sekarang telah dihapuskan, akan tetapi untuk

izin-izin lainnya seperti :

a. izin lokasi

b. izin lingkungan

c. izin mendirikan bangunan gedung (IMB)

d. Sertifikat Laik Fungsi (SLF)

e. izin usaha

f. izin operasional/komersial

2. Perlakuan Terhadap Penanaman Modal

Di dalam Pasal 6 angka (1) dan (2) Undang-undang nomor 25 Tahun 2007

tentang Penanaman Modal pemerintah memberikan perlakuan yang sama kepada

63
semua penanam modal yang berasal dari negara mana pun yang melakukan

kegiatan penanaman modal di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Perlakuan ini tidak berlaku bagi penanam modal dari suatu

negara yang memperoleh hak istimewa berdasarkan perjanjian dengan

Indonesia.68

Dilihat dari maknanya, perlakuan terhadap penanam modal terbagi menjadi 2

(dua) perlakuan, pertama perlakuan yang sama dan perlakuan hak istimewa.

a. Perlakuan yang sama

Sebelum dibentuknya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal, pemerintah memisahkan atau membedakan antara penanam

modal dalam negeri dan penanam modal asing melalui Undang-undang Nomor 1

Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang

Perubahan dan Tambahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang

Penanaman Modal Dalam Negeri.

Pemerintahan zaman dahulu tidak mengikuti standar perlakuan yang sama

(equality measures) antara investor asing dan investor dalam negeri yang

diterapkan secara Internasional (international minimum standard), sebab

pemerintah dahulu berfikiran bahwa standar perlakuan tersebut lebih

menguntungkan investor asing dan dapat menyisihkan investor-investor dalam


68
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007.

64
negeri. Pada saat itu negara Indonesia yang baru 15 Tahun merdeka menganggap

masuknya penanaman modal asing sebagai ancaman penjajahan dalam bentuk

baru (new colonialism) dalam bidang ekonomi.69

Berbeda dengan pemikirian pemerintah zaman dahulu, pemerintah zaman

sekarang sudah dapat melihat keuntungan-keuntungan yang didapat negara

dengan adanya penanaman modal asing. Melalui penanaman modal asing banyak

membuka lapangan pekerjaan baru, menambah ilmu pengetahuan, mendatangkan

ahli-ahli dan dapat menunjang pendapatan negara melalui perpajakan.

Manfaat lain yang tidak kalah penting, penanaman modal asing tidak

melahirkan utang baru. Selain itu megara penerima tidak perlu merisaukan atau

menghadapi risiko manakala suatu penanaman modal asing yang masuk ke

negerinya tidak mendapatkan profit dari investasi yang ditanam. Meskipun

demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa perjanjian mengenai investasi asing

seringkali tidak menguntungkan bagi sebagian negera berkembang. Untuk itu

kebutuhan akan suatu lembaga multilateral yang menjembatani kepentingan

antara negara-negara maju dengan negara-negara berkembang diperlukan.70

Untuk itulah pemerintah sekarang membuktikan perbedaan pandangannya

dengan pemerintah dahulu melalui pembentukan dan diundangkannya Undang-

undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang didalamnya

pemerintah memberikan perlakuan yang sama dalam hak maupun kewajibannya

baik itu penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing.

b. Hak Istimewa dalam Penanaman Modal71


69
Siti Anisah & Lucky Suryo Wicaksono, op.cit., hlm. 84.
70
Ibid, hlm. 86.
71
Ibid, hlm. 89

65
Hak istimewa diberikan kepada investor yang negaranya melakukan perjanjian

dengan Indonesia. Hak istimewa yaitu hak yang berkaitan dengan kesatuan

kepabeanan, wilayah perdagangan bebas, pasar bersama (common market),

kesatuan moneter, kelembagaan yang sejenisnya, dan perjanjian antara pemerintah

Indonesia dan pemerintah asing yang bersifat bilateral, regional atau multilateral

yang berkaitan dengan hak istimewa tertentu dalam penyelenggaraan penanaman

modal.72

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan

mengatakan kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta

pemungutan bea masuk dan bea keluar. 73 Daerah pabean adalah seluruh wilayah

Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara

diatasnya.

Kepabeanan ini berhubungan dengan perusahaan yang melakukan kegiatan

usaha ekspor dan impor dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh

Undang-undang yang termasuk dalam zona ekonomi ekslusif. Lalu lintas ekspor

impor tersebut juga dikenakan pungutan bea masuk dan keluar dengan tarif yang

telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Wilayah perdagangan bebas merupakan wilayah yang mempunyai lokasi

strategis untuk melakukan perdagangan, terutama wilayah perairan seperti pulau

Batam yang dekat dengan negara tetangga. Kawasan pelabuhan dan perdagangan

bebas atau yang biasa disebut Free Trade Zone (FTZ) ditetapkan pemerintah

72
Penjelasan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007.
73
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

66
berdasarkan UU Nomor 44 Tahun 2007. Free Trade Zone (FTZ) adalah kawasan

yang berada diluar daerah kepabean suatu negara yang daerah tersebut merupakan

daerah komersil yang ditujukan untuk kawasan perdagangan.74

Pasar bersama (common market) adalah suatu kerja sama ekonomi


internasional regional yang beranggotakan negara-negara di suatu kawasan
tertentu yang menghapuskan hambatan perdagangan di antara mereka, serta
menetapkan tingkat tarif bersama terhadap produk-produk yang berasal dari
negara bukan anggota. Kesatuan moneter (monetary union) adalah dua negara
atau lebih dengan mata uang tunggal, atau mata uang yang berbeda memiliki
tingkat saling tukar tetap dipantau dan dikendalikan oleh satu bank sentral (atau
beberapa bank sentral dengan kebijakan moneter yang dikoordinasikan). Kesatuan
moneter ini telah diterapkan oleh European Union yang menggunakan satu ata
uang yakni Euro.75

Keistimewaan investor bukan hanya dari pelayaan mengenai kawasan

serta perdagangan dan infrastruktur saja, akan tetapi pemerintah juga

mempermudah proses perizinan keimigrasian, perpajakan, kerjasama dengan

pananam modal lokal dan izin memperoleh hak atas tanah. Kemudahan-

kemudahan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan investor-investor asing

di Indonesia.

Hak istimewa tersebut diatas tidak diberikan secara cuma-cuma oleh

pemerintah. Negara asal investor terlebih dahulu membuat perjanjian-perjanjian

dengan negara Indonesia dalam konteks penanaman modal. Berikut perjanjian

internasional antara negara-negara investor dengan pemerintah Indonesia untuk

mendapat hak istimewa dari Indonesia.

1. Perjanjian Bilateral (Bilateral Treaties)

74
Khairul Anwar, “Dinamika Pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone) Batam, Jurnal, Vol. 1 (2014), hlm. 2.
75
Siti Anisah & Lucky Suryo Wicaksono, op.cit., hlm.91.

67
Perjanjian bilateral ini memuat aturan-aturan diantara kedua negara mengenai

bagaimana investasi asing langsung yang dilakukan oleh warga negara dari suatu

negara di negara lain dapat dilindungi. Biasanya perjanjian ini dibuat oleh negara

penanam modal dan penerima modal. 76

2. Perjanjian Regional

Perjanjian regional adalah perjanjian sejumlah negara berpartisipasi dan

seringkali tidak terbuka untuk partisipasi dari semua negara. Peserta dari

perjanjian regional ini dibatasi oleh area atau regional tertentu yang mengikat

negara-negara peserta sendiri dan hanya berlaku untuk mereka.77

3. Perjanjian Multilateral

Perjanjian multilateral merupakan sumber hukum internasional yang

membuktikan diterimanya suatu prinsip hukum internasional oleh pihak-pihak

dalam perjanjian. Namun, belum ada perjanjian yang melibatkan banyak negara

secara komprehesif memuat kodifikasi hukum tentang investasi asing.78

3. Kewajiban dan Hak Penanam Modal

Setiap penanam modal mempunyai hak dan kewajiban dalam lalu lintas

kegiatan penanaman modal, peraturan ini tertuang didalam Pasal 14 dan Pasal 15

Undang-undang nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang

menyatakan setiap penanam modal berhak mendapat :79

a. Kepastian hak, hukum, dan perlindungan.

76
Subianta Mandala, “Perjanjian Bilateral di Bidang Investasi”, Majalah Hukum
Nasional, 12 Februari, 2010, hlm. 2.
77
Siti Anisah dan Lucky Suryo Wicaksono, op.cit., hlm. 98.
78
Ibid, hlm. 102.
79
Pasal 14 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007.

68
b. Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya.
c. Hak pelayanan dan.
d. Berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.

Setiap penanam modal berkewajiban :80


a. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
b. Melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan.
c. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan
menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal.
d. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha
penanaman modal dan;
e. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berikut penjelasan mengenai hak dan kewajiban bagi penanam modal yaitu :

A. Kewajiban Penanam Modal81

Kewajiban yang melekat pada setiap penanam modal baik penanam modal

dalam negeri maupun penanam modal asing, semua mempunyai kewajiban yang

sama. Dalam pelaksanaan kegiatannya penanam modal diwajibkan untuk :

1. Menerapkan prinsip tatakelola perusahaan yang baik (Good Coorporate

Govermance) (GCG) Principle, maksudnya setiap proses pengelolaan

yang dilakukan oleh organ perusahaan (RUPS, Komisaris, Direksi dan

seluruh jajaran didalam perusahaan) harus besinergi satu sama lain dalam

rangka mewujudkan maksud dan tujuan perusahaan, sehingga dapat

berjalan dalam jangka waktu yang panjang.

2. Melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan.

Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Respinsibility

(CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi khususnya (namun bukan

hanya) perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,

80
Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007.
81
Siti Anisah & Lucky Suryo Wicaksono, op.cit., hlm.108.

69
karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala

aspek operasional perusahaan.82 CSR berhubungan erat dengan sustainable

development (pembangunan berkelanjutan). CSR ini biaya diperuntukkan

untuk pembangunan insfrastruktur di daerah yang menjadi lokasi / tempat

beroperasinya perusahaan, sebagai timbal balik dari pemberian izin.

3. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikan

kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Laporan kegiatan penanam modal (LKPM) yang memuat perkembangan


penanaman modal dan kendala yang dihadapi oleh penanam modal
disampaikan secara berkala kepada BKPM dan pemerintah daerah yang
bertanggung jawab di bidang penanaman modal. LKPM ditujukan untuk
memantau realisasi investasi dan produksi. LKPM mencakup kegiatan
penanaman modal yang dilakukan perusahaan di setiap lokasi dan bidang
usaha investasi, kecuali bidang usaha perdagangan.
LKPM tersebut disampaikan kepada :83
a. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
b. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(BPMPTSP) Provinsi
c. BPMPTSP Kabupaten / Kota; dan
d. Badan Pengusahaan pada Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas (KPBPB jika lokasi proyek di wilayah KPBPB) atau
Administrator Kawasan Ekonomi Khusus (KEK jika lokasi proyek di
wilayah KEK).

4. Menghormati tradisi dan budaya lokal sekitar lokasi kegiatan usaha

penanaman modal.

Mengingat negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau-

pulau dan mempunyai beraneka ragam suku yang melahirkan bermacam-

macam adat istiadat, kebiasaan, norma-norma, kebudayaan, tradisi, suku

dan warna kulit yang berbeda yang terkadang tidak nyaman dengan

kedatangan orang asing, investor diharapkan tetap menghormati kebiasaan


82
Ibid, hlm. 112.
83
Ibid, hlm. 115.

70
adat tersebut, sehingga masyrakat sekitar tidak terganggu dengan aktivitas

dari perusahaan penanam modal diwilayah mereka.

B. Hak Penanam Modal84

Apabila penanam modal telah melakukan kewajiban-kewajiban yang melekat

padanya penanam modal akan diberikan hak-haknya sebagaimana yang telah

ditetapkan di dalam Undang-Undang diantaranya :

1. Hak mendapatkan kepastian hak, hukum dan perlindungan;

Hak untuk mendapatkan kepastian hak adalah hak penanam modal yang

diberikan oleh pemerintah melalui Undang-Undang Penanaman modal

benar-benar di jamin pelaksanaannya apabila telah menyelesaikan

kewajibannya. Hak untuk mendapat kepastian hukum adalah jaminan

pemerintah terhadap terlaksananya peraturan perundang-undangan yang

menjadi landasan dan /atau acuan bagi penanam modal. Hak mendapatkan

perlindungan merupakan hak dari pemerintah bahwa menjamin keamanan,

kenyamanan, dan perlindungan bagi penanam modal dalam melaksanakan

kegiatannya.

2. Hak mendapatkan informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yag

dijalankannya;

Pemerintah telah membuka akses informasi seluas-luasnya bagi penanam

modal dan juga telah membentuk Badan Koordinasi Penanam Modal

(BKPM) untuk melayani kebutuhan penanam modal. Penanam modal

dapat berkonsultasi di BKPM terkait informasi yang dibutuhkan.


84
Ibid., hlm.117.

71
3. Hak Pelayanan;

Hak pelayanan ini juga diberikan kepada penanam modal dan sebagai

wujud dari pelaksanaannya pemerintah mendirikan BKPM sebagai sarana

untuk melayani penanam modal. Pelayanan tersebut dapat berupat fasilitas

keimigrasian, perizinan, hak atas tanah, mempermudah akses kepada

pemerintah daerah serta mempromosikan wilayah-wilayah yang strategis

untuk melakukan kegiatan penanaman modal.

4. Hak untuk mendapatkan berbagai kemudahan sesuai dengan Undang-

Undang.

Pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan fasilitas kepada

penanam modal yang melakukan kegiatan penanam modal. Fasilitas

tersebut meliputi peluasan usaha dan penanaman modal baru.85

Selain hak-hak penanam modal dapat diterima oleh penanam modal apabila

penanam modal telah melakukan kewajiban-kewajibannya sebagaimana

disebutkan diatas. Dalam rangka menghimpun penanam modal terutama asing

pemerintah tidak hanya memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan,

tapi juga memberikan kemudahan serta fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang

penanam modal. Seperti kemudahan dalam mengalihkan aset untuk melakukan

transfer dan repatriasi dalam valuta asing, yaitu terhadap :86

1. Modal;
2. Keuntungan, bunga bank, deviden, dan pendapatan lain;
3. Dana yang diperlukan untuk :
a. Pembelian bahan baku dan penolong, barang setengah jadi, atau barang
jadi; atau

85
Ibid. Hlm. 118.
86
Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007.

72
b. Penggantian barang modal dalam rangka melindungi kelangsungan
hidup penanaman modal;
4. Tambahan dana yang diperlukan bagi pembiayaan penanaman modal.
5. Dana untuk pembayaran kembali pinjaman;
6. Royalti atau biaya yang harus dibayar;
7. Pendapatan dari perseorangan warga negara asing yang bekerja dalam
perusahaan penanaman modal;
8. Hasil penjualan atau likuidasi penanaman modal;
9. Kompensasi atau kerugian;
10. Kompensasi atas pengambilalihan;
11. Pembayaran yang dilakukan dalam rangka bantuan teknis, biaya yang
harus dibayar untuk jasa teknik dan manajemen, pembayaran yang
dilakukan di bawah kontrak proyek, dan pembayaran hak atas kekayaan
intelektual; dan
12. Hasil penjualan aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Hak-hak lainnya yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

diantaranya :

1. Hak untuk menggunakan tenaga kerja asing

2. Melakukan perluasan usaha

3. Kemudahan pelayanan dan/atau perizinan hak atas tanah seperti :

a. Hak Guna Usaha

b. Hak Guna Bangunan

c. Hak Pakai

4. Kemudahan pelayanan keimigrasian seperti :

a. Pemberian izin tinggal

b. Pemberian alih status izin tinggal

c. Pemberian izin masuk kembali

d. Pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan.

5. Kemudahan pelayanan dan/atau perizinan impor

6. Kemudahan pengurusan izin perusahaan.

73

Anda mungkin juga menyukai