Anda di halaman 1dari 4

PENGOBATAN PASIEN TERKONFIRMASI

COVID-19
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
INDO ASSE TENGNGE,
UPTD PUSKESMAS SKM., M.Adm. Kes.
MANIANGPAJO NIP. 19790421 200502 2
005
1. Pengertian 1. COVID-19 adalah penyakit saluran pernapasan menular yang
disebabkan oleh virus baru SARS CoV-2
2. Yang dimaksud dengan Kasus Terkonfirmasi adalah orang yang
memenuhi kriteria berikut:
a. seorang dengan pemeriksaan laboratorium NAAT positif
b. memenuhi kriteria kasus suspek atau kontak erat dan hasil
pemeriksaan RDT-Ag positif di wilayah sesuai penggunaan
RDT-Ag pada kriteria wilayah B dan C
c. seseorang dengan hasil pemeriksaan RDT-Ag pada kriteria
wilayah C
2. Tujuan Memberikan pelayanan dan pengobatan terhadap pasien terkonfirmasi
COVID-19 sesuai standar
3. Kebijakan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/5671/2021 Tentang Manajemen Klinis
Tatalaksana Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
4. Referensi Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4, Januari 2022
5. Prosedur/ 1. Pasien terkonfirmasi COVID-19 dilakukan triase berdasarkan
Langkah-Langkah derajat keparahan COVID-19 sesuai gejala dan tanda:
a. tanpa gejala (asimtomatik): pasien tidak ditemukan gejala
b. ringan : SpO2 > 95%, RR 12 – 20 kali/menit, disertai gejala
demam, batuk, fatigue, napas pendek, mialgia
c. sedang : SpO2 ≥ 93% dengan udara ruangan disertai napas
cepat (dewasa, RR ≥ 30 kali/menit)
d. berat : SpO2 < 93% dengan udara ruangan
e. kritis : ARDS, sepsis dan syok sepsis, atau kondisi lain yang
membutuhkan alat penunjang hidup seperti ventilator mekanik
atau terapi vasopressor
2. Pasien dengan gejala sedang, berat, dan kritis segera
ditatalaksana sesuai kondisi pasien, termasuk pemberian terapi
oksigen. Kemudian petugas akan segera berkoordinasi dengan PIC
RS tujuan rujukan mengenai kondisi pasien dan ketersediaan
tempat tidur untuk pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut.
3. Pasien tanpa gejala maupun dengan gejala ringan akan segera
dilakukan isolasi dan pemantauan sesuai ketentuan:
a. Isolasi dapat dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing
atau secara terpusat
b. Pemeriksaan awal dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat
untuk menentukan layak tidaknya isolasi mandiri. Kunjungan
berikutnya dapat dilakukan melalui telemedicine.
c. Isolasi dapat dilakukan secara mandiri jika syarat klinis dan
syarat rumah berikut dapat dipenuhi:
 Syarat klinis:
1) Usia < 45 tahun; dan
2) Tidak memiliki komorbid; dan
3) Tanpa bergejala/ bergejala ringan
 Syarat rumah:
1) Dapat tinggl di kamar terpisah; dan
2) Ada kamar mandi di dalam rumah
d. Apabila tidak memenuhi syarat klini dan/atau syarat rumah maka
kasus COVID-19 menjalani isolasi di tempat isolasi terpusat
e. Apabila pasien COVID-19 berusia > 45 tahun maka diberikan
rujukan untuk pemeriksaan lanjutan di poliklinik COVID-19 dan
DPJP dapat menentukan apakah pasien dapat menjalani isolasi
mandiri atau tidak
f. Selama menjalani isolasi mandiri atau terpusat, pasien dipantau
oleh tenaga kesehatan fasilitas kesehatan terdekat.
g. Pasien dapat mendapatkan layanan telemedicine oleh dokter
(faskes yang ditunjuk sebelumnya) berupa konsultasi klinis yang
mencakup:
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisis tertentu melalui audiovisual
 Pemberian anjuran/ nasihat yang dibutuhkan berdasarkan
hasil pemeriksaan penunjang dan/ atau pemeriksaan fisis
tertentu
 Penegakan diagnosis
 Penatalaksanaan dan pengobatan pasien
 Penulisan resep dan/ atau alat kesehatan secara elektronik
 Penerbitan surat rujukan
4. Pemberian terapi farmakologi
a. Bila terdapat penyakit penyerta/komorbid, dianjurkan untuk tetap
melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi
b. Vitamin C, dengan pilihan:
 Tablet vitamin C non acidic 500 mg/ 6-8 jam/ oral selama 14
hari
 Tablet isap vitamin C 500 mg/ 12 jam/ oral selama 30 hari
 Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet/ 24 jam
selama 14 hari
c. Vitamin D dosis 1000 – 5000 IU/ hari selama 14 hari
d. Antivirus diberikan pada pasien dengan gejala ringan
 Favipiravir (sediaan 200 mg), loading dose 1600 mg/ 12 jam/
oral hari ke-1, selanjutnya 600 mg/ 12 jam/ oral pada hari ke-
2 sampai hari ke-5; ATAU
 Molnupiravir (sediaan 200 mg) 800 mg/ 12 jam/ oral selama 5
hari; ATAU
 Nirmatrelvir (150 mg)/ ritonavir (100 mg), nirmatrelvir 2 tab/
12 jam/ oral + ritonavir 1 tab/ 12 jam/ oral, selama 5 hari
e. Obat obat simptomatik diberikan untuk meringankan gejala:
misalnya paracetamol bila demam, maupun obat-obatan lain
sesuai indikasi dan pertimbangan medis dari dokter
5. Kontrol di FKTP terdekat setelah 10 hari isolasi mandiri bagi pasien
yang tidak bergejala, dan bagi yang bergejala ringan ditambah 3
hari isolasi mandiri setelah bebas gejala demam dan gangguan
pernapasan.

6. Bagan Alur
Pasien Terkonfirmasi COVID-19

Triage derajat keparahan


berdasarkan gejala dan tanda

Tanpa Gejala Gejala Ringan Gejala Sedang Gejala Berat


(Asimtomatik) SpO2 > 95% SpO2 ≥ 93% SpO2 < 93%
RR 12–20 x/menit Napas cepat Napas cepat
Demam, batuk, (dewasa: RR (dewasa: RR
lemas, nyeri otot 30 x/menit) 30 x/menit)

Isolasi dan Pemantauan Tatalaksana Awal

Memenuhi syarat klinis dan syarat Koordinasi dengan PIC RS


rumah untuk isolasi mandiri Rujukan

Ya Tidak Rujuk

Isolasi Mandiri Isolasi Terpusat

Tanpa Gejala Pemantauan klinis di FKTP


Vitamin C setelah 10 hari isolasi
Vitamin D mandiri
Terapi
Farmakologi
Gejala Ringan Pemantauan klinis di FKTP
Vitamin C setelah minimal 10 hari
Vitamin D isolasi mandiri ditambah 3
Antivirus
hari bebas gejala
Simptomatik

7. Unit Terkait Poliklinik, UGD, Laboratorium, Apotek,


8. Dokumen Terkait Rekam medis pasien
Buku register laboratorium COVID-19

Anda mungkin juga menyukai